Air
Air merupakan
merupakan sendi
sendi utama
utama kehidupan
kehidupan manusia
manusia.. Air
Air
bukan
bukan
hanya
hanya
sekadar
sekadar
memenuhi
memenuhi
kebutuhan
kebutuhan
mendasar
mendasar manusia
manusia sebagai
sebagai air
air minum
minum,, namun
namun juga
juga
berfungsi
berfungsi
untuk
untuk
sumber
sumber
penghidupan
penghidupan
seperti
seperti
mengairi
mengairi
lahan
lahan
pertanian
pertanian,,
perikanan
perikanan,,
hingga
hingga
pembangkit
pembangkit
listrik
listrik..
Terdapat
Terdapat
berbagai
berbagai
kegiatan
kegiatan
pembangkit
pembangkit
listrik
listrik..
Terdapat
Terdapat
berbagai
berbagai
kegiatan
kegiatan
perekonomian
perekonomian lain
lain juga
juga sangat
sangat tergantung
tergantung kepada
kepada
ketersediaan
ketersediaan air,
air, bahkan
bahkan air
air bisa
bisa menjadi
menjadi salah
salah satu
satu
limiting
limiting factors
factors dalam
dalam pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi
ekonomi jika
jika
ketersediaannya
Kebutuhan
Kebutuhan air
air hampir
hampir dapat
dapat dipastikan
dipastikan mempunyai
mempunyai
kecenderungan
kecenderungan
tidak
tidak
sejalan
sejalan
dengan
dengan
tingkat
tingkat
ketersediannya
ketersediannya baik
baik terkait
terkait dengan
dengan dimensi
dimensi waktu
waktu dan
dan
ruang
ruang,, maupun
maupun jumlah
jumlah dan
dan kualitasnya
kualitasnya.. Untuk
Untuk itu
itu
manusia
manusia melakukan
melakukan intervensi
intervensi ke
ke pola
pola ketersediaan
ketersediaan air
air
melalui
melalui pembuatan
pembuatan tampungan
tampungan tampungan
tampungan air
air melalui
melalui
pembangunan
pembangunan bendungan
bendungan.. Dengan
Dengan tampungan
tampungan ini
ini
pembangunan
pembangunan bendungan
bendungan.. Dengan
Dengan tampungan
tampungan ini
ini
diharapkan
diharapkan kelebihan
kelebihan air
air di
di musim
musim hujan
hujan dapat
dapat
disimpan
disimpan untuk
untuk digunakan
digunakan di
di musim
musim kemarau
kemarau yang
yang
mempunyai
Bendungan juga bermanfaat untuk melakukan konservasi
air. Dengan menahan air lebih lama di darat sebelum
mengalir kembali ke laut akan memberikan waktu untuk
meresap dan memberikan kontribusi terhadap pengisian
kembali air tanah.
SebuahSebuah bendunganbendungan berfungsiberfungsi sebagaisebagai penangkappenangkap airair dandan menyimpannyamenyimpannya di
di musimmusim hujanhujan waktuwaktu airair sungaisungai mengalirmengalir dalamdalam jumlahjumlah besarbesar dandan yangyang melebihi
melebihi kebutuhankebutuhan baikbaik untukuntuk keperluankeperluan irigasi,irigasi, airair minum,minum, industriindustri atauatau yang
yang lainnyalainnya..
BerbedaBerbeda dengandengan fungsifungsi sebuahsebuah bendungbendung yangyang tidaktidak dapatdapat menyimpanmenyimpan airair melainkan
melainkan hanyahanya untukuntuk meninggikanmeninggikan mukamuka airair sungaisungai dandan mengalirkanmengalirkan sebagian
sebagian aliranaliran airair sungaisungai yangyang adaada kearahkearah tepitepi kanankanan dandan//atauatau kirikiri sungaisungai sebagian
sebagian aliranaliran airair sungaisungai yangyang adaada kearahkearah tepitepi kanankanan dandan//atauatau kirikiri sungaisungai untuk
untuk mengalirkannyamengalirkannya keke dalamdalam saluransaluran melaluimelalui sebuahsebuah bangunanbangunan pengambilan
pengambilan jaringanjaringan irigasiirigasi..
