• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Pakem Di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam Pakem Di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2

Boja Kendal yang beralamat di Jalan Raya

Tampingan Kec. Boja, Kab. Kendal. Telp. (0294)

571255, Kode Pos 51381. SMP Negeri 2 Boja

berstatus sebagai Sekolah Negeri, status

akreditasi A pada Tahun 2007. N.S.S.

201032407052, Luas lahan/tanah 11450 m2.

Status tanah/sertifikat tanah milik sendiri.

SMP Negeri 2 Boja Kendal memiliki Visi: “LUHUR BUDI PEKERTI UNGGUL DALAM PRESTASI”, dengan indikator sebagai berikut : 1)

Terwujudnya prestasi akademik dan non

akademik, 2) Terwujudnya sarana prasarana yang

memadai yang mendukung pencapaian prestasi. 3)

Terwujudnya tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan yang kompeten dan profesional. 4)

Terwujudnya sistem penilaian yang akurat, 5)

Terwujudnya standar pengelolaan manajemen

yang handal, 6) Terwujudnya standar pembiayaan

yang memadai, 7) Terwujudnya lingkungan

sekolah yang kondusif, bersih, nyaman, indah,

rindang dan asri, 8) Terwujudnya budaya belajar

(2)

Adapun misi SMP Negeri 2 Boja Kendal

adalah 1) Mewujudkan pengembangan prestasi

akademik dan nonakademik, 2) Mewujudkan

pengembangan inovasi model pembelajaran, 3)

Melaksanakan pengembangan proses

pembelajaran, 4) Mewujudkan pengembangan

sarana prasarana pendidikan yang berbasis IT, 5)

Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan

kependidikan yang kompeten dan profesional, 6)

Mewujudkan kelembagaan dan manajemen

sekolah yang handal, 7) Mewujudkan program

penggalian pembiayaan sekolah yang memadai, 8)

Mewujudkan sistem penilaian yang akurat dan

adil, 9) Mewujudkan lingkungan sekolah yang

kondusif, bersih, indah, nyaman, rindang dan asri,

10) Melaksanakan budaya sekolah untuk

membentuk kepribadian dan Karakter Building.

Tujuan yang hendak dicapai pada 4 tahun

mendatang oleh SMP Negeri 2 Boja Kendal adalah

1) Mampu meningkatkan skor (GSA) rata-rata

mata pelajaran dari 6.8 menjadi 7.6, 2) Menjuarai

berbagai lomba baik akademis maupun

nonakademis di tingkat kabupaten sampai dengan

propinsi, 3) Mampu mengembangkan sarana

prasarana yang memadai sehingga dapat

menunjang proses pembelajaran, 4) Mampu

(3)

professional, 5) Mampu memiliki tenaga

kependidikan yang mampu melayani secara

optimal, 6) Mampu mewujudkan system penilaian

yang cepat, tepat dan akurat, 7) Siswa memiliki

sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah

sesuai dengan kaidah yang dianut, 8)

Mengembangkan proses pembelajaran yang

inovatif, kreatif dan akuntabel, 9) Mampu

menguasai keterampilan komputer, 10) Mampu

menciptakan lingkungan sekolah tertata nyaman

dan kondusif.

Jumlah tenaga pendidik beserta kualifikasi

pendidikan terdiri dari 4 guru berpendidikan S2,

41 guru berpendidikan S1, 2 orang berpendidikan

SLTA. Sehingga total tenaga kependidikan

sejumlah 47 orang. Adapun jumlah pegawai terdiri

dari 1 orang berpendidikan D2, 6 orang

berpendidikan SLTA, 3 orang berpendidikan SD.

Jumlah siswa masing-masing kelas VII terdiri dari

256 siswa, kelas VIII terdiri dari 246 siswa, kelas

IX terdiri dari 244 siswa.

Jenis kegiatan Pengembangan diri meliputi:

BK, Bola Voli (pa), MTQ/BTA (pa/pi), Pramuka,

Paduan Suara / Band, Paskibra, Seni Tari, PMR,

(4)

Adapun prestasi akademik yang telah

dicapai dalam 3 tahun terakhir sebagaimana tabel

berikut.

Tabel 4.1

Rata-Rata Nilai Ujian Nasional

No. Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian Nasional 2011/2012 2012/2013 2013/2014 1 Bahasa

Rata-Rata Nilai Ujian Sekolah

No. Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian Sekolah 2011/2012 2012/2013 2013/2014

(5)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kualitas Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan pengambilan data yang telah

dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Boja

Kabupaten Kendal pada bulan November 2014,

terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar

di kelas IX, setelah penulis olah dapat

disampaikan dalam tabel data sebagai berikut :

Tabel 4.3

Rekap Nilai Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)

No Nama Mapel Nilai Predikat

Data rekapitulasi penilaian perencanaan

(6)

tertinggi adalah 88,25 (A), terendah 73,58 (B),

dengan rata-rata adalah 79,86 (B)

Walaupun nilai perencanaan pembelajaran

yang dibuat oleh guru menunjukkan rata-rata

yang baik yaitu 79,86, namun perlu dilihat pula

hasil rekap nilai perencanaan pembelajaran per

komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut

ini

Tabel 4.4

Rekapitulasi Nilai Komponen Perencanaan

Pembelajaran Guru

No

Nama guru/ Kode

Mata pelajaran Komponen Perencanaan

Jum

Nilai Komponen (skala ratusan) = Nilai diperoleh : Nilai maksimal x100

89,53 80,98 71,5 76,3 1

76,6

1 394,9 78,98

Sumber : Data penelitian, diolah.

