• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN AUTENTISITAS DAN KREDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN AUTENTISITAS DAN KREDI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS HUBUNGAN AUTENTISITAS DAN KREDIBILITAS GURU EKONOMI

SMK DI SURABAYA

Muhammad Abdul Ghofur1, Lucky Rachmawati2 Program Studi Pendidikan Ekonomi Unesa

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan autentisitas dan kredibilitas guru mata pelajaran ekonomi SMK di Surabaya, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan analisis korelasi guna membuktikan hipotesis yang diajukan. Sebagai obyek penelitian ini adalah siswa SMK yang diminta menilai autentisitas dan kredibilitas gurunya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel autentisitas dan kredibilitas guru ekonomi SMK di Surabaya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiadaan karakteristik autentisitas pada seorang guru ekonomi maka sekaligus menunjukkan ketiadaan variabel kredibilitas, begitu pula sebaliknya. Apabila seorang guru dinyatakan autentik maka sekaligus ia dipandang sebagai guru yang kredibel oleh siswanya.

Kata kunci : Autentisitas, Kredibilitas, Guru Ekonomi

This study aims to analyze the relationship between authenticity and credibility of economic subjects SMK teacher in Surabaya, the method used is a quantitative method by using correlation analysis to prove the hypothesis. As the object of this study is SMK students were asked to assess the authenticity and credibility of the teacher. Statistical analysis showed the variables authenticity and credibility of SMK economics teacher in Surabaya has a very close relationship. It can be concluded that the lack of authenticity in a teacher characteristics at the same time pointing to the lack of credibility, and vice versa. If a teacher is declared authentic then once he is seen as a credible teacher enumerated by students.

Keywords: Authenticity, Credibility, Economics Teacher

I. PENDAHULUAN

Salah satu program pendidikan nasional untuk menjawab tantangan kebutuhan output yang mempunyai kapabilitas dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan riil adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta menambah jumlahnya secara berkelanjutan sampai pada rasio yang ideal. Saat ini jumlah siswa lulusan SMP yang berminat melanjutkan ke SMK setiap tahunnya terus mengalami peningkatan sebesar 15-20 persen. Melihat kondisi peningkatan peminat SMK ini selayaknya juga diikuti dengan peningkatan kualitas pembelajaran di SMK. Perbaikan kualitas pembelajaran ini meliputi berbagai aspek, baik sarana dan prasarana, perbaikan metode pembelajaran, perangkat pembelajaran maupun tenaga pengajar itu sendiri. Lulusan SMK yang berkualitas diharapkan mampu menjawab kebutuhan tenaga kerja di lapangan. Tuntutan kualitas lulusan ini semakin mendesak bila kita tidak ingin tertinggal dengan tuntutan kebutuhan modern.

Salah satu komponen penting dalam pembelajaran di mata siswa adalah bagaimana siswa memahami gurunya, baik sebagai mitra dalam belajar maupun sebagai otoritas. Siswa membutuhkan keyakinan bahwa guru mereka mengajarkan sesuatu dan memiliki sesuatu yang berguna serta penting untuk diajarkan, mereka juga ingin bisa mempercayai dan mengandalkan guru mereka. Finlandia adalah salah satu negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia (Sahlberg, 2010:6). Kunci sukses Finlandia terletak pada kualitas guru. Di Finlandia guru-gurunya terbaik dengan pelatihan terbaik juga. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah sangat besar. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran.

(3)

Pengajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan, dimana setiap tahun akan selalu terjadi perubahan di sekolah dengan demikian guru yang kompeten harus selalu beradaptasi. Perubahan dapat terjadi dalam hal siswa, kurikulum, masalah bangunan, kolega, administrator, keuangan, kesehatan, keluarga, masyarakat, dan sejumlah pengaruh lain dalam kehidupan sehari-hari guru. Dasar kemampuan guru adalah bagaimana ia beradaptasi dengan perubahan dan keberhasilan menjelajahi kompleksitas kelas yang sebagian besar berasal dari kemampuan pribadi dan pengalaman mereka sebagai pendidik. Kemampuan dan pengalaman pribadi dapat diklasifikasikan sebagai prasyarat untuk mengajar, yaitu kompetensi yang dimiliki sebelum guru mengajar di sekolah. Akumulasi kompetensi dan pengalaman mengajar seorang guru merupakan kunci kualitas jalannya pembelajaran di kelas. Stronge dkk. (2004:8) mengungkapkan 5 (lima) hal yang sangat terkait dengan kompetensi dan kualitas guru yaitu : Kemampuan Verbal (Verbal Ability), Penguasaan Pengetahuan (Content Knowledge), Kursus Kependidikan (Educational Coursework), Sertifikasi Guru (Teacher Certification) dan Pengalaman Mengajar (Teaching Experience).

Beberapa guru mungkin efektif dengan kelompok siswa tertentu namun tidak dengan kelompok yang lain. Guru seharusnya mampu memimpin proses pembelajaran dengan baik pada semua siswa di mata pelajaran tertentu atau tingkat kelas tertentu, dengan asumsi guru memiliki pelatihan yang diperlukan untuk tugas pengajaran yang diberikan. Indikator yang berhubungan dengan Guru sebagai seorang pribadi adalah perhatian, keadilan dan rasa hormat, perilaku sebagai seorang guru, interaksi sosial dengan siswa, menunjukkan antusiasme dan motivasi untuk belajar, dan reflektif (Stronge dkk, 2004:30-31).

Guru yang baik memiliki kemampuan dalam hal keterhubungan. Mereka mampu menjalin jaringan kompleks dari koneksi antara mereka sendiri, relasi mereka, dan siswa mereka sehingga siswa dapat belajar menenun dunia untuk diri mereka sendiri. Metode yang digunakan sangat bervariasi: ceramah, dialog, percobaan laboratorium, pemecahan masalah kolaboratif, kekacauan kreatif. Koneksi yang dibuat oleh guru yang baik tidak terletak dalam metode tetapi dalam hati mereka, sebagai tempat dimana intelektual, emosi dan semangat bertemu dalam diri manusia. (Palmer, 1997:11)

“Mengajar yang baik tidak dapat direduksi menjadi teknik; mengajar yang baik berasal dari identitas dan integritas guru” (Palmer, 1997:10)

Seorang guru dikatakan efektif bila ia memiliki beberapa elemen atau kombinasi elemen yang penting untuk disampaikan atau ditunjukkan kepada siswa secara terbuka dan apa adanya. Siswa tidak mengukur efektivitas guru hanya dalam hal teknik atau perintah tertentu. Namun, siswa ingin merasa yakin bahwa mereka belajar sesuatu yang signifikan (penting) serta diperlakukan seperti orang dewasa. Brookfield (2006) melakukan penelitian pada ribuan hal-hal penting dalam kuesioner yang diberikan siswa dalam berbagai penelitian dan berbagai disiplin ilmu dan lokasi geografis yang mewakili keragaman dalam hal faktor-faktor yang diidentifikasi di atas, muncul dua kelompok umum karakteristik guru. Kedua kelompok ini memiliki validitas internal yang cukup untuk dipertimbangkan sebagai panduan dalam aplikasi penelitian. Kedua kelompok adalah kredibilitas (credibility) dan autentisitas (authenticity).

Kredibilitasmerupakan persepsi siswa bahwa guru memiliki sesuatu yang penting untuk dimiliki dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan "sesuatu" itu adalah keterampilan, pengetahuan, wawasan, kebijaksanaan, dan informasi sehingga siswa merasa mendapat manfaat yang berarti dari proses pembelajaran (Brookfield, 2006:56). McCroskey (1998:80) mendefinisikan kredibilitas guru sebagai "sikap yang dirasakan siswa dimana guru tersebut dipandang sebagai sumber yang dipercaya". Kredibilitas seorang guru ditentukan oleh persepsi orang lain. Di ruang kelas itu, persepsi siswa menentukan kredibilitas guru.

