• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS - Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Menengah Atas Kota Medan Terhadap Lembaga Penjamin Simpanan (LPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS - Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Menengah Atas Kota Medan Terhadap Lembaga Penjamin Simpanan (LPS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Persepsi

Menurut kamus Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan, penerimaan langsung dari suatu serapan, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi merupakan hal yang mempengaruhi sikap, dan sikap ini akan menentukan perilaku. Dengan kata lain persepsi akan mempengaruhi perilaku seseorang atau perilaku merupakan cermin persepsi yang dimilikinya.

Feming dan Levie dalam skripsi Mahmudah (2009) yang berjudul Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Karakteristik, Users, Akuntabilitas, Aktivitas Bisnis Perbankan Syariah menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Persepsi bersifat:

1. Relatif, tidak absolut, tergantung pada pengalaman sebelumnya.

2. Selektif, tergantung pada pengalaman, minat, kebutuhan, dan kemampuan untuk mengadakan persepsi, dan

3. Teratur, sesuatu yang tidak teratur akan sukar untuk dipersepsikan

(2)

Aktivitas Bisnis Perbankan Syariah, persepsi merupakan proses mental dan kognitif yang memungkinkan individu Menafsirkan dan memahami informasi tentang lingkungan, baik untuk penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman.

Menurut Pearson dalam skripsi Sutyastuti (2003) berjudul Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Teknologi Informasi yang harus dikuasai, perbedaan persepsi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Faktor fisiologis yang mencakup gender, panca indera dan lain sebagainya. 2. Pengalaman dan peranan, yaitu apa yang dialami pada masa lalu dan

peranan individu yang diajak diskusi.

3. Budaya yang merupakan sistem kepercayaan, nilai, kebiasaan, dan perilaku yang digunakan dalam masyarakat tertentu.

4. Perasaan dan keadaan misalnya sugesti tertentu dalam suatu hal.

2.1.1. Jenis-jenis Persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

1. Persepsi Visual

(3)

indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya menurun dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya.

Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

2. Persepsi Auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak. 3. Persepsi Perabaan

(4)

terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

4. Persepsi Penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair.Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor.

5. Persepsi Pengecapan

(5)

Sensasi pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak.Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.

2.1.2. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Persepsi

Seseorang belum tentu mempunyai persepsi yang sama tentang suatu objek yang sama. Perbedaan ini ditentukan bukan hanya pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang keadaan stimulus itu (Mahmud 1990:41). Latar belakang yang dimaksud mencakup pengalaman-pengalaman sensoris, perasaan saat terjadinya suatu peristiwa, prasangka, keinginan, sikap, dan tujuan.

Arikunto dalam Ali (2004:19), menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi faktor-faktor yaitu :

1. Ciri khas objek stimulus yang memberikan nilai bagi orang yang mempersiapkannya dan seberapa jauh objek tertentu dapat menyenangkan bagi seseorang.

2. Faktor-faktor pribadi termasuk di dalamnya ciri khas individu, seperti taraf kecerdasan, minat, emosional dan lain sebagainya.

3. Faktor pengaruh kelompok, artinya respon orang lain di lingkungannya dapat memberikan arah kesuatu tingkah laku.

(6)

Sedangkan menurut Walgito (2002:70), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu :

1. Objek yang dipersiapkan

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersiapkannya tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf yang bekerja sebagai reseptor.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran

3. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

(7)

1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dalam diri individu (Niven N, 2002). Diantara faktor internal tersebut adalah:

a. Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai,

ditanggung). Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari – harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia. b. Motif

Dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah ” pendorongan” suatu

usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).

c. Minat

(8)

d. Harapan

Harapan adalah dibentuk dari pengalaman sebelumnya, dari informasi yang dia peroleh melalui media massa dan dari kenalannya, atau juga dari apa yang dilihat, didengar dan diraba saat itu.

e. Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dapat menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat

f. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu yang meliputi:

(9)

2.2. Ruang Lingkup Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 2.2.1. Bentuk dan Status Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Bentuk dan Status Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah sebagai berikut:

1. LPS dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

2. LPS adalah badan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

3. LPS merupakan lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.

4. LPS bertanggung jawab kepada Presiden.

5. LPS berkedudukan di Jakarta dan dapat mempunyai kantor perwakilan di wilayah negara Republik Indonesia.

2.2.2. Fungsi, Tugas dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 1. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah sebagai berikut:

a. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.

b. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya.

2. Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.

(10)

c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan.

d. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.

e. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik. 3. Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

a. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.

b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta.

c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.

d. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.

e. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada angka 4.

f. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.

g. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.

h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.

(11)

2.2.3. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Visi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah menjadi lembaga penjamin simpanan yang dipercaya dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional.

Adapun misi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan program penjaminan simpanan yang efektif.

2. Berperan aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional. Selain visi dan misi nilai-nilai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah sebagai berikut:

1. Profesional. 2. Integritas. 3. Layanan Prima. 4. Proaktif.

5. Sinergi.

2.2.4. Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Adapun simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah sebagai berikut:

1. Simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

(12)

a. Giro berdasarkan PrinsipWadiah; b. Giro berdasarkan PrinsipMudharabah; c. Tabungan berdasarkan PrinsipWadiah;

d. Tabungan berdsasrkan Prinsip mudharabah muthiawah atau Prinsip Mudharabah muqayyadahyang resikonya ditanggung oleh bank; e. Deposito berdsasrkan Prinsip mudharabah muthiawah atau Prinsip

Mudharabah muqayyadah yang resikonya ditanggung oleh bank; dan/atau

f. Simpanan berdasarkan Prinsip Syariah lainnya yang ditetapkan LPS setelah mendapat pertimbangan LPP.

3. Simpanan yang dijamin mencakup pula simpanan yang berasal dari bank lain.

4. Nilai simpanan yang dijamin LPS mencakup saldo pada tanggal pencabutan izin usaha bank.

5. Saldo tersebut berupa:

a. Pokok ditambah bagi hasil yang telah menjadi hak nasabah, untuk simpanan yang memiliki komponen bagi hasil yang timbul dari transaksi dengan prinsipSyariah.

b. Pokok ditambah bungan yang telah menjadi hak nasabah, untuk simpanan yang memiliki komponen bunga;

(13)

6. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu bank adalah hasil penjumlahan saldo seluruh rekening simpanan nasabah pada bank tersebut, baik rekening tunggal maupun rekening gabungan (joint account).

7. Untuk rekening gabungan (joint account), saldo rekening yang diperhitungkan bagi satu nasabah adalah saldo rekening gabungan tersebut dibagi prorate dengan jumlah pemilik rekening.

8. Dalam hal nasabah yang memiliki rekening tunggal dan rekening gabungan (joint account), saldo rekening yang terlebih dahulu diperhitungkan adalah saldo rekening tunggal.

9. Dalam hal nasabah yang memiliki rekening yang dinyatakan secara tertulis diperuntukan bagi kepentingan pihak lain (beneficiary), maka saldo rekening tersebut diperhitungkan sebagi saldo rekening pihak lain (beneficiary) yang bersangkutan..

10. Sejak 13 Oktober 2008, saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah paling banyak sebesar Rp. 2 Milyar.

2.2.5. Pengajuan Klaim

Nasabah dapat mengajukan klaim atas simpanannya kepada LPS dengan tata cara sebagai berikut:

(14)

2. Pengumuman tanggal pengajuan klaim dilakukan secara bertahap berdasarkan hasil rekonsiliasi dan verifikasi yang telah diselesaikan dengan ketentuan:

a. Pengumuman tahap pertama dilakukan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah rekonsiliasi dan verifikasi dimulai.

b. Pengumuman tahap akhir dilakukan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja terhitung sejak izin usaha bank dicabut.

3. Pengumuman tersebut juga memuat syarat dan tata cara pengajuan klaim atas simpanan yang layak bayar.

4. Klaim atas simpanan yang dijamin diajukan oleh nasabah penyimpan kepada LPS sesuai pengumuman.

5. Pengajuan klaim pinjaman wajib dilakukan nasabah penyimpan paling lambat 5 (lima) tahun sejak izin usaha bank dicabut.