Keterangan: Lima Komponen perencanaan

(7)

Pembelajaran, 2) Pemilihan dan pengorganisasian

Materi Pembelajaran, 3) Pemilihan Sumber

Belajar/Media Pembelajaran, 4) Metode

Pembelajaran, dan 5) Penilaian hasil Belajar.

Menurut tabel di atas, nilai tertinggi

berdasarkan perhitungan dalam instrumen IPKG 1

adalah komponen 1 (satu) yaitu perumusan tujuan

pembelajaran dengan nilai 89,53, nilai terendah

adalah komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan sumber

belajar/media pembelajaran dengan nilai 71,5

sedangkan komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan

pengorganisasian materi pembelajaran dengan

nilai 80,93, komponen 4 (empat) yaitu metode

pembelajaran dengan nilai 76,31 sedangkan

komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar

nilainya adalah 76,61, dengan rata-rata nilai

komponen adalah 78,98.

Berdasarkan hasil penilaian perencanaan

pembelajaran setiap mata pelajaran, dapat

(8)

Tabel 4.5

Rekapitulasi Nilai Perencanaan Pembelajaran

Guru setiap Mata Pelajaran

N

o Mata pelajaran

Komponen Perencanaan Jum Lah = Nilai diperoleh : Nilai

maksimal x100

94,53 78,73 72,46 76,78 78,78 401,30 80,26

Sumber : Data penelitian, diolah.

Berdasarkan paparan data dalam tabel 4.5 di

atas tentang hasil penilaian perencanan

pembelajaran yang terdiri dari 5 (lima) komponen

dalam perencanaan yang disusun guru, diperoleh

data bahwa nilai untuk komponen 1 (satu) yaitu

perumusan tujuan pembelajaran adalah 94,53,

nilai komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan

(9)

78,73, nilai komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan

sumber belajar/media pembelajaran adalah 72,46,

nilai komponen 4 (empat) yaitu metode

pembelajaran adalah 76,78, dan nilai komponen 5

(lima) yaitu penilaian hasil belajar adalah 78, 78.

Nilai tertinggi adalah komponen 1 (satu)

yaitu 94,53 (A), terendah adalah komponen 3 (tiga)

yaitu 72,46 (B), dengan rata–rata nilai komponen

adalah 80,26 dengan predikat Baik (B). Rendahnya

nilai komponen pemilihan sumber belajar/media

pembelajaran disebabkan banyak faktor antara

lain keterbatasan sumber belajar/media

pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah,

keterbatasan kemampuan guru dalam

menggunakan media pembelajaran yang ada di

sekolah.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala

sekolah sebagai berikut:

Memang benar, masih ada sebagian guru yang belum mampu menyusun RPP yang memenuhi syarat PAKEM dengan memilih sumber belajar/media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal lain yang menjadi penyebab adalah kompetensi guru dalam menyusun RPP PAKEM masih perlu ditingkatkan (hasil wawancara, 4 Des 2014)

Hal senada ditegaskan juga oleh Sri Winda

selaku pengampu mata pelajaran IPA sebagai

(10)

...terus terang saya masih mengalami kesulitan untuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai materi, disamping masih terbatasnya jumlah alat/media yang dimiliki sekolah....

Berdasarkan perolehan nilai setiap

komponen perencanaan ternyata rata-rata nilainya

hanya 80,26 dan belum menunjukkan rata-rata

nilai yang Amat Baik, hal ini menunjukkan bahwa

pada setiap komponen perencanaan guru masih

perlu ditingkatkan kompetensinya. Disisi lain

penyebab belum maksimalnya nilai setiap

komponen perencanaan oleh guru karena sebagian

guru masih mengcopy paste RPP yang di buat oleh

MGMP atau sumber lain yang belum disesuaikan

dengan kondisi sekolah.

Sebagaimana dikemukakan oleh kepala

sekolah sebagai berikut :

Akan tetapi berdasarkan kondisi yang ada, ternyata masih ada sebagian guru yang belum mampu menyusun RPP secara mandiri, mereka masih menggunakan RPP yang di kembangkan oleh MGMP (mengcopy paste), yang terkadang belum tentu cocok dengan kondisi riil di sekolah. (hasil wawancara Kepala Sekolah, 4 Des 2014)

4.2.2 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran

4.2.2.1 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan pengambilan data yang telah

(11)

Kabupaten Kendal pada bulan November 2014,

terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar

kelas 9, setelah penulis olah dapat disampaikan

dalam tabel data sebagai berikut :

Tabel 4.6

Rekap Nilai Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2)

(12)

Data rekapitulasi penilaian pelaksanaan

pembelajaran di atas menunjukkan bahwa nilai

tertinggi adalah 85,00 (B), terendah 77,84 (B),

dengan rata-rata adalah 80,89 (B)

Walaupun nilai pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru menunjukkan rata-rata

yang baik yaitu 77,84, namun perlu dilihat pula

hasil rekap nilai pelaksanaan pembelajaran per

komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut

(13)

Tabel 4.7

Rekapitulasi Nilai Komponen Pelaksanaan

Pembelajaran Guru

Sumber : Data penelitian, diolah.

