• Tidak ada hasil yang ditemukan

HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN NUSA DUA (PERSIAPAN) Penerapan Tema The Ark Of Christ Salvation pada Perancangan Gedung Gereja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN NUSA DUA (PERSIAPAN) Penerapan Tema The Ark Of Christ Salvation pada Perancangan Gedung Gereja"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN NUSA DUA (PERSIAPAN)

Penerapan Tema The Ark Of Christ Salvation pada Perancangan Gedung Gereja Togu Jadia Pangihutan Haloho1), Syamsul Alam Paturusi2), dan Antonius Karel Muktiwibowo3)

1)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

toguhaloho@gmail.com

2)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

syamsul_alam_paturusi@yahoo.fr

3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

antonius@unud.ac.id

ABSTRACT

Huria Kristen Batak Protestan is one of the local comunity churches located in Indonesia. This church is originated from tarutung, north sumatera. HKBP is the growing church among batak people. Huria Kristen Batak Protestan Nusa Dua (Persiapan) is a branch of Huria Kristen Batak Protestan Denpasar, District XVII Eastern Indonesia. HKBP Nusa Dua (Persiapan) is located in the South Badung regency. This church has been established since 2004, haven’t have church building. In designing this architecture will apply the theme "The Ark of Christ Salvation. This theme is derived from one of the Christian symbols, which has the notion of a church that is being vacillated in the difficulties and challenges of the times. Analogy is applied in this concept design of architecture, which takes one of the Christian symbols (ships) as a form of the building. Then, this is simplified as of the building to the ark of christ salvation in the architecture.

Keywords: architecture, batak, church, christian

ABSTRAK

Huria Kristen Batak Protestan merupakan salah satu gereja suku yang berada di Indonesia. Gereja ini berasal dari salah satu daerah di Sumatera Utara, yaitu Tarutung. HKBP adalah salah satu gereja yang berkembang dikalangan masyarakat batak. Sedangkan, Huria Kristen Batak Protestan Nusa Dua (Persiapan) merupakan salah satu cabang dari Huria Kristen Batak Protestan Denpasar, Distrik XVII Indonesia Bagian Timur. HKBP Nusa Dua (Persiapan) ini berada pada wilayah Kabupaten Badung Selatan. Gereja ini sudah berdiri sejak tahun 2004, tetapi sampai saat ini belum memiliki gedung gereja. Pada perancangan arsitektur ini nantinya akan menerapkan tema “The Ark of Christ Salvation“, yang dalam Bahasa Indonesia berarti “Bahtera Keselamatan Kristus“. Tema ini diambil dari salah satu lambang kristiani, yang memiliki pengertian gereja yang sedang terombang-ambing dalam kesulitan dan tantangan zaman. Tema ini menerapkan konsep analogi kedalam perancangan arsitekturnya, yang menggambil salah satu lambang kristiani (kapal) sebagai bentuk pada bangunan. Kemudian dilakukan penyederhanaan bentuk bangunan untuk memaksimalkan fungsi ruang pada bangunan.

Kata Kunci: arsitektur, batak, gereja, kristen

PENDAHULUAN

Gedung gereja pada hakikatnya adalah tempat peribadahan bagi umat kristiani. Sedangkan, hakikat gereja didasari oleh Kisah Para Rasul 2:1 “Turunnya Roh Kudus”. Pengertian kata gereja ini kemudian dikembangkan dan dibedakan menjadi 3 segi sudut pandang, yaitu segi obyektif yang berarti gereja dilihat sebagai tempat manusia dengan keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia melalui Yesus Kristus, segi subyektif yang berarti persekutuan orang-orang yang percaya dan ingin beribadah kepada Allah, segi apostoler dan segi ekstravert yang berarti gereja tidak hanya sebagai jembatan antara Allah dengan orang-orang percaya tetapi juga jembatan antara Allah dengan manusia (Majelis Sinode GPIB, 2014:4). Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) merupakan salah satu gereja yang berada di Indonesia, dan berasal dari salah satu daerah yang berada di Sumatera Utara, yaitu Tarutung. HKBP ini merupakan salah satu gereja Lutheran yang berada di Indonesia berkat misi Jerman. HKBP ini termasuk salah satu gereja yang sangat berkembang, karena sudah berada hampir diseluruh daerah Indonesia. HKBP Nusa Dua (Persiapan) ini termasuk salah satu cabang dari

