• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Service Quality, Facilities, Image, Dan Satisfaction Terhadap Student Loyality Universitas Sebelas Maret Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Service Quality, Facilities, Image, Dan Satisfaction Terhadap Student Loyality Universitas Sebelas Maret Tahun 2011"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH

SERVICE QUALITY

,

FACILITIES, IMAGE

,

DAN

SATISFACTION

TERHADAP

STUDENT LOYALITY

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

WIWIT SUTANTI

K7408165

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

iii

PENGARUH

SERVICE QUALITY

,

FACILITIES, IMAGE

,

DAN

SATISFACTION

TERHADAP

STUDENT LOYALITY

UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2011

Oleh :

WIWIT SUTANTI

K7408165

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkangelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(4)

commit to user

(5)

commit to user

(6)

commit to user

vi MOTTO

“Dan bahwasanyasetiapmanusiaitutiadaakanmemperoleh (hasil)

selainapa yang telahdiusahakannya.”

(QS. An-Najm: 39)

“Orang yang berdoatetapitidakberusahaadalahseperti orang yang menembakkanpanahtanpatalibusur.”

(Ali Bin AbiThalib R.A.)

My motto is do not that which others can do as well” (Booker T. Washington)

“Banyakkegagalandalamhidupinidikarenakan orang-orang

tidakmenyadaribetapadekatnyamerekadengankeberhasilansaatmerekamenyerah.”

(Thomas Alva Edison)

“NiatdenganBismillah, jalanipenuhsemangat, nikmatihasildengan Alhamdulillah”

(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini untuk:

 Allah Swt atas semua pertolongan dan segala nikmat yang diberikan, semoga

karya ini mempunyai nilai ibadah di hadapan-Mu

 Ibudan Bapak tercinta yang selau berjuang, berdoa, dan berkorban tanpa henti

untuk anaknya agar hidup lebih baik

 Adikku ThohaHidayatulMufit yang selalu memberi semangat dan dukungan

tiada henti

 Teristimewakepada sahabatkuDeppy, Mita, Bocil, Tanti, Bembi, terimakasih

atas seluruh bantuan dan dukungan yang kalian berikan  Teman baikku Murti, Kiki, Nurul, Putri Dyah,

terimakasihatasseluruhdukungan yang kalian berikan

 Penghuni kos Lestari (Tyas, Herlina, Pebri, Dahlia, Anin, Meme, dan Vicky)

yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini  Teman-teman PTN 2008

(8)

commit to user

viii ABSTRAK

Wiwit Sutanti. K7408165. PENGARUH SERVICE QUALITY, FACILITIES,

IMAGE, DAN SATISFACTION TERHADAP STUDENT LOYALITY

UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2011. Skripsi. Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh service quality, facilities, image dan satisfaction terhadap loyalitas mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret tahun 2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan Structural Equation Modeling (SEM). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, quota sampling.dan proportional sampling. Untuk memenuhi asumsi kecukupan sampel dalam analisis SEM, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 200. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh dengan memberikan angket kepada responden. Uji prasyarat analisis SEM yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji asumsi kecukupan sampel, uji normalitas dan evaluasi outlier. Uji kebaikan model digunakan alat uji absolute fit indices, incremental fit indices dan parsimony fit indices. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis koefisien jalur untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian.

Berdasarkan hasil analisis SEM dapat disimpulkan: 1) Variabelfacilitiesmempunyaipengaruhpositifterhadapimage of study program, image of university, dan student satisfaction masing-masing sebesar 0,300; 0,234; 0,432dansignifikankarenatingkatsignifikansi 0,01 yaitukurangdari 0,05 (p<5%) 2) Variabelservice qualitymempunyaipengaruhpositifterhadapstudent satisfactionsebesar 0,579dansignifikankarenatingkatsignifikansi 0,01yaitukurangdari 0,05 (p<5%). 3) Variabelimage of study programmempunyaipengaruhpositifterhadapimage of universitysebesar 0,332dansignifikankarenatingkatsignifikansi 0,01 yaitukurangdari 0,05 (p<5%). 4) Variabelimage of universitymempunyaipengaruhpositifterhadapstudent loyalitysebesar 0,646dansignifikankarenatingkatsignifikansi 0,01yaitukurangdari 0,05 (p<5%). 5) Variabel student satisfaction mempunyai pengaruh positif terhadap image of study program, image of university, dan student loyality masing-masing sebesar 0,503; 0,335; dan 0,212 dan signifikan karena tingkat signifikansi 0,01kurangdari 0,05 (p<5%).

(9)

commit to user

ix ABSTRACT

Wiwit Sutanti. K7408165. THE EFFECT OF QUALITY SERVICE, FACILITIES, IMAGE, AND SATISFACTION TOWARD STUDENTS

LOYALITY SEBELAS MARET UNIVERSITY 2011. Thesis. Surakarta:

Faculty of Teacher Training and Education in Sebelas Maret University of Surakarta, in July 2012.

The purpose of this study was to determine the effect of service quality, facilities, image and satisfaction toloyality Sebelas Maret University students. This research uses descriptive quantitative research methods. The Population in the study were students at the Sebelas Maret University in 2011. Data analysis technique used is to Structural Equation Modeling (SEM). The sampling technique used was accidental samplingquota sampling and proportional sampling. To meet the assumption of the adequacy of the sample in the SEM analysis, the number of samples in this study is 200. Data collection technique used was a questionnaire with Likert scale technique.

The data used in this study of primary data obtained by giving a questionnaire to the respondent.Test prerequisites SEM analysis used in this study include: testing the assumption of the adequacy of samples, the normality test and evaluation of outliers. Test the goodness of the model used test equipment Indices of absolute fit, incremental fit and parsimony fit Indices. Testing the hypothesis in this study using path coefficient analysis to determine the relationship between the research variables..

Based on the results of SEM analysis can be concluded: 1) Variable facilities have a positive impact on the image of study program, the image of university, and student satisfaction and significant at0,300; 0,234; 0,432for a significance level of 0,01 which is less than 0.05 (p <5%) 2) The variable service quality has a positive effect on student satisfaction of 0.579and significant because the 0.001 significance level of less than 0.05 (p <5%). 3) Variable image of study programs have a positive impact on the image of university and significantat 0.332 for the 0,01 significance level of less than 0.05 (p <5%). 4) Variable image of university student has a positive impact on the loyality of 0.648 and significant for a significance level of 0.01 which is less than 0.05 (p <5%). 5) Variable student satisfaction has a positive impact on the image of study program, the image of university, and student loyality amounted to 0.503: 0.335, and 0.212 and the 0.01 significant level because they are less than p <5%)

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulispanjatkankehadirat Allah SWT pemilikkehidupandankepada-Nyasayakembaliatas segala nikmat dan

hidayah-Nya, sehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsi ini. dengan judul:

PENGARUH SERVICE QUALITY, FACILITIES, IMAGE, DAN

SATISFACTION TERHADAP STUDENT LOYALITY UNIVERSITAS

SEBELAS MARET TAHUN 2011. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak

lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin

menyusun skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin menyusun

skripsi.

4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin

menyusun skripsi

5. Leny Noviani, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan kuliah selama

ini.

