• Tidak ada hasil yang ditemukan

konservasi tanah dan air docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "konservasi tanah dan air docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Konservasi Tanah dan Air

Denny Yulfa

NPM : E1J012095

Program Studi Agroekoteknologi

Jurusan Budidaya Pertanian

(2)

PENDAHULUAN

Kekuatan yang menyatukan butir-butir primer menjadi agregat relatif tidak terlalu kuat sehingga tanah mudah ditembus oleh akar tumbuhan, zat hara dapat bergerak ke arah akar melalui larutan tanah, dan tumbuhan dapat berdiri tegak. Di sisi lain tanah akan mudah terdispersi apabila ada kekuatan dari luar yang bekerja terhadap agregat dengan kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan penyusun agregat. Kekuatan pemecah agregat ini biasanya berasal dari energi air dan angin.

Berdasarkan uraian di atas maka ada dua proses berlawanan yang terjadi terhadap tanah. Pertama adalah proses pembentukan atau formasi tanah yang menyatukan butir-butir primer menjadi butir-butir sekunder, dan ke dua adalah proses deformasi tanah yang menyebabkan butir-butir sekunder pecah menjadi butir-butir primer. Kedua proses tersebut terjadi secara bersamaan, proses mana yang lebih dominan akan menentukan kualitas tanah yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Apabila proses ke dua yang dominan, maka tanah akan mengalami degradasi secara kuantitas dan kualitas.

Proses degradasi tanah seperti diuraikan di atas lebih dikenal dengan erosi. Dengan demikian, erosi didefinisikan sebagai suatu peristiwa berpindah atau terangkutnya butir-butir tanah dan/atau bagian dari tanah dari suatu tempat ke tempat lain melalui media alam. Dalam Glossary of Soil Science, erosi diartikan sebagai terkikisnya permukaan lahan oleh air, angin, es, gaya gravitasi atau agen-agen alami atau antropogenik yang memindahkan partikel-partikel tanah atau bahan batuan dari satu lokasi di permukaan bumi, untuk diendapkan di tempat lain. Atau, pemindahan sedimen dan batuan oleh gaya yang ditimbulkan oleh angin, air dan es. Dalam peristiwa ini tanah terkikis dan terangkut dari suatu tempat dan diendapkan di tempat lain. Energi yang menyebabkan terjadinya pengangkutan atau pemindahan ini berasal dari butir air yang jatuh dan dari pergerakan aliran permukaan air dan angin. Pengangkutan dan pemindahan itu sendiri terjadi setelah butir-butir tanah terpisah satu sama lain membentuk butir-butir yang lebih halus.

ISI

(3)

secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kelestarian kemampuan fungsi lingkungan. Upaya pelestarian ini salah satunya adalah melalui pengendalian erosi tanah di setiap tipe penggunaan lahan. Untuk itu usaha pengendalian erosi secara tepat perlu dilakukan dalam upaya melestarikan kemampuan fungsi lingkungan. Erosivitas merupakan kemampuan hujan menimbulkan erosi. Tingkat erosi ini digambarkan dalam bentuk indeks erosivitas hujan. Indeks erosivitas hujan merupakan besaran tanpa satuan yang menggambarkan kemampuan hujan menimbulkan erosi. Jika semakin besar nilai indeks erosivitas, maka semakin besar pula hujan menimbulkan erosi.

Struktur tanah adalah gumpalan kecil dari butir–butir tanah, gumpalan ini terjadi dikarenakan debu, liat dan pasir menjadi satu karena ada perekat–perekatnya, yang mana struktur ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan tanah sebagai media tanam. Tanah bertekstur kasar mempunyai adhesi dan kohesi lebih kecil serta kapasitas infiltrasi lebih besar dibandingkan dengan tanah berstruktur halus.kondisi ini menguntungkan dari aspek aliran permukaan sebagai agen transportasi dalam proses erosi, karena tanah yang berpasir adalah agregatnya yang lemah sehingga mudah hancur apabila terkena pukulan butiran hujan,dan sebaliknya tekstur tanah yang halus memudahkan terjadinya aliran permukaan, meskipun curah hujannya rendah.sedangakan struktur tanah yang butiran akan menghasilkan laju infiltrasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi aliran permukaan atau erosi.

