• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR 1 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR 1 (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Tentangku...

Senin, 18 November 2013

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR#1

Karakteristik Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:

Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab ini akan membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan terhadap

proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.

(2)

Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok produksi.

Persediaan (Inventory)

Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari tiga macam, yakni:

1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)

2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) 3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)

Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal neraca. Bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Persediaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku dan biaya-biaya manufaktur lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum selesai. Untuk

menyelesaikannya masih diperlukan tambahan biaya. Persediaan barang jadi terdiri dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian harus menyediakan tiga perkiraan untuk persediaan.

Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)

Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi:

a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.

b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan

langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).

c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan.

(3)

(1) bahan pembantu (kadangkadang disebut: bahan tidak langsung (indirect materials) misalnya perlengkapan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan mebel);

(2) tenga kerja tidak langsung (indirect labor) yaitu tenaga kerja yang pekerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya gaji mandor;

(3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair); (4) listrik, air telepon dan lainlain.

Ketiga jenis biaya manufaktur ini dapat dihubungkan dan dilihat keterkaitannya dengan memperhatikan bagan yang diilustrasikan di bawah ini.

Biaya Produksi (Production Cost) dan Biaya Periode (Period Cost)

(4)

dengan proses produksi. Tiga komponen biaya yang terdapat dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya overhead adalah semua biaya pabrikasi (semua biaya yang terkait dengan proses produksi) yang bersifat tidak langsung, termasuk biaya-biaya yang dibebankan

pada persediaan dalam proses pada akhir periode. Biaya overhead ini seringkali tidak dapat diatribusikan/dilekatkan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan secara spesifik. Karena biaya ini biasanya dinikmati bersama selama proses produksi

berlangsung. Dalam situasi tertentu dapat pula disebut sebagai biaya bersama (common cost). Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari produk yang dibuat dan dapat dengan mudah diatribusikan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan atau dibuat. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead sering pula disebut sebagai biaya konversi (conversion cost), yaitu biaya yang dikeluarkan atau terjadi sehingga bahan baku dapat diubah menjadi produk jadi. Kelompok biaya lain selain biaya produksi adalah biaya periode (period cost), yaitu biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan atau terjadi selama periode berjalan dalam rangka operasional perusahaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni beban penjualan atau pemasaran dan beban-beban administratif. Klasifikasi biaya

yang berbeda-beda ini dilakukan agar dapat mengukur kinerja atau prestasi masing-masing bagian secara lebih fair. Kata lainnya adalah, alokasi yang tepat akan dapat meningkatkan pertanggungjawaban masingmasing bagian. Sehingga sebuah beban, bisa jadi teralokasikan ke dalam pos-pos yang berbeda walaupun jenisnya sama. Beban depresiasi komputer, misalnya, bisa jadi merupakan kelompok biaya overhead, jika komputer tersebut berada di atau dipergunakan untuk kegiatan oleh departemen produksi. Mungkin juga merupakan beban pemasaran/penjualan jika komputer tersebut dimanfaatkan oleh bagian tersebut. Atau boleh jadi pula beban depresiasi komputer tersebut merupakan kelompok beban adminstratif jika komputernya digunakan oleh bagian kantor atau administrasi. Oleh karena itulah kita harus dapat

mengklasifikasikan setiap beban ke dalam kelompok biaya yang tepat karena berdasarkan laporan tersebut kinerja suatu bagian/seseorang akan diukur.

Beban pokok produksi (Cost of Goods Manufactured)

Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut beban pokok produksi barang selesai (cost of goods manufactured) atau disingkat dengan beban pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Beban

pokok produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga produksi (cost of goods manufactured statement). Laporan ini merupakan bagian dari beban pokok penjualan (cost of goods sold).

Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap pengikhtisaran yang terdiri dari:

Tahap pencatatan

(5)

3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar

Tahap pengikhtisaran

4. Pembuatan neraca saldo

5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian 6. Penyusunan laporan keuangan

7. Pembuatan jurnal penutup

8. Pembuatan neraca saldo penutup 9. Pembuatan jurnal balik

Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut.