6. Dra. Sri Wahyuni, MM selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran

memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat

(11)

commit to user

xi

7. M. Sabandi, SE, M.Si selaku pembimbing II yang penuh kesabaran

memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. MahasiswaUniversitasSebelasMaretangkatan 2011 yang telah memberikan

informasi-informasi yang sangat berguna dalam penulisan skripsi inidan

bersedia meluangkan waktunya sebagai responden.

9. Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mambantu dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi.

SemogaamalkebaikansemuapihaktersebutmendapatkanimbalandariAllah

SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi penulis. Penulis

berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi

semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

(12)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN PENGESAHAN ...

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian...

D. Manfaat Penelitian ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

A. Kajian Teoridan Hasil Penelitian yang Relevan...

1. Tinjauan Tentang service quality....

2. Tinjauan Tentang facilities...

3. Tinjauan Tentang image...

4. Tinjauan Tentang satisfaction...

5. Tinjauan Tentang loyality...

6. Hasil Penelitian yang Relevan...

(13)

commit to user

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Tempat dan Waktu Penelitian...

B. Rancangan Penelitian...

C. Populasi dan Sampel...

D. Teknik Pengambilan Sampel ...

E. Pengumpulan Data...

F. Validasi Instrumen Penelitian...

G. Analisis Data...

BAB IV HASIL PENELITIAN……….………..………

A. Deskripsi Data...……… B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...

C. Pengujian Persyaratan Analisis...

D. PengujianHipotesis...

E. Pembahasan Hasil Analisis Data...

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

1.1 Komponen Akreditasi Program Studi dan Istitusi P... 2

1.2 Registrasi Mahasiswa UNS pada Tahun 2005 s/d 2011...…... 3

1.3 Registrasi Ulang Mahasiswa UNS angkatan 2010 ... 4

3.1 Waktu Penelitian... 38

3.2 Penentuan Jumlah Sampel... 41

3.3 Penghitungan Jumlah Sampel... 42

3.4 Indikator Variabel Penelitian... 46

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 58

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Fakultas... 59

4.3 Uji Validitas Service Quality... 60

4.4 Uji Validitas Facilities... 61

4.5 Uji Validitas Image of University... 61

4.6 Uji Validitas Image of Study Program... 62

4.7 Uji Validitas Student Satisfaction... 63

4.8 Uji Validitas Student Loyality... 64

4.9 Hasil Uji Reliabilitas Konstruk... 66

4.10Hasil Uji Normalitas... 67

4.11Uji Kelayakan Model... 70

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Hubungan Sikap dan Perilaku Loyalitas...…... 29 2.2 Kerangka Berfikir... 27

4.1 Model Hasil Penelitian Dilengkapi dengan ndikator Kerangka

Berfikir...

69

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 MatriksKuisioner... 93

Lampiran 2 SuratPengantar... 95

Lampiran 3 Kuisioner... 96

Lampiran 4 Tabulasi Data Try Out... 99

Lampiran 5 Hasil UjiValiditas dan UjiReliabilitas Angket... 101

Lampiran6 MatriksKuisionerPenelitian... 109

Lampiran7 KuisionerPenelitian... 111

Lampiran8 Tabulasi Data Penelitian... 114

Lampiran9 UjiValiditasKonstruk... 120

Lampiran 10 UjiReliabilitasPenelitian... 121

Lampiran 11 Uji Normalitas... 123

Lampiran 12 Evaluasi Outliers... 124

Lampiran 13 Model Hasil Penelitian... 127

(17)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya

manusia yang unggul dan berkompeten. Pendidikan formal sampai saat ini masih

menjadi incaran utama masyarakat. Masyarakat berharap melanjutkan studi di

lembaga pendidikan formal yang berkredibilitas tinggi. Salah satu lembaga

pendidikan formal yang diincar masyarakat adalah lembaga pendidikan tingkat

perguruan tinggi. Bagi lulusan tingkat SMA, melanjutkan studi di perguruan

tinggi yang berkredibilitas tinggi menjadi tantangan dan kepuasan tersendiri bagi

mereka. Banyak perguruan tinggi di Indonesia, masing-masing perguruan tinggi

memiliki kualitas yang berbeda-beda. Kualitas perguruan tinggi menjadi

pertimbangan utama bagi masyarakat dalam memilih perguruan tinggi yang

dikehendaki. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi dalam

melayani masyarakat di bidang pendidikan guna memenangkan persaingan antar

peruguruan tinggi.

Perguruan tinggi sebagai sebuah lembaga yang bergerak di bidang jasa

harus mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada

konsumennya yakni mahasiswa. Hal tersebut digunakan untuk memenangkan

persaingan dengan perguruan tinggi lain. Pertumbuhan perguruan tinggi yang

sangat pesat terutama perguruan tinggi swasta dengan penyebaran mahasiswa

yang tidak merata semakin memperketat persaingan. Kondisi ini menuntut adanya

komitmen dari perguruan tinggi untuk memuaskan pelanggannya yang salah

satunya adalah dengan perbaikan mutu secara terus-menerus.

Evaluasi kualitas pelayanan jasa di perguruan tinggi diperlukan untuk

mengetahui apa yang sebenarnya diharapkan dan apa yang selama ini

(18)

commit to user

pelayanan jasa yang diharapkan dengan yang dipersepsikan sehingga akan

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dan loyalitas mahasiswa.

Loyalitas mahasiswa menjadi aspek yang sangat penting untuk

meningkatkan penawaran jasa perguruan tinggi (Helgesen dan Nesset,2007).

Salah satu wujud usaha untuk meningkatkan loyalitas mahasiswa dan

meningkatkan daya saing perguruan tinggi yaitu adanya akreditasi program studi

yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

Disamping melakukan akreditasi terhadap program studi, BAN PT juga

melakukan akreditasi terhadap perguruan tinggi, hasilnya dikelompokkan menjadi

empat bagian yaitu A, B, dan C serta tidak terakreditasi. Akreditasi ini

berdasarkan mutu evaluasi akademik, pembelajaran dan sarana prasarana dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Apabila 60% dari keseluruhan program studi

pada suatu perguruan tinggi mendapatkan akreditasi A, maka peluang perguruan

tinggi untuk mendapatkan akreditasi juga akan semakin besar. Komponen

akreditasi program studi dan intitusi perguruan tinggi di tunjukkan tabel 1.1.

Tabel 1.1 Komponen Akreditasi Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi Komponen akreditasi perguruan tinggi Komponen akreditasi program studi

1. Eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan, dan sasaran

1. Jatidiri, visi, misi, dan tujuan

2. Tata pamong (governance) 2. Mahasiswa dan bantuan

3. Sistem Pengelolaan 3. Kurikulum

4. Sumber daya manusia 4. Ketenagaan dosen dan tenaga pendukung

5. Sarana dan prasarana 5. Sarana dan prasarana

6. Keuangan 6. Pendanaan

7. Sistem informasi 7. Proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar

8. Kemahasiswaan 8. Penelitian, publikasi, dan thesis

9. Kurikulum 9. Suasana akademik

10.Sistem pembelajaran 11.Pengabdian kepada masyarakat 12.Penelitian, publikasi, karya inovatif

lainnya,

13.Sistem peningkatan dan pengendalian mutu

14.Sistem jaminan mutu 15.Sistem informasi

16.Suasana akademik 17.Lulusan

(19)

commit to user

19.Mutu program studi (Sumber: Kemendiknas.go.id)

Akreditasi menjadi cerminan kualitas layanan yang mampu diberikan

oleh program studi dan perguruan tinggi terhadap mahasiswanya. Kemudian hasil

akreditasi tersebut dapat dimanfaatkan perguruan tinggi yang bersangkutan untuk

menjaga loyalitas mahasiswa dan menarik minat calon mahasiswa agar belajar di

perguruan tinggi tersebut.

