Daftar Pustaka
• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition
1. Reaksi Erupsi Obat Alergi tipe 1 dimediasi oleh
a. IgE
b. IgG
c. IgA
d. IgF
e. IgH
Erupsi Obat Alergi
• Erupsi obat alergi atau allergic drug eruption
adalah reaksi alergi pada kulit atau
mukokutan yang terjadi akibat pemberian
obat sistemik, baik yang masuk ke dalam
tubuh secara peroral, pervaginam, per-rektal,
atau parenteral
Klasifikasi
1. EOA ringan
• Urtikaria dengan atau tanpa angioedema
• Erupsi eksantematosa
• Dermatitis medikamentosa • Erupsi purpurik
• Eksantema fikstum (fixed
drug eruption/FDE) • Eritema nodosum • Eritema multiforme • Lupus eritematosus • Erupsi likenoid 2. EOA berat • Pustular eksantema
generalisata akut (PEGA) • Eritroderma
• Sindrom Stevens-Johnson (SSJ)
• Nekrolisis epidermal toksik (NET) atau sindrom Lyell • Drug Reaction with
Eosinophilia and Systemic Symptoms (DRESS)
• Anamnesis
1. Riwayat menggunakan obat secara sistemik (jumlah dan jenis obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian, runtutan pemberian
pengaruh paparan matahari) atau kontak obat pada kulit yang terbuka (erosi, ekskoriasi, ulkus)
2. Riwayat timbulnya kelainan kulit dengan jarak waktu pemberian
obat, apakah timbul segera, beberapa saat atau jam atau hari. Jenis kelainan kulit yang terjadi antara lain pruritus, eritema, skuama, urtikaria, lepuh, erosi, ekskoriasi ulkus maupun nodus
3. Keluhan sistemik
4. Riwayat atopi diri dan keluarga, alergi terhadap alergen lain, serta alergi obat sebelumnya
• Pemeriksaan Fisik
Kelainan kulit umumnya generalisata atau universal, dapat setempat misalnya eksantema fikstum
2. Tn. D, 20 tahun datang dengan keluhan bengkak dan merah pada wajah dan dada. Keluhan muncul tiga jam lalu setelah diresepkan obat nyeri kepala oleh dokter. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan edema setempat di daerah mata dan dada. Selain itu lesi juga tampak kemerahan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan gambaran sebagai berikut
Diagnosis yang tepat untuk tn. D adalah a. Urtikaria
b. Tinea versikolor
c. Kandidiasis vulvovaginal d. HIV
URTIKARIA
• Urtikaria adalah suatu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya urtika berbatas tegas, dikelilingi oleh daerah berwarna kemerahan, dan terasa gatal. Urtikaria dapat terjadi dengan atau tanpa angioedema
• Urtika terdiri atas tiga gambaran klinis khas, yaitu: (i) edema di bagian sentral dengan ukuran bervariasi, hampir selalu dikelilingi oleh eritema, (ii) disertai oleh gatal atau kadang sensasi seperti terbakar, dan (iii) berakhir cepat, kulit kembali ke kondisi normal biasanya dalam waktu 1-24 jam
3. Berikut ini adalah obat-obatan yang sering
menyebabkan reaksi alergi kecuali
a. NSAID
b. Rifampisin
c. Anti konvulsan
d. Steroid
4. Reaksi erupsi obat alergik tipe II diperantarai oleh
a. IgE
b. IgG
c. IgA
d. IgF
e. IgH
5. Tn J, 50 tahun, datang dengan keluhan bercak-bercak
merah pada tubuh. Bercak-bercak muncul sejak 3 hari
lalu. Tn. J sebelumnya menderita stroke dan kejang
sehingga diberikan obat anti kejang. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan makulopapular eritematosa ang
menyebar dari dada ke bagian tangan dan kaki.
Diagnosis yang tepat untuk Tn. J adalah
a. Erupsi makulopapular akibat obat
b. Kandidiasis kutis
c. HIV
d. HSV
6. Tatalaksana untuk erupsi obat alergi tipe
urtikaria adalah
a. Antihistamin
b. Antibiotik dosis tinggi
c. Metotrxate
d. Kemoterapi
7. Berikut ini yang merupakan zat utama yang dapat
menjadi komponen paling berperan pada alergi
makanan a. Glukosa b. Glikoprotein c. Asam Arakidonat d. Vitamin D e. Natrium suksinat
• Glikoprotein yang terkandung dalam makanan merupakan komponen yang paling
berperan pada alergi makanan • Bahan ini mempunyai berat
molekul 10.000-67.000 Dalton, larut dalam air, umumya stabil terhadap pemanasan dan
resisten terhadap asam dan aktivitas proteolitik.
• Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa jenis makanan yang sering menimbulkan reaksi alergi
adalah susu, telur, ikan, kacang tanah, kedelan, dan gandum • Proses yang dilakukan
terhadap makanan
(pemanasan, pengalengan, liofolisasi) dapat mengubah antigenitas bahan makanan tertentu
8. An. D 3,5 tahun, datang dengan keluhan, gatal,
kemerahan dan bengkak pada anak. Keluhan muncul
setelah memakan makanan yang baru dimasak ibunya.
