• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Optimalisasi Penggunaan Kapasitor Bank Pada Jaringan 20 KV Dengan Simulasi Etap (Studi Kasus Pada Feeder Srikandi Di PLN Rayon Pangkalan Balai, Wilayah Sumatera Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Optimalisasi Penggunaan Kapasitor Bank Pada Jaringan 20 KV Dengan Simulasi Etap (Studi Kasus Pada Feeder Srikandi Di PLN Rayon Pangkalan Balai, Wilayah Sumatera Selatan)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas Daya Listrik

Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi

kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas penyedia listrik

perlu memberi perhatian terhadap isu kualitas daya listrik. Terlebih pada konsumen

perindustrian yang membutuhkan supply listrik yang baik yaitu dari segi kontinuitas dan juga

kualitas tegangan yang disupply (karena mesin-mesin pada perindustrian sensitif terhadap

lonjakan/ ketidakstabilan tegangan) perlu diusahakan suatu sistem pendistribusian tenaga

listrik yang dapat memberikan pelayanan yang memenuhi kriteria yang diinginkan

konsumennya.

Istilah kualitas daya listrik bukanlah hal yang baru melainkan sudah menjadi isu

penting pada industri sejak akhir 1980-an. Kualitas daya listrik memberikan gambaran akan

baik buruknya suatu sistem ketenagalistrikan dalam mengatasi gangguan-gangguan pada

sistem tersebut.

Roger C. Dugan memberikan empat alasan utama perlunya perhatian lebih akan

masalah kualitas daya [4] :

1. Perangkat listrik yang digunakan pada saat ini sangat sensitif terhadap kualitas daya

listrik yang mana perangkat berbasis mikroprosesor dan elektronika daya lainnya

membutuhkan tegangan pelayanan yang stabil dan level tegangannya juga harus

dijaga pada tegangan kerja perangkat tersebut.

2. Peningkatan yang ditekankan pada efisiensi daya /sistem kelistrikan secara

keseluruhan yang mengakibatkan pertumbuhan lanjutan dalam aplikasi perangkat

dengan efisiensi tinggi, seperti pengaturan kecepatan motor listrik dan penggunaan

kapasitor bank untuk koreksi faktor daya untuk mengurangi rugi-rugi. Hal ini

mengakibatkan peningkatan tingkat harmonik pada sistem tenaga dan mengakibatkan

banyak praktisi dibidang sistem ketenagalistrikan khawatir akan dampak tersebut di

masa depan (dikhawatirkan dapat menurunkan kemampuan dari sistem tersebut).

3. Meningkatnya kesadaran para konsumen akan masalah kualitas daya.

(2)

interupsi, sags, dan transien switching dan mengharapkan sistem utilitas listrik untuk

meningkatkan kualitas daya yang dikirim.

4. Sistem tenaga listrik sekarang ini sudah banyak yang melakukan interkoneksi antar

jaringan, di mana hal ini memberikan suatu konsekuensi bahwa kegagalan dari

setiap komponen akan mengakibatkan kegagalan pada komponen lainnya.

Masalah yang dapat timbul dari sistem tenaga listrik dengan kualitas daya yang buruk

dapat berupa masalah lonjakan/ perubahan tegangan, arus dan frekwensi yang akan

menimbulkan kegagalan/ misoperasi peralatan. Yang mana kegagalan ini merusak peralatan

listrik baik dari sisi pengirim maupun sisi penerima. Untuk itu demi mengantisipasi kerugian

yang dapat terjadi baik dari pihak PLN maupun masyarakat, pihak PLN harus mengupayakan

sistem ketenagalistrikan yang baik. Masalah kualitas daya yang akan dibahas pada tulisan ini

adalah mengenai faktor daya dan jatuh tegangan.

2.1.1 Faktor Daya

Faktor daya merupakan salah satu indikator baik buruknya kualitas daya listrik.

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya

semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total.