Keterjaminan kualitas suatu program studi atau perguruan tinggi

merupakan salah satu modal dalam memuaskan mahasiswa. Kepuasan ini pada

akhirnya akan menciptakan loyalitas mahasiswa. Hal tersebut dinyatakan oleh

Helgesen dan Nesset (2007) dari hasil penelitiannya dalam bidang pendidikan,

dalam penelitiannya kepuasan mahasiswa memiliki pengaruh positif dan langsung

terhadap loyalitas mahasiswa. Dalam penelitian Helgesen dan Nesset (2007)

faktor lain yang mempengaruhi loyalitas adalah image (citra). Penelitian tersebut

mengkaji empat aspek utama yakni citra program studi, citra universitas,

kepuasan, dan loyalitas mahasiswa, sementara citra dan kepuasan dipengaruhi

oleh fasilitas dan kualitas pelayanan.

Tabel 1. 2 Registrasi Mahasiswa Baru UNS pada Tahun 2005 s/d 2011

(Sumber: SPMB UNS data diolah tahun 2005 s/d 2011)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa dari tahun ke tahun UNS

kehilangan lebih dari 12% calon mahasiswa baru setiap tahunnya, bahkan pada

tahun 2005, 2008 dan 2011 kehilangan lebih dari 20% calon mahasiswa baru. Ada Tahun Peminat Diterima Registrasi Tidak

Registrasi %

2005 30576 3581 2840 741 21%

2006 33407 4079 3347 732 18%

2007 61127 4278 3501 777 18%

2008 62930 6180 4761 1419 23%

2009 50538 5063 4438 625 12%

2010 69317 5618 4664 956 17%

2011 74175 5742 4490 1259 22%

(20)

commit to user

beberapa alasan calon mahasiswa tidak melakukan registrasi ulang. Berdasarkan

keterangan rektor UNS Rafik Karsidi, pengunduran diri itu bukan karena alasan

kemiskinan. Saat ini tidak ada alasan untuk kemiskinan karena UNS telah

menyediakan sejumlah fasilitas bantuan yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya

adalah beasiswa bidikmisi yang kuotanya mencapai 400 orang mahasiswa.

Melalui program itu calon mahasiswa tidak mampu bukan hanya akan

mendapatkan bantuan biaya pendidikan, tetapi juga biaya hidup yang besarnya

mencapai Rp.500.000 per bulan. Pengalaman tahun lalu, mereka yang

mengundurkan diri itu biasanya karena diterima di perguruan tinggi ikatan

kedinasan atau diterima bekerja maupun kemungkinan telanjur membayar ke

universitas swasta yang dianggap favorit.

Mahasiswa yang tidak melakukan registrasi ulang dan lebih memilih

perguruan tinggi lain menunjukkan bahwa mereka kemungkinan beranggapan

perguruan tinggi yang dipilih mereka memiliki citra yang lebih baik jika

dibandingkan dengan UNS.

Tabel 1.3 Registrasi Ulang Mahasiswa UNS Angkatan 2010 Fakultas Awal

(Sumber: Bagian Pendidikan Universitas Sebelas Maret)

Berdasarkan tabel 1.3 dapat diketahui bahwa selalu terjadi penurunan

(21)

commit to user

jumlah mahasiswa yang melakukan registrasi tersebut terjadi di semua fakultas

yang ada di UNS. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan mahasiswa

tidak melakukan registrasi. Pertama, salah jurusan, mahasiswa merasa tidak suka

dengan jurusan yang diambil sehingga lebih memilih untuk keluar dari kampus.

Kedua, tidak sehati dengan lingkungan kampus. Ketiga, mahasiswa lebih memilih

untuk bekerja daripada kuliah. Keempat, mereka merasa tidak puas terhadap

pelayanan dan fasilitas yang diberikan kampus. Kelima, memiliki masalah nilai

yang sering mengecewakan. Banyaknya mahasiswa yang tidak melakukan

registrasi ulang karena pindah atau lebih memilih perguruan tinggi lain

menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut tidak loyal terhadap UNS. Melihat

berbagai kemungkinan yang menyebabkan mahasiswa tidak melakukan registrasi

ulang tersebut, pihak universitas hendaknya melakukan berbagai usaha guna

mempertahankan mahasiswa yang masih aktif di kampus agar mereka tetap loyal

terhadap UNS.

Berikut akan dipaparkan mengenai keluhan mahasiswa terhadap

pelayanan dan fasilitas yang disediakan kampus. Pertama, keluhan mahasiswa

yang dituliskan di surat pembaca oleh Fadila mahasiswa pendidikan bahasa dan

sastra Indonesia menerangkan bahwa mahasiswa mengeluhkan mengenai

pelayanan pembelajaran sebagai contohnya kurangnya kehadiran dosen untuk

mengajar.

Kedua, keluhan dari mahasiswa FKIP, hasil audiensi HMJ P.IPS

mengerucutkan pada kekecewaan mahasiswa, dalam audiensi tersebut banyak

mahasiswa yang mengeluhkan sejumlah fasilitas penunjang perkuliahan yang

dianggap tidak mendukung. Fasilitas ruang kuliah kurang memadai, sebagai

contoh yaitu ada beberapa kursi yang tidak layak pakai di ruang kuliah, seringya

mati lampu pada waktu perkuliahan berlangsung, LCD yang ada di ruang kuliah

sering mengalami trouble. Selain fasilitas ruang kuliah yang dikeluhkan

mahasiswa adalah kurangnya pembaharuan buku edisi lama di perpustakaan, buku

edisi baru jumlahnya terbatas, kebersihan toilet kurang terjaga, dan masih banyak

(22)

commit to user

Ketiga, di Fakultas Hukum (FH) UNS membuat Grup di facebook yang

bernama 1.000.000 Facebookers Dukung FH UNS plug and play air conditioner

(AC). Gerakan 1.000.000 facebookers dukung fakultas Hukum UNS plug and

play air conditioner (AC) merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa fakultas

Hukum terhadap fasilitas yang ada. Selain AC mahasiswa juga mengeluhkan kelas

yang sempit, mahasiswa yang banyak membuat pengap dan mengurangi

kenyamanan saat proses belajar mengajar berlangsung.

Keempat, pada lembaran interaksi edisi IV yang tercantum Suara

Mahasiswa adalah sebuah keluhan dari salah seorang mahasiswa dari jurusan Ilmu

Sejarah Fakultas Seni dan Sastra (FSSR) angkatan 2011 mengeluhkan bahwa ada

beberapa dosen jarang masuk, ada juga yang terlambat masuk tanpa

memberitahukan kepada mahasiswanya terlebih dahulu. Mahasiswa tersebut

merasa dirugikan oleh pelayanan yang diberikan dosen.

