• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI IFRS TERHADAP KOMP (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI IFRS TERHADAP KOMP (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KOMPETENSI AKUNTAN

PUBLIK

OLEH :

LIANA MUSTAIP

A1C 010 009

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang--- 2

2. Perumusan Masalah--- 3

BAB II TINJAUAN TEORI Landasan Teori 1. IFRS--- 4

2. Laporan Keuangan--- 4

3. Akuntan Publik--- 4

BAB III ISI--- 5

BAB IV PENUTUP Kesimpulan--- 15

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dunia telah berkembang sedemikian rupa sampai sekarang ini, perkembangannya kesemua aspek kehidupan, baik itu sosial, budaya, maupun ekonomi. Dari semua aspek kehidupan tersebut, ilmu pengetahuan memiliki peran yang besar dan penting guna menunjang perkembangannya. tak terkecuali standar pelaporan keuangan yang terus mengalami perkembangan sampai dengan berlakunya IFRS (Intrnational Financial Reporting Standar).

IFRS merupakan standar pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyamakan standar diseluruh negara. Dengan adanya standar ini, sebuah perusahaan yang go internasional tidak perlu kesulitan dalam menyusun laporan keuangan untuk investor dan stake holder yang berada diluar negeri, karena laporan keuangan yang dibuat berlaku disemua negara yang menerapkan standar ini.

International Financial Reporting Standards ini pertama kali diberlakukan pada lebih dari 8.000 perusahaan yang terdaftar di Eropa yang tersebar di 30 negara, yaitu pada tahun 2005. Standar ini diwajibkan bagi perusahaan yang terdaftar di Eropa. Standar ini terus berkembang dan telah diakui oleh sebagian negara di berbagai belahan dunia. Munculnya standar ini tidak serta merta diakui secara global, Amerika Serikat dan Jepang merupakan negara yang pada saat itu termasuk dalam pengecualian. Namun seiring berjalannya waktu, Amerika serikat dan Jepang telahmulai untuk menganalisa peraturan-peraturan yang bisa terima, dan sanoai dengan tahun 2013 ini, di Amerika Serikat telah disepakati bahwa IFRS dapat digunakan oleh perusahaan asing yang membuka cabang di Amerika Serikat.

Melihat pentingnya peran standar ini, pemerintah indonesia kemudian mulai proses pengadopsian standar ini, yang sudah dimulai sejak tahun 2009 lalu, dan pada tahun 2012 semua entitas go public di Indonesia harus sudah melakukan full adoption dalam laporan keuangan perusahaan.

Dengan pemberlakuan untuk menggunakan standar ini dalam pelaporan keuangan entitas yang go public, semua pihak yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan pun terkena dampaknya. Melihat sebelumnya Indonesia menerapkan standar akuntansi yang berlaku umum (GAAP) yang di Indonesia dikenal dengan PSAK, maka penyesuaian harus dilakukan. Analisa tiap PSAK untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan IFRS dan apakah ada peraturan yang harus disesuaikan atau dengan kata lain merekonsiliasi tiap PSAK dengan IFRS.

(4)

Tersedianya laporan keuangan suatu perusahaan berbasis IFRS tidak semerta-merta membuat para stake holder (investor, penyedia kredit maupun pemerintah) percaya akan kinerja perusahaan tersebut, harus ada label laporan keuangan dengan wajar tanpa pengecualian sehingga orang lain dapat percaya akan kinerja yang sesungguhnya suatu perusahaan.

Pada akhirnya akuntan publiklah yang memegang peranan penting dalam menilai laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar atau tidak, apakah ada hal yang material atau tidak. Oleh karenanya semua akuntan publik harus memahami setiap inci dari apa yang ditentukan oleh Inernation Financial reporting Standars ini.

Dan untuk mengawasi jalannya penerapan dari standar ini, maka organisasi akuntan publik (Ikatan Akuntan Publik Indonesia) dan pemerintah bekerjasama sehingga penerapannya sesuai dengan apa yang sudah ditentukan.

