• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Laporan Tahunan (Tema) Overview of Annual Report (Theme)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekilas Laporan Tahunan (Tema) Overview of Annual Report (Theme)"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Optimalkan Penganggaran,

Kawal Pembangunan

Direktorat Jenderal Anggaran memiliki peran strategis sebagai pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Peran ini diwujudkan dengan memacu kualitas APBN dari perencanaan, penyusunan hingga pelaporan. Dengan mengusung semangat peningkatan kredibilitas anggaran, DJA siap menjadi organisasi terdepan dalam pengelolaan fiskal terutama dalam hal pengoptimalan anggaran sesuai prinsip

value for money. DJA siap bekerja bersama

demi mengoptimalkan anggaran dan mengawal pembangunan bangsa.

Optimized Budget,

Secured Development

Directorate General of Budget (DGB) fills a strategic role as the manager of the State Revenue and Expenditure Budget. This position requires DGB to upgrade the quality of planning, preparing, and producing reports of the state budget. In the spirit of bringing about improvement to the credibility of the state budget, DGB has already geared up to be the foremost organization in fiscal management, which practices budget optimization that follows the principle of value for money. DGB is ready to work together with other parties to optimize the budget and to safeguard national development.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, beragam langkah dan kegiatan Direktorat Jenderal Anggaran dalam menjalankan tugas dan fungsi khususnya selama tahun 2017, dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2017 ini disusun sebagai salah satu upaya Direktorat Jenderal Anggaran untuk mengabadikan beragam peristiwa penting, kinerja, dan prestasi sepanjang tahun 2017, serta kebijakan dan langkah yang diambil Direktorat Jenderal Anggaran dalam meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJA mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Sentra dari peran DJA tersebut terletak pada tugasnya untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), kebijakan di bidang fiskal diarahkan pada keseimbangan antara peningkatan alokasi anggaran dengan upaya untuk memantapkan kesinambungan fiskal melalui peningkatan penerimaan negara

1.1 SAMBUTAN DIRJEN ANGGARAN

Praise be to God Almighty, because of the abundance of His mercy and grace, various measures and activities of Directorate General of Budget – in performing its duties and functions in 2017 – were carried out well and smoothly.

The 2017 Annual Report of Directorate General of Budget covers various important events, performance and achievements throughout 2017, as well as policies and measures taken by Directorate General to improve its services to stakeholders.

As stipulated in the regulation of the Minister of Finance No. 234/PMK.01/2015 on the Organization and Working

Procedure of the Ministry of Finance, DGB is required to formulate and implement technical policies and standardization in budgeting. To correspond with the Medium-Term Development Plan (RPJM), fiscal policies are aimed to balance between increases in allocated budget – this is a way to ensure fiscal sustainability by boosting state revenues and making state expenditures more efficient – and reduction in budget deficit.

(9)

dan efisiensi belanja negara, serta dengan tetap mengupayakan penurunan defisit anggaran.

Sepanjang tahun 2017, Direktorat Jenderal Anggaran berupaya untuk senantiasa meningkatkan profesionalisme. Berbagai upaya dilakukan untuk peningkatan internal organisasi dan peningkatan pelayanan eksternal kepada masyarakat. Penerapan Sistem Pengendalian Internal dan penerapan Manajemen Risiko terus ditingkatkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pengelolaan risiko di lingkungan DJA. Penggalian inovasi dan partisipasi pegawai dalam memberikan pengembangan ide dan inisiatif dilakukan untuk meningkatkan potensi dan

kapasitas organisasi untuk berkinerja tinggi.

Berbagai layanan eksternal kepada masyarakat senantiasa ditingkatkan dengan melaksanakan beragam upaya. Penyediaan sarana dan prasarana permohonan informasi diharapkan dapat memberikan keterbukaan

informasi DJA dan memenuhi kebutuhan informasi kepada masyarakat.

Direktorat Jenderal

Anggaran berupaya untuk

senantiasa meningkatkan

profesionalisme. Berbagai

upaya dilakukan untuk

peningkatan internal

organisasi dan peningkatan

pelayanan eksternal kepada

masyarakat.

Directorate General of Budget sought to continually improve its professionalism throughout 2017. Various measures were taken to develop its internal organization and to upgrade its service to the public.

Directorate General of Budget sought to continually improve its professionalism throughout 2017. Various measures were taken to develop its internal organization and to upgrade its service to the public. DGB implemented an Internal Control System and enhanced its Risk Management to better prepare DGB in managing risks. DGB encouraged its personnel to develop their creative ideas and initiatives to ensure DGB’s preparedness to perform maximally.

Efforts were made to improve services to the public. DGB set up facilities and infrastrutures enabling the general public to have access to various information. DGB provided

technical guidance and evaluation in setting state budget. It held activities designed to encourage awareness and participation of the public concerning state budget. In addition,

(10)

Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyusunan APBN dilaksanakan dengan berbagai metode kegiatan yang beragam untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sehingga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional. Selain itu, pemberian apresiasi kepada

stakeholders juga dilakukan dalam ajang

penganugerahan bagi pengelola PNBP bernama PNBP Awards.

Penyempurnaan terhadap regulasi terus ditingkatkan untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dan meningkatkan akuntabilitas. Pengembangan terhadap berbagai aplikasi dilakukan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan berkoordinasi dengan stakeholder.

Menyambut langkah selanjutnya, koordinasi yang baik serta peran dari seluruh jajaran Direktorat Jenderal Anggaran sangat diharapkan agar dapat bersinergi dengan baik untuk meningkatkan kinerja instansi dan pelayanan kepada masyarakat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita untuk melanjutkan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Anggaran di masa yang akan datang.

DGB acknowledged achievements of its stakeholders, managers of Non-Tax Revenues, and conferred them with PNBP Awards.

To enhance its service to the public and its accountability, DGB continued to improve different regulations. DGB also developed its own apps to better perform its tasks and coordinate with stakeholders.

Continued coordination among all

personnel of Directorate General of Budget and their active participation are vital to improve further the performance and services of the directorate general. May God Almighty always bestow His grace and guidance to enable us to continue the duties and functions of Directorate General of Budget in the future.

Dirjen Anggaran

(11)

Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut, Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai Misi sebagai berikut:

1. Memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporan;

2. Menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk

meningkatkan kualitas perencanaan; 3. Mendorong kerjasama dengan

stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan proses;

4. Terus-menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggaran;

5. Membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal.

1.2 VISI MISI

VISION MISSION

Fostering quality management of the state budget to achieve sustainable and

equitable development

Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan

berkeadilan.

VISI

VISION

MISI

MISSION

To realize the established vision, Directorate General of Budget has set the following Missions:

1. To foster quality management of Indonesian Budget, encompassing planning, preparation, and reporting stages;

2. To effectively utilize monitoring and evaluation measures to improve the quality of planning;

3. To encourage cooperation with stakeholders to enable

empowerment in the whole process; 4. To continually improve the quality of

the system and budgeting processes; 5. To build capabilities of human

(12)

1.2 STRUKTUR ORGANISASI

VISION MISSION

(13)
(14)

1.4 PROFIL PEJABAT DITJEN ANGGARAN

Direktur Jenderal Anggaran

(Director General of Budget )

ASKOLANI

PROFILES OF THE OFFICIALS OF DGB

(15)

Alumnus Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan tahun 1990 dan penyandang gelar Master of Arts (M.A.) jurusan Economic dari University of Colorado – Amerika Serikat pada tahun 1999, dilahirkan di Palembang – Sumatera Selatan, 11 Juni 1966. Menjabat sebagai Direktur Jenderal Anggaran terhitung tanggal 27 November 2013 yang bertugas merumuskan serta melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penganggaran.

He graduated from Universitas Sriwijaya, South Sumatera, in 1990 majoring in Economics and Development Studies. He received his Master of Arts (MA) degree in Economics from University of Colorado - USA in 1999. Askolani was born in Palembang, South Sumatra on June 11, 1966. Named as the Director General of Budget on November 27, 2013, he is in charge of formulation and implementation of technical policies and standardization in the field of budgeting.

