• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

Pertemuan : Minggu ke – 10

Waktu : 50 menit

Pokok bahasan : 1. Hemostasis

Subpokok bahsan : a. Pengertian dan definisi hemostasis.

b. Faktor intrinsik dan ekstrinsik dalam hemostasis. c. Mekanisme hemostasis.

Tujuan khusus : 1. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan definisi hemostasis dan faktor - faktor yang terlibat dalam hemostasis.

2. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan mekanisme hemostasis.

Metode : Kuliah dan diskusi

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 HEMOSTASIS

Darah, jika keluar dari lapisan endotel kapiler darah san menjendal. Penjendalan ini aken lebih cepat dalam pembuluh terbuat dari gelas dan pada pembuluh yang dilapisi siikon atau bahan serupa, hal ini merupakan indikasi bahwa apabila darah mengadakan kontak dengan gelas, mekanisme penjendalan teraktivasi. Fenomena ini disebut contact activation dan ini merupakan indikasi bahwa semua komponen diperlukan dalam penjendalan sebenarnya terdapat dalam darah normal. Tipe penjendalan ini bila terjadi disebabkan karena ada faktor intrinsik atau adanya sistem endogenous. Dengan kata lain, penjendalan dapat pula dipercepat dengan canya tromboplastin, yang berasal dan jaringan yang rusak, atau memang ditambahkan ke dalam plasma. Sistem penjendalan sang melibatkan fakton jaringan disebut ekstrinsik atau sistem exogenous. Kedua sistem itu diperlukan dalam mempertahankan proses hemostasis normal, yaitu mencegah kehilangan darah akibat dan kerusakan pembuluh darah.

Prinsip hemostasis

Hemostasis sendiri melibatkan rangkaian kompleks yang melibatkan peristiwa fisiologik dan biokimiawi termasuk romotor dan inhibitor dan penjendalan/koagulasi darah.

Hemostasis awal ini terjadi apabila terjadi kerusakan pembuluh darah sampai pada lapisan endotel, sampai jaringan penyokong subendotel. Ada 3 macam komponen utama dalam emostasis yaitu pembuluh darah, trombosit dan protein atau faktor-faktor koagulasi darah. Gangguan perolehan maupun erediter dan satu atau lebih dari ketiga komponen di atas, dapat menyebabkan cacad hemostasis.

Mekanisme untuk menahan perdarahan ada perbedaan, tergantung pada besarnya pembuluh darah. Selama menit-menit pertama setelah ada sayatan kecil pada kulit, terjadi vasokonstriksi. Interaksi trombosit dan endotel pembuluh darah dapat mengatasi peristiwa perdarahan ini. Pada kejadian yang lebih parah pâda pembuluh darah yang lebih besar, maka akan melibatkan mekanisme lebih kompleks seperti pembentukan platelet / thrombocyte plug dan aktivasi sistem koagulasi darah. Mekanisme hemostasis ini berjalan cepat dan bersifat lokal tetapi sistem ini kadang-kadang menimbulkan resiko, yaitu apabila terjadi hemostasis yang berlebihan ada tempat sekitar luka maka justru mendorong trombosit nghasilkan sumbatan dan terjadi ischemia.

Trombosit sendiri tidak melekat pada lapisan endotel yang utuh atau normal. Endotel yang utuh tidak mengaktivasi terjadinya hemostasis. Kemampuan/aktivasi endotel ini melibatkan proses aktif dan pasif. Mekanisme aktif sehubungan dengan partisipasi langsung atau tidak langsung dan sel-sel endotel yang utuh dan sintesis prostacyclin (PGI2), plasminogen activator, dan thrombomodulin; pemakaian dan degradasi adenosine

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 diphosphate (ADP) dan proaggregating vasoactive amine; dan inaktivasi trombin. Mekanisme pasif meliputi endothelial proteoglycan, terutama heparin sulfat dengan sifat antikoagulansianya, dan terjadinya muatan listrik negatif permukaan/menolak muatan listrik sejenis sari sel-sel darah. PGI2 menstimulasi adenylcyclase membran dan meningkatkan