Keterangan : komponen 1 adalah membuka

pelajaran, komponen 2 adalah penguasaan materi,

(14)

komponen 4 adalah pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah

peran aktif siswa, komponen 6 adalah penggunaan

bahasa, komponen 7 adalah penilaian proses dan

hasil belajar, serta komponen 8 adalah menutup

pelajaran

Menurut tabel 4.7 di atas, nilai tertinggi

adalah komponen 6 (enam) yaitu penggunaan

bahasa dengan nilai 92,02 (A) nilai terendah

adalah komponen 4 (empat) yaitu pemilihan

sumber belajar/media pembelajaran dengan nilai

69,81 (C) dengan rata-rata nilai komponenya

adalah 78,97 (B). Dua komponen dengan nilai

terendah adalah komponen 4 (empat) yaitu

pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

dengan nilai 69,81 dan komponen 7 (tujuh) yaitu

penilaian proses dan hasil belajar dengan nilai

70,41.

Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan

pembelajaran setiap mata pembelajaran, dapat

(15)

Tabel 4.8

Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Pembelajaran

Guru setiap Mata Pelajaran

No Mata

Sumber : Data penelitian, diolah.

Berdasarkan paparan data dalam table 4.8 di

atas tentang hasil penilaian pelaksanaan

pembelajaran yang terdiri dari 8 (delapan)

komponen yang dilakukan guru, diperoleh data

sebagai berikut: nilai untuk komponen 1 (satu)

yaitu membuka pelajaran adalah 87,5 (A), nilai

(16)

79,25 (B), nilai komponen 3 (tiga) yaitu pendekatan

dan strategi adalah 75,74 (B), nilai komponen 4

(empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran adalah 72,01 (B), dan nilai

komponen 5 (lima) yaitu peran aktif siswa adalah

75,88 (B), nilai komponen 6 (enam) yaitu

penggunaan bahasa adalah 93,84 (A), nilai

komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan

hasil belajar adalah 69,86 (C) serta nilai komponen

8 (delapan) yaitu menutup pelajaran adalah 80,28

(B)

Nilai tertinggi adalah komponen 6 (enam)

yaitu 93,84 (A), terendah adalah komponen 7

(tujuh) yaitu 69,86 (C), dengan rata–rata nilai

komponen adalah 79,29 dengan predikat Baik (B)

Rendahnya nilai komponen 4 (empat) yaitu

pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

disebabkan antara lain keterbatasan sarana dan

prasarana khususnya sumber belajar/media

pembelajaran yang dimiliki sekolah, dan masih

perlu ditingkatkannya kemampuan guru dalam

menggunakan media pembelajaran yang ada.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh

Endang Sulistyani,S.Pd sebagai waka sarpras

sebagai berikut:

(17)

yang ada sehingga terkadang antar guru berebut duluan untuk menggunakan media /alat peraga yang sama. Faktor lain adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih belum mampu menggunakan media/alat peraga yang sudah dimiliki oleh sekolah. Faktor ketiga adalah rendahnya semangat belajar, dan terbatasnya jumlah LCD menjadi faktor keempat (wawancara tanggal 10 Desember 2014)

Pernyataan tersebut ditegaskan oleh

Sugiyanta,S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran

IPA Terpadu sebagai berikut:

Iya benar, masih ada keterbatasan media pembelajaran, sehingga harus bergilir gantian dalam menggunakan media seperti LCD. Demikian juga untuk SDM, memang masih ada sebagian guru yang enggan menggunakan LCD, sehingga bisa menghambat daya imajinasi siswa. (wawancara tanggal 15 Desember 2014)

Demikian halnya dengan rendahnya nilai

komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan

hasil belajar siswa disebabkan antara lain : guru

tidak/belum melaksanakan penilaian proses dan

hasil belajar sesuai dengan yang direncanakan.

Sebagian guru masih ada yang berpendapat yang

terpenting sudah menyusun perencanaan, tetapi

dalam pelaksanaannnya terkadang tidak sesuai

yang direncanakan, (hanya untuk memenuhi

(18)

Hal ini senada dengan hasil wawancara

peneliti dengan kepala sekolah yang menyatakan

sebagai berikut :

Ya, pada sebagian guru, kriteria penilaian dan alat evaluasi yang disusun sudah mengukur keberhasilan pembelajaran, akan tetapi masih ada sebagian guru yang lain yang belum menyusun dan melaksanakan penilaian proses pada saat pembelajaran berlangsung. Bahkan ada sebagian guru juga yang belum melaksanakan penilaian sesuai dengan yang direncanaan dalam RPP. (wawancara Kepala Sekolah, 4 Des 2014)

Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Sujiyah,

S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa Inggris yang

mengatakan sebagai berikut:

Ya, pada prinsipnya saya tetap

mengagendakan penilaian saat proses pembelajaran. Namun, saya juga terkadang tidak memberikan penilaian saat proses pembelajaran karena keterbatasan waktu (wawancara guru, 15 Des 2014)

4.2.2.2 Kendala Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan catatan pembinaan yang

diberikan oleh supervisor (baik kepala sekolah

maupun pengawas sekolah) selama observasi

kelas dan berdasarkan hasil wawancara

dengan responden yaitu kepala sekolah, guru

maupun siswa, diperoleh beberapa kendala

dalam pelaksanaan pembelajaran PAKEM,

(19)

a.Dalam kegiatan pendahuluan yaitu

membuka pembelajaran belum seluruh

guru melakukannya sesuai dengan yang

direncanakan di RPP dengan alasan

keterbatasan waktu.

b.Pada kegiatan inti, tentang

langkah-langkah pembelajaran PAKEM, belum

semua guru melaksanakan sesuai dengan

RPP yang telah disusun, guru beralasan

karena kondisi siswa yang belum siap, guru

yang belum mampu menerapkan strategi

pembelajaran PAKEM dan fasilitas

sekolah/sarana dan prasarana.

c. Penggunaan media pembelajaran/alat

peraga pendidikan oleh guru masih kurang

sehingga situasi pembelajaran belum

menarik bagi siswa.

d.Penyediaan Fasilitas sarana dan prasarana

yang menunjang pembelajaran PAKEM oleh

sekolah dirasakan masih kurang.

e. Kemampuan guru dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran PAKEM masih

perlu ditingkatkan.

f. Sarana dan prasarana, Sumber Daya

Manusia (SDM), rendahnya semangat

(20)

g. Siswa tidak maksimal dalam berpikir, tidak

siap menerima pelajaran, suasana kelas

gaduh sehingga KBM tidak efektif .

h.Guru sudah menggunakan media tetapi

pembelajaran membosankan karena terlalu

monoton.

i. Mindset guru tentang PAKEM yang belum

merata, dari segi improvisasi guru belum

maksimal, jarang sekali guru mempunyai

kemauan untuk mengadakan inovasi.

Kendala-kendala dalam pembelajaran

PAKEM di SMPN 2 Boja tersebut ditegaskan oleh

kepala sekolah dan beberapa guru. Sebagaimana

dikemukakan oleh Sri Winda selaku pengampu

mapel IPA sebagai berikut.

Iya, pada tahap kegiatan pendahuluan yaitu membuka pembela jaran belum seluruh guru

melakukannya sesuai dengan yang

direncanakan di RPP dengan alasan keterbatasan waktu. (hasil wawancara guru, 15 Des 2014)

Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Ida

Rosida, S. Pd. selaku waka kurikulum sebagai

berikut.

Sesuai dengan prosedur, pada tahap kegiatan

pendahuluan para guru membuka

pembelajaran, namun belum seluruh guru

melakukannya sesuai dengan yang

(21)

berkualitas. (hasil wawancara guru, 15 Des 2014)

4.2.3 Kualitas Evaluasi Pembelajaran

4.2.3.1 Kualitas Butir Soal

Kualitas butir soal dalam mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran sangatlah

penting bagi guru. Berdasarkan hasil penilaian

perencanaan pembelajaran khususnya

komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar

ternyata nilainya masih rendah yaitu 76,61.

Setelah dilihat secara menyeluruh tentang

instrumen penilaian yang disusun oleh guru

dalam RPP, ternyata belum semua guru

menyusun instrumen penilaian secara lengkap.

Butir soal yang disusun guru dalam RPP

masih bersifat sampel saja, sehingga tidak bisa

diketahui apakah semua indikator penguasaan

materi oleh siswa sudah semuanya diukur

melalui butir soal yang disusun oleh guru.

Berdasarkan kaidah penulisan butir soal,

masih ditemukan adanya soal yang belum

memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal

(22)

4.2.3.2 Kualitas Hasil Belajar

Berdasarkan hasil obsevasi, penilaian

yang dilakukan oleh guru setelah

melaksanakan pembelajaran dimasukkan

dalam daftar nilai ulangan harian ke- 2 pada

kelas IXC diperoleh data nilai seperti dalam

(23)

Tabel 4.9

Rekap Nilai Ulangan Harian Kedua Kelas IX C

Nomor Nilai per Mata Pelajaran

Juml

Sumber : Data penelitian, diolah.

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, rekap nilai

(24)

(KKM) yang sudah ditetapkan oleh sekolah,

menunjukkan bahwa dari 12 mata pelajaran

yang diajarkan, 8 diantaranya menunjukkan

bahwa seluruh siswa telah mencapai nilai

KKM. Sedangkan 4 mata pelajaran yang lain

yaitu PKn, Bahasa Inggris, Matematika, IPS,

menunjukkan hanya ada beberapa siswa yang

belum mencapai KKM.

Berdasarkan data di atas, bisa dikatakan

bahwa secara umum kualitas hasil belajar

pada ulangan harian adalah baik.