Dibalik penerapannya, IFRS diharapkan dapat mempermudah semua pengguna informasi dari laporan keuangan itu sendiri. Dengan adanya kesamaan standar, dinegara manapun investor dari perusahaan yang ada di Indonesia berada, makan laporan keuangan yang ada bisa langsung diberikan tanpa adanya perubahan bahasa maupun pennyesuai hal lainnya. Kerjasama juga bisa dilakukan dengan perusahaan atau bank manapun yang ada dinegara lainnya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan diatas, harus ada pihak yang menyediakan jasa yang menjamin bahwa laporan keuangan yang juga sebagai lambang kinerja sebuah perusahaan telah sesuai dengan standar internasional ini. Yang pihak tersebut tak lain adalah Akuntan Publik. Dan untuk bisa menjamin sebuah laporan keuangan sesuai dengan Internasional Finacial Reporting Standars, akuntan publik tentunya harus memahami apa itu Intenational Financial Reporting standards dan bagaimana seharusnya laporan keuangan dengan IFRS itu.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengetahu sejauh mana pengimplementasian dari IFRS ini memiliki pengaruh terhadap kompetensi akuntan publik. Oleh karena itu, tulisan ini penulis beri judul “Pengaruh Implementasi IFRS terhadap Kompetensi Akuntan Publik”.

2. Perumusan Masalah

(5)

BAB II

TINJAUAN TEORI

Landasan Teori

1. IFRS

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, IFRS atau International Financial Reporting Standars merupakan standar pelaporan keuangan yang ditujukan untuk semua negara, yang bertujuan untuk menyamakan standar yang digunakan dalam pelaporan keuangan semua entitas. IFRS merupakan pengembangan dari International Accounting Standars (IAS). IAS dikeluarkan oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional/International Accounting Standars Comittee (IASC). Tanggung jawab dari IASC ini kemudian diambil alih oleh IASB pada 1 April 2001, dan sejak saat itu, dilakukan pengembangan terhadap standar yang ada yang kemudian dikenal dengan International Financial Reporting Standards atau IFRS.

2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu bukti rekaman perjalanan sebuah entitas dimana didalamnya berisi laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan-laporan tersebut menggambarkan perjalanan atau kinerja dari usaha yang dijalankan sebuah entitas. 5 laporan dasar tersebut merupakan laporan-laporan yang terdapat pada laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum atau GAAP yang di Indonesia diatur dalam PSAK. Dengan diterapkannya standar baru, maka komponen dari laporan keuangan disesuaikan sesuai dengan yang ditentukan dalam IFRS.

Untuk menyediakan laporan keuangan yang sesuai dengan standar ini, maka laporan keuangan tersebut harus disusun oleh yang memahami standar ini, oleh karena itu, didalam sebuah entitas, pihak yang terlibat dalam hal ini harus memahami peraturan-perraturan yang terdapat dalam standar ini. Begitu pula dengan auditor dari entitas tersebut, sangat penting untuk memiliki auditor yang memahami standar ini. Auditor tersebut dinamalan auditor Internal.

3. Akuntan Publik

(6)

BAB III

PEMBAHASAN

IFRS merupakan hasil dari penelitian dan analisa-analisa yang dilakukan oleh IASB, dimana didalam menyusun standar baru diperlukan berbagai macam pertimbangan, dan oleh karena itu sangat penting adanya kerangka kerja konseptual dari IASB dalam menjalankan tanggung jawabnya. Berikut kerangka kerja konseptual dari IASB dalam penyusunan standar ini.

1. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dari sebuah laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi tentang kinerja, posisi keuangan perusahaan dan perubahannya yang berguna bagi semua pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.

2. Asumsi yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan Asumsi tersebut adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha

a. Bila yang mendasarinya adalah dasar akrual, maka traksaksi ekonomi yang terjadi dicatat pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat diterima atau dikeluarkannya kas dan setara kas. Pencatatannya dilakukan dalam catatan akuntansi dan dilaporkan pada periode berjalan dalam laporan keuangan.

b. Bila yang mendasarinya adalah kelangsunagn usaha, maka laporan keuangan disusun dengan asumsi perusahaan memiliki hak dalam mengatur skala operasinya tetapi terus beroperasi dimasa mendatang. Dan bila tidak valid, maka lapooran keuangannya disusun dengan dasar yang berbeda yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

3. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat dari informasi laporan keuangan Karakteristik kualitatif merupakan atribut yang membuat informasi yang diberikan dalam laporan berguna berguna bagi pengguna informasi, dalam hal ini terdapat

Hal ini terkait dengan evaluasi yang dilakukan oleh pengguna terhadap kinerja perusahaan dimasa lalu, sekarang dan masa depan. Selain itu, pengguna juga bisa melakukan koreksi dan konfirmasi.

c. Keandalan

Keandalan berarti informasi yang disediakan harus bebasa dari salah saji material dan tentunya bias.

d. Komparatif

Komparatif disini maksdnya adalah informasi yang diperlakukan sama oleh seluruh entitas dari waktu ke waktu.

(7)

Butuh waktu emapt tahun untuk menjadikan IFRS sebagai standar pelaporan keuangan di Indonesia. Pihak terkait dalam hal adopsi standar ini telah bekerja sama untuk menganalisa masing-masing IFRS dengan peraturan yang ada, dalam hal ini yaitu Standar Akuntansi Keuangan atau yang dikenal dengan SAK. Full adoption disini juga maksudnya bukan mengadopsi secara keseluruhan namun juga disesuaikan dengan situasi negara, namun seiring dengan berjalannya waktu, karena kebutuhan dari para pengguna laporan keuangan dan juga perusahaan, maka peraturannya terus ditelaah dan dieprbaharui. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam pengembangan ekonomi nasional yang berorientasi ineternasional.

Untuk mengetahui bagaimana kompetensi seorang Akuntan Publik terpengaruh atau tidak oleh Implementasi dari IFRS, maka perlu diketahui apa saja jasa yang ditawarkan oleh Akuntan Publik dalam mengaplikasikan kompetensi yang dimiliki. Bidang jasa yang ditawarkan oleh Akuntan Publik adalah sebagai berikut :

a. Jasa atestasi

Yang termasuk dalam jasa ini audit umuum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keua angan prosfektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, jasa audit serta atestasi lainnya.

b. Jasa non-atestasi

Yang termasuk didalamnya adalah terkait dengan akuntansi, keuangan manajemen, kompilasi, perpajakan dan konsultasi.

Di Indonesia sendiri, hampir 70% dari Akuntan Publik yang ada menyediakan Jasa Audit, sementara jasa lainnya jarang diberikan, ini juga termasuk hal penting yang harus diperhatikan didalam meningkatkan permintaan terhadap jasa akuntan publik. Peningkatan angka permintaan ini sangat penting dalam memacu peningkatan kompetensi seseorang dan juga tentunya pendapatan. Seperti yang sering dibahas oleh kebanyakan orang, seorang akuntan publik merupakan seseorang dengan kerjaan yang penuh tekanan dan fee yang kadang tidak sebanding, yang menyebabkan minat terhadap profesi ini semakin menurun.

Akuntan publik yang ada di Indonesia masih kurang dari 1.000 akuntan publik, hal ini sangat bertolak belakang dengan angka lulusan akuntansi yang tiap tahunnya terus bertambah, beberapa fakta yang menyebabkan hal ini adalah tingkat kesulitan memperoleh izin membuka praktek sebagai akuntan publik, selain sulit, faktor biaya yang masih tergolong tinggi juga menjadi kendala. Untuk memperoleh izin saja sudah begitu sulit dan mahal, bila ditambah dengan ketidaktegasan dari peraturan yang ada, tentu akan menambah pertimbangan lagi bagi seseorang yang ingin menjadi akuntan publik.

Salah satu hal yang terkait dengan ketidaktegasan pemerintah dalam menegakkan peraturannya adalah peraturan mengenai keharusan melaporkan laporan keuangan yang sudah diaudit bagi entitas yang Go Public. Masih banyak perusahaan-perusahaan yang go public yang tidak mentaati peraturan ini, namun sanksi yang diberikan tergolong tidak membuat jera mereka. Bahkan terkait dengan fee audit yang bahkan diberikan sesuai dengan UMR, sebagian perusahaan berdalih bahwa hasil dari jasa yang diberikan oleh akuntan publik tidak memberikan perubahaan yang signifikan terhadap masa depan perusahaan. Dengan pekerjaan yang memiliki tekanan tinggi kemudian diberikan fee yang rendah, apakah pekerja tersebut bisa maksimal dalam bekerja?, tidak.