(2)

HKBP Denpasar, Distrik XVII Indonesia Bagian Timur. HKBP Nusa Dua (Persiapan) ini sudah ada sejak tahun 2004 yang dimulai sejak menjadi pos pelayanan dan sekarang sedang bertumbuh menuju gereja yang seutuhnya/mandiri. HKBP Nusa Dua sejak pos pelayanan sampai saat ini, beribadah menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Ballroom Lantai 2 Hotel Nirmala. Semakin bertambah tahun, jumlah jemaat yang datang semakin bertambah baik jemaat yang tercatat maupun jemaat yang hanya berkunjung. Hal ini membuat jemaat ingin mendirikan sebuah bangunan tempat ibadah yang layak untuk digunakan sebagaimana mestinya. Dalam perancangan bangunan ini nantinya diharapkan mampu menampung dan memprediksi jumlah jemaat 10 tahun yang akan datang melalui peningkatan jumlah jemaat setiap tahunnya, serta bisa menjadi solusi untuk gereja yang akan terbangun sesuai dengan civitas, aktivitas, dan fasilitas yang dibutuhkan. Pada ge-dung gereja ini akan memberikan ruang-ruang khusus yang mendukung dalam proses ibadah berlangsung sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Besaran masing-masing ruang dipengaruhi oleh faktor kegiatan yang berlangsung, civitas yang menggunakan fasilitas, serta syarat dari performansi ruang tersebut. Tema dan konsep yang akan diterapkan pada perancangan gedung gereja ini diharapkan mampu menjawab semua persoalan yang selama ini terjadi, serta mampu menyampaikan pesan yang ada pada karya arsitekturnya.

REKAPITULASI BESARAN RUANG

Huria Kristen Batak Protestan Nusa Dua (Persiapan) ini memiliki empat fungsi yang dibagi berdasarkan fungsi ruang, aktifitas dan kebutuhannya. Fungsi utama yang digunakan sebagai tempat ibadah terbagi menjadi 2 ruang, yaitu: ruang tempat ibadah dan ruang anak sekolah minggu yang memiliki total luas besaran ruang

sebesar 600 m2. Fungsi pendukung kegiatan utama seperti ruang konsistori sebagai ruang doa dan persiapan

pelayan gereja sebelum memulai ibadah, ruang operator multimedia sebagai pusat pengaturan multimedia saat sebelum, proses, dan sesudah kegiatan ibadah berlangsung, ruang sound system sebagai pusat pengaturan mixer dan sound pada saat sebelum, proses, dan sesudah kegiatan ibadah berlangsung, ruang pendeta sebagai ruang untuk membantu proses melakukan pembinaan, ruang kantor sebagai tempat untuk pembuatan warta yang akan diumumkan setiap minggunya pada saat ibadah berlangsung, ruang latihan yang digunakan sebagai tempat persiapan latihan tim musik dan paduan suara gereja yang akan ditampilkan pada ibadah yang berlangsung setiap minggunya, ruang perpustakaan sebagai tempat untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kerohanian. Fungsi pengukung ini memilik total luas besaran ruang sebesar 322 m2. Fungsi pelengkap berupa ruang ganti, gudang, ruang serbaguna, rumah pendeta, dan rumah penjaga

gereja. Fungsi pelengkap ini memiliki total luas besaran ruang sebesar 343 m2. Fungsi servis berupa dapur,

toilet, dan ruang peralatan servis. Fungsi pelengkap ini memiliki total besaran ruang sebesar 41 m2. Total luas

keseluruhan ruang yang dibutuhkan adalah 1.306m2 ditambah sirkulasi sebesar 20% yaitu 261,2 m2. Jadi, luas

besaran ruang yang dibutuhkan jika di total adalah sebesar 1.567,2 m2. Sehingga diambil perhitungan luas

tapak yang dibutuhkan dengan menggunakan KDB 30% dari luas besaran ruang, agar bisa digunakan sebagai ruang hijau dan parkir outdoor pada tapak. Sehingga total luasan tapak yang dibutuhkan untuk membangun Huria Kristen Batak Protestan Nusa Dua (Persiapan) adalah sebesar 5.224 m2 dan luas tapak yang dipilih

sebesar 5.551,16 m2 (Haloho, 2017:91).

