• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi merek dan aktivitas komunikasi dari mulut ke mulut terhadap keputusan pembelian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh persepsi merek dan aktivitas komunikasi dari mulut ke mulut terhadap keputusan pembelian"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

(S tudi Korelasi antara Persepsi Merek dan Aktivitas Komunikasi dari Mulut ke Mulut Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia pada Mahasiswa Komunikasi Non Regular FIS IP Angkatan 2007 Universitas

S ebelas Maret S urakarta)

S KRIPS I

Diajukan sebagai S alah S atu S yarat untuk Menyelesaikan Program S tudi S 1 Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu S osial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi Universitas S ebelas Maret

Disusun oleh: ARIEF ARDIYANTO

D 1207576

PROGRAM S TUDI ILMU KOMUNIKAS I FAKULTAS ILMU S OS IAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA

(2)

ii

TERHADAP KEPUTUS AN PEMBELIAN

(S tudi Korelasi Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia pada Mahasiswa Komunikasi Non Regular FIS IP Angkatan 2007 Universitas

S ebelas Maret S urakarta)

karya :

Nama : Arief Ardiyanto

NIM : D1207576

Konsentrasi : Ilmu Komunikasi

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji skripsi pada

jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas M aret Surakarta.

M engetahui,

Pembimbing 1

Drs. Nuryanto, M .Si. NIP.19490831 19780 2 1001

Pembimbing II

(3)

iii

Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Tim penguji Skripsi :

Ketua : Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D. ( ) 197102171998021001

Sekretaris : M ahfud Ansyori, S.Sos ( )

197909082003121001

Penguji I : Drs. Nuryanto, M .Si. ( )

194908311978021001

Penguji II : Drs. Aryanto Budhy S., M .Si ( )

195811231986031002

M engetahui Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Sebelas M aret Surakarta

(4)

i v

(Aristoteles)

Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan – kesalahan, tetapi

jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi

kesalahan lagi.

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa

bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu semua

orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. (Mahatma

Gandhi)

(5)

v

S kripsi ini penulis persembahkan untuk :

Bapak dan Ibuku

Kakak dan Adikku

Semua Saudara-saudara dan Teman-temanku

Yang selalu ada dalam hatiku

(6)

vi Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. yang melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” PENGARUH

PERSEPSI M EREK DAN AKTIVITAS KOM UNIKASI DARI M ULUT KE M ULUT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ” (Studi Korelasi antara persepsi merek dan aktivitas komunikasi dari mulut ke mulut Terhadap Keputusan

Pembelian Handphone Nokia pada M ahasiswa Komunikasi Non Regular FISIP

Angkatan 2007 Universitas Sebelas M aret Surakarta).

Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana ilmu sosial dan ilmu

politik jurusan ilmu komunikasi. Dalam menyusun skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. Supriyadi SN, SU. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas M aret.

2. Drs. Surisno Satrijo Utomo, M .Si selaku Ketua Jurusan Program S1 Non

Reguler Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas M aret Surakarta.

3. Drs. Nuryanto, M .Si dan Bapak Drs. Aryanto Budhy S., M .Si selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan,

ilmu, saran, nasehat dan motivasi kepada penulis.

4. Drs. Subagyo, S.U selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menempuh studi.

(7)

vii Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, April 2010

(8)

viii

motivasi dan inspirasi, hingga sekarang aku bisa merasakan nikmatnya hidup.

I love you...

Kakakku tercinta, Nita Gembrot

Yang selalu memberikan doa, dorongan, dan hutangan duitnya. Walaupun

kamu wanita tercerewet sedunia yang pernah kutemui, tapi nasehat -nasehatmu

membuatku menjadi manusia lebih baik. Siiippp mbroott....

Adikku tersayang, Jilly Chonyel

Yang selalu menemaniku disaat aku butuh, disaat aku berkeluh kesah,

curhat, dilanda insomnia. walupun sebenarnya kebanyakan aku yang selalu

menemaninya disaat dia lagi butuh,hehe... I love you nyel....

All my friend’s...

Yang tak bisa kusebutkan satu per satu, yang jelas teman-temanku

dirumah “Genx Gembenx”, yang selalu ada buatku dari kecil sampai aku

seganteng ini...Let’s Get The Brandal.... Teman-temanku “BOSEDO” (Bocah

Seneng Dolan)....yang kerjaannya maen, kumpul-kumpul ngrasani orang,

gila-gilaan....Next Trip Guys.... Teman-temanku “Komunikasi Non Reg” semua

yang ngefan’s denganku sewaktu aku dibangku kuliah...Ika putri, anak yang

cerewet, gendut, gokil, yang selalu merepotkanku, hehe...luph u nduuttt....team

(9)

i x

HALAMAN PERS ETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGES AHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERS EMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KAS IH ... viii

DAFTAR IS I ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR BAGAN ... xv

ABS TRAK ... xvi

ABS TRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan M asalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 M anfaat Penelitian ... 5

1.5 Landasan Teori ... 6

1.5.1 Iklan ... 6

(10)

x

M ulut ke M ulut ... 26

1.6 Definisi Konsep dan Operasional ... 28

1.6.1 Definisi Konsep ... 28

1.6.2 Definisi Operasional ... 30

1.7 Kerangka Pemikiran ... 32

1.8 Hipotesis ... 33

1.9 M etode Penelitian ... 33

1.9.1 Tipe Penelitian ... 33

1.9.2 Populasi dan Sampel ... 34

1.9.3 Sumber Data ... 36

1.9.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

1.9.5 Teknik Pengukuran Data ... 36

1.9.6 Teknik Analisa Data ... 37

1.9.7 Pengujian Hipotesis ... 39

BAB II DES KRIPS I LOKAS I ... 41

2.1 Sejarah berdirinya UNS ... 41

2.2 Falsafah UNS ... 42

2.3 Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik UNS ... 44

2.4 Komunikasi Non Regular FISIP UNS ... 48

(11)

xi

2.6.3 Sejarah Perkembangan Desain Handphone NOKIA ... 59

2.6.4 NOKIA di Indonesia ... 62

BAB III PENYAJIAN DATA ... 69

3.1 Variabel Independen ... 69

3.1.2 Persepsi M erek M erek ... 69

3.1.3 Aktivitas Komunikasi dari mulut ke mulut ... 78

3.2 Variabel Dependen ... 86

3.2.1 Keputusan Pembelian ... 86

BAB IV ANALIS A DATA ... 93

4.1 Hubungan antara Persepsi M erek dengan Keputusan Pembelian ... 96

4.2 Hubungan antara Aktivitas Komunikasi dari mulut ke mulut dengan Keputusan Pembelian ... 102

BAB V KES IMPULAN DAN S ARAN ... 107

5.1 Kesimpulan ... 107

5.2 Saran ... 108

(12)

