• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kondisi dan Pemanfaatan Trotoar Pada Jalan Ir. H. Juanda-Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Kondisi dan Pemanfaatan Trotoar Pada Jalan Ir. H. Juanda-Bandung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Juli 2015

Evaluasi Kondisi dan Pemanfaatan Trotoar

Pada Jalan Ir. H. Juanda-Bandung

TEUKU HIRZI AULIA

1

, ELKHASNET

2

1)Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional

2)Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional

Email:Tevian@rocketmail.com

ABSTRAK

Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bandung secara langsung akan meningkatkan pula aktivitas-aktivitas transportasi dan menciptakan kebutuhan sarana transportasi yang tinggi. Kebutuhan akan sarana transportasi seringkali tidak diseimbangkan dengan besarnya jumlah penduduk dan lalu lintas yang beraktivitas sehingga tingkat keselamatan, kenyamanan, dan keamanan bagi pejalan kaki ataupun pengguna jalan lainnya cukup rendah. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menentukan tingkat pelayanan pejalan kaki pada trotoar di ruas Jalan Ir. H. Juanda, dan memberikan saran berkaitan jalur trotoar tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada pukul 11.00-14.00 WIB selama 1 minggu. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis, hasil penelitian didapatkan di Jalan Ir. H. Juanda memiliki arus pejalan kaki (Q) sebesar 42,90 orang/meter/menit, kecepatan rata-rata 52,90 meter/menit, kepadatan pejalan kaki sebesar 0,81 orang/m² dan ruang pejalan kaki sebesar 1,38 m²/orang. Lebar trotoar tidak memenuhi persyaratan lebar trotoar minimum sekitar tempat perbelanjaan dari Ditjen Bina Marga dan Pembinaan Jalan Kota Tahun 1990, dan tingkat pelayanan trotoarnya termasuk tingkat pelayanan C.

Kata kunci:Kelaikan trotoar, Pejalan kaki, Tingkat pelayanan pejalan kaki ABSTRACT

The increasing number of people in Bandung will directly improve activities also created a need for a means of transportationhigh. The need for transportation is often not balanced with the large number of people and traffic that move so that the level of pedestrian safety, comfort, and safety for pedestrians or other road users is quite low. The purpose of this study was to determine the level of service pedestrians on the sidewalk at Jalan Ir. H. Juanda, and provide advice related to the pavement lines. Data collection is done at 11:00 to 14:00 pm for 1 week. The data that obtained were processed and analyzed, the results obtained in Jalan Ir. H. Juanda has pedestrian flow (Q) of 42.90 person / meter / min, an average speed of 52.90 meters / minute, kepadatanpejalan feet of 0.81 people / m² and the pedestrian area of 1.38 m² / people. Wide sidewalks do not meet the minimum requirements of the wide sidewalks nearby shopping of the Directorate General of Highways and Road Development of the City of 1990, and the sidewalk level of service including service level C.

(2)

1. PENDAHULUAN

Berjalan kaki adalah cara bertransportasi paling sederhana dan paling banyak dilakukan oleh manusia pada kehidupan sehari-harinya. Pada daerah urban, berjalan kaki juga merupakan moda transportasi yang paling cepat untuk menyelesaikan perjalanan pendek, selain itu berjalan kaki juga memiliki banyak keuntungan antara lain hemat biaya, ramah lingkungan dan sebagai tempat pertemuan individu-individu sehingga terjadi interaksi sosial.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat pelayanan jalur pejalan kaki (Pedestrian Level of Service), Mengevaluasi kelaikan dimensi dan kondisi fisik trotoar di Jalan Ir .H. Juanda Bandung, serta mengevaluasi pemanfaatan trotoar.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pejalan Kaki

Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik di pinggir jalan, trotoar, ataupun di lintasan penyebrangan jalan. Ditjen Perhubungan Darat (1999) menyatakan bahwa Berjalan kaki adalah suatu bentuk transportasi yang penting di daerah perkotaan.

Pejalan kaki mempunyai hak untuk mendapatkan kenyamanan menggunakan jalan sama dengan hak pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu pemerintah membuat prasarana jalan untuk kendaraan bermotor maupun pejalan kaki yang nyaman untuk digunakan.

2.2 Definisi Trotoar / Sidewalk

Dalam keputusan menteri perhubungan (KD.No.43/AJ.007/DRJD/97) yang dimaksud dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, dan lebar sesuai dengan kondisi lokasi atau jumlah pejalan kaki yang melalui atau yang menggunakan trotoar tersebut, yang memiliki ruang bebas di atasnya sekurang-kurangnya 2,50 meter dari permukaan trotoar.