konsentrasi cyclic adenosine monophosphate (CAMP) trombosit. Peningkatan CAMP menghambat kohesi trombosit yang satu dengan yang lain (agregasi) dan enghambat pembebasan ADP dan kandungan trombosit yang lain. Stimulasi CAMP, protein kinase mediated phosphorylation dari membran trombosit atau protein sitoplasmik dapat menyebabkan efek hambatan/inhibitor. Kerusakan sel endotel kapiler menyebabkan renggangnya daya perlekatan trombosit dan terjadi pembebasan collagen promoting coagulation. Darah dapat lolos dan pembuluh darah dan melalui dinding pembuluh yang rusak, trombosit mengalami adhesi/perlekatan dengan collagen subendothelial melalui interaksi surface factor mereka dengan endothelial factor VIll—related von Willebrand’s factor (factor VIII : vWF). Proses ini disebut sebagai platelet/thrombocyte adhesion (lihat Gambar 1). Kolagen harus tersedia dalam konfigurasi fibriller untuk mempromosikan ikatan dengan trombosit dan untuk mengaktivasi proses koagulasi.

Fibrinoectin dan thrombospondin, dibebaskan dan granula trombosit, dan akan terlibat juga dalam proses adhesi trombosit. Trombosit yang mengalami adhesi akan terjadi perubahan bentuk dan bentuk diskus (bulat) menjadi bentuk ireguler dan mulai membebaskan kandungan internalnya. Reaksi pembebasan tadi menyebabkan daya tank pada trombosit yang lewat disitu untuk membentuk agregat trombosit, sehingga terbentuk bentukan massa yang besar melingkupi daerah yang mengalami kerusakan; dalam waktu yang pendek lobang pada pembuluh darah akan tertutup, dan darah tidak akan lolos lagi. Agreasi trombosit itu dapat bersifat reversible. Agregat trombosit yang bersifat reversible ini sering lepas dan terbawa pergi via aliran darah; dan selanjutnya agregat baru bisa terbentuk lagi. Agregat trombosit yang irreversible disebut viscous metamorphosis.

Interaksi trombosit dengan serabut kolagen menyebabkan reaksi kontraksi pembuluh kemudian menyebabkan granula-granula trombosit menuju ke bagian sentral trombosit dan akhirnya granula-granula mengeluarkan isinya melalui system kanal terbuka. Selama proses aktivitas dan respon trombosit, banyak faktor dibebaskan dalam microenvironment. Faktor-faktor ini berasal dari organela trombosit atau baru z sintesis sebagai hasil dari rangsangan metabolik dan meliputi adenosine diphosphate (ADP), adenosine triphosphate (ATP), serotonin, platelet factor 3 (PF-3) dan platelet tor 4 (PF-4), platelet fibrinogen, thromboxane (Tx) A2, platelet-derivate growth factor, 13-thromboglobulin, dan acid hydrolase.

Pembebasan ADP dan generasi TxA2 menarik lebih aryak trombosit ke daerah pembuluh

darah yang luka dan banyak/memperbesar hemostatic plug. ADP berinteraksi dengan membran trombosit mengekspos specific fibrinogen binding receptor site bergabung dengan

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 glycoprotein lIb-Illa complex pada membran trombosit. Ikatan fibninogen ini merupakan primary recognition site bagi interaksi trombosit satu dengan yang lain selama proses agregasi.

Langkah selanjutnya, faktor terpenting dalam/pada terjadinya viscous metamorphosis, yaitu terjadi apabila protrombin dalam plasma diubah (converted) menjadi trombin. Perlekatan antar trombosit dan proses agregasi menyebabkan/merupakan kondisi yang serasi untuk untuk aktivitas lokalisasi sistem penjendalan. Trombosit dapat ngaktivasi intrinsic clotting system melalui interaksi ngan factor XII receptor dan high-molecular-weight (HMW) kininogen, melalui pembebasan platelet factor-3 (PF-3) melalui penarikan coagulation factor pada permukaan trombosit. Pembebasan tromboplastin jaringan dan endotel yang rusak dan jaringan penyokong subendotelial ikut mengaktifkan extrinsic clotting system pada permukaan trombosit (lihat Gambar 2).

Trombin terbentuk dengan rangkaian aktivitas koagulasi dengan adanya agregasi trombosit dan pembebasan factor- faktor yang terlibat di dalamnya.

Langkah selanjutnya melibatkan pembentukan fibrin, ienjaring trombosit, dan produksi massa yang kompak (lihat Gambar 2). Peristiwa ini memberikan gambaran bahwa actomycin-like contractile protein, thrombosthenin, ada bersama-sama dengan microfilament/ benang-benang lembut, menghasilkan kontraksi trombosit dan terbentuknya benang- benang fibrin yang lebih kuat yang berguna untuk melokalisasi hemostatic plug.