(8)

pekerjaan yang penuh tekanan, dihargai dengan UMR yang setara dengan pekerjaan buruh pabrik yang bisa diperoleh tanpa menjalani ujian profesi yang menelan banyak biaya. Bila ingin hasil yang maksimal, tentu harus berani berkorban, hal ini tidak bisa dikaitkan dengan profesionalisme semata. Karena hasil yang maksimal bisa didapatkan dengan profesionalisme dari kedua belah pihak. Hal ini masih dalam seputar permintaan yang dipengaruhi oleh fee yang diberikan, lalu bagaimana dengan pesaing?.

Di Indonesia tentunya bukan hanya ada Akuntan Publik lokal saja, namun juga terdapat KAP yang membuka cabang di Negara ini, tentu ini menjadi faktor yang juga sulit dijangkau oleh Akuntan Publik lokal, mampukah mereka bersaing?, bagaimana dengan Perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia, dapatkah Akuntan Publik lokal diberikan kontrak untuk mengaudit perusahaannya?.

Maka, bila kita bandingkan antara jumlah entitas yang membutuhkan jasa audit dengan jumlah akuntan publik yang ada, maka seharusnya permintaan akan jasa akuntan publik haruslah tinggi, namun yang terjadi malah sebaliknya. Banyak faktor yang harus dihadapi oleh akuntan publik indonesia didalam memperoleh klien, namun hal ini tentu tidak menjadi hal yang harus membuat seseorang berhenti atau tidak berminat menjadi Akuntan Publik. Bukan hanya akuntan publik yang menghadapi hal tersebut, namun profesi lainnya juga menghadapi hal serupa walau berbeda bidang.

Untuk tetap eksis, seseorang harus memiliki kualifikasi sehingga orang tersebut dipilih dan mampu bersaing, salah satunya adalah kompetensi. Seorang akuntan publik harus menunjukkan kompetensinya bila ingin mendapatkan klien, mereka harus berkompeten dan independen didalam melakukan pekerjaannya.

Kompetensi Akuntan Publik terkait dengan kemampuannya dalam memahami kriteria yang digunakan, sedangkan independen itu sendiri merupakan bertindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kode etik profesi. Terkait dengan independensi, fenomeno hubungan yang terjalin andatar akuntan publik dan klien menjadi pusat perhatian para pembuat keputusan (dalam hal ini pengguna laporan keuangan).

1. Independensi

Seperti yang sudah terurai sebelumnya, independensi akuntan publik menjadi hal yang sangat sulit dinilai, sementara hubungan akuntan publik danklien menjadi sorotan para pemangku kepentingan, akuntan publik harus tetap fokus dan tetap mempertahankan independensinya, atau bila tidak bisa, maka akuntan publik yang bersangkutan harus menutup pekerjaannya dengan tidak memberikan pendapat atau memberikan catatan akan alasan dia tidak melanjutkan auditnya.

Seorang audtior dalam hal ini akuntan publik, memiliki tanggung jawab yang beasr, yaitu kepada masyarakat, karena penndapat yang diberikan merupakan tolak ukur utama bagi para pembuat keputusan, hal tersebut tentu terlepas dari siapa yang membayar jasa akuntan publik.

(9)

informasi menyatakan ragu atau tidak setuju dengan laporan audit tersebut. Kondisi lainnya adalah resiko kehilangan klien, apalagi bila ditambah dengan fee yang diebrikan tinggi, hal ini akan menajdi pertimbangan yang kuat bagi seorang audtir untuk memberikan opininya dengan benar.

2. Laporan Audit

Laporan audit merupakan tahap akhir dari proses audit, yang dalam IFRS dikenal dengan Laporan Audit Independen. Orang yang memiliki wewenang memberikan laporan audit adalah auditor yaitu akuntan publik yang mengaudit laproan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.