DenganDengan memilikimemiliki dayadaya tampungtampung tersebuttersebut sejumlahsejumlah besarbesar airair sungaisungai yangyang melebihi
melebihi kebutuhankebutuhan dapatdapat disimpandisimpan dalamdalam wadukwaduk dandan barnbarn dilepasdilepas mengalir
mengalir kedalamkedalam sungaisungai lagilagi didi hilirnyahilirnya sesuaisesuai dengandengan kebutuhankebutuhan padapada waktu
Sebuah
Sebuah bendungan
bendungan dapat
dapat dibuat
dibuat dari
dari bahan
bahan bangunan
bangunan urugan
urugan
tanah
tanah campur
campur batu
batu berukuran
berukuran kecil
kecil sampai
sampai besar
besar atau
atau dari
dari
beton
beton.. Sebagai
Sebagai contoh
contoh bendungan
bendungan Jatiluhur
Jatiluhur di
di Jawa
Jawa--Barat
Barat dan
dan
bendungan
bendungan Asahan
Asahan di
di Sumatera
Sumatera Utara
Utara..
Bilamana
Bilamana aliran
aliran air
air sungai
sungai yang
yang masuk
masuk ke
ke dalam
dalam waduk
waduk
tersebut
tersebut melebihi
melebihi air
air yang
yang dialirkan
dialirkan ke
ke luar
luar waduk
waduk sesuai
sesuai
dengan
dengan kebutuhan
kebutuhan,, maka
maka isi
isi waduk
waduk makin
makin lama
lama makin
makin penuh
penuh
dan
dan dapat
dapat melampaui
melampaui batas
batas daya
daya
tampung
tampung rencananya
rencananya,,
sehingga
sehingga permukaan
permukaan air
air dalam
dalam waduk
waduk akan
akan naik
naik terus
terus dan
dan akhir
akhir
sehingga
sehingga permukaan
permukaan air
air dalam
dalam waduk
waduk akan
akan naik
naik terus
terus dan
dan akhir
akhir
melimpas
melimpas..
Untuk
Untuk mencegah
mencegah terjadinya
terjadinya limpasan
limpasan air
air pada
pada sebuah
sebuah
bendungan
bendungan,,
limpasan
limpasan
air
air
itu
itu
dilokalisir
dilokalisir
pada
pada
bangunan
bangunan
pelimpah
pelimpah yang
yang lokasinya
lokasinya dipilih
dipilih menurut
menurut kondisi
kondisi topografi
topografi yang
yang
terbaik
Panjang bangunan pelimpah hitung menurut debit rencana
sedemikian rupa hingga tinggi muka air waduk tidak akan naik
lebih
tinggi
dari
pusat
bendungan
dan
bahkan
biasanya
direneanakan agar muka air waduk itu lebih rendah dari puncak
bendungan minimum 5 meter.
Beda tinggi bervariasi dari 5 meter sampai 20 meter. Tinggi
bendungan bervariasi dari sekitar 15 meter sampai ratusan meter.
Yang disebut dengan tinggi bendungan adalah perbedaan elevasi
antara puncak bendungan dengan dasar sungai lama.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan metode konstruksi yang
bertambah baik dan efisien terbukalah kini kemungkinan untuk
merencanakan
dan
membangun
sebuah
bendungan
yang
ketinggiannya mencapai 1000 kaki atau sekitar 330 meter.
Konsep dasar perencanaan sebuah bendungan biasanya
tidak berdiri sendiri melainkan menjadi satu dengan
perencanaan sebuah bendung yang lokasinya berjarak
beberapa kilometer sampai puluhan km di sebelah
hilimya.
