• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE DICTIONARY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE DICTIONARY"

Copied!
303
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR –

KS141501

PEMBUATAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE

DICTIONARY DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

MASSIVE ONLINE OPEN COURSE (MOOC) ITS

DENGAN MENGGUNAKAN EMMA (EUROPEAN

MULTIPLE MOOC AGGREGATION) FRAMEWORK

CREATING WORK BREAKDOWN STRUCTURE

DICTIONARY IN IMPLEMENTATION OF MASSIVE

ONLINE OPEN COURCE (MOOC) ITS USING

EMMA

(EUROPEAN

MULTIPLE

MOOC

AGGREGATION) FRAMEWORK

ILHAM FIRDIYANTO

NRP 0521 14 4000 007 0 Dosen Pembimbing

Feby Artwodini Muqtadiroh, S.Kom, M.T Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc, ITIL DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI

Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2018

(2)
(3)

TUGAS AKHIR – KS141501

PEMBUATAN

WORK

BREAKDOWN

STRUCTURE DICTIONARY DALAM RANGKA

IMPLEMENTASI MASSIVE ONLINE OPEN

COURSE

(MOOC)

ITS

DENGAN

MENGGUNAKAN

EMMA

(EUROPEAN

MULTIPLE

MOOC

AGGREGATION)

FRAMEWORK

ILHAM FIRDIYANTO NRP 0521 14 4000 007 0

Dosen Pembimbing

Feby Artwodini Muqtadiroh, S.Kom, M.T Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc, ITIL DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI

Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(4)
(5)

FINAL PROJECT – KS141501

CREATING

WORK

BREAKDOWN

STRUCTURE

DICTIONARY

IN

IMPLEMENTATION OF MASSIVE ONLINE

OPEN COURCE (MOOC) ITS USING EMMA

(EUROPEAN

MULTIPLE

MOOC

AGGREGATION) FRAMEWORK

ILHAM FIRDIYANTO NRP 0521 14 4000 007 0

Supervisor

Feby Artwodini Muqtadiroh, S.Kom, M.T Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc, ITIL

DEPARTMENT OF INFORMATION SYSTEM

Faculty of Information Technology and Communication Institute of Technology Sepuluh Nopember

(6)
(7)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUATAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE

DICTIONARY DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

MASSIVE ONLINE OPEN COURSE (MOOC) ITS

DENGAN MENGGUNAKAN EMMA (EUROPEAN

MULTIPLE MOOC AGGREGATION) FRAMEWORK

TUGAS AKHIR

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

pada

Departemen Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh:

ILHAM FIRDIYANTO 0521 14 4000 0070

Surabaya, Juli 2018

KEPALA

DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI

Dr.Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom.

NIP 19650310 199102 1 001

(8)
(9)

PEMBUATAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE

DICTIONARY DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

MASSIVE ONLINE OPEN COURSE (MOOC) ITS

DENGAN MENGGUNAKAN EMMA (EUROPEAN

MULTIPLE MOOC AGGREGATION) FRAMEWORK

TUGAS AKHIR

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

pada

Departemen Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh :

ILHAM FIRDIYANTO 0521 14 4000 0070

Disetujui Tim Penguji : Tanggal Ujian : 06 Juni 2018 Periode Wisuda : September 2018

Feby Artwodini Muqtadiroh, S.Kom, M.T (Pembimbing I)

Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc, ITIL (Pembimbing II)

Sholiq, S.T., M.Kom, M.SA (Penguji I)

(10)
(11)

vii

DICTIONARY DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

MASSIVE ONLINE OPEN COURSE (MOOC) ITS

DENGAN MENGGUNAKAN EMMA (EUROPEAN

MULTIPLE MOOC AGGREGATION) FRAMEWORK

Nama Mahasiswa : Ilham Firdiyanto

NRP : 0521 14 4000 0070

Jurusan : Sistem Informasi FTIK-ITS

Pembimbing 1 : Feby Artwodini Muqtadiroh,

S.Kom, M.T

Pembimbing 2 : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc, ITIL

ABSTRAK

Salah satu kunci sukses dalam sebuah proyek dapat dipengaruhi dari perencanaan yang dilakukan. Dari perencanaan yang tersusun tersebut berjalannya sebuah proyek dapat lebih teratur dan terarah sesuai dengan rencana yang ada. Kegagalan pada perencanaan akan mengakibatkan terganggunya proses dalam pelaksanaan proyek. ITS sebagai salah satu perguruan tinggi yang baru saja memperoleh status PTN Badan Hukum memiliki berbagai proyek yang akan diimplementasikan guna mendukung visi Menuju Perguruan Tinggi Kelas Dunia. Salah satu proyek yang akan diimplementasisan ITS adalah berinovasi dengan menyelenggaran kuliah online dalam bentuk Massive Online Open Course (MOOC).

Impelementasi tersebut diharapkan dapat berjalan lancar dan menghasilkan hasil yang maksimal. Dalam mewujudkan tersebut tentunya diperlukan sebuah perencanaan terhadap implementasi MOOC tersebut. Dalam penyusunan tugas akhir ini akan menghasilkan luaran utama yaitu sebuah work breakdown structure dictionary. Penyusunan dokumen tersebut mengacu pada

(12)

viii

EMMA (European Multiple MOOC Aggregation) Framework. EMMA Framework sendiri merupakan sebuah framework yang digunakan dalam melakukan perencanaan untuk implementasi MOOC. Framework ini dipilih karena menyediakan model pengembangan dari tiga sudut pandang yaitu institusional, pedagogical dan technical. WBS merupakan sebuah hirarki dekomposisi dari keseluruhan ruang lingkup pekerjaan tim proyek untuk melengkapi tujuan proyek dan deliverables yang dibutuhkan. Penyusunan ini berdasarkan kondisi saat ini yang ada di ITS, terutama e-learning di ITS yaitu Share ITS. Melalui hasil penelitian ini akan diperoleh hasil berupa sebuah dokumen work breakdown structure dan work breakdown structure dictionary pengimplementasian MOOC ITS yang dapat digunakan oleh pihak ITS sebagai pedoman aktivitas saat akan implementasi MOOC di ITS.

