• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROSEDUR PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan dipergunakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang dipergunakan dengan permasalahan yang diselidiki. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990:131), sebagai berikut:

Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidikan, memperhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah serta dalam rangka membuktikan hipotesis yang diajukan pada Bab I, perlu dilakukan penelitian terhadap kelompok subjek dan objek pokok sebagai bahasan penelitian. Oleh karena itu penulis menggunakan metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Mengenai metode penelitian dikemukakan oleh Arikunto (1996: 150) bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Dalam penelitian ini, tujuan utamanya yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan melalui penerapan metode pembelajaran progresif yang dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani. Maka akhir penelitian yang ingin dicapai yaitu peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran progresif dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran aktivitas ritmik line dance.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, maka metode penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen. Metode penelitian ini akan digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa sifat dari penelitian yang akan dilakukan bersifat ekperimental yaitu mencobakan sesuatu perlakuan atau treatment untuk mengetahui pengaruh atau

(2)

akibat dari suatu perlakuan atau treatment tersebut. Menurut Sugiyono (2010: 72) bahwa ”Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Dari uraian yang telah dikemukakan dan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan suatu bentuk rangkaian kegiatan percobaan penelitian dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah dengan mencoba menerapkan perlakuan atau treatment sehingga diperoleh hasil akan perlakuan tersebut.

Karena penelitian yang akan dilakukan penulis adalah ingin mengetahui kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Penulis anggap bahwa metode eksperimen lebih tepat untuk mencari jalan pemecahan masalah hubungan sebab akibat. Hal ini pun dikemukakan oleh Suryadibrata (1993: 32) bahwa:

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan, dan membandingkan hasilnya.

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan orang untuk mengadakan penelitian suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu mengadakan kegiatan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan suatu hasil.

Metode ini dipergunakanatas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada pembelajaran aktivitas

ritmik line dance dengan metode pembelajaran progresif pada siswa SMK N 3

Cimahi. Melalui penelitian eksperimen ini, diharapkan akan terungkap besarnya kontribusi dari variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode progresif terhadap variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa SMK N 3 Cimahi. Sebenarnya mungkin masih banyak lagi variabel-variabel lain yang ikut

(3)

mempengaruhi terhadap hasil penelitian ini, diantaranya adalah: jenis kelamin, usia, kemampuan, minat dan bakat.

B. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi

Agar penelitian ini jelas maka, penulis akan melakukan penelitian di SMK Negeri 3 Cimahi, yang beralamat di JL. Sukarasa No. 136 Citeureup kecamatan Cimahi utara. Kota Cimahi. Jawa Barat.

Untuk memecahkan suatu masalah penelitian diperlukan sumber data dan pada umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel penelitian.

2. Populasi

Setiap penelitian memerlukan sejumlah objek yang akan diteliti, populasi merupakan sumber data yang sangat penting. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena populasi merupakan keseluruhan sumber data atau objek yang akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (1997:115) bahwa: Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti.Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selain itu, menurut Sudjana (2005:5), mengatakan Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai populasi, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan atau totalitas dari sekumpulan objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memilki berbagai ciri atau karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Mengingat populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi populasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut Sudjana, N dan Ibrahim (1992) bahwa: “..pembatasan populasi dilakukan dengan membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi terjangkau (accessible population).”

(4)

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi. Berdasarkan ketentuan tersebut maka jumlah populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI perhotelan 1, 2 dan 3 SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 3 kelas yang berjumlah 105 orang. Dalam penelitian ini penulis meneliti kelas XI perhotelan 3 yang berjumlah 34 orang.

3. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010: 81) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sedangkan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 131) bahwa: “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Berdasarkan pengertian tersebut, sampel yang diambil harus dapat memiliki karakteristik yang sama dengan populasi, sehingga apa yang diteliti tersebut benar-benar mewakili populasi penelitian. Salah satu syarat dalam penarikan sampel adalah bahwa sampel itu bersifat representative, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Sifat karakteristik populasi harus tergambar dalam sampel. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini harus berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, metoda, dan instrument penelitian. Disamping itu perlu diperhatikan masalah waktu, tenaga, dan dana.

