• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN MILITER III - 19 JAYAPURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGADILAN MILITER III - 19 JAYAPURA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADILAN MILITER III - 19 J A Y A P U R A

PUTUSAN

Nomor : 57-K/PM III-19/AD/III/2013

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang bersidang di Jayapura dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : MOHAMAD JUMATI Pangkat/NRP : Kopda/31010789330779

Jabatan : Tayanrad Tuud Ramil 1704-08/Misool Kesatuan : Kodim 1704/Sorong

Tempat tanggal lahir : Serui, 05 Juli 1979 Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat tempat tinggal : Jl. Sapta Taruna RT06 RW IV Km.10 Sorong, Papua Barat

1. Terdakwa ditahan oleh : Dandim 1704/Sorong selama 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal 25 Desember 2012 sampai dengan tanggal 13 Januari 2013 berdasarkan Surat Keputusan tentang Penahanan Sementara Nomor : Kep/140/XII/2012 tanggal 24 Desember 2012.

2 Kemudian diperpanjang sesuai :

a. Surat Keputusan tentang Perpanjangan Penahanan dari Danrem 171/PVT selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal 14 Januari 2013 sampai dengan tanggal 12 Pebruari 2013, Nomor : Kep/01/I/2013 tanggal 16 Januari 2013.

b. Surat Keputusan tentang Perpanjangan Penahanan dari Danrem 171/PVT selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal 13 Pebruari 2013 sampai dengan tanggal 15 Maret 2013, Nomor : Kep/07/II/2013 tanggal 22 Pebruari 2013.

c. Surat Keputusan tentang Perpanjangan Penahanan dari Danrem 171/PVT selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal 16 Maret 2013 sampai dengan tanggal 15 April 2013, Nomor : Kep/11/III/2013 tanggal 13 Maret 2013.

3. Hakim Ketua Pengadilan Militer III-19 Jayapura selama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal 25 Maret 2013 sampai dengan tanggal 23 April 2013 berdasarkan Penetapan tentang Penahanan Nomor : Tap/04/PM.III-19/AD/III/2013 tanggal 25 Maret 2013.

4. Kepala Pengadilan Militer III-19 Jayapura selama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal 23 April 2013 sampai dengan tanggal 12 Juni 2013 berdasarkan Penetapan tentang Perpanjangan Penahanan Nomor : Tap/03/PM.III-19/AD/IV/2013 tanggal 23 April 2013.

5. Kepala Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya selama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal 13 Juni 2013 sampai dengan tanggal 12 Juli 2013

Hal 1 dari 54 hal Putusan Nomor : 57-K/PM.III-19/AD/III/2013

(2)

berdasarkan Penetapan tentang Perpanjangan Penahanan Nomor : Tap/42/PMT.III/AD/VI/2013 tanggal 10 Juni 2013.

PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA tersebut di atas :

Membaca : Berita Acara Pemeriksaan dari Pomdam XVII/Cenderawasih Nomor : BP- 03/A-03/I/2013 tanggal 15 januari 2013.

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Danrem 171/PVT selaku Papera Nomor : Kep/08/III/2013 tanggal 7 Maret 2013.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/50/III/2013 tanggal 20 Maret 2013.

3. Penetapan Kepala Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : Tap/63/PM.III-19/AD/III/2013 tanggal 25 Maret 2013 tentang Penunjukan Hakim.

4. Penetapan Hakim Ketua Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : Tap/66 /PM.III-19/AD/IV/2013 tanggal 2 April 2013 tentang Hari Sidang.

5. Relaas Penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi.

6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/50/III/2013 tanggal 20 Maret 2013 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di sidang serta keterangan-keterangan para saksi di bawah sumpah.

Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa :

a. Terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana :

“Pembunuhan Berencana”

Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana menurut Pasal 340 KUHP.

b. Dan oleh karenanya Oditur Militer memohon agar Terdakwa dijatuhi dengan :

- Pidana Penjara Selama : Seumur Hidup.

- Pidana tambahan : Dipecat dari dinas TNI AD.

c. Alat-alat bukti berupa :

Surat-surat :

(3)

1) 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari RSUD Sorong Nomor : 08/VR/RS/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 atas nama La Amo.

2). 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari RSUD Sorong Nomor : 09/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Udin.

3) 3 (tiga) lembar Laporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor : 10/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Diri.

4) 3 (tiga) lembar Laporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor : 11/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Edy.

5) 3 (tiga) lembar Laporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor : 12/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Jaka.

6) 3 (tiga) lembar Laporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor : 13/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Nuni.

7) 2 (dua) lembar photo para korban.

8) 2 (dua) lembar photo senjata SS1 V3 Nomor Register 93005831, Magazen, 8 butir peluru dan serpihan peluru dari tangan La Amo.

9) 1 (satu) lembar photo long boath.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Barang-barang :

1) (satu) pucuk Senjata laras panjang jenis SS1 V3 Nomor Register 93005831.

2) 1 (satu) buah Magasen SS1 V3.

3) 8 (delapan) butir Munisi SS1 V3 Kaliber 5,56 mm.

Dikembalikan kepada kesatuan Terdakwa.

4) 4 (empat) Serpihan proyektil munisi SS1 V3 yang dikeluarkan dari tubuh korban.

Disita untuk dimusnahkan.

d. Mewajibkan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

e. Agar Terdakwa tetap ditahan.

(4)

2. Pembelaan/Pledoi yang diajukan oleh Terdakwa dan atau Penasehat Hukum kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya :

a. Bahwa unsur kedua “Dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu” telah tidak terbukti secara sah dan meyakinkan dan harus ditolak karena perbuatan Terdakwa seperti tersebut pada halaman 10 s/d 12 Pledoi Penasehat Hukum adalah tidak benar perbuatan-perbuatan Terdakwa yang dikehendaki dan diketahui serta dihayati atau disadari oleh Terdakwa akan akibatnya merupakan tindak pidana, dimana Terdakwa dalam melakukan perbuatannya tersebut, mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan bagaimana perbuatan tersebut akan dilakukan dan akibat dari pembunuhan itu supaya orang lain tidak dengan mudah mengetahui bahwa ia pembunuhnya.

b. Mohon kiranya Majelis Hakim berkenan untuk mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dari diri Terdakwa sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berat ringannya hukuman yang dijatuhkan, antara lain:

c. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa ia menyesali dan menyadari akan kesalahannya, berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, untuk itu Terdakwa mohon dijatuhi pidana yang seringan-ringannya.

3. Tanggapan atas Pembelaan/ Pledooi Penasehat Hukum (Replik) yang diajukan Oditur Militer kepada Majelis Hakim sebagai berikut :

a. Bahwa keberatan Terdakwa terhadap tidak terbuktinya unsur kedua, yaitu “dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu” sangatlah tidak beralasan, karena pendapat Penasehat Hukum Terdakwa tersebut didasari pada fakta-fakta persidangan yang dibuat oleh Penasehat Hukum Terdakwa sendiri, tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terungkap dalam persidangan, sebagaimana Oditur Militer telah menjelaskan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan dalam tuntutannya.

b. Bahwa terhadap pendapat Penasehat Hukum Terdakwa yang menyebutkan jika Terdakwa hanya akan menembak body kapal para korban, tetapi setelah ditembak ternyata timbul korban satu orang meninggal dunia, dianggap sebagai “bukan kesengajaan” sehingga Penasehat Hukum Terdakwa mengatakan Terdakwa tidak sengaja membunuh Sdr. La Tula. namun Penasehat Hukum Terdakwa tidak berani menjelaskan terhadap terbunuhnya 4 (empat) korban selanjutnya yang ditembak oleh Terdakwa. Padahal Oditur Militer menuntut dan membuktikan Pasal 340 KUHP-lah yang telah terbukti. Sehingga pendapat dan

(5)

keberatan Penasehat Hukum Terdakwa tersebut tidaklah benar dan harus ditolak.

c. Bahwa terhadap pendapat Penasehat Hukum Terdakwa mengenai tidak terbuktinya “perencanaan,” Oditur Militer berpendapat bahwa pendapat Penasehat Hukum Terdakwa tersebut hanyalah mengada-ada saja dan tidak dapat diterima, sebab Penasehat Hukum Terdakwa mendasari pada fakta-fakta persidangan yang dibuat-buat sendiri oleh Penasehat Hukum Terdakwa, tidak sesuai fakta yang sebenarnya terungkap dalam persidangan. Fakta yang terungkap dalam persidangan adalah pada sekitar pukul 18.00 Wit, saat Terdakwa telah melihat adanya korban meninggal dunia akibat tembakan senjata dari Terdakwa,sejak saat itu lah Terdakwa merasa ketakutan, sehingga Terdakwa mulai berpikir untuk menghilangkan bukti-bukti yang ada, terutama untuk menghilangkan teman-teman dari korban yang telah meninggal tersebut. Untuk itu, Terdakwa mulai melakukan tindakan-tindakan antara lain dengan menyuruh para korban untuk turun dari kapalnya dan mengikat satu persatu untuk kemudian pada sekitar pukul 20.00 Wit, Terdakwa menembaki para korban tersebut, sehingga 4 (empat) orang lagi meninggal dunia sedangkan 2 (dua) orang lainnya selamat dan hanya tertembak di bagian kanan tangannya.

d. Bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa untuk menghilangkan barang bukti dan bukti-bukti yang ada dari mulai pukul 18.00 Wit sampai dengan pukul 20.00 Wit adalah perbuatan-perbuatan yang benar-benar telah dipikirkan oleh Terdakwa, dan Terdakwa mempunyai waktu yang cukup, yaitu dari pukul 18.00 Wit sampai dengan pukul 20.00 Wit, untuk memikirkannya. Oleh karena itu, unsur “perencanaan” memang telah terbukti, sehingga keberatan Terdakwa yang disampaikan melalui Penasehat Hukum harus ditolak.

e. Bahwa terhadap keberatan Terdakwa mengenai faktor-faktor lain yang patut diperhatikan, pada dasarnya Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat “agar faktor-faktor yang meringankan pada diri Terdakwa dan kesalahan dari para korban yang melakukan pengeboman di laut, agar dipertimbangkan untuk memperingan tuntutan hukuman bagi Terdakwa.” Hal ini adalah diluar pokok perkara pidana yang didakwakan dan dituntutkan terhadap terdakwa. Yang jelas Oditur Militer tetap berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tidak dibenarkan secara hukum dan sangat bertentangan dengan peri kemanusiaan, sehingga Terdakwa harus diberi hukuman yang sesuai dengan perbuatannya. Untuk itu, keberatan Terdakwa tersebut, harus ditolak.

f. Berdasarkan tanggapan Oditur Militer tersebut di atas, maka Oditur Militer berpendapat bahwa Pledoi Terdakwa yang disampaikan melalui Penasehat

(6)

Hukumnya adalah tidak benar, oleh karena itu harus ditolak. Untuk itu, Oditur Militer memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menolak Pledooi dari Terdakwa dan menyatakan dakwaan dan tuntutan Oditur Militer adalah benar, untuk kemudian Majelis Hakim memutus perkara ini sesuai dengan tuntutan Oditur Militer.