6. Dalam hal nasabah penyimpan tidak mengajukan klaim penjaminan atas simpanannya, maka hak nasabah penyimpan untuk memperoleh pembayaran klaim dari LPS menjadi hilang.

(15)

2.2.6. Klaim Penjaminan Yang Tidak Layak Dibayar

1. Klaim penjaminan dinyatakan tidak layak dibayar berdasrkan hasil rekonsiliasi dan/atau verifikasia adalah:

a. Data simpanan nasabah dimaksud tidak tercatat pada bank.

b. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar, dan/atau

c. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi tidak sehat.

2. Simpanan dnyatakan tercatat pada bank apabila dalam pembukuan bank tercatat data mengenai simpanan tersebut, antara lain nomor:

a. Rekening/bilyet, nama nasabah penyimpan, saldo rekening, dan informasi lainnya yang lazim berlaku untuk rekening sejenis, dan/atau b. Terdapat bukti aliran dana yang menunjukkan keberadaan simpanan

tersebut.

3. Nasabah penyimpan dinyatakan sebagai pihak yang diuntungkan secara tidak wajar, apabila nasabah tersebut memperoleh tingkat bunga melebihi tingkat bunga penjaminan yang ditetapkan oleh LPS.

4. LPS mengumumkan maksimum tingkat bunga penjaminan setiap bulan dengan ketentuan:

a. Tingkat bunga tersebut berlaku selama 1 (satu) bulan, dan

(16)

5. Suatu pihak dinyatakan termasuk sebagai pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi tidak sehat sebagaiman dimaksud dalam Pasal 36 huruf c, apabila pihak yang bersangkutan memiliki kewajiban kepada bank yang dapat dikelompokkan dalam kredit macet berdasarkan peraturan perundang-undangan dan saldo kewajiban simpanannya lebih besar dari saldo simpanannya.

6. Dalam hal nasabah penyimpan yang simpanannya tidak layak dibayar merasa dirugikan, maka nasabah yg dimaksud dapat:

a. Mengajukan keberatan kepada LPS yang didukung dengan bukti nyata dan jelas, atau

b. Melakukan upaya hukum melalui pengadilan.

7. Apabila LPS menerima keberatan nasabah penyimpan atau pengadilan mengabulkan upaya hukum nasabah penyimpan, LPS mengubah status simpanan nasabah tersebut (reklasifikasi) di simpanan yang tidak layak dibayar menjadi simpanan yang layak sibayar.

8. LPS hanya membayar simpanan nasabah sesuai dengan penjaminan berikut bunga yang wajar sejak simpanan nasabah tersebut ditetapkan tidak layak dibayar sampai dengan simpanan nasabah dimaksud dibayarkan oleh LPS.

(17)

2.3. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugyono (2012) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan penjelasan dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah:

:Masyarakat Menengah Atas di Kota Medan memahami tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Referensi

Dokumen terkait

- Hubungkan dua titik tersebut, sehingga membentuk garis lurus yang merupakan grafik persamaan yang di cari.. Menyatakan Persamaan Garis Jika

Komponen-komponen dari suatu sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri dari pusat pembangkit, dalam hal ini yang digambarkan adalah generatornya., transformator

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap uji efektivitas beberapa bahan peningkat penetrasi terhadap laju difusi krim pemutih ekstrak daun murbei maka

Tujuan lain dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sajian pertunjukan Reog Krido Santoso dan mengetahui koreografi yang berisi tentang deskripsi tari, tema, judul,

data yang diperoleh dari angket Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti.. serta angket karakter religius dengan menggunakan rumus

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap mahasiswa Surabaya terhadap game show Happy

tersebut > 0,05 yaitu 0,301 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara pendidikan agama Islam dan budi pekerti

The objective of this study was to disclose the preventive effect of the administration of green tea ( Camellia sinensis ) and red tea ( Hibiscus sabdariffa ) extract to