xii

Tabel 1.2 Jumlah Sampel... 35

Tabel 3.1 Pendapat responden mengenai penggunaan Handphone Nokia karena

desain modelnya yang elegan dan fiturnya yang komplit ... 70

Tabel 3.2 Pendapat responden mengenai penggunaan Handphone Nokia karena

kualitasnya yang bagus dibandingkan dengan M erek Handphone

lainnya ... 71

Tabel 3.3 Pendapat responden mengenai komitmen untuk terus menggunakan

Handphone M erek Nokia ... 72

Tabel 3.4 Pendapat responden bahwa dia adalah termasuk orang yang fanatik

terhadap Handphone M erek Nokia... 73

Tabel 3.5 Pendapat responden bahwa Handphone merek Nokia adalah merek

Handphone unggulan... 74

Tabel 3.6 Pendapat responden ketika akan membeli Handphone, yang terlintas

pertama kali adalah Handphone merek Nokia... 75

Tabel 3.7 Pendapat responden mengenai penggunaan Handphone Nokia karena

Pusat Service dan penjualan mudah dijangkau ... 76

Tabel 3.8 Pendapat responden mengenai penggunaan Handphone Nokia karena

harga jual kembalinya tinggi... 77

Tabel 3.9 Pendapat responden mengenai penggunaan Handphone Nokia karena

(13)

xiii

setelah mendapat saran dari tetangga... 81

Tabel 3.12 Pendapat responden tentang informasi keunggulan Handphone Nokia

melalui komunikasi dari mulut ke mulut lebih lengkap dan jelas

dibandingkan informasi yang lain ... 82

Tabel 3.13 Pendapat responden tentang informasi keunggulan Handphone Nokia

melalui komunikasi dari mulut ke mulut lebih terpercaya dibandingkan

informasi yang lain ... 83

Tabel 3.14 Pendapat responden tentang informasi keunggulan dan kekurangan

Handphone Nokia melalui komunikasi dari mulut ke mulut dapat

menghindari resiko yang buruk sebelum menggunakannyaa sendiri . 85

Tabel 3.15 Pendapat responden bahwa membali Handphone Nokia pada saat

mempunyai uang ... 86

Tabel 3.16 Pendapat responden bahwa membali Handphone Nokia pada saat

mereka sudah bosan dengan Handphone yang lama ... 87

Tabel 3.17 Pendapat responden bahwa membali Handphone Nokia pada saat

muncul Tipe baru ... 88

Tabel 3.18 Pendapat responden bahwa membali Handphone Nokia pada counter

resmi Nokia atau counter langganan ... 89

Tabel 3.19 Pendapat responden mengenai kemudahan mencari tempat penjualan

(14)

xi v

Tabel 4.1Jumlah Ranking yang sama pada variabel X1 ... 97

Tabel 4.2Jumlah Ranking yang sama pada variabel Y ... 99

(15)

xv

Gambar 1.2M odel komunikasi Word of M outh ... 21

Gambar 1.3M odel Perilaku membeli ... 23

Gambar 1.4Proses Keputusan Pembelian ... 24

Gambar 1.5Influences on The Consumer Purchase Decisions Proces ... 27

Gambar 1.6Kerangka Pemikiran ... 32

Gambar 1.7Hipotesis ... 33

(16)

xvi

KEPUTUS AN PEMBELIAN (S tudi Korelasi antara persepi merek dan aktivitas komunikasi dari mulut ke mulut Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia pada Mahasiswa Komunikasi Non Regular FIS IP Angkatan 2007 Universitas S ebelas Maret S urakarta)

Skripsi ini berawal dari sebuah produk handphone Nokia yang mempunyai market share yang tinggi di bandingkan dengan produk handphone merek lainnya. Nokia selalu mengeluarkan berbagai inovasi yang dapat menarik minat konsumen. Ini juga berhubungan dengan persepsi merek dan aktivitas komunikasi dari mulut ke mulut.dalam konsumen membeli produk tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara Persepsi M erek dan Aktivitas Komunikasi dari mulut ke mulut terhadap Keputusan Pembelian. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus FISIP UNS Surakarta. Dalam penelitian ini menggunakan tipe eksplanatori. Adapun populasi penelitian ini adalah M ahasiswa Komunikasi Non Regular FISIP angkatan 2007 Universitas Sebelas M aret Surakarta, konsumen Handphone Nokia. Teknik sampling yang digunakan adalah Random Sampling, jumlah sampel yang dipakai ada 40 mahasiswa Komunikasi Non Regular angkatan 2007 konsumen Handphone Nokia.

Berdasarkan hasil hipotesis I, nilai

r

s adalah 0,33 dan nilai kritik t hasil adalah 2,0988 yaitu lebih besar dari t tabel df 30 = 1,697 dan 40 = 1,684, bararti Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan akan tetapi lemah, antara persepsi merek terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil hipotesis II, nilai

(17)

xvii

(Correlation studies between the perception of the brand and communications activities of mouth Buying Decision Against Mobile Communications on Non-Regular S tudents FIS IP Force Eleven March 2007 S urakarta University)

This thesis originated from a Nokia mobile phone products that have a high market share in mobile phone products compare with other brands. Nokia has issued a variety of innovations that can attract consumers. This also relates to perceptions of brand and communications activities from mouth to mulut.dalam consumers buy the product.

This research aims to find a significant relationship between Brand Perception and Communication Activities of mouth on Purchase Decision. This research was conducted on Campus FISIP UNS Surakarta. In this study using a type of explanatory. The population of this study is the Student Non-Regular Communication FISIP force in M arch 2007 Eleven of the University of Surakarta, the consumer mobile phones Nokia. The sampling technique used is random sampling, the number of samples used are 40 students in 2007 Communications Consumer Non-Regular Force M obile Nokia.

(18)

1 1.1. Latar Belakang M asalah

Dewasa ini perkembangan dunia usaha semakin meningkat karena

didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin canggih. Hal ini dapat dilihat

dengan munculnya perusahaan-perusahaan modern yang menghasilkan berbagai

produk untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Perusahaan-perusahaan harus mulai memberikan perhatian yang sama besarnya kepada

pesaing mereka. Persaingan dalam pemasaran adalah ciri khas pasar, terutama

yang bersifat monopolistic, sehingga lingkungan persaingan menjadi salah satu

aspek eksternal yaitu kritis bagi perusahaan.

Produk Handphone misalnya pada saat ini banyak kita lihat berbagai

macam merk handphone yang beredar dipasaran. Kini semakin banyak teknologi

pendukung yang terintegrasi dengan produk handphone, seperti radio FM , kamera

digital dan pemutar M P3. Banyak merek-merek produk handphone yang

bermunculan seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, LG, Blackberry, M otorolla,

dan lain-lain yang mempunyai daya tarik dan keunggulan teknologi tersendiri

yang menarik konsumen. Bagi produk-produk yang telah memiliki merek yang

sudah banyak diketahui oleh masyarakat tentu akan memberikan suatu

keuntungan bagi perusahaan.

Perusahaan yang memproduksi produk-produk handphone, merek Nokia

(19)

mereknya yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat, nokia juga

memberikan keunggulan teknologi yang dapat memberikan hiburan lebih. Produk

handphone nokia sangat banyak yang masing-masing mempunyai keunggulan

sendiri-sendiri. Tidak dapat diragukan lagi unsur penting keberhasilan Nokia

dalam memasarkan produknya adalah kualitas yang tinggi.

Nokia memang masih menjadi pemimpin pasar ponsel pintar di dunia.

