• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI PERGELANGAN KAKI 1. Persendian pada Pergelangan Kaki

Pergelangan kaki terdiri dari tiga persendian yaitu articulatio subtalaris, articulatio talocruralis, dan articulatio tibiofibularis distal. ketiganya berkerjasama untuk mengatur pergerakan kaki bagian belakang sehingga dapat

menghasilkan gerakan inversio-eversio, endorotasi eksorotasi, dan

plantarfleksi-dorsofleksi. Gabungan ketiga jenis gerakan tadi selanjutnya membentuk gerakan pronasi dan supinasi.7

a. Articulatio subtalaris

Articulatio subtalaris terbentuk dari talus dan calcaneus, sendi ini berfungsi untuk melakukan gerakan endorotasi dan eksorotasi dengan tungkai bawah yang memiliki aksis longitudinal, gerakan tungkai bawah ini selanjutnya diteruskan oleh kaki yang memiliki aksis tranversal sehingga memungkinkan terjadinya gerakan supinasi dan pronasi pada kaki. terdapat dua articulatio pada articulatio subtalaris yaitu articulatio subtalaris anterior dan articulatio subtalaris posterior pemisahnya adalah ligamentum talocalcaneare interosseum. Ligamentum talocalcaneare interosseum berfungsi menahan pergeseran talus kearah medial. Saat supinasi bagian depan ligamentum akan tegang dan saat pronasi ligamentum akan menjadi kendor.6,7

b. Articulatio talocrulalis

Articulatio talocrulalis terbentuk dari ujung distal tibia dan fibula serta bagian atas dari talus, terdapat dua ligamentum pada articulatio talocruralis, yaitu:

1) Ligementum mediale atau deltoideum

Ligamentum dengan puncak yang melekat pada ujung malleolus medialis, ligementum mediale atau deltoideum merupakan ligamentum yang kuat. Serabut bagian dalam ligementum mediale atau deltoideum melekat pada permukaan medial corpus tali serta serabut superficial

(2)

6

yang melekat pada bagian medial talus, susutentaculum tali, ligamentum calcaneonaviculare plantare, dan tuberositas ossis naviculare. 7

2) Ligamentum lateral

Ligamentum lateral terdiri dari 3 pita penyususun yang memiliki kekuatan lebih lemah daripada ligamentum mediale. Ligamentum lateral terdiri dari ligamentum talofibulare anterior yang berjalan dari malleolus lateralis ke permukaan lateral talus, ligamentum calcaneofibulare berjalan dari ujung malleolus lateralis kearah bawah dan belakang menuju permukaan lateral calcaneus, ligamnetum talofibulare posterior, berjalan dari malleolus lateralis ke tuberculum posterior ossis tali.7 c. Articulatio tibiofibularis distal

Articulatio tibiofibularis distal merupakan sendi yang terbentuk dari pertemuan tibia dan fibula yang merupakan syndesmosis sehingga pergerakanya terbatas. Sendi ini posisinya distabilkan oleh membrane interoseum yang tebal serta ligamentum tibiofibularis anterior et posterior. Syndesmosis articulatio tibiofibularis distal ini diperlukan untuk kestabilan bagian atap dari articulatio talocruralis.7

2. Otot tungkai bawah dan gerakan sendi pergelangan kaki

Gerakan sendi pergelangan kaki didukung oleh beberapa otot, berikut adalah penjabaran otot yang fungsinya berkaitan dengan pergerakan sendi pergelangan kaki:

a. M. tibialis anterior

Otot ini terletak sepanjang permukaan anterior tibia dari condylus lateralis hingga bagian medial dari bagian tarsometatarsal. Setelah sampai duapertiganya otot ini merupakan tendo. Origonya berada pada tibia dan membrana interossea, sedangkan insersionya berada pada os. metatarsal I, Otot ini dipersarafi oleh N. fibularis profundus dan berfungsi melakukan dorsofleksi dan supinasi kaki.8,22

b. M. extensor digitorum longus

Otot ini terletak disebelah lateral pada M. tibialis anterior di bagian proximal dan M. extensor hallucis longus di bagian distal. Otot ini berorigo pada tibia dan membrana interossea, berinsersio pada phalanx medial dan

(3)

7

distal digitorum II-V, dipersarafi oleh N. fibularis profundus. Fungsinya untuk dorsofleksi dan abduksi.8,22

c. M. extensor hallucis longus

Otot ini bagian proximal terletak dibawah M. tibialis anterior dan M. extensor digitorum longus. Berorigo pada fibula dan membrana interossea, berinsersio pada phalanx distalis digiti I. Dipersarafi oleh N. fibularis posterior dan berfungsi untuk dorsofleksi. 8,22

d. M. fibularis tertius

Otot ini merupakan otot kecil yang terletak di lateral M. extensor digitorum longus. Berorigo pada fibula dan membrana interossea, berinsersio pada os. metatarsal V. Dipersarafi oleh N. fibularis posterior dan berfungsi untuk dorsofleksi dan pronasi.8,22

e. M. fibularis longus

Otot ini terletak dibagian lateral tungkai bawah, berorigo pada fibula dan berinsersio pada os. metatarsal I. Dipersarafi oleh N. fibularis superficialis dan berfungsi untuk plantarfleksi, eversio dan abduksi.8,22

f. M. fibularis brevis

Otot ini terletak dibagian posterior dari M. fibularis longus. Berorigo pada fibula dan berinsersio pada tuberositas ossis metatarsal V. Dipersarafi N. fibularis superficialis dan berfungsi untuk plantarfleksi, abduksi dan eversio.8,22

g. M. gastrocnemius

Otot ini merupakan otot paling luar di bagian posterior tungkai bawah. Berbentuk seperti tanduk dan bersama dengan M. soleus membentuk triceps surae. Berorigo pada condylus femoralis dan berinsersio pada tuber calcanei melalui tendo Achilles. M. gastrocnemius adalah otot yang kuat dan fungsinya sebagai fleksi tungkai bawah serta plantarfleksi.8,22

i. M. soleus

Otot ini Berada di bagian dalam dari M. gastrocnemius. Otot ini memiliki fungsi menghambat gerakan dorsofleksi sehingga gerakan yang dapat dilakukan adalah plantarfleksi. Origonya pada linea musculi solei tibia et fibula, insersionya pada tuber calcanei serta dipersarafi oleh N. tibialis.8,22

