EDISI II/TAHUN 2014
51
dengan segenap hati Mu dan dengan segenap akal budi mu; dan kasihilah sesamamu sebagaimana engkau mengasihi dirimu sendiri.” Atas nama Pemerintah dan Masyarakat Nusa Tenggara Timur, tidak lupa beliau juga menyampaikan Selamat Merayakan Hari Raya Idul Adha Kepada seluruh Umat Muslim. Kiranya melalui perayaan Idul Adha, dapat diteguhkan komitmen merajut rasa persaudaraan dan Kekeluargaan. Melihat jumlah penduduk muslim di Nusa Tenggara Timur, nominalnya kurang lebih 10 % saja. Akan tetapi, dalam posisi sebagai Minoritas, hak-hak dan kebebasan melaksanakan keagamaannya tidak pernah terhambat, bahkan sudah sangat terjaga. Contoh sederhananya dapat dilihat dalam perayaan hari-hari besar keagamaan. Bila Umat Islam sedang melaksanakan Ibadah di Bulan Suci Ramadhan, semua aktivitas peribadatannya dihargai saudara-saudaranya dari penganut agama lain, terutama mayoritas penganut Agama Katolik dan Kristen
Protestan. Hal ini lumrah, sering dan tidak terbantahkan. Kalau pun ada perayaan hari-hari besar keagaman dari saudara-saudara yang beragama Kristen, Umat Islam pun turut berpartisipasi di dalamnya. Karena itulah NTT, bahkan penganut agama yang ada di NTT merasa bahwa mereka terlahir dari rahim yang sama. Rahim Flobamora tercinta.
Andaikan FPI tidak menyukai Ahok, karena dia seorang Non Muslim yang akan memimpin Provinsi yang berkedudukan di Ibukota, yang nota bene adalah seorang minoritas, maka di Provinsi terselatan Indonesia ini Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priode 2014 – 2015, di komandani oleh H. Anwar Pua Geno, seorang Aktivis Muda yang juga pernah menjabat Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kupang,
Hal lain yang cukup menarik untuk kita teladani bahwa : Mantan Rektor Muhammadyah Kupang Drs. Zakaria Nurdin (Alm) pernah melaksanakan
Pesta Natal Bersama Mahasiswa Muhammadyah Kupang. Alasannya sederhana, kemajemukan itu indah. “Andaikan Allah menginginkan hanya satu keyakinan yang ada dibumi ini apa susahnya, namun keberagaman itu harus disikapi sebagai Sunatullah, “ ujar mendiang.
Di Nusa Tenggara Timur tidak jarang manakala Ada anak muslim yang melakukan Hitan, justru yang mendampingi adalah seorang Imam dari dari agama lain, karena darah yang mengalir dari imam dan anak yang dihitan adalah sama.