• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 1

Tradisi Tahlilan Diperkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat

Makalah ini diajukan sebagai tugas pada mata kuliah tradisi sosial keagamaan di Asia

Tenggara

Dosen : Bapak Drs. Saidun Derani, M.A

Knowledge, Piety, Integrity

Mohamad Syauqi Hadzami

1112022000052

Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam

Konsentrasi Asia Tenggara

Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

2014

(2)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 2

C. TUJUAN N PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 2

D. METODE PENELITIAN... 2

1. Jenis penelitian dan pendekatan Penelitian... 2

1.1 Jenis Penelitian dan Penelitian... 2

3. Tahlilan Dalam Perspektif Al-Que‟an... 7

B. Masyarakat Perkotaan dan modernisasi... 9

1. Pengertian Modernisasi... 9

2. Karakteristik Masyarakat Modern... 10

II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT TANAH ABANG... 11

A. Letak Geografis... 11

B. Keadaan Pendidikan...12

C. Kondisi Budaya... 12

D. Kehidupan Beragama... 13

III.ACARA TAHLILAN PADA MASYARAKAT TANAH ABANG... 14

A. Bacaan dan Praktek Tahlilan... 14

B. Tradisi Tahlilan dalam Pandangan Masyarakat Tanah Abang... 16

BAB III PENUTUP... 18

(3)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 3 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap individu dibekali kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam

memenuhi segala kebutuhannya manusia pasti dan selalu membutuhkan kehaditan orang lain.

Manusia adalah jenis makhluk yang hidup secara kolektif. Tetapi, berbeda dengan binatang

yang mendasarkan segala tingkah akunya pada naluri, maka segala tingkah laku manusia

tercipta denga cara belajar. Segala tingkah laku manusia merupakan hasil belajar sehingga

pola-pola tidakan dapat berubah dengan cepat sesuai proses belajar manusia itu. Namun,

kecepatan perubahan itu tidak sama cepat pada berbagai kelompok manusia di muka bumi

ini.

Masyarakat merupakan kumpulan individu yang berinteraksi, mereka saling

membutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Dengan kemampuan akal budinya

manusia menciptakan berbagai pola tingkah laku, ide dan materi budaya dalam usaha

adaptasinya. Kebudayaan sendiri dapat dirumuskan sebagai “seperangkat kepercayaan”.

Nilai-nilai dan cara berlaku (kebiasaan) yang dipelajari, umumnya dimiliki bersama oleh para

warga dari suatu masyarakat.1 Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai suatu keseluruhan,

terbentuk dari sejumlah besar kebudayaan, yang masing-masing adalah karakteristik bagi

sekelompok individu-individu tertentu.

Berbekal akal pikiran, kemampuan belajar dan beradaptasi. Manusia mampu

menghasilkan dan memiliki keberagaman pola kedubayaan. Pola-pola kebudayaan itu tidak

sama antara satu daerah dangan daerah lain. Oleh karena itu, pola-pola kebudayaan itu tidak

memilik unsur besar yang sama sehingga dapat dikelompokan ke dalam unsur-unsur

kebudayaan universal. Unur-unsur kebudayaan universal itu dapat dijumpai diseluruh bangsa

di dunia ini. Unsur-unsur kebudayaan universal itu adalah:

1. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup

(4)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 4

6. Sistem pengetahuan

7. Sistem religi2

Usnsur-unsur kebudayaan universal itu merupakan isi dari kebuayaan umat manusia

pada umumnya. Hal itu berarti bahwa setiap kebudayaan yang ada selalu mengandung

ketujuh unsur tersebut dengan bentuk yang berbeda-beda baik masyarakat maju perkotaan,

masyarakat pedesaan, sampai masyarakat primitif sekalipun.

B. RUMUSAN MASALAH

Pembahasan pokok masalah dari makalah ini adalah; bagaimanakah cara tradisi

tahlilan malam Jumat pada warga Tanah Abang Jakarta Pusat dapat menimbulkan kekuatan

religius dalam keberagaman dimasyarakat Tanah Abang guna memfiltersiasi dampak negatif

arus modernisasi.

C. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAT PENELITIAN

Sesuai rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tentang pengertian tradisi tahlilan pada masyarakat Tanah Abang, kegunan dan

motivasi tahlilan dalam kehidupan masyarakat Tanah Abang, hikmah dan manfaat tahlilan

dalam perilaku keberagaman Tanah Abang.

D. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

1.1Jenis Penelitian

Jenis pene;itian ini adalah penelitian sosial yang dilakukan dilapangan yang

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriktif analisis yang

mengambil di Kelurahan Kampung Bali Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat.

2. Teknik Pengumpulan Data

2.1Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab dengan berhadapan muka untuk mendapatkan

keterangan secara lisan dari seorang responden3. Wawancara dimaksudkan untuk

memperoleh informasi secara langsung dari responden atau informasi melalui

2

Koentjraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial (Jakarta: Dian Rakyat, 1992). Hlm 7

3

(5)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 5 tanya-jawab. Wawancara disini dilakukan secara mendalam dan terfokus, agar

tidak meluas kepermasalahan yang lain, maka untuk itu digunakan pedoman

wawancara

2.2Pengamatan

Pengamatan merupakan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang

terselidiki.4 Teknik pengamatan ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat

langsung aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh objek dan dapat menarik

kesumpilan hal tersebut. Teknik ini berguna untuk memperoleh data untuk

kelengkapan hasil penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang ditentukan oleh penulis berada di Jalan Haji Hasbi

Kelurahan Kampung Bali Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Maka penulis

mengunjungi tempat-tempat kegiatan acara tahlilan dilakukan.