Pembahasan perusahaan manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahap-tahap tersebut secara garis besar saja. Penekanan diberikan pada proses akuntansi untuk masing-masing akun/rekening/perkiraan perusahaan manufaktur (ketiga istilah ini dipakai seluruhnya, secara bergantian, sepanjang pembahasan dalam buku ini untuk menunjukkan bahwa ketiganya merupakan istilah yang lazim dipakai sehari-hari dalam praktik pada DU/DI). Namun demikian, tetap diharapkan bahwa pemaparan berikut ini telah mencakup semua pemahaman minimal yang diperlukan untuk dapat menjalankan proses akuntansi pada sebuah perusahaan manufaktur.

Bahan Baku (Raw Materials)

Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam buku

pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai). Pembayaran hutang yang bersangkutan dicatat dalam buku pengeluaran kas. Di buku besar, pembelian bahan baku dicatat dalam rekening pembelian dan rekening-rekening lain yang berhubungan, misalnya potongan pembelian serta pembelian retur

dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku dari gudang untuk produksi tidak dicatat.

Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan baku hanya digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jurnal penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada di awal dan akhir periode. Sementara itu, nilai persediaan ditentukan dengan mengadakan penghitungan fisik. Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir) dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.

Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas. Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya buruh langsung. Pada akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan dengan mambuat jurnal penutup ke rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.

(6)

Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidak langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan, asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiap-tiap jenis biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau ingin lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja yaitu biaya overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya overhead pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan. Pembelian biaya overhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku pembelian. Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas rekening yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.

Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory )

Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementara itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya, pada saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya sebagian barang yang belum selesai diproses. Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi untuk barang itu, tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan sebagai persediaan dalam proses. Untuk memperoleh beban pokok produksi barang yang telah selesai, biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di awal periode dan dikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir periode.

Pesediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan jalan melakukan penghitungan phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulu bagaimana menghitung nilai persediaan dalam proses. Yang perlu diketahui adalah bahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan biaya pabrikase yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat nilai persediaan dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi nama: “Persediaan dalam Proses”. Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan dalam proses awal dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal penyesuaian lain untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada pada akhir periode. Rekening lawan yang digunakan dalam jurnal penyesuaian tersebut adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.

Di bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur pembebanan biaya ke dalam proses produksi hingga pengakuan beban pokok penjualan. Alur ini

digambarkan dalam bentuk hubungan di antara buku besar perkiraan-perkiraan yang terkait dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Kita dapat melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait dan harus dibuatkan jurnalnya selama proses produksi berlangsung, dan kapan masing-masing perkiraan tersebut harus didebitkan atau dikreditkan. Tentu saja, ilustrasi tersebut menggambarkan pencatatan yang harus dibuat ketika perusahaan menerapkan metode perpetual untuk

(7)

AKUNTANSI

UNTUK PERUSAHAAN PENGOLAHAN /

MANUFAKTUR#2

Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.

Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :

 Persediaan Bahan Baku

 Persediaan Barang Dalam Proses

 Persediaan Barang Jadi

Laporan Keuangan

Laporan Keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.

Neraca

Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang

Piutang (bersih) 13.000 Piutang (bersih) 4.000

Persediaan Barang

Dagangan

9.000 Persediaan:

Sewa Dibayar di Muka 2.900 Barang Jadi Rp

(8)

Laporan Rugi-Laba

Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang

Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2010

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang Dagangan 1 Januari …………

Rp 10.000

(+) Pembelian Bersih ………..………

99.250

Barang Tersedia Untuk Dijual ………

Rp 109.250

(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember …

9.000

Harga Pokok Penjualan ……….

Rp 100.250

Perusahaan Manufaktur

Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2010

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang Jadi 1 Januari ……….

Rp 12.000

(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ………

688.000

Barang Tersedia Untuk Dijual ……….

Rp 700.000

(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember ………….

15.000

Harga Pokok Penjualan

Rp 685.000

Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:

Perusahaan Dagang:

Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga Pokok Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan

Perusahaan Manufaktur:

(9)

Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Skedul Harga Pokok Produksi.

Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):

Skedul Harga Pokok Produksi

Tahun 2010

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari ……….. Rp

10.000

Dikurangi : Persediaan 31 Desember 9.000

Bahan Baku Dipakai ……….. Rp

Total Biaya Produksi tahun ini ……… 696.000

Total Biaya Barang Dalam Proses ……… 706.000 Dikurangi:

Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember ……….. 18.000

Harga Pokok Produksi ……… 688.000

HARGA POKOK PRODUKSI

Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.

(10)

 Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)

 Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)

 Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)

Biaya Bahan Baku

 Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.

 Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.

 Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

 Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin.

 Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

Biaya Overhead Pabrik

 Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

 Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:

 Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll

 Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi.

 Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll

SIKLUS AKUNTANSI

 Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.

 Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:

 Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.

(11)

Mei 17

Pembelian Bahan Baku

Kas / Utang Dagang

Rp 100.000

Rp 100.000

Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.

 Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.

 Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang.

 Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok produksi.

Contoh Neraca Lajur Sebagian:

Perusahaan Manufaktur Neraca Lajur sebagian

Periode tahun 2010

Nama Rekening NSSD Harga Pokok Poduksi Laporan Rugi-Laba Neraca Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Persediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000 Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000 Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000 Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000

Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000 Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000 50.000 Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000 Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000 Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.000 120.000 Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000

Biaya Pemasaran 40.000 40.000

(12)

Contoh:

Des. 3

1 Harga Pokok Produksi Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Bahan Baku

Biaya Penyusutan Gedung Pabrik Biaya Penyusutan Mesin

(untuk menutup rekening-rekening Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan rekening-rekening Biaya produksi)

(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam proses dan bahan baku)

(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)

Rp 15.000 1.500.000

Rp 1.515.000

3

1 Ikhtisar Rugi-Laba Persediaan Barang Jadi Harga Pokok Produksi

(untuk menutup rekening persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi)

Rp 700.000

Rp 12.000 688.000

3

1 Ikhtisar Rugi-Laba Biaya Pemasaran

(untuk menutup biaya pemasaran)

Rp 40.000

Rp 40.000

Contoh Soal Dasar Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Kasus 1.

(13)

Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya depresiasi mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp. 30.000

Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.

Jawab:

Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000

Pemakaian Bahan baku:

Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000 Pembelian bahan baku Rp. 750.000+ Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000 Persediaan baham baku akhir Rp.

25.000-Pemakaian bahan baku Rp. 785.000

Biaya TKL Rp. 500.000

BOP

BTKTL Rp. 220.000

Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000

BOP lainnya Rp. 50.000

Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000

Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+

Rp 542.000+ persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000

Pertanyaan:

a. Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010

b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.

Jawab:

a. Biaya pemakaian bahan baku

Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000

Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+

(14)

500.000-Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000

b. Jurnal pembelian bahan baku

Pembelian Rp. 10.000.000

Kas/utang Rp. 10.000.000

Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir periode (AJP)

Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000

Pembelian Rp. 10.000.000

Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)

Persediaan barang DP Rp. 10.500.000

Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000

Kasus 3.

PT. BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000 Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL

Jawab:

Pada saat membayar BTKL

Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000

Kas Rp. 5.000.000

Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP

Persediaan BDP Rp. 5.000.000

Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000

Kasus 4.

PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2 tahun,BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp. 50.000,Biaya bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80% dibebankan pabrik yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000, Biaya penyusutan mesin pabrik 10% dari harga perolehan Rp. 1.000.000

Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP

Jawab:

Pada Saat pembayaran

a. Porskot asuransi Rp.40.000

Kas Rp. 40.000

b. BTKTL Rp.500.000

(15)

c. Biaya sewa gedung Rp. 400.000

Kas Rp. 400.000

d. BOP lain2 Rp. 25.000

Kas Rp. 25.000

e. Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya

1. Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000

Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 20.000

Porskot asuransi mesin pabrik Rp. 20.000

2. Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000

BTKTL Rp. 50.000

Hutang BTKTL Rp. 50.000

3. Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000

Biaya BP Rp. 100.000

Persediaan BP Rp. 100.000

4. Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000

Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000

Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000

Biaya sewa gedung Rp. 400.000

5. Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000

Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

6. BOP Rp. 1.115.000

Biaya BP Rp. 100.000

BTKTL Rp. 550.000

Biaya asuransi mesin pabrik Rp. 20.000

BOP lain-lain Rp. 25.000

Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000

7. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.115.000

BOP Rp. 1.115.000

Kasus 5.

Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 hitunglah Harga Pokok Produksinya

(16)

Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000

Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +

Rp.16.695.000 Persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 -

Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000

============ Kasus 6.

Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per 1 januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang jadi Rp. 100.000.

Hitunglah Harga Pokok Penjualannya

Jawab:

Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Rp. 20.000

Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000+

Rp.16.655.000 Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Rp. 100.000

-Harga Pokok Penjualan Rp.16.555.000

===========

(17)

Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebaga berkut:

Kas Rp. 100.000

Persediaan bahan baku Rp. 120.000

Persediaan barang dalam proses Rp. 80.000

Persediaan barag jadi Rp. 200.000

Porskot asuransi Rp. 48.000

Mesin pabrik Rp. 1.000.000

Perabot kantor Rp. 200.000

Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000

Biaya BTKL Rp. 1.000.000

BTKTL Rp. 400.000

Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000

Biaya sewa gedung Rp. 400.000

BOP lain2 Rp. 100.000

Biaya administrasi kantor Rp. 200.000

Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000 Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:

1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000 3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20%

4. Mesin pabrik disusutkan 10% pertahun dan perabot 5% .masing2 harga perlehan dianggap tidak memiliki nilai residu

5. Persediaan bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000,persediaan barang dalam proses Rp. 60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000

Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga pokok penjualan,rugi laba ,neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.

Jawab:

Ayat Jurnal Penyesuaian:

1. Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000

Porskot/uangmuka asuransi Rp. 24.000

2. Biaya TKTL Rp. 40.000

Hutang BTKTL Rp. 40.000

(18)

Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000

Biaya sewa gedng Rp. 400.000

4. Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

Ak.Penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

5. Biaya penyusutan perabot kantor Rp. 10.000

Ak. Penyusutan perabot kantor Rp. 10.000

6. Persediaan bahan baku Rp. 1.500.000

Pembelian bahan baku Rp.1.500.000

7. Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.084.000

BTKTL Rp. 440.000

Biaya Bahan penolong Rp. 100.000

BOP lain2 Rp. 100.000

Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000

Biaya sewa gedung Rp. 320.000

Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Rp. 100.000

8. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.570.000

Persediaan bahan baku Rp. 1.570.000

9. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.000.000

BTKL Rp. 1.000.000

10. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.084.000

BOP Rp. 1.084.000

11. Persediaan Barang Jadi Rp. 3.674.000

Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 3.674.000

12. HPP Rp. 3.774.000

Persediaan Barang Jadi Rp. 3.774.000

(19)

Neraca Lajur ( Work Sheet ) Periode tahun 2010

Nama Rekening NERACA SALDO AJP NSSD RUGI LABA

Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit

Kas 100000 100000

Persd Bahan Baku 120000 1500000(6) 1570000 (8) 50000 Persd Barang Dalam Proses 80000 1570000(8)

1000000(9) 1084000(10)

3674000(11) 60000

Persediaan Barang Jadi 200000 3674000(11) 3774000(12) 100000 Porskot Asuransi. 48000 24000(1) 24000

Mesin Pabrik 1000000 1000000

Ak. Peny Mesin Pabrik 100000 100000(4) 200000

Perabot Kantor 200000 200000

Ak Peny. Perabot Kantor 40000 10000(5) 50000

Modal Saham 1000000 1000000

Laba Ditahan 308000 308000

Penjualan 4000000 4000000

Pembelian Bahan Baku 1500000 1500000(6)

BTKL 1000000 1000000(9)

BTKTL 400000 440000(7)

Biaya Bahan Penolong 100000 100000(7) Biaya Sewa Gedung 400000 400000(3)

BOP lain2 100000 100000(7)

Biaya adm kantor 200000 200000 200000

Total 5448000 5448000

Biaya Asuransi mesin pabrik 24000(1) 24000(7)

TKTL Terhutang 40000(2) 40000

Biaya Sewa Gedung pabrik 320000(3) 320000(7)