Nokia telah menjual sekitar 60,9 juta unit ponsel pintar tahun lalu dengan pangsa

pasar 43,7 persen. M eskipun angka ini masih dua kali lipat lebih besar daripada

pangsa pasar kompetitornya, angka ini menurun drastis dari 49,4 persen pada

tahun lalu. Nokia tengah menghadapi pertumbuhan kompetisi ponsel hi-end yang

sangat pesat, terutama di sektor pasar ponsel pintar.1

Gambar 1.1

Nokia market share 54.87% in Asia - Indonesia (November 2009)

Sumber : Forum.tayyar.org

Nokia selalu mengeluarkan berbagai inovasi yang dapat menarik minat

konsumen. Dalam hal ini konsumen akan dimanjakan dengan berbagai produk

yang sangat menarik. Disinilah loyalitas konsumen teruji. M enghadapi persaingan

1

(20)

yang semakin ketat, Nokia terus berupaya menciptakan inovasi-inovasi baru yang

dapat menarik konsumen. Produk handphone Nokia yang ada selama ini

mendapatkan tempat yang cukup baik dimata konsumen. Produk tersebut

mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan produk lain yang

sejenisnya. Kelebihan yang ada tersebut antara lain menyediakan banyak fasilitas,

harga relaitf terjangkau, dan sudah lamanya brand tersebut beredar di pasaran.

Handphone Nokia juga memudahkan cara pemakaiannya daripada handphone

lainnya. Selain itu, beberapa faktor yang menyebabkan Nokia dipilih oleh

konsumen, yaitu :

1) Pelayanan Pasca Jual (Garansi 1 Tahun)

2) Adanya Nokia Care Service

3) Banyaknya agen resmi Nokia M odel Konvensional dan

4) Harga terjangkau dan nilai jual kembali tinggi2

Inovasi ini diciptakan agar konsumen merasa puas dan diharapkan

handphone Nokia dapat merebut pangsa pasar.

M ungkin sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek

termasuk produk handphone Nokia lebih banyak disebabkan adanya komunikasi

dari mulut ke mulut. Hal ini terjadi karena informasi dari teman akan lebih

dipercaya dibandingkan informasi y ang diperoleh dari iklan. Informasi yang

didapat dari teman, tetangga atau keluarga akan mengurangi resiko pembelian,

sebab konsumen terlebih dahulu bisa melihat dan mengamati produk yang yang

akan dibeli.

2

(21)

Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu karakteristik unik dari promosi. Dalam bisnis adalah pentingnya komunikasi refferal dan komunikasi dari mulut ke mulut / word of mouth. M etode ini membantu penyebaran kesadaran produk hingga menjangkau konsumen diluar dari mereka yang melakukan kontak langsung dengan promosi.Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah melalui dari mulut ke mulut. Setiap orang, setiap hari berbicara dengan yang lainnya, saling tukar pikiran, saling tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi yang lainnya.3

Sementara itu hasil penelitan menurut Assael (1992) menunjukkan bahwa:

Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan hal yang sangat penting dalam menghasilkan penjualan, Karena penelitian yang dilakukan dengan melalui komunikasi dari mulut ke mulut dua kali lebih efektif dalam mempengaruhi pembelian dibandingkan dengan iklan di radio, empat kali dibandingkan dengan penjualan pribadi dan tujuh kali dibandingkan dengan iklan di majalah dan Koran.4

Dalam hal ini sumber data yang akan dipakai untuk keperluan analisis

adalah dari mahasiswa jurusan Komunikasi non regular FISIP UNS angkatan

2007, pengguna handphone Nokia yang terpilih sebagai responden penelitian.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas M aret (FISIP-UNS)

berdiri pada tahun 1976.

3 Sutisna, SE. ME,

Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT Remaja Rosdakarya,

2002, Hal. 184

4

(22)

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan yang signifikan antara persepsi merek terhadap

keputusan pembelian?

2. Adakah hubungan yang signifikan antara aktivitas komunikasi dari

mulut ke mulut terhadap keputusan pembelian?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara persepsi merek

terhadap keputusan pembelian.

2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara aktivitas

komunikasi dari mulut ke mulut terhadap keputusan pembelian.

1.4. M anfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan :

Hasil dari penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui

hubungan persepsi merek dan aktivitas komunikasi dari mulut ke mulut

terhadap keputusan pembelian dan dapat digunakan sebagai dasar dalam

(23)

2. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan referensi bagi

peneliti-peneliti lain yang mengkaji masalah sejenis.

1.5. Landasan Teori

1.5.1. Iklan

Iklan adalah suatu metode atau cara memikat perhatian publik atas suatu

barang atau jasa tanpa penjualan secara langsung. Tegasnya melalui media iklan,

publik ditarik perhatiannya, dipengaruhi atau dibujuk agar mau membeli

barang-barang atau jasa-jasa serta mau menerima ide-ide yang dibawakan atau dianjurkan

oleh iklan tersebut. 5

Iklan dan Periklanan tidak jauh berbeda. Periklanan menurut Institut

Periklanan Inggris adalah merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif

yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk

barang / jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.6

Dewasa ini Periklanan sangat dibutuhkan karena melihat persaingan

produk yang semakin lama semakin menguat. Fungsi utama periklanan adalah

untuk berkomunikasi.

Beberapa fungsi periklanan yaitu :

1. Informing

Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan

5 Nuryanto,

Periklanan, UNS Press, Surakarta, 1996, hal.7

6 Frank Jefkins,

(24)

biaya kontak yang relatif rendah, periklanan memfasilitasi pengenalan merek-merek baru meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek-merek-merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.

2. Persuading

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang persuasi berbentukmempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.

3. Reminding

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk yang diiklankan, dampak periklanan dimasa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir dibenak konsumensebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.

4. Adding Value

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, yaitu inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut independen. Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

5. Bantuan untuk upaya lain perusahaan

Pada saat-saat lainnya, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan undian serta upaya penarikan perhatian berbagai perangkat promosi penjualan tersebut.7

Periklanan memiliki peran sentral dalam pengembangan citra merek, baik di perusahaan, ritel maupun level produk. M enginformasikan kemampuan fungsional konsumen dari merek Sementara secara bersamaan menginformasikan juga merek dengan nilai-nilai simbolis dan makna yang relevan bagi konsumen. Kedua fungsi iklan sejajar dengan informasi dan transformasi sekolah-sekolah dan teori-teori Efek iklan di pusat dan perifer rute ke konsumen persuasi. Pendekatan dikotomis seperti penjelasan yang tidak mungkin untuk mewakili realitas pilihan konsumen dalam citra merek yang kemungkinan akan dibentuk oleh penyerapan

7 Terence A. Shimp,

(25)

simultan pesan iklan berdasarkan baik kemampuan fungsional dan ekspresif merek.8

Iklan yang baik atau efektif memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini:

1. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran.

Iklan bisa jadi efektif hanya bilacocok dengan elemen lain dari strat egi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.

2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.

Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut/lambangnya. Oleh karena itu iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen daripada si pemasar.

3. Periklanan yang efektif harus persuasif

Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen.

4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan. Pada pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen. Ini bukan tugas yang mudah karena terlalu banyak iklan dimedia cetak, media elektronik, serta sumber-sumber informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan konsumen.

5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar dengan cepat ketika mereka ditipu dan akan membenci si pengiklan.

6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.

Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Tujuannya bukan membagus-baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang efektif mengakibatkan orang-orang hanya ingat pada humornya saja, tetapi melupakan pesannya.9

Iklan yang efektif biasanya kreatif. Yakni bisa membedakan dirinya dari

iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja, iklan yang tidak biasa dan berbeda.

Iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu

menerobos kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapat menarik perhatian

konsumen.

8Tony Meenaghan.

The role of advertising in brand image development. Journal of Product &

Brand Management. Volume:4. 1995

9

(26)

M enurut David Ogilvy yang disebut sebagai Bapak Periklanan,

mengatakan bahwa misi sebuah iklan adalah menjual. Karena itu sebuah iklan

harus menjual, tak cukup hanya indah, artistik, dan memenangi banyak

penghargaan.10

Sembilan Prinsip dasar periklanan yang digunakan The Dwi Sapta Way

dalam meraih kesuksesan, yaitu :

1. Creative that sells.

Iklan haruslah menjual, kreatif harus menjual. Kreatif sebuah iklan bukanlah apa yang dimaui agensi, melainkan apa yang dimaui pelanggan, yitu kreatif dan pesan iklan yang menjual.

2. Single message, simple, segmented, focus to your target market

Prinsip dasar iklan haruslah straight forward alias langsung dan menjual produk apa adanya, menggunakan pendekatan single message, simpel, lugas dan selalu fokus pada kebutuhan dan keinginan target pasar.

3. Be Different, Be Controversial, Big Idea

Iklan yang dibuat haruslah lain dari yang lain, breakthrough, break rule of the game, out of the box, bahkan kalau perlu menimbulkan kontroversi dikalangan target audiens, karena dengan demikian akan mampu memicu buzz dan word of mouth.

4. QCD + Flexibility = Extraordinary Value

Prinsip dasar bahwa best quality, reasonable cost, speed ditambah fleksibilitas yang tak tertandingi adalah elemen-elemen dasar pembentuk extraordinary value yang diberikan kepada klien. Kecepatan, harga murah, dan kualitas merupakan reason to buy utama klien.

5. Serve with the Heart

Prinsip dasar bahwa layanan ke klien adalah layanan sepenuh hati, layanan yang didasari jiwa dan hati yang tulus untuk membantu klien.

6. Create Intimacy, Build Agency-Client Chemistry

Prinsip dasar bahwa relationship dengan klien tak hanya sebatas hubungan kerja, tapi lebih dalam dari itu : persahabatan, kedekatan, keintiman, kecocokan, kejujuran dan saling percaya, keterbukaan, loyalitas, serta komitmen.

7. Sleep with Clients, Listen to their needs, Wants, and Expectations

Prinsip dasar harus ”kawin” dan ”tidur bareng” dengan klien akan mampu

mendengarkan setiap kebutuhan, keinginan dan harapan klien secara efektif. 8. Make Your Clients Succeed First,and your success will follow

10 Dyah Hasto Palupi & Teguh Sri Pambudi..

Advertising That Sells. PT Gramedia Pustaka Utama.

(27)

Prinsip dasar bahwa sukses perusahaan bermula dari sukses klien. Apabila klien sukses maka dengan sendirinya perusahaan juga akan sukses.

9. Client Lifetime Loyalty Will Lead to Sustainable Profit.

Prinsip dasar bahwa memberikan kepuasan kepada pelanggan tak cukup lagi karena sudah generik, menjadi komoditas. Agar mencapai sukses jangka panjang, harus menjadikan kliennya loyal bukan kepalang.11

1.5.2. M erek

Didalam lingkungan pasar yang semakin rumit dan kompetitif, merek

semakin tidak bisa diabaikan sebagai aspek intrinsik dari strategi produk. M erek

yang baik pada dasarnya dapat memberi nilai tambah bagi suatu produk, yang

berakibat turut memperlancar penjualan, oleh karena itu banyak perusahaan tidak

segan-segan untuk mengeluarkan biaya guna memperoleh merek yang baik dan

menarik bagi produknya.

M enurut Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand)

sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari

semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual

atau kelompok penjual untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.12

Dengan kata lain, merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan

cara tertentu mendiferensikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk

memuaskan kebutuhan yang sama.

M erek merupakan aset yang tak berwujud yang bernilai, yang harus

dikelola secara cermat. Kunci untuk menentukan merek adalah konsumen

memahami perbedaan diantara merek-merek dalam sebuah kategori produk.

Banyaknya produk yang ada dipasaran membuat merek adalah merupakan suatu

11

ibid. Hal.XVII

12 Philip Kotler dan Kevin Len Keller.

Manajemen Pemasaran edisi 12 jilid I, PT Macanan Jaya

(28)

faktor pembeda yang nyata. Calon konsumen cenderung memilih produk yang

sudah ada memiliki tingkat penerimaan yang tinggi dan akan setia kepada merek

tertentu yang dapat memberikan kepuasan yang lebih besar daripada merek yang

lain. Kriteria evaluasi merek berdasarkan Expected Satisfaction (kepuasan yang

diharapkan) berarti konsumen mengevaluasi berbagai alternatif merek

berdasarkan kemampuan merek produk itu untuk memenuhi harapan yang dibuat

konsumen. M erek yang paling mampu memenuhi harapan tingkat kepentingan

yang paling tinggi akan dipilih oleh konsumen.

Persepsi Kualitas

a) Persepsi adalah (1) tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, (2) proses

seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.13

Persepsi Kualitas adalah kepercayaan konsumen terhadap keseluruhan kualitas

produk.14 Sedangkan persepsi kualitas merek adalah persepsi pelanggan

terhadap kualitas suatu merek produk.15 Persepsi kualitas produk akan

berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan

loyalitas mereka terhadap merek. Jika persepsi konsumen pada kualitas

negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar.

Sebaliknya, jika positif, produk akan disukai.

Persepsi kualitas adalah penilaian subyektif konsumen mengenai superioritas

sebuah produk, pengalaman pribadi trhadap produk, kebutuhan yang unik, dan

13

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Hal.849

14

Joe Chapman and Rush Wahlers. A Revisian and Empirical Test of The Extended Price-Perceived Quality Model. Journal of Marketing Theory and Practice. 1999. Hal 53-64

15 Durianto, Sugiarto, dan Tony Sitinjak.

(29)

situasi konsumsi yang dapat mempengaruhi penilaian subyektif konsumen

terhadap kualitas. Dimensi ini diukur dari penilaian subyektif konsumen

tentang kualitas merek produk yang lebih pada kualitas secara keseluruhan

dari merek produk dibandingkan unsur secara individu.

b) M anfaat Persepsi Kualitas

M enurut Aaker (1991) secara umum, apabila suatu produk telah memiliki

perceived quality (persepsi kualitas) yang tinggi, Perusahaan yang

menghasilkan produk tersebut telah memiliki Return On Investment (ROI)

yang tinggi pula.

M anfaat lainnya ketika suatu produk atau Perusahaan memiliki persepsi

kualitas yang tinggi yaitu :

1. Alasan membeli. Perceived quality merupakan alasan kenapa sebuah merek dipertimbangkan dan dibeli.

2. Diferensiasi dan pemosisian produk. Kita ingion memilih aspek tertentu sebagai keunikan dan kelebihan produk.

3. Harga optimum. Sebuah merek yang memiliki Perceived quality juga mempunyai arti penting bagi para pengecer, distributor dan berbagai pos saluran lainnya. M ereka lebih mudah menerima produk yang oleh konsumen dianggap berkualitas tinggi.