3. ANALISIS DATA 3.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data fisik trotoar, volume pejalan kaki, waktu rata-rata tempuh pejalan kaki, kecepatan rata-rata pejalan kaki pada titik pengamatan pada ruas trotoar di Jalan Ir.H.Juanda di depan RS.Santo Boromeus, data yang berhubungan dengan karakteristik pejalan kaki di ambil pada jam 11.00-14.00 yang merupakan jam sibuk (volume lalu lintas maksimum).

Penelitian dilakukan selama 7 hari karena untuk merepresentasikan keadaan pejalan kaki di Jalan Ir.H.Juanda Kota Bandung terutama dilokasi penelitian setiap harinya selama 1 minggu penuh.

(3)

3.2 Data Dimensi Trotoar

Dari hasil pengukuran dimensi Trotoar yang diukur dengan menggunakan alat ukur meteran diperoleh ukuran sebagai berikut :

Tabel 1. Data Fisik Trotoar

Data Fisik Trotoar Ukuran(Meter)

Lebar Trotoar Asli 1,55

Tinggi Trotoar 0,25

Tinggi Bebas Trotoar >2,50

Ruang Bebas Trotoar 0,31

Lebar Pedagang Kaki Lima 1 0,50 Lebar Pedagang Kaki Lima 2 0,55 Lebar Pedagang Kaki Lima 3 0,45 Lebar Pedagang Kaki Lima 4 0,75 Lebar Pedagang Kaki Lima 5 0,85

Parkir Liar 1 0,50

Parkir Liar 2 0,45

Parkir Liar 3 0,55

Lebar Efektif Trotoar Terbesar 1,15 Lebar Efektif Trotoar Terkecil 0,70 Lebar Efektif Trotoar Digunakan 1,15

3.3 Data Hasil Survei

Data hasil survei yang diukur selama 1 minggu yaitu 5 hari kerja dan 2 hari libur yang diukur selama 3 jam dalam 1 harinya, survei dilaksanakan antara pukul 11.00-14.00, pemilihan waktu berdasarkan survei awal penulis yang melihat bahwa pejalan kaki lebih ramai ketika siang hari di banding pagi ataupun sore hari, yang dimulai dari hari kamis 17 Juni 2015 sampai hari Rabu 25 Juni 2015. Data-data tersebut tersaji dalam Tabel 2.

Tabel 2. Volume Pejalan Kaki 15 Menitan(orang/meter/menit)

Waktu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

11.00 – 11.15 59 60 79 59 66 62 62 11.15 – 11.30 69 54 68 60 59 66 62 11.45 – 12.00 57 52 69 57 60 68 66 12.00 – 12.15 60 55 66 63 66 63 60 12.15 – 12.30 56 61 64 62 61 66 69 12.30 – 12.45 59 66 71 65 65 67 73 12.45 – 13.00 65 62 61 71 69 63 73 13.00 – 13.15 66 67 71 78 67 66 67 13.15 – 13.30 64 69 65 66 66 63 66 13.30 – 13.45 67 71 69 65 65 61 60 13.45 – 14.00 54 64 66 64 61 60 62

(4)

3.4 Penentuan Volume Puncak Perlima Belas Menit

Dari hasil pencatatan volume pejalan kaki yang melewati titik pengamatan didapatkan jumlah volume pejalan kaki per-15 menitan selama 3 jam, dan dari 3 jam penelitian tersebut didapatkan interval waktu volume puncak pejalan kaki yang melewati titik pengamatan tersebut. Dari volume pejalan kaki 15 menitan yang dilakukan selama 7 hari pengamatan pada hari kamis, jumat, sabtu, minggu, senin, selasa, dan rabu didapatkan volume puncak rata-rata yang terdapat di interval waktu 13.00-13.15 sebanyak 69 orang/meter/15 menit.