Sebagai contoh adalah Bendungan Kedung Ombo
dengan bendung Sedadi di kali Serang di Jawa Tengah
dan Bendungan Jatiluhur dengan bendung Curug di
dan Bendungan Jatiluhur dengan bendung Curug di
sungai Citarum, Jawa Barat
Pelaksanaan konstruksinya bisa berbarengan, namun umumnya bendung yang dilaksanakan terlebih dahulu dan setelah bendung berfungsi bertahun tahun dan temyata diperlukan tambahan kebutuhan air yang lebih dapat diandalkan, maka barulah bendungan di sebelah hulu dilaksanakan konstruksinya.
Sebagai contoh bendungan Kedung Ombo yang berkapasitas 450 juta M3 dan ketinggian kurang lebih 120 meter, dilaksanakan konstruksinya kira-kira 30 tahun setelah bendung Sedadi berfungsi.
Dengan kapasitas tampungan yang besar dan elevasi muka air yang tinggi sebuah bendungan selain dapat mengatur besar aliran sungai di tinggi sebuah bendungan selain dapat mengatur besar aliran sungai di sebelah hilirnya agar menjadi lebih merata sepanjag tahun, juga dapat berfungsi sekaligus sarana pengendali banjir yang efektif.
Selain itu muka air waduk yang cukup tinggi itu dapat menggerakkan turbin PLTAsebelum dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti disebutkan diatas. Sebagai keuntungan tambahan, waduk ini digunakan juga untuk perikanan.
Pembagian tipe bendungan dipandang dari 7 keadaan: Berdasarkan
ukurannya,
tujuan
pembangunan,
penggunaan,
jalannya
air,
konstruksinya,
fungsinya
dan
menurut
ICOLD
(The
International
Commission on Large Dams)
1. Tipe bendungan berdasarkan ukurannya
a. Bendungan besar
(Large Dams).
:
Definisi menurut ICOLD, Bendungan besar adalah bendungan yang tingginya lebih dari 15 m, diukur dari bawah pondasi sampai ke puncak bendungan.
Bendungan antara 10 – 15 m dapat disebut sebagai bendungan besar bila memenuhi kriteria
• panjang puncak bendung lebih dari 500 m.
• Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m3.
• Debit banjir masksimum yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m3/det. • Bendungan menghadapi kesulitan kesulitan khusus pada pondasinya atau
mempunyai spesifik
• Desain bendung tidak seperti biasanya.
b. Bendung kecil (small dams, weir, bendung)
2. Tipe bendungan berdasarkan tujuan pembangunannya
Bendung dengan tujuan tunggal, (single purpose dams), yaitu
bendungan dibangun dengan satu tujuan saja. Misalnya untuk
pembangkit listrik, untuk irigasi, dan pengendali banjir.
Bendungan serba guna (multipurpose dams), Adalah bendungan
dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan misalnya pembangkit
tenaga listrik dan irigasi, pengendalian banjir dan PLTA, air minum dan
industri, pariwisata.
3.
Pembagian tipe bendungan berdasarkan penggunaanya
Ada tiga tipe yaitu bendungan untuk membentuk waduk, bendungan untuk
penangkapan air, dan memperlambat airan air.
1.
Bendungan untuk mebentuk waduk (storage dams), adalah bendungan
yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu
kelebihan dan dapat dipakai pada waktu diperlukan.
2. Bendungan penangkap atau pembelok air (diversion dams), bendungan
dibangun agar permukaan air tinggi sehingga dapat mengalir masuk
kedalam saluran air atau terowongan. Banyak dipakai untuk irigasi , PLTA,
kedalam saluran air atau terowongan. Banyak dipakai untuk irigasi , PLTA,
penyediaan air industri.
3.