Kata Kunci : Manajemen Proyek, Work Breakdown Structure, WBS Dictionary, MOOC, EMMA Framework

(13)

ix

DICTIONARY IN IMPLEMENTATION OF MASSIVE

ONLINE OPEN COURCE (MOOC) ITS USING EMMA

(EUROPEAN MULTIPLE MOOC AGGREGATION)

FRAMEWORK

Student Name : Ilham Firdiyanto

NRP : 0521 14 4000 0070

Department : Information Systems FTIK -ITS

Supervisor 1 : Feby Artwodini Muqtadiroh,

S.Kom, M.T

Supervisor 2 : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc, ITIL

ABSTRACT

One of the keys to success in a project can be influenced from the planning done. With such a structured plan, the running of a project can be more organized and directed because it already has guidelines in the implementation. Failure in planning will result in disruption of the process in project implementation. ITS as one of the universities that recently obtained the status of PTN Legal Entity has various projects that will be implemented to support the vision towards the World Class University. One of the projects that will be implemented by ITS is to innovate by conducting online courses in the form of Massive Online Open Course (MOOC). Implementation expected to run smoothly and produce the maximum results. To realize it is certainly necessary plan for the implementation of the MOOC. In the preparation of this final project will generate the main output of a document work breakdown structure dictionary. The compilation of the document refers to the EMMA (European Multiple MOOC Aggregation) Framework. The EMMA Framework itself is a framework used in

(14)

x

planning for MOOC implementation. This framework is chosen because it provides a development model from three perspectives namely institutional, pedagogical and technical. WBS is a decomposition hierarchy of the overall scope of the project team's work to complete the project objectives and deliverables required. This arrangement is based on the current conditions that exist in ITS, especially e-learning in ITS that is Share ITS. Through the results of this study will be obtained the results of a document work breakdown structure and work breakdown structure dictionary implementation of MOOC ITS that can be used by the ITS as a guideline for activities when the implementation of MOOC in ITS. Keywords: Project Management, Work Breakdown Structure, WBS Dictionary, MOOC, EMMA Framework

(15)

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrokhim. Alhamdulillah. Segala Puji dan Syukur atas karunia, rahmat, dan berkah yang diberikan Allah SWT selama ini sehingga penulis mendapatkan petunjuk dan kelancaran dalam mengerjakan tugas akhir dengan judul “Pembuatan Work Breakdown Structure Dictionary dalam

Rangka Implementasi Massive Online Open Course (MOOC)

ITS dengan Menggunakan EMMA (European Multiple Mooc Aggregation) Framework yang juga merupakan salah satu karya penulis dalam impelementasi ilmu yang telah diperoleh sekaligus menjadi salah satu syarat pada Departemen Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Institut Teknologi Speuluh Nopember Surabaya.

Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung, ememberikan saran, motivasi, semangat dan bantuan demi terselesaikannya tugas akhir ini. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini

2. Keluarga penulis yaitu Bapak Moh Wahyudi selaku bapak penulis, Ibu Nuryanti selaku Ibu penulis, dan Rizka Firdayanti selaku adik penulis yang tiada hentinya memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis. 3. Ibu Feby Artwodini Muqtadiroh, S.Kom, M.T dan Ibu

Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc, ITIL selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas segala kesabaran, ilmu dan dukungan yang diberikan selama pengerjaan tugas akhir. 4. Bapak Sholiq, S.T., M.Kom, M.SA dan Amna Shifia

Nisafani, S.Kom, M.Sc. selaku penguji, terimakasih atas segala saran dan masukan yang diberikan untuk memperbaiki tugas akhir ini.

(16)

xii

5. Bapak Dr. Ir. Aris Tjahyanto M.Kom, selaku Ketua Departemen Sistem Informasi ITS, yang telah memberikan tempat yang nyaman dan kondusif bagi penulis selama menjalankan perkuliahan.

6. Bapak Faisal Johan Atletiko selaku dosen wali, yang telah menjadi orang tua kedua selama menjalani perkuliahan di Departemen Sistem Informasi.

7. Bapak Hermono selaku admin laboratorium MSI yang telah membantu administrasi selama penyusunan tugas akhir ini.

8. Bapak dan Ibu dosen di departemen Sistem Informasi yang telah memberikan pengetahuan bagi penulis selama masa perkuliahan.

9. Bapak Muklason, Bu Aulia dan Pak Seto selaku narasumber yang telah membantu penulis dalam memberikan data yang dibutuhkan untuk tugas akhir ini. 10. Mucharromatul Aula selaku orang terdekat penulis yang

telah menemani penulis dalam suka dan duka selama pengerjaan tugas akhir ini.

11. Teman-teman laboratorium Manajemen Sistem Informasi dan OSIRIS yang telah berbagi suka dan duka selama menjalani perkuliahan di Departemen Sistem Informasi. 12. Pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam

kelancaran dan kesuksesan tugas akhir ini.

Penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran yang membangun akan senang hati diterima oleh penulis. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat yang seluasnya-luasnya di masa mendatang.

Surabaya,

(17)

xiii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ...xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Tugas Akhir ... 4

1.5. Manfaat Tugas Akhir ... 4

1.6. Relevansi Tugas Akhir ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Penelitian Sebelumnya ... 7

2.2. Dasar Teori ... 13

2.2.1. Manajemen Proyek ... 13

2.2.2. E-learning ... 16

2.2.3. Share ITS ... 17

2.2.4. Direktorat Akademik ITS ... 17

2.2.5. Massive Online Open Course ... 18

2.2.6. EMMA Framework ... 22

2.2.7. Project Evaluation Review Technique(PERT)... 24

2.2.8. Work Breakdown Structure ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

3.1. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir ... 35

3.2. Detail Tahapan Pengerjaan Tugas Akhir... 36

3.2.1. Tahapan Pra-Perancangan ... 36

3.2.2. Tahap Perancangan WBS dan WBS Dictionary ... 37

3.2.3. Tahap Verifikasi dan Validasi WBS dan WBS Dictioanry ... 39

BAB IV PERANCANGAN ... 41

4.1. Perancangan Studi Kasus ... 41

4.1.1. Tujuan Studi Kasus ... 41

(18)

xiv

4.2. Perancangan Penggalian Informasi... 43

4.2.1. Kebutuhan Informasi ... 43

4.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 43

4.2.3. Perancangan Analisis Data ... 56

4.3. Perancangan Solusi ... 57

4.3.1. Kajian WBS dan WBS Dictionary ... 57

4.3.2. Penentuan Aktivitas ... 58

4.3.3. Penyusunan Dokumen Work Breakdown Structure ... 58

4.3.4. Penyusunan Dokumen Work Breakdown Structure Dictionary . 62 4.4. Verifikasi dan Validasi Rancangan ... 63

4.7.1. Verifikasi Rancangan ... 63

4.7.2. Validasi Rancangan ... 64

BAB V IMPLEMENTASI ... 67

5.1. Penggalian Data dan Informasi ... 67

5.1.1. Hasil Wawancara ... 67

5.2. Analisa Kondisi Kekinian ... 70

5.2.1. Deskripsi Program ... 70

5.2.2. Ruang Lingkup Program ... 70

5.2.3. Pembagian Proyek ... 70

5.2.4. Hubungan antar Proyek ... 71

5.2.5. Struktur Organisasi Program ... 72

5.3. Kajian WBS ... 75

5.3.1. Aspek WBS ... 75

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 79

6.1. Aktivitas WBS ... 79

6.1.1. Luaran Aktivitas ... 79

6.2. Penyusunan WBS ... 79

6.3. Penyusunan WBS Dictionary ... 98

6.4. Verifikasi dan Validasi ... 102

6.4.1. Verifikasi Rancangan ... 102

6.4.2. Validasi Rancangan ... 103

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

7.1. Kesimpulan ... 109

7.2. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111

BIODATA PENULIS ... 117 LAMPIRAN A Hasil Wawancara ... A-1 A-1. Hasil Wawancara 1 ... A-1

