Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini perkembangan zaman mengakibatkan arus komunikasi berjalan
dengan sangat cepat. Salim (dalam Muslich, 2012, hlm. 17) mengemukakan bahwa
perkembangan zaman yang terjadi akan menimbulkan terjadinya perubahan sosial
yang akan berdampak pada empat bidang kekuatan. Keempat bidang itu adalah
IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan politik.Perubahan sosial yang saat ini tengah
memanas ialah di bidang ekonomi dan politik. Hal tersebut karena adanya pasar
terbuka yang membuat perilaku ekonomi terjadi tanpa mengenal batas, begitu pula
dengan kebebasan dalam mengembangkan potensi yang tak hanya terbatas di dalam
negaranya saja tetapi dapat juga dapat ke negera lain.
Bahasa sebagai alat komunikasi secara tidak langsung mengalami dampak
perkembangan zaman yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut Tasai & Zaidan (2002,
hlm. 32),bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional,
bahasa negara, dan bahasa resmi di Indonesia. Maryanto (2003, hlm. 1)
mengungkapkan pada zaman ini perkembangan bahasa Indonesia sudah berkembang
dengan pesat. Bahasa Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata oleh negara-negara
lain. Bahkan, di beberapa negara seperti Jepang, Filipina, Thailand, dan Australia,
bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa kedua yang tidak kalah pentingnya dengan
bahasa Inggris. Di beberapa negara seperti Australia, bahasa Indonesia menjadi bahasa
mayoritas kedua setelah bahasa Inggris. Pada tahun 2009, bahasa Indonesia secara
resmi ditempatkan sebagai bahasa asing kedua oleh pemerintah daerah Ho Chi Minh
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indonesia memiliki penutur asli terbesar kelima di dunia, yaitu sebanyak 4.463.950
orang yang tersebar di luar negeri. Bahkan, Ketua DPR RI dalam sidang ASEAN
Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-32 pada tahun 2011 mengusulkan bahasa
Indonesia sebagai salah satu bahasa kerja (working language) dalam sidang-sidang
AIPA.
BIPA adalah program pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia bagi
penutur asing. Aspek-aspek bahasa yang dipelajari pembelajar asing demi terjadinya
komunikasi yang baik dalam penggunaan bahasa Indonesia ialah empat keterampilan
berbahasa dan hal-hal yang berkaitan dengan kebahasaan. Tarigan (2008, hlm. 2)
menyebutkan keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, yaitu:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut tidak
dapat dipisahkan karena hubungan keempatnya sangatlah erat.
Menurut Tarigan (hlm???) menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa. Jakub Isman (1978) mengatakan bahwa proses belajar bahasa merupakan
usaha melatih persepsi melalui panca indra yang semakin berkembang untuk
memperluar cakarawala lingkungan guna menambah pengetahuan, kemampuan
berpikir, dan merasa. Dengan demikian, dapat dikatakan peranan keterampilan
menyimak dalam proses belajar bahasa sangatlah besar karena keterampilan menyimak
merupakan kunci utama pembuka gerbang pengetahuan. Melalui keterampilan
menyimak yang bersifat reseptif akan terserap banyak informasi yang sangat
dibutuhkan oleh pembelajaran. Jika pembelajar mampu menyimak dengan efektif
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan temuan survei yang dilakukan oleh Alwasilah (2000, hlm. 127)
para pengajar BIPA di Australia melaporkan sejumlah kesulitan yang dialaminya. Di
antaranya adalah lemahnya keterampilan menyimak.
Dale (dalam Tupan, 2009) mengemukakan, pada umumnya pembelajar hanya 10% mengingat dari apa yang mereka baca, 20% mengingat apa yang mereka dengar, 30% dari apa yang mereka lihat, 50% dari apa yang mereka dengar dan lihat, 70% dari apa yang mereka katakana dan tulis, dan 90% dari apa yang mereka katakana seperti yang mereka lakukan.
Menyadari betapa lemahnya keterampilan menyimak yang terjadi dalam
pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia maka guna memperlancar
pembelajaran bahasa dalam keterampilan menyimak perlu adanya media, metode, dan
bahan ajar yang tepat.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari guru kepada pembelajar sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat siswa terhadap pembelajaran. Kehadiran media dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai alat bantu dan sebagai sumber belajar.