Bendungan untuk memperlambat jalannya air (detension dams), adalah
bendungan yang dibangun untuk memperlambat jalannya air sehingga
dapat mencegah banjir besar. Untuk menyimpan air sementara dan
dialirkan dalam saluran air bagian hilir. Untuk menyimpan air selama
mungkin agar dapat meresap didaerah sekitaarnya. Apabila dipakai untuk
menangkap lumpur dan pasir maka disebut sebagai debris dam sheck
dam, sabo dam.
4. Tipe bendungan berdasarkan jalannya air :
1. Bendungan untuk dilewati air (overflow dam) adalah bendungan yang
dibangun untuk dilimpasi air, misalnya pada bangunan pelimpah.
2. Bendungan untuk menahan air (non overflow dam) adalah bendungan
yang sama sekali tidak boleh dilimpasi air.
5. Bendungan berdasarkan kostruksinya
Ada tiga tipe yaitu bendungan urugan, bendungan beton, dan
Bendungan urugan (fill type dam)
Adalah benduangan yang dibangun dari hasil penggalian bahan tanpa
bahan tambahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul
bahan pembentuk bendungan asli
Waduk urugan tanah (earthfill dams)
Waduk urugan tanah adalah waduk yang lebih dari setengah volumenya
terdiri atas urugan tanah atau tanah liat. Waduk ini masih dapat dibagi
menjadi empat tipe yaitu :
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase kaki.
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase horisontal.
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase tegak.
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase tegak.
• Waduk urugan tanah dengan saluran drainase kombinasi.
(Soedibyo, 1993).
Longsoran yang terjadi baik pada lereng hulu, maupun
lereng hilir tubuh waduk.
Terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh gaya–gaya
yang timbul dalam aliran filtrasi yang terjadi di dalam tubuh
waduk.
Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di dalam tubuh
Kegagalan Bendungan Tipe Urugan
Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di dalam tubuh
waduk, karena konstruksi tersebut tak dapat mengikuti
gerakan konsolidasi dari tubuh waduk tersebut.
Proses pelaksanaan pembangunannya biasa sangat peka
terhadap pengaruh iklim. (Sosrodarsono & Takeda, 1977).
(1) Bendungan homogen
Suatu bendungan urugan digolongkan dalam type homogen,
apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri
dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran
butirannya)
hampir
seragam.
Tubuh
bendungan
secara
keseluruhannya
berfungsi
ganda,
yaitu
sebagai
bangunan
penyangga dan sekaligus sebagai penahan rembesan air.
(2) Bendungan zonal
(2) Bendungan zonal
Bendungan urugan digolongkan dalam tyjpe zonal, apabila timbunan
yang membentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan dengan
gradasi (susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda dalam
urutan-urutan pelapisan tertentu. Pada bendungan type ini sebagai
penyangga terutama dibebankan kepada timbunan yang lulus air
(zone lulus air), sedang penahan rembesan dibebankan kepada
timbunan yang kedap air (zone kedap air).
Berdasarkan letak dan kedudukan dari zone kedap airnya,
maka type ini masih dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Bendungan urutan zonal dengan tirai kedap air atau "bendungan tirai"
(front core fill type dam), ialah bendungan zonal dengan zona kedap air
yang membentuk lereng udik bendungan tersebut.
Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air miring atau "bendungan
inti miring" (inclined- corefill type dam), ialah bendungan zonal yang zone
kedap aimya terletak didalam tubuh bendungan dan berkedudukan
kedap aimya terletak didalam tubuh bendungan dan berkedudukan
miring ke arah hilir
Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau "bendungan
inti tegak" (central-core fill type dam), ialah bendungan zonal yang zona
kedap airmya terletak didalam tubuh bendungan dengan kedudukan
vertikal.
Biasanya inti tersebut terletak di bidang tengah dari tubuh
bendungan.