(16)

Lahir di Jakarta pada tanggal 28 Maret 1960. Alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 1983 ini, meraih gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Indonesia pada tahun 2002 serta menyelesaikan pendidikan Magister Hukum di Universitas Indonesia pada tahun 2013. Menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran terhitung tanggal 20 Mei 2017 yang bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan direktorat jenderal.

Born in Jakarta on March 28, 1960, R. Erman Jaya Kusuma graduated from Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) in 1983 and received a degree in Accounting from Universitas Indonesia in 2002. He completed his Master’s Degree in Law at Universitas Indonesia in 2013.

He was appointed as Secretary of Directorate General of Budget on May 20, 2016. He is in charge of arranging the implementation of tasks and guiding and providing administrative support to all elements within the directorate general. (Secretary of Directorate General of Budget)

(17)

Lahir di Jakarta pada tanggal 30 November 1968. Peraih gelar sarjana ekonomi jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1999, Master of Arts (M.A.) bidang economics dari Universitas Boston (Amerika Serikat) tahun 1999 serta Doctor of Philosophy in Economics dari University of Canberra pada tahun 2013.

Menjabat sebagai Direktur Penyusunan APBN terhitung mulai tanggal 24 Maret 2014, dengan tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Born in Jakarta on November 30, 1968, And. Kunta Wibawa Dasa Nugroho earned a bachelor’s degree in Economics and Development Studies at Universitas Gadjah Mada in 1999, a Master of Arts (MA) degree in economics from Boston University

(USA) in 1999, and a Doctor of Philosophy degree in Economics from the University of Canberra in 2013.

Named as Director of Indonesian Budget Preparation on March 24, 2014, he is responsible for formulation and implementation of technical policies and standardization in the drafting of Indonesian Budget.

(18)

Lahir di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 11 Mei 1965. Sarjana Ekonomi diraihnya pada tahun 1988 dari Universitas Kristen Satya Wacana dan pada tahun 1995 meraih gelar Master of Science dari University of Illinois, Amerika Serikat.

Menjabat sebagai Direktur Sistem Penganggaran pada tanggal 24 Maret 2014, dengan tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Sistem Penganggaran.

Agung Widiadi was born in Blora, Central Java on May 11, 1965. He completed a bachelor degree in Economics in Satya Wacana Christian University in 1988 and in 1995 he earned a Master of Science degree from the University of Illinois, USA.

Starting to serve as Director of

Budgeting System on March 24, 2014, he is responsible for formulation and implementation of technical policies and standardization in the field of Budgeting System.

(19)

Alumnus Universitas Sebelas Maret jurusan Ekonomi Umum tahun 1983 dan penyandang gelar Master of Public Management (M.P.M.) jurusan Public Management dari Carniege Mellon University tahun 1991, dilahirkan di Semarang – Jawa Tengah, 4 Januari 1958. Terhitung mulai tanggal 20 Mei 2017

diangkat menjadi Direktur Anggaran Bidang Perkonomian dan Kemaritiman, dengan tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat, sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran.

Anandy Wati earned a bachelor degree in Public Economics in 1983 from Universitas Sebelas Maret and a Master degree

in Public Management from Carniege Mellon University in 1991. She was born in Semarang - Central Java on January 4, 1958.

On May 20, 2016 she was appointed Director of Budget for Economic and Maritime Affairs. Her tasks include formulation and implementation of technical policies and standardization in the field of central government budgeting, which is in accordance with the assignment set forth by the Director General of Budget. (Directorate of Budget for Economic and Maritime Affairs)

(20)

Lahir di Jakarta pada tanggal 21 April 1969. Gelar sarjana ekonomi diraihnya dari Universitas Jenderal Soedirman pada tahun 1993 dan gelar Master in Economics di bidang Finance and Economics dari University of Nottingham United Kingdom pada tahun 2002.

Terhitung mulai tanggal 24 Maret 2014 diangkat menjadi Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dengan tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat, sesuai penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran.

Born in Jakarta on April 21, 1969, Purwanto earned a degree in economics from

Universitas Jenderal Soedirman in 1993. He specialized in Finance and Economics and earned a Master’s degree in Economics from the University of Nottingham United Kingdom in 2002.

He was appointed Director of Budget for Human and Culture Development on March 24, 2014. He is responsible for formulation and implementation of technical policies and standardization in the field of central government budgeting, which is in accordance with the assignment set forth by the Director General of Budget.

(Director of Budget for development of Human and Culture)

(21)

Lahir di kota Madiun, Jawa Timur pada tanggal 1 Januari 1966. Meraih gelar

sarjana ekonomi pada 1989 dari Universitas Diponegoro. Gelar Pasca Sarjana (Magister Sains) jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan diraihnya dari Universitas Gajah Mada tahun 1997.

Pada tanggal 24 Maret 2014 diangkat menjadi Direktur Anggaran Bidang Polhukhankam BA BUN dengan tugas merumuskan serta melaksanakan

kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penganggaran belanja pemerintah pusat, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN), kecuali jenis belanja transfer ke daerah serta penyusunan laporan keuangan Belanja Subsidi dan Laporan Keuangan Belanja Lainya, sesuai dengan penugasan yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Anggaran.

Dwi Pudjiastuti Handayani was born in Madiun, East Java on January 1, 1966. She earned a bachelor’s degree in economics in 1989 from Universitas Diponegoro and a Master of Science degree in Economics and Development Studies from Universitas Gajah Mada in 1997.

She started her job as the Director of

Budget of Polhukhankam BA BUN on March 24, 2014. She is responsible for formulation and implementation of technical policies and standardization in the field of central government budgeting and State General Treasury Budget Division, except for types of transfer to regions and the preparation of financial statements on Subsidy

Expenditures and Other Expenditures, in accordance with the assignment set forth by the Director General of Budget.

(Directorate of Budget for Political Law Defense and Security Affairs and Budget Section of the State Budget Treasurer)

(22)

Lahir di Jakarta pada tanggal 11 Oktober 1963. Gelar insinyur bidang ilmu tanah diraihnya pada tahun 1987 dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan pada tahun 1994 meraih gelar Master of Business Administration dari University of Wisconsin at Whitewater – Amerika Serikat.

Menjabat sebagai Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak terhitung tanggal 20 Mei 2017 yang bertugas untuk melaksanakan penyiapan perumasan kebijakan, standarisasi dan evaluasi di Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta subsidi yang ditugaskan pada Direktorat.

Mariatul Aini was born in Jakarta on October 11, 1963. She graduated in 1987 from Institut Pertanian Bogor and in 1994 and earned her Master of Business Administration degree from the University of Wisconsin at Whitewater - USA.

Serving as Director of Non Tax State Revenue as of May 20, 2016, she is responsible for preparation of policy

formulation, standardization and evaluation on Non-Tax Revenues, and subsidies

assigned to the Directorate. (Director of Non-Tax Revenues)

(23)

Lahir di Singaraja pada tanggal 17 Agustus 1965. Alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 1987 ini, meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Islam Jakarta pada tahun 1995 dan Master of Science dari University of Colorado pada tahun 2001.

Pada tanggal 1 September 2014 diangkat menjadi Kepala Subdirektorat Harmonisasi Peraturan PNBP sekaligus bertugas sebagai Plt. Direktur Harmonisasi Peraturan

Penganggaran yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

harmonisasi peraturan penganggaran.

Made Arya Wijaya was born in Singaraja on August 17, 1965. After graduating from Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) in 1987, he earned his bachelor’s degree in economics from Universitas Islam Jakarta in 1995 and Master of Science degree from the University of Colorado in 2001.

