• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016 - Test Repository"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MIFTAKHUL FERI SOFIANA NIM : 115 12 049

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MANGUNSARI SALATIGA 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MIFTAKHUL FERI SOFIANA NIM : 115 12 049

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesuatu akan menjadi kebanggaan,

Jika sesuatu itu dikerjakan,

Dan bukan hanya dipikirkan.

Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan,

Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya,

Bukan hanya menjadi impian.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Ayah (Mahmud Subarkah) dan Ibu (Syarah Sofiah) dan kedua adikku

(Habibatul Dwi Mahmudah dan Hikmal Maulana Akbar) sebeserta

keluarga besarku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa

dan dukungan moril maupun materi untuk kesuksesanku.

 Teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan PGMI angkatan 2012.

 Sahabatku yang selalu menyemangatiku dalam keadaan apapun.

 Pasanganku Prada Nur Hidayat Isman yang selalu memberikan kasih

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir

zaman, amin,

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Judul yang penulis ajukan adalah “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Strategi Make A

Match Pada Siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran

2015/2016”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis dengan senang hati menyampaika terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak DR. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan IAIN Salatiga

3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan S1 PGMI IAIN Salatiga

4. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. selaku pembimbing yang selalu bijaksana

memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan

(9)

5. Staf Dosen PGMI IAIN Salatiga yang telah membekali penulis dengan

bebagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan

skripsi.

6. Ibu Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI

Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah memberikan kesempatan dan

waktu untuk melaksanakan penelitian.

7. Bapak Fathul Ghufron, S.Pd.I selaku wali kelas di kelas III B MI Ma‟arif

Mangunsari Salatiga yang telah membantu dalam penelitian.

8. Rekan-rekan guru MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah

memberikan dukungan partisipasinya selama penulis menyelesaikan

skripsi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.

9. Para siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah

mendukung dan membantu dalam melakukan penelitian.

10.Ayah dan Ibu (Mahmud Subarkah dan Syarah Sofiah) atas jasa-jasanya,

kesabaran, do‟a, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta

yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil. Tiada doa yang

paling khusuk selain do‟a yang terucap dari orangtua. Bakti dan cintaku

untuk kalian bapak ibuku

11.Adik-adikku (Habibatul dwi Mahmudah dan Hikmal Maulana Akbar)

yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum, doa‟nya untuk

keberhasilan ini. Terimakasih sayangku untuk kalian.

12.Semua keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukung untuk

(10)

13.Sahabat-sahabatku tercinta yang telah banyak memberikan dorongan,

semangat, dan kasih sayang demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

14.Teman-teman seperjuangan PGMI 2016, yang selama ini telah berjuang

bersama.

15.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda

kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang

membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya

kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-mudahan dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua.

Salatiga, 25 Agustus 2016

(11)

ABSTRAK

Sofiana, Miftakhul Feri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Strategi Make A Match Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.

Kata Kunci : Strategi Pembelajaran Make a Match. Hasil Belajar dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Salah satu faktornya adalah guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan tanpa menggunakan media, sehingga kemampuan siswa dan kreativitas siswa kurang aktif, menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dan menimbulkan kejenuhan siswa. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi jenis-jenis pekerjaan pada Siswa Kelas III MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun 2016?

Pada dasarnya strategi make a match adalah sebuah strategi pembelajaran dimana siswa diharuskan memilih pasangannya untuk menemukan jawabannya sebelum batas waktu akan mendapat poin, melalui penggunaan strategi ini diharapkan siswa akan lebih mudah memahami pelajaran karena siswa merasa senang saat pembelajaran berlangsung. Tidak seperti apabila menggunakan proses pembelajaran yang lama yaitu yang masih terpusat pada guru.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Lembar Pre-Test Siklus I

Lampiran 4 Lembar Post-Test Siklus I

Lampiran 5 Lembar Pre-Test Siklus II

Lampiran 6 Lembar Post-Test Siklus II

Lampiran 7 Dokumentasi Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus

Lampiran 8 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus I

Lampiran 9 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus II

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus I

Lampiran 13 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus II

Lampiran 14 Silabus

Lampiran 15 Surat Nota Pembimbing

Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian MI Ma‟arif Tingkir Lor

Lampiran 17 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian MI Ma‟arif Tingkir Lor

Lampiran 18 Lembar Konsultasi Pembimbing

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas

manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan manusia maka

akan semakin tinggi pula derajat yang ia dapat. Dalam menjalankan kehidupan

bermasyarakat manusia memerlukan aturan yang baku agar dapat diterima di

dalam lingkungan masyarakat. Pada dasarnya manusia diciptakan sebagai

makhluk monodualisme, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu.

Sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat,

sedangkan dalam hidup bermasyarakat diperlukan sebuah ilmu sosial. IPS

merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya agar menjadi pribadi yang baik dan

berkarakter.

Dalam pendidikan di era ini IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang di

golongkan menjadi pelajaran pokok, dimana siswa wajib menguasai dengan baik.