Keluhan terjadi 2 jam lalu. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya ruam dan edema pada wajah,
pasien tampak menggaruk-garuk wajah pasien.
Diagnosis yang paling tepat untuk anak tersebut adalah
a. Alergi makanan
b. Dermatitis kontak iritan
c. Oral thrush
d. Kandidiasis oris
• Manifestasi alergi makanan pada kulit umumnya
bervariasi dari utrikaria akut dan atau angioedema
sampai ruam morbiliformis
• Urtikaria kronis jarang disebabkan oleh alergi makanan
• Alergi makanan juga telah dibuktikan merupakan
pencetus dermatitis atopik pada sepertiga kasus
anak-anak
• Dalam waktu 2 jam setelah ingesti makanan yang
diduga menjadi peynyebab akan terjadi eritema dan
pruritus yang menyebabkan eksaserbasi dermatitis
atopik
9. Umumnya pada anak usia 3 tahun, dilakukan tes berikut untuk mendiagnosis alergi makanan
a. RT-PCR
b. Pemeriksaan darah lengkap c. Skin application food test d. Pemeriksaan radiologi e. ANA test
• Skin application food test sering digunakan untuk
mencari makanan pencetus penyebab dermatitis atopik, terutama untuk anak di
bawah usia 4 tahun, hal ini dilakukan karena umumnya anak di bawah 4 tahun takut jika dilakukan uji tusuk
• Makanan dalam kondisi sama seperti yang dikonsumsi
diaplikasikan pada punggung penderita dan efek yang
diharapkan timbul berupa urtikaria kontak
10. Diagnosis baku emas untuk alergi makanan adalah
a. Skin test b. SAFT
c. CBC
d.Double blind placebo controlles food challenge test
e. Biopsi lesi
• Double blind placebo
controlled food challenge test adalah baku emas
untuk menegakkan
diagnosis alergi makanan • Pemilihan jenis makanan
untuk Double blind placebo
controllesd food challenge test dilakukan berdasarkan
anamnesis, uji kulit, atau RAST, atau diet eliminasi • Tidak dilakukan pada
penderita yang memiliki
riwayat alergi makanan yang mengancam jiwa dan hasil uji kulit yang positif
11. Pasien yang alergi makanan, dilakukan
tatalaksana utama berupa a. Jejunostomi
b. Avoidance
c. Antibiotik per oral d. Kemoterapi
e. Imunoglobulin intravena
• Bila diagnosis
hipersensitvitas makanan telah ditegakkan, maka alergen penyebab harus dihindari
• Diagnosis alergi makanan pada masa anak tidak
bersifat menetap seumur hidup, dan dianjurkan untuk melaksanaan evaluasi ulang dengan uji kulit,
pemeriksaan RAST atau oral challenge setiap 1-3 tahun.
12. Tn. D, 25 tahun, datang dengan keluhan demam,
malaise, serta sakit kepala. Selain itu juga pasien
mengeluhkan macula eritematosa dan purpurik, dan
dijumpai sel target. Selain itu juga teradpat bula dan
Nikolskiy sign +. Pasien mengaku 2 bulan sebelumnya
diberikan allopurinol sebagai terapi untuk asam urat.
Diagnosis yang paling tempat untuk pasien adalah
a. Steven Johnson Syndrome
b. Erisipelas
c. Eritrasma
d. Impetigo bullosa
e. Impetigo krustosa
Sindrom Stevens-Johnson/SSJ dan
Nekrolisis Epidermal Toksik /NET
• Nekrolisis epidermal, mencakup Sindrom
Stevens-Johnson (SSJ) dan Nekrolisis Epidermal Toksik (NET),
adalah reaksi mukokutaneus yang mengancam jiwa,
ditandai dengan nekrosis dan pelepasan epidermis
yang ekstensif
• Kedua kondisi ini digolongkan sebagai varian keparahan
dari proses yang serupa, karena adanya kesamaan
temuan klinis dan histopatologis
• Perbedaan terdapat pada keparahan yang ditentukan
berdasarkan luas area permukaan kulit yang terkena
13. Berikut ini merupakan
obat risiko tinggi dapat
menyebabkan Toxic
Epidermal Necrolysis,
kecuali
a. Allupurinol
b. Sulfadizine
c. Sulfonylurea
d. Nevirapine
e. Carbamazepine
14. Berikut ini kriteria
yang digunakan untuk
menentukan
prognosis Toxic
Epidermal Necrolysis
a. TEN New York Score
b. SCORTEN
c. Toxic Epidermal SOFA
SCORE
d. SJS SCORE
15. Berikut ini merupakan
temuan laboratoris yang
menunjang diagnosis
Sindroma Steven
Johnson, kecuali
a. Anemia
b. Limfopenia
c. Neutropenia
d. Penurunan serum urea
e. Penurunan serum
16. Tatalaksana yang
harus diberikan pada
SJS/TEN akut yang pada
akhir penyakit menjadi
kontraindikasi adalah
a. Elektrolit
b. Rehidrasi intravena
c. Glukokortikoid sistemik
d. IVIG
e. Antibioitk intravena
17. Reaksi obat yang sering disebut sebagai reaksi tipe lambat adalah reaksi tipe
a. I b. II c. IIB d. III e. IV
18. Tn. J, 30 tahun, datang dengan keluhan bercak-bercak di kulit berwarna merah keunguan. Bercak disertai denga bentol-bentol di kulit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan plak eritema keungua dan bula pada tengah lesi. Lesi
ditemukan di daerah bibir, tangan, dan genitalia.