BAB II

PEMBAHASAN

4 Koentjroningrat,

(6)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 6

I. KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Tradisi dan Tahlilan

1. Pengertian Tradisi

Setiap kelompok manusia yang hidup memiliki “warisan” tradisi yang berfungsi

sebagai struktur sosialnya, istilah tradisi yang telah menjadi bahasa Indonesia, dipahami

sebagai suatu yang turun-temurun dari nenek moyang.5

Tradisi merupakan pewaris norma-norma, kaidah-kaidah, dan kebiasaan-kebiasaan.

Tradisi tersebut bukalah suatu yang tidak dapat diubah. Tradisi justru dipadukan dengan

aneka ragam perbuatan manusia dan diangkat dalam keseluruhannya. Karena manuisa yang

membuat tradisi, maka manusia yang dapat menerimanya, menolak dan mengubahnya.6

Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat yakni kebiasaan yang

bersifat magis religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi mengunci nilai-nilai

budaya, norma-norma, aturan-aturan dan hukum yang saling berkaitan dan kemudian menjadi

suatu s istem atau peraturan yang sudah menatap segala konsepsi sistem budaya dari suatu

kebudayaan untuk mengatur tindakan sosial.7

Tradisi dipahami sebagai suatu kebiasan masyarakat yang memiliki pijakan sejarah

masa lampau dalam bidang adat, bahasa tata kemasyarakatan, keyakinan dan sebagainya,

maupun proses penerusan yang terjadi tanpa dipertanyakan sama sekali khusus masyarakat

tertutup dimana hal-hal yang telah lazim dianggap benar dan lebih baik diambil alih begitu

saja. Memang tidak ada kehidupan manusia tanpa sesuatu tradisi. Bahsa daerah yang dipakai

dengan sendirinya tetapi bila tradisi diambil alih sebagai harga mati tanpa pernah

dipertayakan maka kinipun menjadi tertutup dan tanpa garis bentuk yang jelas seakan-akan

hubungan dengan masa depanpun menjadi terselubung, trasidisi menjadi tujuan dalam dirinya

sendiri.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tradisi merupakan segala

sesuatu yang telah dilakukan dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, adapaun

baik-buruk, dari tradisi itu masyarakar yang menilainya.

5

W.J.S Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1995), hlm 1088

6

Van Person, Sosiologi Kebudayan, (Jakarta: Konisius, 1979), hlm 11

7 Ariono dan Aminuddi Siregar,

(7)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 7 Tradsi banyak mempunyai fungsi dan kekuatan dalam masyarakat setempat baik

dibidang spiritual maupun materil. Karena dalam kehidupan masyarakat upaya manusia

menciptakan rasa aman, tentram dan sejahtera merupakan simbolisasi dalam rantai kehidupan

agar tercipta tidakan-tindakan sosial yang teratur dalam masyarakatnya. Tradisi keagaman

sebagai unsur dalam masyarakat dapat memberi peran positif dalam menciptakan rasa aman,

tentram, dan kesejahteraan selama masyarakat dan individu itu meyakini kebenarannya

secara mutlak.

Keyakinan masyarakat pada suatu tradisi menjadikan masyarakat itu mempunyai

identitas sosial dan norma-norma yang menjadikan sebagai pijakan stiap individu-individu

guna mengatur suatu tidakan-tindakan sosial agar terbentuk citra pribadi aga menumbuhkan

kesatuan pada masyarakat akan ketergantungan salah satu anggota masyarakat dengan

anggota lainnya.

Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan asal mula segala

bentuk religi di dunia ini. Secara umum, teori tentang religi dapat dibagi kedalam tiga bagian

besar, yaitu dalam pendekatan orientasi kepada sikap manusia terhadap alam ghaib dan

teori-teori yang berorientasi kepada upacara religi. Dalam penelitan ini yang menjadi landasan

teori adalah teori tantang upacara religi karena fokus penelitian ini adalah tentang proses

pelaksaannya suatu upacara religi. Namun, hal ini tidak terlepas dari suatu keyakinan dalam

masyarakat yang mendasari tindakan dan menyebabkan mereka berkelakuan serba religi.

Dalam membahas prosesi upacara nanti, juga akan dianalisa tentang komponen penting

dalam situs atau upacara religi yang dapat ditemui dalam upacara tersebut.8

2. Pengertian Tahlilan

Pengertian tahlilan menurut bahasa berasal dari bahasa Arab yang yaitu dari kata “al

-hailalata” yang berarti mengucapkan “laa ilaaha illallah” seperti basmalah berarti mambaca bismilah, hamdalah menucapkan alhamdulillah dan seterusnya. Adapun bentuk kata kerjanya

ialah (hallala yuhallilu) yang berarti membaca atau mengucapkan “laa ilaahaillallah, bentuk

maksudnya ialah ”Tahlilan Attahlilu”yang berarti membaca ucapan “laa ilaahaillallah”.9

8

Koenjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, (Jakarta: UI Press, 1988), hlm 58

9

Abdullah al-Kaff Thohir, Status Tahlilan Dalam Al-Qur’an dan Hadist (Surabaya: Perguruan TinggiI

(8)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 8

Tahlilan secara terimologi artinya mengagungkan Allah dengan mengucapkan laa

ilahaillallah. Sedangkan secara terminologi, tahlilan adalah rangkaian dari tiga pokok

perilaku utama yang sangat mulia.