Akan tetapi dalam pembelajarannya pengajaran yang berlangsung di

sekolah-sekolah masih banyak menggunakan metode pembelajaran konvensional dan

mengharapkan prestasi yang tinggi tanpa mengesampingkan kesulitan-kesulitan

yang dihadapi oleh peserta didik. Padahal karakteristik materi IPS adalah ilmu

(21)

Sehingga siswa yang kurang begitu mempunyai intelegensi yang tinggi akan sulit

untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan.

Berdasarkan maslaah-masalah yang dipaparkan di atas maka perlu adanya

sebuah pembenahan yang harus dilakukan dalam hal pembelajaran agar materi

IPS dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan awal yang diinginkan. Salah satu

jalan atau cara yang ditempuh dalam hal ini adalah dengan menggunakan metode

yang baik dan sesuai dengan karakteristik ilmu IPS. Mulyasa (2011: 107)

menyatakan IPS memerlukan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi

agar hasil belajar dapat maksimal dan siswa mampu menguasai materinya.

Penggunaan metode bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih lanjut Rasimin (2012: 59) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) di sekolah dasar, pada hakekatnya harus memperhatikan kebutuhan

peserta didikyang rata-rata masih berusia antara 6-12 tahun. Dalam kelompok usia

ini, anak berada dalam tahap perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya

pada tingkat kongkrit operasional.mereka memandang dunia dalam keseluruhan

yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih

jauh. Metode pembelajaran merupakan cara yang dipakai oleh guru dalam

mengingkatkan baik dari segi hasil atau minat siswa dalam belajar. Djamarah

(2006: 46) menambahkan dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus

terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan

(22)

menarik perhatian peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi diharapkan

siswa dapat lebih senang dan tidak bosan pada saat pembelajaran dilaksanakan.

Guru yang professional hendaknya dapat melaksanakan kegiatan belajar

mengajar yang dapat memotivasi siswa menjadi bersemangat dalam

melaksanakan pembelajaran, sehingga kesan belajar yang membosankan dapat

dihilangkan dari benak siswa. Seorang guru hendaknya mendesain pembelajaran

sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penggunaan metode

pembelajaran yang bervariasi dalam menciptakan media serta menggunakannya

dalam pembelajaran merupakan hal wajib direncanakan yang dikuasai oleh guru.

Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar akan semakin

efektif kegiatan pembelajaran (Hamruni, 2012: 7).

Pelaksanaan pembelajaran IPS di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga di

kelas 3B masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Melalui

penggunaan metode pembelajaran yang konvensional ini siswa kurang maksimal

dalam menerima pembelajaran, sehingga hasil yang dicapai juga kurang

maksimal.

Salah satu metode yang dapat digunakan pada pembelajaran IPS adalah

metode make a match. Metode make a match dapat digunakan untuk

meningkatkan semangat belajar siswa kelas 3B MI Ma‟arif Mangunsari sehingga

nantinya hasil belajar yang dicapai juga akan meningkat. Dengan menggunakan

metode make a match siswa secara aktif belajar karena penggunaan metode ini

menuntut keaktifan siswa dalam mencari pengetahuan, sehingga pengetahuan

(23)

Beranjak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis melaksanakan

penelitian tindakan kelas yang mengupayakan terjadinya peningkatan hasil belajar

IPS. Adapun judulnya adalah PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN

MELALUI STRATEGI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III B MI

MA‟ARIF MANGUNSARI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2015/2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka dapat dir

umuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: apakah dengan strategi make a

match dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi

Jenis-jenis Pekerjaan pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga

Tahun Pelajaran 2015/2016.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin di capai

penulis dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi

jenis-jenis pekerjaan pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga

(24)

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah melalui metode make a match

dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Jenis-jenis

Pekerjaan bagi siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau acuan sebagai

pedoman guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi Jenis-jenis

Pekerjaan.

b. Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi pelaksanaan

penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran IPS di kelas menjadi

tidak monoton sehingga tercipta suasana yang menyenangkan.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

memperkenalkan metode pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi

make a match sehingga proses pembelajaran menjadi bervariasi, sehingga

tidak membosankan.

c. Bagi sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtida‟iyah (MI), dapat dijadikan

sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/madrasah dalam

(25)

F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, peneliti memberikan definisi

operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada

kesalahpahaman pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah

tersebut adalah:

1. Peningkatan

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan

(Poerwadarminta, 2006: 1281).

2. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Hasil belajar menurut Susanto (2013: 5) dalam bukunya mengatakan

bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,

baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

dari kegiatan belajar. Sedangkan hasil belajar dalam ilmu pengetahuan sosial

yaitu perubahan tingkat laku yang dialami peserta didik mencakup

pengembangan dimensi manusia secara utuh, yang terdiri dari beberapa aspek

misalnya: aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

keterampilan dan seni (Rasimin, 2012: 51). Melalui mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial, siswa seharusnya mampu menerapkan kterampilan yang di

dapat dalam proses pembelajaran yang diterapkan dalam kehidupan

bermasyarakat.