(19)

xv

A-3. Hasil Wawancara 3 ... A-12 LAMPIRAN B Justifikasi Aktivitas Proyek ... B-1 B-1. Berdasarkan Hasil Wawancara... B-1 Hasil Wawancara 1 ... B-1 Hasil Wawancara 2 ... B-12 Hasil Wawancara 3 ... B-22 B-2. Berdasarkan Framework PMBOK ... B-26 LAMPIRAN C Luaran Proyek ... C-1 C-1. Luaran Proyek Perencanaan ... C-1 C-2. Luaran Proyek Perancangan ... C-3 C-3. Luaran Proyek Transisi ... C-5 C-4. Luaran Proyek Implementasi ... C-7 C-5. Luaran Proyek Pengawasan ... C-9 LAMPIRAN D Perhitungan PERT ... D-1 D-1. PERT Proyek Perencanaan ... D-1 D-2. PERT Proyek Perancangan ... D-3 D-3. PERT Proyek Transisi ... D-5 D-4. PERT Proyek Implementasi ... D-7 D-5. PERT Proyek Pengawasan ... D-9 LAMPIRAN E WBS Proyek ... E-1 E-1. WBS Proyek Perencanaan ... E-1 E-2. WBS Proyek Perancangan ... E-9 E-3. WBS Proyek Transisi... E-23 E-4. WBS Proyek Implementasi ... E-35 E-5. WBS Proyek Pengawasan ... E-42 LAMPIRAN F Kamus WBS ... F-1 F-1. Kamus WBS Proyek Perencanaan ... F-1 F-2. Kamus WBS Proyek Perancangan ... F-8 F-3. Kamus WBS Proyek Transisi ... F-19 F-4. Kamus WBS Proyek Implementasi ... F-29 F-5. Kamus WBS Proyek Pengawasan ... F-36 LAMPIRAN G Dokumentasi Penelitian ... G-1

(20)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya(1) ... 7

Tabel 2. 2 Penelitian sebelumnya(2) ... 8

Tabel 2. 3 Penelitian sebelumnya(3) ... 8

Tabel 2. 4 Penelitian sebelumnya(4) ... 9

Tabel 2. 5 Penelitian sebelumnya(5) ... 10

Tabel 2. 6 Penelitian sebelumnya(6) ... 10

Tabel 2. 7 Penelitian sebelumnya(7) ... 11

Tabel 2. 8 Usulan Penelitian ... 12

Tabel 2. 9 Komponen Share ITS ... 17

Tabel 2. 10 Penjelasan dari proses pembuatan WBS ... 28

Tabel 2. 11 Template WBS Dictionary yang dikembangkan Central IT of City University of Hong Kong (CityU) ... 33

Tabel 4. 1. Perbandingan Tujuan Studi Kasus ... 41

Tabel 4. 2 Data Narasumber ... 44

Tabel 4. 3 Interview Protocol untuk Bapak Muklason ... 45

Tabel 4. 4 Interview Protocol untuk Ibu Aulia ... 48

Tabel 4. 5 Interview Protocol untuk Pak Seno ... 51

Tabel 4. 6 Rancangan Aspek WBS yang baik ... 57

Tabel 4. 7 Pemilihan model WBS untuk perbandingan ... 57

Tabel 4. 8 Justifikasi Aktivitas ... 58

Tabel 4. 9 Penjelasan konten WBS ... 59

Tabel 4. 10. Rancangan WBS ... 61

Tabel 4. 11 Komponen WBS Dictionary ... 62

Tabel 4. 12 Verifikasi Rancangan WBS ... 63

Tabel 4. 13 Verifikasi Rancangan WBS Dictionary ... 64

Tabel 4. 14 Data Validator ... 64

Tabel 4. 15 Rancangan Validasi WBS ... 65

Tabel 4. 16 Rancangan Validasi WBS Dictionary ... 65

Tabel 4. 17 Aspek WBS yang baik ... 75

Tabel 4. 18 Hasil Aspek WBS yang baik ... 77

Tabel 5. 1 Hasil Wawancara(1) ... 67

(21)

xvii

Tabel 5. 3 Hasil Wawancara(3) ... 69

Tabel 5. 4 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab ... 73

Tabel 6. 1 Daftar Kosakata WBS ... 80

Tabel 6. 2 WBS Proyek Perencanaan ... 89

Tabel 6. 3 WBS Proyek Perancangan... 91

Tabel 6. 4 WBS Proyek Transisi ... 93

Tabel 6. 5 WBS Proyek Implementasi ... 95

Tabel 6. 6 WBS Proyek Pengawasan ... 97

Tabel 6. 7 Catatan Hasil Validasi kepada Validator ... 105

Tabel 6. 8 Perbaikan Validasi ... 106 Tabel A. 1 Informasi Wawancara 1 ... A-1 Tabel A. 2 Hasil Wawancara 1 ... A-1 Tabel A. 3 Informasi Wawancata 2 ... A-5 Tabel A. 4 Hasil Wawancara 2 ... A-6 Tabel A. 5 Informasi Wawancara 3 ... A-12 Tabel A. 6 Hasil Wawancara 3 ... A-12 Tabel B. 1 Usulan Aktivitas Hasil Wawancara 1 ... B-1 Tabel B. 2 Usulan Aktivitas Hasil Wawancara 2 ... B-12 Tabel B. 3 Usulan Aktivitas Hasil Wawancara 3 ... B-22 Tabel C. 1 Luaran Proyek Perencanaan ... C-1 Tabel C. 2 Luaran Proyek Perancangan ... C-3 Tabel C. 3 Luaran Proyek Transisi ... C-5 Tabel C. 4 Luaran Proyek Implementasi ... C-7 Tabel C. 5 Luaran Proyek Pengawasan ... C-9 Tabel D. 1 PERT Aktivitas Proyek Perencanaan ... D-1 Tabel D. 2 PERT Aktivitas Proyek Perancangan ... D-3 Tabel D. 3 PERT Aktivitas Proyek Transisi ... D-5 Tabel D. 4 PERT Aktivitas Proyek Implementasi ... D-7 Tabel D. 5 PERT Aktivitas Proyek Pengawasan ... D-9 Tabel E. 1 Rancangan WBS Proyek ... E-2 Tabel E. 2 Rancangan WBS Proyek Perancangan ... E-11 Tabel E. 3 Rancangan WBS Proyek Transisi ... E-24 Tabel E. 4 Rancangan WBS Proyek Implementasi ... E-36 Tabel E. 5 Rancangan WBS Proyek Pengawasan ... E-44 Tabel F. 1 Kamus WBS Proyek Perencanaan(1) ... F-1