Tabel 3. Penentuan Volume Puncak

Waktu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Rerata

11.00 – 11.15 59 60 79 59 66 62 62 64 11.15 – 11.30 69 54 68 60 59 66 62 63 11.45 – 12.00 57 52 69 57 60 68 66 61,4 12.00 – 12.15 60 55 66 63 66 63 60 61,8 12.15 – 12.30 56 61 64 62 61 66 69 64 12.30 – 12.45 59 66 71 65 65 67 73 63 12.45 – 13.00 65 62 61 71 69 63 73 66,6 13.00 – 13.15 66 67 71 78 67 66 67 66,3 13.15 – 13.30 64 69 65 66 66 63 66 69 13.30 – 13.45 67 71 69 65 65 61 60 65,6 13.45 – 14.00 54 64 66 64 61 60 62 65,4

Dari volume pejalan kaki 15 menitan yang dilakukan selama 7 hari pengamatan pada hari Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, Senin, Selasa, dan Rabu didapatkan volume puncak rata-rata yang terdapat di interval waktu 13.00-13.15 sebanyak 69 orang/meter/15 menit.

3.5 Analisis Data Kecepatan Pejalan Kaki

Data yang digunakan dalam perhitungan kecepatan pejalan kaki adalah waktu tempuh pejalan kaki yang melewati ruas jalan pengamatan sepanjang 5 meter. Dari data interval 15 menitan terbesar yaitu pada pukul 13.00-13.15 WIB, hasilnya tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Kecepatan Pejalan Kaki

Waktu Hari Waktu Tempuh

13.00 – 13.15 Kamis 5,51 13.00 – 13.15 Jumat 5,19 13.00 – 13.15 Sabtu 5,50 13.00 – 13.15 Minggu 6,53 13.00 – 13.15 Senin 6,01 13.00 – 13.15 Selasa 5,70 13.00 – 13.15 Rabu 5,30

(5)

3.5.1 Kecepatan Rata-rata Pejalan Kaki

Dalam penelitian ini panjang ruas pengamatan adalah 5 meter dan untuk menghitung waktu tempuh menggunakan satuan detik.Sedangkan satuan kecepatan yang digunakan adalah meter per menit.Karena dalam satu menit sesuai dengan 60 detik maka T harus dibagi dengan 60. Dengan menggunakan rumus V = L/(T/60), lalu karena panjang pengamatan sebesar 5 meter maka rumus diubah menjadi V = L/(T/60) = 300/T, V adalah kecepatan pejalan kaki, L adalah panjang ruas pengamatan, t adalah waktu tempuh rata-rata pejalan kaki. Perhitungan pada interval 15 menitan terbesar dijam 13.00-13.15 WIB, tercatat waktu tempuh rata-rata adalah 5,67 detik, sehingga kecepatan pejalan kaki tersebut adalah.

meter/menit

3.5.2 Kecepatan Rata-rata Waktu (Vt) dan kecepatan Rata-rata Ruang (Vs)

Menghitung kecepatan rata-rata waktu pada interval 15 menitan terbesar, Interval 15 menitan terbesar yaitu pada pukul 13.00-13.15 WIB terdapat 7 data kecepatan maka hasil perhitungan kecepatan rata-rata waktu adalah

Vt = 1/7 (54,44+57,80+54,54+45,94+49,91+53,63+56,60) = 53,26 m/menit.

Menghitung kecepatan rata-rata ruang, Vs adalah kecepatan rata-rata ruang, n adalah jumlah data, dan Vi adalah kecepatan pejalan kaki yang diamati. Dengan menggunakan rumus tersebut maka perhitungannya adalah

Vs = 1/{(0,018+0,017+0,018+0,021+0,020+ 0.018+0,017)/7} = 51,38 m/menit.

3.5.3 Perhitungan Data Kepadatan Pejalan Kaki dan Data Ruang Pejalan Kaki

Untuk memperoleh kepadatan pejalan kaki digunakan data dari arus pejalan kaki pada interval 15 menitan terbesar dan data kecepatan rata-rata ruang pejalan kaki pada interval 15 menitan terbesar .

orang/

Setelah didapatkan hasil kepadatan pejalan kaki pada interval 15 menitan terbesar, dengan hasil tersebut dapat diperoleh data ruang pejalan kaki terbesar kemudian dapat diperoleh data ruang pejalan kaki dengan menggunakan persamaan berikut.