4. Perluasan M erek (Brand Extension). Sebuah merek yang memiliki Perceived quality dapat digunakan sebagai merek produk lain yang berbeda.16

16 Bilson Simamora,

Remarketing For Business Recovery, PT Gramedia Pustaka Utama, 2001,

(30)

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Kualitas

Dalam menentukan suatu produk atau jasa telah memiliki persepsi kualitas

atau tidak, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Namun, apa yang mempertimbangkan dalam menilai

kualitas berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Tapi, secara

garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua faktor kualitas yang

mempengaruhi persepsi kualitas, yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas Produk

a) Kinerja : kemampuan produk melaksanakan fungsi utamanya. b) Karakteristik produk

c) Kesesuaian dengan spesifikasi

d) Keandalan : Konsistensi kinerja dari satu pembelian hingga pembelian berikutnya.

e) Ketahanan : M encerminkan kehidupan ekonomis produk atau berapa lama produk tersebut dapat bertahan dalam keadaan abaik.

f) Pelayanan : mencerminkan kemampuan memberi layanan.

g) Hasil Akhir : menunjukkan pada munculnya atau dirasakannya kualitas.

2. Kualitas layanan

a) Aspek fisik : penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan material komunikasi.

b) Keandalan : kemampuan untuk pelayanan yang dijanjikan secara akurat.

c) Kompetisi : Pengetahuan dan kesopanan para karyawan dan kemampuan merek untuk menciptakan keyakinan akan kualitas pelayanan dalam diri konsumen.

d) Tanggung jawab : kesediaan untuk membantu konsumen dan daya tanggap karyawan terhadap permintaan pelayanan dalam waktu yang singkat.

e) Empati : perhatian dan kesungguhan memahami kebutuhan konsumen.17

Citra Merek

Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi dari terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra

17

(31)

sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah untuk membangun citra positif terhadap merek.18

Persoalan yang dihadapi adalah bagaimana mempengaruhi citra positif

konsumen terhadap merek. Ramuan kunci untuk mempengaruhi citra merek

konsumen adalah dengan posisioning produk pemasar terlebih dahulu harus

mempunyai konsep produk yang dapat mengkomunikasikan manfaat yang

diinginkan melalui iklan dan penggunaan media yang akan menjangkau pasar

sasaran.

Ekuitas Merek

Ekuitas M erek (Brand Equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas yang

berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya, yang dapat menambah atau

mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan

atau para pelanggan perusahaan.19

Ekuitas merek (brand equity) yang tinggi akan memberikan sejumlah

keunggulan kompetitif :

1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil karena

tingkat kesadaran dan kesetiaan merek konsumen.

2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi

dengan distributor dan pengecer karena konsumen mengharapkan mereka

mempunyai merek tersebut.

18 Sutisna, SE. ME,

op. cit., Hal. 83

19 David Aaker,

Manajemen Ekuitas Merek : Memanfaatkan Nilai Suatu Merek, Terjemahan Aris

(32)

3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya,

karena merek tersebut memiliki kualitas yang diyakini lebih tinggi.

4. Perusahaan dapat lebih mudah meluncurkan perluasan merek karena

merek tersebut memiliki kredibilitas tinggi

5. M erek itu memberikan pertahanan terhadap persaingan harga yang ganas.

Brand equity (ekuitas merek) dapat mempengaruhi rasa percaya diri

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa

lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik

merek. Dalam kenyatannya, persepsi konsumen terhadap kualitas dan brand

association (asosiasi merek) dapat meningkatkan kepuasan konsumen.20

Loyalitas Merek

Loyalitas M erek (brand loyalty) adalah suatu ukuran keterkaitan

pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran

tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain,

terutama jika merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga

ataupun atribut lainnya.

Definisi lain menyatakan loyalitas merek (brand loyalty) adalah sikap

menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian yang

konsisten terhadap merek sepanjang waktu.21

20 David Aaker,

Building Strong Brand, New York, The Free Press. 1996. Hal. 20

21

(33)

Dilihat dari sudut pandang strategi pemasaran, loyalitas merek adalah

suatu konsep yang sangat penting, khususnya pada kondisi pasar dengan tingkat

pertumbuhan yang sangat rendah namun tingkat persaingannya sangat ketat saat

ini. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat dibutuhkan agar

perusahaan dapat bertahan hidup. Untuk mencapai tahap kesetiaan konsumen

terhadap merek, penetapan merek yang menarik dan baik harus ditunjang oleh

unsur-unsur pemasaran lainnya, yaitu produknya, promosi, harga dan distribusi.

Kesetiaan terhadap merek (brand loyality) itu diukur dalam tiga tahapan,

yaitu :

1. Kesadaran M erek (Brand Awareness)

Perusahaan menginginkan adanya kesadaran terhadap merek. Dengan

menarik merek didepan konsumen setiap kali dan menghubungkannya

dengan suatu jenis produk, tenaga-tenaga pemasaran berharap bahwa

konsumen akan menjadi sadar akan keberadaan suatu merek tertentu.

2. Kesukaan pada merek (Brand Preference)

Pemilik suatu merek menginginkan konsumen mulai memperlihatkan

preferensi merek sewaktu mereka membeli barang. Kesukaan pada merek

tidak hanya memerlukan kesadaran merek, tetapi juga sikap yang

menguntungkan terhadap kemampuan suatu produk untuk memberikan

(34)

3. Desakan Merek (Brand Insistence)

Karena suatu merek mungkin tidak tersedia setiap saat di dalam toko,

perusahaan mencari desakan merek. Kesukaan pada suatu merek yang

mengesampingkan keinginan untuk menggantikannya.

Kualitas Merek

M erek sangat berkaitan erat dengan produk sebagai salah satu unsur

penting dalam pemasaran, maka walaupun merek lebih berfungsi untuk

melengkapi produk, adalah ideal untuk menciptakan merek yang sesuai dengan

kualitas atau atribut dari produknya.

Ketidak konsistenan merek dengan kualitas produk akan mengurangi

kesetiaan konsumen terhadap produk tersebut. Disamping itu, kurangnya promosi

atau strategi promosi yang keliru, penempatan produk secara tidak pantas atau

pilihan jalur distribusi yang keliru akan mengakibatkan penyimpangan dalam

pengembangan pemasaran produk tersebut.

1.5.3. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara individu-individu. Secara umum komunikasi antar pribadi

(KAP) dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang

yang saling berkomunikasi. Komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face)

antara dua individu. Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ini adalah

komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap -muka, yang

(35)

baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan

sebagainya.

Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi

instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena

kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk

pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang

paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting

hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya

komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan

sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar,

televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih pun.

1.5.3.1 Komunikasi dari mulut ke mulut

Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan bagian dari komunikasi antar

pribadi (interpersonal communication). Salah satu karakteristik unik dari promosi

dalam bisnis adalah pentingnya komunikasi refferal dan komunikasi dari mulut ke

mulut / word of mouth. M etode ini membantu penyebaran kesadaran produk

hingga menjangkau konsumen diluar dari mereka yang melakukan kontak

langsung dengan promosi.

Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah melalui dari mulut

ke mulut. Setiap orang setiap hari berbicara dengan yang lainnya, saling tukar

(36)

lainnya. M ungkin sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek

produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut.

Hal itu terjadi karena informasi dari teman akan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari iklan dan informasi yang diperoleh dari orang tua lebih bernilai dan dapat dipercaya dibandingkan informasi dari brosur. Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh informasi dari iklan. Pada umumnya kita lebih menghormati teman dan oleh karena itu teman lebih dapat dipercaya. Lebih jauh dari itu, informasi dari teman, tetangga, atau keluarga akan mengurangi resiko pembelian, sebab konsumen lebih dahulu bisa melihat dan mengamati produk yang akan dibelinya dari teman, tetangga, atau keluarga. Selain itu informasi yang diperoleh berdasarkan Word-of-mouth communication (WOM communication) juga dapat mengurangi pencarian informasi.22

Studi yang dilakukan oleh Katz dan Lazarsfeld menemukan bahwa komunikasi dari mulut ke mulut adalah paling penting dalam mempengaruhi pembelian. Hal ini terungkap bahwa komunikasi dari mulut ke mulut adalah dua kali lebih efektif dalam mempengaruhi pembelian dibandingkan dengan iklan diradio, empat kali dibandingkan dengan penjualan pribadi dan tujuh kali dibandingkan dengan iklan di majalah dan koran.23

Pembicaraan dari mulut ke mulut (word of mouth) akan sangat cepat

tersebar dan bahkan berita itu tidak seperti asalnya lagi. Hal yang baik akan

menjadi lebih baik dan hal yang buruk akan sangat cepat menjadi lebih buruk.

Beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk

membicarakan mengenai produk :

1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi WOM .

2. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini WOM dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu.

(37)

mungkin saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.

4. WOM merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga, atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.24

Pemasar berharap dapat mendorong terjadinya promosi berbentuk

komunikasi dari mulut ke mulut, metode ini membantu penyebaran kesadaran

produk hingga menjangkau konsumen diluar dari mereka yang melakukan kontak

langsung dengan promosi. Konsumen dapat berbagi informasi dari sebuah produk,

kupon yang menarik diseluruh surat kabar atau dengan adanya potongan harga di

sebuah toko eceran. Dengan sekedar menempatkan informasi di lingkungan

konsumen, pemasar dapat meningkatkan kemungkinan bahwa informasi tersebut

akan dikomunikasikan kekonsumen lainnya. Dan karena komunikasi personal

seorang teman dan kenalan lainnya adalah bentuk komunikasi yang sangat kuat,

pemasar dapat mencoba mendesain promosi yang dapat mendorong terjadinya

komunikasi dari mulut ke mulut. Komunikasi dari mulut ke mulut sangat

berkaitan dengan pengalaman penggunaan dengan suatu merek produk. Dalam

pengalaman penggunaan merek produk itu akan timbul rasa puas jika merek

produk yang digunakan mampu untuk memenuhi harapan konsumen, dan

sebaliknya akan merasa tidak puas jika penggunaan merek produk tidak sesuai

dengan harapan sebelumnya.

24

(38)

Gambar dibawah ini akan menampilkan sebuah model yang lebih baru

dimulai dengan Gatekeeper yang berfungsi sebagai pengumpul informasi.

Gatekeeper lebih banyak melayani dan memberikan informasi kepada pemimpin

opini, sumber informasi yang diperoleh oleh Gatekeeper yaitu adalah dari media

masa. Pengikut dalam gambar ini bisa mengakses informasi dari berbagi sumber

baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu pengikut tidak hanya sebagai

obyek yang dipengaruhi oleh pemimpin opini saja, tetapi juga berfungsi sebagai

sumber informasi bagi pemimpin opini.

Gambar 1.2

M odel komunikasi Word Of Mouth yang lebih lengkap

Sumber : Sutisna (2002;192)

1.5.4. Perilaku Konsumen

1.5.4.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Studi tentang perilaku konsumen dimulai ketika muncul konsep

pemasaran, konsep ini menekankan tujuannya pada kepuasan konsumen. Untuk

mencapai berarti produsen atu pemasar harus mengetahui karakteristik dari Gate keeper

Pemimpin Opini

(39)

konsumen sasarannya. Karakteristik yang berkaitan dengan perilaku konsumen

inilah yang dipakai sebagai dasar untuk membuat strategi pemasaran.

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan

jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Adapun dua elemen yang penting dalam arti perilaku konsumen itu, yaitu

(1) Proses pengambilan keputusan dan (2) kegiatan-kegiatan fisik, yang semua itu

melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, mempergunakan barang-barang

dan jasa-jasa ekonomis.

1.5.4.2. M odel Perilaku Konsumen

M odel perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu skema atau

kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas

konsumen, atau dapat pula diartikan sebagai kerangka kerja atau sesuatu yang

mewakili apa yang diyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

Ada dua tujuan utama dari suatu model, yaitu pertama sangat bermanfaat

untuk mengembangkan teori dalam penelitian konsumen, dan yang kedua adalah

untuk mempermudah dalam mempelajari apa yang diketahui mengenai perilaku

(40)

Gambar 1.3

M odel Perilaku M embeli

Sumber : Kotler (1995:203)

Dari model diatas dapat diketahui bahwa rangsangan pemasaran terdiri

dari 4 unsur, yaitu : Produk, Harga, Tempat, dan Promosi. Rangsangan lain terdiri

dari kejadian-kejadian dalam lingkungan pembeli seperti : ekonomi, teknologi,

politik dan kebudayaan. Semua rangsangan ini melewati kotak hitam pembeli dan

menghasilkan seperangkat jawaban berupa keputusan pembelian. Tugas pemasar

adalah berusaha memahami apa yang terjadi dalam kotak hitam pembeli, diantara

rangsangan dan tanggapan.

1.5.4.3. Keputusan pembelian

a) Keterlibatan konsumen dan pembuatan keputusan konsumen

Sebelum konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap suatu

produk atau jasa, terlebih dahulu harus dipahami sifat-sifat keterlibatan konsumen

terhadap produk. Berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang

Rangsangan dari luar

(41)

menyebabkan seseoarang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu

produk. Olehn karena itu, bisa dikatakan bahwa ada konsumen yang mempunyai

keterlibatan rendah (low involvement) atau keterlibatan tinggi (high involvement)

atas pembelian suatu produk.

Assael dalam buku Sutisna, mengidentifikasi kapan konsumen mempunyai

keterlibatan tinggi terhadap suatu produk sebagai berikut :

1. Apakah produk itu penting bagi konsumen. Dalam hal ini apakah produk itu menjadi citra diri bagi konsumen.

2. Apakah produk itu secara terus-menerus menarik bagi konsumen. 3. Apakah produk membawa/menimbulkan resiko. Produk-produk yang

mempunyai resiko tinggi baik resiko keuangan maupun resiko sosial. 4. M empunyai daya tarik emosional.