(22)

xviii

Tabel F. 2 Kamus WBS Proyek Perencanaan(2) ... F-2 Tabel F. 3 Kamus WBS Proyek Perencanaan(3) ... F-2 Tabel F. 4 Kamus WBS Proyek Perencanaan(4) ... F-3 Tabel F. 5 Kamus WBS Proyek Perencanaan(5) ... F-3 Tabel F. 6 Kamus WBS Proyek Perencanaan(6) ... F-4 Tabel F. 7 Kamus WBS Proyek Perencanaan(7) ... F-4 Tabel F. 8 Kamus WBS Proyek Perencanaan(8) ... F-5 Tabel F. 9 Kamus WBS Proyek Perencanaan(9) ... F-5 Tabel F. 10 Kamus WBS Proyek Perencanaan(10) ... F-6 Tabel F. 11 Kamus WBS Proyek Perencanaan(11) ... F-6 Tabel F. 12 Kamus WBS Proyek Perencanaan(12) ... F-7 Tabel F. 13 Kamus WBS Proyek Perencanaan(13) ... F-7 Tabel F. 14 Kamus WBS Proyek Perancangan(1)... F-8 Tabel F. 15 Kamus WBS Proyek Perancangan(2)... F-8 Tabel F. 16 Kamus WBS Proyek Perancangan(3)... F-9 Tabel F. 17 Kamus WBS Proyek Perancangan(4)... F-9 Tabel F. 18 Kamus WBS Proyek Perancangan(5)... F-10 Tabel F. 19 Kamus WBS Proyek Perancangan(6)... F-10 Tabel F. 20 Kamus WBS Proyek Perancangan(7)... F-11 Tabel F. 21 Kamus WBS Proyek Perancangan(8)... F-11 Tabel F. 22 Kamus WBS Proyek Perancangan(9)... F-12 Tabel F. 23 Kamus WBS Proyek Perancangan(10)... F-12 Tabel F. 24 Kamus WBS Proyek Perancangan(11)... F-13 Tabel F. 25 Kamus WBS Proyek Perancangan(12)... F-13 Tabel F. 26 Kamus WBS Proyek Perancangan(13)... F-14 Tabel F. 27 Kamus WBS Proyek Perancangan(14)... F-14 Tabel F. 28 Kamus WBS Proyek Perancangan(15)... F-15 Tabel F. 29 Kamus WBS Proyek Perancangan(16)... F-15 Tabel F. 30 Kamus WBS Proyek Perancangan(17)... F-16 Tabel F. 31 Kamus WBS Proyek Perancangan(18)... F-16 Tabel F. 32 Kamus WBS Proyek Perancangan(19)... F-17 Tabel F. 33 Kamus WBS Proyek Perancangan(20)... F-17 Tabel F. 34 Kamus WBS Proyek Perancangan(21)... F-18 Tabel F. 35 Kamus WBS Proyek Perancangan(22)... F-18 Tabel F. 36 Kamus WBS Proyek Perancangan(23)... F-19

(23)

xix

Tabel F. 37 Kamus WBS Proyek Transisi(1) ... F-19 Tabel F. 38 Kamus WBS Proyek Transisi(2) ... F-20 Tabel F. 39 Kamus WBS Proyek Transisi(3) ... F-20 Tabel F. 40 Kamus WBS Proyek Transisi(4) ... F-21 Tabel F. 41 Kamus WBS Proyek Transisi(5) ... F-21 Tabel F. 42 Kamus WBS Proyek Transisi(6) ... F-22 Tabel F. 43 Kamus WBS Proyek Transisi(7) ... F-22 Tabel F. 44 Kamus WBS Proyek Transisi(8) ... F-23 Tabel F. 45 Kamus WBS Proyek Transisi(9) ... F-23 Tabel F. 46 Kamus WBS Proyek Transisi(10) ... F-24 Tabel F. 47 Kamus WBS Proyek Transisi(11) ... F-24 Tabel F. 48 Kamus WBS Proyek Transisi(12) ... F-25 Tabel F. 49 Kamus WBS Proyek Transisi(13) ... F-25 Tabel F. 50 Kamus WBS Proyek Transisi(14) ... F-26 Tabel F. 51 Kamus WBS Proyek Transisi(15) ... F-26 Tabel F. 52 Kamus WBS Proyek Transisi(16) ... F-27 Tabel F. 53 Kamus WBS Proyek Transisi(17) ... F-27 Tabel F. 54 Kamus WBS Proyek Transisi(18) ... F-28 Tabel F. 55 Kamus WBS Proyek Transisi(19) ... F-28 Tabel F. 56 Kamus WBS Proyek Implementasi(1) ... F-29 Tabel F. 57 Kamus WBS Proyek Implementasi(2) ... F-29 Tabel F. 58 Kamus WBS Proyek Implementasi(3) ... F-30 Tabel F. 59 Kamus WBS Proyek Implementasi(4) ... F-30 Tabel F. 60 Kamus WBS Proyek Implementasi(5) ... F-31 Tabel F. 61 Kamus WBS Proyek Implementasi(6) ... F-31 Tabel F. 62 Kamus WBS Proyek Implementasi(7) ... F-32 Tabel F. 63 Kamus WBS Proyek Implementasi(8) ... F-33 Tabel F. 64 Kamus WBS Proyek Implementasi(9) ... F-34 Tabel F. 65 Kamus WBS Proyek Implementasi(10) ... F-34 Tabel F. 66 Kamus WBS Proyek Implementasi(11) ... F-35 Tabel F. 67 Kamus WBS Proyek Pengawasan(1) ... F-36 Tabel F. 68 Kamus WBS Proyek Pengawasan(2) ... F-36 Tabel F. 69 Kamus WBS Proyek Pengawasan(3) ... F-37 Tabel F. 70 Kamus WBS Proyek Pengawasan(4) ... F-37 Tabel F. 71 Kamus WBS Proyek Pengawasan(5) ... F-38