Pada intinya, laporan audit independen ini berisi pendapat atau kesimpulan yan diambil oleh auditor setelah melakukan proses audit. Pendapat atau opini yang diberikan bukan hanya pendapat yang bisa dirangkai dengan kata-kata sendiri, sudah ada kerangka tersendiri.

Ada lima pendapat atau opini yang diberikan oleh auditor, yaitu : a. Opini Wajar Tanpa Pengencualian

Opini wajar tpa pengecualian atau dikenal dengan WTP diberikan apabila laporan yang disediakan oleh perusahaan telah sesuai dengan standar yang berlaku (dalam hal ini IFRS/International Financial Standards), serta tidak menyajikan salah saji yang material serta bias. Selain itu tidak terdapat kondisi dimana auditor merasa perlu untuk memberikan penjelasan serta kelengkapan dari bukti audit yang disediakan. selain itu perusahaan memberikan informasi apapun terkait dengan audit yang dilakukan.

b. Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas

Opini diberikan apabila laporan yang disediakan oleh perusahaan telah sesuai dengan standar yang berlaku (dalam hal ini IFRS/International Financial Standards), tidak menyajikan salah saji yang material dan bias. serta kelengkapan dari bukti audit yang disediakan. selain itu perusahaan memberikan informasi apapun terkait dengan audit yang dilakukan. Pada kondisi yang sudah sesuai ini, auditor merasa perlu memberikan penjelasan infromasi tambahan.

c. Opini wajar dengan pengecualian

Opini ini diberikan pada laporan keuangan yang penyajiannya telah wajar namun ada beberapa unur atau hal yang dikecualikan, yang man apengecualian ini tidak mempengaruhi kewajaran dari laporan keuangan tersebut. Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor memberikan opini wajar dengan pengecualian, yaitu sebagai berikut :

a). Pembatasan lingkup audit oleh klien,

b). Audit tidak dapat melaksanakana prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan auditor maupun klien,

c). Laporan yang disajikan tidka sesuai dengan standar yang berlaku dan tidak konsisten.

(10)

d. Opini Tidak Wajat

Opini ini diberikan auditor pada laporan keuangan yang penyajiannya tidak wajar, terdapat pembatasan lingkup audit, pemberlakukan standar dalam menyajikan laporan keuangan yang tidak konsisten.

e. Tidak Memberikan Opini

Seseorang yang telah mengaudit sebuah laporan keuangan dapat tidak memberikan pendapatnya, apablia auditor tersebut merasa indpendensi terganggu atau ruang lingkup yang memang sangat dibatasi dan terlalu banyak salah saji yang sangat material.

Kelima opini tersebut diberikan oleh auditor setelah melakukan proses audit, proses audit yang dilakukan harus sesuai dengan standar audit yang berlaku di Indonesia, dari kelima opini tersebut, terdapat yang namanya pembatasan lingkup audit. Pembatasan lingkup audit ini dapat disebabkan oleh klien atau keadaan. Pembatasan terhadap lingkup audit berakibat terhadap jumlah dan kompetensi bukti yang dapatdikumpulkan oleh auditor. Jika pembatasan tersebut dapat diatasi oleh auditor dengan menempuh prosedur audit alternatif, auditor tidak perlu mencantumkan pengecualiandalam paragraf lingkup audit dan auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Dalam hal kompetensi, bukankah mereka telah menempuh berbagai ujian sehingga bisa menjadi akuntan publik?, apa lagi yang diragukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut?, bila seseorang menanyakan hal tersebut, kita tentu masih menyangkalnya dengan “akuntan publik yang berkompeten belum tentu independen”, tentu jawaban yang sangat logis. Namun, bila ternyata Akuntan Publik sudah berkompeten d an independen, namun masih kekurangan klien tentu lain lagi pertanyaannya. Pertanyaan yang tepat untuk situasi ini adalah “Apakah kompetensi mereka sesuai dengan yang perusahaan-perusahaan go publik butuhkan, apakah hasil dari pekerjaan mereka tersebut sesuai dengan kenyataan yang terjadi atau hanya berisi apa yang diinginkan oleh pengguna informasi tersebut?”, semua orang tentunya menginginkan hasil yang mencerminkan keadaan sebenarnya buka hasil yang menunjukkan apa yang diinginkan. Keinginan bukanlah kenyataan.

