Kopling Penguat
• Kopling atau coupling dalam suatu rangkaian penguat dapat diartikan sebagai penghubung antara penguat pertama dan penguat berikutnya.
• Coupling pada penguat ini mempengaruhi respon frekuensi dari penguat tersebut, karena coupling akan membatasi tanggapan frekuensi pada daerah yang hanya bisa dilewatkan oleh coupling tersebut.
• Coupling atau penghubung dalam suatu penguat dapat diletakan pada bagian input, output dan di bagian penghubung antar penguat.
• Pada dasarnya coupling untuk penguat ada beberapa jenis yaitu :
– Direct Coupling – RC Coupling
Direct Coupling
•
Metode
direct coupling
ini tidak
menggunakan komponen untuk
menghubungkan antar penguat. Jadi
dengan metode
direct coupling
output penguat pertama langsung
dihubungkan ke input penguat
berikutnya. Gambar berikut
menunjukan penggunaan metode
Direct Coupling
•
Gambar disamping
menunjukan
penggunaan metode
direct coupling
.
•
Rangkaian penguat
disamping
merupakan penguat
2 tingkat yang
Direct Coupling
•
Coupling langsung (Direct Coupling)
memberikan respon frekuensi yang baik,
karena seluruh tanggapan frekuensi pada
penguat pertama akan diberikan ke penguat
berikutnya secara langsung dan utuh.
•
Metode direct coupling ini mempunyai
kelemahan pada pemberian tegangan
sumber untuk penguat berikutnya yang
harus lebih tinggi dan penyesuaian
RC Coupling
•
Metode RC coupling menggunakan
RC Coupling
•Pada rangkaian metode RC
coupling disamping, ditunjukan oleh konfigurasi R1,C1 dan R2.
•Fungsi R1 sebagai beban
untuk penguat pertama. C1 berfungsi untuk menahan tegangan DC dari penguat pertama dan untuk
melewatkan sinyal AC dari penguat pertama ke penguat berikutnya. R2 berfungsi
sebagai penentu impedansi input pada penguat kedua.
•Konfigurasi ini dapat
RC Coupling
• Metode RC coupling ini merupakan solusi dari masalah
yang timbul dari direct coupling.
• Metode RC coupling juga memiliki kelemahan pada
respon frekuensi yang terbatas pada tanggapan frekuensi rendah karena terdapat reaktansi (Xc) yang dirumuskan sebagai berikut :
• Xc = 1 / (2∏fC)
• Dari formulasi diatas terlihat pengaruh nilai C terhadap
respon frekuensi yang bisa dilewatkan, oleh karena itu dalam penggunaa metode RC coupling ini perlu
diperhatikan penentuan nilai C yang digunakan karena nilai reaktansi (XC) ini akan mempengaruhi faktor
Impedance Coupling
•
Coupling impedansi sangat mirip
dengan kopling RC. Perbedaannya
adalah penggunaan perangkat
impedansi (kumparan) untuk
Impedance Coupling
•Rangkaian dasar metode impedance
coupling dapat dilihat pada gambar :
•Rangkaian disebelah menunjukan rangkaian impedance coupling yang dibagun dengan konfigurasi RL C L1, C1 dan R1.
•L1 berfungsi sebgai beban penguat
pertama, C1 berfungsi untuk menahan tegangan DC penguat pertama dan melewatkan sinyal AC dari penguat pertama ke penguat berikutnya. R1 berfungsi sebagai impedansi input peguat kedua.
•Nilai L1 harus tinggi agar tidak
membebani penguat pertama pada frekuensi rendah. konfigurasi
impedance coupling ini tidak cocok untuk penguat audio, karena
penguat audio bekerja pada frekuensi rendah.
•Fungsi C1 dan R1 sama dengan
Transformer Coupling
•
Metode transformer coupling atau
Kopling Trafo ini menggunakan
sebuah trasformator sebagai
Transformer Coupling
•Contoh penguat dengan
metode transformer coupling dapat dilihat pada gambar disamping :
•Rangkaian utama coupling
transformer ini adalah T1 yang berfungsi untuk
menghubungkan output penguat pertama ke input penguat kedua.
•Tingkat efisiensi penggunaan
metode transformer coupling ini sangat tinggi karena bias tegangan antar penguat