Berdasarkan metode penelitian eksperimen yang ciri utamanya adalah penugasan random, maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai sampel. Jadi peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi dalam bentuk kelas, alasannya adalah karena apabila pengambilan sampel dilakukan secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami.

Lalu penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (2002: 107) yang mengemukakan sebagai berikut:

Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

(5)

Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis menetapkan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 34 orang yaitu kelas XI Perhotelan 3, dikarenakan kelas tersebut yang benar-benar belum mempelajari pembelajaran aktivitas ritmik

line dance sebelumnya, penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa

yang dimaksud dengan aktivitas ritmik, dan semua siswa kelas XI Perhotelan 3 adalah homogen tidak pernah mengikuti pembelajaran atau ekstrakulikuler aktivitas ritmik.

Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik sampling kuota, Sugiyono (2011:85) menjelaskan mengenai sampling kuota sebagai berikut: “teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampaijumlah (kuota) yang diinginkan.” Cara demikian dilakukan karena kemampuan siswa dianggap homogen. Sesuai dengan karakteristik sampel yang dibutuhkan yaitu (1) siswa pemula yang baru belajar atau belum mempelajari pembelajaran aktivitas ritmik line dance sebelumnya, (2) jenis kelamin putera dan puteri, (3) penulis mengetahui bahwa siswa tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan aktivitas ritmik, (4) kelas XI Perhotelan 3 yang berjumlah 34 orang, terdiri dari 16 siswa putera dan 18 siswi puteri, selanjutnya 34 siswa tersebut yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian.

Ke-34 siswa tersebut dibagi ke dalam dua kelompok yang di bagi secara acak, masing-masing 17 siswa, satu kelompok eksperimen dengan menggunakan metode progresif 17 siswa dan yang satu lagi kelompok kontrol dengan 17 siswa, dikarenakan mengingat terbatasnya waktu, tenaga, biaya, maka penulis mengambil sebagian dari populasi.

C. Desain Penelitian

Menurut Nazir (2005:84) Desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja.Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu

(6)

sebagai berikut Nazir (2005:84):

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkauan (scope), dan hipotesis untuk diuji.

d. Membangun penyelidikan atau percobaan.

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.

g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

h. Membuat coding, serta mengadakan editingdan prosesing data.

i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistic.

j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interprestasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.

Dalam desain penelitian yang menjelaskan mengenai hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya peneliti harus cermat dalam menentukan secara jelas yang mana variabel bebas (independent variabel) dan mana variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah (X1).

Melihat dari permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini”rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pre test and

post test designs” yang dapat digambarkan sebagai berikut: Desain penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.1.

Gambar 3.1

Bentuk Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Eksperimen = Y1 X1 Y2

Kelompok Kontrol = Y3 Y4

Keterangan :

Kelompok 1: kelompok eksperimen Kelompok 2: kelompok kontrol Y1 : tes awal

(7)

Y2 : tes akhir

X1 : perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran progresif

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control design, di mana dua kelompok dipilih secara random, kemudian diberi tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok kontrol yang menerapkan metode pembelajaran langsung dan kelompok eksperimen yang menerapkan metode pembalajaran progresif.

D. Instrumen Penelitian

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani perlu adanya alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, terutama motivasi belajar. Instrument penelitian adalah alat untuk memperoleh data, yang pada hakekatnya adalah alat ukur untuk mengukur variable penelitian. Keberhasilan penelitian banyak ditemukan oleh instrument yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrument penelitian. Menurut Arikunto (2002: 136) menyatakan bahwa. “Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sitematis sehingga lebih mudah diolah.”

Bertolak dari tujuan dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka instrument yang digunakan adalah berupa skala atau angket pengukuran motivasi belajar dengan menggunakan skala likert. Dibawah ini akan dijelaskan tentang pengertian angket.

