• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Forecasting Produksi Dan Konsumsi Daging Kambing Dan Daging Domba Di Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Forecasting Produksi Dan Konsumsi Daging Kambing Dan Daging Domba Di Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan merupakan bagian dari subsektor pertanian yang berpeluang

sangat besar untuk dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan

kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan

produk-produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya seiring

dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan seiring meningkatnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya gizi yang berguna untuk meningkatkan kualitas

hidup.

Sektor peternakan di Indonesia mempunyai potensi yang sangat baik untuk

dikembangkan. Ditinjau dari kekayaan sumberdaya alam dan daya dukung

ekosistem yang sangat besar, Indonesia sangat berpotensi untuk dapat

mengasilkan produk dan jasa peternakan secara meluas seperti bahan pangan dan

pakan, farmasi, bioenergi, kosmetika, agrowisata, estetika, dan sebagainya

(Ismail, 2008).

Daging merupakan produk utama pemeliharaan ternak potong.

Ketersediaan pakan baik kuantitas maupun kualitas merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi kualitas daging, sedangkan faktor penting lainnya

adalah bibit dan manajemen pemeliharaan. Pakan ternak potong sangat beragam

dapat berupa hijaun segar, biji-bijian, maupun limbah pertanian/limbah industri

pertanian dapat mempengaruhi kualitas daging (Nurwantoro, 2012).

Berdasarkan UU No. 41 Tahun 2014 yang telah direvisi dari UU No. 18

(2)

dan Kesehatan Hewan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu: mengelola

sumber daya Hewan secara bermartabat, bertanggung jawab, dan berkelanjutan

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, mencukupi kebutuhan pangan, barang,

dan jasa asal Hewan secara mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan bagi

peningkatan kesejahteraan Peternak dan masyarakat, melindungi, mengamankan,

dan/atau menjamin wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman

yang dapat mengganggu kesehatan atau kehidupan manusia, hewan serta memberi

kepastian hukum dan kepastian berusaha dalam bidang Peternakan dan Kesehatan

Hewan (Kemenkopmk, 2014).

Salah satu jenis peternakan yang secara umum apabila ditinjau dari sudut

ekonomi relatif telah menghidupkan perekonomian pedesaan, perluasan lapangan

kerja dan usaha adalah peternakan domba dan kambing. Peternakan domba atau

kambing di wilayah-wilayah yang masih memiliki lahan pengembalaan dapat

dijadikan komoditas alternatif pementasan kemiskinan, sehubungan dengan

kemampuan reproduksi domba atau kambing yang relatif cepat. Kenyataannya,

usaha peternakan domba dan kambing telah menjadi usaha yang merakyat bagi

sebagian masyarakat tani baik sebagai pekerjaan utama ataupun hanya sebagai

pekerjaan sampingan selain bertani.

Domba dan kambing merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak

ruminansia kecil. Domba dan kambing dapat dimanfaatkan daging nya untuk

dikonsumsi dan juga sebagai penghasil produk utama, bulu dan kulitnya dapat

dimanfaatkan untuk keperluan industri. Daging domba dan kambing dapat

merupakan sumber protein yang mempunyai nilai gizi tinggi sehingga dapa

(3)

Tabel 1.1. Kandungan nilai gizi dan kalori dalam daging domba dan daging kambing per 100 g bahan yang dapat dimakan

No Jenis zat Domba Kambing

1 Kalori (kal) 206 154

2 Protein (g) 17,1 16,6

3 Lemak (g) 14,8 9,2

4 Kalsium (mg) 10 11

5 Fosfor (mg) 191 124

6 Besi (mg) 2,6 1,0

7 Vitamin B (mg) 0,15 0,09

8 Air (g) 66,3 70,3

Sumber : Cahyono, 1998

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa, kandungan nilai gizi dari

domba lebih besar jika dibandingkan dengan kambing. Domba mempunyai

keunggulan gizi pada jenis zat seperti kalori sebesar 206 kal tetapi pada kambing

kandungan kalori nya sebesar 154 kal. Kalori berguna sebagai sumber energy bagi

tubuh manusia. Walaupun dari kandungan kalori lebih besar domba tetapi kalsium

yang di dapatkan dari kambing lebih besar dari domba, yaitu domba sebesar 10

mg dan kambing sebesar 11 mg.