Peningkatan daya reaktif akan meningkatkan sudut antara daya aktif dan daya semu sehingga

dengan daya aktif yang tetap akan mengakibatkan peningkatan daya semu yang akan

dikirimkan. Dengan kata lain akan menurunkan efisiensi dari sistem distribusi

ketenagalistrikan. Nilai faktor daya maksimal adalah satu.

Faktor daya juga disimbolkan sebagai cos θ, dimana:

cos θ = pf = P

S

(2.1)

Seperti terlihat pada persamaan 2.1 , nilai faktor daya tertinggi adalah 1. Sistem

dengan faktor daya seperti ini memiliki efisiensi yang sangat baik dimana hal ini berarti daya

total/ semu (VA) yang dibangkitkan digunakan secara utuh pada beban resistif (W). Dalam

(3)

P, kW

S, kVA θ

Q, kVAR

Gambar 2.1 Diagram phasor

P

QC

S2

θ 1 θ 2

Q2

S1

Gambar 2.2 Power factor correction

Gambar 2.1 menunjukan hubungan antara daya aktif, reaktif dan daya semu. Pada

gambar tersebut terlihat bahwa daya semu/ total adalah penjumlahan vektor dari daya aktif

dan reaktif. Gambar 2.2 adalah gambar perbaikan faktor daya dengan kompensator daya

reaktif (kapasitor).

Kapasitas kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya beban dapat

dihitung sebagai berikut:

Daya reaktif pada p.f awal

Q1 = P x tan θ 1 (2.2)

Daya reaktif pada p.f yang diperbaiki

Q2 = P x tan θ 2 (2.3)

(4)

Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya adalah :

Daya reaktif Qc = Q1 - Q2 (2.4)

atau

∆Q = P x (tan θ awal -tan θ target) (2.5)

2.1.2 Jatuh Tegangan

Jatuh tegangan dapat didefenisikan sebagai besarnya tegangan yang hilang pada suatu

penghantar. Jatuh tegangan berbanding lurus dengan impedansi saluran. Besarnya jatuh

tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam besaran Volt. Dalam hal ini PLN

membatasi tegangan minimun pada batasan -10% dari tegangan nominal dan tegangan

maksimumnya tidak lebih dari +5% dari tegangan nominalnya.

Penurunan persamaan jatuh tegangan dapat ditentukan dari gambar diagram phasor

transmisi daya pada gambar berikut :

θ

Gambar 2.3 Diagram phasor transmisi daya ke beban

Beban-beban yang terdapat pada sistem tenaga listrik bukanlah bersifat resistif murni

melainkan bersifat resistif-induktif. Beban resistif akan menyerap daya aktif, sedangkan

beban induktif akan menyerap daya reaktif yang dihasilkan oleh pembangkit. Penyerapan

daya reaktif oleh beban induktif ini akan menyebabkan jatuh tegangan sehingga terjadi

hilangnya tegangan pada saluran selama proses pendistribusian dan mengakibatkan nilai

tegangan disisi penerima akan berbeda dengan nilai tegangan pada sisi pengirim. Persamaan

(5)

Vs2 = (Vr +∆Vp)2 + (∆Vq)2 (2.6) Keterangan : Vs = tegangan di sisi pengirim

Vr = tegangan di sisi penerima

∆Vp = jatuh tegangan

Dimana :

∆Vp = IR cosθ + IX sinθ (2.7)

∆Vq = IX cosθ – IR sinθ (2.8)

Sehingga persamaan tegangan di sisi pengirim (Vs) menjadi :

Vs2 = (Vr + IR cosθ + IX sinθ)2 + (IX cosθ – IR sinθ)2 (2.9) Karena nilai ∆V q = IX cosθ – IR sinθ sangat kecil, maka nilai tersebut dapat diabaikan.