4. Penasehat Hukum/Terdakwa tidak mengajukan Duplik/tanggapan Terhadap Replik Oditur Militer kepada Majelis Hakim, dan menyampaikan Penasehat Hukum tetap pada Pembelaan/Pledooinya.

Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut diatas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut :

Primer :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat seperti tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Kamis tanggal dua puluh bulan Desember tahun dua ribu dua belas sekira pukul 18.00 sampai dengan 20.00 Wit, atau di waktu-waktu lain, pada suatu waktu pada tanggal dua puluh bulan Desember tahun dua ribu dua belas atau setidak-tidaknya pada bulan Desember tahun dua ribu dua belas,bertempat di perairan sekitar pulau Papan Distrik Misool Utara Kabupaten Raja Ampat atau tempat-tempat lain, setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer III-19 Jayapura, telah melakukan tindak pidana sebagai berikut :

“Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu, menghilangkan nyawa orang.”

Yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2001melalui Pendidikan Secata di Rindam XVII/Trikora (sekarang Cenderawasih) dan lulus dilantik dengan pangkat Prada, lalu ditugaskan di Yonif 752/VYS, kemudian, setelah mengalami beberapa kali kenaikan pangkat, pada tahun 2011 dipindahkan ke Kodim 1704/Sorong sampai dengan sekarang dan ditempatkan di Koramil 1704-08/Misool, dengan pangkat terakhir Praka NRP. 31010789330779.

b. Bahwa Terdakwa mengakui, pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 18.00 sampai dengan 20.00 Wit di perairan sekitar pulau Papan distrik Misool Utara Kabupaten Raja Ampat, Terdakwa telah menembak tujuh orang nelayan dengan korban meninggal dunia sebanyak lima orang dan dua orang lainnya selamat, hanya terkena tembakan di tangan.

c. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2012 sekira pukul 06.00 Wit, Terdakwa mengambil senjata jenis SS1 V3 Nomor Register 93005831 beserta magazennya yang telah

(7)

terisi 20 (dua puluh) butir peluru, dari dalam kamar Danramil 1704-08/Misool (Saksi-7) tanpa seijin Saksi-7. Saat itu Terdakwa disuruh Saksi-7 untuk membersihkan kamar Saksi-7, dimana Saksi-7 saat itu sedang pergi ke kota.

d. Bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 16.00 Wit, Terdakwa bersama dengan Sdr. Mustar Ngediho (Saksi-3), Sdr. Arif Bafadal (Saksi-4) dan Sdr. Ali Ngediho (Saksi-5), memancing di perairan Waigama antara pulau Papan dan pulau Gosok. Setelah sekian lama memancing, Terdakwa dan para Saksi tersebut mendengar suara ledakan bom ikan sebanyak empat kali, lalu Terdakwa menyuruh Saksi-3 menghidupkan perahu (Body Jonson) mendekati ke arah suara bom tersebut, dan sekira pukul 18. 00 Wit, saat melihat kapal yang ditumpangi Terdakwa datang, kapal bom tersebut melarikan diri dan dikejar oleh kapal yang ditumpangi Terdakwa, setelah berjarak kurang lebih 20-30 meter, Terdakwa mengeluarkan tembakan peringatan ke atas sebanyak tiga kali sambil berteriak supaya kapal bom tersebut berhenti, namun kapal bom tersebut membalasnya dengan melemparkan bom ikan ke arah kapal Terdakwa sebanyak satu kali sambil terus menjauh.

e. Bahwa kemudian Terdakwa berteriak “Kalau tidak berhenti, saya akan tembak body (kapal) kasih tenggelam!” namun kembali kapal bom tersebut melempar bom ikan ke arah kapal Terdakwa sebanyak satu kali, sehingga Terdakwa langsung menembak ke arah body kapal bom tersebut sebanyak tiga kali hingga salah satunya mengenai kepala salah satu penumpangnya atas nama Sdr. La Tula (anak dari Sdr. La Nuni/Juragan kapal bom) dan meninggal dunia.

f. Bahwa posisi Terdakwa pada saat menembak peringatan ke udara adalah berdiri, sedangkan pada saat menembak bodi kapal bom dengan berjongkok, bersandar ke kapal, keadaan laut tidak begitu berombak dan hari sudah agak gelap, dengan jarak antar kapal kurang lebih 20-30 meter.

g. Bahwa setelah melihat ada satu orang korban meninggal dunia, Terdakwa merasa takut dan panik, serta ingin menghilangkan Saksi-Saksi (orang dalam kapal bom) dan barang bukti kapal bom, sehingga timbul niat dalam hati dan pikiran Terdakwa untuk menghabisi semua sisa orang yang ada di atas kapal bom tersebut, dengan cara menyuruh supaya kapal bom ke pinggir pantai di pulau Papan dan orang-orang yang ada di atas kapal bom tersebut berenang ke pantai, namun hanya empat orang saja (Sdr. La Udin (Saksi II), Sdr. La Jaka, Sdr. La Edi dan Sdr. La Diri) yang berenang ke pantai di pulau Papan lalu berdiri berjejer ke belakang dengan jarak kurang lebih 10 meter dari Terdakwa, sedangkan dua orang lainnya, yaitu Sdr. La Amo (Saksi-1) dan Sdr. La Nuni, tetap di atas kapalnya, sehingga Terdakwa berteriak lagi supaya dua orang yang masih di atas kapal segera merapat ke pantai

(8)

sambil menembak orang yang berdiri paling depan (Sdr. La Jaka) hingga jatuh ke laut, lalu ke dua orang tersebut berenang ke pantai dan bergabung dengan empat orang rekannya berdiri.

h. Bahwa kemudian Terdakwa menyuruh Saksi-3 bersama Saksi-5 untuk pulang ke pulau Gayang, memberitahukan mereka pulang agak lama, tinggal Terdakwa bersama 4 di tempat kejadian, lalu Terdakwa menyuruh Saksi-4 untuk mengambil tali dan diserahkan kepada Sdr. La Nuni untuk mengikat tangan ke lima anak buahnya.

i. Bahwa tidak lama kemudian, sekira pukul 20.00 Wit, Saksi-3 dan Saksi-5 datang, lalu Terdakwa mengarahkan senter ke arah Sdr. La Nuni yang berdiri di pantai, menyamping dari anak buahnya, dan dari jarak kurang lebih 6 (enam) meter, Terdakwa menembak dada Sdr. La Nuni dan Sdr. La Edi sampai terjatuh ke laut, sehingga ke empat anak buah juragan kapal bom lainnya (Saksi-1, Saksi-2, Sdr. La Nuni dan Sdr. La Jaka) langsung melompat ke dalam air laut dan menghilang dengan cara menyelam.

j. Bahwa karena para korban menghilang dengan cara menyelam, Terdakwa langsung lari menuju long boathnya dan menyuruh Saksi -3 menghidupkan mesinnya, lalu menggunakannya untuk mengitari perairan pulau Papan sambil Terdakwa terus melepaskan tembakan ke perairan dimana semula para korban berdiri, sehingga warna air pantai menjadi merah darah, karena para korban tertembak, yaitu antara lain Saksi-1 terserempet peluru di tangan kanan dan Saksi-2 terkena tembakan dibagian pertengahan tulang lengan tangan kanan hingga tembus. Namun saat itu Terdakwa tidak melihat mayat/jenasah yang ditemukan oleh karena hari sudah gelap dan mengira semua sudah meninggal dunia.

k. Bahwa setelah mengira semua sudah meninggal dunia, kemudian Terdakwa menyuruh 3, 4 dan Saksi-5 agar merapat ke kapal korban untuk digandeng dengan kapal Saksi-3 dan dibawa ke tengah laut lepas, sekitar dua jam perjalanan, lalu Terdakwa mengikat di bagian kaki mayat korban Sdr. La Tula dengan karung yang telah diisi batu dan menenggelamkannya ke dalam laut. Kemudian Terdakwa melobangi kapal korban dengan linggis yang ada di kapal tersebut supaya bocor dan tenggelam, ketika kapal bom mulai tenggelam, Terdakwa beserta para Saksi meninggalkan kapal korban.

