BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan dan
kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai makhluk kalau tidak hidup ditengah-tengah manusia. Dengan demikian sebagai
makhluk sosial, manusia harus mengembangkan keterampilan sosial dalam diri melalui
proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan proses pembelajaran dan sistem pendidikan
yang diharapkan dapat mencetak generasi penerus yang mampu memahami potensi dan
peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, pentingnya bermasyarakat dengan
penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaaan serta mahir berperan di lingkungannya
sebagai insani sosial dan warga negara yang baik.
Menurut Zaenal Arifin (2014) dalam Hanafi Maarif (2015: 97) menjelaskan bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan,
atau latihan serta interaksi individu dengan lingkungannya).
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada
tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Masing-masing kompetensi
memiliki gradasi. Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar
jenjang pendidikan memperhatikan: a. perkembangan psikologis anak; b. lingkup dan
kedalaman; c. kesinambungan; d. fungsi satuan pendidikan; dan e. Lingkungan (Lampiran
Permendikbud No.020 Tahun 2016 tentang SKL: 8). Standar pencapaian kompetensi
lulusan menggunakan standar kompetensi lulusan yang disingkat dengan SKL. SKL
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap
pengetahuan dan keterampilan. Pencapaian SKL diharapkan dapat dicapai, setelah
peserta didik menyelesaikan masa belajar di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Penyelesaian masa belajar ini menunjukkan kriteria kualifikasi
IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di jenjang SD sampai
sekolah menengah. IPS diberikan ke jenjang pendidikan dasar dan menengah, dengan
alasan sebagai berikut.
1. Agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki menjadi lebih bermakna.
2. Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.
3. Agar siswa dapat mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia (Hidayati dkk: 2008: 1.13).
IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan
dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan
prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan (Hidayati dkk: 2008: 1.14). Oleh karena itu, melalui pembelajaran IPS
diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan
untuk menghadapi hidup beserta tantangan-tantangannya, dan diharapkan pula mampu
bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi
dalam kehidupan. Pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar, mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan di atas, dibutuhkan
kemampuan guru yang mampu membuat desain yang mendorong siswa terlibat dalam
pembelajaran sehingga mendorong keingin tahuan siswa yang tinggi, karena
pembelajaran IPS yang berlangsung menarik, aktual dan fungsional bagi siswa.
Konsep pembelajaran IPS tertuang melalui SKL yang meliputi tingkat kompetensi,
kompetensi dan ruang lingkup pembelajaran IPS. Kompetensi dan ruang lingkup
pembelajaran IPS diperinci melalui standar isi yang menunjukkan komptensi inti dan
kompetensi dasar yang hendak dicapai melalui proses pembelajaran yang dijelaskan
dalam standar proses. Pelaksanaan pembelajaran IPS didesain dengan menggunakan
pendekatan ilmiah dan model pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran mencakup 3
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk
memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran),
dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discoveri/inquiri learning). Untuk mendorong kemampuan
peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok
maka pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
atau project based learning (Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah: 2016: 3).
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sangat luas dalam
pembelajarannya cenderung disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Materi
pembelajaran yang luas dan cenderung tidak melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran, membuat siswa cepat lupa dengan materi yang dipelajari dan
membutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi IPS. Pemahaman guru tentang
materi, penggunaan pendekatan, strategi, metode, media, alat peraga maupun alat
evaluasi pembelajaran perlu digali lebih dalam lagi agar hasil pembelajaran optimal dan
mampu meningkatkan partisipasi siswa di kelas.
Pendekatan dan model pembelajaran yang mampu mengembangkan kognitif,
afektif, psikomotorik siswa adalah Problem Based Learning (PBL) dan Think Pair Share
(TPS) diawali dengan pemberian sebuah masalah yang diberikan oleh guru kepada siswa
untuk ditemukan pemecahan masalahnya melalui langkah-langkah yang ilmiah. Siswa
tidak harus terus menerus mengerjakan soal-soal untuk mampu mengembangkan potensi
diri, namun dengan satu rumusan yang diterima oleh siswa akan lebih melatih bagaimana
menggunakan pemikiran dan langkah ilmiah dalam memecahkan masalah. Selain itu juga
untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS. Sebagai pendekatan pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan menyajikan dalam situasi masalah yang autentik kepada siswa,
sehingga siswa merasa mudah dan berkesan dalam melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Permasalahan pembelajaran IPS diatas, perlu segera diatasi dengan
mengarahkan pembelajaran yang berfokus pada siswa. Oleh karena itu penelitian yang
Pembelajaran TPS Siswa Kelas 4 SDN Sidoluhur 02 Jaken Pati Semester 1 Tahun
Pelajaran 2016/2017 segara dilakukan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri Sidoluhur 02
Kecamatan Jaken Kabupaten Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 dengan
materi keragaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam. Dalam
pembelajaran IPS, tampak siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru
dan guru tidak mempersiapkan perangkat pembelajaran IPS seperti materi keragaman
sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam dan media pembelajaran keragaman
sosial dan budaya.
Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan materi keragaman sosial dan budaya
berdasarkan kenampakan alam. Dalam kegiatan pendahuluan, guru tidak mengingatkan
siswa pada materi sebelumnya, namun guru memberi apersepsi sebelum masuk ke
kegiatan inti. Guru langsung menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah,
aktivitas siswa hanya nampak mendengarkan penjelasan guru. Selain itu siswa diminta
untuk membaca materi saja. Di dalam pembelajaran setelah membaca siswa diminta
mengerjakan soal yang tersedia di dalam buku paket. Dalam pembelajaran IPS tidak
tampak kerja kelompok atau diskusi berpasangan, melainkan siswa belajar IPS secara
individu. Masing-masing siswa menjawab pertanyaan yang bersumber dari buku paket
saja. Guru tidak memberi permasalahan IPS yang diselesaikan siswa sendiri secara
berdiskusi dengan pasangannya. Upaya menemukan jawaban dilakukan dengan pergi, ke
perpustakaan mencari buku sebagai referensi untuk memecahkan permasalahan. Dengan
seperti itu siswa akan saling bertukar informasi dengan pasangannya, yang nantinya akan
membuat siswa lebih berani mempresentasikan hasil pemecahan masalah IPS yang
merupakan bentuk penyajian hasil laporan.
Penggunaaan media pembelajaran IPS sangat terbatas pada pembelajaran ini
sehingga membuat siswa semakin tidak semangat dalam belajar IPS. Langkah-langkah
pembelajaran IPS di dalam kelas, tidak mengacu pada langkah-langkah pembelajaran
inovatif seperti pembelajaran pemecahan masalah dan think pair share (TPS). Pada awal
sehingga siswa tidak ada kesempatan untul berfikir tentang permasalahan IPS. Siswa
tidak dibiasakan mengemukakan pendapatnya kepada teman di sebelahnya secara
berpasangan. Siswa tidak dibiasakan untuk melakukan identifikasi masalah dan membuat
hipotesa. Siswa tidak biasa mengumpulkan informasi. Siswa juga tidak terbiasa
melakukan sharing kepada teman sekelas, untuk menyajikan hasil laporan pemecahan
masalah.
Pada kegiatan penutup pembelajaran, guru tidak mengakhiri dengan refleksi,
tetapi langsung menutup pembelajaran dengan berdoa. Guru hanya melakukan penilaian
pada hasil akhir pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak melakukan
penilaian aspek afektif dan psikomotorik. Penilaian hanya dilakukan pada aspek
pengetahuan saja pada akhir pembelajaran.
Hasil belajar IPS siswa kelas 4 tahun pelajaran 2016/2017 dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) ≥ 80 melalui ulangan harian saja, sedangkan pengukuran
keterampilan belum dilakukan, ketuntasan sebanyak 3 siswa dari 15 siswa (20%).
Pengukuran hasil belajar IPS siswa kelas 4 mengukur aspek kognitif. Aspek afektif dan
psikomotorik tidak dilakukan dalam penilaian hasil belajar IPS.
Permasalahan pembelajaran yang dapat disimpulkan adalah pembelajaran tidak
di desain dengan pendekatan pembelajaran PBL dan model pembelajaran TPS serta
permasalahan pengukuran hasil belajar IPS.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. “Apakah peningkatan hasil belajar IPS dapat diupayakan dengan KD 3.1
Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi dan KD
4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya
alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat
provinsi melalui pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS siswa kelas 4 SDN
2. “Apakah peningkatan hasil belajar IPS dapat diupayakan dengan KD 3.2
Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi
setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik
ruang dan KD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi,
budaya, etnis, dan provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang”.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah peningkatan hasil belajar IPS dengan KD 3.1 Mengidentifikasi karaakteristik ruang
dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat
kota/kabupaten sampai provinsi dapat diupayakan melalui pendekatan PBL dan model
pembelajaran TPS siswa kelas 4 SD Negeri Sidoluhur 02 Kecamatan Jaken Kabupaten
Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari:
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan ilmu yang positif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pendekatan PBL dan model
pembelajaran TPS serta hasil pembelajaran IPS.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada pihak guru,
siswa, maupun sekolah yaiitu:
1. Bagi guru
a. Memberikan pertimbangan kepada guru untuk mendesain pembelajaran
pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS.
b. Meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
didesain dengan pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS khususnya
2. Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar IPS.
b. Mendorong siswa untuk dapat memecahkan permasalahan khususnya mata
pelajaran IPS melalui pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki pembelajaran
IPS khususnya melalui pendekatan PBL dan model pembelajaran TPS.
b. Meningkatkan hasil belajar terutama pengukuran keterampilan dalam hasil belajar