Kelima, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Kentingan UNS menyebutkan

ada penilaian beberapa mahasiswa yang berada di Fakutas Ekonomi (FE), Fakutas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan FSSR tentang fasilitas

yang ada dikampusnya. Fasilitas yang dimaskud adalah ruang kelas yang nyaman

untuk belajar, laboratorium untuk kegiatan praktik, serta sarana untuk umum

seperti aula, ruang terbuka, perpustakaan, kantin, tempat parkir, dan kamar mandi.

FE merupakan fakultas yang dapat dibilang “wah”. Berbeda dengan FMIPA yang

tergolong biasa saja atau bahkan FSSR yang berada di bawah rata-rata, dibanding

dengan enam fakultas lainnya. Pendapat dari Dian Cahya, mahasiswa Jurusan

Informatika FMIPA bahwa fasilitas di FMIPA tidak sesuai dengan jumlah yang

mereka bayar. Dalam pembayaran terdapat rincian uang pembangunan atau BPI

(Biaya Pengembangan Institusi) yang sebenarnya untuk penyediaan fasilitas bagi

mahasiswa, dan pembiayaan untuk fasilitas itu kurang dimaksimalkan. Pendapat

dari salah seorang mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual, FSSR, bahwa

fasilitas yang disediakan fakultas tidak memadai, khususnya fasilitas penunjang

pembelajaran, contohnya lab komputer dan lab fotografi sangat kurang memadai

(23)

commit to user

Mahasiswa merasa puas dan nyaman dalam menempuh studi apabila

semua fasilitas yang dibutuhkan tersedia dan pelayanan yang diberikan kepada

mahasiswa sesuai dengan harapan mahasiswa. Kepuasan yang dirasakan

mahasiswa akan memberikan timbal balik terhadap citra (image) universitas dan

citra program studi. Kepuasan yang dirasakan mahasiswa akan membentuk

loyalitas mahasiswa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH SERVICE QUALITY,

FACILITIES, IMAGE, DAN SATISFACTION TERHADAP STUDENT

LOYALITYUNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

determinan-determinan apakah yang menentukan mahasiswa UNS tetap loyal

terhadap UNS:

1. Apakah service quality yang diselenggarakan UNS berpengaruh positif

terhadap student satisfaction?

2. Apakah facilities yang disediakan UNS berpengaruh positif terhadap image of

university, image of study program, dan student satisfaction?

3. Apakah image of study program berpengaruh positif terhadap image of

university?

4. Apakah student satisfaction berpengaruh positif terhadap image of university,

image of study program dan student loyality?

5. Apakah image of university berpengaruh positif terhadap student loyality?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh service quality yang diselenggarakan UNS

terhadap student satisfaction.

2. Untuk mengetahui pengaruh facilities yang disediakan UNS terhadap image of

(24)

commit to user

3. Untuk mengetahui pengaruh image of study program terhadap image of

university.

4. Untuk mengetahui pengaruh student satisfaction terhadap image of university

dan image of study program dan student loyality.

5. Untuk mengatahui pengaruh image of university terhadap student loyality.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penulis dapat menelaah lebih dalam penerapan dari pengetahuan atau teori

yang didapatkan pada waktu di meja perkuliahan.

b. Memberikan informasi tentang variabel-variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini untuk dapat diteliti pada penelitian selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai sumbangan pemikiran bagi pimpinan UNS yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang

berkaitan dengan usaha peningkatan loyalitas mahasiswa UNS.

b. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang

diperoleh di bangku kuliah ke dalam kenyataan yang terjdi di lapangan,

khususnya tentang student loyalty.

c. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

memperdalam ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan bagi pembaca yang ingin melaksanakan penelitian di bidang

pemasaran terutama mencakup masalah usaha peningkatan loyalitas

(25)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang

relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam kajian teori. Kajian teori pada

dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang konsep-konsep,

hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Dilihat dari

penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah sebagai berikut:

1. Tinjauan tentang Kualitas Pelayanan (Service Quality)

a. Pengertian Kualitas

Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu

produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.

Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas

kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu

memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan

(Tjiptono, 2002).

Kata kualitas sendiri memiliki banyak definisi yang berbeda dan

bervariasi, dari yang konvensionel sampai yang lebih strategik. Definisi

konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung

dari suatu produk seperti: performansi, keandalan, mudah dalam

penggunaan, estetika, dan sebagainya. Definisi strategik dari kualitas adalah

segala sesuatu yang memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan

(Gaspersz, 2005).

Mengacu definisi tentang kualitas baik yang konvensional maupun

yang strategik di atas, Gaspersz menyimpulkan bahwa pada dasarnya

(26)

commit to user

1) Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

langsung yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian

memberikan kepuasan atas penggunaan produk tersebut.

2) Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan dan

kerusakan

Gaspersz menegaskan bahwa pada masa sekarang ini konsep

kualitas lebih luas daripada konsep kualitas tradisional yang hanya fokus

pada aktivitas inspeksi untuk mencegah lolosnya produk-produk cacat

ketangan pelanggan. Pengertian modern dari konsep kualitas adalah

membangun sistem kualitas modern. Pada dasarnya sistem kualitas modern

dapat dicirikan oleh lima karakteristik berikut ini:

1) Sistem kualitas modern berorientasi pada pelanggan

2) Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya partisipasi aktif yang

dipimpin oleh menejemen puncak (top management) dalam proses

peningkatan kualitas secara terus menerus.

3) Sistem kulitas modern dicirikan oleh adanya pemahaman dari setiap

orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas.

4) Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya aktivitas yang berorientasi

pada tindakan pencegahan kerusakan, bukan berfokus pada upaya untuk

mendeteksi kerusakan saja.

5) Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya suatu filosofi yang

menganggap bahwa kulalitas merupakan “jalan hidup” (Gaspersz, 2005). Ada beberapa macam perspektif kualitas, Tjiptono (2002)

menyatakan bahwa terdapat 5 macam perspektif kualitas, yaitu:

1) Transcendental approach

Kualitas dipandang sebagai innate execellence, di mana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan, biasanya diterapkan dalam dunia seni. 2) Product-based approach

Kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk.

(27)

commit to user

Kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas tinggi.

4) Manufacturing-based approach

Kualitas sebagai kesesuaian/sama dengan persyaratan. Dalam sektor jasa bahwa kualitas seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya.

5) Value-based approach

Kualitas dipandang dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam pengertian ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli (hlm. 52).

b. Pengertian Pelayanan (jasa)

Berdasarkan kesimpulan Ivancevich dkk mengenai pelayanan

bahwa “pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia untuk menggunakan

peralatan” (Ratminto, 2007: 2).

Sedangkan menurut pernyataan Ratminto (mengutip simpulan

Groonroos) bahwa

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan (2007: 2).

Lebih lanjut sesuai dengan kesimpulan Olsen dan Wycoff (1978)

bahwa “ jasa pelayanan adalah sekelompok manfaat yang berdaya guna baik secara eksplisit maupun implisit atas kemudahan untuk mendapatkan barang

atau jasa pelayanan” (Yamit, 2005: 22). Kotler (2000) mendefinisikan “jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh suatu pihak

kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud

fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan atas sesuatu apapun” (hlm. 260). Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa ciri

(28)

commit to user

melibatkan upaya manusia atau peralatan lain yang disediakan oleh

perusahaan penyelenggara layanan. Terdapat empat karakteristik jasa, Alma

dan Hurriyati memberikan empat batasan karakreristik jasa yaitu:

1) Intangibility (sifat tidak berwujud), artinya jasa tidak dapat dilihat,

dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum membeli.