Biaya sewa gedung kantor 80000(3) 80000 80000 Biaya Peny mesin Pabrik 100000(4) 100000(7)

Biaya Peny Perabot kantor 10000(5) 10000 10000

BOP 1084000(7) 1084000(10)

HPP 3774000(12) 3774000 3774000

14.260000 14260000 5598000 5598000 4064000

4064000

Nama Rekening RUGI LABA NERACA Debit Kredit Debit Kredit

Kas 100000

Persd Bahan Baku 50000

(20)

Persediaan Barang Jadi 100000

Porskot Asuransi. 24000

Mesin Pabrik 1000000

Ak. Peny Mesin Pabrik 200000

Perabot Kantor 200000

Ak Peny. Perabot Kantor 50000

Modal Saham 1000000

Laba Ditahan 308000

Penjualan 40000000

Pembelian Bahan Baku

BTKL

BTKTL

Biaya Bahan Penolong

Biaya Sewa Gedung

BOP lain2

Biaya adm kantor 200.000

Total

Biaya Asuransi mesin pabrik

TKTL Terhutang 40000

Biaya Sewa Gedung pabrik

Biaya sewa gedung kantor 80.000

Biaya Peny mesin Pabrik

Biaya Peny Perabot kantor 10.000

BOP

HPP 3.774.000

(21)

64.000 64.000

4.064.000 4.064.000 1.598.000 1.598.000

PT. BSI

Laporan Harga Pokok Produksi

Periode 31 Desember 2010

---Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 80.000

Pemakaian Bahan baku:

Persediaan bahan baku awal Rp . 120.000 Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000+ Bahan baku tersedia dipakai Rp. 1.620.000 Persediaan bahan baku akhir Rp.

50.000-Pemakaian bahan baku Rp. 1,570.000

Biaya TKL Rp. 1.000.000

BOP:

BTKTL Rp. 440.000

Biaya Bahan Penolong Rp. 100.000

BOP lainnya Rp. 100.000

Biaya Asuransi Mesin Rp. 24.000

Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000

Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 100.000+

Rp 1.084.000+

Biaya Produksi Rp. 3.734.000

Persediaan barang dalam proses akhir Rp.

Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000

PT.BSI

(22)

---Penjualan Rp. 4.000.000

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang jadi awal Rp. 200.000

Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000+

Rp. 3.874.000 Persediaan Barang jadi akhir Rp.

100.000-Harga Pokok Penjualan Rp.

3.774.000-Laba Kotor Rp. 226.000

Biaya Operasional:

Biaya Administrasi Kantor Rp. 200.000 Biaya Sewa Gedung Kantor Rp. 80.000 Biaya Penyusutan Perabot kantor Rp. 10.000+

Rp.

290.000-Rugi Operasional Rp. 64.000

===========

PT.BSI

Neraca

(23)

---Aktva Lancar:

Kas Rp. 100.000

Persediaan:

Persediaan Bahan Baku Rp. 50.000 Persediaan BDP Rp. 60.000 Persediaan Barang Jadi Rp. 100.000+

Rp. 210.000

Porsekot asurasi Rp. 24.000+

Jumlah Aktiva Lancar Rp. 334.000

Aktiva Tetap:

Mesin Pabrik Rp. 1.000.000

Ak. Peny Mesin pabrik Rp.

200.000-Rp. 800.000 Perabot Kantor Rp. 200.000

Ak. Peny Perabot kantor Rp.

50.000-Hutang Biaya TKTL Rp. 40.000

Modal:

PT.Nisa Mandiri perusahaan yang bergerak dibidang keramik pada tanggal 31 Desember 2010 memiliki data Neraca Saldo sebagai berikut:

(24)

Neraca Saldo 31 Desember 2010

---Kas Rp. 50.000

Persediaan bahan baku Rp. 60.000 Persediaan barang dalam proses Rp. 40.000 Persediaan barag jadi Rp. 100.000

Porskot asuransi Rp. 24.000

Mesin pabrik Rp. 500.000

Perabot kantor Rp. 100.000

Pembelian bahan baku Rp. 750.000

Biaya administrasi kantor Rp. 100.000

Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 50.000 Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 20.000