1. Angket

Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan menggunakan angket motivasi belajar sebagai alat ukur dalam melakukan penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010: 142) menyetakan bahwa:

kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

(8)

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu pasti apa yang akan diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Pertanyaan atau pernyataan terbuka adalah pernyataan yang mengharapkan responden untuk menulis jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sedangkan pernyataan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket tertutup perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.

Maka dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pertanyaan tertutup dalam pembuatan angketnya, karena dengan menggunakan pertanyaan tertutup akan mendapatkan jawaban yang tegas dari responden. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan atau pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikonto (2006: 152) yang menyebutkan “angket tertutup atau koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”.

Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabeltentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu.

Varibel yang diukur dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, maka instrumen yang digunakan adalah tes motivasi belajar yang dikembangkan oleh peneliti sendiri. Sebelum menyusun butir-butir pernyataan yang akan diberikan kepada responden dalam bentuk angket, penulis membuat kisi-kisi tentang

(9)

instrumen penelitian, yaitu kisi-kisi motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan angket motivasi belajaryang dikemukakan oleh Mc Cleland dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 88) bahwa:

Motivasi dalam konteks pembelajaran berdasarkan tiga jenis kebutuhan yang berbeda, yaitu: a. Motivasi untuk berprestasi, b.Motivasi untuk memperoleh kasih sayang seperti rela berkorban unruk sesama c. Motivasi untuk berkuasa, seperti kesetiaan tujuan perkumpulan

Dari teori diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut oleh Mc Cleland dalam Rekso hadiprojo dan Handoko (1996: 85):

1. Kebutuhan prestasi (motivasi untuk berprestasi), tercermin dari keinginan mengambil dari tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.

2. Kebutuhan afiliasi (motivasi untuk memperoleh kasih sayang), kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.

3. Kebutuhan kekuasaan (motivasi untuk berkuasa), kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.

http://nandahandoyo04.wordpress.com/2014/01/03/memahami-motivasi-dalam-pembelajaran/

Yang kemudian disederhanakan menjadi kisi-kisi dimensi motivasi belajar, dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

(10)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Dimensi Motivasi Belajar

Variabel Subvariabel Indikator

No. Soal + - Motivasi belajar menurut Mc Cleland dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 88) a. Motivasi untuk berprestasi b. Motivasi untuk memperoleh kasih sayang seperti rela berkorban untuk sesama

c. Motivasi untuk menguasai materi pembelajaran.

Yang dimaksud dengan menguasai disini dalam artian membuat dirinya tahu.

1. Mampu menyelesaikan tugas 2. Berkeinginan mendapatkan

penghargaan

3. Belajar dengan semangat 4. Menjadi yang terbaik

1. Membina hubungan sosial 2. Menjalin interaksi sosial 3. Membuat citra positif 4. Menyesuaikan diri dengan

lingkungan

1. Mempunyai tujuan 2. Mampu menganalisa 3. Menghadapi tantangan baru 4. Memahami materi dengan

metode baru 3,14,24 16, 27 1,11,42,45 10, 17,49 13, 30 41, 28 7, 38 25, 39 9, 20,48 36, 33,15,46 2, 18, 34 12, 19 4, 29 5, 22 6, 35 43, 40 26, 31, 50 37,47 23, 21, 32,44 8

Setelah kisi-kisi dibuat dan indikator-indikator dirumuskan selanjutnya penulis menyusun item tes dalam angket sesuai dengan spesifikasi data. Item-item tersebut dituangkandalam bentuk pernyataan dengan disediakan alternatif jawaban yang tersediaagar responden dapat menjawab, maka pernyataan-pernyataan disajikan dan disusun dengan berpodoman pada penjelasan Surakhmad (1990: 184), sebagai berikut:

a. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkasa-ringkasnya. b. Mengajukanpernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

(11)

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

d. Mengajukan hanya pernyataanyang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban masalah yang dihadapi.