2) Inseparability (sifat tidak terpisahkan), jasa biasanya dijual terlebih

dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.

Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus

dalam pemasaran jasa.

3) Variability (sifat bervariasi), artinya jasa sangat bersifat variabel karena

merupakan menstandardized output, artinya banyak variasi bentuk,

kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut

dihasilkan.

4) Perishability (sifat mudah lenyap), artinya jasa merupakan komoditas

tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan (2008).

Pada dasarnya jasa pendidikan adalah sesuatu yang diberikan oleh

satu pihak kepada pihak lain yang sifatnya tidak berwujud dan tidak

memiliki dampak perpindahan hak milik. Jasa pendidikan secara umum

memiliki karakteristik utama sebagia berikut:

1) Tidak berwujud (intangible), jasa tidak berwujud seperti produk fisik,

yang menyebabkan pengguna jasa pendidikan tidak dapat melihat,

mencium, mendengar, dan merasakan hasilnya sebelum mereka

mengkonsumsinya. Untuk menekan ketidakpastian, pengguna jasa

pendidikan akan mencari informasi tentang kualitas jasa pendidikan

tersebut. Beberapa hal yang akan dilakukan lembaga pendidikan untuk

meningkatkan calon pengguna jasa pendidikan adalah:

a) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud

b) Menekankan pada manfaat yang akan diperoleh (lulusan lembaga

pendidikan)

c) Menciptakan atau membangun suatu nama merek lembaga pendidikan

(29)

commit to user

d) Memakai nama seseorang yang sudah dikenal untuk meningkatkan

kepercayaan konsumen

2) Tidak terpisahkan (inseparability), jasa pendidikan tidak dapat

dipisahkan dari sumbernya, yaitu lembaga pendidikan yang menyediakan

jasa tersebut. Artinya, jasa pendidikan dihasilkan dan dikonsumsi secara

serempak pada waktu yang sama. Jika peserta didik membeli jasa maka

akan berhadapan langsung dengan penyedia jasa pendidikan. Oleh karena

itu, lembaga pendidikan dapat menggunakan strategi bekerja dalam

kelompok yang lebih besar, bekerja lebih cepat, atau melatih para penyaji

jasa agar mereka mampu membina kepercayaan peserta didik.

3) Bervariasi (variability), jasa bersifat sangat variabel, banyak variasi

bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa

tersebut dihasilkan.

4) Perishability, lembaga pendidikan termasuk dalam kategori sebagai

lembaga pemberi jasa para konsumen, dalam hal ini peserta didik dan

orang tua peserta didik. Mereka inilah yang berhak memberikan penilain

bermutu tidaknya output suatu lembaga pendidikan (Alma & Hurriyati,

2008).

c. Pengertian Kualitas Pelayanan (Jasa)

Dalam kaitannya dengan pengertian kualitas pelayanan,

berdasarkan pernyataan Tjiptono dan Chandra (mengutip simpulan Lewis &

Booms) kualitas pelayanan merupakan suatu “ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan” (2005: 98).

Menurut Tjiptono kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan pelanggan. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi

kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived service atau kualitas jasa

yang diharapkan dan kualitas jasa yang diterima atau dirasakan. Apabila

(30)

commit to user

kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima

atau dirasakan melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa

dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang

diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka kualitas jasa

dipersepsikan sebagai kualitas yang buruk (2002).

Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada

persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan

berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan

berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang

menentukan berkualitas atau tidaknya suatu pelayanan jasa, dengan

demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia

jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Pendidikan merupakan salah satu pelayanan di bidang jasa, berikut

akan dibahas mengenai karakteristik jasa/pelayanan lembaga pendidikan

tinggi:

1) Perguruan tinggi merupakan jasa murni (pure service), pemberian jasa

yang dilakukan didukung oleh adanya alat kerja atau sarana pendukung

semata, misalnya ruang kelas, kursi meja, buku-buku.

2) Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa

(mahasiswa), pelanggan mendatangi lembaga pendidikan untuk

mendapatkan jasa yang diinginkan meskipun dalam perkembangan dunia

pendidikan ada juga lembaga pendidikan tinggi yang menawarkan

program distance learning, kuliah terbuka, dll.

3) Penerima jasa pendidikan tinggi adalah orang, jadi lembaga pendidikan

tinggi merupakan pemberian jasa yang berbasis orang. Terjadi high

contact system antara pemberi jasa dengan penerima jasa, pelanggan dan

penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa

berlangsung. Untuk menerima jasa pelanggan harus menjadi bagian dari

sistem jasa tersebut.

4) Hubungan dengan pelanggan adalah berdasarkan member relationship,

(31)

commit to user

sistem pemberian jasanya secara terus-menerus dan teratur sesuai

kurikulum yang telah ditetapkan (Lupiyoadi, 2001).

Dalam penelitian Helgesen dan Nesset kualitas pelayanan berlaku

sebagai anteseden dari kepuasan mahasiswa. Indikator kualitas pelayanan

dalam penelitian Helgesen dan Nesset mengacu pada pengembangan

SERVQUAL (Parasuraman et al, 1988, 1994) dan SERVPERF (Cronin dan

Taylor, 1992) yang berfungsi independen untuk setiap konteks layanan

tertentu.

SERVQUAL (service quality) yang dikembangkan oleh

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988). SERVQUAL merupakan suatu

metode pengukuran kualitas berdasarkan perbandingan antara persepsi

pelanggan terhadap pelayanan yang mereka dapatkan (perceived service)

dengan pelayanan yang mereka harapkan atau butuhkan (expected service).

Jika layanan yang diterima pelanggan lebih dari yang mereka harapkan,

maka pelayanan dapat dikatakan berkualitas, namun jika pelayanan yang

diterima pelanggan kurang dari yang mereka harapkan, maka pelayanan

dikatakan tidak berkualitas. Dengan demikian baik atau tidaknya kualitas

jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan

pelanggan secara konsisten (Darmayanti, 2006).

Parasuraman et al (1988), harapan pelanggan terhadap pelayanan

dapat dilihat dari 10 dimensi kualitas pelayanan, yaitu: tangibels, reliability,

responsiviness, competence, courtesy, credibility, security, access,

communication, dan uderstanding the customer. Pada penelitian

berrikutnya, Parasuraman menyempurnakan 10 dimensi tersebut menjadi

lima dimensi utama, yaitu: reliability, assurance, tangible, empathy, dan

responsiviness. Hal tersebut tidak sependapat dengan Cronin dan Taylor

(1992) bahwa dalam kenyataannya, beberapa konsep menyebutkan bahwa

gambaran kelima dimensi (tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

dan empathy) yang sering digunakan dalam SERVQUAL untuk menilai

(32)

commit to user

Sesuai dengan pernyataan Darmayanti (mengutip simpulan Cronin

dan Taylor, 1994) bahwa kelima dimensi yang ada tidak konsisten bila

digunakan untuk analisis Cross Sectional serta dibuktikan juga bahwa

beberapa item yang ada tidak mengandung komponen yang sama ketika

dibandingkan diantara berbagai jasa yang berbeda. Dalam hal ini, ukuran

layanan yang berdasarkan kinerja akan lebih merefleksikan kualitas jasa

pelayanan. SERVPERF (Service Performance) dikembangkan oleh Cronin

dan Taylor pada tahun 1992 dan 1994. Skala ini menyatakan bahwa ukuran

kualitas jasa/pelayanan adalah kinerja dari jasa/ pelayanan yang diterima

oleh konsumen itu sendiri dan konsumen hanya akan dapat menilai kualitas

dari pelayanan yang benar-benar mereka rasakan.