3. Strategi make a match

Pengertian make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri

(26)

dari pertanyaan tersebut (Agus Suprijono,2009: 94). Jadi yang dimaksud judul:

Peningkatan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi make

a match bagi siswa kelas III MI Ma‟arif Mangunsari yaitu cara yang dilakukan

untuk memperbaiki dan merubah hasil belajar IPS materi acam-macam

pekerjaan agar lebih baik dengan melalui strategi make a match kelas III B di

MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dengan mengunakan model Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), karena model penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam keasnya sendiri melalui refleksi diri, yang

bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat

(Uno, dkk: 2012: 41). Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka

meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui

strategimake a match bagi siswa kelas IIIB MI Ma‟arif Mangunsari Kota

Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga.

3. Subyek Penelitian dan Kolabolator

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas III B MI Ma‟arif

(27)

siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester

genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Kolabulator adalah seorang guru atau

pendidik yang mengajar pada kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Kota Salatiga

yaitu Bapak Fathul Gufron,S.PdI.

4. Langkah-langkah Penelitian

Untuk dapat melaksanakan penelitian ini maka peneliti melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

Gambar 1.1

Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK menurut Arikunto (2006: 16)

a. Perencanaan

PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain

(28)

perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga

kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan

pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub

kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunang sempurnya nya

tahap perencanaan. Rancangan yang dilakukan adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi

macam-macam pekerjaan.

2) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran.

3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi.

4) Menyiapkan perangkat tes berupa soal tes tertulis.

b. Pelaksanaan

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaa. Pelaksanaan adalah

menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di

kelas. Hendaknya perlu di ingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai

dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini

akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti agar

hasilnya dapat di sinkronkan dengan maksud semula.tindakan yang

dilakukan peneliti adalah pelaksanaan pembelajaran IPS materi

macam-macam pekerjaan melalui metode make a match. Tindakan ini dilaksanakan

dengan tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup.

c. Observasi

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observasi).Supardi

(29)

dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain,

observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah

mencapai sasaran. Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses belajar

mengajar, untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

IPS melalui strategi make a match. Selama proses belajar mengajar

berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam

pembelajaran menggunakan lembar observasi. Adapun aspek pengamatan

yang diamati adalah aspek keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan

siswa dan penugasan siswa.

d. Refleksi

Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Refleksi

adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan.

Refleksi sering disebut dengan istilah memantul. Dalam hal ini, peneliti

seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya.

Refleksi dilakukan setelah tindakan berakhir, yaitu diakhir proses

pembelajaran. Sebelumnya, guru melakukan analisis mengenai hasil tes dan

observasi. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa dalam pembelajaran tersebut. Berdasarkan analis data-data yang

diperoleh, dilakukan refleksi terhadap pembelajaran. Jika ada kelebihan

dalam pembelajaran maka kelebihan tersebut harus dipertahankan dan jika

permasalahan selama pembelajaran haruslah dicarikan pemecahannya.

Permasalahan tersebut dianalisa dan dilakukan perbaikan pada siklus

(30)

target atau indikator yang diinginkan. Sementara itu, dilihat dari segi

observasi siswa masih ada yang belum menunjukkan sikap positif. Hal ini

terbukti dengan adanya siswa yang masih bermain-main dan berbicara

sendiri saat melakukan strategi make a match. Setelah melakukan

tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus penelitian, maka akan diketahui beberapa

hal yang berkaitan dengan perubahan aktifitas belajar siswa selama

pembelajaran, yaitu tentang peningkatan hasil belajar IPS materi jenis-jenis

pekerjaan melalui strategi make a match.

5. Instruktur Penelitian

Dalam instruktur penelitian berisikan alat yang digunakan untuk

mengambil data penelitian, misalkan dari:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi berupa lembar data yang digunakan untuk

mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan lembar

observasi dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi

dalam kegiatan pembelajaran.

b. Wawancara

Merupak sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak

yang mampu memberikan informasi dan kepada siswa kelas III guna

mengetahui pendapat ataupun masukan mengenai penerapan strategi make a

(31)

c. Soal tes

Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur

presentasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur sejauh

mana kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari dan untuk

mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan saat pembelajaran

yaitu dikerjakan secara berkelompok dan individu.

d. Dokumentasi

Melalui dokumentasi peneliti dapat mengetahui data-data dan

informasi yang terkait dengan siswa sebagai pendukung penelitian.

Dokumentasi juga menggambarkan situasi saat pembelajaran berlangsung.

6. Indikator Keberhasilan Siswa

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar

siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun

klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Menurut Trianto (2010: 241)

berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri

oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan

minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan

setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan

daya dukung setiap sekolah berbeda. Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan

KKM mata pelajaran IPS disekolah tempat peneliti melakukan penelitian,

(32)

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

antara lain:

a. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang

dengan maksud untuk medapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

penetapan skor angka. Pengukuran tes hasil belajar ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

b. Observasi

Observasi merupakan salah satu tekhnik dalam pengumpulan data.

Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara

perencanaan dengan pelaksanaan tindakan serta untuk menjaring data

aktifitas peserta didik dalam mengumpulkan data dengan mengamati,

mencatat gejala yang diteliti baik secara langsung dengan pendengaran,

penglihatan dan secara tidak langsung dengan menggunakan alat bantu atau

lembar observasi.

c. Dokumen

Untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah, data siswa, dan

guru dan lain-lain.

8. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

(33)

melakukan pengematan terhadap aktivitas belajar siswa. Sehingga data yang

diperoleh dari penelitian tindakan ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang

kemudian diolah dengan menggunakan teknik pengolahan hasil test dan hasil

observasi. Analisis dimulai dengan menganalisisdata persiklus dan analisis

antar siklus.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan

hasil test yang akan dirinci dari data mentah yang diperoleh dari hasil tes

(pre-test dan post-(pre-test) kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap

siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui

gambaran yang jelas mengenai hasil belajar dalam memahami pelajaran IPS.

Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan

sebagai berikut:

M =

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan post-test kemudian

dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk menentukan bahwa

siswa tersebut mencapai criteria tuntas atau belum.

Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa

dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rat-rata skor siswa dengan

(34)

P =

Keterangan:

P = Nilai dalam persen

F = Frekuensi

N = Jumlah keseluruhan (Djamarah,2006: 225-226)

Setelah hasil belajar IPS materi jenis-jenis pekerjaan melalui strategi

make a match dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan

angka/nilai yang kemudian dideskripsikan menggunakan teknik deskripsi

persentase dimana analisis data hasil perhitungan mulai dari siklus pertama

sampai terakhir dipakai sebagai acuan penelitian (Muslich, 2007: 36).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,

bagian inti, bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman Judul,

Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan,

Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.

Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:

Bab I tentang Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari: Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian,

Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

Bab II berisi tentang Landasan Teori, pada bab ini terdiri dari: Pengertian

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Sosial, Strategi Make A

(35)

Bab III tentang Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini terdiri dari: Subjek

Penelitian, Deskripsi Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II.

Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini terdiri dari:

Deskripsi Persiklus dan Pembahasan.

Bab V tentang Penutup, pada bab ini terdiri dari: Kesimpulan, Saran dan

Penutup. Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari Lampiran-lampiran yang terdiri

dari: Surat Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal Evaluasi, dan

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar bukan istilah yang baru karena sudah sejak dini disadari atau

tidak kita sudah mengalami kegiatan belajar. Banyak para ilmuwan/pakar

pendidikan mendefinisikan kata belajar tersebut. Berikut ini beberapa definisi

balajar menurut pakar pendidikan. Menurut Slameto dalam buku Hamdani

(2010: 20). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara

menurut Morgan belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman (Agus Suprijono,2009: 3).

Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut

belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara

seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan (Pasaribu dan

Simandjuntak, 1983: 59). Sementara menurut R. Gagne (1989) belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua

konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi

(37)

serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung (Ahmad Susanto,

2012: 1). Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat

orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak

belajar maka responnya menurun (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 9).

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara terus

menerus yang terjadi karena adanya interaksi/hubungan timbal balik antara

individu satu dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya, belajar

juga meliput 3 ranah yaitu ranah afektif, kognitif,dan psikomotorik. Dalam

kurikulum 2013 belajar dilakukan dengan 5 tahapan yaitu mengamati,

menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

2. Teori-teori dalam belajar

a. Teori perilaku

Teori perilaku berpakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam

perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai proses

pembentukan hubungan rangsangan (stimulus) dan balas (respon).

Pembelajaran merupakan proses pelaziman (pembiasaan). Hasil

pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan.

b. Teori belajar kognitif

Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental

bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral

tampak lebih nyata hamper dalam setiap peristiwa belajar.Perilaku individu

(38)

dorongan mental yang di atur oleh otaknya. Teori kognitif menekankan

belajar sebagai proses internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan

proses berpikir yang sangat kompleks.

c. Teori kontruktivisme

Kontruktivisme menekankan pada belajar autentik, bukan atifisial.

Belajar autentik adalah proses interaksi seseorang dengan objek yang

dipelajari secara nyata. Belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks

(tekstual), terpenting ialah bagaimana menghubungkan teks itu dengan

kondisi nyata atau kontekstual (Agus Suprijono, 2009: 39).

3. Tujuan belajar

Didalam buku Kastolani (2014: 66-67) secara umum tujuan belajar adalah:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan berfikir.

Kemampuan pengembangan berfikir membutuhkan adanya bahan

pengetahuan dan kemampuan berfikir dapat memperluas pengetahuan.

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep

memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat

dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada keterampilan gerak atau

penampilan anggota tubuh seorang yang sedang belajar, atau keterampilan

rohani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan

berpikir secara kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu

(39)

c. Pembentukan Sikap

Adalah guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap

mental, perilaku, dan pribadi siswa, ia harus cakap dalam mengarahkan

motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah

(Sardiman, 2000: 26-28).

4. Ciri-ciri Belajar

Beberapa ciri belajar, seperti dikutip oleh Darsono (2000: 3) adalah sebagai berikut:

a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini

digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar.

b. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkankepada orang

lain. Jadi belajar bersifat individual.

c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Hal

ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan oleh lingkungan tertentu.

Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi

untuk belajar.

d. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.

Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya

(Hamdani,2010: 22).