Starting to serve as the Head of Sub Directorate of Alignment of Non-Tax

Revenue regulations on September 1, 2014, he is also the interim Director of Alignment of Budgeting Rules. He is responsible for formulation and implementation of technical policies and standardization in the field of alignment of budgeting regulations. (Director of Regulation Alignment)

(24)
(25)
(26)

Sesuai DIPA nomor SP

DIPA-015.03.1.630931/2017 tanggal 7 Desember 2016, Direktorat Jenderal Anggaran

(DJA) memperoleh alokasi awal sebesar Rp142.406.290.000,-. Kemudian setelah dilakukan revisi DIPA kelima pada tanggal 7 September 2017, DJA mendapatkan alokasi dana sebesar Rp147.397.345.000 dengan rincian sebagai berikut:

No

Jenis Belanja

Pagu Awal (Rp)

Per 1 Januari 2017

Pagu Akhir (Rp)

Per 31 Desember 2017 1. Pegawai 62.593.370.000 62.593.370.000 2. Barang 69.483.301.000 74.210.366.000 3. Modal 10.329.619.000 10.593.609.000 Jumlah 142.406.290.000 147.397.345.000

2.1.1 Alokasi Anggaran DIPA Tahun 2017

Budget Allocation List 2017

2.1 ALOKASI ANGGARAN DJA DAN REALISASI

DGB’S BUDGET ALLOCATION AND SPENDING

As specified in Budget Allocation List number SP DIPA-015.03.1.630931/2017 dated December 7, 2016, Directorate General of Budget (DGB) initially received a sum of Rp 142,406,290,000. After the fifth revision to the budget, on September 7, 2017 it was decided that a sum of Rp 147,397,345,000 should be allocated for DGB with details as follows:

Rincian Alokasi DIPA DJA TA 2017

(27)

Sehubungan dengan porsi self blocking DJA adalah sebesar Rp6.801.719.000,-. sehingga pagu DJA setelah dikurangi self blocking adalah Rp140.595.626.000.

No

DIPA

Pagu

Keterangan

Perubahan

1. DIPA Awal 142.406.290 2. DIPA Revisi I

(3 Februari 2017)

146.940.540 Revisi Anggaran dalam rangka Desentralisasi Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

4.534.250

3. DIPA Revisi II (24 Maret 2017)

148.224.880 Pagu mengalami penambahan dari Hibah Luar Negeri

Pergeseran anggaran antar output

1.284.340

4. DIPA Revisi III (24 Juli 2017)

148.224.880 Selfblocking

5. DIPA Revisi IV (9 Agustus 2017)

145.304.093 Pagu berkurang karena adanya pemotongan dalam rangka APBN-P TA 2017 (2.920.787) 6. DIPA Revisi V (7 September 2017) 147.397.345 Pagu mengalami penambahan hibah PFM-MDTF Tahap II 2.093.252

By setting a self-blocking to its own budget ceiling, reducing a sum of Rp 6,801,719,000 from the ceiling, DGB managed to save the budget further, resulting in a new capped ceiling amounting to Rp 140,595,626,000. During the fiscal year 2017, DGB revised its Budget Allocation List five times which are as follows:

Perkembangan DIPA DJA TA 2017 (dalam ribuan rupiah)

Revisions to Budget Allocation List of the DGB FY 2017(in thousands of rupiah) Selama Tahun Anggaran 2017, DJA telah

melakukan revisi DIPA sebanyak 5 kali, dengan rincian sebagaimana berikut:

(28)

Realisasi DIPA DJA per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp74.261.289.490,- dengan rincian sebagai berikut:

No.

Jenis

Belanja

Alokasi Anggaran

(Rp)

Realisasi Anggaran

(Rp) (%) 1 Pegawai 62.593.370.000 59.267.241.453 94,69% 2 Barang 74.210.366.000 59.615.973.874 80,33% 3 Modal 10.593.609.000 9.572.647.686 90,36% Jumlah 147.397.345.000 128.455.863.013 87,15%

Dari tabel (a) di atas dapat dilihat bahwa realisasi DIPA DJA Per Jenis Belanja pada TA 2017 adalah sebesar 87,15% jika dibandingkan dengan total pagu sebelum selfblocking. Realisasi tersebut merupakan nilai realisasi belanja bruto (realisasi belanja yang belum dikurangkan dengan total nilai pengembalian belanja). Dengan demikian, terdapat dana yang tidak terserap sebesar 12,85% yang disebabkan oleh adanya pagu

selfblocking (yang merupakan penyebab

dengan porsi terbesar), efisiensi, dan sisa anggaran.

2.1.2 Realisasi DIPA 2017

Actual Disbursement of Budget Allocation List 2017

The actual disbursement of Budget Allocation List 2017 was a sum of Rp 74,261,289,490 with details as follows: 1. Actual amount spent by Desember 31,

2017 by items

Uncapped ceiling before implementation of selfblocking

1. Realisasi DIPA DJA Per Jenis Belanja s.d.

31 Desember 2017

(a).

Pagu sebelum selfblocking

Table (a) above shows that the actual amount of Budget Allocation List 2017 disbursed is 87.15% of the uncapped allocated budget. This is a gross spending, an amount that has not been deducted by total refunds. The table also indicates that 12.85% of the allocated budget is not spent, owing to selfblocking (main reason), efficiency, and budgetary rest.

(29)

(b).

Pagu setelah selfblocking

Capped ceiling after implementation of selfblocking

No.

Jenis

Belanja

Alokasi Anggaran

(Rp)

Realisasi Anggaran

(Rp) (%) 1 Pegawai 62.593.370.000 59.267.241.453 94,69% 2 Barang 67.806.867.000 59.615.973.874 87,92% 3 Modal 10.195.389.000 9.572.647.686 93,89% Jumlah 140.595.626.000 128.455.863.013 91,37%

Sedangkan pada tabel (b) dapat dilihat bahwa realisasi DIPA DJA Per Jenis Belanja pada TA 2017 jika dibandingkan dengan pagu setelah selfblocking adalah sebesar 91,37%.

Table (b), on the other hand, shows that compared to the capped allocated budget (after the implementation of selfblocking), the actual spending is 91.37%.

No

Jenis Belanja

Alokasi Anggaran

(Rp)

Realisasi Anggaran

SP2D (Rp) (%) 1 Barang 74.210.366.000 59.615.973.874 80,33% 2 Modal 10.593.609.000 9.572.647.686 90,36% Jumlah 84.803.975.000 69.188.621.560 81,59% 2. Realisasi Belanja Barang dan Belanja

Modal DIPA DJA s.d 31 Desember 2017, yang menjadi dasar untuk perhitungan IKU.

(a).

Pagu sebelum selfblocking

2. It has been decided that the actual spending on goods and capital by December 31, 2017 becomes values against which to measure performance.

(30)

Target IKU (realisasi belanja barang dan belanja modal) DJA pada TA 2017 adalah sebesar 95%. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan pagu anggaran sebelum selfblocking, capaian realisasi IKU DIPA DJA 2017 tersebut lebih rendah sebesar 13,41% dari target.

Sedangkan jika dibandingkan dengan pagu anggaran sesudah selfblocking, maka capaian realisasi IKU DIPA DJA 2017 lebih rendah sebesar 6,30% dari target.

Berikut grafik perbandingan realisasi anggaran Direktorat Jenderal Anggaran antara Tahun Anggaran 2016 dengan Tahun Anggaran 2017.

No

Jenis Belanja

Alokasi Anggaran

(Rp)

Realisasi Anggaran

SP2D (Rp) (%) 1 Barang 67.806.867.000 59.615.973.874 87,92% 2 Modal 10.195.389.000 9.572.647.686 93,89% Jumlah 78.002.256.000 69.188.621.560 88,70% (b).

Pagu setelah selfblocking

Capped ceiling after implementation of selfblocking

The targeted expenditures on goods and capital, as set in KPI, is 95%. The above tables demonstrate that the actual spending, in comparison to uncapped allocated budget, is lower by 13.41% than KPI target.

When compared to the capped

allocated budget, the actual spending is still 6.30% lower than KPI target.

The graph below compares the actual disbursement of DGB budgets in fiscal year 2016 and 2017.