Tentang perumusan pernyataan-pernyataan atau item tes menurut pendapat Sudrajat (2009:1) sebagai berikut:

a. Pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan. b. Hindari pertanyaan ganda.

c. Pertanyaan atau pernyataan harus relavan.

d. Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah yang terpendek adalah yang terbaik.

e. Hindari istilah yang kias.

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pernyataan dalam menyusun pernyataan dalam angket harus bersifat jelas, ringkas dan relevan.

Alat yang digunakan adalah berupa skala atau angket pengukuran motivasi belajar dengan menggunakan skala likert. Skala likert, menurut Sugiono (2008: 93) bahwa: “Variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.”

Lebih lanjut mengenai skala likert, Sudjana (2005: 107) menjelaskan bahwa “Skala likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu”.

Adapun alasan penulis menggunakan skala likert skala ini mempunyai beberapa keuntungan seperti yang diungkapkan black dan champion yang dikutif Sudrajat (2009: 6) bahwa “Kelebihan skala likert yaitu : 1) mudah dibuat dan ditafsirkan, 2) bentuknya yang paling umum, 3) bersifat fleksibel, 4) mengukur tingkat skala ordinal”.

Penskoran untuk alternatif jawab likert ialah dalam dalam bentuk chek list (√). Pilihan jawaban setiap item memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

(12)

Tabel 3.2

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Summated Ratings (Likert)

Alternatif Jawaban Pemberian Skor Positif Negatif Sangat Sesuai (SS) 5 1 Sesuai (S) 4 2 Kurang Sesuai (KS) 3 3 Tidak Sesuai (TS) 2 4

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

Berdasarkan diatas penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut: kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Sesuai = 5, Sesuai = 4, Kurang Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Kategori untuk pernyataan negatif, yaitu Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Kurang Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 4, Sangat Tidak Sesuai = 5. Pemberian skala skor pada setiap kategori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima alternatif jawaban. Adapun skor menurut Nurhasanah (2007: 349) adalah: “Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan.

Instrumen dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk check list ( √ ) dalam pengisiannya dengan contoh sebagai berikut.

Tabel 3.3

Skala Motivasi Belajar

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S KS TS STS

1 Saya menggunakan seluruh kemampuan saya dalam melakukan kegiatan pembelajaran aktivitas ritmik

Keterangan: SS = Sangat Sesuai, S = Sesuai,

(13)

TS = Tidak Sesuai,

STS = Sangat Tidak Sesuai.

Rancangan instrumen angket motivasi belajar yang sudah jadi tersebut kemudian di uji kadar validitas dan realibilitas instrumentnya.

E. Uji Coba Skala

Untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas dari setiap butir pertanyaan atau pernyataan, maka skala yang telah disusun harus diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengukur tingat validitas dan realibilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba skala akan diperoleh sebuah skala yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba instrumen bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidak digunakan dalam penelitian tentang motivasi belajar terhadap pembelajaran aktivitas ritmik.

Pada penelitian ini penulis melakukan uji coba angket pada 50 siswa kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi tidak termasuk pada sampel penelitian. Skala tersebut diberikan kepada para sampel penelitian yaitu siswa-siswi kelas XI Perhotelan 3 SMK Negeri 3 Cimahi sebanyak 34 orang dan dalam teknik pengisiannya penulis memberikan langsung untuk mengisi angket tersebut sebelum pelaksanaan pembelajaran.

F. Pengujian Validitas dan Realibilitas

Untuk memperoleh data yang menunjang validitas dan reliabilitas instrument, maka uji coba instrument dilakukan pada siswa-siswi yang dianggap homogen dengan sampel yang akan diteliti, yaitu siswa-siswi dari kelas XI Perhotelan SMK Negeri 3 Cimahi (diluar sampel penelitian). Setelah data hasil uji coba terkumpul kemudian data diolah dan dianalisis secara statistik.