(3).Bendungan urugan bersekat (bendungan sekat)
Bendungan urugan digolongkan dalam type sekat
(facing) apabila di lereg u.dik tubuh bendungan dilapisi
dengan sekat tidak luhls air (dengan kekedapan yang
tinggi) seperti lembaran baja tahan karat, beton aspal,
lembaran beton bertulang, hamparan plastik, susunan
beton blok, dan lain-lain.
Ada 4 tipe bendungan beton :
• Bendungan beton berdasarkan berat sendiri (concrete gravity dam) adalah bendungan beton yang direncanakan untuk menahan beban dan gaya yang bekerja padanya hanya berdasar atas berat sendiri.
• Bendungan beton dengan penyangga (concrete buttress dam) adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekeIja padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar dan geologinya baik.
Bendungan beton (concrete dam) adalah bendungan yang
dibuat dengan konstruksi beton dengan tulang maupun tidak.
• Bendungan beton berbentuk lengkung atau busur (concrete arch dam) adalah bendungan beton yang direncanakan untuk menyalurkan gaya yang bekerja padanya melalui pangkal tebing (abutment) kiri dan kana bendungan.
• Bendungan beton kombinasi (combination concrete dam atau mixed type concrete dam) adalah kombinasi lebih dari satu tipe bendungan. Apabila suatu bendungan beton berdasar berat sendiri berbentuk lengkung disebut concrete arch gravity dam dan kemudian apabila bendungan beton merupakan gabungan beberapa lengkung, maka disebut concrete multiple arch dam.
Tipe bendungan berdasar fungsinya.
Ada 8 tipe yaitu :
1) Bendungan pengelak pendahuluan (Primary coffer dam) adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada debit air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunan secara teknis.
2) Bendungan pengelak (coffer dam) adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering, yang memungkinkan pembanguna secara teknis.
3) Bendungan utama (Main dam) adalah bendungan yang dibangun untuk satu atau lebih tujuan tertentu.
4) Bendungan (high level dam) adalah bendungan yang terletak disisi kiri atau kanan bendungan utama, yang tinggi puncaknya juga sarna
5) Bendungan di tempat rendah (sadlle dam) adalah bendungan yang terletak ditepi waduk 5) Bendungan di tempat rendah (sadlle dam) adalah bendungan yang terletak ditepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk, sehingga air waduk tidak mengalir kedaerah sekitarnya.
6) Tanggul adalah bendungan yang terletak di sisi kiri atau kanan bendungan utama dan ditempat yang dari bendungan utama yang tingginya maksimum 5 meter dengan panjang mercu maksimum 5 kali tingginya.
7) Bendungan limbah industri (Industrial waste dam) adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal dari industri.
8) Bendungan pertambangan (Main Tailing dam) adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatannya berasal dari hasil galian pertambangan itu.a
PP No 37 Tahun2010 Tentang Bendungan
PP No 37 Tahun2010 Tentang Bendungan
PP No 37 Tahun2010 Tentang Bendungan
VOLUME TAMPUNGAN WADUK
Kapasitas tampung yang diperlukan untuk sebuah waduk
adalah :
Vn = Vu + Ve + Vi + Vs
Vn = volume tampungan waduk total (m3).
Vu = volume hidup untuk melayani berbagai kebutuhan (m3).
Ve = volume penguapan dari kolam waduk (m3).
Ve = volume penguapan dari kolam waduk (m3).
Vi = jumlah resapan melalui dasar, dinding, dan tubuh waduk (m3).
Vs = ruangan yang disediakan untuk sedimen (m3).
Volume Tampungan Untuk
Melayani Kebutuhan
Voleme tampungan aktif (active storage) adalah volume waduk yang dapat
digunakan untuk memenuhi salah satu atau lebih tujuan pembangunannya
(pengairan, PLTA, pengendalian banjir dan lain–lain)
Volume tampungan tidak aktif (in active storage) adalah volume waduk
antara bagian terbawah dari bangunan pengeluaran dengan permukaan air
terendah untuk operasi .