(24)

xx

Tabel F. 72 Kamus WBS Proyek Pengawasan(6) ... F-38 Tabel F. 73 Kamus WBS Proyek Pengawasan(7) ... F-39 Tabel F. 74 Kamus WBS Proyek Pengawasan(8) ... F-39 Tabel F. 75 Kamus WBS Proyek Pengawasan(9) ... F-s40 Tabel F. 76 Kamus WBS Proyek Pengawasan(10) ... F-41 Tabel F. 77 Kamus WBS Proyek Pengawasan(11) ... F-41 Tabel F. 78 Kamus WBS Proyek Pengawasan(12) ... F-42

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hubungan Program dan Proyek ... 14 Gambar 2. 2 Perkembangan MOOC ... 19 Gambar 2. 3 Tiga Perspektif EMMA ... 23 Gambar 2. 4 Proses EMMA Framework ... 24 Gambar 2. 5 Distribusi beta untuk menunjukkan variasi durasi aktivitas dalam PERT ... 25 Gambar 2. 6 Tahapan pembuatan WBS ... 27 Gambar 2. 7 Level WBS ... 30 Gambar 3. 1 Metodologi penelitian ... 36 Gambar 3. 2 Tahapan pembuatan WBS pada PMBOK ... 37 Gambar 5. 1 Hubungan antar proyek ... 72 Gambar 5. 2. Struktur Organisasi Program ... 72 Gambar 6. 1 Susunan WBS ... 82 Gambar 6. 2 Nomer WBS ... 82 Gambar 6. 3 Aktivitas WBS ... 83 Gambar 6. 4 Deskripsi WBS ... 83 Gambar 6. 5 Tanggal Mulai dan Selesai WBS ... 84 Gambar 6. 6 Level Effort WBS ... 84 Gambar 6. 7 Perhitungan Durasi ... 85 Gambar 6. 8 Durasi WBS ... 85 Gambar 6. 9 Predecessor WBS... 86 Gambar 6. 10 Penanggung Jawab WBS ... 87 Gambar 6. 11 Struktur WBS Proyek Perencanaan ... 88 Gambar 6. 12 Struktur WBS Proyek Perancangan ... 90 Gambar 6. 13 Struktur WBS Proyek Transisi ... 92

(25)

xxi

Gambar 6. 14 Struktur WBS Proyek Implementasi ... 94 Gambar 6. 15 Struktur WBS Proyek Pengawasan ... 96 Gambar 6. 16 WBS Dictionary ... 98 Gambar 6. 17 Penomoran WBS Dictionary ... 99 Gambar 6. 18 Nama WBS Dictionary... 99 Gambar 6. 19 Deskripsi WBS Dictionary ... 100 Gambar 6. 20 Predecessor WBS Dictionary ... 100 Gambar 6. 21 Durasi, Tanggal Mulai dan Tanggal Selesai WBS Dictionary ... 101 Gambar 6. 22 Penanggung Jawab WBS Dictionary ... 101 Gambar 6. 23 Asumsi dan Batasan WBS Dictionary ... 102 Gambar 6. 24 Verifikasi Rancangan WBS dan WBS Dictionary ... 103 Gambar 6. 25 Hasil validasi Rancangan WBS dan WBS Dictionary ... 104 Gambar E. 1 Struktur WBS Proyek Perencanaan ... E-1 Gambar E. 2 Gant Chart WBS Proyek Perencanaan ... E-9 Gambar E. 3 Struktur WBS Proyek Perancangan ... E-10 Gambar E. 4 Gant Chart WBS Proyek Perancangan(1) ... E-21 Gambar E. 5 Gant Chart WBS Proyek Perancangan(2) ... E-22 Gambar E. 6 Struktur WBS Proyek Transisi ... E-23 Gambar E. 7 Gant Chart WBS Proyek Transisi(1) ... E-33 Gambar E. 8 Gant Chart WBS Proyek Transisi(2) ... E-34 Gambar E. 9 Struktur WBS Proyek Implementasi ... E-35 Gambar E. 10 Gant Chart WBS Proyek Implementasi ... E-42 Gambar E. 11 Struktur WBS Proyek Pengawasan ... E-43 Gambar E. 12 Gant Chart WBS Proyek Pengawasan ... E-51 Gambar F. 1 Wawancara bersama pihak KPM ITS ... F-1

(26)
(27)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini berisi mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Manfaat Tugas Akhir dan Relevansi dengan laboratorium MSI.

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sangatlah cepat. Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, proses pembelajaran pun tidak harus menghadiri kelas seperti pada umumnya. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 31 dan SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang PTJJ (Perguruan tinggi Jarak Jauh) secara lebih spesifik mengizinkan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk melaksanakan pendidikan melalui cara Perguruan tinggi Jarak Jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi. Salah satu bentuknya menggunakan e-learning [1].

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merupakan salah satu perguruan tinggi yang berbasiskan science dan teknologi[2]. ITS baru saja mengalami perubahan status dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Perubahan tersebut direspon dengan melakukan perubahan terhadap Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) ITS PTNBH serta dengan menyesuaikan Rencana Strategis (Renstra) ITS PTNBH 2015-2020. Salah satu tujuan strategis yang ingin dicapai ITS pada 2015-2020 tersebut adalah World Class University, yaitu menjadikan ITS sebagai perguruan tinggi dengan reputasi dan kelas dunia.

Dalam kegiatan akademisnya, ITS juga menggunakan e-learning . Media e-e-learning yang digunakan ITS adalah Share ITS atau Sharable and Reusable elearning Institut Teknologi

(28)

Sepuluh Nopember. Dalam penyelenggaraannya, Share ITS pun sudah beberapa kali mengalami evaluasi, baik dari sudut pandang tenaga pendidik atau dosen maupun dari sudut pandang mahasiswa. Beberapa hasil dari evaluasi tersebut diantaranya diperoleh bahwa Share ITS masih perlu perbaikan misalnya dengan melakukan perubahan pada fitur dan tampilan yang dimiliki serta pemberian sosialisasi ataupun pelatihan penggunaan aplikasi Share ITS[3]. Berdasarkan kondisi tersebut maka diperlukan sebuah inovasi agar penggunaan Share ITS lebih maksimal.