Mengacu pada SERVQUAL dan SERVPERF tersebut, Helgesen

dan Nesset menspesifikasikan indikator kualitas pelayanan pendidikan

meliputi kualitas kemampuan mengajar dari pengajar, umpan balik dari

pengajar, profesionalitas pengajar, kualitas bahan ajar, dan metode penilaian

dari pengajar.

Dalam penelitian Helgesen dan Nesset (2007) variabel service

quality lebih menekankan pada kualitas pelayanan pembelajaran. Mengenai

kualitas pelayanan pembelajaran sesuai dengan kesimpulan Swee Mei dan

Lim Teong Kong bahwa kualitas pelayanan bisa dibagi menjadi empat

dimensi utama yaitu mengajar, penilaian, bimbingan dan kursus.

Pembelajaran membutuhkan staf pengajar yang bisa membantu orang lain

dalam mengembangkan potensi dalam segala aspek. Penilaian dosen dalam

mengajar siswa akan menjadi pendekatan yang paling tepat untuk mengukur

kualitas belajar dan mengajar (Yunus, Ishak, dan Zaenal, 2010).

Menurut Yosuke, Gregg dan James kualitas layanan dapat dibagi

menjadi dua aspek utama yaitu layanan inti dan layanan tambahan. Kedua

layanan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi kepuasan

pelanggan. Oleh karena itu, selain memberikan pengajaran yang efektif,

(33)

commit to user

berkontribusi pada tingkat kepuasan mahasiswa (Yunus, Ishak, dan Zaenal,

2010).

Indikator kualitas layanan menurut Helgesen dan Nesset yang

digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan dalam penelitian ini adalah:

1) Kualitas paedagogik pengajar

2) Umpan balik dari pengajar

3) Profesionalitas pengajar

4) Kualitas bahan ajar

5) Metode penilaian (2007).

2. Tinjauan tentang Fasilitas (Facilities)

Fasilitas dalam hal ini meliputi sarana dan prasarana pendidikan yang

dibutuhkan oleh perguruan tinggi. Fasilitas merupakan sumber daya fisik yang

harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen (Tjiptono dan

Chandra, 2005). Dalam usaha yang bergerak dibidang jasa, maka segala

fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior, dan

kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa

yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain fasilitas jasa adalah

sebagai berikut:

a. Sifat dan tujuan organisasi

Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan desainnya.

Sebagai contoh desain rumah sakit perlu mempertimbangkan ventilasi yang

memadai, ruang peralatan medis yang representatif, ruang tunggu pasien

yang nyaman, kamar pasien yang bersih. Desain fasilitas yang baik dapat

memberikan beberapa manfaat, diantaranya perusahaan mudah dikenali dan

desain interior bisa menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai sifat jasa

didalamnya.

(34)

commit to user

Setiap perusahaan jasa membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan fasilitas

jasanya. Dalam menentukan lokasi fisik diperlukan beberapa faktor yaitu

kemampuan finansial, ketersediaan tanah, peraturan pemerintah berkaitan

dengan kepemilikan tanah dan pembebasan tanah, dan lain-lain.

c. Fleksibilitas

Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering

berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga resiko

keuangan relatif besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus

dapat disesuaikan dengan kemungkinan perkembangan di masa datang.

d. Faktor estetis

Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat meningkatkan sikap

positif pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan terhadap

pekerjaan dan motivasi kerjanya juga meningkat. Aspek-aspek yang perlu

ditata meliputi berbagai aspek, misalnya tinggi langit-langit bangunan,

lokasi jendela dan pintu, bentuk pintu yang beraneka ragam, dan dekorasi

interior.

e. Masyarakat dan lingkungan sekitar

Masyarakat (terutama pemerhati masalah lingkungan dan sosial) dan

lingkungan di sekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan

berpengaruh besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak

mempertimbangkan faktor ini, maka kelangsungan hidup perusahaan bisa

terancam.

f. Biaya kontruksi dan operasi

Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya kontruksi

dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan. Biaya

operasi dipengaruhi oleh kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan

perubahan suhu (Tjiptono, 2002).

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan

bahwa (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

(35)

commit to user

lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap

satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,

ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,

ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah,

tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan

untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Fasilitas pendidikan yang lengkap dibutuhkan oleh universitas untuk

mendukung proses kegiatan belajar mengajarnya. Mahasiswa akan merasa

nyaman dalam menempuh studi apabila semua fasilitas yang dibutuhkan dapat

tersedia di sekitarnya.

Berkaitan dengan sarana pendidikan, Bafadal (2003) berpendapat

bahwa sarana pendidikan adalah “semua perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah” (hlm. 2). Wahyuningrum (2004), berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah “segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai” (hlm. 5).

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwa sarana

pendidikan adalah segala fasilitas bisa berupa peralatan, bahan dan perabot yang

langsung dipergunakan dalam proses belajar di sekolah. Dalam konteks

pendidikan, sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam

proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang secara

langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tujuan pendidikan.

Bafadal (2004) mengemukakan bahwa prasarana pendidikan dapat diartikan

sebagai perangkat yang menunjang keberlangsungan sebuah proses pendidikan, sedangkan definisi dari prasarana adalah “semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan sekolah” (hlm. 12).

(36)

commit to user

a. Ruang baca

b. Perpustakaan

c. Kebersihan

d. Kenyamanan ruang

e. Kantin

f. Fasilitas multimedia

g. Peralatan laboratorium (Helgesen & Nesset (2007), Chen, Hsiao, & Lee

(2005))

3. Tinjauan tentang Citra (Image)

Alma dan Hurriyati (2008) berpendapat “citra adalah merupakan impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan,

mengenai suatu objek, orang atau lembaga” (hlm. 55).

Sutisna memaparkan bahwa ada beberapa manfaat apabila suatu institusi atau perusahaan menampilkan citra yang positif, yang pertama

konsumen, dengan citra yang positif terhadap suatu produk atau jasa, maka

akan timbul suatu kepercayaan. Kedua, kebijakan family branding dan

leverage branding dapat dilakukan jika citra perusahaan telah positif (2001).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

definisi dari pencitraan adalah penilaian yang diberikan masyarakat atau

konsumen kepada perusahaan, sehingga timbul adanya suatu persepsi tentang

kegiatan yang dilakukan perusahaan selama ini.