l. Bahwa ternyata ada dua orang korban yang selamat dari tembakan Terdakwa, yaitu Saksi-1 dan Saksi-2 yang berenang dan menyelam ke daratan serta memperhatikan perbuatan Terdakwa pada saat menembaki ke para korban hingga menyeret kapal korban, lalu setelah Terdakwa pergi untuk menenggelamkan kapal koran, Saksi-1 dan Saksi-2 kembali ke tempat kejadian penembakan, dan menemukan serta memindahkan jasad Sdr. La Nuni dan Sdr. La Edi ke daratan. Sebelumnya, Saksi-2 melihat Sdr. La Jaka berjalan dan masuk ke hutan. Selanjutnya Saksi-1 bersama

(9)

Saksi-2 dengan menggunakan perahu kecil pergi ke pulau Kafiau dan bertemu dengan Nelayan, lalu Saksi-1 dan Saksi-2 diantar sampai di pelabuhan Karembo, untuk selanjutnya pulang menuju pulau Buaya, untuk selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke petugas Polisi yang ada di pulau Buaya dan kepada Sdr. Hambali selaku Ketua Kerukunan Keluarga Buton (Kepala Suku), lalu Saksi dan Saksi-2 diantar berobat dan dirawat serta di visum di RSUD Sorong.

m. Bahwa Terdakwa melakukan perbuatannya tersebut untuk menghilangkan Saksi mata dan barang bukti penembakan yang mengakibatkan satu orang tewas di atas kapal dengan luka tembak di kepala, dan empat orang di pantai sekitar pulau Papan.

n. Bahwa setelah melakukan penembakan terhadap para nelayan tersebut, sisa munisi utuh yang dibawaTerdakwa tinggal delapan butir, jadi Terdakwa telah menembakan munisinya sebanyak dua belas butir dalam peristiwa tersebut, karena sebelumnya Terdakwa tidak pernah menembakan munisinya.

o. Bahwa pada saat kejadian, Terdakwa menggunakan celana panjang loreng, kaos putih dan sepatu cat warna putih dengan menyandang satu pucuk senjata laras panjang jenis SS1 V3 Nomor Register 93005831 beserta magazennya yang telah terisi 20 (dua puluh) butir peluru.

p. Bahwa perbuatan Terdakwa yang menembaki para korban tersebut mengakibatkan dua orang mengalami luka tembak dibagian tangan dan lima orang meninggal dunia, yaitu :

1) Saksi-1 Sdr. La Amo mengalami luka di tangan kanan karena terserempet peluru dari tembakan Terdakwa, sesuai Visum Et Repertum dari RSUD Sorong Nomor 08/VR/RS/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 atas nama La Amo.

2) Saksi-2 Sdr. La Udin mengalami luka tembak dibagian pertengahan tulang lengan tangan kanan hingga tembus, sesuai Visum Et Repertum dari RSUD Sorong Nomor : 09/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Udin.

3) Sdr. La Diri meninggal dunia sesuai Laporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor 10/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Diri.

4) Sdr. La Edy meninggal dunia sesuaiLaporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor 11/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Edy.

(10)

6) Sdr. La Nuni meninggal dunia sesuaiLaporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor 13/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Nuni.

7) Sdr. La Tula meninggal dunia dan jasadnya hingga saat ini belum diketemukan karena telah ditenggelamkan ke laut oleh Terdakwa.

Subsidair :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat seperti tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Kamis tanggal dua puluh bulan Desember tahun dua ribu dua belas sekira pukul 18.00 sampai dengan 20.00 Wit, atau di waktu-waktu lain, pada suatu waktu pada tanggal dua puluh bulan Desember tahun dua ribu dua belas atau setidak-tidanya pada bulan Desember tahun dua ribu dua belas, bertempat di perairan sekitar pulau Papan Distrik Misool Utara Kabupaten Raja Ampat atau tempat-tempat lain, setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer III-19 Jayapura, telah melakukan tindak pidana sebagai berikut :

“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang”

Yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2001 melalui Pendidikan Secata di Rindam XVII/Trikora (sekarang Cenderawasih) dan lulus dilantik dengan pangkat Prada, lalu ditugaskan di Yonif 752/VYS, kemudian, setelah mengalami beberapa kali kenaikan pangkat, pada tahun 2011, dipindahkan ke Kodim 1704/Sorong sampai dengan sekarang dan ditempatkan di Koramil 1704-08/Misool, dengan pangkat terakhir Praka NRP. 31010789330779.

b. Bahwa Terdakwa mengakui, pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 18.00 sampai dengan 20.00 Wit di perairan sekitar pulau Papan distrik Misool Utara Kabupaten Raja Ampat, Terdakwa telah menembak tujuh orang nelayan dengan korban meninggal dunia sebanyak lima orang dan dua orang lainnya selamat, hanya terkena tembakan di tangan.

c. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2012 sekira pukul 06.00 Wit, Terdakwa mengambil senjata jenis SS1 V3 Nomor Register 93005831 beserta magazennya yang telah terisi 20 (dua puluh) butir peluru, dari dalam kamar Danramil 1704-08/Misool (Saksi-7) tanpa seijin Saksi-7. Saat itu Terdakwa disuruh Saksi VII untuk membersihkan kamar Saksi-7, dimana Saksi-7 saat itu sedang pergi ke kota.

d. Bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 16.00 Wit, Terdakwa bersama dengan Sdr. Mustar Ngediho (Saksi-3), Sdr. Arif Bafadal (Saksi-4) dan Sdr. Ali Ngediho (Saksi-5), memancing di perairan Waigama antara

(11)

pulau Papan dan pulau Gosok. Setelah sekian lama memancing, Terdakwa dan para Saksi tersebut mendengar suara ledakan bom ikan sebanyak empat kali, lalu Terdakwa menyuruh Saksi-3 menghidupkan perahu (Body Jonson) mendekati ke arah suara bom tersebut, dan sekira pukul 18. 00 Wit, saat melihat kapal yang ditumpangi Terdakwa datang, kapal bom tersebut melarikan diri dan dikejar oleh kapal yang ditumpangi Terdakwa, setelah berjarak kurang lebih 20-30 meter, Terdakwa mengeluarkan tembakan peringatan ke atas sebanyak tiga kali sambil berteriak supaya kapal bom tersebut berhenti, namun kapal bom tersebut membalasnya dengan melemparkan bom ikan ke arah kapal Terdakwa sebanyak satu kali sambil terus menjauh.

e. Bahwa kemudian Terdakwa berteriak “Kalau tidak berhenti, saya akan tembak body (kapal) kasih tenggelam!” namun kembali kapal bom tersebut melempar bom ikan ke arah kapal Terdakwa sebanyak satu kali, sehingga Terdakwa langsung menembak ke arah body kapal bom tersebut sebanyak tiga kali hingga salah satunya mengenai kepala salah satu penumpangnya atas nama Sdr. La Tula (anak dari Sdr. La Nuni/Juragan kapal bom) dan meninggal dunia.

f. Bahwa posisi Terdakwa pada saat menembak peringatan ke udara adalah berdiri, sedangkan pada saat menembak bodi kapal bom dengan berjongkok, bersandar ke kapal, keadaan laut tidak begitu berombak dan hari sudah agak gelap, dengan jarak antar kapal kurang lebih 20-30 meter.

g. Bahwa setelah melihat ada satu orang korban meninggal dunia, Terdakwa menyuruh supaya kapal bom ke pinggir pantai di pulau Papan dan orang-orang yang ada di atas kapal bom tersebut berenang ke pantai, namun hanya empat orang saja Saksi-2, Sdr. La Jaka, Sdr. La Edi dan Sdr. La Diri) yang berenang ke pantai di pulau Papan lalu berdiri berjejer ke belakang dengan jarak kurang lebih 10 meter dari Terdakwa, sedangkan dua orang lainnya, yaitu Saksi-1 dan Sdr. La Nuni, tetap di atas kapalnya, sehingga Terdakwa berteriak lagi supaya dua orang yang masih di atas kapal segera merapat ke pantai sambil menembak orang yang berdiri paling depan (Sdr. La Jaka) hingga jatuh ke laut, lalu ke dua orang tersebut berenang ke pantai dan bergabung dengan empat orang rekannya berdiri.

h. Bahwa kemudian Saksi-3 bersama Saksi-5 pergi mencari bahan bakar untuk kapal, tinggal Terdakwa bersama Saksi-4 di tempat kejadian, lalu Terdakwa menyuruh Saksi-Saksi-4 untuk mengambil tali dan diserahkan kepada Sdr. La Nuni untuk mengikat tangan ke lima anak buahnya.

i. Bahwa tidak lama kemudian, sekira pukul 20.00 Wit, Saksi-3 dan Saksi-5 datang, lalu Terdakwa mengarahkan senter ke arah Sdr. La Nuni yang berdiri di pantai, menyamping dari anak buahnya, dan dari jarak kurang lebih 6 (enam) meter, Terdakwa menembak dada Sdr. La Nuni dan Sdr. La Edi sampai terjatuh ke laut, sehingga ke

(12)

empat anak buah juragan kapal bom lainnya ( Saksi-1, Saksi-2, Sdr. La Nuni dan Sdr. La Jaka) langsung melompat ke dalam air laut dan menghilang dengan cara menyelam.

j. Bahwa karena para korban menghilang dengan cara menyelam, Terdakwa langsung lari menuju long boathnya dan menyuruh Saksi III menghidupkan mesinnya, lalu menggunakannya untuk mengitari perairan pulau Papan sambil Terdakwa terus melepaskan tembakan ke perairan dimana semula para korban berdiri, sehingga warna air pantai menjadi merah darah, karena para korban tertembak, yaitu antara lain Saksi-1 terserempet peluru di tangan kanan dan Saksi-2 terkena tembakan dibagian pertengahan tulang lengan tangan kanan hingga tembus. Namun saat itu Terdakwa tidak melihat mayat/jenasah yang ditemukan oleh karena hari sudah gelap dan mengira semua sudah meninggal dunia.