Tahlilan merupakan salah satu bagian dari bentuk sikap dalam konteks sosial

keagamaan. Istilah tahlilan seringkali dikaitkan dengan acara selametan ataupun ta‟ziah,

karena ketiga hal tersebut merupakan kegiatan sosial dan keberagaman yang diyakini orang

banyak dan mempunyai faedah-faedah bila dilaksanakan.

Banyak masyarakat Islam di Indonesia yang meyakini tradisi tahililan adalah suatu

acara yang akan menambah keimanan mereka dan solidaritas masyarakat akan semakin erat

karena Islam mempunyai banyak dimensi dalam memahami ajaran agamanya, keberagaman

inilah yang menimbulkan fenomena-fenomena sosial dalam masyarakat. Penulis sangat

berhati-hati dalam menjelaskan tulisan ini agar tidak terjadi kontradiktif dalam memahami

tradisi-tradisi di masyarakat tersebut.

Tradsisi tahlilan yang masih dilaksanakan disetiap lapisan masyarakat di Indonesia

adalah trasdisi turun-temurun yang merupakan suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai

dan juga kompleks aktivitas manusia. Tradisi tahlilan merupakan apresiasi keimanan yang

bertujuan pendekatan manusia kepada tuhannya, karena iman bisa berada pada tingkat

keabstrakan yang sangat tinggi, yang sangat sulit ditangkap hubugammya dengan perilaku.

Untuk memahami antara iman yang abstrak dan tingkah laku atau amal perbuatan yang

konkret itu ialah melalui ibadah.10

Seperti keterangan di atas, isi pembacaan tahlilan adalah mencakup semuanya seperti

membaca ayat Al-Qur‟an (Yaa Siin dan sebagainya) kemudian membaca laa ilahaillallah,

tasbih, tahmid dan takbir kemudian terkadang membaca riwayat Nabi Muhammad Sholollahu

„alaihi wasallam, setelah itu berdoa bersama-sama pada Allah SWT, untuk roh Anbiya, (para Nabi-nabi), Ulama-ulama dan semua saudara-saudara Muslim-muslimat yang telah

meninggal dunia agar diampuni dosa-dosa dan kesalahannya, dinaikan derajat mereka di

surga dan rahmat Allah SWT agar selalu mengiringi mereka. Kemudian berdoa kepada Ilahi

agar amalan-amalan, rahasia ilmu, dan kelebihan agama yangdikaruniakan oleh Allah SWT

pada mereka waktu masih hidup. Setelah itu dikeluarkan hidangan-hidangan menurut

kemauan dan selera masing-masing, untuk para hadirin. Tujuan hidangan ini tidak lain tidak

10

(9)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 9 bukan agar menyemarakan serta menggembirakan pada hadirin serta tidak ada paksaan dalam

hal ini.

Dalam peraktik tradisi tahlilan merupakan ritual dzikir yang bertujuan untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT agar mendatangkan manfaat-manfaat bagi kehidupan

atas dasar keyakinan yang kuat sehingga treadisi tahlilan ini tidak hanya sekedar kumpul saja

akan tetapi memang memberikan suatu konstribusi spiritual bagi siapa saja yang

meyakininya.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa di Indonesia memiliki ajaran-ajaran tarekat

yang berkembang pesat sejak dahulu ketika Islam masuk ke Indonesia, karena setiap inti dari

ajaran tarekat itu adalah praktek tentang dzikir kepada Allah SWT. Dzikir adalah kunci dan

sekaligus menempati sisi yang amat penting dalam tradisi tarekat, karena pengikut tarekat

meyakini dengan membaca dzikir atau wirid asma Allah merupakan acara dalam

bembersihan diri untuk mencapai sifat Allah, yakni bersifat dengan sifat-sifat-Nya yang

mulia sehingga dapat mencapai derajat insan kamil.11

3. Tahlilan Dalam Perspektif Al-Qu‟an

Di muka telah dijelaskan bahwa tahlilan beasal dari kata bahasa Arab yaitu

hailata-yuhalilu—wa hailatan yang mempunyai arti membaca tahlil atau kalimat laailahaillallah.

Pada dasarnya kata tahlil bersumber dari hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Jabir yang

berbunyi “sebaik-baiknya bacaan dzikir adalah mengucapkan laailahaillallah dan kalimat tahlil itu terangkum dalam dua kalimah syahadat yang termasuk dalam rukun Islam.

Awal mulanya adanya tahlilan atau majelis sudah ada sejak masa Nabi SAW, sebab

syatiat Islam diturunkan dan dianjurkam memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, baik

secara sendiri-sendiri ataupun secara berjamah. Dzikir yang dilakukan secara berjamaah

itulah yang disebut dengan majelis dzikir dengan nama majelis tahlil atau tahlilan. Di dalam

Al-Qur‟an terdapat banyak ayat yang menganjurkan umat Islam memperbanyak dzikir yaiutu, bertasbih, takbir, dan tahlil kepada Allah SWT, firman Allah itu adalah:

Artinya: “Hai orang-orang yanb beriman, bedzikirlah kepada Allah sabanyak-banyaknya dan bertasbihlah memuji-Nya pagi dan petang” (Q.S al-Ahzab: 41-42)

11

(10)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 10 Dan didalam firman Allah yang lainnya adalah:

Artinya: “Apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, berdzikirlah kepada Allah disaat

kamu sendiri, duduk atau diwaktu kamu berbaring” (Q.S an-Nisa: 103)

Berdasarkan ayat diatas bahwa manusia dituntut oleh Allah agar selalu mengingatnya

mengingat Allah SWT.