Alma dan Hurriyati berpendapat bahwa citra atau reputasi perguruan

tinggi sebagai salah satu elemen kunci intangible resources yang akan menjadi

sumber penciptaan kondisi keunggulan daya saing yang berkelanjutan. Citra

tersebut diperoleh perguruan tinggi melalui serangkaian kemampuan dan

pengalaman yang terakumulasi sehingga perguruan tinggi tersebut memiliki

kinerja terbaik bagi stake holder (2008).

Ada bebrapa jenis image yang harus dipahami oleh suatu perguruan

tinggi yaitu sebagai berikut:

(37)

commit to user

Suatu lembaga pendidikan harus mampu melihat sendiri bagaimana citra

atau image yang mereka tampilkan dalam melayani publik. Lembaga harus

mampu mengevaluasi penampilan mereka apakah sudah maksimal dalam

member layanan atau masih dapat ditingkatkan lagi.

b. Multiple Image

Adakalanya anggota masyarakat memiliki berbagai image terhadap suatu

lembaga pendidikan misalnya sudah ada yang merasa puas, bagus, dan

masik ada banyak kekurangan dan perlu adanya suatu perbaikan. Ada yang

merasa puas untuk sebagian layanan dan ada juga yang merasa tidak puas

terhadap beberapa sektor layanan.

c. Current Image

Current image merupakan bagaimana penilaian masyarakat terhadap

lembaga pendidikan secara umum, current image ini perlu diketahui oleh

seluruh karyawan perguruan tinggi, dengan harapan karyawan dapat

memperbaiki image yang perlu ditingkatkan karena memiliki penilain yang

buruk di mata masyarakat padaumumnya (Alma dan Hurriyati, 2008)

Menurut Wijatno (mengutip simpulan Peters) memberikan beberapa

faktor penting yang menentukan citra suatu organisasi, yaitu:

a. Kepemimpinan (leadership)

b. Kebijaksanaan dan strategi (police and strategy)

c. Kebijaksanaan sumber daya manusia (personnel police)

d. Pengelolaan kekayaan asset (asset management)

e. Pengelolan proses (process management)

f. Kepuasan konsumen (customer satisfaction)

g. Kepuasan karyawan (employee satisfaction)

h. Tanggung jawab social (societal responsibility)

i. Hasil usaha (business result/profit) (2009).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi citra suatu perguruan tinggi

yaitu sebagai berikut:

1) Kredibilitas dosen

(38)

commit to user

3) Teknologi pendidikan

4) Biro konsultan

5) Kegiatan olahraga

6) Kegiatan marching band dan tim kesenian

7) Kegiatan keagamaan

8) Kunjungan orang tua kekampus

9) Membantu kemudahan mendapat dan mengurus pekerjaan

10) Penerbitan kampus

11) Alumni (Alma, 2005).

Indikator yang digunakan untuk mengukur image of university dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pengakuan kualifikasi kampus

2) Karir dan potensi pekerjaan

3) Persepsi mahasiswa umum terhadap kampus

4) Persepsi pengguna jasa perguruan tinggi terhadap kampus (Helgesen &

Nesset (2007) dan Awang, Sail, Alafi, & Arif (2011)).

Indikator image of study program yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Pengakuan kualifikasi program studi

2) Persepsi teman dekat terhadap program studi

3) Persepsi masyarakat umum terhadap program studi

4) Persepsi pengguna jasa lulusan kampus terhadap program studi (Helgesen &

Nesset (2007) dan Awang et al (2011)).

4. Tinjauan tentang Kepuasan (Satisfaction)

a. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar sukses dalam

persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setiap

perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan

(39)

commit to user

Yamit (2005) berpendapat bahwa “Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang

dirasakan dengan harapannya” (hlm.78). Dalam konsep kepuasan pelanggan, terdapat dua elemen yang mempengaruhi yaitu harapan dan

kinerja. Kinerja adalah persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima

setelah mengkonsumsi produk. Harapan adalah pikiran konsumen tentang

apa yang akan diterimanya apabila ia mengkonsumsi produk.

Mengacu dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang yang merupakan

hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan

harapannya.

b. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Metode pengukuran kepuasan pelanggan menurut Kotler yang

dikutip Yamit (2005) adalah sebagai berikut:

1) Sistem pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk

memberikan saran, keluhan dan bentuk ketidakpuasan dengan cara

menyediakan kotak saran. Informasi yang diperolah melalui metode ini

dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang barharga kepada

perusahaan, sehingga memungkinkannya untuk memberikan respon

secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul. Metode

ini cenderung bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap

mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Hal ini terjadi karena

tidak semua pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan keluhannya,

karena bisa saja konsumen langsung beralih ke produk yang lain.

2) Survei pelanggan

Survei pelanggan merupakan cara yang umum digunakan untuk

mengukur kepuasan pelanggan melalui surat pos, telepon, atau

wawancara langsung. Melalui survei perusahaan akan memperoleh

(40)

commit to user

sekaligus juga member tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh

perhatian terhadap para pelanggannya.

3) Panel pelanggan

Perusahaan mengundang pelanggan yang setia terhadap produk

dan mengundang pelanggan yang telah berhenti membeli. Dari pelanggan

setia akan diperoleh informasi tingkat kepuasan yang mereka rasakan,

dan dari pelanggan yang telah berhenti membeli, perusahaan akan

memperoleh informasi mengapa hal itu terjadi. Informasi ini sangat

bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya

dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

c. Strategi Kepuasan Pelanggan

Upaya mewujudkan kepuasan pelanggan bukanlah hal yang mudah.

Pada prinsipnya strategi kepuasan pelanggan akan menyebabkan para

pesaing harus bekarja keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya

merebut pelanggan suatu perusahaan. Kepuasan pelanggan merupakan

stategi panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana

maupun sumber daya manusia. Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan

untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut:

1) Relationship marketing

Dijalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terus

menerus sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis ulangan (repeat

business)

2) Strategi superior customer service

Perusahaan menerapkan strategi dengan berusaha menawarkan produk

yang lebih unggul dari pada pesaingnya.

3) Strategi unconditional guarantees/extraordinary guarantees

Strategi perusahaan dengan memberikan pelayanan berupa garansi

(41)

commit to user

4) Strategi penanganan keluhan yang efektif

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah

seorang pelanggan yang tidak puas menjadi puas. Keluhan haruslah

ditangani dengan tepat dan cermat.

5) Strategi peningkatan kinerja perusahaan

Strategi ini dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memberikan

kepuasan kepada pelanggan dengan cara mengadakan sistem penilaian

kinerja, memberikan pendidikan dan pelatihan, membentuk tim kerja,

memberdayakan karyawan dan menyempurnakan proses produk

(Tjiptono dan Chandra, 2005).

Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan mahasiswa

dalam penelitian ini adalah:

1) Kepuasan mahasiswa terhadap kampus (pertimbangan spontan)

2) Kepuasan mahasiswa terhadap kampus secara umum

3) Kepuasan mahasiswa dibandingkan harapannya

4) Kepuasan mahasiswa terhadap kampus yang ideal (Helgesen dan Nesset,

2007)

5. Tinjaun tentang Loyalitas (Loyality)

a. Pengertian Loyalitas

Menurut Lovelock dalam bukunya yang berjudul “Service Marketing” (2002) Loyalitas adalah:

Loyalty is an old-fashioned word that has traditionally been used to described fidelity and enthusiastic devotion to a country, cause or individual. In a business context, it has been used to described a customer’s willingness to continue patronixing a firm over the long term, purchasing, and using it goods and services on a repeated preferably exclusive basis, and voluntary recommending the firm products to friends and associates (hlm. 110).