Sebagaimana dikemukakan oleh

Sugiyanta, S.Pd selaku pengampu mapel IPA

Terpadu sebagai berikut:

Saya cukup bangga karena siswa-siswa mampu mencapai nilai di atas standar minimal KKM yang telah saya tetapkan 70. Meskipun 100% siswa tuntas, namun saya tetap memacu siswa agar selalu mempertahankan pestasinya. (hasil wawancara, 15 Des 2014).

Pernyataan tersebut juga dikemukakan

oleh Nanik Sulistyawati, S.Pd selaku pengampu

mapel IPS sebagai berikut.

(25)

4.2.3.3 Kualitas Waktu dalam Perencanaan

Perencanaan pembelajaran harus disusun

oleh guru sebelum melakukan pembelajaran,

bahkan seharusnya sudah diperiksa oleh

kepala sekolah. Yang dilakukan di SMP Negeri

2 Boja, perencanaan pembelajaran disusun

oleh guru pada masa liburan semester sebelum

tahun pelajaran dimulai, dan dilakukan secara

bersama-sama melalui kegiatan IHT yang

difasilitasi oleh sekolah.

Dengan demikian dilihat dari aspek

kualitas waktu dalam menyusun perencanaan

bagi guru adalah sangat cukup.

Sebagaimana dikemukakan oleh Ida

Rosida, S.Pd selaku Waka Kurikulum sebagai

berikut:

Ya, saya rasa untuk waktu perencanaan pembelajaran bagi para guru sudah cukup. Hal ini karena adanya waktu-waktu libur yang bisa dimanfaatkan oleh

para guru dalam perencanaan

pembelajaran (hasil wawancara, 15 Des 2014).

4.2.3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah

kriteria minimal yang ditetapkan oleh sekolah

di awal tahun pelajaran, dan harus

disosialisasikan kepada stakeholder sekolah

(26)

tentukan oleh guru melalui analisis dengan

memperhatikan aspek intaks siswa,

kompleksitas mata pelajaran dan daya dukung.

Berdasarkan data di SMP Negeri 2 Boja

pada tahun pelajaran 2014/2015 tentang

KKM, diperoleh data KKM sekolah

sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 4.10

Kriteria Ketuntasan Minimal

(27)

menunjukkan bahwa kualitas KKM di SMP 2

Boja mayoritas masih di bawah KKM Nasional

yaitu 75.

Sebagaimana dikemukakan oleh

Haryanto,S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa

Indonesia sebagai berikut:

Ya, saya menentukan KKM untuk kelas VII, VIII dan IX dengan KKM yang sama yaitu 73. Nilai KKM 73 ini sudah saya pertimbangkan agar tidak memberatkan dan tidak terlalu ringan bagi siswa (hasil wawancara, 15 Des 2014).

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh

Ida Rosida, S.Pd, selaku waka kurikulum

sebagai berikut:

Ya, benar. Selaku waka kurikulum, saya menghimbau pada rekan guru untuk bisa memperhatikan penentuan nilai KKM, agar KKM tidak terlalu rendah maupun tinggi sehingga memberatkan siswa, selain itu jg harus mempetimbangkan intake siswa, kompleksitas materi dan daya dukung yang tersedia. (hasil wawancara, 15 Des 2014).

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pembahasan Hasil Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil penilaian perencanaan

pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, bisa

dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 2

Boja pada dasarnya telah mengacu model RPP

(28)

disusun oleh guru-guru SMP Negeri 2 Boja

dilihat dari sisi sistematikanya sudah mencakup

komponen RPP yang benar yaitu meliputi:

Identitas sekolah, Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator pencapaian hasil

belajar, tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, pendekatan dan metode

pembelajaran, langkah kegiatan pembelajaran

(pendahuluan, inti dan penutup), alat dan

sumber belajar serta penilaian pembelajaran. Hal

ini telah sesuai dengan komponen RPP PAKEM

yang dikemukakan oleh Uzer Usman (2008) yang

menyebutkan secara teknis rencana

pembelajaran minimal mencakup

komponen-komponen berikut: (1) Standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil

belajar, (2) Tujuan pembelajaran. (3) Materi

pembelajaran. (4) Pendekatan dan metode

pembelajaran. (5) Langkah-langkah kegiatan

pembelajaran. (6) Alat dan sumber belajar. (7)

Evaluasi pembelajaran.

Lebih lanjut Uzer Usman (2008)

menegaskan bahwa bagi guru, RPP berfungsi

sebagai acuan untuk melaksanakan proses

pembelajaran di kelas agar lebih efektif dan

(29)

diharapkan bisa menerapkan pembelajaran

secara terprogram.

Namun demikian secara kualitas nilai

semua komponen masih menunjukkan nilai yang

belum mencapai Amat Baik. Hal ini dibuktikan

dengan hasil penilaian perencanaan

pembelajaran yang telah mencapai nilai rata-rata

78,98 dengan predikat Baik. Walaupun hasil

perencanaan pembelajaran secara umum nilainya

sudah baik, setelah dicermati lebih lanjut nilai

RPP per komponen, ternyata masih ada

komponen yang sangat penting dalam sebuah

perencanaan, yang nilainya masih rendah yaitu

pada komponen 3 (tiga) tentang pemilihan

sumber belajar/media pembelajaran yang

nilainya hanya 71.5 dan masuk dalam kategori B.