Volume tampungan mati (death storage) adalah volume waduk yang
terletak di bagian terbawah dari bangunan pengeluaran.
terletak di bagian terbawah dari bangunan pengeluaran.
Volume tampungan banjir (flood storage) adalah sebagian dari volume
waduk aktif yang digunakan untuk mengontrol (meredam) banjir yang
terjadi.
Kapasitas tampungan adalah volume total waduk yang meliputi active
PERHITUNGAN HUBUNGAN ELEVASI TERHADAP VOLUME WADUK
Perhitungan hubungan luas terhadap volume waduk didasarkan pada data peta
topografi dengan skala 1:1.000 dan beda tinggi kontur 1m. Cari luas permukaan waduk yang dibatasi garis kontur, kemudian dicari volume yang dibatasi oleh 2 garis kontur yang berurutan dengan menggunakan rumus pendekatan volume sebagai berikut (Bangunan Utama KP-02, 1986)
PERENCANAAN WADUK
Pemilihan Lokasi Waduk
Untuk menentukan lokasi waduk harus memperhatikan beberapa faktor yaitu :
Tempat waduk merupakan cekungan yang cukup untuk menampung air, terutama pada lokasi yang keadaan geotekniknya tidak lolos air, sehingga kehilangan airnya hanya sedikit.
Lokasinya terletak di daerah manfaat yang memerlukan air sehingga jaringan distribusinya tidak begitu panjang dan tidak banyak kehilangan energi.
Lokasi waduk terletak di dekat jalan, sehingga jalan masuk (access road) tidak
1. Topografi.
Jika ditinjauan dari aspek topografi saja, maka pada alur sungai yang dalam tetapi sempit waduk beton akan lebih menguntungkan, sebaliknya pada alur sungai yang dangkal tetapi lebar, waduk urugan akan lebih menguntungkan.
2. Geologi teknik.
Aspek – Aspek dalam Pembangunan Waduk.
Beberapa aspek terpenting yang perlu dipelajari untuk dapat merealisasikan gagasan pembangunan suatu waduk adalah :
Pada hakekatnya penelitian geologi teknik perlu dilakukan, tidak hanya di daerah sekitar tempat kedudukan calon waduk yang akan dibangun, tetapi harus pula diadakan penelitian di daerah calon waduk dan sekitarnya untuk mengidentifikasi adanya celah yang mengakibatkan kebocoran ataupun kemungkinan adanya daerah yang mudah longsor (sliding zones).
3. Pondasi.
Pada dasarnya bendungan urugan dapat dibangun di atas hampir semua keadaan topografi dan geologi yang dijumpai, sedangkan waduk beton hanya mungkin dibangun di atas pondasi yang kokoh.
4. Bahan waduk.
Didasarkan atas pemikiran, bahwa tipe waduk yang paling ekonomis yang harus dipilih, maka dipandang perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut :
a) Kualitas dan kuantitas bahan yang mungkin terdapat di sekitar tempat kedudukan calon waduk.
b) Jarak pengangkutannya dari daerah penggalian (borrow–pits and quarry–areas) ke tempat penimbunan calon tubuh waduk. Akan sangat menguntungkan apabila tempat pengambilan bahan baku dan bahan tanah terlatak pada suatu daerah yang berdekatan dengan calon tubuh waduk (Soedibyo, 1993).
5. Bangunan pelimpah.
Apabila debit banjir suatu waduk diperkirakan akan berkapasitas besar dibandingkan Apabila debit banjir suatu waduk diperkirakan akan berkapasitas besar dibandingkan dengan volume waduk dan jika ditinjau dari kondisi topografinya penempatan suatu bangunan pelimpah akan mengalami kesukaran, maka alternatif waduk urugan mungkin secara teknis akan sukar untuk dipertanggungjawabkan dan waduk beton mungkin akan lebih memadai dan penelitian serta analisa selanjutnya akan lebih mendalam terhadap kemungkinan pembangunan waduk beton perlu dilaksanakan (Soedibyo, 1993).