(31)

Grafik Perbandingan Realisasi Anggaran DJA TA 2016 dan TA 2017

Comparison of actual amount of DGB budgets spent in FY 2016 and FY 2017

Pagu Anggaran pada penyerapan Tahun 2017 menggunakan pagu sebelum

selfblocking.

Nilai Realisasi setiap bulan pada Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2017 sebagaimana pada tabel di atas merupakan nilai realisasi bruto yakni nilai realisasi yang berdasarkan dokumen SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) dan tidak dikurangkan dengan nilai pengembalian belanja,

potongan pajak, dan potongan selain pajak. Dari tabel perbandingan realisasi di atas dapat dilihat bahwa penyerapan anggaran Tahun Anggaran 2017 secara rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan pada periode yang sama pada Tahun Anggaran 2016.

The ceiling set for 2017 is the uncapped one before the implementation of selfblocking.

The monthly budget expenditures in 2016 and 2017 shown in the above graph represent the gross values based on the SP2D documents (the Disbursement Order). The figures have not been deducted by refunds, tax deductions, and non-tax deductions.

The above graph indicates that the average usage of the budget in FY 2017 is higher than the same period in the previous year.

(32)

2.2 CAPAIAN IKU DJA

KPI ACHIEVEMENTS OF DGB

Capaian kinerja organisasi pada DJA diukur dengan cara membandingkan antara target yang direncanakan pada awal tahun anggaran dengan realisasi indikator kinerja utama pada masing-masing perspektif. Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Anggaran memiliki 4 (empat) perspektif yaitu stakeholders perspective, customers

perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective.

Dari hasil pengukuran kinerja yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJA tahun 2017 adalah sebesar 106,42. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing masing perspektif sebagai berikut:

a. Stakeholders perspective dengan bobot 25 %, capaian kinerja 110,46 b. Customers perspective dengan bobot

15 %, capaian kinerja 100,60

c. Internal process perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja 102,74; dan

d. Learning and growth perspective dengan bobot 30 %, capaian kinerja 109,63

To measure how well DGB performed in 2017, its agreed goals set at the beginning of fiscal year are compared to its actual performance and measured against key performance indicators in each perspective. DGB has formulated four perspectives: stakeholders, customers, internal process, and learning and growth.

Results of 2017 performance measurement indicate that DGB scores 106.42 in

Organizational Performance. This total score is a sum from individual scores from each perspective:

a. Stakeholder perspective (making up 25% of total score) in which DGB scores 110.46

b. Customer perspective (making up 15% of total score) in which DGB scores 100.60

c. Internal process perspective (making up 30% of total score) in which DGB scores 102.74; and

d. Learning and growth perspective (making up 30% of total score) in which DGB scores 109.63

(33)

2.2 CAPAIAN IKU DJA

Kode SS/

IKU

Sasaran Strategis/Indikator

Kinerja Utama

Target Realisasi

Nilai

Stakeholder Perspective 110,46

1 Perencanaan Anggaran yang Berkualitas 110,46

1a-N Akurasi Perencanaan APBN 97% 97,9% 100,93

1b-CP Deviasi ExerciseI-account 7,5% 1,56% 120,00

Customer Perspective 100,60

2 Pemenuhan Layanan Publik 101,19

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 4,2 4,25 101,19

3 Kepatuhan Penguna Layanan yang Tinggi 100,00

3a-N Persentase implementasi KPJM 100% 100% 100,00

Internal Process Perspective 102,74

4 Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas 105,56

4a-N Persentase Penyelesaian Kebijakan

Perbaikan Sistem Pensiun dan THT PNS 90% 100% 111,11

4b-N

Persentase Penyelesaian Kebijakan terkait Peraturan Pelaksanaan dan Penyelenggaraan SJSN

100% 100% 100,00

Selama tahun 2017, dari 21 IKU DJA, terdapat 19 IKU berstatus hijau dan 2 IKU berstatus kuning. Adapun rincian capaian masing-masing IKU sebagaimana tabel berikut.

There were 21 performance indicators in 2017 and DGB managed to attain a green status in 19 indicators and a yellow one in 2 indicators. Details of achievements in each indicator are shown in the table below.

(34)

5 Penyusunan Anggaran yang Akurat 102,50 5a-CP Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas

Pemerintah Pusat 5% 3,49% 120,00

5b-N Deviasi antara Rencana dan Realisasi

Penyerapan Anggaran K/L 8% 9,20% 85,00

6 Sistem Penganggaran yang Optimal 100,86

6a-N Persentase Penerapan Arsitektur dan

Informasi Kinerja dalam RKA- K/L 100% 100% 100,00 6b-N Persentase Implementasi e-revisi Tahap I 100% 100% 100,00 6c-N Persentase Implementasi RKA- K/L online 85% 87,21% 102,60

7 Sistem Pelayanan PNBP yang Optimal 103,00

7a-N Persentase Implementasi single source

data PNBP 50% 52,5% 105,00

7b-N Persentase penyusunan mapping potensi

PNBP 100% 100% 100,00

8 Monitoring dan Evaluasi yang Efektif 101,80

8a-CP Persentase Rekomendasi BPK atas LKPP

dan LK BUN yang Telah Ditindaklanjuti 75% 77,70% 103,60 8b-N Persentase penyusunan analisis kinerja

K/L atas pelaksanaan RKA-K/L 100% 100% 100,00

Learning & Growth Perspective 109,63

9 SDM yang Kompetitif 99,50

9a-CP Persentase pejabat yang telah memenuhi

(35)

10 Organisasi yang Kondusif 110,65 10a-CP Persentase Implementasi Inisiatif

Transformasi Kelembagaan 90% 93,40% 103,78 10b-N Indeks Tata Kelola Organisasi 74 85,88 116,05

11 Sistem Manajemen Informasi yang Andal 118,13

11a-CP PersentaseDowntime Sistem TIK 1% 0,10% 120,00 11b-N Indeks Implementasi IT Service

Management Tahap I 80% 93% 116,25

12 Pengelolaan Anggaran yang Optimal 110,24

12a-N Persentase kualitas pelaksanaan anggaran 95% 104,73% 110.24

(36)

2.3 TRANSFORMASI KELEMBAGAAN

INSTITUTIONAL TRANSFORMATION

Inisiatif Transformasi Kelembagaan DJA tidak terlepas dari pelaksanaan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan secara menyeluruh. Transformasi Kelembagaan lingkup Kementerian Keuangan telah ditetapkan dalam blueprint berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/MK.01/2014 tanggal 5 Februari 2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025. Blueprint tersebut

merupakan acuan pelaksanaan transformasi kelembagaan di dalam Kementerian

Keuangan dengan 4 tema yang menjadi fokus transformasi tersebut, yaitu Tema Penganggaran, Tema Perbendaharaan, Tema Perpajakan, Tema Bea Cukai, dan Tema Sentral.

Berkenaan dengan hal tersebut, DJA sebagai salah satu unit yang harus mengimplementasikan TK telah proaktif untuk mengimplementasikan substansi

blueprint dimaksud. Hal ini ditunjukkan

dengan telah bergulirnya inisiatif

transfomasi sebelum blueprint ditetapkan dengan ditetapkannya Tim Implementasi Transformasi Kelembagaan DJA berdasarkan Keputusan Dirjen Anggaran Nomor 70/ AG/2013 tanggal 5 Desember 2013 (telah diperbarui dengan Surat Keputusan Dirjen Anggaran Nomor KEP-10/AG/2015 tentang Pembentukan Tim Kerja Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Anggaran. Tim tersebut

Transformation within DGB is an initiative integrated with institutional transformation measures throughout the Ministry of Finance. The game plan for transformation has been set forth by the Decree of the Minister of Finance No. 36/MK.01/2014 dated February 5, 2014 on the blueprint for Institutional Transformation within the Ministry of Finance 2014-2025. This Blueprint, which becomes a basis for the institutional transformation within the Ministry of Finance, covers four themes: Budget, Treasury, Taxation, Customs, and Central Themes.