Tanah liat (clay) serta kation Fe dan Al dapat meningkatkan daya tahan tanah terhadap dispersi (penguraian). Tanah liat berfungsi sebagai pengikat air, pertukaran kation, dan perekat butir-butir tanah sehingga menjadi stabil dan tahan terhadap dispersi. Bahan organik berfungsi sebagai agen perekat partikel-partikel tanah sehingga berhubungan langsung dengan stabilitas agregat dan erosi. Dalam proses pembentukan agregat tanah, bahan organik menjadi penghubungan antara partikel-partikel liat dan pasir sehingga terbentuk agregat yang stabil. Selain itu, pelapisan agregat oleh bahan organik menyebabkan agregat tersebut bersifat hidrofobik sehingga sulit dimasuki air dan menjadi stabil ketika terendam di dalam air. Hal ini juga berpengaruh terhadap ketebalan solum karena semakin banyak bahan organik maka ketebalan solum juga semakin bertambah, ketebalan solum juga mampu menyerap air hujan yang jatuh kepermukaan tanah hal ini yang menyebabkan ketebalan solum mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi melaului kemampuan profil tanah dalam mempengaruhi laju aliran permukaan tanah selama hujan berlangsung.

(4)

mengalami penumpukan liat di lapisan bawah permukaan, akan meningkatkan aliran permukaan sebagaimana diuraikan sebelumnya. Topografi merupakan bentuk permukan bumi dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari permukaan laut. Permukaan tanah dengan beda tinggi dan kemiringan yang sangat besar, maka disebut topografinya bergunung, sedangkan untuk beda tinggi dan kemiringan yang lebih rendah secara berurutan disebut berbukit, bergelombang, dan berombak. Ilmu yang membahas tentang topgrafi ini disebut geomorfologi. Dua unsur topografi yang banyak dibahas dan besar pengaruhnya terhadap erosi adalah panjang lereng (length, simbol L) dan kemiringan lereng (slope, simbol S). Kemiringan lereng mempengaruhi erosi melalui aliran permukaan. Semakin curam lereng semakin besar laju dan jumlah aliran permukaan dan semakin besar pula erosi yang terjadi. Selain itu partikel tanah yang terpercik akibat tumbukan butir hujan semakin banyak. Jika kemiringan lereng bertambah dua kali banyaknya erosi meningkat 2,0 sampai 2,5 kali lebih tinggi.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hermawan, Bandi. 2010. Buku Ajar Konservasi Tanah dan Air. Badan Penerbit Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.

Kartasapoetra, G., Kartasapoetra, A.G., Sutedjo, M.M. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Bina Aksara : Jakarta.

Sarief, E.S. 1988. Konservasi tanah dan air. Pustaka Buana. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dalam pengembangan ide bisnis/ usaha jasa penatu agar dapat bersaing dimasa yang akan

Dengan panduan team Q’fresh Grup, anda tidak perlu pusing memikirkan cara meraih keuntungan yang besar dengan menyediakan jasa laundry yang bervariasi.... BAGAIMANA CARA

Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan selaku Wasfung pengelolaan BBG di lingkungan Kemhan dan TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)

(2015:2) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian reksa dana saham dikelompokan menjadi tiga, yaitu: faktor keamanan politik, kondisi pasar global, dan

Media buklet materi jamur keragaman jenis jamur makroskopis di Hutan Lindung Gunung Juring, dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pendukung, untuk

Spora berwarna krem hingga kekuningan, atau kemerahmudaan, berbentuk ellip, permukaan licin , berukuran 6–8 x 3–3,5 mikron.Habitat: pada hutan cemara atau kayu lapuk, hidup

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis-jenis jamur makro yang ada di HLGL yang tumbuh di tanah, pohon hidup dan kayu mati, dengan karakteristik tubuh

9) Titik BN (Below Nipple) yaitu titik yang letaknya 2,5 cm dibawah puting susu (pria) atau di perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah payudara, dalam