Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandung. Pelaksanaan
dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu tepatnya tanggal 3 dan 10 April di
kelas VII C dan 16 dan 23 April 2014 di kelas VII I.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPN 12 Bandung,
dan sebagai sampel penelitian ini diambil dari kelas VII C dan VII I dengan
pertimbangan bahwa materi yang diberikan merupakan materi ekosistem. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu, peserta didik kelas VII C
sebagai kelas yang dibelajarkan oleh calon guru/guru PPL dan kelas VII I sebagai
kelas yang dibelajarkan oleh guru yang berpengalaman/guru pamong.
Keseluruhan peserta didik dalam setiap kelas berjumlah 37 peserta didik. Peserta
didik pada kedua kelas ini melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
kerja ilmiah dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif
tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel
bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya Best (dalam Sukardi,
2003). Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengelola instrumen yang
mengandung arti bahwa peneliti sebagai pengamat dan pengumpul data.
Hasil akhir yang diharapkan dari penilaian ini berupa data profil yang
lengkap mengenai penerapan keterampilan kerja ilmiah dan hasil kognitif peserta
didik dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem. Penelitian didesain untuk
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses pelaksanaan pembelajaran dibimbing oleh guru PPL dan guru pamong.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data gambaran penerapan
keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok yang didapat
melalui pengisian instrumen berupa lembar observasi dan LKS, serta gambaran
mengenai hasil belajar kognitif peserta didik yang dilakukan dalam kerja
kelompok mengenai konsep yang sedang dipelajari yang didapat melalui
pengisian tes kognitif peserta didik dalam kerja kelompok. Pengambilan data
dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
C. Definisi Operasional
Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang
terkait dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Keterampilan kerja ilmiah
Keterampilan kerja ilmiah yang dimaksud adalah pencapaian penerapan
kemampuan peserta didik untuk melakukan kerja ilmiah dengan baik dan cermat
(dengan keahlian) dalam kerja kelompok yang mencakup keterampilan dalam
merencanakan pengamatan ilmiah, melaksanakan pengamatan ilmiah dan
mengomunikasikan hasil pengamatan ilmiah. Pencapaian penerapan keterampilan
kerja ilmiah peserta didik pada ketiga tahapan tersebut dideskripsikan melalui
lembar observasi dan didukung oleh hasil rekaman video selama berlangsungnya
proses pembelajaran. Masing-masing indikator dari setiap tahapan keterampilan
kerja ilmiah yang dilaksanakan oleh maing-masing kelompok peserta didik
dengan diberi tanda ceklis (√) lalu di jumlahkan dalam bentuk presen. 2. Pembelajaran Kelompok Kecil
Pembelajaran kelompok kecil yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri
atas 5-8 orang peserta didik. Peserta didik dalam kelompok kecil merupakan
anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Peserta
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen yang akan digunakan.
Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang dapat menjawab
setiap permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi pelaksanaan kerja ilmiah untuk mengukur
keterampilan kerja ilmiah peserta didik dalam kerja kelompok, dan tes kognitif
yang berupa soal uraian untuk mengukur pengetahuan kognitif peserta didik
dalam kerja kelompok mengenai konsep ekosistem.
a. Tes Hasi Belajar Kognitif
Tes hasil belajar kognitif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
kognitif peserta didik mengenai materi pembelajaran. Jenis tes yang digunakan
adalah tes bentuk uraian. Soal uraian yang diberikan berjumlah 4 soal. Soal yang
digunakan oleh peserta didik baik yang dibimbing oleh guru pamong maupun
guru PPL dengan soal yang berbeda. Kompetensi pada soal kognitif pada materi
ekosistem tertera pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Tes Kognitif Materi Ekosistem kelas VII
Pada Pembelajaran Oleh Guru Pamong
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Tes Kognitif Materi Ekosistem kelas VII
Pada Pembelajaran Oleh Guru PPL
Kompetensi Nomor
Mendefinisikan ekosistem 1 1 25
Mengelompokkan tingkat
Instrumen penelitian yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari
instrument tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas soal yang baik,
harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari beberapa
hal berikut: validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda soal, dan indeks
kesukaran soal.
1. Validitas butir soal
Menurut Suherman (2003: 102) definisi validitas adalah suatu alat evaluasi
disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa
yang seharusnya dievaluasi. Apabila derajat ketepatan mengukurnya benar, maka
validitasnya tinggi. Oleh karena itu, keabsahan alat evaluasi tergantung pada
sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan
demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat
sesuatu yang dievaluasi.