Sehingga persamaan Vs2 menjadi :

Vs2 = (Vr +∆Vp)2 (2.10)

Sementara itu untuk persamaan jatuh tegangan dapat kita tentukan :

∆Vp = IR cosθ + IX sinθ

Keterangan : R = resistansi saluran

X = reaktansi saluran

P = daya aktif yang dikirim ke beban

Q = daya reaktif yang dikirim ke beban

2.2 Kapasitor bank

Dalam perbaikan faktor daya dan pengaturan tegangan jaringan, para engineer

menggunakan kapasitor bank dengan sistem kompensasi daya reaktif yang ditawarkannya.

Pada saluran transmisi, beban yang bersifat induktif akan menyerap daya reaktif, yang

(6)

berfungsi dalam mengkompensasi daya reaktif dan memastikan tegangan terjaga pada

levelnya pada saat beban penuh.

Pemasangan kapasitor bank adalah usaha yang dilakukan untuk memberikan supply

daya reaktif. Sehingga penggunaan kapasitor bank akan mengurangi penyerapan daya reaktif

sistem oleh beban. Hal ini dilakukan agar jatuh tegangan dan rugi-rugi jaringan yang terjadi

dapat dikurangi.

Selain dapat memperbaiki nilai tegangan, pengaturan tegangan dengan menggunakan

kapasitor bank juga dapat meningkatkan nilai faktor daya. Sebab dengan memasang kapasitor

bank, akan dapat mengurangi penyerapan daya reaktif oleh beban. Pengurangan penyerapan

daya reaktif oleh beban pada sistem, akan dapat meningkatkan nilai faktor daya.

Kapasitor bank memberikan manfaat yang besar untuk kinerja sistem distribusi.

Dimana kapasitor bank dapat mengurangi losses, memperbesar kapasitas layanan dan

mengurangi drop tegangan [5]:

- Rugi-rugi jaringan – dengan memberi kompensasi daya reaktif pada motor dan beban

lainnya dengan power faktor yang rendah, kapasitor akan menurunkan arus jaringan.

Penurunan arus ini akan mengurangi rugi-rugi I2R jaringan secara signifikan.

- Kapasitas – penurunan arus di jaringan ini lebih lanjut akan memperbesar kapasitas

pelayanan dimana, jaringan yang sama akan dapat melayani beban yang lebih besar.

- Drop tegangan – kapasitor bank dapat mengurangi voltage drop dimana dengan

kompensasi daya reaktif akan meningkatkan /menaikkan level tegangan jaringan.

2.2.1 Efek Pemasangan Kapasitor Seri dan Paralel (shunt)

Fungsi utama dari pemakaian kapasitor seri dan shunt adalah untuk mengatur

tegangan dan aliran daya reaktif pada titik dimana kapasitor tersebut dipasang. Kapasitor

shunt melakukannya dengan mengubah power faktor dari beban, sedangkan kapasitor seri

melakukannya dengan secara langsung mengurangi reaktansi induktif [6].

a. Kapasitor Seri

Kapasitor seri adalah kapasitor yang pemasangannya dihubungkan seri dengan

impedansi saluran. Pemakaiannya sangat terbatas pada saluran distribusi, karena peralatan

(7)

Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa biaya untuk pemasangan kapasitor seri lebih mahal

daripada biaya pemasangan kapasitor paralel. Biasanya juga, kapasitor seri didesain untuk

daya yang lebih besar daripada kapasitor paralel, guna mengatasi perkembangan beban

kelak[3].

Gambar 2.4 gambar diagram pemasangan kapasitor seri

Gambar 2.4 a adalah bagan satu garis dari suatu penyulang, sedangkan gambar 2.4 c

adalah diagram fasornya. Bila pada penyulang tersebut diujung penerimanya dipasang

kapasitor bank (seri), maka bagan satu garisnya akan terlihat seperti pada gambar 2.4 b dan

fasor diagaramnya seperti pada gambar 2.4 d.