(4)

8

j. M. tibialis posterior

Otot ini merupakan otot yang terletak paling dalam pada bagian posterior tungkai bawah. Berorigo pada fibula dan membrana interossea, berinsersio pada tuberositas ossis naviculare. Dipersarafi oleh N. tibialis dan berfungsi untuk plantarfleksi, supinasi dan mempertahankan arcus longitudinal.8,2 k. M. flexor digitorum longus

Otot ini berorigo pada facies posterior tibia, fascia cruris lembar dalam dan berinsersio pada phalanx distal digitorum II-V. Persarafannya berasal dari N. tibialis dan berfungsi untuk plantarfleksi, inversio dan adduksi.6,8

l. M. flexor hallucis longus

Otot ini berorigo pada facies posterior fibula, fascia cruris lembar dalam dan membrana interossea cruris, insersionya pada phalanx distal digiti I. Dipersarafi oleh N. tibialis dan berfungsi untuk plantarfleksi, inversio dan adduksi.6,8

3. Analisis Gerakan Berjalan, Berlari, Melompat

Manusia mempunyai kekhususan dapat berdiri tegak dan berjalan bipedal yang berarti organisme yang bergerak di permukaan tanah dengan dua tungkai. Gerakan yang terjadi pada manusia yang melibatkan sistem lokomosi antara lain :6

a. Berjalan

Berjalan adalah hasil dari hilangnya keseimbangan pada sikap berdiri dari kedua kaki secara berturut-turut. Setiap keseimbangan dari suatu kaki hilang, diganti atau diikuti oleh tumpuan baru pada kaki yang lain, sehingga terjadi keseimbangan kembali. Laju ke depan pada peristiwa berjalan, disebabkan kombinasi dari tiga kekuatan yang berkerja yaitu:6

1) Kekuatan otot yang menyebabkan tekanan pada kaki permukaan tupuan, 2) Gaya berat yang berusaha menarik tubuh kedepan dan ke bawah bila

tidak keseimbangan, dan

3) Kekuatan momentum yang bermaksut mempertahankan kekuatan yang tetap.

(5)

9

Kekuatan-kekuatan lain yang membantu adalah pemindahan momentum

ayunan lengan, yang semula dimaksudkan untuk membantu

keseimbangan.6

Terdapat fase-fase dalam gerakan berjalan. fase menyokong (stance phase) terdiri atas fase menghambat (double support) dan fase mendorong/propulasi (propulasion phase) atau fase disaat hanya satu kaki yang menyangga (single support), fase mendorong merupakan permulaan fase mengayun.

Berjalan dimulai dari sikap berdiri dimana garis tumpuan berada pada kedua kaki, jika kaki kiri akan dilangkahkan tumpuan berpindah pada kaki kanan. Tungkai kiri selanjutnya didorong ke depan dan terjadi antefleksi tungkai kiri yang dilakukkan oleh M. ilopsoas, M. rectus femoralis sampai kaki kiri tidak menapak tanah (fase propulsi). Apabila panggul bagian kiri cenderung menurun maka akan dilawan oleh kontraksinya M. gluteus medius dan M. gluteus minimus sebelah kanan. M. gluteus medius dan M. gluteus minimus secara bersamaan memutar panggul kiri kedepan serta membantu mengayunkan tungkai kiri maju dan memperbesar langkah, selanjutnya titik berat bergerak ke depan dan badan hendak jatuh ke depan, bersamaan dengan proses ini terjadi plantarfleksi kaki kanan oleh kontransinya M. triceps surae dan calcaneus kanan terangkat dari tanah. Titik berat yang tadinya turun sekarang naik kembali, selanjutnya tumit kiri mengenai tanah sebagai pusat putaran kaki yang dimulai berturut-turut dari lateral telapak kaki kiri menuju ke distal sampai ossis metatarsalis.

Kaki kanan melepas diri dari tanah bersamaan dengan dorsofleksi pada articulatio metatarso phalangeales meski jari-jari kaki masih kokoh berpijak. Akhir gerakan berjalan garis berat melalui caput ossis metatarsalis I kanan berpindah. Oleh karena itu, tubuh jatuh kedepan dan saat itu calcaneus kanan meninggalkan tanah. Akibatnya terus menurunya titik berat dapat dihindari, calcaneus kiri mengenai tanah dan kaki kiri mulai menampung berat badan.6

Tungkai kanan difleksi pada articulatio genus, tetapi masih mengenai tanah lewat jari-jari kaki (fase prolasi). Kaki kiri selanjutnya menapak

(6)

10

seluruhnya dan menjadi kaki penyokong. Kaki kanan meningglakan tanah dan tungkai kanan dilakukan antefleksi dalam articulatio coxae (fase mengayun). Gerakan ini tungkai bawah terlempar kedepan sampai M. semitendinosus, M. semimembranosus, dan M. biceps femoralis tertarik, sehingga gerakan tungkai ini telambat.6

Setelah terjadi ekstensi pada articulatio genus kanan, gerakan melempar (fase mengayun) dapat dianggap selesai dan tuber calcanei mengenai tanah karena titik berat badan berpindah kedepan selanjutnya seluruh kaki menapak ke tanah. Menapaknya kaki tidak disebabkan flexio plantar articulatio talocrularis, melainkan oleh gerakan majunya badan. Timbulnya fleksi pada articulatio genus yang dilawan oleh kontraksi M. quadricep femoris dan ketika kaki menapak di tanah, pada tungkai terjadi anteflexi articulatio genus serta anteflexi articulatio coxae, selanjutnya terjadi ekstensi di articulatio genus dan retroflexi di articulatio coxae sehingga kaki kanan menjadi kaki penyokong dan titik berat naik lagi.6