Sebuah acara dzikir dan doa bersama, majelis dzikir dan sejumlah orang berkumpul

bersama-sama untuk memujat kepada Allah SWT dengan berdzikir kepada-Nya. Majelis

tahlilan orang yang berkumpul bersama dan memujat kepada Allah dengan menucapkan

kalimat tahlil, tasbih, tahmid, takbir asmaul husna, shalwat pada Nabi dan Al-Qur‟an. Dengan

demikian jelas bahwa majelis tahlil sama dengan majelis dzikir namun yang berbeda hanya

nama atau istilah sedangkan hakikatnya tetap sama saja.12

Sebagian kecil kalangan umat Islam di Indonesia menilai bahwa acara tersebut adalah

bid‟ah karena tidak ada contohnya pada waktu zama Nabi Muhammad SAW, anggapan itu

sangat keliru dan hanyalah warisan paham yang seat. Bila dilihat bacaan tahlil tidak ada

satupun huruf yang menyimpang dari syariat Islam. Sedangkan membaca dzikir atau tahlil

sangan dianjurkan oleh syariat Islam, baik secara sendiri maupun secara berjamaah, karena

merupakan ibadah lisan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah:

Aryinya: “Dan dzikirlah kepadaku niscaya Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaku

dan janganlah kamu menjadi orang kafir” (Q.S al-Baqarah: 152)

Mayoritas ulama Ahlussunnah Wal Jama‟ah berpendapat bahwa boleh mengadakan

acara dzikir dan doa bersama kepada orang Islam yang telah meninggal dunia, sebab doa dan

hadiah pahala bermanfaat bagi mayit. Pendapat ini berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:

1. Allah menganjurkan mendoakan pada sema Muslim baik yang hidup ataupun yang

telah meninggal dunia, maka diperbolehakan mengadakan acara doa memohonkan

ampun kepada Allah bagi orang yang telah meninggal dunia. Firman Allah yang

berbunyi:

Artinya: “Dan mohonlah ampun kepada Allah untuk dosamu dan dosa-dosa orang

mukmin laki-laki dan permpuan yang hidup atau yang telah meninggal dunia” (Q.S

Muhammad: 19) ayat tersebut menganjurkan kepada orang Islam untuk memohon

12 Tohir Abdullah Al-Kaff,

(11)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 11 ampun atas dosa-dosa sendri dan dosa-dosa orang mukmin dan mukminat baik yang

sudah hidup maupun yang telah meninggal dunia, baik dilakukan bersama-sama

maupun dilakukan dengan sendiri.

2. Allah memuji kepada orang-orang mukmin yang mendoakan kepada sesama muslim

baik yang masih hidup maupun yang telah meniggal dunia. Firmal Allah yang

berbunyi:

Artinya : “Dan orang-orang yang datang setelah mereka, mereka berdoa „Ya Allah,

ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara kami yang telah mendahului kami

dengan keimanan (meninggal) jangan jadikan hati kami benci (tidak mau

mendoakan) kepada orang-orang yang beriman. Wahai tuhanku sesungguhnya

Engkau maha arif dan bijaksana” (Q.S al-Haysr: 10)

Ayat tersebut menujukan bahwa diperbolehkan mendoakan orang Islam yang telah

meniggal dunia. Adapun acara tidak terikat dengan cara-cara tertentu dan tidak

menyimpang dengan syariat agama Islam.

B. Masyarakat Perkotaan dan Modernisasi

1. Pemgertian Modernisasi

Secara harfiah istilah modern mengacu kepada lawan dari istilah anciment atau

traditional. Modernisasi adalah perubahan nilai-nilai, perubahan cita-cita dan oriantasi

kembali aspirasi, modernisasi berarti mengembangkan rasionalitas dan cara-cara berfiir yang

baru masuknya cara-cara itu kedalam setiap bidang kegiatan manusia, modernisasi tentu saja

perubahan yang dinamis tetapi implikasinya mencakup tidak hanya luntur tradisionalisme

adanya kekuatan akan perubahan tatapi juga meliputi usaha mewujudkan

perubahan-perubahan.13

Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas, menurut Neil. J. Smeler,

istilah modernisasi ialah suatu konsep sekeluarga dengan istilah „pembangunan ekonomi‟,

tetapi tidak luas jangkauannya menunjukan bahwa perubahan-perubahan teknik ekonomi dan

13

(12)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 12 ekologi berlangasung dalam keselurhan jaringan sosial dan kebudayaan. Dalam suatu Negara

yang baru akan timbul perubahan-perubahan besar.14

Lain halnya yang dikemukakan oleh Cak Nur, yang mengartikan bahwa modernisasi

sebagai rasionalisasi yang ditopang oleh dimensi-dimensi moral dengan berpijak pada prinsip

iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan baginya perombakan pola pikir dan tata kerja lama

yang tidak akilah (non-rasional) dan menggantinya dengan pola pikir dan tatakerja baru yang

akallah (rasional) harus di depankan dengan memajukan penemuan-penemuan mutakhir

dibidang ilmu pengetahuan dan sains teknologi.15

Jadi bagi Cak Nur modernisasi itu bukan mengambil apa yang datang dari barat dan

gaya hidupnya, tetapi cara berpikir dan tatakerja yang rasional yang perlu dicontoh dan

dikedepankan.

Bagaimanapun devinisi modernisasi, bukan berarti gaya hidup barat adalah modern,

melainkan suatu perubahan yang didasarkan atas penyimbangan kebebasan dan rasionalitas.