Selaras dengan salah satu rencana strategis diatas dimana ITS bercita-cita untuk melakukan inovasi dan salah satunya terhadap e-learning Share ITS dengan menjadikan Share ITS menjadi sebuah platform Massive Online Open Course (MOOC) sehingga akan lebih meningkatkan kualitas akademik dan sekaligus membantu target ITS menjadi World Class University. Direktorat Akademik khususnya Subdirektorat Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaan Kuliah Bersama telah menginisiasi sebuah inovasi bagi Share ITS.

MOOC sendiri dapat dikatakan sebuah model pembelajaran jarak jauh model baru yang ada. Sejak munculnya MOOC pada tahun 2012, beberapa perusahaan dan universitas mulai menawarkan sejumlah MOOC[4]. Peningkatan ini mendorong munculnya berbagai macam MOOC yang ditawarkan kepada masyarakat[5]. Subdirektorat Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaan Kuliah Bersama Direktorat Akademik ITS ingin mengimplementasikan sebuah platform MOOC buatan ITS yang dapat diakses oleh banyak orang. Diperlukan sebuah perencanaan untuk mempersiapkan implementasi tersebut agar dapat diimplementasikan dengan baik. Work breakdown structure atau WBS merupakan salah satu komponen penting dalam manajemen suatu proyek. WBS yang tidak dibangun dengan baik dapat mengakibatkan hasil proyek yang merugikan termasuk rencana ulang dan perluasan proyek yang sedang berlangsung, tugas yang tidak jelas, ruang lingkup yang meluas dan tidak dapat diatur, sering berubah, anggaran yang dilewati,

(29)

deadline waktu yang terlewati, dan produk atau luaran yang tidak dapat digunakan[6].

Dalam rangka untuk mencapai kesuksesan implementasi MOOC ITS, maka tugas akhir ini bertujuan untuk merumuskan dan menghasilkan sebuah work breakdown structure dictionary implementasi MOOC ITS tersebut. Penyusunan interview protocol WBS dictionary ini dilakukan dengan mengikuti tahapan EMMA (European Multiple MOOC Aggregation) Framework. EMMA Framework dikembangkan untuk mengakomodasi platform lintas Eropa dengan model multi Bahasa, multikultural dan pendekatan kustom. Masyarakat Indonesia yang sangat beragam, sangat tepat dikelola dengan pendekatan nilai-nilai multikultural agar interaksi dan integrasi dapat berjalan dengan damai[7].

Pemilihan EMMA framework sendiri telah menjadi sebuah pilihan yang disetujui oleh pihak Kepala Bidang Pengelolaan Kuliah Bersama sebagai framework yang akan menjadi panduan dalam mempersiapkan implementasi MOOC di ITS. EMMA framework dirasa dapat mengakomodasi kebutuhan dari pengembangan MOOC di ITS. Framework ini dipilih karena menyediakan model pengembangan dari tiga sudut pandang yaitu segi insitusi, pedagogis dan teknis.

Diharapkan dengan adanya WBS dictionary, pengimplementasian MOOC dapat diselenggarakan dengan optimal dan mendukung visi ITS sebagai World Class University.

1.2. Perumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang akan diselesaikan pada tugas akhir ini adalah:

1.

Apa saja aktivitas yang dapat dilakukan dalam WBS dan WBS Dictionary pada program implementasi MOOC ITS sesuai dengan EMMA Framewok?

2.

Seperti apa pembagian penanggung jawab dari aktivitas pada program implementasi MOOC ITS?

(30)

1.3. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah:

1.

Program Implementasi MOOC ITS dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan kegiatan pembelajaran MOOC berlangsung dan dilaksanakan sebanyak satu kali atau satu semester.

2.

Work breakdown structure disusun menggunakan proses pada EMMA Framework dan PMBOK.

3.

Work breakdown structure disusun hingga level 3 dan Process-centered WBS.

4.

Pada penelitian ini tidak dilakukan analisis biaya

5.

Luaran dari penelitian ini adalah berupa work breakdown structure dictionary yang berisi nama aktivitas, deskripsi aktivitas, durasi aktivitas dan juga penanggung jawab dari setiap program yang ada.

1.4. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah:

1. Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan pada program implementasi MOOC di ITS.

2. Menghasilkan work breakdown structure sebagai acuan dalam program impelementasi MOOC di ITS.

3. Menghasilkan dokumen work breakdown structure dictionary sebagai dokumen dan juga kamus dalam program impelementasi MOOC di ITS.

1.5. Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang diberikan dengan adanya tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Bagi Akademis

Implementasi dari pengetahuan yang telah diperoleh pada saat perkuliahan. Sebagai tambahan salah satu referensi dalam penyusunan perencanaan proyek.

(31)

Bagi Organisasi

Membantu menyediakan arahan atau acuan kerja dalam bentuk dokumen yang menyediakan daftar aktivitas yang bisa dilakukan saat impelementas proyek MOOC ITS.

1.6. Relevansi Tugas Akhir

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana. Topik yang diangkat dalam penelitian tugas akhir ini adalah Manajemen Proyek untuk Implementasi MOOC di ITS. Keterkaitan penelitian ini dengan perkuliahan yang telah dipelajari oleh peneliti adalah Manajemen Proyek TI(MPTI). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Topik Tugas Akhir yang penulis ajukan merupakan topik yang sesuai dengan laboratorium Manajemen Sistem Informasi(MSI). Topik tugas akhir ini termasuk dalam bidang keilmuan laboratorium Manajemen Sistem Informasi.

(32)
(33)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II ini berisi mengenai tinjauan pustaka berdasarkan dari beberapa penelitian sebelumnya dan dasar teori yang sesuai dengan topik tugas akhir. Dibawah ini merupakan detail hasil kajian studi literature yang didapatkan.

2.1. Penelitian Sebelumnya

Tabel dibawah ini merupakan daftar penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian yang berkaitan dengan tugas akhir yang akan dilakukan pada Tabel 2. 1 sampai Tabel 2. 7 dibawah ini:

Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya(1)

Nama Peneliti Marcelo Maina, Lourdes Guardia Judul

Penelitian

Overcome The Challenges Of MOOC Implementation In Five Steps: EMMA (European Multiple MOOC

Aggregation) 5D MOOC Framework[8]

Metode yang digunakan

Identifikasi kelebihan dan kelemahan framework yang sudah ada melalui analisis literatur

Hasil Penelitian

EMMA framework, sebuah framework untuk mengembangkan MOOC Keterkaitan

dengan penelitian

Pada penelitian ini, strategi dalam pengembangan MOOC disusun berdasarkan EMMA Framework

(34)

Tabel 2. 2 Penelitian sebelumnya(2)