Fase pendorong (propulsi) merupakan waktu antara kaki ada di titik bawah bertumpu sampai meninggalkan tanah. Fase penghambat yaitu waktu antara kaki mengenai tanah sampai tumpuan kaki ada di bawah titik berat). Ketika calcaneus kaki meninggalkan tanah, tungkai kaki diretroflexi lebih banyak dari pada yang dilakukan di dalam articulatio coxae, dengan demikian inklinasi pelvis harus ditambah karena badan harus tetap tegak. penambahan inklinasi hanyak dimungkinkan bila terjadi retroflexi di columna vertebralis daerah lumbalis sehingga lordosis lumbalis harus di tambah.6

Articulatio coxae kanan juga bergerak ke depan ketika tungkai kanan dilempar ke depan, ini hanya dapat terjadi bila ada rotasi dalam columna vertebralis yang hanya mungkin terjadi di daerah thoracalis dan endorotasi tungkai pada articulatio coxae kiri. Pada fase mendorong timbulnya kekuatan yang dapat dianalisis dalam kekuatan vertikal dan kekuatan horizontal, kekuatan vertikal lebih besar dari pada horizontal. Pada permulaan fase mendorong ada percepatan pada gerakan maju. Pada fase ini, berjalan dengan ibu jari kaki menuju ke depan ada saatnya tumit

(7)

11

terangkat. Karena itu terjadi hyperextensi dalam articulation metatarso phalangealis sehingga flexor jari kaki tertarik. Tekanan otot tersebut menimbulkan reflex tarikan sehingga otot-otot berkontraksi.6

b. Berlari

Gerakan lari pada dasar sama dengan gerakan jalan. Gerakan lari tidak dijumpai fase menapak ganda (double support) dan dijumpai fase melayang, sehingga ada waktu tidak dijumpainya pijakan. Pada gerakan lari, fase menyokong merupakan bagian yang sangat kecil dalam siklus dibandingkan dengan gerakan jalan. Fase propulsi umumnya terjadi lebih cepat (segera) setelah kaki menapak tanah, sebab titik berat bergerak ke depan secara lebih cepat. Karena badan bergerak cepat, maka otot-otot ekstensor dari articulatio coxae, articulatio genus, dan articulatio talocruralis dan flexor digiti pedis melakukan kontraksi secara cepat dengan kekuatan yang besar pula. Secara umum pada gerakan lari, badan mempunya inklinasi ke depan yang lebih besar daripada gerakan jalan, gerakan rotasi pada pelvis dan columna vertebralis sangat meningkat, dan gerakan pada lengan menjadi lebih tinggi dan kuat.6

c. Melompat

Pada dasarnya melompat merupakan peningkatan gerak dari berlari, dalam pengertian waktu yang digunakan pada fase melayang atau fase terbang atau fase terbang lebih lama dan langkah yang dihasilkan lebih jauh (lebih panjang) daripada langkah berjalan atau lari. Melompat merupakan gerak melempar tubuh kearah vertikal dengan kekuatan sendiri layaknya gerak sebuah proyektil.6

Ada 3 pengertian dalam hal lompatan, yaitu:

1) Bila pada waktu mendarat dilakukan oleh kedua kaki secara bersama, di sebut lompat (jump)

2) Bila pada waktu mendarat dilakukan oleh satu kai yang sama dengan kaki yang digunakan pada awal propulasi, disebut jangkit (hop)

3) Bila pada waktu mendarat dilakukan oleh satu kaki yang berlainan dengan kaki yang digukan kaki yang digunakan pada awal propulsi, disebut loncat (leap)

(8)

12

Pada awal lemparan (propulsi) umumnya dipakai kekuatan explosive, yang diperoleh dari kekuatan otot-otot yang bekerja pada sendi loncat dan kelentinga arcus pedis.6

4. Inervasi Pergelangan Kaki

Persarafan pergelangan kaki berasal dari plexus lumbalis dan plexus sacralis. Persarafan otot yang berfungsi untuk mengatur pergerakan pergelangan kaki berasal dari N. tibialis, N. tibialis profundus, dan tibialis superficiallis. sedangkan saraf sensoriknya berasal dari N. suralis dan saphenous.7

Otot-otot penggerak sendi pergelangan kaki yaitu : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. peroneus tertius, M. extensor halluces longus diinervasi oleh N. peroneus profundus. M. gastrocnemius, M. soleus, M. planataris, M. popliteus, M. flexor digitorum longus, M. flexor hallucis longus, M. tibialis posterior diinervasi oleh N.tibialis, dan M. peroneus longus, M. peroneus brevis diinervasi oleh N. peroneus superfisialis.6

5. Gangguan Klinis Sendi pergelangan Kaki

Pergelangan kaki sering mengalami gangguan berupa cedera pada saat aktivitas olahraga, berikut adalah gangguan klinis yang terjadi pada saat aktivitas olahraga :

a. Strain

Strain adalah cedera otot, termasuk cedera otot dan jaringan ikat yang berhubungan dengan otot yang melekat dengan tulang. gerakan yang dapat mengakibatkan strain salah satunya adalah gerakan melompat. saat melompat sendi kaki akan melakukan gerakan plantar fleksi karena kontraksi M. gastrocnemius. Ketika mendarat pada gerakan melompat tendo dan otot pergelangan kaki akan berisiko terjadi strain. Tendo pada M. tibialis anterior dan tibialis posterior juga merupakan bagian yang dapat terjadi strain.8

b. Sprain

Sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini yang paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga. Sprain terjadi akibat dari tarikan secara tiba-tiba pada pergelangan kaki biasa disebut dengan keseleo, cedera

(9)