Aktivitas trombin terbatas pada daerah yang mengalami hemostasis dengan adanya aksi dari plasma protease inhibitor, thrombin-antithrombin III complex, dan endothelial activation of protein “C”, yang mampu merusak coagulation factor V dan VIII. Proses pelarutan hemostatic plug setelah tidak diperlukan lagi, terjadi setelah ada aktivasi sistem fibrinolitik (proses fibrinolisis).

CATATAN :

PF-2 : heat-stable protein membantu memperlancar konversi fibrinogen menjadi fibrin oleh trombin. PF-2 juga menghambat antithrombin III dan menginduksi proses agregasi trombosit.

PF-3 : thermostable lipoprotein sangat erat hubungannya dengan membran trombosit. PF-3 akan tersedia dan siap aktif dalam proses aktivasi trombosit dan bereaksi. PF-3 diperlukan dalam proses aktivasi factor X oleh factor IXa dan VIlla dan dalam konversi protrombin menjadi trombin oleh factor Xa dan Va (lihat Gambar 3).

PF-4 : thermostable glycoprotein (BM: 9.600-21.000) berada pada alpha-granule dan pada membran trombosit. PF-4 berfungsi menetralisasi heparin, dan menyokong ADP menginduksi agregasi trombosit.

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 C - Reactive protein :

- BM: 105.000.

- Merupakan trace constituent dalam sera normal, meningkat secara cepat sebagai respon terhadap kerusakan jaringan dan keradangan.

- Walaupun belum diketahui fungsi dan C-reactive protein secara pasti, tapi protein ini ikut memperlancar proses fagositosis bakteria atau eritrosit.

- Juga berikatan dengan cara berinteraksi dengan T- lymphocyte dan menghambat agregasi dan membebaskan mediator.

- Mempunyai kemampuan seperti pada imunoglobulin dan mungkin mempunyai peranan dalam meningkatkan respon organisme terhadap rangsangan radang/inflamasi.

- C-reactive protein disintesis oleh hepatosit.

- Immunoreactive C-reactive protein tidak dapat dideteksi pada hewan normal, tetapi sintesis protein ini terlihat pada hewan yang mengalami keradangan yang terjadi pertama kali pada hepatosit di daerah sentrolobular apabila rangsangan radang berlangsung.

- Tempat dan mekanisme kontrol terhadap degradasi C - reactive protein tidak diketahui.

Peran utama trombosit dalam hemostasis adalah adhesi, agregasi dan viscous metamorphosis seperti yang telah didiskusikan terdahulu dan lihat Gambar 1 dan 2. Gangguan hemostasis adalah akibat adanya thrombocytopath dan thrombocytopenia.

Catatan: Informasi detail tentang Hemostasis harap dibaca buku Schaim’s Veterinary Hematology - oleh Jain, 1986, hal. 388-430.

(6)

Universitas Gadjah Mada 6 NAMA DAN SIFAT FAKTOR-FAKTOR KOAGULASI

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 3 histogram hasil pengujian DDH (Diameter Daerah Hambat) pertumbuhan jamur Candida albicans yang diberi perlakuan uji minyak atsiri dengan berbagai

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi semakin pesat dalam segala bidang. Perkembangan teknologi informasi ini tentu mendukung pula adanya suatu sistem informasi yang

Limbah :air pabrik kelapa sawit merupakan salat satu produk samping berupa  buangan dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal dari hasil kondensasi uap air pada

Efisiensi alokatif atau harga menunjukkan hubungan biaya dan output, dimana diharapkan usaha ternak mampu memaksimalkan keuntungan dengan menyamakan produk marjinal

Sedangkan kelompok yang memiliki gangguan kualitas hidup sangat berat paling besar terdapat pada kelompok subjek dengan derajat keparahan yang berat (20%)

Sementara itu pada proses penyimpanan (pasca panen) ditemukan beberapa hama gudang antara lain kutu pillbugs , semut dan tungau. Terdapat dua penyakit

Sebagai institusi pemerintah yang mendukung era keterbukaan informasi serta turut dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, Direktorat Jenderal Anggaran membuka akses

1 bagian Parasetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mandidih, dalam 7 sampai 10 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, 40 bagian gliserol dan dalam 9