Cara menentukan tingkat validitas soal ialah dengan menghitung koefisien
korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur
lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi.
Menurut Suherman (2003: 120) bahwa koefisien validitas butir soal diperoleh
dengan menggunakan rumus korelasi product-moment menggunakan angka kasar
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ Dengan: n = banyaknya subjek (testi)
X = skor setiap butir soal Y = skor total butir soal
Menurut Guilford (1956; Suherman, 2003: 112) nilai diartikan sebagai
nilai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Validitas Nilai
Nilai Keterangan
Dari hasil perhitungan uji soal yang sudah dilakukan maka validitas soal
terlihat pada Tabel 3.4 soal oleh guru pamong dan Tabel 3.5 oleh guru PPL.
Tabel 3.4
Rekapitulasi Validitas Butir Soal Instrumen Oleh Guru Pamong
No.
Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi
Presentase
Rekapitulasi Validitas Butir Soal Instrumen Oleh Guru PPL
No. Soal Interpretasi
Kriteria Frekuensi Pesentase (%)
1 0,836977 Tinggi Tinggi 1 25
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 0,847728 Tinggi Sedang 3 75
4 0,879565 Tinggi
Jumlah 4 100
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keempat soal yang
diujikan valid dengan validitas sedang untuk butir soal nomor satu dan dua (Tabel
3.4), butir soal nomor dua (Tabel 3.5) dan validitas tinggi untuk butir soal nomor
tiga dan empat (Tabel 3.4), untuk butir soal nomor satu, tiga, dan empat (Tabel
3.5).
2. Reliabilitas Soal
Menurut Suherman (2003: 131) bahwa suatu alat evaluasi disebut reliabel
jika hasil evaluasi tersebut relatif sama jika digunakan untuk subjek yang sama.
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas soal bentuk uraian
dengan rumus alpha sebagai berikut:
∑
Dengan: n = banyak butir soal
= jumlah varians skor setiap item = varians skor total
Menurut Suherman (2003: 139) bahwa, tolok ukur untuk
menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur
yang dibuat sebagai berikut:
Tabel 3.6
Interpretas Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Keterangan
Reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ < 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 ≤ Reliabilitas sedang 0,70 Reliabilitas tinggi
0,90 ≤ Reliabilitas sangat tinggi
Dari hasil uji diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0.509341 untuk
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh guru PPL. Nilai ini menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen yang
digunakan tergolong ke dalam kategori sedang.
3. Daya Pembeda
Dalam Suherman (2003: 159) dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah
butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara peserta
didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan
rendah. Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks
Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk
menentukan daya pembeda adalah:
Dengan:
= jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas
= jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah
= jumlah peserta didik kelompok atas
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak
digunakan adalah:
Tabel 3.7
Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Keterangan
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates V4
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Instrumen Oleh Guru Pamong
No.
Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi
Presentase
Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Instrumen Oleh Guru PPL
Dari hasil di atas diketahui bahwa daya pembeda soal instrumen yang
digunakan oleh guru pamong (Tabel 3.8) dengan kategori cukup dan baik
sedangkan, daya pembeda soal instrumen yang digunakan oleh guru PPL (Tabel
3.9) dengan kategori cukup.
4. Indeks Kesukaran
Derajat Kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real
pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran
mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan
indeks kesukaran 1,00 berarti soal tesebut terlalu mudah. Menurut Suherman No.
Soal Interpretasi Kriteria Frekuensi
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2003: 169-170) bahwa rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal,
yaitu:
Klasifikasi Indeks Kesukaran yang sering digunakan adalah:
Tabel 3.10
Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates V4
dan Microsoft Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.11
Rekapitulasi Interpretasi Indeks Kesukaran Soal Instrumen Oleh guru
Pamong
No. Soal
Indeks
Kesukaran Interpretasi Kriteria Frekuensi
Presentase
Rekapitulasi Interpretasi Indeks Kesukaran Soal Instrumen Oleh guru PPL
No. Soal
Indeks
Kesukaran Interpretasi Kriteria Frekuensi
Presentase (%)
1 0,896159 Mudah
Mudah 4 100
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 0,796586 Mudah
4 0,921764 Mudah
Jumlah 4 100
Dari hasil data di atas diketahui bahwa Indeks Kesukaran tiap butir
soalnya adalah mudah. Berikut ini hasil rekapitulasi uji instrumen soal yang
digunakan pada pembelajaran yang dibimbing oleh guru pamong (Tabel 3.13) dan
hasil uji instrumen soal yang digunakan pada pembelajaran yang dibimbing oleh
guru PPL (Tabel 3.14) dan dapat dilihat dalam (Lampiran D.1 dan D.2).
Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji dari Instrumen Soal Kognitif Materi Ekosistem Pada Pembelajaran Oleh Guru Pamong
Butir
soal
Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Reabilitas Tindakan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
0.509341
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Uji dari Instrumen Soal Kognitif Materi Ekosistem
Pada Pembelajaran Oleh Guru PPL
Butir
soal
Validitas Daya pembeda Tingkat Kesukaran Reabilitas Tindakan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
0.703147
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari keempat soal dapat digunakan.
b. Lembar Observasi Kerja Ilmiah Peserta didik dalam Kerja Kelompok
Lembar observasi kegiatan peserta didik dalam penelitian ini digunakan
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang
digunakan terdiri dari Indikator dan deskriptor keterampilan kerja ilmiah yang
diobservasi. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas peserta didik dalam kerja
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS dalam penelitian ini digunakan sebagai data pendukung dalam
mengukur keterampilan kerja ilmiah peserta didik yang dikerjakan secara
berkelompok. LKS merupakan perangkat pembelajaran yang telah disediakan oleh
guru PPL maupun guru pamong sebagai instrumen dalam proses pembelajaran,
dengan adanya LKS ini observer dapat mengobservasi kegiatan apa saja yang
dilaksanakan oleh peserta didik dalam kerja kelompok terkait dengan
keterampilan kerja ilmiah. LKS dapat dilihat (Lampiran B.3 dan B.4).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Untuk mengetahui keterampilan kerja ilmiah yang diterapkan oleh peserta
didik dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran, peneliti
menggunakan lembar observasi dengan bantuan observer pada saat
pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga digunakan LKS yang telah
disediakan oleh guru pamong maupun guru PPL sebagai bahan acuan kerja
ilmiah yang seharusnya diterapkan oleh peserta didik dalam kerja kelompok
selama proses pembelajaran.
b. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik secara berkelompok terhadap
konsep ekosistem, peneliti menggunakan tes kognitif yang telah disediakan
oleh guru pamong maupun PPL sebagai data penunjang pada penelitian ini.
Tes kognitif berupa soal uraian yang berjumlah empat soal. Tes kognitif
tersebut dikerjakan secara berkelompok.
2. Pengolahan dan Analisa Data
Dalam penelitian ini akan diperoleh data berupa hasil lembar observasi
peserta didik dalam kerja kelompok dan nilai tes kognitif peserta didik dalam
kerja kelompok. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, baik data
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model alir (flow model) yang
meliputi tiga fase kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu:
(1) Mereduksi data; dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan,
penting, bermakna, dari data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang
apa yang menjadi sasaran analisis dengan cara membuat fokus, klasifikasi
dan abstraksi data kasar menjadi data bermakna untuk dianalisis
(2) Penyajian data; berupa narasi, tabular yang akan lebih memudahkan pembaca
untuk memahaminya yang selanjutnya akan ditampilkan secara sistematis
dan logis, dan
(3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi data dalam upaya untuk menguji
kebenaran, kekokohan, dan kecocokan dari semua fakta yang dihimpun
sehingga mencapai tingkat validitas yang akurat Zuhriah (dalam Azal,
2007).
Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang terkumpul, perlu
dilakukan pengecekkan keabsahan data karena merupakan hal yang penting dalam
penelitian. Pengecekkan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat
kepercayaan (credibillity) dengan teknik triangulasi, ketekunan pengamatan, dan
pengecekan teman sejawat.