Kembali ke standar pelaporan keuangan yang kini sudah menjadi keharusan bagi setiap entitas go publik di Indonesia, IFRS. Berbagai manfaat diperoleh dari diterapkanny astandar ini, diantaranya meningkatkan kualitas, kredibilitas, dan kegunaan laporan keuangan yang tentunya dapat memudahkan pemahaman atas laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dimengerti oleh pembaca laporan dari negara manapun karena keseragamannya, dan pada akhirnya akan menciptakan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan dan meningkatkan arus investasi kedalam dan keluar melalui pelaporan yang diterima secara internasional.

Dengan diberlakukannya peraturan tersebut, maka mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, semua entitas yang termasuk kedalam entitas go publik harus menerapkan standar ini didalam menyusun laporan keuangannya. Maka semua yang terkait dengan penyusunan pelaporan keuangan ini harus memahami apa yang tercantum dalam IFRS ini.

(11)

melindungi investor, pemerintah juga harus melindungi hak dari para Akuntan Publik dalam profesinya.

Berikutnya adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Ikatan Akunan Publik Indonesia (IAPI), bekerjasama agar terlaksana regulasi yang ada dan peningkatan kompetensi dan kesejahteraan dari para akuntan. Selain itu, para akademisi diberikan pemahaman tentang standar ini dan bagaimana pernerapannya disetiap kondisi transaksi dan perekonomian secara umum. Dengan akademisi memahami standar yang sedang berkembang diseluruh negara ini, tentu akan melahirkan calon akuntan-akuntan yang lebih berkompeten dan tetunya independen, sehingga kedepannya akuntan lokal, dan akuntan publik lokal khususnya dapat berkembang lebih baik dan mampu bersaing dikancah internasional. Kesiapan praktisi akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi serta profesi pendukung lainnya seperti aktuaris dan penilai tentunya sangat diharapkan.

Akuntan Manajemen/Perusahaan juga harus memahami IFRS ini, ini adalah hal yang wajib dilakukan melihat akuntan manajemen yang ada disebuah perusahaan harus mengoptimalkan sumberdayanya dan tentunya telah melakukan road map dari konvergensi IFRS yang pada tahun 2012 telah menjadi keharusan bagi semua entitas yang go publik.

Pengimplementasian IFRS ini bukan hanya diperusahaan saja, namun di dunia pendidikan, tempat memupuk calon-calon Akuntan, yaitu bangku sekolah, kuliah dan tempat memperoleh pendidikan lainnya. Ditempat-tempat tersebut, akuntan pendidik/ akademisi/universitas menjalankan perannya dalam memberikan pengetahuan ke para Akademisi, merevisi kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan input atau komentar terhadap ED dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dengan keharusan menggunakan standar ini bagi semua entitas go publik. Maka, akuntan publik menjadi petugas terakhir yang harus men-judge laporan keuangan yang sudah disediakan oleh sebuah entitas, atau dengan kata lain memberikan opini terhadap laporan keuangan tersebut. Akuntan publik harus memahaminya sampai akar dari dasar yang digunakan oleh standar ini, agar tidak salah dalam memberikan opini.

Manfaat dari pengimplementasin IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Dan dengan adanya

a single set of high-quality, principles-based financial reporting standards, perlahan tapi pasti kepentingan publik dapat dilayani dengan baik.

(12)

Akuntan Publik juga harus memahami peraturan lain terkait dengan standar ini, misalnya pajak dan lainnya. Selain itu, Akuntan Publik juga bisa menawarkan jasa lainnya selain jasa audit. Kebutuhan perusahaan bukan hanya jasa audit, perusahaan bisa membutuhkan jasa Akuntan Publik yang lainnya. Semakin banyak yang ditawarkan tentunya semakin banyak pula peluang untuk mengembangkan diri dan pendapatan pula. Terkait dengan jasa auditnya, Akuntan Publik bisa melakukan audit perusahaan go public manapun yang ada di Indonesia maupun diluar Indonesia, tentunya ini memperluas pasar bagi akuntan publik dalam memproleh klien.