Jumlah dan jenis media pembelajaran yang ada pada saat ini sangat banyak dan
bervariasi. Baik berupa media yang sengaja dirancang (by design) maupun yang tidak
dirancang secara khusus namun dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran (by
utilization). Akan tetapi berdasarkan berdasarkan hasil wawancara yang terjadi pada
staf pengajar Balai Bahasa UPI dimana mereka mengalami kesulitan dalam mencari
media menyimak merupakan bukti nyata perlunya pengembangan media pembelajaran
menyimak. Kendala ini terjadi karena dalam proses pembelajaran menyimak hanya
berkutat pada mendengarkan dan atau menonton video/lagu, mendengarkan hasil
rekaman diri sendiri saat berbicara, dan mendengarkan guru saat menerangkan.Pada
saat mendengarkan hasil rekaman diri sendiri saat berbicara pembelajarakan
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan terjadi kesalahan dalam standar pengucapan. Pembelajarakan merasa bila cara
pengucapan dan pemenggalan kata yang dilakukan benar sehingga ketika dikoreksi
oleh pengajar pembelajar akan merasa sulit untuk mengubah cara pengucapannya
karena sudah terbiasa mendengar apa yang dia ucapkan.
Pengajar bahasa Indonesia dituntut untuk bisa menggunakan dan berbicara
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan intonasi, artikulasi, dan volume suara
dalam pengucapan yang seharusnya. Namun tidak bisa dipungkiri juga bila pengajar
kadang mengalami kendala dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, selain karena belum adanya standar pelafalan bahasa Indonesia yang
seharusnya, faktor internal dan eksternal dalam diri pengajar juga memengaruhi. Hal
tersebut bisa memengaruhi proses menyimak yang dilakukan oleh pembelajar asing, di
mana pembelajar asing akan merasa bingung oleh pengucapan pengajar yang berbeda
antara satu sama lain. Tentu hal tersebut menghambat berkembangnya keterampilan
menyimak pembelajar bahasa karena fokus pembelajar akan tertuju pada pelafalan
yang seharusnya dan tidak mendengarkan materi pembelajaran. Penggunaan media
menyimak yang berulang kali meskipun materi yang disampaikan dalam pembelajaran
menarik namun lambat laun akan membuat pembelajar BIPA akan jenuh. Kejenuhan
ini bila tidak segera ditangani dalam menyebabkan menurunnya minat mendengarkan
pembelajar BIPA dalam pengajaran.Padahal berdasarkan paparan sebelumnya sudah
dijelaskan bila keterampilan menyimak adalah keterampilan awal yang mendukung
dan mempengaruhi keterampilan lainnya.
Chamdiah dkk. (1987, hlm. 3) menyatakan bahwa pendengar harus mampu
mengingat fakta-fakta sederhana, mampu menghubungkan sedangkaian fakta dari
pesan yang didengarnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Tarigan (2008, hlm.
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melainkan memerlukan kegiatan lainnya, yakni memahami (understanding) isi
pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara, lalu menafsirkan (interpreting)
butir-butir pendapat yang disimaknya baik tersurat maupun tersirat, mengevalusi
(evaluating) atau menilai gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari segi
kelemahannya, dan menanggapi (responding) gagasan yang diperdengarkan baik
dengan cara menyambut, mencamkan, menyerap, dan atau menerima gagasan tersebut.
Maka dari itu, peneliti berinisiatif mengembangkan sebuah media
pembelajaran menyimak berbentuk teka-teki. Bila biasanya teka-teki digunakan untuk
media keterampilan menulis atau keterampilan membaca, kali ini peneliti mencoba
untuk menggunakannya sebagai media pembelajaran menyimak. Tujuan penggunaan
media pembelajaran menyimak berbentuk teka-teki antara lain (1) untuk membiasakan
pembelajar asing menyimak sebuah informasi yang didengarnya, (2) memperkenalkan
kosakata nonformal dan formal bahasa Indonesia kepada pembelajar asing dengan cara
baru, dan (3) meningkatkan aspek kognitif pembelajar asing dengan cara
menyenangkan.
Media pembelajaran menyimak berbentuk teka-teki ini bersifat menyimak
reseptif yang akan memaksa dan lambat laun membuat pembelajar BIPA terbiasa
untuk menyimak secara efektif. Mengingat keterbatasan pengetahuan bahasa yang
dikuasai tidak semua pembelajar BIPA dapat dengan mudah berinteraksi dengan
masyarakat Indonesia. Praktik nyata penggunaan bahasa Indonesia secara nonformal
pun bisa memengaruhi, di mana pembelajar BIPA biasanya akan mempelajari bahasa
Indonesia untuk kondisi formal bukan nonformal sehingga ketika pembelajar BIPA
secara langsung berbaur di masyarakat yang belum terbiasa dengan penutur asing
bahasa Indonesia akan terjadi kendala dalam berkomunikasi.Dengan penerapan media
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melatih dan membiasakan diri menyimak informasi yang berisi beberapa kosa kata
formal dan nonformal bahasa Indonesia dalam satu waktu.