Sebelumnya pasien mengaku demam dan diberikan dokter obat metamizol. Diagnosis yang tepat untuk pasien
tersebut adalah
a. Fixed drug eruption b. Kandidiasis subkutan c. Kandidiasis manus d. Tinea manus
19. Nama lain dari eritroderma adalah
a. Dermatitis atopi
b. Dermatitis kontak iritan
c. Dermatitis kontak alergi
d. Dermatitis eksofoliativa
e. Dermatitis fase ringan
20. Sindroma
hipersensitivitas obat
umumnya diawali
dengan infeksi saluran
pernapasan yang
dihubungan dengan
infeksi berikut ini,
kecuali
a. HHV 6
b. HHV 7
c. Epstein barr virus
d. HSV
21. An. D, 10 tahun, datang dengan kemerahan pada tangan disertai dengan
bengkak sejak 3 jam smrs. Bengkak terjadi setelah memegang larva kupu-kupu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya eritema pada tangan dan bengkak. Mekanisme alergi ini akibat a. Sengatan b. Gigitan c. Kontak langsung d. Kontak urin e. Kontak feses
• Kontak langsung dapat
terjadi pada artropoda atau serangga lain, misalnya
pada kupu-kupu pada fase larva atau ulat bulu
menyebabkan catepilar
dermatitis atau erusisme.
• Gambaran klinis berupa dermatitis disertai rasa panas dan gatal.
• Toksin dapat merusak sel tubuh dan menyebabkan tubuh mengeluarkan
histamine, serotonin, dan heparin sehingga
menimbulkan rasa gatal dermatitis
22. Sengatan lebah dapat
menyebabkan
komplikasi yang berat,
di antaranya yang paling
berat adalah
a. Edema
b. Eritema
c. Renjatan
d. Demam
e. Bengkak
23. An. J 12 tahun, datang akibat bengkak dan
kemerahan akibat digigit
serangga. Pada pemeriksaan fisik ditemukan papul yang puncaknya terdapat
pungtum. papul dikelilingi urtikan dan zona
eritematosa yang muncul secara bersamaan di tempat gigitan. a. Eritrasma b. Erisipelas c. Eritema palmaris d. Urtikaria papular e. Pungtum pelusidum
• Urtikaria popular banyak dijumpai pada anak usia 2-10 tahun
• Diagnosis klinis berdasarkan adanya papul yang di
puncaknya terdapat
pungtum, papul dikelilingi urtika dan zona eritematosa yang muncul secara
bersamaan di tempat gigitan • Bila gigitan banyak, lesi
dapat tersebar disekret di beberapa tempat gigitan dan biasanya sangat gatal
24. Serangga yang paling sering menyebabkan
urtikaria popular adalah
a. Blood sucking insects
b. Cacing pita
c. Cacing gelang
d. Pisces
• Urtikaria popular terutama disebabkan oleh gigitan serangga yakni serangga yang menghisap darah
• Insekta ini di antarany adalah fleas yang disebut sebagai
microcarnivora
• Gigitan serangga sebagian tidak menyebabkan rasa nyeri karena mengandung bahan anestetik, namun sebagian lagi dapat menimbulkan rasa nyeri dan gatal akibat alat
tusuknya
• Darah manusia bagi nyamuk merupakan bahan berbahaya karena dapat menggumpal oleh karena itu sebelum dihisap darah dicampurnya dulu dengan saliva yang mengandung enzim perncernaan dan antikoagulan
25. An. F, 12 tahun datang dengan kemerahan pada lengan
karena digigit serangga.
Gigitan terjadi 20 menit lalu. Pada pemeriksan fisik
ditemukan bercak mereah dan sedikit edema berbentuk
irregular pada tangan. Reaksi yang muncul termasuk reaksi a. Tipe lambat
b. Tipe sedang c. Tipe ekstrim d. Tipe cepat e. Tipe idiopatik
• Terjadi segera setelah gigitan sampai 20 menit kemudian, umumnya bervariasi 1-60 menit
• Serangan ini bertahan selama 1 sampai 3 jam manifestasi berupa urtika berbentuk
iregular disertai pseudopodi, kadang dikeliling zona eritem biasanya ada rasa gatal
• Reaksi ini termasuk reaksi tipe cepat karena terjadi dalam waktu 1-60 menit