Di Provinsi Sumatera Utara, meskipun terjadi fluktuasi di setiap tahun

baik populasi kambing dan domba di kabupaten atau pun populasi kambing dan

domba di kota tetapi jika di totalkan maka akan terjadi kenaikan di tiap tahunnya

(4)

Tabel 1.2. Populasi Kambing Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2015

Ekor

(5)

Lanjutan

Jumlah/Total 762.180 781.774 849.487 866.763 868.731

Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Peternakan Sumut 2010, 2015,

2016

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa, populasi kambing di

(6)

dari kambing terlihat jelas terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 618.394 ekor

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 populasi kambing sebesar

759.965 dan tahun seterusnya yang mengalami peningkatan.

Tabel 1.3. Populasi Domba Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2015

(7)

Lanjutan

Jumlah/Total 325.722 595.517 610.103 611.427 611.427

Sumber: Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Peternakan Sumut Tahun 2010, 2015, 2016

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa, populasi domba mengalami

(8)

2014-2015 terjadi total populasi yang tetap. Akan tetapi jika dilihat lebih jelas bahwa

penurunan populasi terendah terjadi hanya pada tahun 2008 yaitu sebesar

268.291ekor.

Domba dan kambing memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai hewan

ternak. Peternakan domba ataupun kambing dalam usaha kecil dan besar mampu

meningkatkan pendapata masyarakat. Karena nilai ekonominya yang tinggi,

banyak masyarakat yang tertarik memeliharanya. Hal ini bisa di perhatikan dari

populasi ternak kambing dan domba di Indonesia yang terus meningkat dari tahun

ke tahun (Setiawan dan MT, 2011).

Menurut Murtidjo (1993), dalam era agribisnis, tujuan usaha ternak

kambing dan domba tidak lagi sekedar usaha sampingan untuk tabungan atau

hobi, tetapi lebih diarahkan sebagai usaha pokok yang dapat diandalkan untuk

sumber pendapatan utama bagi keluarga. Bahkan, usaha ternak kambing dan

domba lebih diupayakan menjadi pola industri. Sejalan dengan meningkatnya

jumlah penduduk, meningkatnya konsumsi daging per kapita per tahun, dan

meningkatnya pendapatan per kapita, maka kebutuhan akan daging kambing dan

domba setiap tahunnya terus bertambah.

Sebagai salah satu komoditas unggulan di bidang peternakan, domba dan

kambing memiliki prospek untuk terus dikembangkan. Berbagai upaya dilakukan

oleh peternak untuk meningkatkan daya saing mereka. Pengembangan domba dan

kambing sebagai salah satu ternak unggulan juga ditunjang dengan

terdistribusinya komoditas ternak ini di berbagai pulau atau provinsi di seluruh

(9)

Upaya peningkatan terus dilakukan oleh pemerintah baik dari kualitas

maupun kuantitas. Di Provinsi Sumatera Utara, produksi daging kambing dan

daging domba tidak dapat menutupi konsumsi daging kambing dan daging

domba. Kelebihan konsumsi akan menyebabkan impor dari daging kambing dan

daging domba, sehingga produksi dapat tercukupi.

Tabel 1.4. Produksi dan Konsumsi Daging Kambing dan Daging Domba Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2015

Tahun Produksi

Total 29.951,96 30.459,08 15.631,14 15.777,59 Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Peternakan Sumut Tahun 2010,

2015, 2016

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa, dalam kurun waktu 10 tahun

yakni tahun 2006-2015, produksi daging kambing tertinggi di Provinsi Sumatera

Utara terjadi pada tahun 2015 yaitu 3.546,08 ton dan produksi daging domba

tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu 1.890,18 ton. Sedangkan konsumsi daging

kambing tertinggi di Provinsi Sumatera Utara terjadi pada tahun 2014 yaitu

sebesar 3.579,38 ton dan konsumsi daging domba tertinggi terjadi pada tahun

2015 yaitu sebesar 1.951,29 ton. Total produksi daging kambing dari tahun

2006-2015 yaitu sebesar 29.951,96 ton dan total produksi dari daging domba dari tahun

(10)

tahun 2006-2015 yaitu sebesar 30.459,08 ton dan total konsumsi daging domba

dari tahun 2006-2015 yaitu sebesar 15.777,59ton. Sehingga dari tabel diketahui

bahwa produksi daging kambing dan daging domba tidak dapat memenuhi

konsumsi daging kambing dan daging domba di Provinsi Sumatera Utara.