/orang

3.6 Analisis Pemanfaatan Trotoar

Sebagai salah satu jalan protokol yang terdapat di dalam Kota Bandung, dengan tingkat aktivitas kawasan yang termasuk kategori cukup tinggi, Jalan Ir.H.Juanda dianggap signifikan dan representatif untuk dijadikan pilihan lokasi sebagai bahan studi

(6)

Dari beberapa faktor-faktor tersebut dihubungkan dengan hasil pengamatan di lapangan dalam penelitian yang diperoleh bahwa bentuk elemen trotoar kurang memenuhi ukuran standar kenyamanan. Banyak terdapat parkir liar dan pedagang kaki lima, bahkan terkadang kendaraan roda dua melintasi trotoar untuk menghindari kemacetan, sedangkan parkir liar kendaraan roda empat sering menutupi trotoar secara keseluruhan, hal ini menyebabkan pejalan kaki harus turun hingga bahu jalan untuk melewatinya. Pada saat ini kondisi lantai (bentuk) trotoar yang ada telah banyak mengalami kerusakan, terutama terdapatnya lubang-lubang pada lantai trotoar. Sedangkan untuk pembagian sirkulasi pejalan kaki dengan kendaraan bermotor disepanjang jalur trotoar Jalan Ir.H.Juanda telah dibatasi oleh adanya kereb pemisah jalur jalan, tetapi keberadaan kereb ini terkadang tidak menghalangi kendaraan bermotor terutama sepeda motor untuk naik ke trotoar baik untuk melintasi ataupun parkir. Dan juga kereb di beberapa bagian mengalami kerusakan, yang menjadikan trotoar dan jalan tidak memiliki pembatas yang jelas.

Pada beberapa lokasi terdapat jalur trotoar yang dimanfaatkan untuk lahan parkir-parkir liar, parkir-parkir liar ini terjadi di depan area perbelanjaan, perkantoran, dan juga perbankan. Dan juga di beberapa lokasi jalur trotoar juga ada yang dimanfaatkan untuk pedagang kaki lima. Selain itu ada juga penempatan fasilitas umum (seperti tiang listrik, pot tanaman, dan sebagainya) yang tidak sesuai.Ketiga hal yang di sebutkan tadi menyebabkan ketidakjelasan sirkulasi pejalan kaki.

Hasil penelitian kondisi fisik trotoar menyimpulkan bahwa kondisi lantai trotoar di sepanjang Jalan Ir.H.Juanda telah mengalami banyak kerusakan karena banyak ditemui bolong-bolong dan retak di lantai trotoar dam rusaknya beberapa kereb pemisah jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan, hal itu dapat menimbulkan berbagai pernasalahan terutama faktor kenyamanan, keamanan, dan keindahan jalur pejalan kaki.

3.7 Penentuan Tingkat Pelayanan Trotoar

Tingkat pelayanan trotoar ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu kenyamanan, kemudahan, keselamatan, keamanan, dan ekonomi (Khisty, 2003). Trotoar di Jalan Ir. H. Juanda tidak cukup nyaman bagi pejalan kaki, meski cukup rindang dengan banyaknya pohon yang melindungi dari sinar matahari tapi sangat kurang tempat berteduh jika terjadinya hujan karena jumlah halte yang sangat minim.

Lebar trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada. Trotoar yang sudah ada perlu ditinjau kapasitas (lebar), keadaan dan penggunaanya apabila sudah terdapat pejalan kaki yang menggunakan jalur lalu lintas kendaraan bukan menggunakan trotoar yang telah ada.Trotoar disarankan untuk direncanakan dengan tingkat pelayanan serendah-rendahnya C.

Dari hasil pengukuran, trotoar pada Jalan Ir. H. Juanda tidak memenuhi persyaratan Lebar Minimum Trotoar Berdasarkan Lahan Sekitarnya yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan Pembinaan Jalan Kota, karena Jl. Ir. H.Juanda termasuk kedalam wilayah pertokoan/perbelanjaan yang lebar minimumnya sebesar 2,0 meter. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Jalan Ir.H,Juanda Kota Bandung, diperoleh data sebagai berikut, Arus (Q) pada interval puncak sebesar 45,9 orang/meter/menit, kecepatan rata waktu pada interval puncak sebesar 52,7 m/menit, kecepatan rata-rata ruang pada interval puncak sebesar 53,26 m/menit, kepadatan pada interval

(7)

dibulatkan menjadi 1,4 /orang. Maka dengan menggunakan ketentuan dari Direktorat Jendral Bina Marga dan Pembinaan Jalan Kota Tahun 1990 akan ditemukan Level of Service dari trotoar Jalan Ir.H.Juanda. Dapat dilihat di Tabel 5.