Pada gambar 2.4 a dan 2.4 c, jatuh teganagn pada penyulang tersebut dapat

dinyatakan secara pendekatan sebagai berikut :

VD = IR cos θ + IXL sin θ (2.12)

Dari gambar 2.4 b dan 2.4 d, hasil jatuh tegangan akibat dipasangnya kapasitor seri dapat

dihitung sebagai berikut :

(8)

Dimana :

R = tahanan dari penyulang (Ω)

XL = reaktansi induktif penyulang (Ω)

XC = reaktansi kapasitif dari kapasitor seri (Ω)

b. Kapasitor Paralel (Shunt)

Kapasitor shunt, adalah kapasitor yang pemasangannya dihubungkan paralel dengan

saluran dan secara luas digunakan pada sistem distribusi. Kapasitor shunt mencatu daya

reaktif atau arus yang menentang komponen arus beban induktif. Gambar 8 merupakan bagan

satu garis suatu penyulang tanpa kapasitor shunt, dan fasor diagramnya dilihat pada gambar

10. Gambar 9 dan 11 masing-masing menggambarkan bagan satu garis dan fasor diagram bila

saluran tersebut dipasang kapasitor shunt di ujung saluran[6].

Vs Vr

Gambar 2.5 gambar diagram pemasangan kapasitor shunt

Sebelum kapasitor shunt dipasang pada ujung saluran, jatuh tegangan pada penyulang

tersebut dapat dihitung :

(9)

atau

VD = (I cos θ)R + (I sin θ) XL (2.15)

atau

VD = IRR + IXXL (2.16)

Bila kapasitor dipasang pada ujung penerima dari saluran, seperti yang terlihat pada

gambar 2.5 b dan d, secara pendekatan jatuh tegangan sekarang menjadi :

VD = IRR + IXXL - ICXL (2.17)

Perubahan jatuh tegangan sebelum dan sesudah dipasangnya kapasitor shunt dapat

dinyatakan sebagai :

VD = ICXL (2.18)

Dimana :

R = tahanan total dari sirkuit penyulang

XL = reaktansi induktif total dari penyulang

IR = komponen arus aktif

IX = komponen arus reaktif lagging

IC = komponen arus reaktif leading

Adapun pemasangan yang akan diterapkan dalam tugas akhir ini adalah dengan

kompensasi shunt (pemasangan kapasitor secara paralel terhadap jaringan), dimana alasan

utama pemilihannya adalah masalah flexibilitas penggunaan kapasitor itu sendiri.

2.2.2 Metode Penentuan Lokasi Kapasitor Bank

Ada beberapa metode yang dikembangkan dalam usaha untuk mengoptimalkan

penggunaan kapasitor bank. Lokasi penempatan kapasitor bank tersebut akan mempengaruhi

seberapa besar pengaruh pemakaian kapasitor bank terhadap perbaikan faktor daya jaringan.

Pada dasarnya kapasitor bank paling baik ditempatkan di dekat pusat-pusat beban.

Namun yang hal yang menyulitkan para engineer adalah menentukan dimana

sebenarnya pusat beban tersebut. Karena pola konsumen yang bervariasi tentunya tidak dapat

kita tentukan pusat beban begitu saja, kita butuh pendekatan-pendekatan untuk

(10)

Dalam tugas akhir ini penulis akan membahas 2 teori dalam penempatan lokasi

kapasitor bank yang optimum, yaitu teori “2/3 rule” [7] oleh Neagle and Samson dan teori

“1/2-kvar rule” [8] oleh Grainger/Lee.

a. Metode jarak

Metode jarak ini secara luas digunakan oleh para engineer dalam menentukan size dan

penempatan kapasitor untuk secara optimum mengurangi losses. Neagle and Samson

mengembangkan pendekatan penempatan kapasitor untuk beban yang terdistribusi merata.

Dari penelitian yang dilakukannya mereka mengembangkan teori metode jarak dalam

memilih dan menempatkan kapasitor. Untuk beban yang terdistribusi merata, ukuran

kapasitor yang optimum adalah 2/3 dari var yang dibutuhkan jaringan (lihat gambar 2.7).