(40)

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi

dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor

yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern

adalah faktor yang ada diluar individu.

a. Faktor intern

Didalam membicarakan faktor intern dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Faktor Jasmaniah

Terdiri dari (1) faktor kesehatan, kesehatan adalah keadaan atau

hal sehat.Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. (2)

faktor cacat tubuh, cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor

psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: (1)

inteligensi, inteligensi berpengaruh besar terhadap kemajuan belajar. (2)

perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (3)

minat, minat besar pengarunya terhadap belajar. (4) bakat, bakat itu

mempengaruhi belajar. (5) motif, dalam proses belajar haruslah

diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan

baik. (6) kematangan,belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap

(41)

belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka

hasil belajarnya akan lebih baik.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan jasmani terlihat dengan lembah lunglainya tubuh akan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani

terjadi karena adanya kekacauan substansi sisa pembakaran didalam

tubuh sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar

siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi

kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang

bebas dari kelelahan.

4) Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dibagi menjadi

tiga faktor yaitu:

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa: cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga suasana

rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar

belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

(42)

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas dirumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ektern yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadan siswa

dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini mencakup kegiatan siswa

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan

masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar anak (Slameto,

1987: 56-72).

6. Prinsip-prinsip Belajar

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para

ahli yang satu dengan yang lainnya memiliki persamaan dan juga perbedaan.

Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif

berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran.

a. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa

adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984:

335). Disamping itu motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan

belajar. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil

(43)

b. Keaktifan

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

Maka inisiatif harus dating dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing

dan pengarah (John Dawey, dalam Devies, 1937: 31).

c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan,dan bertanggungjawab terhadap hasilnya.

d. Pengulangan

Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan

berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam,

maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan akan menjadi

sempurna.

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin

dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar,

maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan

mempelajari bahan belajar tersebut.

f. Balikan dan Penguatan

Format kajian berupa Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode

penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang

(44)

g. Perbedaan Individual

Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar

siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam

upaya pembelajaran (Dimiyati dan Mudjiono, 2002: 42-49).

B. Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar

sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nahrowi dalam K. Brahim

(2007: 37) yang mengatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu.

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk

mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh

(45)

untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi

kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini

dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur

tingkat penguasaan siswa (Ahmad Susanto, 2012: 5).

Dilihat dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses

pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga peserta didik akan

mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Misalnya dari semula

yang tidak bisa menjadi bisa. Pengukuran hasil belajar ini dapat dilakukan

melalui tes atau dari pertanyaan-pertanyaan setelah selesainya materi pelajaran,

yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa. Melalui tes ini

kemampuan masing-masing dari siswa dapat dilihat, apakah sudah memenuhi

kriteria yang ditetapkan atau belum, dan dapat menunjang dari belajar itu

sendiri.

2. Macam-macam hasil belajar

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan guru kepada

siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia

baca, yang dilihat, yang didalami, atau yang ia rasakan berupa hasil

(46)

6) sedangkan arti dari konsep menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid

Sumaatmadja (2005: 2-3), konsep merupakan sesuatuyang tergambar dalam

pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. Jadi konsep ini

merupakan sesuatu yang telah melekat pada hati seseorang yang tergambar

dalam pikiran, gagasan atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki

konsep berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman-pemahaman yang

jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu (Ahmad

Susanto, 2012: 6-8).

b. Keterampilan proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dari dalam individu siswa.

Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan

keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun

psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau

prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada

sebelumnya, atau untuk melakukan menyangkalan terhadap suatu penemuan

(falsifikasi) (Ahmad Susanto, 2012: 9).

c. Sikap

Menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan kecenderungan

untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu

(47)

objek-objek tertentu. Sikap menunjuk pada perbuatan perilaku ataupun tindakan

seseorang siswa (Ahmad Susanto, 2012: 11).

3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari diri peserta

didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar dan

ketekunan, sikap kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya,

pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap

anaknya serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari

orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar

peserta didik (Ahmad Susanto, 2012: 12-13). Dua faktor ini sangat

dominan dalam mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik.

4. Penilaian hasil belajar

Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada

objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai

tersebut dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi

dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu

(48)

dasar itu makan dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program, ada

kriteria, dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses

pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria

tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil

belajar siswa.

Penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (non

tes). Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan),

dan tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan (menuntut

jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes yang disusun dalam bentuk

objektif, ada juga dalam bentuk esai atau uraian. Sedangkan bukan tes sebagai

alat penilaian mencakup observasi, kuisioner, wawancara, skala, sosiometri,

studi kasus, dll. Disamping itu ada beberapa macam-macam jenis penilaian

diantaranya adalah penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik,

penilaian selektif, dan penilaian penempatan.

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan diakhir program

belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar

itu sendiri. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir

unit program, akhir caturwulan, akhir semester, akhir tahun. Penilaian

diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat

kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian selektif adalah penilaian

yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke

lembaga pendidikan tertentu. Penilaian penempatan adalah penilaian yang

(49)

program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum

memulai kegiatan belajar untuk program itu.

C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat IPS adalah ilmu

pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta

kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberikan

wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik tingkat dasar

dan menengah (Ahmad Susanto, 2012: 137). Dari Kurikulum Pendidikan Dasar

Tahun 1993, disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari

kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi,

sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara (Ahmad Susanto, 2012: 139).

Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di dekolah termasuk Sekolah Dasar (SD).pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial di SD merupakan sarana untuk mengembangkan wawasan,

pola pikir siswa, dan sikap sosial siswa di masyarakat maupun didalam

keluarga. Ips juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sosial

dimana pada mata pelajaran ips akan diajarkan nilai-nilai sosial,

kemasyarakatan, kebudayaan serta nilai-nilai sejarah yang masih patut untuk

kita teladani. Agar nanti pada saat kita hidup dilingkungan masyarakat, kita

(50)

2. Ruang Lingkup IPS

Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan

manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo,

2008: 15). Secara sederhaa dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu

pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial (Rasimin, 2012: 38).

3. Fungsi IPS di dalam pendidikan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan ilmu

pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga

negara yang baik yang memiliki pengetahuan keterampilan dan kepedulian

sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara

(Rasimin, 2012: 40).

4. Tujuan pendidikan IPS

Pendidikan IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang

pendidikan dilingkungan persekolahan, bukan hanya memberikan bekal

pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta

keterampilan dalam kehidupan peserta didik dimasyarakat, bangsa dan negara

dalam berbagai karakteristik. Ada beberapa tujuan pendidikan IPS yang

menggambarkan bahwa pendidikan IPS merupakan bentuk pengetahuan,

keterampilan nilai dan sikap yang memungkinkan anak berpartisipasi dalam

kelompoknya, baik itu keluarga teman bermain, sekolah masyarakat yang luas,

bangsa dan negara. Tujuan pendidikan ilmu sosial dikembangkan atas dasar

(51)

pendidikan institusional menjadi landasan pemikiran mengenai tujuan

pendidikan ilmu sosial.

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat,

memiliki sifat mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang

terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik

yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Secara perinci,

Mutakin (1998) merumuskan tujuan pembelajaran IPS disekolah sebagai

berikut:

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya. Melalui pemahaman terhadap nila-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode

yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk

memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat

keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang

dimasyarakat.

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu mebuat analisis yang kritis selanjutnya mampu mengambil tindakan

(52)

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun

diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggungjawab membangun

masyarakat (Ahmad Susanto, 2012: 143-144).

D. Materi Jenis-jenis pekerjaan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian

2. Memahami jenis

pekerjaan dan penggunaan

mata uang

2.1. mengenal

jenis-jenis pekerjaan

1. mengidentifikasi

jenis-jenis pekerjaan yang

menghasilkan barang dan

jasa.

2. membedakan jenis

pekerjaan di bidang jasa

dengan pekerjaan yang

menghasilkan barang.

3. menyebutkan 4 contoh

pekerjaan di bidang jasa.

4. membuat daftar

pekerjaan orangtua siswa

yang menghasilkan barang

atau jasa.

5. menjelaskan arti dari

(53)

1. Pengertian jenis-jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan bermacam-macam. Orang dapat memilih pekerjaan

sesuai dengan keinginandan kemampuannya. Pada umumnya, pekerjaan

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu ada pekerjaan yang menghasilkan barang

dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

a. Pekerjaan yang menghasilkan barang

Pekerjaan yang menghasilkan barang merupakan pekerjaan yang

hasil pekerjaannya dalam bentuk barang untuk dijual. Jadi yang dinilai dan

menjadi sumber penghasilannya adalah barang yang dihasilkan. Jenis

pekerjaan yang menghasilkan barang selalu berkembang sesuai kemajuan

zaman. Kamu akna melihat barang-barang baru setiap tahun. Barang-barang

tersebut belum pernah ada sebelumnya atau sudah ada namun kurang praktis

sehingga dibuat model yang baru. Barang tersebut merupakan hasil kreasi

dan inovasi pekerja. Pekerjaan yang menghasilkan barang dalam jumlah

besar biasa dilakukan oleh perusahaan.

Pekerjaan yang menghasilkan barang membutuhkan bahan baku

untuk diolah menjadi barang baru yang laku dijual, misalnya pembuat tahu

dan tempe membutuhkan bahan baku berupa kedelai.

Berikut merupakan beberapa contoh pekerjaan yang menghasilkan barang:

1) Petani

Petani yaitu orang yang bekerja dalam bidang pertanian. Petani

disini artinya pekerjaan mengolah lahan, seperti ladang atau sawah.

(54)

perkebunan. Pertanian rakyat biasanya menghasilkan bahan makanan

pokok, seperti padi, jagung, ketela pohon, sagu, dan sebagainya.

Sedangkan pertanian perkebunan biasanya menghasilkan jenis tanaman

perdagangan, seperti teh, kopi, cengkeh, kelapa sawit, tembakau, lada,

kina, kapas, dan sebagainya.

2) Nelayan

Nelayan bekerja mencari ikan di laut.Mereka memperoleh

penghasilan dengan menjual hasil tangkapannya. Hasil tangkapan

nelayan dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

3) Peternak

Peternak adalah orang yang profesinya menernak hewan piaraan,

misalnya peternak ayam, peternak itik, peternak kambing, dan

sebagainya. Beternak sapi menghasilkan daging, kulit, dan susu, dan

seterusnya.