k. Bahwa setelah mengira semua sudah meninggal dunia, kemudian Terdakwa menyuruh 3, 4 dan Saksi-5 agar merapat ke kapal korban untuk digandeng dengan kapal Saksi-3 dan dibawa ke tengah laut lepas, sekitar dua jam perjalanan, lalu Terdakwa mengikat di bagian kaki mayat korban Sdr. La Tula dengan karung yang telah diisi batu dan menenggelamkannya ke dalam laut. Kemudian Terdakwa melobangi kapal korban dengan linggis yang ada di kapal tersebut supaya bocor dan tenggelam, ketika kapal bom mulai tenggelam, Terdakwa beserta para Saksi meninggalkan kapal korban.

l. Bahwa ternyata ada dua orang korban yang selamat dari tembakan Terdakwa, yaitu Saksi-1 dan Saksi-2 yang berenang dan menyelam menuju ke daratan,lalu memperhatikan perbuatan Terdakwa pada saat menembaki para korban hingga menyeret kapal korban, lalu setelah Terdakwa pergi untuk menenggelamkan kapal korban, Saksi-1 dan Saksi-2 kembali ke tempat kejadian penembakan, dan menemukan serta memindahkan jasad Sdr. La Nuni dan Sdr. La Edi ke daratan. Sebelumnya, Saksi-2 melihat Sdr. La Jaka berjalan dan masuk ke hutan. Selanjutnya Saksi-1 bersama Saksi-2 dengan menggunakan perahu kecil pergi ke pulau Kafiau dan bertemu dengan Nelayan, lalu Saksi-1 dan Saksi-2 diantar sampai di pelabuhan Karembo, untuk selanjutnya pulang menuju pulau Buaya, untuk selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke petugas Polisi yang ada di pulau Buayadan kepada Sdr. Hambali selaku Ketua Kerukunan Keluarga Buton (Kepala Suku), lalu Saksi-1 dan Saksi-2 diantar berobat dan dirawat serta di visum di RSUD Sorong.

m. Bahwa setelah melakukan penembakan terhadap para nelayan tersebut, sisa munisi utuh yang dibawaTerdakwa tinggal delapan butir, jadi Terdakwa telah menembakan munisinya sebanyak dua belas butir dalam peristiwa tersebut, karena sebelumnya Terdakwa tidak pernah menembakan munisinya.

(13)

n. Bahwa pada saat kejadian, Terdakwa menggunakan celana panjang loreng, kaos putih dan sepatu cat warna putih dengan menyandang satu pucuk senjata laras panjang jenis SS1 V3 Nomor Register 93005831 beserta magazennya yang telah terisi 20 (dua puluh) butir peluru.

o. Bahwa perbuatan Terdakwa yang menembaki para korban tersebut mengakibatkan dua orang mengalami luka tembak dibagian tangan dan lima orang meninggal dunia, yaitu :

1) Saksi-1 Sdr. La Amo mengalami luka di tangan kanan karena terserempet peluru dari tembakan Terdakwa, sesuai Visum Et Repertum dari RSUD Sorong Nomor 08/VR/RS/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 atas nama La Amo.

2) Saksi-2 Sdr. La Udin mengalami luka tembak dibagian pertengahan tulang lengan tangan kanan hingga tembus, sesuai Visum Et Repertum dari RSUD Sorong Nomor 09/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Udin.

3) Sdr. La Diri meninggal dunia sesuaiLaporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor 10/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Diri.

4) Sdr. La Edy meninggal dunia sesuaiLaporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor 11/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Edy.

5) Sdr. La Jaka meninggal dunia sesuaiLaporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor 12/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Jaka.

6) Sdr. La Nuni meninggal dunia sesuaiLaporan Autopsi dari RSUD Sorong Nomor 13/VR/RS/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 atas nama La Nuni.

7) Sdr. La Tula meninggal dunia dan jasadnya hingga saat ini belum diketemukan karena telah ditenggelamkan ke laut oleh Terdakwa.

Berpendapat : Bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam :

Primer : Pasal 340 KUHP. Subsidair : Pasal 338 KUHP

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa mengakui telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya.

(14)

Menimbang : Bahwa di dalam persidangan Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukumnya yaitu :

1. Mayor Chk Satar M. Hutabarat, S.H. NRP 11960010670469. 2. Kapten Chk Jhoni Sosang, S.H. NRP 11060006210681. 3, Letnan Satu Chk Nur Pratomo W. W, S.H. NRP 11100005591084.

berdasarkan Surat Perintah dari Kepala Kumdam XVII/Cenderawasih Nomor : Sprin/68/III/2013 tanggal 25 Maret 2013 dan Surat Kuasa khusus dari Terdakwa kepada Tim Penasihat Hukum tanggal 26 Maret 2013.

Menimbang : Bahwa Para Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :

Saksi-1 : Nama lengkap : La Amo. Pekerjaan : Nelayan.

Tempat tanggal lahir : Buton, 17 Maret 1983. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Jln. Kambia RT. 001 RW. 003 Kel/Desa Raam Kecamatan Sorong Kepulauan.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Terdakwa.

2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2012 sekira pukul 21.00 Wit, Saksi bersama keenam rekannya, yaitu atas nama Sdr. La Nuni, Sdr. La Tula (anak Sdr. La Nuni) umur 13 tahun, Sdr. La Udin (Saksi-2), Sdr. La Jaka, Sdr. La Edi dan Sdr. La Diri, pergi mencari ikan menggunakan kapal bermesin tempel 3 (tiga) buah, masing-masing 40 PK.

3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 09.00 Wit tiba di sekitar perairan pulau Waigama dan Sdr. La Nuni langsung melempar ke laut satu buah bom ikan ukuran botol bir kecil, namun tidak menghasilkan ikan. Selanjutnya, kapal Saksi mengitari perairan pulau Papan sekira pukul 11.15 Wit, Sdr. La Nuni kembali melempar ke laut bom ikan ukuran botol bir kecil dan lemparan kedua baru menghasilkan ikan sebanyak 10 (sepuluh) ember ukuran 25 kg, Sore Harinya, pada saat Saksi bersama rekan-rekan sedang memunguti ikan yang masih tercecer di laut, sekira pukul 18.00 Wit Terdakwa beserta 3 (tiga) orang rekannya datang mendekati kapal Saksi sehingga kapal Terdakwa dan Saksi berjarak 20-30 M dan pada saat itu Terdakwa membawa senjata api laras panjang, namun Saksi tidak tau jenisnya.

4. Bahwa melihat kedatangan Terdakwa tersebut, Saksi langsung membantu Sdr. La Edi menghidupkan mesin

(15)

kapal untuk melarikan diri, namun Terdakwa langsung mengeluarkan tembakan sebanyak tiga kali ke udara sambil berteriak “Lompat! Lompat!”, tapi Saksi bersama rekan-rekan Saksi hanya diam saja, tiba-tiba terdengar suara tembakan lagi sebanyak tiga kali yang mengenai badan kapal satu kali, mesin kapal satu kali hingga mesinnya langsung mati dan satu lagi mengenai dahi Sdr. La Tula (anak Sdr. La Nuni) sampai Sdr. La Tula meninggal dunia ditempat.

5. Bahwa melihat anaknya meninggal dunia, Sdr. La Nuni berteriak ke Terdakwa “Sa pu anak, Sa pu anak su kena tembak bapak!” Namun Terdakwa terus berteriak “Lompat sudah! Lompat sudah!” sehingga Saksi-2, Sdr. La Jaka, Sdr. La Edi dan Sdr. La Diri langsung melompat masuk ke dalam air berenang ke pantai, sedangkan Saksi dan Sdr. La Nuni sempat mengurus jenazah Sdr. La Tula, membungkusnya dengan karpet dan meletakan di atas bak penampungan ikan, tiba-tiba Terdakwa marah dan berteriak lagi “Lompat sudah! Mari Lompat!” sambil Terdakwa membuang dua kali tembakan dan salah satunya diarahkan ke Sdr. La Jaka yang sudah berada di pantai mengenai perut hingga tembus pinggang kiri, sehingga membuat Saksi langsung melompat ke air dan berenang ke pantai, sedangkan Sdr. La Nuni menggunakan perahu kecil/Kole-kole menuju pantai.

6. Bahwa sesampainya di pantai, Saksi dan rekan-rekan Saksi disuruh untuk melepas baju oleh Terdakwa, lalu Terdakwa juga menyuruh dua orang rekan Terdakwa untuk pergi namun Saksi tidak mengetahui tujuannya, selanjutnya Terdakwa menyuruh Sdr. La Nuni untuk mengikat tangan Saksi, Saksi-2, Sdr. La Edi, Sdr. La Diri dan tangan Sdr. La Nuni sendiri menggunakan tali pengikat perahu kecil/kole-kole lalu Saksi bersama rekan-rekan Saksi direndam dalam air laut, sedangkan Sdr. La Jaka masih di air dalam keadaan sudah meninggal dunia karena kehabisan darah.

(16)

Terdakwa lari menuju long boathnya dan menghidupkan mesinnya, lalu menggunakannya untuk mengitari perairan pulau Papan tempat Saksi menyelam sambil Terdakwa terus melepaskan tembakan ke dalam air dimana salah satu pelurunya menyerempet tangan kanan Saksi dan satu lagi mengenai Saksi-2 dibagian pertengahan tulang lengan tangan kanan hingga tembus.

8. Bahwa selanjutnya Saksi melihat Terdakwa dibantu tiga orang rekannya, menarik kapal Saksi yang didalamnya masih ada jenazah Sdr. La Tula, kearah tengah laut dan selanjutnya Saksi tidak tahu apa yang dilakukan oleh Terdakwa dan ketiga rekannya terhadap kapal Saksi dan jenasah Sdr. La Tula.