Dalam upaya menguji tingkat validitas skala dalam penelitian ini, penulis mengolah data dengan menggunakan program SPSS versi 20. Setelah peneliti membuat alat ukur atau instrumen yang berupa angket sebanyak 50 soal pernyataan, maka nanti akan terlihat sejumlah berapa yang akan menjadi skala

(14)

motivasi belajar yang bisa dipakai dalam penelitian. Bila ada item soal yang tidak memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang dinyatakan valid, maka sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Metode uji validitas instrumen yang digunakan adalah Metode Corrected Item Total Correlation yaitu uji validitas internal butir tes dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapatkan dengan skor total responden (Priyatno, 2010: 24) sedangkan untuk reabilitas instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach Alpha yaitu model internal consistency

score berdasarkan korelasi purata antara butir-butir (items) yang ekivalen

(Uyanto, 2006:239).

1. Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto (2006: 160) mengemukakan “Validitas adalah pengukuran yang menunjukan tingkat kevaliditasan dan kesahihan suatu instrumen.” Metode yang akan digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah Metode Corrected item

Total Correlation yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan

skor total dan melakukan korelasi terhadap nilai koefisien korelasi overstimasi (Priyatno, 2010: 24). Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrumen akan dianalisi menggunakan dengan bantuan SPSS versi 20.

Setelah melakukan perhitungan dari data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh angket valid yang dapat dilahat dalam BAB 4.

2. Reliabilitas

Dalam upaya menguji tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, penulis mengolah data dengan menggunakan program SPSS yang dapat dilihat dalam BAB 4. Untuk reliabiltas alat ukur, dari item tes yang sudah diuji cobakan, diuji kembali tingkat reliabilitasnya. Reabilitas adalah derajat atau keajegan suatu tes atau alat pengukur, yang apabila alat pengukur itu dipergunakan hasilnya memberikan keajegan atau kemantapan (Nurhasan, 2007:330). Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk

(15)

menghasilkan pengukuran yang sesungguhnya. Instrumen kuesioner yang tidak reliabel maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya (Priyatno, 2010: 24). Uji reliabilitasnya bertujuan untuk mengungkapkan ketepatan dan kemantapan alat ukur.

http://repository.upi.edu/641/6/S_JKR_0807718_CHAPTER3.pdf

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah penelitian untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang yang dilakukan maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran dalam melakukan penelitian diharapkan penelitian tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah dibuat dalam langkah-langkah penelitian. Peneliti melakukan penelitian di SMK Negeri 3 Cimahi dengan jumlah pertemuan sebanyak 12 kali pertemuan dalam 4 minggu karena menurut Tite, dkk (2007) dalam Gunawan, H (2013: 41) mengatakan bahwa “dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan diharuskan untuk mempertimbangkan tingkat kelelahan secara fisiologis”. Dengan kata lain, penelitian dilaksanakan 3 kali dalam seminggu (senin, kamis, jumat) dimulai dari bulan November 2013. Menurut Habblinck dalam Agustin, M (2011: 23) “Frekuensi latihan paling sedikit 3 hari dalam seminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan, dan olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan sesorang akan menurun setelah 40 jam tidak melakukan latihan.”

Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan, seperti diuraikan berikut ini:

1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

1. Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan seminar proposal penelitian.

2. Pengajuan surat izin penelitian ke SMK Negeri 3 Cimahi dari Jurusan POR, Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, kemudian diserahkan ke pihak Sekolah SMK Negeri 3 Cimahi

(16)

3. Melakukan studi pendahuluan ke lokasi peneliatan Sekolah SMK Negeri 3 Cimahi.

2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

1. Pemberian perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran

progresif pada pembelajaran aktivitas ritmik terhadap kelompok

eksperimen selama 12 kali pertemuan; Jadwal dan program perlakuan dapat di lihat pada lampiran.

2. Melakukan tes dengan menggunakan skala motivasi belajar yang diberikan kepada siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran.

3. Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh metode pembelajaran progresif pada pembelajaran aktivitas ritmik. Tes akhir dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke-12, yaitu pada hari jumat, tanggal Desember 2013.