Karena dalam masyarakat perubahan sosial merupakan suatu keharusan dan sikap mental dari

setiap masyarakat itu pula yang menanggapi hal-hal yang baru itu boleh menjadi panutan

ataupun diabaikan saja

2. Karakteristik Masyarakat Modern.

Istilah modernisasi seringkali dipakai oleh masyarakat, namu tanpa ada suatu batasan

yang jelas, sebab modernisasi mencakup dalam bidang yang sangat luas. Dalam pengertian

modernisasi mencakup dalam suatu transformasi total kehidupan bersama yang berifat

tradisional atau pro modern dalam arti teknologi serta organisasi-organisasi sosial kearah

pola-pola ekonomis dan prakris yang menjadi cirinya negara barat yang stabil.

Dalam bidang ilmu pengetahuan sosial, modernisasi diartikan sebagai suatu sikap

yang mempunyai cenderung untuk mendahulukan suatu yang baru dari pada yang berisfat

tradisi atau suatu sikap pikiran yang hendak menyesuaikan dengan soal-soal yang sudah

menatap mejadi adat kepada kebutuhan baru.

Modernisasi merupakan proses perubahan sosial dimana masyarakat yang sedang

memperbaharui dirinya berusaha mendapat ciri-ciri masyarakat modern yang mencakup

14

Myron Weiner (ed), Modernisasi Dinamika Pertmbuhan, Yogyakarta: Gajah Mada University press, 1984, hlm 60

15 Nurcholis Madjid.

(13)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 13 lingkungan intern antara lain seperti sikap, nilai dan perasaan sedangkan yang mencakup

ekstern antara lain masalh lingkugan urbanisasi, pendidikan politik, komunikasi dan industri.

Cakupan dari proses modernisasi ini sangat luas, bahkan batasannya tidak dapt

ditetapkan secara mutlak. Modernisasi sebagai suatu konsep dalam bidang ilmu sosial dapat

diartikan sebagaii suatu sikap pikiran yang mempunyai kecendrungan untuk mendahulukan

sesuatu dari pada yang berifat tradisi. Serta suatu pikiran yang hendak menyesuaikan dengan

soal-soal yang menetap dan manjadi kebutuhan baru.

II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT TANAH ABANG

A. Letak Geografis

Walaupun pada awalnya wilayah Tanah Abang ini merupakan tanah yang menjadi

tempat tinggal bagi kebanyakan etnis Betawi, tetapi karena perkembangan zaman semakin

maju, banyak lahan-lahan asli dijual dan dijadikan pertokoan, jalan raya serta pusat-pusat

grosir. Seperti kita ketahui, tanah abang yang sekarang ini berberubah menjadi tampat-tempat

pusat grosir berbagai maca pakaian, dan telah menjadi pusat grosir pakaian terbesar se-Asia

Tenggara, dan kebanyakan penduduk asli setempat pindah ke daerah-daerah pinggiran

Jakarta, seperti Parung, Depok, Bekasi dsb.

Dengan dibangunnya pusat-pusat pertokoan dan perdagangan maka semakin menarik

perhatian orang-orang desa yang berdatangan tertarik untuk mengadu nasib di Tanah Abang.

Walaupun mereka pada awalnya dateng sendri, namun setelah mereka mendapat pekerjaan

dan hidup mapan, mereka mengajak sanak saudaranya untuk bekerja dan tinggal didaerah ini.

Dengan demikian Tanah Abang bukan lagi dihuni oleh mayoritas etnis Betawi saja, akan

tetapi para pendatang. Hal ini membuat daerah Tanah Abang padat akan penduduk yang

sangat kompleks dari berbagai suku, bahasa, dan agama.

Adapun alat transportasi yang digunakan untuk mencapai Tanah Abang sangatlah

mudah karea tersedia angkutan-angukat dan menjadi jantungnya Ibukota, dengan tersedianya

sarana dan prasarana transportasi yang memadai seperti busway, metromini, mikrolet dan

sebagainya, sehingga memudahkan para pendatang untuk mengujungi wilayah ini.

(14)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 14 Dunia pendidikan di Tanah Abang sangat berkembang pesat semua jenjang, mulai

dari tingkat dasar sampai keperguruan tinggi. Bagi masyarakat pada umumnya, pendidikan

keagaman lebih diutmakan dari pada pendidikan umum. Penekanan pada pendidikan agama

Islam ini merupakan salah satu manifestasi dari pengaruh agama Islam yang cukup kuat

dalam kehidupan sehari-hari orang Betawi.

Banyak warga Tanah Abang asli terutama yang telah dewasa maupun yang sudah

lajut usia, walaupun mereka tidak panadai membaca dan menulis latin, namun mereka pandai

membaca Al-Qur‟an. Berbeda dengan keadaan sekarang ini, mereka sudah terbuka dalam

menerapkan pendidikan pada anak mereka. Disamping mereka mewajibkan

anak-anaknya untuk sekolah agama, mereka juga menyekolahkan anak-anak mereka di

sekolah-sekolah umum bahkan samapai ke perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan proses kemajuan

zaman yang semakin menuntut orang untuk maju dan semakin berkembang bukan hanya

agama tetapi juga ilmu pengetahuan.

C. Kondisi Budaya

Kebudayaan manusia itu (masyarakat) bagaikan suatu mesin atau organisme, dimana

seiap onderdil berinterealisasi satu sama lain merupakan suatu keastuan utuh, hal ini antara

lain mencerminkan terhadap satu inovasi atau satu ide pembaharuan.

