• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu pasar modal di negara tetangga sudah banyak memiliki pasar modal syariah.Maka dari itu Jakarta Islamic Index adalah alternatif supaya negara kita memiliki pasar modal syariah seperti di negara tetangga.Di karenakan penduduk di negara kita mayoritas beragama Islam.Di tengah skandal, krisis dan resiko yang terus berulang menimpa pasar modal konvensional, akhirnya dunia melirik efek-efek syariah sebagai alternatif investasi. Dibuktikan dengan munculnya indeks saham-saham syariah sebagai alternatif investasi pasar modal., yaitu dengan hadirnya beberapa indeks saham syariah di dunia seperti : Dow Jones Islamic Market Index (DJMI) yang muncul tahun 1999, RHB Syariah Index tahun 2006, Kuala Lumpur Syariah Index tahun 2007, dan terakhir London yang membuka Islamic Index London tahun 2013.

Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). Pasar modal di Indonesia memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan dapat diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun pembiayaan dari

(2)

luar perusahaan (external financing). Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal. Sedangkan sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba bersih yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen.

Kebijakan dividen merupakan kebijakan dari manajemen perusahaan dalam menentukan laba yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau laba tersebut ditahan guna membiayai investasi di masa mendatang. Kebijakan dividen sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat dalam perusahaan. Bagi para pemegang saham atau investor, dividen merupakan tingkat pengembalian dari investasi yang mereka tanamkan. Bagi pihak manajemen, dividen merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan. Bagi kreditur, dividen dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjaman. Oleh sebab itu, perusahaan harus dapat mempertimbangkan antara besarnya bagian laba bersih yang disisihkan untuk mengembangkan perusahaan dengan bagian laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk dividen. Peranan seorang manajer keuangan sangat penting dalam memutuskan kebijakan yang diambil sehingga baik bagi nilai perusahaan di masa mendatang maupun di mata para investor.

Keputusan dividen atau kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di

(3)

masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba ditahan yang selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern (internal financing). Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba ditahan, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar (Purwanti, 2011). Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam mempertahankan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memberikan dividen yang besar bagi para pemegang saham maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi investor. Oleh karena itu, untuk dapat menjaga dua kepentingan tersebut perusahan harus dapat melakukan kebijakan dividen yang optimal.

Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan petumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham perusahaan. Jika perusahaan menaikkan Dividend Payout Ratio (DPR) maka harga saham perusahaan akan naik. Namun jika DPR dinaikkan maka akan semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah di masa yang akan datang dan ini akan menekan harga saham perusahaan. Oleh karena itu, besarnya dividen yang akan datang dibagikan kepada pemegang saham oleh masing-masing perusahaan berbeda dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan dividen yang diambil oleh tiap perusahaan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen berdasarkan penelitian terdahulu di antaranya adalah free cash flow, profitabilitas, likuiditas, dan

(4)

leverage. Penelitian mengenai free cash flow dengan kebijakan dividen di Indonesia dilakukan oleh Herwidodo (2013) dan Sugesta (2017), Herwidodo (2013) menemukan bahwa free cash flow, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan hasil penelitian Sugesta (2017), menemukan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian tentang kebijakan dividen dengan profitabilitas, likuiditas dan utang dilakukan oleh Herwidodo (2013) dan Sugesta (2017) menunjukkan bahwa profitabilitas, dan likuiditas memiliki hubungan yang positif dengan kebijakan dividen dan tingkat leverage dalam Sugesta (2017) memiliki hubungan negatif dengan kebijakan dividen. Herwidodo (2013) menyatakan bahwa profitabilitas memiliki korelasi positif dengan kebijakan dividen. Herwidodo (2013) menyatakan bahwa rasio utang dan modal (Debt Equity Ratio/DER) memiliki hubungan yang negatif signifikan terhadap DPR.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Dengan demikian, bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitasnya, misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2010:122). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau profit, sehingga mempunyai pengaruh pada kebijakan dividen. Jika perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi, maka akan mendapatkan laba yang tinggi pula dan pada akhirnya laba yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemegang saham akan semakin besar pula. Semakin besar laba yang tersedia bagi pemegang saham, maka

(5)

pembayaran dividen kepada pemegang saham atau alokasi untuk laba ditahan akan semakin besar pula.