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian seperti gambar 3.2 dibawah ini:

POPULASI

SAMPEL

TES AWALSKALA MOTIVASI BELAJAR KELOMPOK A (TRETMENT) Pembelajaran menggunakan metode progresif KELOMPOK B(KONTROL) Pembelajaran tanpa menggunakan metode progresif

TES AKHIRSKALA MOTIVASI BELAJAR

KESIMPULAN ANALISIS DATA

PENGOLAHAN DATA

(17)

3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

1. Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul; 2. Membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian;

3. Menyusun naskah skripsi secara lengkap.

H. Teknik analisi data

Setelah seluruh persiapan diselesaikan, peneliti siap untuk melakukan penelitian dilapangan dengan menggunakan metode eksperimen. Data yang terkumpul dari lapangan diolah dan dianalisis untuk dapat membuat kesimpulan. Analisis data dilakukan dengan tujuan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh metode pembelajaran

progresif terhadap motivasi belajar siswa pada aktivitas ritmik dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Rata-Rata Dan Simpangan Baku

a. Mencari nilai rata-rata ( ) dari setiap data dengan rumus: ̅

Keterangan:

= Nilai rata-rata

= Jumlah dari seluruh data = Jumlah sampel

b. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

( ̅) Keterangan:

S = Simpangan baku = Nilai data ke-i = Nilai rata-rata data = Jumlah sampel

(18)

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Lilifort.

Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut: a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus:

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn Zi

S (Zi) =

n

d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

3. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetaui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan homogen atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang digunkan. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan rumus:

cil

Variansike

sar

Variansibe

(19)

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05

dan derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1 = n – 1 dan V2 = n – 2 jadi data setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F table

4. Menguji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yaitu bahwa metode pembelajaran progresif yang berorientasi pada keterampilan bekerja sama (sebagai kelompok eksperimen) lebih besar pengaruhnya daripada metode pembelajaran langsung yang berorientasi pada keterampilan teknik (sebagai kelompok kontrol) terhadap motivasi belajar siswa, digunakan “pengujian dua sampel tidak berhubungan (independent sample t-test)” yaitu melalui perbandingan kelompok eskperimen yang menggunakan metode pembelajaran progresif dengan pembelajaran langsung atau kelompok kontrol. Uji Hipotesis dengan ketentuan yang telah disahkan pada saat pengajuan penelitian bahwa untuk menguji hipotesis menggunakan uji hipotesis kesamaan dua rata-rata (satu pihak) adalah sebagai berikut:

̅ ̅ √

Separated varian

H0 ditolak jika t-hitung > t-tabel H1 diterima jika t-hitung < t-tabel

Kriteria untuk menafsirkan kelompok yang lebih besar pengaruhnya terhadap aktivitas ritmik, yaitu jika niai t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan antara kedua kelompok. Sedangkan jika nilai t-hitung < t-tabel maka H1 diterima, artinya tidak ada perbedaan antara kedua kelompok, t-tabel dengan

derajat kebebasan (df) n-2, dengan pengujian 1 sisi (signifikan = 0,05) dapat dilihat pada t-tabel dalam lampiran.

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

Bila ketersediaan komputer terbatas atau tidak memungkinkan dibawa ke kelas, alternatif yang dapat dilakukan adalah menggunakan Lab TIK sebagai kelas untuk mengajar sehingga team

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi tentang Tata Cara

Perawat memiliki peranan penting dalam mempertimbangkan pemberian asuhan keperawatan terkait dengan penggunaan pengobatan tradisional pada perawatan anak sakit

Penelitian tentang produksi polihdroksialkanoat (PHA) sudah lama dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses Departemen Teknik Kimia ITB, namun cara yang

Andi Kurniawan, Syahru., 2012 .Sistem Penjejak Posisi Obyek Berbasis Umpan Balik Citra, Jurusan Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Dimana sebagian besar pendidik di lapangan mengabaikan latar pengetahuan dan kepentingan pembaca (D. K-W-L dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui kerangka

Proses pemberian insulin secara bertahap tidak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap laju penyerapan glukosa, pada gambar 3 terlihat bahwa konsentrasi glukosa