In this regard, DGB – one of the units expected to undergo transformation – has taken a proactive step towards implementation of the blueprint. This is indicated by establishment of a team to carry out Institutional Transformation within the DGB by the Decree of the Director General of Budget No. 70/AG/2013 dated 5 December 2013 (updated by Decree of the Director General of Budget Number KEP-10/AG/ 015 on Formation of Bureaucracy Reform and Institutional Transformation Team within Directorate General of Budget). The team aims to ensure and to facilitate transformation within DGB. To link between the team at DGB level and a corresponding

(37)

dibentuk untuk memastikan pelaksanaan transformasi kelembagaan pada DJA, dimana keterhubungan antara tim di DJA dengan tim di Kemenkeu diwakili dengan adanya Project Management Office (PMO) di DJA dan Central Transformation Office (CTO) di Sekjen.

Target dan Progress Milestone RBTK di DJA adalah sebagai berikut :

team at ministry-wide level, a Project Management Office (PMO) at DGB and Central Transformation Office (CTO) at the Secretary General have been established.

Stated below are the targets dan the milestones on the road to bureaucratic reformation and institutional transformation within DGB:

No

Inisiatif Strategis

Capaian

1 Optimalisasi PNBP 86%

2 Mewujudkan APBN Berkualitas melalui Efisiensi dan Efektifitas Belanja

Negara 86%

3

Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan dan Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM dan Standar Kesehatan Masyarakat

97%

4 Optimalisasi Kebijakan Penganggaran terkait Pengelolaan Program

Pensiun 94%

5 Menerapkan Arsitektur Anggaran yang terfokus pada Outcome 100%

6 Memperkuat Monev pada Outcome Anggaran 96%

7 Merampingkan Proses Anggaran End-to-end 100%

8 Memperkuat Efektifitas Interaksi dengan Para Stakeholder 75%

9 Membangun Kapabilitas KL 100%

10 Membangun Kapabilitas Internal 100%

(38)

Enlisted below are some of the milestones that DGB managed to acheieve in 2017:

Optimized Non-Tax Revenues

2017

1. A completed map of potential Non-Tax Revenues from ministries/ agencies and from natural resources other than oil and gas (minerals and coal)

2. Setting cost recovery ceiling as a reference for SKK Migas and KKKS in preparing their Work Program and Budget.

3. Reconciled and verified data on receivable Non-Tax Revenues from minerals and coal

4. A simplified method to set tariffs on Non-Tax Revenues from ministries/ agencies to reflect revised draft of Non-Tax Revenues bill;

5. Intensified and extensified Non-Tax Revenues;

6. Finished set of regulations on incentives to Non-Tax Revenue managers;

7. Integration of Non-Tax Revenue payment system within SIMPONI and system to collect revenues from minerals and coal within Minerba One Data Indonesia (MODI);

8. Controlled cost recovery of oil and

Beberapa capaian yang berhasil diperoleh pada tahun 2017 dari masing-masing bidang adalah sebagai berikut:

INITIATIVE I

Optimalisasi PNBP

2017

1. Penyelesaian pemetaan potensi PNBP K/L serta PNBP SDA non migas sektor mineral dan batubara

2. Pagu cost recovery sebagai acuan SKK Migas dan KKKS dalam

menyusun Work Program and Budget (WP&B).

3. Rekonsiliasi dan verifikasi data piutang PNBP SDA sektor Minerba 4. Penyederhanaan mekanisme

penetapan tarif PNBP K/L sesuai hasil Pembahasan Perubahan RUU PNBP;

5. Intensifikasi dan ekstensifikasi PNBP; 6. Penyelesaian aturan pemberian

insentif kepada pengelola PNBP; 7. Interkoneksi sistem pembayaran

PNBP melalui SIMPONI dengan sistem pemungutan PNBP SDA Non Migas sektor mineral dan batubara melalui Minerba One Data Indonesia (MODI);

8. Terimplementasinya pengendalian

BIDANG I

(39)

biaya operasi (cost recovery) migas 9. Ditetapkannya dasar hukum

penyelesaian piutang PNBP SDA sektor Minerba

10. Membentuk forum asistensi dan konsultansi pengawasan penerimaan (termasuk PNBP) ;

11. Penetapan Inpres terkait

pengawasan PNBP oleh APIP K/L (termasuk pengawasan pajak belanja pemerintah dan anggaran BUN) serta koordinasi pelaksanaan inpres pengawasan oleh APIP K/L.

gas

9. An established legal basis for settlement of receivable Non-Tax Revenues from minerals and coal 10. An established forum to provide

assistance and consultation in supervising revenues (including those coming from non-tax); 11. Issued presidential decree on

supervision of Non-Tax Revenues by APIP K/L (including supervision of government expenditure tax and BUN budget) and established coordination to supervise the execution of the decree by APIP K/L.

1. Kajian kebijakan alokasi belanja pusat dan daerah yang inefisien 2. Penyusunan dan penelaahan KPJM 3. Penyusunan database K/L yang

terintegrasi serta mapping potensi inefisiensi belanja K/L

4. Perumusan pagu memanfaatkan hasil Reviu base line, analisis KPJM, dan penilaian proposal penambahan pagu serta sinkronisasi alokasi DK/ TP dengan transfer

5. Penyederhanaan Satker Pengelola Anggaran

6. Revisi peraturan Perjadin/honor tim/

1. A review of inefficient allocation of central and regional expenditures 2. Prepared and reviewed MTEFs 3. An integrated database of

ministries/agencies, their potentially inefficient spending mapped

4. Formulated ceiling utilizing results of base-line review, MTEF analysis, and assessment of

proposal for additional ceiling and synchronization of DK/TP allocation using transfer

5. Simplified Budgeting Task Force 6. Revised regulations concerning

INITIATIVE II

BIDANG II

Mewujudkan APBN Berkualitas melalui

Efisiensi dan Efektifitas Belanja Negara

Quality Indonesian Budget achieved through

efficient and effective state expenditures

(40)

business trips, fees, and meetings 7. A review of organizational

arrangement & rightsizing with Kemenpan-RB

8. A benchmark for expenditures of ministries/agencies

9. Piloted efficient and effective bureaucracy expenditure BA 015 by reviewing Ministry of Finance’s spending

biaya rapat yang berlaku 7. Reviu penataan organisasi &

rightsizing dengan Kemenpan-RB 8. Penyusunan Benchmark Belanja K/L 9. Piloting efisiensi dan efektivitas

belanja Birokrasi BA 015 melalui penyusunan profil belanja Kemenkeu/ Spending Review

2017 :

1. Prototype rumusan arsitektur dan informasi kinerja anggaran, tool monitoring dan evaluasi kinerja anggaran, dashboard dan Budget Map bidang pendidikan dan kesehatan

2. Sinkronisasi terminologi output/ outcome dalam dokumen penganggaran (Kemenkeu) dan perencanaan pembangunan nasional 3. Arsitektur dan informasi kinerja

anggaran 100%.