Penerapan media pembelajaran menyimak berbentuk teka-teki belum pernah
dilakukan oleh mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra.Oleh karena
itulah, peneliti mencoba melakukan uji coba melalui penelitian yang berjudul
“PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI UNTUK KETERAMPILAN
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi
masalah sebagai berikut ini.
1. meningkatnya jumlah pembelajaran bahasa Indonesia di dunia sehingga perlu
adanya keseriusan dalam pengembangan bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA),
2. kurang ketersediaan media menyimak sebagai salah satu alat pendukung
tercapainya tujuan pembelajaran pada pembelajaran Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing (BIPA).
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis membatasi masalah
penelitian sebagai berikut ini.
1. proses pembelajaran menyimak BIPA dengan media teka-teki untuk tingkat
dasar,
2. hasil uji cobaefektivitas pembelajaran menyimak BIPA dengan media teka-teki
untuk tingkat dasar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atasa, rumusan masalah
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. bagaimanakah proses penerapan media teka-tekiuntuk keterampilan menyimak
BIPA tingkat dasar?
2. hambatan apa saja yang dihadapi pembelajar BIPA dalam proses pembelajaran
menyimak menggunakan media teka-teki?
3. bagaimanakahhasil uji cobaefektivitas pembelajaran menyimak BIPA dengan
media teka-teki untuk tingkat dasar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,
maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. mendeskripsikan proses penerapan media teka-teki untuk keterampilan
menyimak BIPA dengantingkat dasar,
2. mengetahui bagaimana hambatan yang dihadapi pembelajarBIPA dalam
proses pembelajaran menyimak menggunakan media teka-teki,
3. menggemukakanhasil uji coba efektivitas pembelajaran menyimak BIPA
dengan media teka-teki untuk tingkat dasar.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh penelitian dalam penelitian ini meliputi
manfaat teoretis dan manfaat praktis.
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah inovasi media
pembelajaran keterampilan menyimak bahasa Indonesia khusunya pembelajaran
keterampilan menyimak untuk pembelajar BIPA.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian adalah sebagai berikut:
(1) guru dapat menerapkan mediapembelajaran menyimak berbentuk media
teka-teki dalam pembelajaran BIPA;
(2) pembelajar mendapatkan media pengajaran yang baik dalam pembelajaran
keterampilan menyimak; dan
(3) pembaca mendapatkan pengalaman tentang penerapan media teka-teki
untuk pembelajaran menyimak BIPA tingkat dasar.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Pada penelitian ini terdapat beberapa bab yang akan dikembangkan oleh
penulis, jumlah bab adalah lima bab dengan masing-masing fokus pembahasan
yang berbeda namun masih saling berkaitan satu sama lain.
Bab I merupakan bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi pada penelitian ini.
Bab II adalah penjelasan landasan teori mengenai studi literatur yang
bergunakan dalam penelitian ini.Bab II berisi literatur tentang media (pengertian
Septiana Sulistyawati, 2015 PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI
UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK BIPA TINGKAT DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran, dan prinsip memilih media pembelajaran), hakikat menyimak,
menyimak BIPA tingkat dasar, dan media teka-teki.
Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Bab ini akan membahas
metode, prosedur penelitian, populasi, dan sample penelitian (subjek penelitian,
teknik pengambilan sample, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, dan
teknik analisis data) yang digunakan dalam penelitian.
Bab IV berbicara mengenai temuan dan pembahasan. Bab ini akan
mendeskripsikan analisis dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan rumusan
masalah yang terdapat di bab I. Analisis dan pembahasan yang dipaparkan akan
berdasarkan landasan teori yang berada di bab II.
Bab V merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, dalam bab ini berisi
simpulan, implikasi, dan rekomendasi peneliti terhadap hasil penelitian yang sudah
dilakukan.
Kemudian terdapat daftar pustaka yang berisikan daftar-daftar sumber
literatur yang dipakai dalam penelitian ini. Baik berupa buku, artikel, skripsi,