5. Apakah produk-produk itu bisa diidentifikasikan pada norma-norma kelompok.25

b) Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian

Tahapan yang dilalui oleh pembeli untuk mencapai suatu keputusan pembelian

dan hasilnya dapat diterangkan dengan menggunakan model gambar berikut :

Gambar 1.4

Proses Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler dan Amstrong (2008 : 179)

Gambar diatas memperlihatkan konsumen dalam mengikuti lima tahap

proses keputusan pembelian. M odel ini menekankan bahwa proses pembelian

(42)

bermula jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan berakibat jauh setelah

pembelian.

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai bila konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan yang belum terpenuhi, sehingga akan menimbulkan ketegangan dalam dirinya, kebutuhan itu dapat berasal dari dalam, misalnya rasa haus, lapar dan sebagainya, atau kebutuhan yang terpendam dan terlihat pada saat ia menerima rangsangan dari luar, misalnya pada saat ia melihat iklan suatu produk. Ketegangan seseorang dapat juga timbul bila produk yang dipakainya tidak lagi dapat memuaskan kebutuhannya.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dapat secara pasif, misalnya dengan memperhatikan iklan dari produk yang diinginkan atau dapat pula secara aktif, misalnya dengan membandingkan mutu dan harga produk tersebut pada beberapa toko.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap ini terdiri dari dua tindakan yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian. Setelah tujuan pembelian diterapkan, konsumen perlu mengidentifikasi alternatif-alternatif pembeliannya. Pengidentifikasian alternatif-alternatif tersebut dipengaruhi oleh sumber-sumber yang dimilikinya seperti uang, informasi,waktu juga resiko kesalahan dalam memilih.

4. Keputusan Pembelian

Setelah mencari dan mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada, maka konsumen harus memutuskan akan membeli atau tidak membeli produk tersebut. Bila keputusan yang diambil adalah membeli, maka konsumen harus mengambil keputusan mengenai merek produk, harga, penjual, kuantitasnya, kualitasnya, waktu pembelian dan bagaimana cara pembayarannya.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidak puasan, hal ini akan mempengaruhi tindakan purna pembelian. Jadi tugas pemasar tidak berhenti pada saat telah terjadi penjualan, melainkan terus berlanjut sampai periode setelah pembelian.26

Kepentingan dalam pemasaran telah menghasilkan sejumlah artikel yang bersangkutan dengan penjelasan dari perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Sedangkan fokus utama ini telah menjadi peningkatan metode menilai prosedur membeli, sangat sedikit telah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan konsumen dalam pembelian proses pengambilan keputusan seperti produk, negara, konsumen, pasar, iklan dan media

26 Philip Kotler dan Gary Amstrong,

Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I, Penerbit Erlangga, 2008,

(43)

iklan. Isu-isu ini dibahas, sistematis dan dianalisis, dan model untuk iklan implikasi diusulkan.27

1.5.5. Hubungan antara persepsi merek dan aktivitas komunikasi dari mulut ke

mulut dengan keputusan pembelian

Perusahaan perlu untuk membuat strategi bagaimana caranya agar

konsumen mau membeli produknya. Salah satunya dengan membuat konsumen

lebih mengenal merek produk yang ditawarkan, cara tersebut dengan melakukan

promosi ke pasar sasaran.

Proses keputusan pembelian konsumen atas berbagai macam merek

produk lebih banyak disebabkan karena adanya proses komunikasi dari mulut ke

mulut. Hubungan antara merek dan komunikasi dari mulut ke mulut dengan

keputusan pembelian dapat dilihat dari gambar model perilaku konsumen yang

dikemukakan Berkowitz, Kerin dan Rudelius (1986:98) berikut ini :

27Papavassiliou Nikolaos K.

The Involvement Model in Advertising Consumer Products Abroad.

(44)

Gambar 1.5

Influences on The Consumer Purchase Decisions Proces

Sumber : Berkowitz, Kerin dan Rudelius (1986:98)

Berdasarkan pada model keputusan pembelian tersebut dikatakan bahwa

perilaku konsumen khususnya keputusan pembelian dipengaruhi oleh empat

variabel yaitu pengaruh bauran pemasaran, pengaruh faktor psikologis, pengaruh

sosiokultural dan pengaruh situasioanal. Pengaruh bauran pemasaran yang terdiri

dari produk, harga, tempat dan promosi mempengaruhi proses keputusan

pembelian konsumen. Variabel merek sendiri merupakan salah satu dari bauran

(45)

pemasaran sedangkan komunikasi dari mulut ke mulut merupakan bauran dari

promosi yang sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran

dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.

1.6. Definisi Konsep dan Operasional

a. Definisi Konsep

1. Persepsi M erek

Tanggapan atau penerimaan langsung dari suatu nama, istilah, tanda, simbol,

atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual untuk

mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.28

2. Aktivitas Komunikasi dari mulut ke mulut adalah keaktifan, kegiatan,

kesibukan dari suatu proses komunikasi antar manusia melalui dari mulut ke

mulut, dengan saling tukar pikiran, saling tukar informasi, dan saling

berkomentar.29

3. Proses Keputusan Pembelian

1. Pengenalan M asalah

Proses pembelian dimulai bila konsumen mengenali suatu masalah atau

kebutuhan yang belum terpenuhi, sehingga akan menimbulkan ketegangan

dalam dirinya, kebutuhan itu dapat berasal dari dalam.

28 Philip Kotler dan Kevin Len Keller.

loc. cit., dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002.

Hal.849

29

(46)

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dapat secara pasif, misalnya dengan memperhatikan iklan

dari produk yang diinginkan atau dapat pula secara aktif, misalnya dengan

membandingkan mutu dan harga produk tersebut pada beberapa toko.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap ini terdiri dari dua tindakan yaitu menetapkan tujuan pembelian dan

menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan

tujuan pembelian. Berdasarkan tujuan pembelian, alternatif-alternatif yang

telah diidentifikasi tersebut dinilai dan dipilih alternatif yang paling baik yaitu

yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

4. Keputusan Pembelian

Setelah mencari dan mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada, maka

konsumen harus memutuskan akan membeli atau tidak membeli produk

tersebut. Bila keputusan yang diambil adalah membeli, maka konsumen harus

mengambil keputusan mengenai merek produk, harga, penjual, kuantitasnya,

kualitasnya, waktu pembelian dan bagaimana cara pembayarannya

5. Perilaku Setelah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami kepuasan atau

ketidak puasan, hal iniakan mempengaruhi tindakan purna pembelian. Jadi

tugas pemasar tidak berhenti pada saat telah terjadi penjualan, melainkan terus

berlanjut sampai periode setelah pembelian.30

30

(47)

b. Definisi Operasional

1. Persepsi M erek adalah Penilaian subyektif konsumen mengenai suatu tanda

atau simbol Handphone Nokia yang memberikan identitas dari produk

tersebut yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi dari pada itu.

Indikatornya : - Kualitas merek : Kualitas produk, M odel dan fitur

Handphone Nokia.

- Loyalitas merek : Komitmen penggunaan, sikap fanatik.

- Preferensi merek : pusat service dan penjualan Handphone

Nokia mudah dijangkau, harga jual kembali tinggi.

- Kesadaran merek : Nokia merupakan merek Handphone

unggulan, merek yang terlintas pertama kali sewaktu akan

membeli Handphone.