Hal ini perlu pendapatkan perhatian baik dari

guru maupun kepala sekolah, agar guru

meningkatkan kompetensinya dalam pemilihan

dan pemanfaatan sumber/media pembelajaran.

Rendahnya kemampuan guru dalam

memilih dan menggunakan sumber

pembelajaran/media pembelajaran disebabkan

karena sebagian guru belum memiliki kompetensi

yang baik dalam memilih dan menggunakan

sumber pembelajaran/media pembelajaran.

(30)

sarana prasarana/media pembelajaran yang ada

di sekolah.

Secara umum kualitas perencanaan

pembelajaran yang disusun oleh guru-guru SMP

Negeri 2 Boja sudah baik, karena setelah

dilakukan penilaian sudah memenuhi

unsur-unsur pokok yang seharusnya ada dalam RPP,

demikian juga halnya dengan rumusan

tujuannya sudah benar sesuai dengan

kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

Kategori nilai Baik yang diperoleh dalam

perencanaan pembelajaran yang disusun oleh

guru disebabkan karena sebagian besar guru

aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) sekolah yang diadakan setiap

2 (dua) minggu sekali maupun MGMP Kabupaten

yang diadakan setiap bulan sekali pada minggu

keempat. Selain itu, kemampuan guru dalam

menyusun RPP juga dipengaruhi dengan adanya

fungsi kepala sekolah sebagai supervisor yang

telah menjalankan tugasnya dengan baik yaitu

dengan memeriksa RPP guru sebelum digunakan

dalam pembelajaran. Kualitas kemampuan guru

dalam menyusun RPP juga dipicu oleh adanya

kegiatan rutin kompetisi guru berprestasi tingkat

(31)

4.3.2 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru-guru di SMP Negeri 2 Boja pada

dasarnya sudah sesuai dengan model PAKEM,

hal ini ditunjukkan dengan adanya sebagian

besar guru dalam pelaksanaan pembelajarannya

sudah memenuhi kriteria aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan, namun demikian kompetensi

guru tetap masih sangat perlu ditingkatkan terus

agar kualitas pembelajaran semakin baik

sehingga hasilnya pun juga akan semakin baik.

Kompetensi guru dalam membuka

pelajaran secara umum sudah baik, namun

masih dijumpai beberapa guru dalam kegiatan

membuka pelajaran ini banyak menghabiskan

waktu sehingga tidak sesuai dengan yang

direncanakannya.

Pada kegiatan inti, sebagian guru telah

melaksanakan dengan baik, akan tetapi pada

komponen pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran dan komponen penilaian proses

dan hasil belajar, masih diperoleh nilai yang

rendah yaitu 69,81 (C) dan 70,41 (C). Hal ini

terjadi karena kompetensi guru dalam

pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran masih sangat kurang. Banyak

(32)

komputer / LCD sebagai media. Dengan

demikian untuk menyikapi hal tersebut, dalam

kegiatan inti ini guru dituntut untuk lebih kreatif

memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai

media pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

tidak harus di dalam kelas tetapi bisa juga

dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan

lingkungan yang ada. Hal ini perlu mendapatkan

perhatian yang serius dari guru maupun sekolah

agar kompetensi dan kreativitas guru lebih

ditingkatkan, agar siswa gembira dalam

mengikuti pelajaran sehingga mereka akan

mencintai ilmu yang dipelajarinya. Dengan

suasana yang gembira dan mencintai ilmu yang

dipelajarinya tentu siswa akan lebih mudah

menyerap materi pelajaran sehingga tujuan yang

direncanakan bisa tercapai.

Demikian halnya dengan kegiatan penutup,

terkadang guru lupa tidak memberikan refleksi

dan penugasan. Hal ini didasari alasan bahwa

waktunya sudah habis. Kegiatan refleksi sangat

penting untuk mengetahui seberapa besar materi

yang sudah diserap dan dipahami oleh siswa,

oleh karena itu guru harus lebih disiplin dalam

pemanfaatan waktu, agar semua kegiatan bisa

(33)

Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan

pembelajaran di atas, ternyata faktor kedisiplinan

guru dalam menggunakan waktu berdasarkan

perencanaan yang telah disusun perlu

mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini tidak

senada dengan pendapat Carol (1968) dalam Uno

(2013 : 190) yang mengatakan bahwa apabila

siswa diberi kesempatan menggunakan waktu

yang dibutuhkan untuk belajar dan ia

menggunakan sebaik-baiknya, maka ia akan

mencapai hasil yang diharapkan. Dengan

demikian setiap siswa yang memiliki kecakapan

normal, apabila diberi waktu yang cukup untuk

belajar mereka akan mampu menyelesaikan

tugas-tugas belajarnya selama kondisi belajarnya

memungkinkan. Sehingga sudah saharusnya

guru merancang dan memberikan waktu yang

cukup bagi siswa selama melaksanakan

pembelajaran, bukan banyak digunakan untuk

hal-hal yang di luar proses pembelajaran.