Kompetensi terkait dengan IFRS ini sangatlah penting, dalam hal ini terkait dengan rencana ASEAN yang akan membuka pasar bebas. Tentunya IFRS semakin memudahkan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dalam melakukan transaksi dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dari negara-negara ASEAN lainnya, karena informasi tentang laporan keuangannya dapat dipahami oleh semua negara ASEAN, dan Akuntan Publik akan semakin dibutuhkan, ini tentunya akan menambah semangat para Akuntan Publik dalam meningkatkan kompetensinya.

Dalam penerapan IFRS, rule based system berubah menjadi princple based system yang menyebabkan auditor harus memahami kerangk akonseptual dari informasi keuangan itu sendiri sehingga dapat membuat keputusan secara tepat dan memiliki pengetahuan yang secara fundamental dapat menganalisis transaksi bisnis maupun kejadian yang terkait didalam perusahaan sebelum memberikan opini atau judgement.

Dengan akan dibukanya pasar bebas ASEAN dan perkembangan industri atau perusahaan go public yang sekarang, estimasi dan laporan yang dibuat manajemen perusahaan harus dinilai oleh akuntan publik yang menyediakan jasa audit, oleh karena itu akuntan publik harus memiliki pemahaman terhadap tujuan dari standar yang juga menjadi faktor pendorong dalam memberikan penilaian atas laporan dari manajemen tersebut.

Kompetensi yang dimiliki oleh seorang akuntan publlik salah satunya harus mampu menyatakan sebuah laporan keuangan terdapat salah saji material atau tidak. Secara umum materialitas sangat tergantung pada intuisisi auditor. Ketepatan dari intuisi tersebut tergantung dari sejauh mana kompetensi yang dimiliki oleh auditor atau akuntan publik tersebut. Begitu pula yang harus disampaikan dalam mengaudit laporan keuangan yang menggunakan standar internasional financial reporting standards ini. Seorang akuntan pubik yang sedangkan melaksankan auditing terhadap laporan keuangan harus teliti dan hati-hati dala menentukan materialitas suatu data. Materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan pelaporan audit adalah suatu salah saji dalam laporan keuangan yang dapat dianggap material jika pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional.

Apabila auditor salah dalam menentukan materialitas suatu data, maka akan mempengaruhi opini yang diberikan, Salah saji informasi akuntansi, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, apakah mengakibatkan perubahan terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap infromasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.

(13)

terjadi dalam tahun audit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi tersebut telah dicatatc, diringkas, digolongkan dan dikompilasi sesuai dengan standar yang berlaku dalam laporan keuangan. Didalam mengaudit, dikenal dengan sampel audit, oleh karenanya tidak semua transaksi dapat diaudit, melihat auditor juga manusia yang tentunya tidak dapat mengadili semua transaksi tersebut.

Auditor hanya melakukan proses audit terhadap sampel yang diambil, sementara sampel yang lain tidak diaudit namun auditor tetap memberikan pendapatnya terkait alasan tidak mengauditnya atau tidak dijadikan sampel, atau dengan kata lainnya keyakinan yang mendasarinya. Disamping itu tidaklah mungkin menyatakan keakuratan laporan keuangan, (ketepatan semua informasi yang disajikan dalam laporan keuangan), hal ini mengingat laporan audit sendiri merupakan pendapat, estimasi dan pertimbangan dalam proses penyusunannya, yang dimana seringkali sebuah pendapat, estimasi dan pertimbangan tersebut tidak tepat dan akurant searus persen. Oleh karena itu, dalam hal audit terhadap laporan keuangan, auditor menyatakan hal-hal berikut ini :

a. Jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya, apakah telah dicatac, diringkas, digolongkan dan dikompilasi.

b. Bukti audit yang kompeten dan telah cukup dikumpulkan sebagai dasar memadai dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.

c. Pendapat yang menyatakan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah diasjikan secara wajar dan tidka terdapat salah saji material karena kekeliruan atau kecuranagan.