Nama Peneliti Ameilia Trianawati Judul

Penelitian

Pembuatan Work Breakdown Structure Dictionary Untuk Program

Implementasi ERP SAP di PT Perkebunan Nusantara XI[9] Metode yang

digunakan

Pembuatan Work Breakdown Structure berdasarkan standar yang ditelah disusun dalam PMBOK dan ASAP8 dan 8 Step WBS

Hasil Penelitian

Work Breakdown Structure Dictionary untuk 5 proyek dalam program implementasi ERP di PT Perkebunan Nasional XI yaitu:

a. Pengembangan Aplikasi Input/Ouput ERP

b. Penyediaan sistem dan infrastruktur ERP

c. Pengawasan implementasi ERP d. Pengembangan aplikasi

input/output ERP, dan

e. Penyediaan data (data preparation) Keterkaitan

dengan penelitian

Gambaran umum pembuatan Work Breakdown Structure dan penyusunan Work Breakdown Structure Dictionary

Tabel 2. 3 Penelitian sebelumnya(3)

Nama Peneliti Kairit Tammets, Francis Brouns Judul

Penelitian

Learning analytics approach of EMMA project[10]

Metode yang digunakan

Learning Analytics pada implementasi MOOC dari segi: Clustering peserta, Progres dan performa peserta, serapan

(35)

pengetahuan, struktur sosial, keterlibatan dalam konteks dan arsitektur teknis

Hasil Penelitian

Evaluasi terhadap pilot fase MOOC misalnya pada algoritma dan platform MOOC itu sendiri

Keterkaitan dengan penelitian

Hasil evaluasi yang dihasilkan menjadi bahan dalam melakukan implementasi MOOC

Tabel 2. 4 Penelitian sebelumnya(4)

Nama Peneliti Watted Abeer, Barak Miri Judul

Penelitian

Students' Preferences and Views about Learning in a MOOC[11]

Metode yang digunakan

Survei Online dan Semi-structured interviews pada 49 mahasiswa Universitas Al_Qasemi

Hasil Penelitian

Lima kompetensi belajar yang dapat mmpengaruhi partisipasi, kegigihan, dan kontinuitas siswa dalam belajar MOOC: kompetensi bahasa Inggris (linguistic competence in English), pengetahuan sebelumnya dalam pelajaran (prior knowledge in the subject matter), pemikiran yang luas(broad-mindedness), pengaturan diri dan kemanjuran diri (self-regulation and self-efficacy), dan kemampuan berkomunikasi (communication skills). Partisipasi siswa juga dapat dipengaruhi oleh empat fitur desain yang menentukan nilai MOOC: kejelasan penjelasan, visualisasi konsep, dukungan dan

(36)

komunikasi, dan variasi tugas yang diberikan.

Keterkaitan dengan penelitian

Hasil evaluasi yang dihasilkan menjadi pertimbangan dalam melakukan implementasi MOOC

Tabel 2. 5 Penelitian sebelumnya(5)

Nama Peneliti Kate S. Hone a, Ghada R. El Said Judul

Penelitian

Exploring the factors affecting MOOC retention: A survey study[12]

Metode yang digunakan

Kuesioner pada 379 responden yang merupakan mahasiswa

Hasil Penelitian

Hasil empiris menunjukkan bahwa konten MOOC memiliki pengaruh yang signifikan terhadap retensi. Interaksi dengan instruktur juga terbukti memiliki efek langsung pada retensi. Keterkaitan

dengan penelitian

Hasil evaluasi yang dihasilkan menjadi bahan dalam melakukan implementasi MOOC

Tabel 2. 6 Penelitian sebelumnya(6)

Nama Peneliti Rosanna De Rosa, Chiara Ferrari, and Ruth Kerr

Judul Penelitian

The EMMA Experience. Emerging Patterns and Factors for Success[13] Metode yang

digunakan

Learning Analytics Dashboard dan survey kepada 1.483 responden yang teregistrasi pada MOOC EMMA Hasil

Penelitian

Dihasilkan empat variable utama kesuksesan MOOC. Komponen

(37)

tersebut diantaranya: kehadiran pengajar(mengajar, kognitif, sosial), topik yang ditawarkan(ketertarikan segi sosial atau profesional), desain kursus(mengatur kombinasi materi dan aktivitas belajar yang akan diberikan) dan motivasi (apakah kursus menawarkan kredit atau pelatihan yang diperlukan dalam keterampilan yang diperlukan)

Keterkaitan dengan penelitian

Hasil analisis yang dihasilkan menjadi pertimbangan dalam melakukan implementasi MOOC

Tabel 2. 7 Penelitian sebelumnya(7)

Nama Peneliti

Aisha Momoh, Rajkumar Roy dan Essam Shehab

Judul Penelitian

A Work Breakdown Structure for Implementing and Costing an ERP Project[14]

Metode yang digunakan

Penggunaan WBS (Work Breakdown Structure) dalam implementasi proyek SAP

Hasil Penelitian

Menentukan aktivitas pada WBS yang digabungkan dengan standar implementasi SAP dengan metodologi ASAP

Peneliti melakukan mapping WBS dan resiko serta tantangsan dalam melakukan implementasi SAP

Keterkaitan dengan penelitian

Gambaran umum mengenai aktivitas utama dalam WBS untuk

(38)

Tabel 2. 8 Usulan Penelitian

DETAIL PENELITIAN YANG DIUSULKAN

PEMBUATAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE DICTIONARY DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

MASSIVE ONLINE OPEN COURSE (MOOC) ITS DENGAN

MENGGUNAKAN EMMA(EUROPEAN MULTIPLE MOOC AGGREGATION) FRAMEWORK

(39)

• Menggunakan EMMA framework • Studi kasus ITS

2.2. Dasar Teori

2.2.1.

Manajemen Proyek

Manajemen proyek merupakan implementasi dari pengetahuan, skill, tools dan teknik pada aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek[15]. Didalam PMBOK, sebuah manajemen proyek memiliki 5 proses yang dilalui yaitu inisiasi, perencanaan, eksekusi, pengontrolan dan pengawasan dan penutup[15].

Manajemen proyek mengatur kebutuhan terhadap proyek secara menyeluruh, mulai dari identifikasi kebutuhan hingga hal-hal pendukung yang dapat mempengaruhi berjalannya sebuah proyek tersebut.

2.2.1.1. Proyek

Proyek adalah usaha yang memiliki jangka waktu (temporary) yang dilakukan untuk membuat sebuah produk, layanan atau jasa yang unik[15]. Hasil dari suatu proyek dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, bisa dipengauhi dari perencanaan ataupun pada saat proses berjalannya.