Autentisitas merupakan persepsi siswa bahwa guru selalu terbuka dan jujur dalam usahanya untuk membantu siswa belajar. Dia dipandang sebagai manusia yang penuh gairah, antusiasme, lemah lembut, dan pengertian, bukan sebagai seseorang yang bersembunyi di balik perilaku peran belajar sesuai dengan predikatnya sebagai guru (Brookfield, 2006:55).

Cranton & Carusetta (2004:7) menyatakan bahwa autentisitas adalah sebuah konsep multifaset yang mencakup setidaknya empat bagian: yang asli, menunjukkan konsistensi antara nilai-nilai dan tindakan, berhubungan dengan orang lain sedemikian rupa untuk mendorong keaslian mereka, dan selalu kritis. Sedangkan Cranton dalam Cranton & Carusetta (2004:7) sendiri pada tahun 2001 mendefinisikan autentisitas sebagai ekspresi dari diri sejati dalam masyarakat dan disajikan suatu proses dimana guru dalam pendidikan tinggi mampu mengetahui diri mereka sendiri dan preferensi mereka dalam konteks sosial dari pekerjaan mereka.

(4)

lebih dari faktor lainnya. Namun, siswa melihat autentisitas lebih dari sekedar membantu. Cranton (2001:7) memandang ini dimensi autentisitas sebagai "ekspresi dari diri sejati seseorang dalam komunitas dan masyarakat". Yang paling penting adalah bahwa guru tersebut dapat dipercaya. Bagaimana kepercayaan tersebut dikembangkan?. Empat indikator utamanya adalah sebagai berikut: kesesuaian, pengungkapan, respon penuh, dan kepribadian.

Sebuah kelas yang dikelola oleh guru yang kredibilitasnya diakui namun dengan autentisitas yang rendah maka siswa biasanya merasa telah menghabiskan waktunya cukup dengan baik (karena keterampilan atau pengetahuan telah mampu dipelajari), tetapi mereka merasakan pengalaman dalam pembelajaran yang dingin, tidak ramah, atau bahkan merasa tertekan. Tanpa autentisitas guru sering dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan. Siswa sering menganggap kesombongan atau dinginnya proses pembelajaran yang diterapkan guru dapat menghambat pembelajaran mereka. Hal ini menciptakan jarak antara guru dan siswa sehingga membuat sulit bagi peserta didik untuk meminta bantuan, mengajukan pertanyaan, mencari klarifikasi, dan sebagainya.

Di sisi lain, sebuah kelas dengan autentisitas guru yang kuat tetapi lemah pada kredibilitas dipandang sebagai tempat yang cukup menyenangkan tapi bukan tempat di mana banyak konsekuensi terjadi. Siswa sering berbicara tentang pembelajaran seperti ini seperti nilai yang mudah dan guru-guru yang menyenangkan. Guru dengan autentisitas suka dan sering berkonsultasi tentang segala macam masalah siswa secara pribadi. Siswa sering menginginkan guru dengan autentisitas yang baik, tetapi mereka biasanya tidak mementingkan bagaimana mereka belajar sesuatu yang sangat penting dari guru mereka.

Adanyakredibilitas guru menjamin penguasaan keterampilan maupun pengetahuan oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, sedangkan autentisitas membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa akan cenderung lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kedua kelompok karakteristik guru ini saling melengkapi, ketiadaan atau superioritas salah satu kelompok akan membuat proses pembelajaran menjadi tidak seimbang.

Peningkatan kredibilitas dan autentisitas guru dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan pendidikan di Indonesia, khususnya SMK. Ibarat sebuah opera dalam proses pembelajaran guru adalah seorang dirijen yang mengatur harmonisasi proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan optimal dan mencapai sasaran secara maksimal. Peran sentral seorang guru menjadi salah satu kunci utama dalam kesuksesan program pendidikan nasional. Namun fakta dilapangan menunjukan fenomena yang cukup memprihatinkan, dimana kualifikasi akademik kebanyakan guru Indonesia masih lebih rendah dari yang dipersyaratkan undang-undang. UU Guru yang diberlakukan pada tahun 2005 mensyaratkan bahwa semua guru memiliki gelar S1/D4. Namun, data guru dari sensus tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya 37 persen dari semua guru memiliki gelar tersebut dan 26 persen hanya merupakan lulusan sekolah menengah atas atau dibawahnya.