LOKASI TAPAK PERANCANGAN

Lokasi tapak perancangan yang terpilih berada pada Jl. Teges Nunggal, Kab. Badung Selatan. Lokasi ini terpilih berdasarkan kriteria dasar pertimbangan penentuan lokasi tapak, yaitu : Kesesuaian peruntukan lahan yang dapat dilihat pada peta rencana pola ruang kawasan perkotaan SARBAGITA dan Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, wilayah dengan persentase jumlah masyarakat pemeluk agama kristen yang cukup besar yaitu 5.054 yang tercatat pada Kabupaten Badung dalam Angka 2016 , lokasi dekat dengan tempat ibadah awal yaitu Ballroom Hotel Nirmala lantai 2 yang beralamat di Jl. Uluwatu II No.10, terdapat infrastruktur yang mendukung kegiatan berlangsungnya aktivitas pada bangunan yang akan di rancang seperti aliran listrik,

air, saluran telepon, memenuhi luasan yang diibutuhkan yaitu 5.224 m2 , mudah diakses karena terdapat pada

jalur utama yaitu Jl. By Pass Ngurah Rai, dekat dengan kampus (UNUD, PNB, dan STP). Lokasi tapak yang digunakan pada perancangan bangunan dapat dilihat pada gambar 1.

Peta lokasi pada gambar 1adalah tapak yang terpilih sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan untuk mem-bangun fasilitas gedung gereja. Karena, akses yang mudah dijangkau, sesuai dengan peruntukan lahan, serta berada pada area yang memiliki infrastruktur memadai, yang dapat membantu operasional bangunan.

(3)

Gambar 1. Peta Lokasi

Sumber : Haloho, 2017:105

PENDEKATAN TERHADAP TEMA

Pendekatan terhadap tema ini dilakukan untuk menghasilkan tema yang sesuai dan menunjukkan ciri khas dari Kristen itu sendiri, pendekatan tema ini dilakukan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu: Pendekatan pemilihan terhadap symbol kristen yang nantinya akan ditampilkan pada perancangan agar memperlihatkan salah satu symbol kekristenan pada bangunan yang akan dirancang. Pendekatan terhadap fungsional seperti fungsi umum sebagai tempat ibadah bagi umat kristen dan fungsi khusus sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan serta pelayanan. Pendekatan terhadap civitas untuk mengetahui siapa saja yang akan melakukan aktivitas pada bangunan yang akan dirancang. Tuntutan rancangan harus memperhatikan Perda yang berlaku di Bali. Pendekatan lokasi perancangan yang berada pada daerah pariwisata, dengan tingkat sosial dan budaya yang tinggi (Haloho, 2017:54).