Artinya loyalitas adalah sebuah kata kuno yang secara

turun-temurun digunakan untuk menerangkan kesetiaan dan semangat ketaatan

kepada sebuah negara secara perorangan. Akhir-akhir ini dalam konteks

(42)

commit to user

untuk menggunakan secara berkala sebuah perusahaan dalam jangka waktu

yang lama, melakukan pembelian, menggunakan produk dan jasa kembali,

dan secara sukarela menyarankan untuk menggunakan produk perusahaan

itu kepada teman atau rekan kerja.

b. Pengertian Pelanggan

Gasperz menyatakan bahwa “Pelanggan adalah semua orang yang

menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang

akan memberikan pengaruh pada performansi perusahaan dan manajemen

perusahaan” (Nasution, 2004: 101). Pengertian pelanggan menurut Pamitra

“Pelanggan adalah individu pembuatan keputusan yang menyebabkan seseorang harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk” (2001: 11), sementara menurut Supranto (2006) “Pelanggan adalah setiap individu yang menerima suatu jenis barang atau jasa dari beberapa orang lain atau

kelompok orang” (hlm. 21).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpukan bahwa

pelanggan adalah seseorang yang melakukan pembelian kebutuhan yang

bisa membuat puas dengan membandingkan beberapa aspek seperti harga,

standar kualitas barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan pribadi

dan rumah tangga.

c. Loyalitas Pelanggan

Berkaitan dengan loyalitas pelanggan Griffin (2002) menyatakan

bahwa:

Loyalitas pelanggan adalah Pembelian ulang konsumen terhadap produk, tidak tertarik dengan produk pesaing, melakukan pembelian di luar lini produk dan memberikan informasi yang positif terhadap perusahaan meliputi (1) Repeat Purchase (Pemesanan ulang), (2) Refers others (penciptaan prospek), (3) Across product (memesan berbagai lini produk), Immunity (kekebalan terhadap pesaing) (hlm.33).

Definisi loyalitas pelanggan menurut Tandjung (2004) diuraikan

sebagai berikut:

(43)

commit to user

2) Konsumen yang membeli produk dari lini produk yang lain, misalnya di

samping membeli buku tulis, juga membeli es krim di tempat yang sama.

3) Konsumen yang mereferensikan kepada orang lain.

4) Konsumen yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk pindah.

d. Tahapan Loyalitas Pelanggan

Seorang konsumen yang loyal harus melalui beberapa tahap. Setiap

tahapan memerlukan perhatian khusus yang harus dicermati oleh pemasar.

Menurut Tandjung tahap-tahap yang diperlukan sebagai berikut:

1) Suspect

Setiap orang yang mungkin membeli produk barang atau jasa yang

ditawarkan, untuk itu pemasar harus dapat mengamati kebutuhan,

keinginan dan harapan calon konsumen.

2) Prospect

Seorang prospect adalah seseorang yang membutuhkan produk barang

atau jasa yang ditawarkan serta memiliki kemampuan untuk membeli.

Mereka mungkin sudah mengetahui perusahaan yang menjual produk

tersebut, lokasi perusahaan dan macam-macam produk yang dijual, tetapi

mereka masih belum mau membeli.

3) Disqualifield prospect

Seseorang yang sudah mengetahui perusahaan yang menjual produk,

tetapi saat ini masih belum membutuhkan atau tidak mempunyai

kemampuan untuk membeli produk tersebut.

4) First time customer

Seseorang yang kali pertama membeli dan juga masih membeli dari

pesaing anda. Pengalaman pertama yang kurang memuaskan akan

berakibat membahayakan hubungan selanjutnya. Oleh karena itu,

pemasar harus memberikan perhatian terhadap layanan dan keterandalan

produk yang dijual.

5) Repeat customer

Konsumen yang sudah berbelanja dua kali atau lebih, baik untuk produk

(44)

commit to user

yang ditujukan kepada konsumen tidak boleh lagi bersifat mass

advertisement melainkan sudah harus bersifat dialog pribadi.

6) Client

Konsumen yang secara teratur berbelanja semua produk yang dipasarkan

oleh perusahaan. Pada tahap ini, pesaing sulit mempengaruhi konsumen,

karena hubungan antara keduanya sudah sangat erat. Kiat menjual harus

diubah dari pendekatan „wiraniaga‟ menjadi pendekatan „konsultan‟. Artinya, pemasar harus bersikap proaktif dengan memberikan solusi

terhadap semua problem yang dihadapi konsumen.

7) Advocate

Konsumen yang melakukan pembelian secara teratur semua produk yang

dipasarkan oleh perusahaan sekaligus mempromosikannya kepada orang

lain. Dengan kata lain, perusahaan memperoleh manfaat, seperti dapat

membina loyalitas konsumen serta dapat mengurangi anggaran promosi

(2004).

Berdasarkan penjelasan di atas loyalitas pelanggan secara umum

dapat diartikan sebagai kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik barang

atau jasa tertentu. Loyalitas pelanggan merupakan kelanjutan dari kepuasan

pelanggan dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang

diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk tetap manjadi pelanggan dari

perusahaan tersebut. Loyalitas adalah bukti konsumen yang selalu menjadi

pelanggan, yang memiliki kekuatan dan sikap positif terhadap perusahaan

itu. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa masing-masing

pelanggan mempunyai dasar loyalitas yang berbeda dan hal ini tergantung

dari pandangan mereka masing-masing.

e. Jenis Loyalitas Pelanggan

Gambar

Tabel 1.1 Komponen Akreditasi Program Studi dan Institusi Perguruan Tinggi
Tabel 1. 2 Registrasi Mahasiswa Baru UNS pada Tahun 2005 s/d 2011
Gambar 2.1. Hubungan Sikap dan Perilaku Loyalitas
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) perilaku petani di Desa Uiasa mencapai skor rata-rata adalah 2,67 atau pencapaian skor maksimum sebesar 53,49.

keseluruhan cerita. misalnya, unsurerotis hanya berfungsi sebagai pemancing persoalan atau hanya sebagai alat pelampiasan hasrat birahi yang tidak tersalurkan. Hal itu

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman bakteri hidrokarbonoklastik yang ada di perairan sungai Kali Donan dan karakteristik masing-masing

Bahwa oleh karena itu terdapat argumen kuat untuk mendukung sistem keuangan bebas bunga bagi abad ke-21 yang sejalan dengan ajaran Islam dan ajaran Kristen awal (James

F&#34;r&#34;tur&#34;n oaerarr tiaoupaten wakatobi Nomor 21 Tahun 2006 tentang Retribusi Jasa Pelayanan

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan bahwa pelanggan Indihome pada wilayah kenten sako Palembang lebih tertarik terhadap kualitas produk dan kualitas layanan yang diberikan

Pada penelitian kali ini data latih sebanyak 82 dan data uji sebanyak 35 diperlukan beberapa atribut dalam menyelesaikan persolanan tersebut diantaranya NIM, nama mahasiswa