9. Bahwa setelah Saksi lolos dari tembakan Terdakwa dan Terdakwa pergi, Saksi bersama Saksi-2 sempat kembali ke tempat kejadian penembakan dan memindahkan jasad Sdr. La Nuni dan Sdr. La Edi kedaratan, selanjutnya Saksi bersama Saksi-2 dengan menggunakan perahu kecil pergi ke pulau Kafiau dan bertemu dengan Nelayan, lalu Saksi dan Saksi-2 diantar sampai di pelabuhan Karembo, untuk selanjutnya pulang menuju pulau Buaya.

10. Bahwa sesampainya di Pulau Buaya, Saksi dan Saksi-2 melaporkan kejadian tersebut ke petugas Polisi yang ada di pulau Buaya, namun Saksi dan Saksi-2 hanya disarankan untuk berobat terlebih dahulu ke RSUD Sorong, namun Saksi dan Saksi-2 tidak berobat, melainkan melaporkan kejadian tersebut kepada Sdr. Hambali selaku Ketua Kerukunan Keluarga Buton (Kepala Suku), lalu Saksi dan Saksi-2 diantar berobat dan dirawat serta di visum di RSUD Sorong, sedangkan Sdr. Hambali selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Polisi.

11. Bahwa pada saat kejadian, Saksi melihat Terdakwa menggunakan celana panjang loreng, kaos putih dan sepatu cat warna putih dengan menyandang satu pucuk senjata laras panjang, namun Saksi tidak mengetahui jenis dan kaliber senjata yang dibawa Terdakwa.

12. Bahwa akibat kejadian tersebut, Saksi mengalami luka di tangan kanan karena terserempet peluru dari tembakan Terdakwa, Saksi-2 mengalami luka tembak dibagian pertengahan tulang lengan tangan kanan hingga tembus, lima orang rekan Saksi meninggal dunia dan jasad Sdr. La Tula hingga saat ini belum diketemukan.

Atas keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian, keterangan yang disangkal :

- Perlawanan/pengejaran cukup lama sekitar 1 jam dan melempar bom 2 (dua) kali.

- Tembakan bukan diarahkan keorang tetapi ke Body Kapal.

Atas sangkalan tersebut, Saksi tetap pada keterangan semula.

(17)

Saksi-2 : Nama lengkap : La Udin. Pekerjaan : Nelayan.

Tempat tanggal lahir : Buton, 31 Desember 1984. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Pulau Buaya, Papua Barat.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa, namun Saksi mengetahui ciri-ciri Terdakwa, melihat pada waktu kejadian, yaitu dengan kulit hitam, dan Saksi tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Terdakwa.

2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2012 sekira pukul 21.00 Wit, Saksi bersama enam rekan Saksi, yaitu atas nama Sdr. La Nuni (Juragan perahu), Sdr. La Jaka, Sdr. La Edi, Sdr. La Diri, Sdr. La Tula dan Sdr. La Amo (Saksi-1), berangkat dari pulau Buaya, mencari ikan menggunakan kapal bermesin tempel 3 (tiga) buah, masing-masing 40 PK menuju pulau Papan, pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 09.00 Wit, Saksi bersama enam rekan Saksi melanjutkan kegiatan mencari ikan di sekitar perairan pulau Senyum, namun tidak mendapatkan ikan. Kemudian dilanjutkan di perairan pulau Papan dan baru mendapatkan ikan sekira pukul 18.00 Wit, selesai memunguti ikan dan saat Sdr. La Nuni menarik jangkar kapal, Saksi melihat ada perahu dari belakang kapal mendekat ke kapal Saksi sampai berjarak sekitar 30-47 meter, lalu Sdr. La Edi berusaha menghidupkan mesin kapal dan berusaha menjauh, kemudian Terdakwa membuang tembakan sebanyak tiga kali ke udara sambil berteriak “Saya Babinsa dari Kecamatan, kamu semua lompat dari perahu !” Namun Saksi bersama enam rekan Saksi tidak ada yang melompat ke laut, kemudian Terdakwa menembak lagi ke arah perahu Saksi dan mengenai Sdr. La Tula (anak Sdr. La Nuni) hingga Sdr. La Tula meninggal dunia, kemudian Saksi memberitahu Sdr. La Nuni dan Sdr. La Nuni langsung mengangkat jasad anaknya dan berteriak kepada Terdakwa “Bagaimana saya punya anak ini, dia sudah mati!” Tetapi Terdakwa tetap menyuruh Saksi bersama rekan-rekan Saksi untuk melompat ke dalam laut, lalu Saksi bersama Sdr. La Jaka, Sdr. La Edi dan Sdr. La Diri melompat ke dalam laut dan disuruh berenang ke darat.

(18)

tersebut, Saksi-1 langsung melompat dan berenang ke pantai, sedangkan Sdr. La Nuni menggunakan perahu kecil/Kole-kole menuju pantai, lalu Saksi-1 dan Sdr. La Nuni disuruh membuka bajunya oleh Terdakwa.

4. Bahwa setelah Sdr. La Nuni dan Saksi-1 bergabung bersama Saksi dan Sdr. La Jaka, Sdr. La Edi dan Sdr. La Diri, Terdakwa menyuruh dua orang rekannya pergi, lalu mengatakan “Saya membawa petugas yaitu Tentara 2(dua) orang dan Polisi 1 (satu) orang, agar kamu aman, selamat pulang ke Sorong, selanjutnya Terdakwa menyuruh satu orang temannya yang tinggal untuk memotong tali yang ada di perahu kecil dan diserahkan kepada Sdr. La Nuni, lalu Sdr. La Nuni disuruh Terdakwa untuk mengikat tangan Saksi, Saksi I, Sdr. La Edi, Sdr. La Diri dan tangan Sdr. La Nuni sendiri. Setelah diikat, sambil menunggu dua orang teman Terdakwa kembali, Saksi bersama Saksi-1, Sdr. La Edi, Sdr. La Diri dan Sdr. La Nuni yang dalam keadaan terikat tangan, direndam dalam air laut, sedangkan Sdr. La Jaka masih di air dalam keadaan sudah meninggal dunia.

5. Bahwa sekira pukul 21.00 Wit dua orang rekan Terdakwa datang kembali, Terdakwa berbicara dengan teman-temannya, namun Saksi tidak mendengar apa yang dibicarakannya, setelah selesai, Saksi beserta Saksi-1, Sdr. La Edi, Sdr. La Diri dan Sdr. La Nuni disuruh berbalik menghadap ke arah laut, setelah itu Saksi bersama dengan Saksi-1 Sdr. La Edi, Sdr. La Diri dan Sdr. La Nuni disuruh berbalik lagi, menghadap ke depan Terdakwa, lalu Terdakwa menyenter kearah Sdr. La Nuni sambil berkata “Juragan!” sambil Terdakwa menembak ke arah Sdr. La Nuni sampai jatuh ke laut. Melihat hal tersebut, Saksi beserta Saksi-1, Sdr. La Edi dan Sdr. La Diri berusaha melepaskan tali yang mengikat di tangan dan langsung berenang ke perahu, kemudian Terdakwa menyenter Saksi dan teman-teman Saksi sambil Terdakwa menembakan senjatanya ke air dimana Saksi dan teman-teman Saksi menyelam. Pada saat Terdakwa menyenter ke air, Saksi berusaha menyelam dan berusaha menjauh dari perahu menuju daratan. Setelah tiba di daratan Saksi naik ke atas pohon kayu besar tiba-tiba tangan kanan Saksi terasa sakit mengeluarkan darah, ternyata terkena tembakan dari Terdakwa saat masih didalam air.

6. Bahwa kemudian, dari atas pohon tersebut, Saksi melihat Terdakwa menggunakan perahunya untuk mengitari perairan tempat kejadian sambil menyenter teman-teman Saksi yang menyelam, Terdakwa terus melepaskan tembakan ke perairan, lalu Saksi melihat Terdakwa menyeret kapal Saksi ke tengah lautan lepas. Setelah Terdakwa pergi jauh, Saksi turun dari pohon dan berjalan dipinggir pantai, lalu Saksi melihat Sdr. La Diri berjalan ke hutan, selanjutnya Saksi bertemu dengan Saksi-1 dan Sdr. La Nuni, dan Sdr. La Nuni mengatakan tidak kuat lagi

(19)

seraya minta diurut pinggangnya dan minta dicarikan kelapa, lalu Saksi dan Saksi-1 berusaha mencari kelapa tetapi tidak dapat. Sewaktu Saksi dan Saksi-1 kembali, Sdr. La Nuni sudah meninggal dunia. Selanjutnya Saksi dan Saksi-1 mengangkat jenasah Sdr. La Nuni dan Sdr. La Edi ke daratan setelah itu, Saksi dan Saksi-1 bersembunyi di dalam hutan sambil menunggu bulan gelap, dan setelah menunggu sekitar dua jam, Saksi dan Saksi-1 menggunakan kapal kecil ke tengah laut sampai tidak bisa mendayung lagi, hanya diam saja di atas kapal, keesokan paginya ditemukan nelayan setempat dan diantar ke pulau Doom. Dan dari pulau Doom tersebut, Saksi dan Saksi-1 pulang ke pulau Buaya dan melaporkan ke Kapospol pulau Buaya, selanjutnya Saksi dan Saksi-1 dibawa ke Polres Sorong untuk di visum di RSUD Sorong dan Saksi beserta Saksi-1 mendapat perawatan di RSUD Sorong tersebut.

7. Bahwa pada saat kejadian, Saksi melihat Terdakwa menggunakan celana panjang loreng dan kaos putih dengan membawa satu pucuk senjata laras panjang, namun Saksi tidak mengetahui jenis dan kaliber senjata yang dibawa Terdakwa.