4. Terintegrasinya data anggaran dan kinerja ditingkat pusat dan daerah sampai dengan kabupaten/kota 5. Tools monitoring dan evaluasi kinerja

anggaran mencakup 70% satker

2017:

1. A prototype of architecture and information of budget performance, monitoring and evaluation tool for budget performance, dashboard and Budget Map of education and health 2. Synchronized output/outcome terms

as used in budgeting document (MoF) and national development planning

3. Budget performance architecture and information 100%.

4. Integrated budget and performance data at central, regional, and district/ city levels

5. Tools for monitoring and evaluating budget performance already include

INITIATIVE III

BIDANG III

Perbaikan Kualitas Belanja Bidang

Pendidikan dan Kesehatan Dalam Rangka

Meningkatkan Kualitas SDM dan Standar

Kesehatan Masyarakat

Quality expenditure on education and

health to improve standards of human

(41)

input;

6. Dashboard dan Budget Map 70% wilayah Indonesia

7. Bekerjanya task force untuk mendukung implementasi

Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) ngkatkan Kualitas SDM dan Standar Kesehatan Masyarakat

70% of input task force;

6. Dashboard and Budget Map cover 70% of Indonesian territory.

7. Already-set-in-motion task force supporting implementation of Performance-Based Budgeting – aiming to improve the quality of human resources and public health standards

Skema dana pensiun yang komprehensif 2017

Kajian mengenai perubahan skema pensiun PNS yang sesuai dan mendukung keberlangsungan fiskal

Penentuan skema pensiun yang akan dilaksanakan

2018

Proses transisi Implementasi Program Pensiun yang baru

2019

Implementasi Penuh Skema Pensiun Baru untuk PNS

A comprehensive pension scheme 2017

Reviewed possible changes to pension schemes for civil servants to support fiscal sustainability

Selected pension scheme to be applied 2018

Period of transition to the new pension scheme

2019

Full-scale implementation of the new pension scheme for civil servants

INITIATIVE IV

BIDANG IV

Optimalisasi Kebijakan Penganggaran

Terkait Pengelolaan Program Pensiun

Optimized budgetary policies regarding

the management of pension program

(42)

2014:

Posedur yang jelas perihal bagaimana menggunakan logic model yang baru termasuk template spesifik untuk K/L yang sudah diisi

2015:

Penerapan dokumen anggaran yang baru pd K/L pilot yang terpilih

2016:

Penerapan LM & Dok. Anggaran yg baru di seluruh KL

2017:

Penguatan penerapan LM & Dok. Anggaran yg baru pada KL

2014:

Menentukan lokasi dan desain SPOC dan sistem monev; akuntabilitas yang jelas ditetapkan untuk setiap elemen pada sistem monev

2015:

Implementasi dari proses yang baru untuk memasukkan hasil monev dalam anggaran tahun berikutnya

2014:

Finalized new architecture; clear guides and procedures on how to use the new logic model including a specific, already filled-up template for ministries/agencies

2015:

New budget documents already used at pilot ministries/agencies

2016:

New LM and budget documents already in use in all ministries/agencies

2017:

Facilitated the new LM and budget documents used in all ministries/agencies

2014:

Decision on location and design of SPOC and monev system; clear accountability for each element on monev system

2015:

A new process – already put in motion – taking in monev results into the following year’s budget

INITIATIVE V

BIDANG V

Menerapkan Arsitektur Anggaran yang

Terfokus pada Outcome

Implemented outcome-driven budgetary

architecture

Consolidated monitoring and evaluation

measures on budget outcomes

Memperkuat Monitoring dan Evaluasi

(43)

Streamlined end-to-end budgetary

processes

Merampingkan Proses Anggaran

End-to-end

2014-2016:

Implementasi dari sistem IT untuk melacak rincian alokasi anggaran dan informasi kinerja, secara real-time

2016:

implementasi penuh pada sistem fungsional monev

Q4 2013:

Cetak biru untuk dapat meraih akhir yang diharapkan pada tahun 2019

2015:

Proses penilaian RKA-K/L yang baru diterapkan

2016:

• Data warehouse untuk inisiatif baru diluncurkan dan digunakan oleh semua K/L, serta

• Roll-out menyeluruh pada proses rekonsiliasi RKA-K/L yang baru dengan tujuan memeriksa hubungan antara output dan aktivitas (rekonsiliasi)

2017:

Pagu indikatif disusun langsung berdasarkan MTEF

2014-2016:

An IT system to track details of budget allocations and performance information in real-time

2016:

Full-scale implementation of monev functional system

Q4 2013:

Available blueprint as a road map to reach the intended goals by 2019

2015:

Assessment of newly applied work plan and budget of ministries/agencies

2016:

• Available data warehouse for newly launched initiatives to be used by all ministries/agencies, and

• Comprehensive roll-out of new process reconciling work plan and budget of ministries/agencies to discover the relationship between output and activity 2017:

(44)

2015:

Mengeluarkan pedoman teknis interaksi dengan stakeholder eksternal DJA secara mandiri di bidang penganggaran

2016:

• Mengimplementasikan pedoman teknis interaksi dengan stakeholder eksternal DJA secara mandiri di bidang penganggaran

• Menunjuk/menetapkan unit kerja

sebagai koordinator pagu dan kebijakan alokasi anggaran

2015:

Available technical guidelines on independent interaction with external stakeholders of DGB in the field of budgeting

2016:

• Implemented technical guidelines on interaction with external stakeholders of DGB in the field of budgeting

• A work unit assigned to coordinate ceilings and budget allocation policies

INITIATIVE VI

BIDANG VI

Memperkuat Efektivitas Interaksi Dengan

Para Stakeholder Eksternal

More effective interaction with

stakeholders

(45)

2.4 PERISTIWA PENTING

HIGHLIGHTED EVENT

2.4.1 Apresiasi Pengelolaan PNBP 2017

Appreciation for Quality Management of Non-Tax Revenues 2017

The event honored ministries/agencies and other non-tax revenue stakeholders for their contribution to management and administration of non-tax revenue services as well as efforts to optimize state revenues, and to acknowledge their active role in the success of online non-tax revenue

Acara ini merupakan ajang pemberian penghargaan kepada Kementerian/ Lembaga dan stakeholder PNBP lainnya atas kontribusi pengelolaan dan

penyelenggaraan layanan PNBP serta upaya optimalisasi pendapatan negara, termasuk peran aktif dalam implementasi Sistem Untuk meningkatkan motivasi Kementerian/ Lembaga, Pengelola PNBP dan stakeholder lainnya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan PNBP, pada tanggal 30 November 2017, Ditjen Anggaran

menyelenggarakan acara bertajuk “Apresiasi Pengelolaan PNBP 2017” bertempat di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan.

To appreciate ministries/agencies, non-tax revenue managers, and other stakeholders and to foster quality non-tax revenue management, Directorate General of Budget held an event on November 30, 2017 at Dhanapala Building, Ministry of Finance entitled “Apresiasi Pengelolaan PNBP 2017”.

(46)

information system (SIMPONI) as part of MPN G2 system.

The event, highlighting “Best Service, Optimal Non-Tax Revenues”, was

attended by Minister of Finance, Minister of Administrative and Bureaucratic Reform (PAN-RB), echelon I officials from ministries/agencies, Directors of State-Owned Companies, Head of SKK Oil and Gas (partner in the management of Non-Tax Revenues), and Non-Tax Revenue payers. In her speech, Minister of Finance Sri Mulyani Indrawati stated that ministries/ agencies should not only focus on the sum of non-tax revenues they can contribute to the state. Bsut also on the services the people can receive in return for the money they pay to the state. Furthermore, the Minister of Finance advised that collected Non-Tax Revenues should have a legal basis and its usage should be well accounted for, so that the people can enjoy services from the government. On that occasion, Minister of Administrative and Bureaucratic Reform explained how ministries/agencies, managers of Non-Tax Revenues, could raise the bar for services and productivity of their personnel.

A talk show was held during the event in which success stories were revealed on how Cipto Mangunkusumo Hospital and KORLANTAS POLRI managed to provide services funded by Non-Tax Revenues. Tokens of appreciation awarded during the event was expected to encourage ministries/agencies to practice accountable

Informasi PNBP Online (SIMPONI) sebagai bagian dari sistem MPN G2.

Kegiatan apresiasi pengelolaan PNBP 2017 yang mengambil tema ‘Pelayanan Maksimal, PNBP Optimal’ tersebut dihadiri oleh

Menteri Keuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), para pejabat eselon I dari

Kementerian/Lembaga, para Direktur Utama BUMN, Kepala SKK Migas selaku Mitra Instansi Pengelola PNBP dan para Wajib Bayar PNBP.