6. Bangunan penyadap.
Umumnya air yang disadap dari waduk digunakan untuk irigasi, pembangkit
tenaga listrik, air minum, pengendali banjir, penggelontoran dan lain–lainnya.
Seharusnya diperhatikan kemungkinan tipe bangunan penyadap yang berfungsi
ganda, sesuai dengan tujuan pembangunan waduk yang bersangkutan, misalnya
air penggelontoran dikeluarkan lewat terowongan pembuangan, penggelontor
lumpur atau terowongan pelimpah banjir dan
kesemuanya didasarkan pada pertimbangan ekonomis (Soedibyo, 1993).
7. Lain–lain.
Meliputi masalah sosial, seperti pembebasan tanah dan pemindahan penduduk
dari areal yang akan digunakan sebagai waduk, serta pemindahan fasilitas umum
Meliputi masalah sosial, seperti pembebasan tanah dan pemindahan penduduk
dari areal yang akan digunakan sebagai waduk, serta pemindahan fasilitas umum
dari daerah yang akan tergenang, seperti, jalan raya, jalan kereta api, kantor
Waduk Beton
Waduk beton adalah waduk yang dibuat dengan konstruksi beton dengan
tulangan
maupun tidak. Ada 4 tipe waduk beton :
waduk beton berdasarkan berat sendiri (concrete gravity dam) Adalah
waduk beton yang direncanakan untuk menahan beban dan gaya yang
bekerja padanya hanya berdasar atas berat sendiri.
Waduk beton dengan penyangga (concrete buttress dam). Adalah waduk
Waduk beton dengan penyangga (concrete buttress dam). Adalah waduk
beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang
bekerja padanya, banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar dan
geologinya baik.
Waduk beton berbentuk lengkung atau busur (concrete arch dam) adalah
waduk beton yang direncanakan untuk menyalurkan gaya yang bekerja
padanya melalui pangkal tebing (abutment) kiri dan kanan waduk.
Waduk beton kombinasi (combination concrete dam atau mixed type
Beberapa karakteristik waduk tipe beton :
Tahan lama dan hampir tidak memerlukan perawatan Memerlukan kondisi geologi yang baik di lokasi waduk. Pelaksanaan memerlukan ketelitian yang tinggi.Sifat-sifat beton antara lain, mudah dikerjakan, beton tahan lama, memenuhi kokoh tekan yang diinginkan, daya rembesan kecil, penyusutan beton kecil,
perubahan volume beton kecil. perubahan volume beton kecil.
Bangunan Pelimpah
Pelimpah pada bangunan utama bangunan penampung berfungsi untuk mengalirkan air banjir dari waduk bila waduk penuh. Ada beberapa tipe pelimpah :
1. Pelimpah Terjunan (overflow outflow) Pelimpah jenis ini bentuknya menyerupai tubuh bendung tetap, yaitu air lewat di atas mercu.
2. Pelimpah Samping Aliran air setelah melewati mercu bendung dialirkan melelui saluran yang sejajar dengan mercu. Pelimpah samping sesuai untuk bendungan urugan tanah atau urugan batu.
3. Pelimpah Peluncur (chute spillway) Pelimpah peluncur merupakan salah satu bangunan yang digunakan untuk mengalirkan kelebihan air waduk melalui saluran terbuka yang mempunyai kemiringan besar (curam), dan disebut peluncur. Pada terbuka yang mempunyai kemiringan besar (curam), dan disebut peluncur. Pada umumnya jenis pelimpah ini dibangun terpisah dengan bendungannya dan sering digunakan pada bendungan jenis urugan.