2. Aktivitas Komunikasi dari mulut ke mulut adalah : Proses kegiatan

komunikasi melalui informasi dari teman, tetangga atau keluarga dan penting

dalam mempengaruhi pembelian handphone Nokia.

Indikatornya : - Sumber informan : Teman, keluarga, tetangga.

- Kualitas informasi : apakah informasi yang didapat lebih

jelas dan dapat dipercaya atau tidak.

3. Keputusan pembelian adalah hasil akhir dari tahap -tahap proses keputusan

pembelian dengan benar-benar membeli produk handphone Nokia yang

(48)

Indikatornya : - Keputusan tentang kapan membeli : membeli pada saat

mempunyai uang, sudah bosan dengan handphone lama,

muncul tipe baru.

- Keputusan dimana membeli : kemudahan mencari tempat

penjualan handphone Nokia, yaitu counter resmi serta

counter langganan.

- Keputusan pasca pembelian : akan tetap membeli

handphone Nokia jika nantinya akan membeli handphone

(49)

1.7. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka kerangka pemikiran dapat

digambarkan dalam sebuah model sebagai berikut :

Gambar 1.6

Proses pembelian dimulai bila konsumen mengenali suatu masalah atau

kebutuhan yang belum terpenuhi, sehingga akan menimbulkan ketegangan dalam

dirinya, dalam hal ini yaitu Handphone. Setelah itu konsumen mengevaluasi

tentang merek, yang meliputi citra merek, kualitas merek, kesukaan merek,

kesadaran merek dan loyalitas merek. Kemudian untuk mendapatkan informasi

tentang produk yang akan dibeli yaitu berasal dari teman, keluarga, dan tetangga. Kebutuhan Handphone

Komunikasi dari mulut ke mulut Informasi :

- Teman

- Keluarga - Tetangga Persepsi M erek

- Kualitas M erek - Citra M erek - Kesukaan M erek - Kesadaran M erek - Loyalitas M erek

Keputusan Pembelian

(50)

Setelah mendapatkan berbagai informasi, konsumen akan memutuskan untuk

membeli produk tersebut. Dalam hal ini produk y ang dipilih oleh konsumen yaitu

handphone merek Nokia.

1.8. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi terhadap merek (X1)

terhadap keputusan pembelian (Y).

2. Ada pengaruh yang signifikan antara aktivitas komunikasi dari mulut ke

mulut (X2) terhadap keputusan pembelian (Y).

Berdasarkan hipotesis yang ada, maka dapat dibuat suatu model hipotesis

yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.7

1.9. M etode Penelitian

1.9.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatori, yaitu tipe penelitian

yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal (sebab-akibat) atau pengaruh

antara dua variabel atau lebih melalui suatu pengujian hipotesis. Pada penelitian Persepsi M erek

( X1 )

Aktivitas Komunikasi dari M ulut ke mulut ( X2 )

(51)

ini akan dijelaskan pengaruh variabel merek (X1) dan variabel komunikasi dari

mulut ke mulut (X2) terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

1.9.2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah M ahasiswa Komunikasi Non Regular

angkatan 2007 FISIP Universitas Sebelas M aret Surakarta yang menjadi

konsumen Handphone Nokia.

Berdasarkan sensus yang dilakukan bahwa diketahui populasi M ahasiswa

Komunikasi Non Regular angkatan 2007 konsumen Handphone Nokia adalah

sebesar 66 orang.

Tabel 1.1.

Jumlah Responden Pengguna Handphone Nokia Jurusan Komunikasi Non Regular Angkatan 2007

NO JENIS KELAM IN JUM LAH

1 Laki – laki 36

2 Perempuan 30

JUM LAH 66

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah suatu populasi dan karakteristiknya

mewakili populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

kuota sampling yaitu dengan mengambil secara acak. Dalam penelitian ini sampel

(52)

Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin

(Husein, 1999:49), yaitu :

N n =

1 + Ne²

Keterangan : n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Untuk nilai persen kelonggaran, maka penulis menggunakan 10 % sebagai

nila e dengan perhitungan :

66

n = = 39,7 = 40 sampel atau responden

1 + 66 (0,1) ²

Tabel 1.2.

Jumlah Sampel Pengguna Handphone Nokia Jurusan Komunikasi Non Regular Angkatan 2007

NO JENIS KELAMIN JUMLAH

1

Laki – laki 36 x 40

66 22

2 Perempuan 30 x 40 66 18

(53)

1.9.3. Sumber Data

Sumber data yang akan dipakai untuk keperluan analisis adalah sumber

data primer yang berasal dari mahasiswa jurusan Komunikasi non regular

angkatan 2007 pengguna handphone Nokia yang terpilih sebagai responden

penelitian.

1.9.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

menggunakan kuisioner yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan terstruktur

dalam bentuk angket kepada responden penelitian.

1.9.5. Teknik Pengukuran Data

Skala yang digunakan dalam pengukuran data adalah skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.31

Skala ini digunakan karena skala ini merupakan teknik pengukuran sikap

yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala ini memungkinkan

responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka, dengan skala

Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,

kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan.

31

(54)

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata

antara lain:

1. Sangat setuju (SS) dengan skor 5

2. Setuju (S) dengan skor 4

3. Ragu-ragu (RR) dengan skor 3

4. Tidak setuju (TS) dengan skor 2

5. Sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1

1.9.6. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu eksplanasi, maka

statistik yang digunakan adalah statistik inferensial. Statistik inferensial diartikan

sebagai statistik yang digunakan dalam penelitian sosial sebagai alat untuk

menganalisis data untuk tujuan-tujuan eksplanasi. Artinya statistik model ini

hanya diperlukan untuk tujuan generalisasi.

Teknik analisa data hasil penelitian ini menggunakan teknik korelasi tata

jenjang Spearman, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua

variabel.

Karena terdapat dua objek atau lebih yang mempunyai nilai sama, maka

rumus yang digunakan adalah :

Σ x² + Σy² - Σd²

r

s =

Gambar

Gambar 1.1 Nokia market share 54.87% in Asia - Indonesia (November 2009)
Gambar 1.3 Model Perilaku Membeli
Gambar 1.5 Influences on The Consumer Purchase Decisions Proces
 Gambar 1.6 Kebutuhan Handphone
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan praktik/perilaku pengawas minum obat (PMO) dengan kesembuhan penderita

Kondisi Pertanian di Indonesia menghadapi masalah alih generasi dimana terdapat kecenderungan bahwa generasi muda pertanian yaitu pemuda-pemuda tani cenderung tidak tertarik

switching) dalam topologi yang dispesifikasikan dan mengacu pada batasan GOS dari ukuran network-performance.. – Dengan metoda nonlinear optimization

This document contains certain financial information and results of operation, and may also contain certain projections, plans, strategies, and objectives of Indosat, that are

Menyatakan bahwa laporan Karya Tugas Akhir berjudul “Perancangan Buku Digital Cerita Bergambar ‘Trapsila’ Sebagai Media Pembelajaran Untuk Berpendapat Berdasarkan

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa hipotesis keenam yang menyatakan PDN (Posisi Devisa Netto) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan (positif atau negatif)

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran example non example dan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar matematika

Sedangkan untuk data yang akan dianalisis dalam sistem ini yakni terdiri atas pengujian program RGB terhadap kinerja alat yaitu pengujian kebenaran software