Dalam sambutannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan agar Kementerian/Lembaga tidak hanya fokus pada besaran nominal kontribusi PNBP kepada negara. Namun juga menitikberatkan pada layanan yang dirasakan masyarakat dari uang yang dibayarkan. Lebih lanjut Menteri Keuangan berpesan agar PNBP yang dipungut harus mempunyai dasar hukum dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, sehingga rakyat bisa menikmati layanan-layanan dari pemerintah. Pada kesempatan itu juga, Menteri PAN/RB berkenan memberikan arahan terkait peran Kementerian/Lembaga pengelola PNBP dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan produktivitas Aparatur Sipil Negara. Selain pemberian apresiasi, pada ajang tersebut juga diselenggarakan talkshow yang bertema kisah sukses dari RS Cipto Mangunkusumo dan KORLANTAS POLRI dalam pemberian pelayanan yang didanai dari PNBP. Pemberian apresiasi ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian Kementerian/Lembaga sebagai instansi

(47)

penghasil PNBP untuk dapat menerapkan pengelolaan PNBP yang akuntabel, pelayanan yang profesional, sehingga berkontribusi bagi PNBP yang semakin optimal.

non-tax revenue management and to provide professional services which, in turn, contribute to more optimal revenues from non-tax.

(48)

Kegiatan workshop dimaksudkan menjadi instrumen bagi para peserta untuk

berbagi pengetahuan (sharing session) dan pengalaman dalam hal penganggaran dan pengambilan kebijakan di bidang sosial security. Secara umum, para narasumber dan peserta diharapkan dapat memberikan masukan yang aplikatif yang dapat

mendukung pengambilan kebijakan dan proses penganggaran yang lebih baik, termasuk perumusan kebijakan, model

forecasting, dan analisis teknis. Kebijakan

The workshop became a forum for participants to share their knowledge and experience in budgeting and policy making concerning social security. Resource persons and participants were encouraged to provide applicable information usable to bolster up better policy making and budgeting processes, including policy formulation, forecasting models, and technical analysis. A comprehensive social security policy will not only help identify budget potentials and risks but also DGB held an international workshop on 7-9 March 2017 in Jakarta. The workshop, a collaboration between DGB and ADBI, was entitled “Effectiveness of Government Social Security Program in Developing Asia”. Participants of the workshop came from seven ASEAN countries: Malaysia, Philippines, Thailand, Vietnam, Cambodia, Myanmar and Laos. Speakers in the

workshop came from various backgrounds. They were researchers, experts on policy from the World Bank, Asian Development Bank, and several research institutes, academics from home and abroad, health practitioners, representatives from international agencies, and officials and staff from the Ministry of Finance. There were presentations, discussions, and a visit to local health centers, PT Taspen, and BPJS Kesehatan offices, in which participants observed first-hand social security program in Indonesia.

2.4.2 Workshop Internasional “Effectiveness of Government Social

Internasional Workshop on “Effectiveness of Government Social Security Program in Developing Asia” 2017

Security Program in Developing Asia” Tahun 2017

DJA menyelenggarakan workshop dengan skala internasional pada tanggal 7-9 Maret 2017 di Jakarta. Workshop ini merupakan kerjasama antara DJA dengan ADBI dan mengambil tema

“Effectiveness of Government Social Security

Program in Developing Asia”. Peserta

yang berpartisipasi dalam workshop ini berasal dari 7 negara ASEAN yaitu Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Laos. Sementara itu, pembicara dan panelis berasal dari berbagai latar belakang seperti para ahli dan peneliti kebijakan dari World Bank, Asian Development Bank, lembaga-lembaga penelitian, akademisi dari dalam dan luar negeri, praktisi bidang kesehatan, lembaga internasional lainnya, serta pejabat/pegawai Kementerian Keuangan. Selain kegiatan presentasi dan diskusi, dalam program workshop ini juga diadakan kunjungan kerja ke Puskesmas, kantor PT Taspen, dan BPJS Kesehatan untuk memberikan gambaran mengenai implementasi social security

(49)

The workshop was one of actions DGB and Ministry of Finance took to carry out their strategic initiatives: “quality expenditure on education and health to improve standards of human resources and public health” and “optimized budgetary policies regarding the management of pension program”. In addition, the workshop was expected to provide the Ministry of Finance with ideas and best practice in budgeting policy and social security management told by international experts and practitioners from various countries.

social security yang komprehensif akan

membantu mengidentifikasi potensi dan risiko anggaran, memudahkan proses penganggaran dan meningkatkan efektivitas proses penganggaran.

Penyelenggaraan workshop ini menjadi salah satu instrumen DJA dan Kementerian Keuangan untuk melaksanakan Inisiatif Strategis “Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan dan Kesehatan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM dan Standar Kesehatan Masyarakat” dan “Optimalisasi Kebijakan Penganggaran terkait Pengelolaan Program Pensiun”. Selain itu, melalui workshop dimaksud, diharapkan Kementerian Keuangan dapat memperoleh masukan dan poin-poin praktik terbaik terkait pelaksanaan kebijakan penganggaran dan pengelolaan

social security dari expert internasional

serta peserta workshop yang merupakan perwakilan dari berbagai negara.

ease budgeting process and improve its effectiveness.

(50)

Pada tahun 2017, dilakukan reviu atas Bagan Akun Standar (BAS) PNBP dalam segmen akun kas yang diatur dalam Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor Kep-311/PB/2014 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar. Reviu ini dilatarbelakangi oleh:

(a). Jenis PNBP yang memiliki realisasi besar, kode akunnya masih

tergabung dengan jenis PNBP lainnya sehingga berakibat laporan yang disajikan menjadi kurang informatif.

(b). Banyak akun PNBP yang memiliki realisasi tidak signifikan atau tidak ada realisasi sama sekali selama beberapa periode sehingga perlu dihapus untuk efisiensi dan efektifitas informasi akun.

(c). Beberapa akun seharusnya dihapus karena sudah tidak sesuai ketentuan terkini.

(d). Pengelompokan Akun PNBP (4/5 Digit Akun) belum memberikan karakteristik yang jelas atas jenis PNBP yang masuk pada kelompok akun tersebut, sehingga perlu dilakukan reklasifikasi berdasarkan karakteristik jenis penerimaannya. (e). Banyak uraian akun yang kurang

jelas sehingga menyebabkan terjadi kesalahan penyetoran oleh wajib bayar/setor PNBP.

The cash account segment of non-tax revenue as included in Standard Account Chart was revised 2017, a measure reflecting the Decree of the Director General of Treasury Number Kep-311/ PB/2014 on assigning codes to Account Segment of Standard Account Chart. Reasons for the revision are:

(a). Account code for large Non-Tax Revenues was shared with other, smaller Non-Tax Revenues resulting in less informative reports.

(b). There were insignificant, even non-performing non-tax revenue accounts that should be removed for the sake of efficient and effective account information.

(c). Certain accounts should be removed because they were not updated. (d). The grouping of non-tax revenue

accounts (4-5 digits) needed rearrangement because it failed to provide clear information about types of revenues.

(e). Unclear account description leading to payment errors.

2.4.3 Perubahan Segmen Akun PNBP Dalam Bagan

Akun Standar (BAS)

(51)

Proses reviu BAS melibatkan masukan dari Kementerian/Lembaga pemilik pelayanan PNBP, Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Direktorat Sistem Informasi dan Transformasi Perbendaharaan, Ditjen Perbendaharaan, dan Direktorat Sistem Penganggaran, Ditjen Anggaran, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, serta Ditjen Kekayaan Negara. Dari hasil reviu BAS tersebut Ditjen Anggaran

menyampaikan usulan penyesuaian bagan akun standar yang ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Anggaran Nomor Kep-658/PB/2017 tentang Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-617/PB/2017 Tentang Pemutakhiran Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar. Keputusan ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2018.

Untuk mendukung penerapan BAS PNBP baru ini, Dirjen Anggaran mengeluarkan Peraturan Dirjen Anggaran Nomor Per-5/ AG/2017 tentang Tata Cara Pembayaran/ Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Penerimaan Negara Lainnya Secara Elektronik. Inti pengaturan dari Perdirjen ini adalah penyesuaian nomenklatur akun yang digunakan dalam aplikasi SIMPONI, pengaturan prosedur penerbitan kode billing untuk sistem yang tersambung secara host to host, dan masa berlaku kode billing yang dapat ditetapkan melalui Surat Direktur Jenderal Anggaran apabila terdapat kebijakan yang mempengaruhi proses bisnis SIMPONI.