8. Bahwa akibat kejadian tersebut, Saksi mengalami luka tembak dibagian pertengahan tulang lengan tangan kanan hingga tembus, Saksi-1 mengalami luka di tangan kanan karena terserempet peluru dari tembakan Terdakwa dan lima orang rekan Saksi meninggal dunia, diantaranya Sdr. La Tula yang jasadnya hingga saat ini belum diketemukan.

Atas keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian, keterangan yang disangkal :

- Terdakwa memakai pakaian kaos warna ungu bukan warna putih.

Atas sangkalan Terdakwa tersebut Saksi tetap pada keterangan semula.

Saksi-3 : Nama lengkap : La Diana Buton.

Pangkat/NRP : Sertu NRP. 31960257080575. Jabatan : Babinsa Ramil 1704-08/Misool. Kesatuan : Kodim 1704/Sorong.

Tempat tanggal lahir : Pastabulu, 14 Mei 1975. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Mess Koramil 1704-08/Misool kampung Waigama Distrik Misool Utara Kab. Raja Ampat, Papua Barat, sekarang di Asrama Kodim Sorong.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

(20)

2. Bahwa Saksi mengetahui telah terjadi penembakan yang dilakukan Terdakwa terhadap 7 (tujuh) orang nelayan disekitar pulau papan kampung Waigama distrik Misal Utara Kab. Raja Ampat yang mengakibatkan 5 (lima) orang Nelayan meninggal dunia tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 18.00 Wit dari Kasdim melalui radio pada tanggal 22 Desember 2012 yaitu 2 (dua) hari setelah kejadian.

3. Bahwa saat Terdakwa pergi ke pulau papan Terdakwa tidak meminta ijin kepada Saksi Terdakwa hanya menyampaikan akan pergi memancing dan Saksi tidak mengetahui bila Terdakwa saat itu membawa senjata api.

4. Bahwa di Ma Koramil 1704-08/Misool terdapat 2 (dua) pucuk senjata infentaris jenis SS1 V3, 1 (satu) pucuk disimpan oleh Saksi didalam kotak kayu yang berada di Mes yang Saksi tempati 1 (satu) pucuk disimpan Danramil didalam lemari pakaian rumah dinas Danramil.

5. Bahwa Terdakwa selama ini tinggal bersama Danramil di Rumah Dinas, saat itu Danramil sedang tidak ada ditempat karena pergi untuk latihan menembak di Kodim Sorong.

6. Bahwa Saksi tidak mengtahui bagaimana Terdakwa bisa mengambil senjata api yang berada di dalam lemari pakian milik Danramil.

7. Bahwa sepengetahuan Saksi senjata api yang ada di dalam lemari Dan Ramil jenis SS1 Nomor Reg 93005831 dengan bekal pokok tiap Magazen 20 (dua puuh) butir peluru.

Atas keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi-4 : Nama lengkap : Nasarudin Umasugi. Pangkat/NRP : Kapten Inf/626437.

Jabatan : Danramil 1704-08/Misool. Kesatuan : Kodim 1704/Sorong.

Tempat tanggal lahir : Falabisahaya, 10 Juli 1967. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Asrama Kodim 1704/Sorong, Jln. Danau Toba Puncak Cenderawasih Sorong, Papua Barat.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2002 saat sama-sama dinas di Yonif 752/VYS dan pada tahun 2011, saat Saksi menjabat sebagai Danramil 1704-08/Misool, Terdakwa masuk menjadi anggota Koramil 1704-08/Misool, jadi dalam hubungan antara atasan dengan bawahan, dan tidak mempunyai hubungan keluarga.

(21)

2. Bahwa Saksi berangkat dari Koramil 1704-08/Misool tanggal 7 Desember 2012 menuju Sorong guna untuk mengikuti latihan menembak di Kodim 1704/Sorong, Saksi kembali ke Koramil 1704-08/Misool pada tanggal 21 Desember 2012 dengan dijemput oleh Sertu La Diana Buton (Saksi-3) di kampung Waigama.

3. Bahwa pada saat dijemput tersebut, Saksi mendapat laporan dari Saksi-3, jika Saksi-3 mendengar dari Kasdim 1704/Sorong lewat radio tentang adanya penembakan di pulau Papan yang mengakibatkan 4 (empat) orang tewas, selanjutnya Saksi segera menuju Koramil 1704-08/Misool.

4. Bahwa sesampainya di kantor Koramil 1704-08/Misool, Saksi segera memanggil Terdakwa dan menginterograsinya saat itu Terdakwa mengakui telah melakukan penembakan di sekitar pulau Papan terhadap para Korban, belum selesai menceritakan semuanya, Saksi langsung melaporkan informasi tersebut ke Dandim 1704/Sorong, mendapat laporan dari Saksi, Dandim 1704/Sorong memberikan arahan agar Saksi mengamankan Terdakwa dan selanjutnya Saksi membawa dan menyerahkan Terdakwa kepada Kodim 1704/Sorong untuk diproses lebih lanjut.

5. Bahwa saat diinterogasi Terdakwa mengaku jika senjata yang digunakan untuk menembak para Korban adalah senjata SS1 V3 Nomor Register 93005831 inventaris milik Koramil 1704-08/Misool, yang Saksi simpan di dalam almari pakaian Saksi, yang saat itu kuncinya tertinggal diatas lemari pakaian tersebut.

6. Bahwa pada saat senjata SS1 V3 Nomor Register 93005831 disimpan di dalam almari pakaian Saksi, senjata tersebut dalam keadaan lengkap dengan magazennya yang telah terisi 20 (dua puluh) butir peluru didalamnya.

7. Bahwa Terdakwa membawa senjata api tersebut tanpa memberitahukan dan tanpa seijin Saksi.

Atas keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi-5 : Nama lengkap : Mustar Ngediho.

Pekerjaan : Perangkat Kampung Waigama Distrik Misool Utara Kab. Raja Ampat.

Tempat tanggal lahir : Waigama, 03 Pebruari 1963. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Kampung Waigama Distrik Misool Utara Kab. Raja Ampat, Papua Barat.

(22)

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak Terdakwa bertugas di Koramil Misool, antara Saksi dan Terdakwa tidak mempunyai hubungan keluarga, sedangkan dengan para korban, Saksi tidak kenal.

2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2012 sekira pukul 08.00 Wit Saksi beserta keluarga termasuk Terdakwa, Sdr. Arif Bafadal (Saksi-6), Muhammad Ali Ngadiho (Saksi-7) berangkat menggunakan Long Boadmesin tempel 40 PK ke pulau gayang dengan membawa 247 (dua ratu lima puluh ribu) bibit kelapa bantuan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Raja Ampat, sesampainya dikebun Saksi beserta keluarga termasuk Terdakwa membersihkan kebun hingga sore hari.

3. Bahwa keesokan hari yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 16.00 Wit, Saksi bersama Saksi-6, Saksi-7, serta Terdakwa pergi memancing didepan pulau gosok dengan menggunakan Long Boat, sekira pukul 17.00 Wit terdengar suara ledakan sebanyak 4 (empat) kali laluTerdakwa bertanya “Bapak bunyi apa itu ? Saksi menjawab ”Itu bunyi bom ikan”, selanjutnya Terdakwa mengatakan “Bapak kita jalan pelan-pelan kesana”, sekira pukul 18.10 Wit Long boad mendekati bunyi ledakan setelah berjarak lebih 100 meter Terdakwa melepaskan tembakan sebanyak 3 (tiga) kali keudara dengan posisi berdiri sambil berteriak “berhenti” namun nelayan yang ada didalam kapal membuang bom ikan kearah perahu Saksi sambil menghidupkan mesin lalu pergi, melihat hal tersebut Terdakwa mengatakan “Kejar” sambil melepaskan tembakan kearah badan kapal sebanyak 6 (enam) sampai dengan 7 (tujuh) kali, dengan posisi jongkok bersandar dipinggir sambil Terdakwa berteriak “Berhenti-Berhenti” ternyata salah satu tembakan mengenai salah satu nelayan yang ada didalam kapal, lalu muncul salah satu nelayan membopong korban tembakan dan ditunjukkan kepada Terdakwa.

4. Bahwa setelah melihat ada satu orang korban meninggal dunia, Terdakwa justru menyuruh orang-orang yang ada di atas kapal tersebut untuk melompat kelaut dan berenang ke pinggir pantai di pulau Papan, namun dua orang tetap di atas kapalnya, hanya empat orang saja yang berenang ke pantai.

5. Bahwa setelah dipinggir pantai masih didalam air sebatas perut, keempat orang tersebut disuruh Terdakwa untuk berdiri berjejer ke

belakang, namun karena salah satunya berdiri agak ke samping, lalu Terdakwa menembak ke arah tiga orang yang berdiri berjejer ke belakang, hingga dua orang jatuh ke laut dan dua orang lainnya berenang ke perahu miliknya, lalu Terdakwa berteriak supaya mereka kembali, kedua nelayan tersebutpun kembali.

(23)

6. Bahwa karena Saksi merasa takut, lalu Saksi bersama Saksi-7 pergi ke kampung membeli minyak, sedangkan Terdakwa bersama Saksi-6 dan para korban masih tinggal ditempat.

7. Bahwa sekira pukul 20.00 Wit Saksi bersama Saksi-7 kembali dari membeli minyak, tidak lama kemudian Terdakwa mengarahkan senter kearah juragan kapal lalu menembak kearah juragan hingga terjatuh sedangkan 5 (lima) orang lainnya lari dengan cara menyelam namun Terdakwa tetap menembaki mereka.