13

ini terjadi karena inversio maupun eversio kaki berlebih pada kaki sehingga ligamentum lateral mengulur atau robek, bahkan dapat tejadi lepasnya ligamentum pada perlekatan tulang, cedera pada pergelangan kaki dapat mengenai ligamentum calcaneofibularis, ligamentum talofibularis anterior dan ligamentum talofibularis posterior, bahkan dapat mengenai ligamentum talocalcaneare interoseum.8

c. Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, patah tulang pada pergelangan kaki biasanya disebabkan oleh tarikan seperti sprain, namun fraktur penyebabanya adalah eversio yang berlebihan sehingga sering menyebabkan fraktur pada malleolus lateralis. Fraktur malleolus lateralis yang dapat mengakibatkan pemisahan antara tibia dan fibula sehingga sendi mengalami pelebaran. Pengobatan secara adekuat dan secepat mungkin penting untuk mencegah kelainan permanen pada sendi pergelangan kaki.8

6. Analisis Anatomi Sendi Pergelangan Kaki

Sendi pergelangan kaki terbentuk dari gabungan articulatio subtalaris, articulatio talocrularis, dan articulatio tibiofibularis distal yang memungkinkan terjadinya gerakan dorsofleksi, plantarfleksi, inversio, eversio, abduksi, adduksi, supinasi dan pronasi. Articulatio subtalaris terbentuk dari talus dan calcaneus, sendi ini berfungsi untuk melakukan gerakan endorotasi dan eksorotasi dengan tungkai bawah yang memiliki aksis longitudinal, gerakan tungkai bawah ini selanjutnya diteruskan pada kaki yang memiliki aksis tranversal sehingga memungkinkan terjadinya gerakan supinasi dan pronasi pada kaki.6,7

Pada articulatio talocruralis dapat terjadi gerakan dorsofleksi, yaitu gerakan dimana jari-jari menunjuk ke arah atas. Gerakan dorsofleksi dilakukan oleh M. tibialis anterior, M. extensor hallucis longus, M. extensor digitorum longus, M. fibularis tertius dan dihambat tendo Achilles yang menegang, serabut posterior ligamentum mediale serta ligamentum calcaneofibulare. Selama dorsofleksi articulatio talocruralis, bagian anterior trochlea tali dipaksakan berada di antara malleolus medialis et lateralis sehingga

(10)

14

menyebabkan sedikit terpisah dan tegangnya ligamentum tibiofibularis distal. Selain letaknya yang berada diantara malleolus, trochlear tali bagian depannya lebih lebar daripada bagian belakang, hal ini membuat tochlear tali terlihat banguan berbentuk seperti baji. Bentuk dan posisi seperti ini membuat kestabilan sendi akan menjadi maksimal ketika dilakukan gerakan dorsofleksi dan akan menjadi minimal ketika dilakukan gerakan plantarfleksi.6,23

Gerakan plantarfleksi dilakukan oleh M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. fibularis longus, M. fibularis brevis, M. tibialis posterior, M. flexor digitorum longus dan M. flexor hallucis longus dan dihambat oleh tegangnya otot-otot yang berlawanan, serabut anterior ligamentum mediale serta ligamentum talofibularis anterior. Pada keadaan plantarfleksi maksimal ligamentum articulatio tibiofibularis distal kurang tegang sehingga memungkinkan gerakan rotasi, abduksi dan adduksi. Gerakan lain yang juga mampu dilakukan adalah inversio dan eversio, namun pergerakan ini dibatasi oleh ligamentum laterale dan ligamentum mediale.23

Pada sendi tarsal dapat terjadi gerakan dorsofleksi, plantarfleksi, supinasi dan pronasi. Otot yang membantu dorsofleksi sendi tarsal merupakan otot yang juga melakukan gerakan dorsofleksi pada articulation talocruralis. Sedangkan pada gerakan plantarfleksi, otot yang berperan adalah M. tibialis posterior, M. flexor digitorum longus, M. flexor hallucis longus, m fibularis brevis dan M. fibularis longus. Gerakan lainnya yaitu supinasi merupakan gabungan inversio dan adduksi, otot yang berperan yaitu M. tibialis anterior (saat dorsofleksi), M. tibialis posterior (saat plantarfleksi), M. flexor digitorum longus dan M. flexor hallucis longus. Pada saat pronasi (eversio dan abduksi) otot yang berkerja adalah M. fibularis longus, M. fibularis brevis, M. fibularis tertius dan M. extensor digitorum longus.23

7. Analisis Mekanik Sendi Pergelangan kaki

Mekanisme gerak pada sendi pergelangan kaki terdapat pada sendi loncat bagian atas atau articulatio talocruralis dibentuk oleh facies articularis inferior tibiae, facies articularis malleoli medialis tibiae dan articularis malleoli lateralis fibulae di satu pihak, dan trochlea talii seperti dijepit. Trochlea tali terjepit diantara kedua malleoli, tetapi sendi ini merupakan sendi yang

(11)

15

fleksibel. Menurut bentuk facies articularis sendi ini merupakan articulatio trochlearis. Axis gerak adalah axis transversal yang melewati kedua malleoli. Gerakan yang terjadi adalah fleksi (dorsofleksi) dan ekstensi (plantarfleksi). Trochlea tali pada bagian distal (anterior) lebih lebar, sehingga pada waktu ekstensi malleolus lateralis agak terpisah dari tibia, dan ligamentum antara kedua tulang menjadi tegang. Capsula articularis pada sendi ini di sebelah depan dan belakang longgar sehingga memungkinkan fleksi dan ekstensi. Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum yang berfungsi sebagai ligamentum collaterale. Saat berjalan gaya berat menarik tungkai bawah ke depan, untuk mencegahnya articulatio talocruralis mempunyai susunan khusus.6,17