Secara kuantitatif berdasarkan hasil

penilaian pelaksanaan pembelajaran yang

dipaparkan di atas, diperoleh data bahwa pada

dasarnya semua guru memperoleh nilai rata-rata

80.89 dengan predikat Baik. Namun demikian

setelah dilihat nilai per komponen pelaksanan

(34)

komponen 1 adalah membuka pelajaran,

komponen 2 adalah penguasaan materi,

komponen 3 adalah pendekatan dan strategi,

komponen 4 adalah pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah

peran aktif siswa, komponen 6 adalah

penggunaan bahasa, komponen 7 adalah

penilaian proses dan hasil belajar, serta

komponen 8 adalah menutup pelajaran. Ternyata

di peroleh data bahwa nilai komponen 1

(membuka pelajaran) nilainya adalah 88,75 (A),

komponen 2 (penguasaan materi)nilainya adalah

79,82 (B), komponen 3 (pendekatan dan strategi)

nilainya adalah 76,49 (B), komponen 4

(pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran) nilainya adalah 69,81 (C),

komponen 5 (peran aktif siswa) nilainya adalah

74.77 (B), komponen 6 (penggunaan bahasa)

nilainya adalah 92,02 (A), komponen 7 (penilaian

proses dan hasil belajar) nilainya adalah 70,41

(C), serta komponen 8 (menutup pelajaran)

nilainya adalah 79,68 (B).

Nilai rata-rata pelaksanaan pembelajaran

semua guru di SMP Negeri 2 Boja sudah Baik,

karena secara umum dilihat dari sisi kualifikasi

dan kompetensi guru memang sudah baik. Hal

(35)

kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala

sekolah secara rutin tiap 2 kali dalam 1 semester.

Selain supervisi oleh kepala sekolah, guru juga

mampu menciptakan interaksi dengan siswa yang

baik sehingga pembelajaran lebih kondusif. Hal

ini sebagaimana ditegaskan oleh Rustaman (2001),

bahwa dalam proses pembelajaran terdapat

kegiatan interaksi antara guru-siswa dan

komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa

merupakan dua komponen yang tidak bisa

dipisahkan, yang harus terjalin interaksi yang

saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat

tercapai secara optimal.

Sedangkan untuk nilai per komponen,

khususnya pada kegiatan inti pelajaran, setelah

dicermati ada dua komponen yang nilainya

masih dalam kategori Cukup, yaitu komponen 4

(empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar dan

media pembelajaran dan komponen 7 (tujuh)

yaitu penilaian proses dan hasil belajar.

Mengingat pentingnya kedua komponen tersebut,

maka guru maupun kepala sekolah agar

memberikan perhatian. Rendahnya nilai kedua

komponen ini disebabkan masih terbatasnya

(36)

belajar dan media pembelajaran, juga disebabkan

masih terbatasnya media/alat pembelajaran yang

disediakan oleh sekolah.

Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran

PAKEM di SMP 2 Boja sudah berjalan dengan

baik sesuai dengan hasil penelitiannya Blimpo

dan Evans (2001) yang mengatakan bahwa proses

pembelajaran menjadi lebih bernilai dengan hasil

optimal jika dikelola secara efektif dan efisien

dengan menerapkan model PAKEM, namun

masih perlu pembenahan dan peningkatan.

Disisi lain sebagai pembanding, menurut

hasil penelitian yang dilakukan oleh M.Kafit

(2009) tentang Efektifitas Penggunaan Media

Pembelajaran Komputer Untuk Meningkatkan

hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas VIII MTs

NU Hasyim Asyari Honggowongso Jekulo Kudus,

menyatakan bahwa: Penggunaan media

pembelajaran komputer mampu meningkatkan

prestasi belajar IPA, karena dengan

menggunakan media tersebut siswa lebih tertarik

dan lebih termotivasi. Dengan demikian

kompetensi guru SMP Negeri 2 Boja khususnya

dalam pemanfaatan sumber belajar/media

pembelajaran sangat perlu ditingkatkan agar

(37)

hasil/prestasi belajar siswa pun juga semakin

meningkat.

Merujuk hasil penelitian Ratam (2006)

tentang Pengaruh Pola Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan

Motivasi Belajar terhadap Ketuntasan Belajar IPS

Materi Sejarah Siswa Sekolah Dasar Di

Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga,

mengatakan bahwa ketuntasan hasil belajar

siswa dengan Pola PAKEM lebih tinggi jika

dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa

dengan mengunakan pola konvensinal/ceramah.

Dengan demikian, sekalipun di SMP Negeri

2 Boja sudah mengimplementasikan MBS dan

PAKEM, namun, dengan pencapaian prestasi

belajar siswa yang belum memenuhi harapan,

maka kompetensi guru dalam menerapkan

PAKEM masih sangat perlu ditingkatkan, dan

sekolah perlu memberikan dukungan dengan

memberikan fasilitas yang cukup bagi guru

untuk melaksanakan PAKEM.

4.3.3 Pembahasan Hasil Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan pendapat Uno (2013: 96)

tentang bagaimana menilai siswa dalam strategi

pembelajaran aktif (PAKEM), dikatakan bahwa

apapun caranya, sebenarnya sistem penilaian

(38)

dirancang untuk meningkatkan, bukan

mengaudit siswa, prestasi siswa memungkinkan

siswa untuk menunjukkan pembelajaran mereka

dengan cara-cara yang merefleksikan konteks,

yang suatu saat akan mereka temui di

kehidupan nyata mereka (penilaian otentik).

