• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 1TANJUNG MORAWA TAHUN PELAJARAN 2016-2017

PROPOSAL

Oleh

SILVIA SIBURIAN 153306010117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih mulia selain ucapan syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan

proposal penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pelajaran 2016-2017”.

Penyusunan proposal ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program Strata 1 ( S1 ) dengan gelar sarjana Pendidikan ( S.Pd ) dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Kependidikan UNPRI Medan.

Walaupun demikian, dalam laporan proposal penelitian ini, peneliti menyadarai masih belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritikan yang dapat memperbaiki prosal ini.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan, kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan maksimal.

(4)

lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang-lambang-lambang yang bermakna baginya.

Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.

Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.

Menurut DP. Tampubolon (1987:5) membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.

Adapun menurut Henri Guntur Tarigan (1979:1) kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :

a. Keterampilan menyimak/mendengarkan (Listening Skills) b. Keterampilan berbicara (Speaking Skills)

c. Keterampilan membaca (Reading Skills) d. Keterampilan Menulis (Writing Skills)

Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Seorang bayi pada tahap awal, ia hanya dapat mendengar, dan menyimak apa yang di katakan orang di sekitarnya. Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata yang didengarnya dengan belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar menulis huruf, kata, dan kalimat.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara an membaca. Keempat keterampilan berbahasa itu terdapat saling melengkapi.

(5)

Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).

Berkomunikasi secara lisan dan tulis dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai secara lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan atau monolog yang melibatkan wacana berbentuk, deskriptif, naratif, argumentatif, dan persuasif variasi ungkapan makna interpersonal, ideasional, dan tekstual sederhana (Depdiknas, 2004:8).

Pengajaran keterampilan menulis bahasa Indonesia untuk siswa SMA diarahkan ke pencapaian kompetensi yang dapat terlibat dalam kemampuan siswa mengungkapkan berbagai makna dengan langkah-langkah retorika yang benar di dalam teks tertulis tentang suatu topik berkaitan dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual), dengan penekanan ciri-ciri ragam bahasa tulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Menurut Akhadiah, dkk (1988:2) bahasa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Dalam proses pembelajaran keterampilan ini bisa diwujudkan dalam bentuk materi menulis teks berita dengan berbagai indikatornya.

Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menulis bahasa Indonesia yang diberikan pada siswa kelas XI di SMK sebagai Malnu Kananga Menes salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan di sekolah, dengan tujuan untuk memberikan bekal pada siswa dalam hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Para siswa memposisikan diri sebagai diri sendiri yang memerlukan sesuatu bekal untuk kehidupannya nanti. Siswa perlu mengerti apa makna belajar keterampilan menulis bahasa Inggris bagi dirinya, apa manfaatnya dan bagaimana usaha mereka mencapainya sehingga mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.

Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.

(6)

Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan (DP. Tampubolon, 1991:7).

Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca di tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA), tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih kecil. Peranan orang tualah yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena seorang anak akan lebih tertarik dan termotivasi melakukan sesuatu kalau disertai dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar teori atau memberi tahu saja. Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru memiliki peran dalam mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak.

Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik, alur/plot, amanat, setting, dan sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, mustahil siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting membaca pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan adanya standar nilai kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia khususnya untuk dapat mencapai target nilai tersebut.

Atas dasar hal tersebut penulis mencoba mengadakan penelitian tentang hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita . Hasil penelitian tersebut dibahas dalam sekripsi yang berjudul “ Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

(7)

b. Hal apa saja yang dapat menghambat kebiasaan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa ?

c. Hal apa yang dapat menunjang kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa ?

d. Bagaimana kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa ? e. Adakah korelasi antara kebiasaan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks

berita siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa ?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah korelasi antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis teks berita siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang diinginkan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh data tentang kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA DI KEBUN RAYA BOGOR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA melalui Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan

Pendapatan operasional BNI tumbuh 12,1 persen, hal tersebut dikarenakan terjadi pertumbu- han pendapatan bunga bersih (net interest income) yang mengalami kenaikan sebesar 19

cottage mengenai pemasukkan yang diperoleh dari objek wisata Bahari di Pekon Tanjung Setia yang diberikan ke kas daerah Kabupaten

defisit anggaran tahun lalu terjadi karena realisasi pendapatan negara yang hanya mencapai Rp 1.491,5 triliun atau 84.7% dari target.. Pajak sebagai tulang punggung penerimaan

Terlihat bahwa koran ini memilih Anis sebagai narasumber secara sinis menanggapi pemerintah sebagai berikut:”Dalam soal hukuman mati ter- hadap pembantu rumah tangga migran dan

Dalam upaya revegetasi lahan terdegradasi di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur perlu memprioritaskan pada pohon-pohon dominan savana seperti tersebut di atas;

Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi pada basis data SIMUNCP dengan jumlah tabel sebanyak 105 tabel dan 2104 field. Evaluasi dilakukan dengan menganalisis struktur dari basis