Penempatan yang optimal dari kapasitor adalah pada jarak 2/3 dari gardu ke ujung

saluran. Dalam penempatan optimal untuk beban yang terdistribusi merata ini, sumber

(gardu) menyuplai daya reaktif (var) untuk 1/3 panjang jaringan pertama, dan kapasitor bank

menyuplai untuk 2/3 panjang jaringan berikutnya.

Generalisasi dari metode jarak ini untuk n jumlah kapasitor, adalah size dari tiap

kapasitor adalah sebesar 2/(2n+1) dari var yang dibutuhkan jaringan. Dan jarak untuk tiap

kapasitor harus sama yaitu dimulai dari jarak 2/(2n+1) dari total panjang jaringan dari gardu

sampai ke ujung saluran, dan kemudian menambahkan unit kapasitor selebihnya pada interval

2/(2n+1) dari total panjang saluran. Jadi total var yang disuplai oleh kapasitor bank adalah

2n/(2n+1) dari kebutuhan var jaringan.

Jadi untuk menggunakan 3 kapasitor, maka size dari tiap-tiap kapasitor adalah 2/7 dari

total var yang dibutuhkan dan ditempatkan pada jarak 2/7. 4/7, 6/7 dari jarak total dimulai

(11)

Gambar 2.6 penempatan kapasitor bank dengan metode jarak

b. Metode aliran daya reaktif

Grainger and Lee menyajikan metode yang sederhana namun optimal untuk

menempatkan kapasitor pada jaringan dengan load profile yang beragam, bukan hanya untuk

kondisi beban terdistribusi merata. Dengan metode Grainger and Lee, kita menggunakan

profil dari beban reaktif dari jaringan untuk menentukan lokasi penempatan kapasitor (lihat

gambar 2.8).

Ide dasar dari metode ini adalah untuk menempatkan kapasitor bank pada jaringan

dimana daya reaktif yang mengalir sama dengan setengah dari rating kapasitor(var-nya).

Dengan metode aliran daya reaktif ini, kapasitor menyuplai setengah dari var-nya

downstream dan setengah lagi upstream. Langkah- langkah pendekatanya adalah sebagai

berikut[8] :

- Pertama, pilih ukuran standar kapasitor. Umumnya ukurannya berkisar mulai dari 300

(12)

- Tentukan lokasi kapasitor bank pertama

Mulailah dari ujung jaringan, tentukan lokasi kapasitor bank pada posisi dimana var

yang mengalir adalah sama dengan setengah dari rating kapasitor (var-nya).

- Tentukan lokasi kapasitor berikutnya

Setelah kapasitor bank pertama ditempatkan, evaluasi ulang profil var jaringan

tersebut. Kemudian bergeraklah upstream sampai di titik berikutnya dimana dimana

var yang mengalir adalah sama dengan setengah dari rating kapasitor. Lanjutkan

menempatkan kapasitor bank dengan cara yang sama sampai tidak ada lagi lokasi

yang memenuhi kriteria (dimana var yang mengalir adalah sama dengan setengah dari

rating kapasitor).

Dalam hal ini kita tidak harus menggunakan kapasitor dengan ukuran yang sama. Kita

dapat menempatkan sebuah kapasitor 300 kvar diposisi dimana aliran daya sama dengan 150

kvar, kemudian menempatkan kapasitor berikutnya yang ukurannya 600 kvar diposisi dimana

aliran daya sama dengan 300 kvar dan terakhir menempatkan kapasitor 450 kvar diposisi

dimana aliran daya sama dengan 225 kvar.

(13)

2.2.4 Penentuan Rating Kapasitor

Adapun untuk menentukan rating kapasitor yang akan digunakan, hal yang perlu

diketahui adalah keadaan jaringan sebelum pemasangan kapasitor dan harapan setelah

pemasangan kapasitor.