TEMA PERANCANGAN

Tema adalah suatu pernyataan dari arsitek berupa kalimat lengkap yang merupakan uraian penegasan topik sehingga dapat mempertajam esensi pengertiannya dalam perencanaan dan perancangan arsitektur (Laksito, 2014). Dengan kata lain tema adalah karya arsitektur secara keseluruhan. Pada perancangan bangunan ge-dung gereja ini dipilih tema “The Ark of Christ Salvation”, dimana tema ini akan menggunakan konsep analogi didalam perancangan bangunannya. Analogi adalah salah satu pendekatan bentuk terhadap arsitektur dengan cara menganalogikan suatu benda, simbol dan sebagainya kedalam perencanaan dan perancangan bangunan (desain arsitektur). Dalam bukunya, Design in Architecture, Geoffrey Broadbent mengatakan “...mekanisme sentral dalam menerjemahkan analisa-analisa kedalam sintesa merupakan analogi.” Tema “The Ark of Christ Salvation” terinspirasi dari salah satu lambang kekristenan yaitu kapal (bahtera) yang dalam Bahasa Inggris disebut “Ark”. Dalam lambang kekristenan kapal memiliki pengertian gereja yang sedang terombang-ambing dalam kesulitan dan tantangan zaman. The Ark of Christ Salvation (Bahtera Keselamatan Kristus) memiliki arti secara khusus dari sisi religius yaitu wadah/tempat bagi umat kristiani untuk berkumpul dan bersama-sama memperdalam sisi kerohaniannya, dan menunggu kristus datang kedua kalinya untuk menyelamatkan umat manusia. Pada penerapan tema akan dibuat dengan menganalogikan kapal kedalam design arsitektur, dan dilakukan penyederhanaan terhadap bentuk agar mampu memaksimalkan fungsi ruang yang akan terdapat didalamnya, serta mampu menyampaikan pesan desain arsitektur kepada masyarakat maupun jemaat yang masuk kedalam gedung atau hanya melihat dari luar gedung.

PENERAPAN TEMA PADA PERANCANGAN GEDUNG GEREJA

Penerapan tema pada perancangan gedung gereja yaitu penerapan konsep analogi dan memasukkan kearifan lokal serta filosofi kedalam desain arsitekturnya. Penerapan tema pada perancangan gedung gereja ini nantinya diharapkan mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh perancang kepada

(4)

masyarakat, jemaat dan pengamat arsitektur yang melihatnya. Fungsi utama bangunan akan diletakkan pada sisi yang mudah dicapai, karena mengingat fungsi bangunan adalah fungsi tempat ibadah umat kristiani. Fungsi pendukung, pelengkap, dan servis akan diletakkan sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang kegiatan pada fungsi utama sebagai tempat ibadah.

Berdasarkan bentuk massa bangunan diterapkan bentuk yang sesuai dengan tema dan dapat memberikan kesan universal yang bisa diterima masyarakat umum. Fungsi ibadah pada gedung ibadah ini diperkuat dengan memberi jarak dari jalan utama menuju dalam tapak agar dapat menciptakan suasana yang lebih tenang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Site Plan Huria Kristen Batak Protestan Nusa Dua (Persiapan)

Sumber : Haloho, 2018

Pada bagian entrance penerapan tema terletak pada bentuk candi bentar dari bentuk lokal yang kemudian di olah menjadi bentuk baru. Konsep bentuk candi bentar yang diambil kemudian dibuat menjadi bentuk baru tanpa menghilangkan makna dari fungsi dan kegunaan candi bentar itu sendiri. Bentuk entrance ini diambil dari sebuah bentuk jangkar yang dibelah menjadi 2 bagian, yang memilik makna yaitu sebagai tanda. Dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Konsep Tampilan Entrance Tapak

Sumber : Haloho, 2017:109

Material yang digunakan pada pintu masuk tapak ini menggunakan batu paras dan bata merah, hal ini berkai-tan dengan pemanfaaberkai-tan material lokal atau sebagai bentuk kearifan lokal. Material yang digunakan pada entrance dapat dilihat pada Gambar 4.

JARAK DARI JALAN UTAMA KE GEDUNG GEREJA

1. GEDUNG GEREJA

2. RUMAH PENDETA

(5)

TRI ANGGA

Gambar 4. Konsep Tampilan Entrance Tapak

Sumber : Haloho, 2017:114

Pada bagian sisi pintu masuk gedung gereja dibuat ukiran bali, agar menunjukan bahwa bangunan itu berada pada daerah bali, dan pada pintu masuk didesain dengan menerapkan kaca patri salib yang nantinya akan memberi identitas bahwa pintu yang akan dilalui adalah pintu menuju tempat ibadah umat kristiani. Penggunaan kaca patri ini adalah untuk menunjukkan kegunaan bagunan sebagai tempat peribadahan. Untuk selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Penerapan Material Pada Fasad Bangunan