4) Pengrajin

Pengrajin adalah orang yang pekerjaannya membuat dan

menghasilkan barang kerajinan. Hasil kerajinan, antara lain hiasan

dinding, perhiasan, kain tenun, dan batik. Hasil kerajinan dapat

digunakan sebagai cinderamata atau souvenir. Ada juga pengrajin kayu,

(55)

5) Pedagang makanan olahan

Pedagang makanan olahan menghasilkan barang konsumsi.

Pedagang makanan olahan bekerja mengolah sayuran menjadi makanan

siap saji.

b. Pekerjaan yang menghasilkan jasa

Pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang hasilnya

tidak dalam bentuk barang. Pekerjaan jenis ini sifatnya menghasilkan

jasa, yaitu pelayanan, tenaga, atau pikiran. Meskipun tidak menghasilkan

barang, namun hasil pekerjaan jasa dapat kita rasakan.

Di antara contoh pekerjaan jasa adalah sebagai berikut:

1) Jasa pendidikan

Pekerjaan yang menghasilkan jasa di bidang pendidikan antara

lain guru, tutor, dan dosen.

a) Dosen

Dosen adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan

kepada para mahasiswa di perguruan tinggi.

b) Guru

Guru adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan

kepada para murid di sekolah-sekolah. Guru umumnya

(56)

c) Tutor

Tutor adalah orang yang mengajarkan ilmu

pengetahuan/keterampilan kepada orang lain di lembaga-lembaga

pendidikan dan keterampilan.

2) Jasa transportasi

Transportasi adalah jasa pengangkutan orang/barang dari satu

tempat ke tempat lain. Contoh jasa transportasi antara lain sebagai

berikut:

a) Nahkoda

Nahkoda adalah orang yang mengemudikan kapal laut.

b) Pilot

Pilot adalah orang yang mengemudikan pesawat terbang.

c) Pengemudi becak

Becak merupakan Janis angkutan yang menggunakan

tenaga manusia. Keberadaan becak banyak terdapat di perkotaan.

d) Ojek

Ojek adalah jasa angkutan yang menggunakan kendaraan

bermotor. Ojek biasanya terdapat didaerah pedesaan.

e) Sopir

Sopir adalah orang yang pekerjaannya mengemudikan

alat-alat transportasi darat seperti: mobil, truk, bus, taksi, dan

(57)

Di dalam taksi dipasang argometer. Argometer adalah alat

penunjuk jumlah biaya yang harus dibayar.

3) Jasa kesehatan

Pekerjaan jasa di bidang kesehatan meliputi dokter, perawat,

bidan, apoteker, dan sebagainya.

a) Dokter

Dokter adalah orang yang pekerjaannya memeriksa dan

mengobati orang sakit.Untuk menjadi seorang dokter perlu

pendidikan khusus di bidang kedokteran. Bidang pekerjaan dokter

bermacam-macam. Secara garis besar, dokter ada dua macam, yaitu

dokter umum dan dokter spesialis (khusus). Dokter umum

memriksa dan mengobati penyakit ringan, sedangkan dokter

spesialis memeriksa dan mengobati penyakit-penyakit khusus yang

biasanya berat. Contoh dokter spesialis adalah dokter gigi, dokter

kulit, dokter kandungan, dokter bedah, dan lain lain.

b) Apoteker

Apoteker adalah orang yang pekerjaannya meracik oba.

Apoteker bisa bekerja di apotek, rumah sakit, atau membantu

dokter di rumah.

c) Perawat

Perawat adalah orang yang pekerjaannya merawat orang

sakit. Perawat bisa bekerja di rumah sakit, atau di

(58)

d) Bidan

Bidan adalah orang yang pekerjaannya memeriksa dan

membantu orang melahirkan. Sekarang ini pemerintah telah

menempatkan bidan-bidan sampai kepelosok desa.

4) Jasa pelayanan

Jasa pelayanan adalah perbuatan membantu orang lain dengan

tenaga atau pikiran. Berikut contoh-contoh jasa pelayanan:

a) Pegawai negeri

Pegawai negeri adalah orang yang bekerja di kantor

pemerintahdan telah memiliki nomor induk pegawai (NIP).

b) Pramuniaga

Pramuniaga adalah orang yang bekerja melayani pembeli

dipertokoan. Pramuniaga disebut juga pelayan toko.

c) Pramuwisata

Pramuwisata adalah orang yang pekerjaannya member

penjelasan/informasi tentang tempat-tempat wisata kepada para

pelancong/turis. Pramuwisata disebut juga pemandu wisata atau

guide.

d) Pramugari

Pramugari adalah orang yang member pelayanan kepada

(59)

e) Pramuwisma

Pramuwisma disebut juga pembatu rumah tangga.

Pramuwisma bekerja membantu pekerjaan sebuah keluarga,

misalnya mencuci, memasak, menyetrika, dan lain-lain.

f) Tukang pos

Tukang pos adalah orang yang pekerjaannya mengantarkan

surat-surat.