Untuk itu pertama sekali perlu diketahui faktor daya dari daerah tersebut, kemudian

untuk menentukan ukuran kapasitor bank yang digunakan, maka perlu ditentukan juga nilai

faktor daya yang ingin dicapai. Untuk menentukan nilai kapasitor bank yang di pakai, maka

dapat menggunakan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:

PF awal

Cos θ 1 = X

θ 1 = Cos-1 X Q1 = P x Tan θ 1

PF yang diinginkan

Cos θ 2 = Y

θ 2 = Cos-1 Y Q2 = P x Tan θ 2

Nilai kapasitor yang harus dipasang :

Qc = Q1 – Q2

Rating unit kapasitor dari 50 kVAR sampai lebih 500 kVAR tersedia

pada tabel. Tabel 2.2 menunjukkan rating kapasitor yang umum. Kapasitor bank pada

feeder biasanya memiliki satu atau dua atau ( jarang ) tiga unit per phasa. Umumnya

(14)

IEEE Std menjelaskan petunjuk standar untuk penggunaan kapasitor. Kapasitor tidak

boleh digunakan jika nilai berikut melewati batasan yang telah ditunjukkan

(IEEE Std. 18-2002) [9] :

• 135% dari Kvar pada nameplate

• 110% dari rating tegangan (rms), dan tegangan puncak tidak melebihi 1.2√2 dari

rating tegangan (rms)

• 135% dari arus nominal (rms) berdasarkan rating Kvar dan rating tegangan

(15)

2.3 ETAP (Electric Transient Analysis Program)

ETAP power station adalah salah satu software simulasi dalam sistem

ketenagalistrikan. Software ini bekerja dengan melakukan perhitungan dengan formula

matematis terhadap pemodelan yang dilakukan terhadap jaringan real. Sehingga dengan

simulasi ini dapat membantu pengguna untuk mengamati suatu operasi sistem

ketenagalistrikan tanpa harus melakukan eksperimen secara langsung.

Analisa tenaga listrik yang dapat dilakukan dengan menggunakan ETAP antara lain :

- Analisa Aliran Daya (Load Flow Analysis)

- Analisa Hubung Singkat )

- Motor Starting

- Arc Flash Analysis

- Harmonics Power System

- Analisa Kestabilan Transien (Transient Stability Analysis)

-

Dan dalam tugas akhir ini akan memanfaatkan analisa aliran daya dalam melakukan

perhitungan rugi-rugi dan jatuh tegangan.Berikut ini akan ditampilkan gambar tampilan

jendela kerja pada ETAP power station.

Gambar

Gambar 2.2 Power factor correction
Gambar 2.3 Diagram phasor transmisi daya ke beban
Gambar 2.4 gambar diagram pemasangan kapasitor seri
Gambar 2.5 gambar diagram pemasangan kapasitor shunt
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan jarak lokasi gangguan dengan menggunakan metode pendekatan urutan kedip tegangan, digunakan database tegangan dan arus fasa pada gardu induk saat

Novalia Mustika S & Ki Bagus Teguh S, 2013, Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dari Amonium Sulfat dan Sodium Klorida Kapasitas 25.000 ton/tahun, Jurusan

bahwa Rumah Tangga Sehat, Sekolah Sehat, Tempat- tempat Umum Sehat, Tempat Kerja Sehat dan Institusi Kesehatan Sehat dapat mencegah dan melindungi setiap warga

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah Capital Adequacy Ratio, laba akuntansi, dan komponen arus kas digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan investasinya

Kemudian untuk menunjang proses produksi, didirikan unit pendukung proses yang terdiri dari unit penyediaan air, steam, tenaga listrik, bahan bakar serta unit pengolahan limbah,

Tanpa Operasi, Batu Ginjal Dapat Dimusnahkan dengan ESWL UNAIR NEWS – Pasien batu ginjal tidak perlu lagi membayangkan ngerinya berbaring di meja operasi.. Karena dalam

[r]

sedangkan para malaikat berduyun-duyun turun, lalu duduk di pintu-pintu masjid; mereka (para malaikat) mencatat kehadiran orang per orang dari saat pertama dan