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menyiratkan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dalam melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi. Kompetensi tersebut dilihat dari perspektif administratif ditunjukkan dengan adanya sertifikat, sedangkan dalam perspektif teknologi pendidikan kompetensi tersebut ditunjukkan secara fungsional, yaitu kemampuannya mengelola kegiatan pembelajaran.

Mutu pendidikan nasional dapat terwujud bila ke delapan standar minimal, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan dapat dipenuhi. Kenyataan mengenai rendahnya kualitas guru di Indonesia saat ini dikhawatirkan akan menghambat proses peningkatan kualitas pembelajaran itu sendiri. Sebab di satu sisi saat ini kebutuhan akan lulusan yang memiliki skills yang memadai sudah semakin mendesak, bila tidak ingin lebih jauh tertinggal dengan sumberdaya manusia dari negara-negara lain. Upaya peningkatan kualifikasi guru yang dilakukan pemerintah beberapa tahun terakhir telah berjalan bahkan diantaranya telah usai, baik melalui program UT, APBNP-jalur konvensional, PJJ berbasis ICT dan berbasis KKG, Program Kemitraan maupun program PLPG sebagai prasyarat sertifikasi guru. Berbagai program upaya peningkatan kualitas guru tersebut dilakukan dengan tujuan utama meningkatkan kualitas guru sebagai motor pendidikan nasional baik dari segi keterampilan maupun pengetahuan.

(5)

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pembuktian dan penjelasan mengenai hubungan kredibilitas dan autentisitas guru mata pelajaran Ekonomi SMK di Surabaya. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan verivikatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) dilakukan untuk menguraikan gambaran tentang kredibilitas dan autentisitas guru. Sedangkan penelitian verifikatif (verificative research) dilakukan untuk menguji dan menguraikan hubungan kredibilitas dan autentisitas guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, karena penelitian ini didasarkan pada data kuantitif (VanderStoep dan Johnston, 2009:7; Suliyanto, 2006:12). Sedangkan pengujian hubungan variabel kredibilitas dan autentisitas Guru Ekonomi SMK di Surabaya menggunakan analisis korelasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK di Surabaya. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Negeri di Surabaya yang berjumlah kurang lebih 7.684 siswa. Unit penelitian/analisis dalam penelitian ini adalah individu sebagai siswa. Sedangkan unit pengamatan/subyek penelitian ini adalah siswa SMK Negeri di Surabaya yang telah selesai mengikuti mata pelajaran Eonomi. Penarikan sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi yang dipilih untuk mendapatkan responden yang cukup representatif.

Untuk menjamin representativitas sampel yang diambil, maka pemilihan metode pengambilan sampel sangat penting. Ukuran sampel (n) ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Suliyanto, 2006:100):

Maka sampel minimal dengan bound of error 10% dapat dihitung sebagai berikut:

2

dari hasil perhitungan sampel minimal menggunakan rumus tersebut diketahui sampel minimal adalah 99 responden.

Menurut Fraenkel dkk. (2012:107) besaran sampel dapat ditentukan oleh peneliti karena pertimbangan waktu dan energi yang dimiliki. Walaupun demikian besaran yang direkomendasikan adalah 100 sampel untuk penelitian deskriptif, 50 sampel untuk penelitian korelasional, dan 30 sampel untuk setiap grup pada penelitian eksperimen dan penelitian kausal-komparatif. Karena penelitian ini adalah penelitian korelasional antara kredibilitas dengan autentisitas guru, maka sampel yang direkomendasikan adalah minimal 50 sampel penelitian. Namun demi tercapainya tingkat keyakinan yang lebih besar maka penelitian ini menggunakan sampel sebesar 150 responden.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kredibilitas guru Ekonomi ini diukur melalui 4 (empat) indikator. Indikator pertama adalah keahlian yaitu keahlian guru Ekonomi dilihat pada kemampuannya menunjukkan keterampilan atau pengetahuan tingkat tinggi ketika berkomunikasi dengan siswa. Untuk menilai indikator keahlian ini digunakan 4 (empat) item pertanyaan kuisioner dengan skor rata-rata adalah 3,3 dari nilai maksimal 5 dan terendah adalah 1. Indikator ke-dua adalah pengalaman yaitu persepsi siswa bahwa guru memiliki pengalaman yang cukup di bidang yang diajarkan atau dalam kegiatan mengajar itu sendiri. Untuk menilai indikator keahlian ini digunakan 3 (tiga) item pertanyaan kuisioner dengan skor rata-rata adalah 3,1 dari nilai maksimal 5.