Penampang lintang trochlea tali lebih besar pada bagian depan daripada di bagian belakang , kedua malleoli tidak terletak tepat disamping trochlea tetapi sedikit dibelakang. Sehingga trochlea tali yang merupakan ossa sesamoidea ini tidak bergeser ke belakang. Gerakan lain yaitu bergesernya kaki terhadap tungkai bawah dihalangi oleh oleh susunan ligamentum dari tibia atau fibula yang berjalan ke arah belakang melekat pada talus atau calcaneus. Susunan lain yang juga menjaga gerakan sendi ini adalah ujung distal tibia yang mempunyai perluasan ke bawah pada bagian posteriornya serta ligamentum tibiofibularis posterior yang dapat merupakan perluasan lekuk sendi di sebelah belakang tochlear tali sehingga ligamentum ini menghalangi bergesernya tungkai bawah ke depan.6

B. CEDERA PADA OLAHRAGA

1. Pengertian dan Penyebab Cedera Olahraga

Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot dan rangka yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Cedera dalam dunia olahraga yaitu rusaknya jaringan (lunak atau keras) baik otot, tulang, atau persendian yang disebabkan oleh kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas yang melebihi batas beban latihan (overtraining) yang dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri dan atau akibat dari kelebihan latihan dalam memberikan pembebanan yang terlalu berat (overload) sehingga otot, tulang, atau persendian tidak lagi dalam keadaan atau posisi anatomis (dislokasi) 11,17,18. Cedera dalam olahraga adalah

(12)

16

segala macam cedera yang timbul pada waktu latihan ataupun pada waktu pertandingan olahraga.19

2. Patofisiologi dan Diagnosis Cedera Olahraga

Terdapat dua macam cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan Over use Syndrome (Sindrom Pemakaian Berlebih). Trauma akut adalah suatu cedera berat yang terjadi secara mendadak, seperti robekan ligamentum, otot, tendo, atau terkilir, atau bahkan patah tulang. Cedera akut pada umumnya memerlukan pertolongan profesional. Sindrom pemakaian berlebihan sering dialami oleh atlet, berawal dari adanya suatu kekuatan yang sedikit berlebihan, namun berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Sindrom ini kadang memberi respon yang baik dengan pengobatan sendiri.11,13

Cedera olahraga seringkali direspon oleh tubuh dengan tanda radang yang terdiri atas rubor (merah), tumor (bengkak), kalor (panas), dolor (nyeri), dan functiolaesa (penurunan fungsi). Pembuluh darah di lokasi cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen dalam rangka mendukung penyembuhan. Pelebaran pembuluh darah ini yang mengakibatkan lokasi cedera terlihat lebih rubor. Cairan darah yang banyak dikirim di lokasi cedera akan keluar dari kapiler menuju ruang antar sel, dan menyebabkan tumor. Dukungan banyak nutrisi dan oksigen, metabolisme di lokasi cedera akan meningkat dengan sisa metabolisme berupa panas. Kondisi ini yang menyebabkan lokasi cedera akan lebih kalor dibanding dengan lokasi lain.11,13

Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lain akan merangsang ujung saraf di lokasi cedera dan menimbulkan nyeri (dolor). Rasa nyeri juga ditimbulkan oleh tertekannya ujung saraf karena pembengkakan yang terjadi di lokasi cedera. Rubor, tumor, kalor, maupun dolor akan menurunkan fungsi organ atau sendi di lokasi cedera yang dikenal dengan istilah functiolaesa.11,13 3. Jenis Cedera Olahraga

Secara umum macam-macam cedera yang mungkin terjadi adalah: cedera memar, cedera ligamentum, cedera pada otot dan tendo, perdarahan pada kulit, dan pingsan. Struktur jaringan di dalam tubuh yang sering terlibat dalam cedera

(13)

17

olahraga adalah: otot, tendo, tulang, persendian termasuk tulang rawan, ligamentum, dan fasia.11

a. Memar (Contusio)

Memar adalah keadaan cedera yang terjadi pada jaringan ikat dibawah kulit. Memar biasanya diakibatkan oleh benturan atau pukulan pada kulit. Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya. Memar ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit. Timbulnya pendarahan di daerah yang terbatas disebut hematoma dan bisa timbul nyeri. Nyeri pada memar biasanya ringan sampai sedang dan pembengkakan yang menyertai sedang sampai berat. Lokasi memar yang mungkin terjadi pada daerah kepala, bahu, siku, tangan, dada, perut dan kaki. Benturan yang keras pada kepala dapat mengakibatkan memar dan memungkinkan luka sayat.11

b. Cedera pada Otot dan Ligamentum

Cedera pada otot dikenal dengan istilah strain sedangkan cedera pada ligamentum dikenal sebagai sprain.

1) Strain

Strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan atau stres yang berlebihan. Strain menjadi dibagi 3 tingkatan11, yaitu:

a) Strain Tingkat I

Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai terjadi robekan pada jaringan otot maupun tendon.

b) Strain Tingkat II

Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada otot maupun tendon. Tahap ini menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga terjadi penurunan kekuatan otot.

c) Strain Tingkat III

Pada strain tingkat III, terjadi robekan total pada unit musculo tendineus. Biasanya hal ini membutuhkan tindakan pembedahan, kalau diagnosis dapat ditetapkan. Adapun strain dan sprain yang

(14)

18

mungkin terjadi dalam cabang olahraga sepak bola yaitu punggung, dada, pinggang, bahu, tangan, lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

2) Sprain

Sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini yang paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga. Hal ini terjadi karena stres berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.

Berdasarkan berat ringannya cedera sprain dibagi menjadi tiga tingkatan11, yaitu :

a) Sprain Tingkat I

Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.

b) Sprain Tingkat II

Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.

c) Sprain Tingkat III

Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembengkakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan–gerakan yang abnormal.

c. Dislokasi

Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempatnya yang seharusnya. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi di bahu, ankle (pergelangan kaki), lutut dan panggul. Faktor yang meningkatkan resiko dislokasi adalah ligamennya yang kendor akibat pernah mengalami cedera, kekuatan otot yang menurun ataupun karena energi eksternal yang

(15)

19

berupa tekanan dari luar yang melebihi ketahanan alamiah jaringan dalam tubuh.11

d. Patah Tulang (Fraktur)

Patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, patah tulang pada pergelangan kaki biasanya disebabkan oleh tarikan seperti sprain. Fraktur dibagi berdasarkan kontinuitas patahan, patah tulang dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Patah tulang komplek, dimana tulang terputus sama sakali. 2) Patah tulang stres, dimana tulang retak tetapi tidak terpisah.