Pengecekkan keabsahan dengan teknik triangulasi merupakan suatu teknik
yang memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai pembanding terhadap data yang
ada Moleong (dalam Azal, 2007). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi
dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil pekerjaan
peserta didik dalam kerja kelompok, dokumentasi yang ditekankan dalam
penerapan keterampilan kerja ilmiah dan pengetahuan kognitif peserta didik
dalam kerja kelompok pada konsep ekosistem. Ketekunan pengamatan dilakukan
dengan pengamatan yang teliti, rinci dan terus menerus selama proses
pembelajaran berlangsung. Pengecekkan teman sejawat dilakukan dalam bentuk
diskusi mengenai proses pelaksanaan keterampilan kerja ilmiah yang
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Analisis Data Pelaksanaan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik dalam
Kerja Kelompok
Analisis data peserta didik dalam kerja kelompok pada saat pelaksanaan
keterampilan kerja ilmiah meliputi tahapan dalam merencanakan pengamatan
ilmiah, pelaksanaan pengamatan ilmiah dan mengomunikasikan hasil pengamatan
ilmiah. Dalam penerapan keterampilan kerja ilmiah pada penelitian ini dilakukan
secara berkelompok karena dalam kerja kelompok perhatian peneliti dalam
berlangsungnya proses pembelajaran tertuju pada kelompok, sehingga dalam
memperhatikan penerapan keterampilan kerja ilmiah cukup dengan melihat
keterampilan peserta didik dalam kerja kelompok. Selain itu dalam kerja
kelompok, masing-masing peserta didik tidak perlu melakukan segala aktivitas
kerja ilmiah secara individu karena dengan kerja kelompok peserta didik dilatih
untuk melakukannya secara bergotong-royong sehingga cukup dilakukan secara
berkelompok. Masing-masing indikator dari setiap tahapan keterampilan kerja
ilmiah yang dilaksanakan oleh maing-masing kelompok peserta didik dengan
diberi tanda ceklis (√) lalu di jumlahkan dalam bentuk presen. Keterampilan kerja
ilmiah dikatakan baik jika dalam setiap indikator pada tahapan merencanakan,
melaksanakan, dan mengomunikasikan hasil pengamatan muncul atau
dilaksanakan sesuai dengan prosedur oleh setiap kelompok peserta didik dan
memperoleh presentase 100% dalam setiap indikator tahapan pelaksanaan
keterampilan kerja ilmiah.
b. Analisis Data Hasil Belajar Kognitif Peserta didik dalam Kerja Kelompok
Analisis data hasil belajar kognitif peserta didik dalam kerja kelompok
menggunakan kriteria ketuntasan belajar dari nilai rata-rata yang diperoleh. Hasil
belajar kognitif pada penelitian ini dilakukan dalam kerja kelompok sehingga
peneliti hanya tertuju memperhatikan hasil belajar peserta didik dalam kerja
kelompok. Pembelajaran dalam kerja kelompok kecil ini, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar dan pemerataan pengetahuan karena dalam
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam kerja kelompok disebut tuntas belajar jika telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negeri
12 Bandung adalah 75. Hasil kognitif dilakukan dengan cara menghitung
banyaknya butir soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus berikut:
(Arifin, 2010)
Keterangan: B= Jumlah benar N = Jumlah soal
Untuk mengetahui gambaran penguasaan konsep dan kemampuan kerja
ilmiah peserta didik serta kemunculan indikator, dengan kategori:
90 – 100% = Sangat tinggi
80 – 89% = Tinggi
65 – 79% = Sedang
55 – 64% = Rendah
0 – 54% = Sangat rendah
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Prosedur Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian berupa
lembar observasi peserta didik dalam kerja kelompok, soal kognitif peserta didik
dalam kerja kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan penelitian
Tahap persiapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan bahan
rujukan dari sumber-sumber dari buku, tesis, makalah, jurnal dan laporan yang
relevan.
b. Penyusunan proposal dilakukan sebelum seminar yang bertujuan untuk
mendapatkan saran-saran yang bermanfaat untuk pelaksanakan penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap ini merupakan proses pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan
penelitian sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
b. Pemberian tes soal kognitif peserta didik dalam kerja kelompok
c. Memeriksa data hasil penelitian
3. Tahap akhir penelitian
Pada tahap akhir, dilakukan pengolahan data hasil penelitian, kemudian
dilakukan pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan berdasarkan
Lestari Syafitri Lubis, 2014
Kerja Ilmiah Peserta Didik Smp Dalam Kerja Kelompok Pada Pembelajaran Konsep Ekosistem
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Alur Penelitian
Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
Merumuskan Masalah
Menyusun Proposal Penelitian
Seminar Proposal
Revisi Proposal Penelitian
Judgement Instrumen
Pelaksanaan Penelitian Menyusun Instrumen
Pembelajaran Kerja Ilmiah dalam Kerja Kelompok
Pengambilan data melalui lembar observasi, LKS dan soal kognitif
Pengolahan data dan Penarikan Kesimpulan