Selanjutnya adalah indikator ke-tiga yaitu pemikiran. Indikator ini mengacu pada kemampuan guru untuk berbicara dengan jelas tentang alasan dalam pengambilan keputusan di kelas, desain pengajaran, dan kriteria evaluatif. Pada indikator ini digunakan tiga item kuisioner dengan skor rata-rata 3,3. Pada indikator terakhir yaitu keyakinan, di mana keyakinan ini yaitu siswa merasa yakin ketika guru membuat jelas bahwa materi pelajaran, konten, atau keterampilan yang diajarkan sangat penting untuk dipelajari. Pada indikator ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,8.

(6)

pembelajaran di kelas. Pada indikator ini digunakan tiga item pertanyaan dengan skor jawaban rata-rata responden adalah 3,4. Sedangkan pada indikator responsiveness yaitu bagaimana guru menunjukkan kepada siswa bahwa ia mengajar untuk membantu siswa belajar dengan cara yang paling efektif bagi siswa. Pada indikator ini diukur dengan menggunakan 3 (tiga) item pertanyaan kuisioner dimana skor rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 3,3.

Indikator kepribadian atau indikator terakhir yaitu dimana siswa mengenali kepribadian guru di saat guru beraktifitas dalam identitas formal mereka dan deskripsi peran mereka di dalam kelas. Dari item-item pertanyaan pada indikator ini diperoleh skor rata-rata sebesar 3,1. Dari semua nilai indikator autentisitas guru ini diperoleh nilai-rata secara keseluruhan yaitu 3,2.

Data hasil penelitian tersebut diatas menunjukkan fenomena yang layak untuk didalami lebih lanjut, dimana skor penilaian kredibilitas dan autentisitas guru di mata siswanya menunjukkan nilai yang moderat. Dimana untuk skor rata-rata penilaian siswa terhadap kredibilitas guru Ekonomi di SMK adalah 3,3 dengan skala pengukuran 1 sampai 5. Skor penilaian siswa terhadap autentisitas guru Ekonomi mereka juga tidak jauh berbeda yaitu sebesar 3,2. Berdasarkan pada data penilaian siswa ini dapat dikatakan bahwa guru Ekonomi SMK di Surabaya kurang kredibel dan autentik. Dengan demikian peningkatan jenjang pendidikan dan program sertifikasi saja tidak cukup dalam meningkatkan kualitas guru. Karena kualitas guru merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah maka perlu dilakukan upaya lebih lanjut yang lebih komprehensif. Fenomena ini juga menjadi bukti bahwa proses pembelajaran guru di Indonesia juga masih perlu dikaji, karena terbukti belum mampu menghasilkan output yang berkualitas.

Hasil pengujian statistik pada hipotesis menyatakan bahwa ada hubungan positif kredibilitas dengan autentisitas guru. Nilai koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar 0,747 yang signifikan secara statistik. Hal ini berarti seorang guru yang dianggap kredibel oleh siswanya maka sekaligus guru tersebut merupakan guru yang autentik. Demikian halnya dengan guru yang dianggap tidak kredibel oleh siswanya bisa dipastikan guru tersebut dipandang tidak autentik dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Hubungan positif dapat diartikan bahwa peningkatan kredibilitas seorang guru akan diikuti oleh peningkatan autentisitas, begitu pula sebaliknya semakin autentik seorang guru maka ia akan dianggap semakin kredibel oleh siswanya.