Sedangkan, berdasarkan tampak tidaknya jaringan dari bagian luar tubuh, membagi patah tulang manjadi:

1) Patah tulang terbuka dimana fragmen (pecahan) tulang melukai kulit di atasnya dan tulang keluar.

2) Patah tulang tertutup dimana fragmen tulang tidak menembus permukaan kulit.

e. Kram Otot

Kram otot adalah kontraksi yang terus menerus yang dialami oleh otot atau sekelompok otot dan mengakibatkan rasa nyeri. Penyebab kram adalah otot yang terlalu lelah, kurangnya pemanasan serta peregangan. Adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju otot sehingga menimbulkan kejang pada otot. Beberapa hal yang dapat menimbulkan kram.11 antara lain adalah:

1) Kelelahan otot saat berolahraga sehingga terjadi akumulasi sisa metabolik yang menumpuk berupa asam laktat kemudian merangsang otot/ saraf hingga terjadi kram.

2) Kurang memadainya pemanasan serta pendinginan sehingga tubuh kurang memiliki kesempatan untuk melakukan adaptasi terhadap latihan.

f. Perdarahan

Perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari trauma pukulan atau terjatuh. Gangguan perdarahan yang berat dapat

(16)

20

menimbulkan gangguan sirkulasi sampai menimbulkan syok (gangguan kesadaran).11

g. Kehilangan Kesadaran (Pingsan)

Pingsan adalah keadaan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan singkat, di sebabkan oleh berkurangnya aliran darah, oksigen, dan glukosa. Hal merupakan akibat dari:

1) Aktivitas fisik yang berat sehingga mennyebabkan deposit oksigen sementara.

2) Pengaliran darah atau tekanan darah yang menurun karena pendarahan hebat.

3) Karena jatuh dan benturan. h. Luka

Luka didefinisikan sebagai suatu ketidaksinambungan dari kulit dan jaringan dibawahnya yang mengakibatkan pendarahan yang kemudian dapat mengalami infeksi. Seluruh tubuh mempunyai kemungkinan besar untuk mengalami luka, karena setiap perenang akan melakukan kontak langsung pada saat latihan dan bisa juga luka karena peralatan yang dipakai.11

4. Lokasi Cedera Olahraga

Lokasi cedera olahraga terjadi di beberapa bagian tubuh, antara lain : a. Bahu

Pada bahu biasanya terjadi Fracture clavicula yang diakibatkan karena jatuh dengan lengan yang diulurkan. dislokasi sendi glenohumeral, karena jatuh dengan posisi bahu abduksi dan eksternal rotasi. tendinitis karena penggunaan berulang-ulang pada perenang. strain pada tenis shoulder.13 b. Siku

Cedera pada siku biasanya Kontusio dan fracture pada pemain voli jatuh dengan siku terulur. Sprain-strain dijumapai pada lempar lembing,jatuh dengan siku hiperekstensi. Dislokasi jatuh posisi siku menekuk, balap sepeda, sepakbola jockey. Tendinitis radang extensor carpi radialis/ tennis elbow, golfers.13

(17)

21

c. Pergelangan tangan

Pada pergelangan tangan biasa terjadi Colles fracture, jatuh dengan tangan ekstensi, sepakbola, balap sepeda, berkuda. Sprain-strain pada pemain tenes balap sepeda, bulutangkis.13

d. Tulang belakang

Tulang belakang sering terjadi Strain terjadi pada olahraga lompat indah, renang, balap sepeda, voli, senam. Spondylolisthesis, terjadi pergeseran vertebra pada pesenam, lompat tinggi.13

e. Panggul

Pada panggul sering terjadi Subtrochanteric fracture pada pelari dengan intensitas latihan ditingkatkan dan permukaan tidak rata. Strain pada pelari gawang strain hamstring, loncat gawang. 13

f. Lutut

Pada lutut sering terjadi kerusakan ligamentum dan meniscus, karena benturan dari sisi luar/dalam atau lutut ekstensi disertai badan memutar pada pemain sepak bola. Strain tendo patella pada pelompat, balap sepeda, bulutangkis, bola basket, angkat berat. Strain fracture illiotibial band, pelari jarak jauh dengan kaki pronasi, balap sepeda.13

g. Pergelangan Kaki

Pada pergelangan kaki sering terjadi Sprain, hampir semua cabang olahraga, Footballers ankle pada pemain sepakbola dengan hyperdorso flexi atau hyperplantar flexi pada waktu menendang. Tendinosis Achilles, pada pelari terjadi Strain tibialis posterior, pemain ski, ice skating. dan terjadi Fasciitis plantaris pada pelari jarak jauh.13

h. Kepala

Pada cidera kepala dapat terjadi hilang kesadaran karena pukulan yang terjadi pada petinju di kepala bagian belakang. serta memar pada wajah, bibir akibat pukulan.13

(18)

22

C. OLAHRAGA SEPAK BOLA DAN CEDERA SEPAK BOLA 1. Pengertian Olahraga Sepak bola

Olahraga merupakan suatu permainan kegiatan fisik yang bersifat

kompetitif, yang berupa perjuangan tim maupun diri sendiri. Salah satu olahraga yang berbentuk kompetitif tersebut adalah sepak bola. Sepak bola adalah olahraga yang dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang

masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan.20

Permainan sepak bola merupakan permainan yang melibatkan sistem lokomosi pada manusia diantaranya adalah lengan atas, lengan bawah, tungkai atas, tungkai bawah, maupun kaki. Terdapat gerakan berjalan, berlari, meloncat yang berfungsi untuk merebut bola dari lawan sehingga dalam prosesnya pemain sepak bola sering mengalami cedera dengan berbagai faktor penyebab. 2. Cedera Pada Olahraga Sepak bola