Modal saham Rp. 500.000

Laba ditahan Rp. 154.000

Penjualan __ Rp. 2.000.000+

Jumlah Rp. 2.724.000 Rp. 2.724.000 =========== ============

Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:

1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010 2. BTKTL yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 30.000

3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 70% dan beban kantor 30%

4. Mesin pabrik disusutkan 15% pertahun dan perabot 10 % .masing2 harga perlehan dianggap tidak memiliki nilai residu

5. Persediaan bahan baku per 31desember 2010 senilai Rp30.000,

persediaan barang dalam proses Rp. 40.000 dan persediaan barang jadi Rp. 75.000 Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga pokok penjualan, rugi laba, neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.

Diposkan oleh Heri Wahyudi Rachman, SE. di 23.36

(25)

1.

Azka Bazia 5 Desember 2014 12.16

★ ★ ★ ★ ★ ★ ★ ★

╔══╗═════╔╗═════ ╚╗╔╬═╦═╦═╣╠╦╦╦╦╗ ═║║║╩╣║║╬║═╣║║║║ ═╚╝╚═╩╩╬╗╠╩╬╗╠═╝ ═══════╚═╝═╚═╝══

★ ★ ★ ★ ★ ★ ★ ★

info DEWASA klik;

RAHASIA SEX TAHAN LAMA

Sex Shop On Line

(26)

Pin BlackBerry: 2AC 44 BCA www.agenobat69.com/

Rahasia Dewasa

***** PEMBESAR PENIS PERMANEN *****

- VIMAX PILLS ASLI

- OBAT PEMBESAR PENIS VigRx Plus - VigRX Plus

- Lintah Oil

- Vacum Big Long Venis - Celana Vakoou

~~~ MENJUAL BERBAGAI MACAM OBAT ~~~

- Obat Kuat Viagra Asli - Obat kuat cialis 80mg - Maximum Powerfull - Obat Kuat V6 Tian

- Obat kuat OLES stud cream - Procomil Spray Asli

### OBAT PERANGSANG WANITA ###

- Potenzol Perangsang Cair - Sex Drops Asli

- Perangsang Serbuk - Perangsang Oles

++++ ALAT BANTU SEX PRIA ++++

===== ALAT BANTU SEX WANITA =====

RAHASIA WANITA

Balas

Muat yang lain... Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

(27)

Heri Wahyudi Rachman, SE.

Saat ini diberikan amanah sebagai Dosen Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya di AMIK Wira Nusantara Rangkasbitung, Wali Kelas XII Akuntansi dan Staf Pengajar Bidang Studi Akuntansi Biaya dan Kewirausahaan di SMK PGRI Rangkasbitung Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2013 (4)

o ▼ November (2)

 AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

 BAB IMEMPERSIAPKAN PENDIRIAN USAHA A. Perenca...

o ► September (2)

 ► 2011 (15)

 ► 2010 (1)

Pengikut

Referensi

Dokumen terkait

1 Pengadaan Tiang listerik di RT.I,II dan RT IV Teratak 10 bh 10,000,000.00 APBD Kab Dinas Perumahan & Pemukiman. 2 Pengadaan Lampu

Layanan model penyajian hasil belajar ini dibuat sebagai upaya memberi kemudahan fasilitas kepada peserta didik dan orang tua tentang hasil belajar yang telah diperoleh

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adalah proses memperoleh ilmu bagi individu dengan cara melafazkan bacaan dan menulis

belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online. untuk membantu siswa

Sebagai sebuah peta konsep spider web , tentu saja peta ini dapat dimaknai sebagai berikut; (1) bahwa setiap item yang terdapat dalam peta itu memiliki hubungan-hubungan, walau

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Pedoman Pelaksanaan Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Secara Elektronik Tahun 2015;..

Draft Invoice dari bagian sales akan divalidasi oleh accounting manager kemudian dikembalikan ke accounting staff. Kemudian akan dilakukan pengecekan metode pembayaran. Jika

Banyak definisi mengenai folklor yang disampaikan oleh para ahli salah satunya adalah yang disampaikan oleh James Danandjaja (1984:2) yang menyatakan bahwa