4. Pelimpah Corong (Shaft Spillway) Disebut juga morning glory spillway, mempunyai
bentuk seperti sebuah cerobong tegak dengan sebuah corong tegak lurus yang
Istilah Dan Definisi
1. Daerah pengaliran sungai (DPS) adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk
secara alamiah terutama dibatasi oleh punggung-punggung bukit dimana air meresap dan atau mengalir dalam suatu sistem pengaliran melalui lahan, anak sungai dan sungai
induknya.
2. Debit aliran adalah volume air yang mengalir melalui penampang melintang sungai atau
saluran dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam satuan l/det atau m3/det.
3. Kapasitas tampungan (storage capacity) adalah kemampuan suatu waduk menampung
sejumlah air sampai pada tinggi normal.
4. Tinggi normal adalah elevasi muka air sampai elevasi mercu, dinyatakan dalam satuan
meter (m). meter (m).
5. Tinggi muka air minimum adalah elevasi muka air terendah suatu waduk. Pada elevasi ini
waduk tidak dapat dioperasikan lagi. Satuan yang dipakai adalah meter (m).
6. Tinggi Muka Air (TMA) waduk adalah tinggi muka air waduk atau danau yang diukur dengan
alat ukur yang dipasang di tepinya. TMA waduk berkaitan/dihubungkan dengan volume atau luas permukaan waduk atau danau.
7. Luas genangan adalah luas permukaan genangan air dalam suatu waduk atau danau.
Istilah Dan Definisi
1. Kurva elevasi–luas permukaan waduk–tampungan adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara Tinggi Muka Air (TMA), luas permukaan waduk dan volume waduk.
2. Pola operasi waduk adalah patokan operasional bulanan suatu waduk di mana debit air yang
dikeluarkan oleh waduk harus mengikuti ketentuan agar elevasinya terjaga sesuai dengan rancangan.
3. Tahun normal adalah tahun pada saat debit air yang masuk ke waduk merupakan debit rata-rata dari
data pengamatan yang terjadi, yang deviasinya berkisar antara nilai ratarata + σ y sampai -σ y. Nilai σ adalah standar deviasinya dan y adalah suatu besaran yang tergantung dari resiko dan tingkat akurasi yang diinginkan.
4. Tahun basah adalah tahun pada saat debit air yang masuk ke waduk merupakan debit yang lebih besar
atau sama dengan debit rata-rata ditambah dengan σ y
5. Tahun kering adalah tahun pada saat debit air masuk ke waduk merupakan debit yang lebih kecil atau
sama besarnya debit rata-rata dikurangi dengan σ y
6. Tampungan efektif adalah suatu wadah yang muka airnya terletak antara tinggi muka air normal dan 6. Tampungan efektif adalah suatu wadah yang muka airnya terletak antara tinggi muka air normal dan
tinggi muka air minimum.
7. Tampungan mati (dead storage) adalah suatu wadah atau tempat yang terletak di bawah tinggi muka
air minimum. Wadah tersebut direncanakan untuk kantong lumpur.
8. Volume waduk adalah volume air yang tertampung dalam suatu waduk pada tinggi TMA tertentu.
Satuan yang digunakan biasanya juta meter kubik (106 m3).
9. Waduk tunggal adalah suatu tampungan yang tidak berhubungan dengan waduk tunggal atau waduk
jamak lainnya.
10. Waduk eka guna adalah suatu tampungan yang pemanfaatan airnya hanya digunakan untuk satu jenis
kebutuhan saja.
11. Waduk multiguna adalah suatu tampungan yang pemanfaatan airnya untuk memenuhi berbagai
STA 1 Waduk 1 Waduk 2 25 KM STA 2 STA 3 Waduk 2 Waduk 3 Waduk 4
1 KM 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45
100 95 90 85 80 70 65 60 55 1 KM 70 75 80 65 60
100 95 85 80 75 70 65 60 90 1 KM 65 70 75 80 85 90 95 100 60
100 95 90 85 80 70 65 60 60 1 KM 65 70 75 80 85 90 95 100 60 60