Menurut Bappenas (2016), ternak dan hasil produksinya merupakan

suumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas

sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak utama dan hasil

produksinya merupakan gambaran tingkat ketersediaan sumber bahan protein

nasional. Tingkat konsumsi yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia

dipengaruhi oleh ketersediaan daging dan produksi ternak lainnya dan tingkat

pendapatan rumah tangga (purchasing power).

Di Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini terjadi kesenjangan antara

produksi dan konsumsi daging kambing dan daging domba. Impor dilakukan oleh

pemerintah untuk menutupi konsumsi yang terus meningkat, karena

ketidakmampuan produksi daging kambing dan daging domba untuk memenuhi

kebutuhan terhadap konsumsi daging kambing dan daging domba. Sehingga

berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan mengangkat judul “Analisis Forecasting Produksi dan Konsumsi Daging Kambing dan Daging Domba di Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

(11)

1. Bagaimana trend produksi dan konsumsi daging kambing dan daging domba di

Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2006-2015?

2. Bagaimana rasio produksi dan konsumsi daging kambing dan daging domba di

Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2006-2015?

3. Bagaimana hasil analisis forecasting produksi dan konsumsi daging kambing

dan daging domba pada tahun 2017-2026 di Provinsi Sumatera Utara dan

bagaimana hubungannya dengan swasembada daging kambing dan daging

domba?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis trend produksi dan konsumsi daging kambing dan daging

domba di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2006-2015.

2. Untuk menganalisis rasio produksi dan konsumsi daging kambing dan daging

domba di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2006-2015.

3. Untuk menganalisis hasil analisis forecasting produksi dan konsumsi daging

kambing dan daging domba pada tahun 2017-2026 di Provinsi Sumatera Utara

dan hubungannya dengan swasembada daging kambing dan daging domba.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian dalam hal ini diharapkan dapat berguna antara lain sebagai

berikut:

1. Sebagai bahan informasi mengenai forecasting produksi dan konsumsi daging

(12)

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah mengenai produksi dan konsumsi

daging kambing dan daging domba pada masa yang akan datang di Provinsi

Sumatera Utara dan hubungannya dengan swasembada daging.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan

Gambar

Tabel 1.1. Kandungan nilai gizi dan kalori dalam daging domba dan daging  kambing per 100 g bahan yang dapat dimakan
Tabel 1.2. Populasi Kambing Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi  Sumatera Utara Tahun 2006-2015
Tabel 1.3. Populasi Domba Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera   Utara Tahun 2006-2015
Tabel 1.4. Produksi dan Konsumsi Daging Kambing dan Daging Domba

Referensi

Dokumen terkait

Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja / serikat buruh atau beberapa serikat pekerja / serikat buruh

Dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing, siswa diharapkan dapat menentukan volume bola menggunakan model setengah bola dan kerucut yang jari-jarinya

Tenaga kesehatan mengatakan bahwa mereka kurang menyetujui pelaksanaan se‟i karena dampak yang ditimbulkan kedepannya bisa membahayakan kesehatan ibu dan bayi seperti ISPA

Pemilihan cerita rayat Deleng Pertektekken ini berasal dari Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan merupakan sastra lisan masyarakat Karo.Dalam

penilaian yang mampu meningkatkan kemampuan literasi siswa Indonesia di ketiga literasi.. tersebut dan dimulai dari tingkat pendidikan

tentang sarapan sehat pada siswa SD Negeri Lengkong Besar. Tujuan Khusus:. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk

Kesempatan yang diberikan pemerintah juga ditunjukkan dari adanya peluang yang diciptakan pemerintah, dimana pemerintah memberi peluang kepada masyarakat untuk terlibat

5. Menurut saudara stasiun apa yang perlu diperbaiki sistem pekerjaannya?.. Menurit saudara, apakah informasi label tentang nama makana/produk penting dicantumkan