Cedera pada olahraga sepak bola terbagi menjadi dua. yaitu: 3,13 a. Faktor Dari Dalam

1) Riwayat sprain sebelumnya

Pada cedera berupa sprain, ligamentum akan mengalami peregangan sehingga kekuatannya untuk menstabilkan sendi akan melemah. Risiko kejadian cedera berulang diketahui meningkat pada 6 hingga 12 bulan setelah cedera akut.3

2) Adanya kekuatan otot

Kekuatan otot akan berkurang apabila pemain sepak bola menggunakan tenaganya berlebih sehingga sehingga terjadinya kelemahan otot paha, betis, dan kurangnya kuatnya menahan beban tubuh. kelelahan disebabkan karena penurunan glikogen otot dan glukosa darah.15

3) Tingkat kebugaran

Kondisi kebugaran yang kurang akan mengakibatkan pemain mudah lelah bila tedapat benturan antar pemain akan mengakibatkan keseimbangan teganggu dan menyebabkan timbulnya cedera.11,13

Tingkat kebugaran juga berhubungan dengan aktivitas berjalan, berlari, dan meloncat pada saat pemain sepak bola bertanding, pemain

(19)

23

yang tingkat kebugarannya kurang dari rata-rata dan jelek biasanya berlari dengan frekuensi waktu yang lebih singkat dari pada pemain yang tingkat kebugaranya rata-rata, baik, dan baik sekali. Kondisi lelah setelah berlari biasanya pemain menghentikan gerakan berlari dan diteruskan dengan gerakan berjalan kemudian berhenti. Tingkat kebugaran juga berpengaruh pada singkronisasi gerakan seluruh tubuh saat berlari, termasuk tubuh, tungkai atas, tungkai bawah, kaki, lengan atas, lengan bawah, dan tangan yang digunakan untuk body contact dengan lawan yang memerlukan kekuatan fisik yang lebih besar.

Tingkat kebugaran dapat dinilai dari tingkat kebugaran menggunakan Harvard step test yang bertujuan untuk mengukur fungsi kardiovaskuler dengan naik-turun bangku Harvard setinggi 19-20 inci untuk laki-laki.21 Inti dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun bangku selama lima menit.

4) Bentuk anatomi kaki

Gambar 2.1 kelainan bentuk anatomi kaki13

Bentuk anatomi berpengaruh pada terjadinya cedera, panjang tungkai yang tidak sama, arcus kaki rata, kaki jinjit, sehingga pada saat lari dapat mengganggu gerakan. kelainan anatomi meliputi kelainan kaki : talipes cavus, talipes equinus, talipes calcaneus, talipes valgus, talipes equinovalgu, talipes calcaneovalgus, yang semuanya bisa menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan saat melakukan pergerakan, sehingga menyebabkan cedera.13

(20)

24

b. Faktor Dari Luar 1) Penggunaan brace

Gambar 2.2 Ankle Brace

Brace diperkirakan memberikan dukungan mekanis pada articulatio talocruralis. Sedangkan latihan dengan menggunakan ankle-disk dapat membantu menurunkan instabilitas pada sendi pergelangan kaki.3 2) Penggunaan tape

Gambar 2.3 Taping/tape Pergelangan kaki

Tape adalah sejenis brace manual yang di balut, alat ini juga berperan untuk mengurangi cedera pada pemain sepak bola, khususnya pada cedera pergelangan kaki. Tape diketahui menurunkan risiko cedera

berulang pada pemain dengan riwayat cedera ligamentum sebelumnya.3 3) Kondisi lapangan

Kondisi lapangan licin tidak rata, becek menjadi salah satu penyebab terjadinya cedera pada pemain.13

(21)

25

4) Kurangnya pemanasan sebelum bermain Sepak bola

Pemanasan membantu tubuh supaya lebih leluasa melakukan aktivitas gerak yang cukup keras, untuk mengurangi kemungkinan mendapatkan cedera. Kurang pemanasan mengakibatkan otot belum teratur sehingga belum siap menerima pembebanan, yang berakibat pada fungsi otot kurang maksimal sehingga kekuatannya berkurang, sehingga terjadi cedera.16

5) Posisi pemain

Posisi pemain sayap sering terjadi cedera pergelangan karena mayoritas sprain terjadi karena inversio dan eversio.

6) Alat olahraga

Alat olahraga yang dimaksud adalah para memain menggunakan alat seperti sepatu sepak bola, dekker, kaos kaki yang alat tersebut sesuai dengan standart nasional atau tidak.

7) Body contact

Body contact sport (benturan dengan lawan), Permainan sepak bola merupakan permainan body contact yang memiliki kekompleksivitasan yang tinggi dalam mempergunakan berbagai jenis gerakan sehingga akan sangat rentan terhadap terjadinya cedera baik pada saat latihan maupun pada saat pertandingan. Body contact yang terjadi seperti ; sliding tackle dan benturan lawan.13,1

D. HUBUNGAN CEDERA PADA SPRAIN PERGELANGAN KAKI DENGAN FAKTOR PENYEBAB CEDERA OLAHRAGA SEPAK BOLA

Saat olahraga sepak bola memiliki risiko sangat tinggi terhadap terjadinya cedera. Cedera tersebut dapat terjadi pada bagian bahu, siku, Pergelangan tangan, tulang belakang, panggul, lutut, pergelangan kaki, dan bagian kepala. Cedera yang dialami oleh seorang pemain sepak bola dapat menyebabkan mundurnya prestasi seorang atlet. Cedera yang dialami seorang pemain sepak bola berupa memar, cedera pada otot maupun ligament, dislokasi, patah tulang, kram otot, kehilangan kesadaran, dan luka. Cedera yang sangat serius dapat menyebabkan cacat permanen bahkan sampai berakibat pada kematian.1,12,13