Dari uraian jenis-jenis pekerjaandi atas, kita tahu bahwa pekerjaan

bentuknya bermacam-macam. Di antara jenis-jenis pekerjaan itu ada yang

mengandalkan otak, otot, keterampilan, keahlian khusus, dan sebagainya.

a. Jenis pekerjaan yang mengandalkan otak contohnya penulis, pimpinan

kantor, dan sebagainya.

b. Jenis pekerjaan yang mengandalkan tenaga atau otot misalnya kuli angkut,

pengayuh becak, dan sebagainya.

c. Jenis pekerjaan yang membutihkan keterampilan dan keahlian khusus

contohnya guru, dokter, pilot, penjahit, dan sebagainya.

d. Jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan tertentu contohnya

kuli, pembantu rumah tangga, dan sebagainya (Lembar Kerja Siswa hal.

19-24).

E. Strategi Pembelajaran Make A Match 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Istilah “strategi” pertama kali dikenal dikalangan militer. Khususnya

(60)

tersebut diadopsi ke dunia pendidikan. Dalam konteks pendidikan, strategi

digunakan untuk mengatur siasat agar dapat mencapai tujuan dengan baik.

Dengan kata lain strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai

perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai

tujuan kegiatan. Strategi dalam konteks pendidikan mengarah kepada hal yang

lebih spesifik, yakni khusus pada pembelajaran. Konsekuensinya, konteks

strategi dalam pendidikan dimaknai secara berbeda dengan strategi dalam

konteks pembelajaran.

Strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu strategi dan

pembelajaran. Strategi dapat diartikan suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan

dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan dengan pola-pola umum

kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan (Kastolani, 2014: 106). Dalam Kamus Besar Indonesia

strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus (yang diinginkan) (Hamdani, 2010: 18).

Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran atau intruksional,

adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk

diri secara positif tertentu dalam kondidi tertentu (Kastolani, 2014: 107).

Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga

tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya

(61)

bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal

antara guru dan siswa serta antar siswa (Hamdani, 2010: 71-72).

Dick dan Carey (1990) mereka menjelaskan bahwa strategi

pembelajaran terdiri dari seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur

atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru dalam rangka membantu

peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Suyadi, 2012: 13-14). Dari

berbagai definisi atau pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang guru degan

memanfaatkan media maupun sumber belajar yang tersedia, dalam proses

belajar-mengajar untuk membantu peserta didik dalam menerima materi yang

disampaikan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dengan pemilihan strategi pembelajaran yang baik dan disesuaikan dengan

materi pelajaran yang akan diajarkan, sehingga pembelajaran akan menjadi

efektif dan efisien. Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen

terpenting dalam proses belajar mengajar. Ada banyak strategi-strategi

pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, salah satunya adalah strategi

make a match.

2. Strategi Make A Match

Menurut Rusman (2011: 223-233) model make a match (membuat

pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran

kooperatif. Jadi, model cooperative learning type make a match (membuat

pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari

(62)

sebelum batas waktu akan mendapat poin (Rusman, 2011: 223).

Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban dan

dibacakan didepan kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe makea match ini

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).

Dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran, strategi

Make a Match saat ini menjadi salah satu strategi penting dalam ruang kelas

tujuan dari strategi ini antara lain: 1) pendalaman materi; 2) penggalian materi;

3) edutainment (Miftahul Huda, 2013: 251). Salah satu cara keunggulan teknik

ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu

konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.

Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe make

a match atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang

memberkesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini

bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak

didik. Strategi Make A Match merupakan suatu permainan dengan

menggunakan kartu. Kartu tersebut berisi 2 macam yaitu satu kartu berisi

pertanyaan dan satu kartu lainnya berisi jawaban. Make a match melibatkan

partisipasi aktif dari peserta didik dari sejak pembelajaran dimulai. Peserta

didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya

mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan ini peserta didik akan

merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat

(63)

Langkah-langkah make a match

a. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi dirumah.

b. Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B.

Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

c. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban

kepada kelompok B.

d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus

mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.

Guru juga perlu meyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan

kepada mereka.

e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di

kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,

guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka

pada kertas yang sudah dipersiapkan.

f. Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis.

Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul

tersendiri.

g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa

yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan

apakah pasangan itu cocok atau tidak.

h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan

Gambar

Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK menurut Arikunto (2006: 16)
Tabel 3.1 Data siswa di Mi Ma‟arif Mangunsari Salatiga
Tabel 3.11
Tabel 3.12
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis dan Perancangan

Puji syukur terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan- Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Perancangan Proyek Akhir 10 dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Berdasarkan Unsur-Unsur Yang Ditetapkan Pada Hotel Garuda Mas Palembang

menggunakan regresi panel data ini karena observasi yang digunakan pada.. penelitian ini terdiri atas beberapa perusahaan ( cross section ) dan

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui capaian kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti strategi TPS dalam PBL; 2) Mengetahui capaian kemampuan

WISE dimulai tahun 2011 dan akan berlangsung sam- pai dengan tahun 2013. Dilaksanakan di 450 sekolah yang tersebar di 6 kabupaten dan 4 provinsi di daerah Indonesia Timur.

Hermawan Kertajaya (2009 : 4) juga menulis performa dari layanan yang diberikan akan membedakan perusahaan jasa yang satu dengan yang lainnya serta performa layanan yang

Berbeda dengan data sebelumnya dimana kuantitas bahasa asing hanya menjadi minoritas dari konten seluruh lirik lagu, pada datum yang kedua dalam kategori ini, bahasa