Masyarakat Tanah Abang adalah masyarakat yang majemuk, masyarakat yang

mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda tetapi bila diusut degan teliti, masyarakat

Tanah Abang adalah masyarakat asli Betawi karena bahasa yang dipakai oleh mereka

sehari-hari adalah bahasa Betawi. Seperti diketahui masyarakat Betawi mayoritas agama Islam dan

sangat meyakini agamanya. Melihat latar belakang yang demikan sama, maka adat istiadat

dan kebudayaan memiliki kesamaan. Misalnya, di Betawi, ketika menyelengarakan upacara

pernikahan/khitanan, sebelum mereka menentukan hari yang baik untuk perayaan, biasanya

ada hari-hari tertentu untuk satu keluarga dilarang mengadakan sesuatu, baik hendak

berbergian ataupun acara-acara lainnya.

Tradisi lain yang juga banyak dilakukan oleh orang Islam di Tanah Abang adalah bagi

orang yang akan berangkat menunaikan ibadah haji, mereka mengadakan acara Walimatush

Saffar.16 Upacara yang penuh dengan nuansa keagamaan ini biasanya dilakukan minimal

16

(15)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 15 tujuh hari sebelum calon haji memasuki asrama haji. Acara ini diawali dengan pembacaan

surah al-fatihah yang kemudian dirangkai dengan pembacaan ratib al-Hadad. Upacara ini

juga diisi dengan ceramah agama yang biasanya berupa nasehat yang disampaikan oleh

mereka yang mau berangkat berhaji. Acara ini dilakukan agar orang yang berangkat haji

diberi kesehatan, kakuatan, serta keselamatan dalam perjalanan pergi ke tanah suci sampai

kembali ke tanah air.

D. Kehidupan Beragama

Sejak dilahirkan manusia hidup disuatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah bgi

kehidupannya. Lingkungan tersebut termasuk kondisi dan benda yang mengitari manusia dan

mempengaruhi seluruh kehidupan manusia. Dengan begitu dapatlah dikatakan bahwa

lingkingan tersebut merupakan sesuatu yang ada disekeliling manusia, baik yang bersifat

material maupun immaterial dan juga yang hidup maupun yang tidak hidup. Semua itu

mempengaruhi kehidupan manusia dan dipengaruhi oleh manusia.17

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa masyarakat Tanah Abang adalah

masyarakat yang majemuk dan multi etnis. Dimana berbagai etnis, bahasa dan agama yang

mendiami wilayah tersebut. Masyarakat Tanah Abang pada umumnya beragama Islam, akan

tetapi mereka tetap menjaga kerukunan antar umat beragama. Hal ini terbukti jika pada

hari-hari besar Islam seperti perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, ada sebagian warga non-Muslim

datang dan berkunjung keruma-rumah orang Islam untuk mengucaokan lebaran.

Selain itu mereka juga taat dalam menjalankan ibadahnya. Hal ini dapat terlihat pada

saat shalat Jumat yang jamaahnya berlimpah. Masjid dan musholla terpelihara dengan baik.

Ketaatan masyarakat Tanah Abang dalam menjalankan aamanya ini juga terlihat pada

banyaknya kegiatan-kegiatan yang diselengarakan dimasjid-masjid maupun di musholla.

Aktivitas keagamaan juga masih banyk dilakukan yaitu tradisi tahlilan yang menjadi

objek penelitian ini. Pengaruh acara tersebut dalam perilaku masyarakat, yang dilakukan pada

malam Jumat ataupun dalam acara-aara yang dilaksanakan di rumah-rumah warga. Jadi dapat

dikatakan bahwa masyarakat Tanah Abang merupakan masyarakat yang agamis, karena

masih memegang tradisi atau adat istiadat yang masih dilandasi oleh ajaran Islam.

17

(16)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 16

III. ACARA TAHLILAN PADA MASYARAKAT TANAH ABANG

A. Bacaan dan Praktek Tahlilan

Pada dasarnya semua manusia baik primitif ataupun modern memiliki kesamaan

kecendrungan alamiah, yaitu kebutuhan akan ekspresi dan rasa kesucian. Hal ini tercermin

dalam individu manusia beragama yang selalu akan adanya kedekatan dengan sang pencipta.

Terreflesikan dalam kehidupan sehari-hari, yang berpijak pada ukuran-ukuran radikal suatu

agama, sehingga dalam kehidupan banyak simbol-simbol keagamaan dan emosi keagamaan

individu18

Tradisi tahlilan merupakan aplikasi dari ritual keagamaan yang sangat memperhatikan

nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan, tradisi tahilan ini memang suatu bentuk kesadaran

kolektif dalam sebuah masyarakat yang diyakini masyarakat Tanah Abang ataupun

masyarakat daerah secara turun-temurun. Tradisi tahlilan merupakan aktifitas masyarakat

yang dilaksanakan pada khusunya disaan warga mengalami musibah kematian umunya

ataupun acara-acara pada setiap menyambut hari Jumat sering terdengar di masjid-masjid

membacakan tahlilan dan maulid Nabi yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa

keyakinannya yang tinggi terhadap ajaran Islam, karena acara tersebut mempunyai makna

yang dalam menyangkut pada dimensi agama Islam yaitu syariat dan hakikat, sebagaimana

dikutip dalam wawancara saya kepada al Ustadz Hasan Maulani, S.Pd sebagai tokoh

masyarakat di daerah Tanah Abang.

Beliau mengatakan, “apalagi mengadakan acara tahlilan dalam rangka mendoakan

yang meninggal, maka akan membantu atau mengirimkan pahala orang yang berada di alam

barzah sehingga dapat mengampuni dosa-dosanya yang dilakukan pada waktu hidupnya.