Perubahan BAS dan penerbitan Perdirjen Anggaran Nomor Per-5/AG/2017 telah disosialisasikan pada tanggal 18 Oktober 2017 di Gedung Sutikno Slamet Lantai 20.

In the process of reviewing Standard

Account Chart, suggestions from ministries/ agencies, Directorate of Accounting

and Financial Reporting, Directorate of Treasury Information and Transformation System, Directorate General of Treasury, and Directorate of Budgeting System, Directorate General of Budgeting,

Directorate General of Financing and Risk Management, and Directorate General of State Assets were taken into consideration. DGB, after considering results of the

review, proposed a revision to the Standard Account Chart, which was responded by Directorate General of Treasury. As a follow-up, decree of the Director General of Budget number Kep-658/P/2017 on decree of the Directorate General of Treasury number KEP-617/PB/2017 on updates to account codes as used in Standard Account Chart was issued, effective as from January 1, 2018.

To back the new Standard Account Chart, the Director General of Budget issued regulation number 5/AG/2017 on the procedures for payment/delivery of Non-Tax Revenues and other state revenues using electronic system. In general, the regulation is about adjustment to account code numbers used in SIMPONI app, procedure for issuing a billing code in host to host system, and validity of billing code – subject to letter of Director General of Budget, which, in turn, is issued if there is a new policy affecting business process of SIMPONI.

Both the revised Standard Account Chart and regulation number 5/AG/2017 were announced on October 18, 2017 at Sutikno Slamet Building, 20th floor.

(52)

Sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak Online (SIMPONI) menjadi media andalan dalam penyetoran PNBP secara elektronik dan sarana penatausahaan dan pertanggungjawaban PNBP yang akuntabel. Sebagai media penyetoran secara elektronik, SIMPONI memiliki beragam keunggulan seperti: aksesibilitas di mana saja dan kapan saja sepanjang terhubung dengan internet, mempermudah dan menghindari faktor kesalahan manusia (human error) akibat adanya proses manual sehingga proses perekaman data PNBP dan Penerimaan Negara lainnya lebih akurat. Fleksibel karena pembayaran/penyetoran PNBP dapat dilakukan melalui berbagai alternatif saluran, dan menyediakan fitur lengkap menu historis pembayaran, jenis PNBP favorit, dan fasilitas laporan/reporting sehingga memudahkan dalam menyajikan

Sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak Online (SIMPONI) has become a reliable tool to electronically deposit Non-Tax Revenues. It is an accountable instrument for administration of Non-Tax Revenues. As a computer application, SIMPONI offers various advantages: accessibility anywhere and anytime as long as a user is connected to the internet, minimized hassles and human errors typical of manual process, thus ensuring more accurate records of non-tax revenue data, and flexibility because payment can be made through multiple channels. SIMPONI also provides a fully-featured payment history, favorite non-tax revenue types, and a reporting menu which makes real-time presentation of updated Non-Tax Revenues possible.

2.4.4 DJA MENDENGAR: Untuk Pelayanan Simponi

Yang Lebih Baik

(53)

Karena peran dan potensi pengembangan yang besar tersebut, program DJA

Mendengar ditujukan untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang dihadapi pengguna SIMPONI, evaluasi atas proses pengembangan yang telah dilakukan, dan masukan untuk perbaikan sistem di masa yang akan datang.

Because of the need to further exploit SIMPONI’s promising potentials, DJA Mendengar (DGB is all ears) program aims to collect opinion from its users, their experience and frustration, which will bring better development in future.

informasi PNBP terkini (real time). Kemudahan dan keunggulan ini pula yang menyebabkan banyak Kementerian/ Lembaga melakukan interkoneksi sistem layanan PNBP-nya dengan SIMPONI. Saat ini, sudah 15 sistem layanan Kementerian/ Lembaga yang terinterkoneksi dengan SIMPONI. Dalam perkembangannya, SIMPONI tidak hanya menjadi sarana perekaman data transaksi PNBP. Tetapi juga Penerimaan Negara Lainnya seperti: setoran sisa Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan, pengembalian belanja, penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga, penerimaan hibah langsung, dan penerimaan pembiayaan.

Because of its user-friendliness and usefulness, different ministries/agencies have decided to interconnect their system with SIMPONI. Currently, 15 ministries/ agencies have their computer system connected to SIMPONI. To accomodate user’s needs, SIMPONI has evolved further than just an app that records transaction data concerning Non-Tax Revenues. It also handles data about other state revenues: remaining of revolving cash fund/additional revolving cash fund, return of expense, third party calculation, direct grant, and financing receipts.

(54)
(55)
(56)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi dan merupakan aset penting yang harus dimiliki dalam mencapai tujuan organisasi. SDM merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber daya lainnya seperti teknologi, karena manusia itu sendiri yang akan mengendalikan faktor yang lain. Teknologi yang handal tanpa disertai peran aktif SDM, tidak akan berarti apa-apa.

DJA sebagai organisasi yang berada di pusat, menyadari hal ini dan senantiasa mengatur dan mengelola SDM secara efektif guna mendukung tugasnya di bidang penganggaran.

Jumlah pegawai DJA per 31 Desember 2017 adalah 867 pegawai yang tersebar di 8 unit Eselon II dengan rincian sebagai berikut:

3.1 PROFIL SDM

Human Resources, productive individuals working as the driving force behind

achievement of organizational goals, are an important asset to an organization. Human resources are more important factor than any other resources within an organization such as technology because it is the human controlling the other resources. Advanced technology without the active role of human resources will be useless.

DGB is fully aware of this and continues to manage its human resources to effectively support its work in the area of budgeting. By December 31, 2017, 867 people were listed as DGB’s employees working in eight echelon II units:

HR PROFILE

Jumlah pegawai DJA per 31 Desember 2017 adalah 867

pegawai yang tersebar di 8 unit Eselon II

By December 31, 2017, 867 people were listed as DGB’s employees working in eight echelon II units

(57)

Jumlah Pegawai Menurut Usia

The Number of Employees by Age

Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir

The Number of Employees by Educational Background

NO

RENTANG

USIA

JUMLAH

%

1 18 - 30 245 28,3% 2 31 - 40 231 26,6% 3 41 - 50 300 34,6% 4 >50 91 10,5% Jumlah 867 100%

NO

TINGKAT

PENDIDIKAN

JUMLAH

%

1 S3 6 0,7% 2 S2 272 31,4% 3 S1/DIV 364 41,9% 4 DIPLOMA 181 20,9% 5 SD - SMA 44 5,1% Jumlah 867 100%

(58)

Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir

The Number of Employees by Rank

Jumlah Pegawai Menurut Unit Eselon II

Gambar

Grafik Perbandingan Realisasi Anggaran DJA TA 2016 dan TA 2017

Referensi

Dokumen terkait

tetapi siswa pada umumnya. Mereka juga kadang- kadang tampak didorong untuk mencari pola-pola dalam rangka untuk memahami prinsip-prinsip matematika. Mereka juga mahir di

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode 2008-2012

membandingkan pemeriksaan sputum dengan cara non invasif yaitu inhalasi NaCl 3% 3 hari bertutut-turut dan fiksasi Saccomano dengan cara non invasif lain yaitu inhalasi NaCl 3% 1

Keseluruhan pendapatan dalam bentuk gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

ketua tentang peraturan akademik, penegakkannya tunduk pada ketentuan peraturan akademik. 2) Terhadap tindakan pelanggaran pedoman perilaku yang terjadi dalam

1) Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) Kabupaten Karimun Tahun 2014. Indikator output

Dalam penelitian ini dilakukan observasi dan pengumpulan data dari ibu rumah tangga serta remaja pengguna internet di Desa Jrebeng melalui penyebaran kuisioner untuk

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Yulia Gustiningsih (2009) dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Penerapan Model Pembelajaran Debat Dalam Mata