(22)

26

Cedera yang terjadi pada olahraga sepak bola antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : riwayat sprain sebelumnya, adanya kekuatan otot, tingkat kebugaran, bentuk anatomi kaki, keseimbangan yang buruk, penggunaan brace, penggunaan tape, kondisi lapangan, kurangnya pemanasan, posisi pemain, alat olahraga, body contact.13 Cedera yang terjadi dalam cabang olahraga sepak bola ini dapat terjadi pada beberapa bagian, antara lain: (1) cedera pada bagian kepala, misalnya: gegar otak ringan/ berat, mimisan pada hidung, perdarahan pada rongga mulut, (2) cedera pada bagian badan, misalnya: pada leher, pada punggung, pada dada atau bahu, (3) cedera pada bagian lengan tangan, misalnya: pergelangan tangan, jari-jari tangan siku, dan (4) cedera pada bagian tungkai-kaki, misalnya: tungkai atas, lutut, ankle, jari-jari kaki, dan telapak kaki.1,13

Permainan sepak bola merupakan permainan body contact yang tinggi sehingga akan sangat rentan terhadap terjadinya cedera baik pada saat latihan maupun pada saat pertandingan. Permainan sepak bola, cedera strain dan sprain antara lain dapat terjadi pada:13

1. Cedera Lutut (Knee Injuries)

Cedera ini dapat terjadi karena terkilir pada saat menggiring bola atau berlari zig-zag yang melebihi kemampuan sendi lutut, body contact/sliding-tackle, benturan antar kaki, ketidakmampuan sendi lutut atau ligamentum dalam melakukan gerakan atau menahan beban berat badan, lapangan yang tidak rata, kesalahan melakukan gerakan teknik dasar atau penggunaan jenis sepatu yang tidak sesuai. Biasanya cedera lutut yang terjadi:1,12

a. Kerusakan ligamentum dan meniscus, karena benturan dari sisi luar/dalam atau lutut extensi disertai badan memutar pada pemain sepak bola. 13

b. Strain tendo patella dan lain – lain. 2. Jari-Jari Kaki

Cedera ini dapat terjadi karena adanya body contact (terinjak), lapangan tidak rata, kesalahan pada saat melakukan gerakan teknik dasar, penggunaan jenis sepatu yang tidak sesuai atau gesekan antara kulit dan sepatu (melepuh).

3. Pergelangan Kaki (ankle)

Cedera ini dapat terjadi misalnya karena terkilir pada saat menggiring bola atau berlari zig-zag, body contact/ sliding-tackle, lapangan yang tidak rata,

(23)

27

kesalahan pada saat melakukan gerakan teknik dasar, atau penggunaan jenis sepatu yang tidak sesuai. Biasanya terjadi footballers ankle pada pemain sepakbola dengan hyperdorsoflexi ankle atau hyperplantarflexi pada waktu menendang.1,13

(24)

28 E. KERANGKA TEORI

Faktor dari dalam :

1.Kesehatan (riwayat sprain sebelumnya)

2. Tingkat kebugaran

 Berlari

3 Adanya kekuatan otot 4. Bentuk anatomi kaki

Faktor dari luar : 1.Penggunaan brace 2. Penggunaan tape 3. Kondisi lapangan 4.Kurangnya pemanasan sebelum bermain Sepak bola 5.Body contact 6. Posisi pemain 7. Alat olahraga Lokasi cedera 1.Pergelangan kaki Cedera olahraga: 1.Sprain Cedera olahraga keterangan:

variabel yang diteliti variabel yang tidak diteliti

2. Strain 3. Fraktur 4. Perdarahan 2. Bahu 3. Siku 4. Pergelangan tangan 5. Tulang belakang 6. Panggul 7. Lutut 8. Kepala

(25)

29 F. KERANGKA KONSEP

G. HIPOTESIS

Faktor penyebab yang memepengaruhi terjadinya sprain pergelangan kaki pada pemain sepak bola adalah riwayat sprain sebelumnya, tingkat kebugaran, penggunanaan brace, penggunaan tape, kondisi lapangan, dan kurangnya pemanasan.

Cedera Sprain pergelangan kaki Faktor resiko penyebab

1. Riwayat sprain sebelumnya 2. Tingkat kebugaran  berlari 3. Penggunaan brace 4. Penggunaan tape 5. Kondisi lapangan 6. Kurangnya pemanasan 7. Body contact

Referensi

Dokumen terkait

Lengan robot ini di desain agar dapat mengikuti gerak sesuai dengan gerakan yang dilakukan oleh gerakan lengan manusia, pengontrolannya pun di buat dengan potensiometer

Hubungan antara Kecepatan Kelincahan Dan Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas Atas SDN Plembon Gunung

Lapangan permainan sepak bola harus berbentuk empat persegi panjang, dan garis samping (touch line) harus lebih panjang dari garis gawang (goal line). Lapangan permainan sepak bola

Berdasarkan sejarah dan definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli adalah cabang olahraga beregu, dimainkan oleh dua regu yang membentuk kerjasama tim

Tungkai adalah bagian anggota tubuh manusia yang terletak pada bagian bawah, karena itu sering sekali disebut anggota gerak bawah. Tungkai mempunyai tugas penting dalam

Dua tulang panjang dari tungkai bawah terhubung dengan bagian atas dari talus, dan dibentuk oleh sendi subtalar, sementara calcaneus yang merupakan tulang terbesar di

dalam permainan sepak bola, basket dan voli lebih banyak melibatkan kemampuan kecerdasan emosi siswa, dalam permainan beregu seperti ini lebih banyak melibatkan

Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping. Sepak badek ini dapat pula disebut Sepak Simpuh. Dikatakan sepak simpuh oleh karena menyepak bola sama