Apalagi bila dilaksanakan pada mala Jumat selain banyak hadist yang memperkuat tentang

bacaan-bacaan pada malam jumat selain menyambut penghulunya Hari atau sidul ayyam

masyarakat di Tanah Abang sudah turun-temurun melakukan acara tersebut. Tradisi tahlilan

ini juga membentuk solidaritas antar wrga untuk mengrangu rasa sedih, maka diadakan

pertemuan atau pertemuan untuk membaca tahlil, yang tidak lain membacakan doa-doa

pahalanya yang dihadiahkan kepada orang-orang yang telah meninggal dunia. Selin itu,

18 Dadang Kahmad,

(17)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 17

untuk menghibur keluarga si mayyit juga memelihara hubungan silaturahmi agar tidak

putus”.19

Untuk lebih sempurna dalam melaksanakan tradisi tahlilan maka para jamaah

hendaknya memperhatikan adab-adab berdzikir, sebagaimana yang diterangkan sebagai

berikut:

1. Hendaknya duduk ditempat suci seperi duduk didalam sembahyang atau duduk

bersila.

2. Kedua telapak tangan ditaruh diatas kedua lutut.

3. Hendaknya menghadap kiblat jika ia berdzikir seorang diri dan jika berkelompok

atau berjamaah hendaknya berkeliling atau membentuk lingkaran.

4. Mengharuskan memakai wangi-wangian bahwasanya tempat duduk dalam

berdzikir tiada sunyi dari malaikat yang mendengarkannya.

5. Mengerjakan dengan hati dan perilaku ikhlas.

6. Melakukan ucapan dzikirnya degan benar dan mengikiuti kepada pimpinan

majelis dzikir.

7. Memakai pakaian bersih, suci serta mensucikan.

8. Suasana tempat dzikir harus tenang

9. Memejamkan kedua matanya agar tidak timbul rasa was-was.

10.Mengerti setiap bacaan yang dibaca pada waktu melakukan dzikir

11.Menetapkan pada hatinya tida yang maujud selain asma Allah agar tidak hadir

was-was syetan

12.Mengucapkan dzikir dengan keras (jahar) agar hatinya tidak berpaling kepada

selain Allah.20

Puji-pujian yang dibacakan pada waktu mengadakan acara tahlilan adalh sebagai

berikut:

1. Membaca tawasul kepada Nabi Muhammad SAW, para khalifaturrasyyidin, para

Syuhada, para Ulama dan para Wali-Wali Allah.

2. Membaca surat al-Ikhlas 3x

3. Membaca surah al-Falaq

4. Membaca surah an-Nas

19

Ustadz Hasan Maulnai, dalam wawancara dirumah beliau, 22 Nopember, 2014

20

(18)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 18

5. Membaca surah al-Baqarah ayat 1-4

6. Membaca ayat kursi

7. Membaca akhir surat al-baqarah

8. Membaca kalimat tahlil

9. Membaca kalimat tahmid dan shalawat kepada Nabi

10.Membaca doa tahlil

Dzikir diatas adalah pembacaan isi dari acara tahlilan atau dzikir yang lazim

dilaksanakan disetiap warga yang melakukan acara tahlilan di Tanah Abang.

B. Tradisi Tahlilan dalam Pandangan Masyarakat Tanah Abang

Tradisi tahlilan merupakan suatu acara keagamaan yang umumnya dilakukan oleh

masyarakat berbagai tempat, yaitu dengan membaca Al-Qur‟an, sholawat istighfar, tahlil dan

dzikir yang lain yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal dunia.21

Acara tahlilan memiliki status dalam syariat, bukan hanya dibenarkan bahkan Allah

SWT telah memuji bagi mereka yang mengamalkannya, pandangan Al-Qur‟an dan Al

-Hadisttelah membenarkan tentang acar tersebut, karena dalam acara tahlilan adalah dzikir.

Menurut pandangan para ulama artinya ialah mengingat kepada Allah SWT adalah segala

sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk mengingat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya

disebut dzikir, misalnya sholat, bertasbih, bertahlil, memuji Allah dan Rasul-Nya,

menyebutkan sifat-sifat kebesaran-Nya, sifat-sifat keindahan-Nya, sifat-sifat kesempurnaan

yang telah dimiliki-Nya, membaca riwayat para utusan Allah dsb. Tak lain semuanya ini agar

kita mencintai dan dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya.

Pandangan yang sama juga dilontarkan oleh tokoh masyarakat setempat yang

memberikan pengertian tentang hakekat tradisi tahlilan dimana isi pembacaan tahlilan adalah

mencakup semuanya seperti membaca surat Yaa Siin dsb, kemudian membaca laa

illahaillallah tasbih dan takbir. Setelah itu kita berdoa bersama kepada Allah SWT untuk

roh-roh anbiya, ulama-ulama dan semua saudara-saudara kita yang muslimin yang telah

meninggal duni agar diampuni dosa-dosanya.

Terdapat hadist yang menerangkan dari Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad

ibn Hambal dan juga Abu Hurairah yang berbunyi “apabila meninggal anak cucu adam

21 Ustadz Hasan Maulnai,

(19)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 19

maka akan terputuslah segala amal kecuali tiga perkara yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang

bermanfat dasn doa anak yang sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya”. Banyak

penafsiran tentang hal ini yang terputus dalam hadist ini adalah amalnya sendiri, sedang amal

orang lain tidak terputus, maka bila diadakan doa bersama seperti adanya acara tahlilan,

karena bakti anak yang soleh pada orang tua agar mendapat rahmat dari Allah maka

diundanglah para tetangga dan kiayi-kiayi yang mempunyai ilmu agamauntu mendoakan ahli

kubur agar paha-pahalanya diteriama dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT.22

Acara tahlilan sudah menjadi tradisi keagamaan yang kuat dan mempunyai hukum

boleh atau jaiz bila dilaksanakan, dan kegiatan ini bukan tidak ada dasarnya dalam A-Qur‟an

dan Hadist menyatakan bahwa ada kehidupan sesudah mati, sebelum seseorang dibangkitkan

utuk dimasukan ke dalam syurga atau dijerumuskan ke dalam neraka, kehidupan tersebut

dinamai kehidupan alam barzah. Seseorang yang hidup didalam alam tersebut dapat melihat

apa yang telah menantinya. Dan dengan diadakannya acara tahlilan ini maka orang yang

hidup mendoakan kepada ahli kuburnya agar Allah SWT memberikan ampunannya.