Tabel 5. Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki

Tingkat Pelayanan Modul(m²/org) Arus(org/meter/menit)

A >3,25 1,924 B 2,30 – 3,25 1,691 C 1,40 – 2,30 1,465 D 0,90 – 1,40 1,236 E 0,45 – 0,90 66 – 82 F < 0,45 > 82

Meski untuk level of service trotoar Jalan Ir. H. Juanda bisa mencapai Level of Service minimumyang direkomendasikan tapi itu tidak cukup untuk menghindari pejalan kaki untuk berjalan sampai ke bahu jalan, dikarenakan adanya parkir liar yang terkadang menutupi trotoar secara keseluruhan, selain itu terkadang kendaraan roda dua juga menggunakan trotoar untuk menghindari kemacetan di jalan, jadi dari segi kemudahan dan keselamatan trotoar Jalan Ir. H. Juanda juga kurang.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, tingkat pelayanan trotoar ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu kenyamanan, kemudahan, keselamatan, keamanan, dan ekonomi.Trotoar di Jalan Ir.H.Juanda tidak cukup nyaman bagi pejalan kaki, meski cukup rindang dengan banyaknya pohon yang melindungi dari sinar matahari tapi sangat kurang tempat berteduh jika terjadinya hujan karena jumlah halte yang sangat minim.

Berdasarkan hasil pengukuran, trotoar pada Jalan Ir. H. Juanda tidak memenuhi persyaratan Lebar Minimum Trotoar Berdasarkan Lahan Sekitarnya yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan Pembinaan Jalan Kota, karena Jl.Ir.H.Juanda termasuk kedalam wilayah pertokoan/perbelanjaan yang lebar minimumnya sebesar 2,0 meter.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda Kota Bandung, diperoleh data sebagai berikut, Arus (Q) pada interval puncak sebesar 45,9 orang/meter/menit, kecepatan rata-rata waktu pada interval puncak sebesar 52,7 m/menit, kecepatan rata-rata ruang pada interval puncak sebesar 53,26 m/menit, kepadatan pada interval puncak sebesar orang/ , ruang pada interval puncak sebesar /orang dibulatkan menjadi 1,4 /orang. Trotoar pada Jalan Ir. H. Juanda mencapai Level of service C, yang mana adalah tingkat pelayanan minimum yang dianjurkan.

(8)

Anjani. Sahira, 2011, ”Evaluasi Fasilitas Pelayanan Pedestrian Di Jalan Surya Sumantri-Kota Bandung”, Skripsi, Universitas Maranatha, Bandung

Ditjend. Bina Marga dan Pembinaan Jalan Kota, 1990, “Petunjuk Perencanaan Trotoar”, Jakarta

Ditjend. Perhubungan Darat, 1999, “Kebijakan Umum Transportasi Perkotaan”, Jakarta Khisty. Jotin C., 2003, “Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi”, Erlangga, Jakarta.

Pandhu Wiyoso. Ardhono, 2005, “Evaluasi Kinerja dan Perencanaan Perbaikan Fasilitas Pejalan Kaki Di Jalan Merdeka-Kota Bandung”, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Gambar

Tabel 2. Volume Pejalan Kaki 15 Menitan(orang/meter/menit)
Tabel 3. Penentuan Volume Puncak

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran XII Hasil Perhitungan Waktu Tempuh Pengguna Kendaraan Tidak Bermotor Di Segmen II. Lampiran XIII Perhitungan Arus dan Kecepatan Rata

Pengujian hipotesis kecepatan rata-rata pria terhadap pejalan kaki secara keseluruhan (dengan mean = 1,74 m/det dan standar deviasi = 0,22 m/det) menghasilkan simpulan gagal untuk

Hasil yang diperlukan berupa nilai kecepatan perjalanan rata-rata, dan waktu bis berhenti di setiap halte, didapatkan pula data waktu tempuh, jarak tempuh, kecepatan sesaat,

Tabel 3 diatas menunjukan berdasarkan metoda Greenshields dan Metoda Greenberg, tingkat pelayanan jalur pejalan kaki di Jl. Braga pada waktu puncak adalah “C”. Kecepatan

Apabila waktu tempuh pejalan kaki maksimal dari gedung parkir rencana diasumsikan 5 menit, dengan kecepatan berjalan kaki rata-rata 3 km/jam maka radius fasilitas

Metode pelaksanan survei yang digunakan untuk pengambilan data dengan tally counter, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dalam hubungan kecepatan rata-rata ruang

a. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan pejalan kaki dalam pemanfaatan jalur trotoar, ternyata berada pada taraf kriteria yang kurang baik, untuk

Kecepatan Lalu Lintas Kecepatan lalu lintas dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan pada lokasi pejalan kaki menyeberang dibagi waktu tempuhnya untuk