8. Bahwa kemudian Saksi disuruh Terdakwa agar merapat ke kapal korban untuk digandeng dengan kapal Saksi dan dibawa ke tengah laut, sekitar dua jam perjalanan, diantara pulau Kofyau dan pulau Gayang, lalu Terdakwa memaksa Saksi untuk membantu Terdakwa mengikat di bagian kaki mayat korban yang pertama dengan karung yang telah diisi batu dan ditenggelamkan ke dalam laut. Kemudian Terdakwa melobangi kapal korban dengan linggis yang ada di kapal tersebut supaya bocor dan tenggelam, namun sebelum tenggelam, Saksi sudah menghidupkan mesin kapal Saksi dan meninggalkan kapal korban tersebut.

9. Bahwa ditempat kejadian, sepengetahuan Saksi ada tiga orang korban meninggal yang ditembak oleh Terdakwa, namun setelah diperiksa, Saksi mendengar korban yang meninggal dunia ada lima orang, dua orang selamat.

10. Bahwa sepengetahuan Saksi, dalam menembak para korbannya, Terdakwa menggunakan senjata jenis SS1, namun Saksi tidak mengetahui jumlah peluru yang digunakan oleh Terdakwa.

Atas keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi-6 : Nama lengkap : Arif Bafadal.

Pekerjaan : Honorer Distrik Misool Utara Kab. Raja Ampat.

Tempat tanggal lahir : Waigama, 02 Maret 1984. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Kampung Waigama Rt 01 Rw II Distrik Misool Utara Kab. Raja Ampat, Papua Barat.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi sebelumnya sudah kenal dengan Terdakwa namun tidak mempunyai hubungan keluarga, sedangkan dengan para korban, Saksi tidak kenal.

(24)

membawa 247 (dua ratus lima puluh) bibit kelapa bantuan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Raja Ampat sesampai di kebun Saksi beserta keluarga temasuk Terdakwa membersihkan kebun hingga sore hari.

3. Bahwa keesokan harinya yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 16.00 Wit Saksi bersama Saksi-5, Saksi-7 serta Terdakwa pergi memancing didepan pulau Gosok dengan menggunakan perahu Long Boad, sekira pukul 17.00 Wit terdengar suara ledakan sebanyak 4 (empat) kali, lalu Terdakwa bertanya “Bapak bunyi apa itu” Saksi-5 menjawab “Itu bom ikan” lalu Terdakwa meminta kepada Saksi-5 untuk mendatangi tempat asal ledakan, setelah berjarak + 100 meter dari kapal yang melempar bom ikan Terdakwa melepaskan tembakan sebanyak 3 (tiga) kali ke udara dengan posisi berdiri sambil berteriak “Berhenti”, namun kapal nelayan tersebut membalas dengan cara melemparkan bom ikan kearah kapal yang Saksi tumpangi sambil melarikan diri.

4. Bahwa kemudian Saksi mendengar Terdakwa berteriak “Kalau kalian tidak berhenti, saya akan tembak body (kapal)!” namun kembali kapal bom tersebut melempar bom ikan ke arah kapal Saksi sebanyak dua kali, sehingga Terdakwa langsung menembak body kapal bom tersebut sebanyak dua kali dengan posisi jongkok sambil bersandar di kapal hingga mengenai kepala salah satu penumpangnya dan meninggal dunia.

5. Bahwa setelah itu salah seorang nelayan mengangkat mayat untuk diperlihatkan kepada Terdakwa, melihat ada satu orang korban meninggal dunia, Terdakwa menyuruh orang-orang yang ada di atas kapal nelayan tersebut supaya kapal ke pinggir pantai di pulau Papan, namun dua orang tetap di atas kapalnya, hanya empat orang saja yang berenang ke pantai di pulau Papan.

6. Bahwa setelah dipinggir pantai, keempat orang tersebut disuruh Terdakwa untuk berdiri berjejer ke belakang, namun karena salah satunya berdiri agak ke samping di dalam air, lalu Terdakwa menembak sebanyak satu kali, hingga dua orang jatuh ke laut.

7. Bahwa kemudian Saksi-5 bersama Saksi-7 pergi ke kampung membeli minyak, sedangkan yang tetap tinggal di tempat hanya Saksi bersama Terdakwa, lalu Saksi disuruh Terdakwa untuk mengambil tali pengikat kapal kecil dan diserahkan ke juragan kapal untuk mengikat tangan anak buahnya dengan posisi berjajar kebelakang..

8. Bahwa tidak lama kemudian, Saksi-5 dan Saksi-7 datang dari membeli BBM, selanjutnya juragan kapal diperintahkan oleh Terdakwa untuk mengambil senter dan diserahkan kepada Terdakwa lalu Saksi beserta Saksi-7 dan Saksi-5 diperintahkan Terdakwa untuk menjauh, lalu Saksi mendengar bunyi tembakan sebanyak lebih kurang tujuh kali.

(25)

9. Bahwa kemudian Saksi beserta Saksi-7 dan Saksi-5 disuruh Terdakwa agar merapat ke kapal korban untuk digandeng dengan kapal Saksi dan dibawa ke tengah laut lepas, sekitar dua jam perjalanan, lalu Saksi dan Saksi-7 disuruh Terdakwa untuk mengikat kaki mayat dengan karung yang telah diisi batu dan menenggelamkannya kedalam laut. Kemudian Terdakwa melobangi kapal korban dengan linggis yang ada di kapal tersebut supaya bocor dan tenggelam ketika kapal bom mulai tenggelam, Saksi beserta Terdakwa dan Saksi-5 serta Saksi-7 meninggalkan kapal korban.

10. Bahwa sepengetahuan Saksi, posisi Terdakwa pada saat menembak peringatan ke udara adalah berdiri, sedangkan pada saat menembak bodi kapal bom dengan berjongkok, bersandar ke kapal, keadaan laut tidak begitu berombak dan hari sudah agak gelap dan akibat tembakan Terdakwa kearah kapal satu orang tewas dengan luka tembak di kepala.

11. Bahwa Saksi bersama Saksi-5 dan Saksi-7 mau membantu Terdakwa karena pada waktu itu Saksi merasa takut kepada Terdakwa yang membawa senjata.

Atas keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi-7 : Nama lengkap : Muhammad Ali Ngediho. Pekerjaan : Turut orang tua.

Tempat tanggal lahir : Waigama, 30 Agustus 1990. Jenis kelamin : Laki-laki.

Kewarganegaraan : Indonesia.

Agama : Islam.

Alamat tempat tinggal : Kampung Waigama Distrik Misool Utara Kab. Raja Ampat, Papua Barat.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi sebelumnya sudah kenal dengan Terdakwa di kampung Waigama saat Terdakwa bertugas sebagai anggota Koramil 1704-08/Misool, namun tidak mempunyai hubungan keluarga, sedangkan dengan para korban, Saksi tidak kenal.

2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2012, sekira pukul 08.00 Wit Saksi beserta keluarga termasuk Terdakwa, Sdr. Mustar Ngediho (Saksi-5), Sdr. Arif Bafadal (Saksi-6) berangkat menggunakan Long Boad dengan mesin tempel 40 PK ke pulau gayang dengan membawa bibit kelapa, sesampainya di kebun (pulau gayang) Saksi beserta keluarga membersihkan kebun hingga sore hari.

(26)

4 (empat) kali, lalu Terdakwa bertanya ”Bapak bunyi apa itu ?”, Saksi-5 menjawab ”Itu suara bom ikan” kemudian Terdakwa meminta Long Boad mendekati tempat asal ledakan, setelah berjarak + 100 meter dari kapal yang melempar bom ikan Terdakwa melepaskan tembakan sebanyak 3 (tiga) kali keudara dengan posisi berdiri sambil berteriak ”Berhenti”, namun salah seorang nelayan membalas dengan cara melempar bom ikan kearah Long Boad yang Saksi tumpangi sebanyak 1 (satu) kali.

4. Bahwa kemudian Saksi mendengar Terdakwa berteriak “Kalau kalian tidak berhenti, saya akan tembak body (kapal)!” namun kembali kapal bom tersebut melempar bom ikan ke arah kapal Saksi, sehingga Terdakwa langsung menembak body kapal bom tersebut hingga mengenai salah satu penumpangnya hingga tewas, tetapi mereka terus lari, sehingga Terdakwa kembali menembak body jonson tersebut dan akhirnya mereka berhenti.

5. Bahwa setelah berhenti, Terdakwa menyuruh orang-orang yang ada di atas kapal nelayan tersebut supaya melompat kelaut, namun hanya 4 (empat) orang sedangkan 2 (dua) orang yang lainnya masih di atas kapal mengurus jenazah Korban tembakan Terdakwa, keempat orang yang melompat kelaut Terdakwa suruh berenang ke pantai sampai di pantai keempat nelayan tersebut Terdakwa perintahkan untuk berdiri berjejer ke belakang, namun karena salah satunya berdiri agak ke samping di dalam air, lalu Terdakwa menembak sebanyak satu kali, hingga dua orang jatuh ke laut, dan dua orang lagi berenang ke jonson miliknya lalu Terdakwa perintahkan untuk kembali.

6. Bahwa kemudian Saksi bersama Saksi-5 pergi ke kampung membeli minyak (BBM), tinggal Saksi-6 bersama Terdakwa di tempat kejadian, dan ketika Saksi dan Saksi-5 datang lagi Saksi bersama Saksi-5 dan Saksi-6 untuk menjauh tidak lama kemudian Terdakwa menembaki kearah orang nelayan yang sedang berjejer, selanjutnya Saksi-5 diperintahkan Terdakwa agar merapat ke kapal korban untuk digandeng dengan kapal Saksi dan dibawa ke tengah laut lepas antara pulau kofyau dan pulau Gayang, lalu Saksi dan Saksi-7 disuruh Terdakwa untuk membantu mengikat di bagian kaki mayat korban yang pertama dengan karung yang telah diisi pemberat dan menenggelamkannya ke dalam laut. Kemudian Terdakwa melobangi kapal korban dengan linggis yang ada di kapal tersebut supaya bocor dan tenggelam, namun ketika kapal bom belum tenggelam, Saksi-5 menghidupkan mesin Jonson meninggalkan kapal korban, kembali ke pulau Gayang.