Pernyataan-pernyataan tersebut, tidak lepas dari kompetensi yang dimiliki oleh seorang akuntan publik. Kompetenssi yang baik memang tidak menjamin seorang akuntan publik dipercaya perusahaan. Laporan audit yang sajikan oleh auditor dalam hal ini akuntan publik menjadi sandaran dari pada pengguna informasi tersebut dalam membuat keputusan terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.

Audit atas Laporan Keuangan (Financial Audit) bertujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan suatu entitas menyajikan sejara wajar atau tidak posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Disini jelas terlihat bahwa fokus audit adalah laporan keuangan. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi.

Seperti yang sebelumnya telah terurai, minat terhadap profesi akuntan publik ini mulai menurun, hal tersebut tentunya berdampak pada kualitas calon mahasiswa yang memasuki pendidikan formal akuntansi yang pada akhirnya akan membuat rendah kompetensi lulusan pendidikan formal akuntansi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan formal akuntansi dirasa masih kurang memadai untuk menunjang kompetensi lulusan program studi akuntansi. Penelitian juga memberikan bukti empiris bahwa pengalaman akan mempengaruhi kemampuan auditor untuk mengetahui kekeliruan dan pelatihan yang dilakukan akan meningkatkan keahlian dalam melakukan audit. Untuk itu maka masukan dari Kantor Akuntan Publik dan organisasi profesi sangat diperlukan untuk mengembangkan suatu kurikulum pendidikan formal akuntansi dan pelatihan akuntansi.

(14)
(15)

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari uraian diatas adalah Seorang Auditor harus terus mengembangkan kompetensi yang dimiliki agar dapat menjalankan profesinya. Estimasi dan laporan yang dibuat manajemen perusahaan harus dinilai oleh akuntan publik yang menyediakan jasa audit, oleh karena itu akuntan publik harus memiliki pemahaman terhadap tujuan dari standar yang juga menjadi faktor pendorong dalam memberikan penilaian atas laporan dari manajemen tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan kompetensi terkait degan IFRS tersebut.

Manfaat dari pengimplementasin IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Dan dengan adanya

a single set of high-quality, principles-based financial reporting standards, perlahan tapi pasti kepentingan publik dapat dilayani dengan baik.

Akuntan Publik juga harus memahami peraturan lain terkait dengan standar ini, misalnya pajak dan lainnya. Selain itu, Akuntan Publik juga bisa menawarkan jasa lainnya selain jasa audit. Kebutuhan perusahaan bukan hanya jasa audit, perusahaan bisa membutuhkan jasa Akuntan Publik yang lainnya. Semakin banyak yang ditawarkan tentunya semakin banyak pula peluang untuk mengembangkan diri dan pendapatan pula. Terkait dengan jasa auditnya, Akuntan Publik bisa melakukan audit perusahaan go public manapun yang ada di Indonesia maupun diluar Indonesia, tentunya ini memperluas pasar bagi akuntan publik dalam memproleh klien.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pertamina.com/index.php/detail/view/pertamina-news_/8250/

auditor-harus-memahami-ifrs.

http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?id=92

http://www.wikipedia.co.id/

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa dengan demikian Terdakwa telah meninggalkan dinas Kesatuan Yonif 756/WMS tanpa ijin yang sah dari Danyonif 756/WMS atau atasan lain yang berwenang sejak

Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Adapun Pola Pengaman Sistem Transmisi 70 kV Saluran Kabel Tanah, sesuai SPLN No.. Untuk gangguan antar dan tiga fasa, yang arus gangguannya besar sebaiknya dipakai relai arus

Rosdakarya.. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong pula untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya. b) Menambahkan keyakinan

Based on definition above, it can be conclude that classroom management is all the process of activities in class that can make good atmosphere and students

Oleh karena itu, dampak penerbitan, karya sastra, dan sikap pengarang di dalam karyanya selalu dimonitoring oleh negara karena menjadi parameter tentang kondisi

Britain’s emergence as a global power in the 18th century was linked with the establishment of what historians of 18th-century England (John Brewer, The Sinews of Power: War,

Sebelum saya menjelaskan mengenai teknik perencanaan dan pembangunan jalan raya, terlebih dahulu saya akan menjelaskan mengenai sejarah pembangunan