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansialnyadengan segera. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aset likuid yang bisa diubah menjadi kas untuk membayar tagihan yang tak terduga. Apabila perusahaan tidak mampu membayar tagihan tersebut maka bisa terancam mengalami kebangkrutan (Amanah et al, 2014).

Leverage menurut Kasmir (2012) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayarkan seluruh kewajibannya (baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang). Perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Struktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh hutang menyebabkan pihak manjemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. Perusahaan yang memiliki rasio hutang lebih besar akan membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajibannya.

(6)

Bagi perusahaan go public, kebijakan manajemen tentang jumlah pembagian dividen sangat perlu diperhatikan karena kinerja perusahaan dianggap membaik apabila perusahaan mampu membayar dividen sebesar yang dijanjikan atau perusahaan dapat membayar lebih tinggi seperti yang diharapkan para pemegang saham. Tentunya investor akan menjatuhkan pilihannya pada saham yang memiliki reputasi yang baik karena investor ingin memperoleh tingkat pengembalian (return) yang tinggi dari investasinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah ”Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Tergabung dalam JII Di BEI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic index.

2. Apakah likuiditas (current rasio) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic index.

3. Apakah leverage (debt to equity ratio) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic Indek.

4. Apakah profitabilitas (return on asset) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic Index.

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic Index

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas (current rasio) terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic Index

3. Untuk mengetahui pengaruh leverage (debt to equity ratio) terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic Index.

4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (return on asset) terhadap kebijakan dividen pada Jakarta Islamic Index.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Kontribusi Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau evaluasi bagi perusahaan dalam mengkaji ulang kebijakan dividen yang diterapkannya, serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan dividen di masa yang akan datang.

2. Kontribusi Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bukti empiris mengenai rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan

(8)

dividen, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kebijakan dividen.

1.5 Ruang Lingkup

Untuk mencegah pembahasan yang meluas, maka penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia dengan menganalisa free cash flow, likuiditas (current ratio), leverage (debt to equity ratio), profitabilitas (return on asset), dan kebijakan dividen. Sedangkan laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2012 sampai 2015. Penggunaan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang teridiri dari free cash flow, likuiditas yang diproksikan dengan current ratio, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio, dan profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset didasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh Darminto (2008) serta Arilaha (2009) dengan menggunakan variabel-variabel tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Di Jawa Barat sendiri, Pekan Olahraga Daerah (PORDA) XII- 2014 yang dilaksanakan di Kabupaten Bekasi Merupakan Momentum yang sangat berharga menyongsong PON ke

Dengan menggunakan program SPSS for window versi 16.0, maka dapat diketahui reliabilitas instrumen angket pendidikan seks.Setelah dilakukan pengujian reliabilitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi teripang Holothuria edulis yang diperoleh dari teluk Manado

22 siswa berada pada tahap visual, 4 siswa berada pada tahap peralihan dari tahap berpikir visual ke analisis dan 1 siswa berada pada tahap analisis, sedangkan kualitas berpikir

Wicaksono, (2015), berjudul”Hubungan faktor predisposing (tingkat pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan) kader dengan keaktifan kader pada kegiatan posyandu di desa

Customer service sebagai ujung tombak perusahaan dalam melayani pelanggan atau nasabah dan menjual produk atau jasa yang ditawarkan, merupakan divisi terdepan dalam memberikan

Satu enzim yang masih ada dan terdapat sebelum pembekuan pada ikan dapat meneruskan pembentukan histamin di dalam daging ikan sel bakteri dalam keadaan injury selama