IV. KESIMPULAN

Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat dan bersifat posistif antara kredibilitas dengan autentisitas seorang guru dalam proses pembelajaran disekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiadaan karakteristik autentisitas pada seorang guru ekonomi maka sekaligus menunjukkan ketiadaan variabel kredibilitas, begitu pula sebaliknya. Apabila seorang guru dinyatakan autentik maka sekaligus ia dipandang sebagai guru yang kredibel oleh siswanya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan penelitan ini. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan ungkapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya 3. Segenap Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMK se-Surabaya 4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

Semoga bantuan-bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini menjadi amal kebajikan dan diberi imbalan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.

REFERENSI

Adeyemi, Babatunde, 2010. Teacher Related Factor As Correlates of Pupils’ Achievement in Social Studies in Southwestern Nigeria. Electronic Journal of Research in Educational Psychology : 2010 (313-332) Brookfield, Stephen D. 2006. The Skillful Teacher : On Technique, Trust, And Responsiveness In The

Classroom. San Francisco : John Wiley & Sons, Inc.

Cranton, Patricia and Carusetta, Ellen. 2004. Perspectives on Authenticity in Teaching. Adult Education Quarterly, Vol. 55 No. 1, November 2004, pp.5-22.

Dobbie, Will. 2011. Teacher Characteristics and Student Achievement: Evidence from Teach For America. Harvard University.

Ghozali, Imam dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling : Teori, Konsep, & Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.54. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(7)

Lumpkin, Angela. 2008. Teachers as Role Models Teaching Character and Moral Virtues. JOPERD, Vol. 79 No. 2, February 2008. pp. 45-49.

Rasheed, Howard S. and Rasheed, Barbara Y. 2003. Developing Entrepreneurial Characteristics In Minority Youth: The Effects Of Education And Enterprise. International Research in the Business Disciplines, Volume 4. Emerald Group Publishing Limited, pp.261-277.

Santrock, John W. 2011. Educational psychology. New York : McGraw-Hill.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.

Vander Stoep, Scott W. and Johnston, Deirdre D. 2009. Research Methods For Everyday Life: Blending Qualitative and Quantitative Approaches. San Fancisco : Jossey-Bass.

Wayne, Andrew J. and Youngs, Peter. 2003. Teacher Characteristics and Student Achievement Gains: A Review. Review of Educational Research. Vol. 73, No. 1 Spring 2003, pp. 89-122.

Lampiran Output Analisis Korelasi

Correlations

Kredibilitas Autentisitas

Kredibilitas Pearson Correlation 1 .747**

Sig. (2-tailed) .000

N 150 150

Autentisitas Pearson Correlation .747** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 150 150

Referensi

Dokumen terkait

Upah atau gaji merupakan aspek yang penting dari sudut pandang organisasi, hal demikian juga menjadi salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kepuasan kerja,

Dilihat dari sudut pandang parsial, berdasarkan uji t diketahui bahwa untuk kompetensi t hitung = 10,625 ** (sangat signifikan), artinya kompetensi dapat

Dengan demikian, kajian-kajian terhadap bahasa dari berbagai sudut pandang dan aliran dapat dilakukan secara komprehensif sehingga kajian tentang predikasi bahasa Angkola

Penting bagi kami untuk melihat dengan jelas bagaimana kegiatan dilaksanakan sepanjang tahun, tidak hanya dari sudut pandang dari tim lapangan, tetapi juga dari sudut

Hal menarik dari sudut pandang masyarakat dalam cerpen “Gerobak” dapat dilihat dari tahun penulisannya, yaitu pada tahun 2006 serta  pelukisan cerita bahwa kaum gerobak

bergaya sangat komikal dengan muatan politik di masyarakat?” dan “Bagaimana konsep visual penokohan para karakter dalam program Kabar Bang One: Episode Dipercaya melalui sudut pandang

● Jenis pola komunikasi yang patologis: ○ Komunikasi tersamar : mystification Mystification digunakan untuk menggambarkan bagaimana keluarga mengelola konflik dan sudut-sudut pandang

Perpindahan Ibu Kota Negara IKN Indonesia merupakan hal yang sangat efektif tidak hanya dilihat dari sudut pandang pemerataan ekonomi saja namun juga bisa dilihat dengan pertahanan