Sumber : Haloho, 2018

Bentuk bangunan ini dirancang sesuai tema tanpa meninggalkan konsep lokal, yaitu filosofi “Tri Angga”, di-mana bentuk proporsi bangunan terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, badan, dan kaki. Masing-masing bagian akan dibedakan dari penggunaan jenis materialnya. Untuk selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Penerapan Tri Angga

Sumber : Haloho, 2018

UKIRAN BALI

KACA PATRI Batu Bata Merah

(6)

POTONGAN TAPAK PERSPEKTIF

MATA BURUNG

Penerapan Tema pada bangunan dapat dilihat pada Gambar 7. Pada gambar 7 dapat dilihat bangunan me-nyerupai bentuk kapal yang dilakukan penyederhanaan bentuk terhadap bangunan untuk memaksimalkan fungsi ruang dalam bangunan. Untuk selanjutnya dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Perspektif Mata Burung dan Potongan Tapak

Sumber : Haloho, 2018

SIMPULAN DAN SARAN

Penerapan tema pada gedung gereja ini lebih ditekankan pada perpaduan filosofi lokal, kearifan lokal dan arsitektur analogi. Pemanfaatan material lokal yang dipadukan dengan material modern yang bersifat efisien serta hubungan ruang masing-masing kompak. Perpaduan unsur lokal dan modern, khususnya pada penera-pan material yang digunakan akan membentuk suasana lokal yang berbeda tergantung cara pengolaannya. Alangkah baiknya, bangunan-bangunan khususnya di Bali menggunakan bentuk-bentuk baru. Tetapi, tidak lepas dari filosofi dan kearifan lokal setempat. Hal ini sangat penting dalam menampilkan dan membentuk karakteristik dari suatu daerah, serta memberikan keunikan tersendiri pada suatu tempat.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. 2012. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia

Boadbent, Geoffrey. 1973. Design in Architecture. Architecture and the Human Sciences. London : John Wiley and Sons ltd.

Haloho, Togu. J. P. 2017. “Huria Kristen Batak Protestan Nusa Dua (Persiapan)”. Skripsi. Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur, Universitas Udayana Bali

Haloho, Togu. J. P. 2018. “Huria Kristen Batak Protestan Nusa Dua (Persiapan)”. Studio Tugas Akhir. Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur, Universitas Udayana Bali

Laksito, Boedhi. 2014. Metode Perencanaan & Perancangan Arsitektur. Jakarta : Griya Kreasi 1. Perda Tingkat I Bali No. 5 Tahun 2005 tentang Tata Bangunan.

Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. 1988. Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 1 Tahun 1979 Tentang Pembagian Wilayah Peruntukan Bukit.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi  Sumber : Haloho, 2017:105
Gambar 3. Konsep Tampilan Entrance Tapak  Sumber : Haloho, 2017:109
Gambar 6. Penerapan Tri Angga  Sumber : Haloho, 2018
Gambar 7. Perspektif Mata Burung dan Potongan Tapak  Sumber : Haloho, 2018

Referensi

Dokumen terkait

In other words, it could be concluded that there was influence of using clustering technique towards students‟ writing ability in recount text at the first semester of the

Dari hasil penelitian di SMK Negeri 5 dapat penulis simpulkan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh Bapak AN yaitu menuliskan di

M anfaat praktis dari penelitian ini adalah m em berikan pengetahuan kepada pem baca m engenai dam pak-dam pak yang m uncul akibat penggunaan m edia sosial

Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah ( 2016 ) Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa instrument untuk setiap variabel penelitian adalah reliable, karena nilai cronbach alpha

Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam untuk menjadikan wahyu Allah yaitu al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad sebagai dasar atau asas yang harus

Sejarah telah menunjukkan kepada kita betapa hebatnya sumbangan para sarjana hadith dalam mengumpul, menulis, mensyarahkan serta menyebarkan ilmu hadith kepada umat

Adapun analisis dalam aplikasi zeolit dari blotong dan lempung untuk mengadsorpsi logam berat kromium dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pengaktivasian,

Terangkan dua jenis peranti yang boleh digunakan untuk perlindungan voltan lebih dalam litar elektronik kuasa.. (30 marks/