BAB III

22 Ustadz Hasan Maulnai,

(20)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 20 PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian di atas pada sub-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

Pada masyarakat Tanah Abang tradisi tahlilan merupakan suatu kegiatan keagamaan

yang telah lama dilakukan di masyarakat dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan

keagamaan di Tanah Abang. Disamping itu, tahlilan merupakan suatu alat mediasi

(perantara) yang paling memenuhi syarat yang bisa dipakai sebagai media komunikasi

keagaman baik interaksi dan integrasi masyarakat di Tanah Abang. Hal tersebut didasarkan

pada kenyataan di masyarakat.

Tahlilan pada malam Jumat ataupun ketika ada salah satu masyarakat yang meninggal

dunia merupakan sebuah tradisi yang memiliki dimensi ketuhanan (hablumminallah) yang

mampu memberikan siraman rohani, ketenangan, kesejukan hati, peningkatan keimanan dan

sekaligus juga memiliki dimensi sosial (hablumminannas) yang mampu menumbuhkan rasa

persaudaraan, interaksi sosial, dan kesatan umat Islam di masyarakat Muslim pada umumnya

dan di masyarakat Tanah Abang pada khusunya.

Walaupun berada di perkotaan besar, tradisi tahlilan ini memperngaruhi

masyarakatnya menjadi suatu masyarakat yang agamis karena sebagaimana kita ketahui

dampak negativ masyarakat kota sala satunya itu menjadikan kehidupan masyarakat yang

individualis hal ini kebanyakan masyarakat kota lebih meilih kepentingan materialistis atau

duniawi daripada antar hubungan dengan masyaraktnya.

Perdedaan pendapat tradisi tahlilan pada masyarakat Indonesia masih banyak

diperdebatkan, tetapi itu hanya perbedaan pendapat antara para ulama dielit atas saja. Tetapi

pada kenyataan yang ada di masyaakat Indonesia pada umumnya dan khususnya di

masyarakat Tanah Abang tradisi tahlilan ini sudah lama dikenal dan dijalankan di masyarakat

(21)

Tradisi Tahlilan Di Perkotaan Modern: Tanah Abang Jakarta Pusat | 21 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sufyan Raji, Bid‟ahkan Tahlilan dan Keselamatan Kematian?, Jakarta: Putra

Grafika, 2006

Ariono dan Aminuddi Siregar, Kamus Antropologi, Jakarta: Akademika Presindo, 1985

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 2,Jogjakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

UGM, 1981

Ihromi, TO (ed). Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta: PT Gramedia, 1980

Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000. Cet. Ke 1

Koentjraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial,Jakarta: Dian Rakyat, 1992

---, Metode-metode Penelitian Masyarakat,Jakarta: Gramedia 1985

---, Sejarah Teori Antropologi, Jakarta: UI Press, 1988

Madjid, Nurcholis, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan, 1998

Muhyidin Abus Somad, Tradisi Dalam Pandangan Al-Qur‟an dan As-Sunnah, (Kajian Kitab

Kuning): Surabaya PP. Nurul Islam, 2005.

Poewadarminta , W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 1995

Soekanto, Soejono, Teori Sosiologi: Tentang Pribadi Masyarakat, Jakarta: Ghalia Imdonesia.

1984

Thohir, Abdullah al-Kaff, Status Tahlilan Dalam Al-Qur‟an dan Hadist, Surabaya:

Yayasan Perguruan TinggiI Islam “al Ustadz Umar Baradja”, 1997

Van Person, Sosiologi Kebudayan, Jakarta: Konisius, 1979

Weiner, Myron, (ed), Modernisasi Dinamika Pertmbuhan, Yogyakarta: Gajah Mada

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun binahong pada level 2 dan 4% memiliki zona hambat yang lebih besar (P<0,01) dalam menghambat pertumbuhan bakteri E..

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan upaya meningkatkan hasil teknik mendarat pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan permainan melompati siswa pada siswa

Lanjutan Tabel 46 Aktifitas pada model Eksistensi Bagaimana dilakukan Siapa yang melakukan Bagai mana hasilnya Tindakan yang diperlukan Pemberdayaan dan pendampingan

Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan dari sana Ia akan datang untuk

Manfaat dari penambahan server ini yaitu agar data dapat tersimpan dari berbagai kegunaan server yang telah dibagi sebelumnya sehingga data dapat tersimpan

Market Movers adalah 'saya punya term' sendiri rasanya jika di google pun takde definitionnya di tulis - ini adalah term yang saya guna UNTUK membezakan ANTARA gerakan dari

Kajian Tim Pokja Anti-Korupsi PP Muhammadiyah menilai bahwa ghulul memenuhi unsur korupsi karena; Pertama, ghulul terjadi lantaran ada niat memperkaya diri sendiri;

Untuk menentukan sampel penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh karena jumlah responden kurang dari 100 orang.. Sampling jenuh yaitu