Menurut Asmani (2013: 105) salah satu kriteria

penilaian yang sesuai dengan konsep PAKEM

yaitu penilaian yang sesuai dengan pembelajaran

model PAKEM yaitu penilaian otentik yang

merupakan proses pengumpulan informasi oleh

guru tentang perkembangan dan pencapaian

pembelajaran peserta didik melalui berbagai

teknik yang mampu mengungkapkan,

membuktikan atau menunjukkan secara tepat

bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar

dikuasai dan dicapai. Bentuk penilaian tes dapat

dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.

Sementara itu, bentuk penilaian non-tes

dilakukan dengan menggunakan skala sikap,

ceklis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.

Mengacu pada hasil observasi pelaksanaan

pembelajaran yang salah satu komponennya

adalah penilaian proses dan hasil pembelajaran,

ternyata yang dilaksanakan oleh guru SMP Negeri

2 Boja belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini

(39)

karateristik evaluasi yang seharusnya dilakukan

dalam model PAKEM yang meliputi pretest,

penilaian proses dan postest maupun bentuk

penilaian lainya seperti portopilio, penugasan

terstruktur maupun kegiatan mandiri

terstruktur. Perencanaan evaluasi pembelajaran

yang telah dilaksanakan yang meliputi kualitas

butir soal, kualitas hasil belajar, kualitas waktu

dalam perencanaan dan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) diperoleh hasil bahwa kualitas

butir soal ternyata belum semua guru menyusun

instrumen penilaian secara lengkap dalam RPP.

Butir soal yang disusun guru dalam RPP

ternyata masih bersifat sampel saja, dan atau

bahkan mengambil soal yang sudah jadi,

sehingga tidak bisa diketahui apakah semua

indikator penguasaan materi oleh siswa sudah

semuanya diukur melalui butir soal yang disusun

oleh guru. Berdasarkan kaidah penulisan butir

soal, masih ditemukan adanya soal yang belum

memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal

masih perlu ditingkatkan validitas dan

reliabilitasnya.

Namun demikian kualitas hasil belajar,

secara umum sebenarnya sudah baik, hal ini

dibuktikan dengan 8 mata pelajaran

(40)

sedangkan 4 mata pelajaran yang lain yaitu

mata pelajaran PKn, Bahasa Inggris, Matematika

dan IPS hanya menunjukkan beberapa anak

yang belum mencapai batas tuntas.

Berdasarkan waktu yang ada bagi guru

untuk menyusun perangkat pembelajaran, pada

dasarnya sangat cukup, karena dilaksanakan

pada saat liburan semester, sebelum masuk

tahun palajaran baru dengan diberikan fasilitasi

dari pihak sekolah.

Kualitas KKM di SMP 2 Boja perlu adanya

peningkatan menuju KKM Nasional yaitu 75, hal

ini terlihat dari dari data KKM sekolah hanya

dua mata pelajaran yang KKM nya 75, yaitu mata

pelajaran IPS dan Ketrampilan, sedangkan mata

pelajaran yang lain KKM nya masih di bawah 75.

Pentingnya mengevaluasi pembelajaran

karena guru akan mengetahui tingkat

keberhasilan maupun bagian-bagian yang perlu

diperbaiki. Hal ini sebagaimana dikemukakan

oleh Uno (2008: 95), bahwa Evaluasi akhir atau

post test berfungsi untuk memperoleh gambaran

tentang kemampuan yang dicapai siswa pada

akhir pengajaran. Jika hasil evaluasi akhir kita

bandingkan dengan evaluasi awal, maka dapat

diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari

(41)

sekaligus dapat pula diketahui bagian-bagian

mana dari bahan pengajaran yang masih belum

Gambar

Tabel 4.2 Rata-Rata Nilai Ujian Sekolah
Tabel 4.3 Rekap Nilai Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Komponen Perencanaan
tabel di
+7

Referensi

Dokumen terkait

обеспечивающая параллельное получение сырья животного происхождения и увеличение переваримости яблочных выжимок , а также их утилизацию ,

 Tujuan utama adalah meyakinkan donatur Tujuan utama adalah meyakinkan donatur bahwa terdapat masalah yang dapat.. bahwa terdapat masalah

Setiap pasien baru akan mendapat nomor pasien yang akan digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke

Jika anda menyatukan antara pendapat mereka yang menyatakan tidak adanya ketetapan karakter, dengan pendapat mereka yang menyamakan se- mua tubuh dan perbuatan, dan bahwa manusia

Kesimpulan penelitian adalah aplikasi sericin pada permukaan HA meningkatkan jumlah perlekatan sel osteoblas dan konsentrasi pelapisan (0,01; 0,05; 0,1%) tidak

[r]

Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam kehidupan politik, yang nantinya diharapkan akan memberikan perubahan

Oleh karena itu, perlu dibuat campuran resin akrilik dengan kitosan yang hasilnya dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dan diharapkan dapat memenuhi