7. Bahwa sesampainya di pulau Gayang, 5 dan Saksi-6 diperingatkan Terdakwa supaya tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun.

8. Bahwa saat Saksi dan Saksi-6 disuruh Terdakwa untuk mengikat kaki jasad korban yang pertama, sebenarnya

(27)

Saksi dan Saksi keberatan, namun karena takut kepada Terdakwa dan Saksi-5 mengatakan dengan bahasa Misool yang tidak dimengerti oleh Terdakwa, Saksi-5 mengatakan supaya mengikuti saja perintah Terdakwa, sehingga Saksi dan Saksi-6 terpaksa mengikuti perintah Terdakwa untuk mengikat jasad korban dan menenggelamkannya ke laut lepas.

9. Bahwa Saksi mengetahui penembakan pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 18.00 Wit di sekitar pulau Papan distrik Misool Utara Kabupaten Raja Ampat, Terdakwa telah menembak tujuh orang nelayan dengan korban meninggal dunia sebanyak lima orang dan dua orang lainnya selamat, hanya terkena tembakan di tangan.

Atas keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa dalam sidang Terdakwa menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2001 melalui Pendidikan Secata di Rindam XVII/Trikora (sekarang Cenderawasih) dan lulus dilantik dengan pangkat Prada, lalu ditugaskan di Yonif 752/VYS, kemudian, setelah mengalami beberapa kali kenaikan pangkat, pada tahun 2004, dipindahkan ke Kodim 1704/Sorong sampai dengan sekarang dan ditempatkan di Koramil 1704-08/Misool, dengan pangkat terakhir Praka NRP 31010789330779, pada saat disidangkan Terdakwa berpangkat Kopral Dua.

2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2012 sekira pukul 06.00 Wit, Terdakwa mengambil senjata jenis SS1 V3 Nomor Register 93005831 beserta magazennya yang telah terisi 20 (dua puluh) butir peluru, dari dalam lemari pakaian di kamar Danramil 1704-08/Misool Saksi-4 tanpa ijin pada saat itu Terdakwa disuruh Saksi-4 untuk membersihkan kamarnya, dimana Saksi-4 sedang pergi ke Kodim 1704/Sorong.

3. Masih tanggal 19 sekira pukul 08.00 Wit Terdakwa bersama dengan keluarga Saksi-5 termasuk Saksi-6, Saksi-7 berangkat ke pulau gayang untuk menanam kelapa menggunakan perahu jonson, pada saat itu senjata api inventaris jenis SS1 V3 beserta magazen berisi 20 (dua puluh) butir munisi Terdakwa bawa.

(28)

mendekati ke arah suara bom tersebut, dan sekira pukul 18. 00 Wit, setelah berjarak kurang lebih 100 meter, dalam posisi berdiri Terdakwa mengeluarkan tembakan peringatan ke atas sebanyak tiga kali sambil berteriak ”Matikan mesin semua lompat ke laut”, namun kapal nelayan tersebut membuang bom ikan ke arah kapal yang Terdakwa tumpangi sebanyak satu kali sambil menjauh akan melarikan diri.

5. Bahwa kemudian Terdakwa berteriak “Kalau tidak berhenti, saya akan tembak body (kapal) kasih tenggelam !” namun kembali kapal nelayan tersebut melempar bom ikan ke arah kapal Terdakwa sebanyak satu kali, sehingga Terdakwa dalam posisi berjongkok bersandar di kapal langsung menembak body kapal tersebut sebanyak dua kali ditempat yang tidak ada orangnya namun tanpa diduga tembakan mengenai kepala salah satu penumpang dan meninggal dunia, selanjutnya salah satu nelayan yang ada diatas kapal mengangkat mayat rekannya sambil berkata ”Kita sudah ada yang kena tembak”.

6. Bahwa mengetahui ada korban meninggal dunia Terdakwa kaget dan bingung sehingga timbul dipikiran Terdakwa untuk menghabisi para nelayan tersebut, lalu Terdakwa perintahkan semua yang ada di kapal nelayan untuk loncat ke laut dan berenang kepinggir pantai namun hanya 4 (empat) orang yang melaksanakan, setelah itu Terdakwa perintahkan 4 (empat ) orang nelayan tersebut untuk berjajar kebelakang di dalam air sebatas pinggang lalu Terdakwa bertanya ”Semuanya berjumlah berapa orang” salah satu dari mereka menjawab ”7 (tujuh) orang” lalu Terdakwa berteriak ”Juragan cepat ke laut, kalau tidak saya tembak anak buahmu” sambil Terdakwa menembak 1 (satu) kali kearah nelayan yang paling depan hingga roboh sedangkan ketiga temannya menyelam lalu Terdakwa suruh kembali, tidak lama kemudian juragan kapal datang menggunakan perahu kecil sedangkan seorang lagi datang sambil berenang bergabung dengan 4 (empat) orang lainnya saat itu terlintas dalam pikiran Terdakwa untuk menghilangkan barang bukti dengan cara menghabisi mereka semua namun pikiran tersebut Terdakwa tidak dilaksanakan.

7. Bahwa kemudian Saksi-5 bersama Saksi-7 meminta ijin kepada Terdakwa membeli BBM, tinggal Terdakwa bersama Saksi-6 di tempat kejadian, karena hari mulai gelap lalu Terdakwa menyuruh salah seorang dari nelayan untuk mengambil senter dan diserahkan ke Terdakwa selanjutnya Terdakwa menyuruh Saksi-6 untuk mengambil tali di perahu kecil dan diserahkan kepada Juragan kapal untuk mengikat tangan ke lima anak buahnya dengan posisi berjajar kebelakang.

8. Bahwa sekira pukul 20.00 Wit Saksi-5 dan Saksi-7 datang lalu Terdakwa mengarahkan senter kearah juragan kapal

(29)

terlihat saat itu sang juragan berdiri agak maju menyamping dari anak buahnya, karena Terdakwa merasa takut juragan akan membahayakan Terdakwa lalu dari jarak + 10 meter, Terdakwa menembak juragan kapal sebanyak satu kali sampai terjatuh ke laut, sehingga anak buah juragan kapal lainnya langsung menghilang dengan cara menyelam.

9. Bahwa karena para korban menghilang dengan cara menyelam, lalu Terdakwa menembaki ke perairan di mana semula para korban berdiri sebanyak 5 (lima) kali, sehingga warna air pantai menjadi merah darah, namun tidak ada mayat/jenasah yang ditemukan oleh Terdakwa.

10. Bahwa kemudian Terdakwa menyuruh Saksi-5, Saksi-6 dan Saksi-7 agar merapat ke kapal korban untuk digandeng dengan kapal Saksi-5 dan dibawa ke tengah laut lepas, sekitar dua jam perjalanan, lalu Terdakwa mengikat di bagian kaki mayat korban yang pertama dengan karung yang telah diisi batu dan menenggelamkannya ke dalam laut kemudian dengan dibantu Saksi-6 dan Saksi-7 serta Terdakwa melobangi kapal dengan linggis yang ada di kapal tersebut supaya bocor dan tenggelam, ketika kapal mulai tenggelam, Terdakwa beserta para Saksi meninggalkan kapal korban.

11. Bahwa setelah melakukan penembakan terhadap para nelayan tersebut, sisa munisi utuh yang digunakan Terdakwa tinggal delapan butir, jadi Terdakwa telah menembakan munisinya sebanyak dua belas butir dalam peristiwa tersebut, karena sebelumnya Terdakwa tidak pernah menembakan munisinya.

12. Bahwa saat melakukan perbuatannya tersebut, Terdakwa menggunakan pakaian kaos loreng dan celana loreng serta tidak dalam keadaan dinas atau menjalankan tugas.

Menimbang : Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepada Majelis Hakim berupa :

1) Barang-barang :

a. 1 (satu) pucuk Senjata laras panjang jenis SS1 V3 Nomor Register 93005831.

b. 1 (satu) buah Magasen SS1 V3.

c. 8 (delapan) butir Munisi SS1 V3 Kaliber 5,56 mm.

d. 4 (empat) Serpihan proyektil munisi SS1 V3 yang dikeluarkan dari tubuh korban.

2) Surat-surat :

a. 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari RSUD Sorong Nomor 08/VR/RS/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 atas nama La Amo.

Referensi

Dokumen terkait

a) Peneliti mengawali proses penelitian dengan mengamati gejala-gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitar terkait dengan bidang kajian komunikasi

Menurut H.Muntohar, S.Ag selaku kepala pimpinan kantor cabang di BMT Dana Mentari Muhamadiyah Purwokerto, dari pembiayaan mudharabah, murabahah, musyarakah dan ijarah

sisanya (46,8%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas di dalam penelitian ini. Paulina Ari Widiastuti. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Defisit waduk dan DAS terjadi pada musim hujan ketika suplai air dari waduk lebih rendah dari kebutuhan air irigasi. Sedangkan defisit DAS terjadi ketika hasil air DAS lebih

Dalam Conference of Directors of National Libraries (CDLN) di Bangkok 1999 disepakati definisi perpustakaan nasional sebagai sebuah institusi, terutama didanai negara

Gambar 5 Ilustrasi proses pembentukan sasis Setelah disain dies selesai maka dilakukan pembuatan surface dengan software CAM (computer aided manufacturing), dan membuat

Ibu Ni Made Swanendri, ST., MT., selaku Dosen Pengampu Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.. 10.Ibu

Hal-hal tersebut diatas yang mendorong penulis untuk meneliti mengenai perilaku anggota organisasi ( organizational citizenship behaviour ) di PT. Brilyan Trimatra