Guna mendukung berjalannya sebuah proyek maka dibutuhkan sebuah manajemen proyek yang menjadi pedoman penyelenggaraan proyek mulai dari awal hingga akhir. Sehingga pelaksanaan proyek lebih terarah dan lebih bisa dikontrol.

2.2.1.2. Karakteristik Proyek

Sebuah kegiatan dapat dikatakan sebuah proyek apabila memiliki karakteristik dari proyek itu sendiri. Menurut Kathy Schwalbe[16] karakteristik dari suatu proyek diantaranya:

• Memiliki Jangka Waktu • Bersifat Unik

• Berkembang secara bertahap • Membutuhkan Sumber Daya • Memiliki klien atau sponsor

(40)

• Menimbulkan ketidaktentuan

2.2.1.3. Program Proyek

Program merupakan suatu kelompok dalam sebuah portfolio dan terdiri atas subprogram, proyek ataupun pekerjaan lain yang diatur dalam sebuah koordinasi yang didukung oleh suatu portfolio[15]. Iinteraksi antara program, portofolio dan proyek didalam PMBOK ditunjukkan dalam Gambar 2. 1 berikut ini.

2.2.1.4. Proyek SI/TI

Proyek SI/TI berbeda dengan proyek pada umumnya. proyek yang dapat dikategorikan sebagai proyek SI/TI:

• Pembangunan Sistem • Paket Implementasi • Paket Customization • Konversi sistem • Pengembangan Sistem • Desain arsitektur TI • Instalasi Infrastruktur • Reengineering proses bisnis

2.2.1.5. Kerangka kerja Manajemen Proyek

Dalam menyusun sebuah dokumen manajemen proyek diperlukan suatu standar yang dapat dijadikan acuan untuk

(41)

dapat menghasilkan sebuah proyek yang baik. Salah satu framework manajemen proyek adalah PMBOK. PMBOK atau A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) pertama kali diterbitkan oleh Project Management Institute (PMI) pada 1996. Saat ini edisi terakhir dari PMBOK adalah edisi kelima yang terbit pada 2013. Pada PMBOK terdapat lima proses yaitu inisiasi, perencanaan, eksekusi, pengawasan dan kontrol, dan penutupan. PMBOK banyak digunakan pada proyek implementasi karena detil menjelaskan mengenai proyek, yang terbagi dalam sepuluh knowledge area yang menjelaskan mengenai integrasi, lingkup proyek, waktu, biaya, kualitas, sumber daya manusia, komunikasi, resiko, pemanku kepentingan, dan pengadaan[17]. Dalam PMBOK memiliki 5 tahapan dalam manajemen proyek diantaranya yaitu:

1. Inisiasi (Initiating)

Inisiasi dilakukan untuk menentukan sebuah proyek bisa dijalankan atau tidak. Tujuan dari inisiasi adalah mendapatkan persetujuan dari stakeholder untuk menjalankan proyek.

2. Perencanaan (Planning)

Proses ini dibutuhkan untuk menentukan ruang lingkup (scope) proyek, tujuan, dan menentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencapai dari tujuan proyek. 3. Eksekusi (Excecuting)

Proses ini dilakukan untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.

4. Pengawasan dan kontrol (Monitoring and Controlling) Proses yang diperlukan untuk melihat dan mengontrol kinerja juga kemajuan proyek.

5. Penutupan (Closing)

Proses yang dilakukan untuk menyelesaikan semua kegiatan di semua proses grup untuk menutup keseluruhan proyek.

(42)

2.2.2. E-learning

2.2.7.1. Definisi E-learning

E-learning merupakan salah satu model belajar baru. Secara umum elearning dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran melalui komputer, website dan online yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja[5]. William Horton menyatakan bahwa e-learning merupakan penggunaan teknologi elektronik untuk menciptakan suatu pengalaman belajar[18].

2.2.7.2. Jenis E-learning

Dalam perkembangannya e-learning memiliki berbagai macam jenis. William Horton mengungkapkan beberapa jenis[18] diantaranya :

• Standalone Courses: kursus diikuti oleh peserta tunggal. Bersifat mandiri tanpa ada interaksi dengan pengajar atau peserta kursus lainnya.

• Learning games and simulations: Pembelajaran dilakukan dengan melakukan simulasi aktivitas yang membutuhkan eksplorasi dan panduan penemuan. • Mobile Learning: Pembelajaran dilakukan dengan

bantuan smart phone dan perangkat tablet. Peserta berpartisipasi dalam kursus kelas konvensional dan e-learning yang berdiri sendiri.

• Social Learning: Pembelajaran melalui interaksi dengan komunitas yang ahli dan sesama peserta kursus. Komunikasi antar peserta dilakukan melalui media jaringan sosial seperti diskusi online, blogging dan pengiriman pesan.

• Virtual Classroom Courses: Struktur kelas online mirip seperti kursus kelas, dengan tugas membaca, presentasi, diskusi melalui forum dan media sosial lainnya dan juga pekerjaan rumah. E-learning ini juga termasuk aktivitas pertemuan online bersama-sama.

(43)

2.2.3. Share ITS

Share ITS merupakan sistem e-learning yang digunakan di ITS yang dibangun melalui program Hibah TIK Inherent Tahun 2006. Nama Share ITS merupakan kependekan dari Sharable & Reusable eLearning ITS. Share ITS dapat dilihat secara sederhana terdiri atas tiga komponen diantaranya : Pengguna (People), Proses (Process), Produk (Product)[19].

Komponen-komponen tersebut tersusun atas beberapa bagian-bagian[19] seperti Tabel 2. 9 dibawah ini:

Tabel 2. 9 Komponen Share ITS

Pengguna Proses Produk

• Pembelaja r • Pengajar • Pengawas pendidika n • Kepala satuan pendidika n • Penyusun kurikulum • Penyedia konten • Admin • Manajemen Pembelajara n • Manajemen Resource • Manajemen Aktivitas • Manajemen Ulangan/ Ujian • Manajemen Pengguna • Perencanaan Proses Pembelajara n • Pelaksanaan Pembelajara n • Penilaian Hasil Belajar • Pengawasan Proses Pembelajara n

2.2.4. Direktorat Akademik ITS

Direktorat Akademik ITS merupakan salah satu direktorat yang menjadi bagian dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan atau Wakil Rektor I dalam Peraturan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Institut Teknologi Sepuluh Nopember[20].

Didalam peraturan tersebut lebih lanjut dijelaskan bahwa tugas direktorat akademik ITS adalah melaksanakan penyiapan

(44)

perumusan kebijakan pengembangan, standar mutu, pengawasan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang akademik. Direktorat Akademik ITS terdiri atas:

a. Subdirektorat Pengembangan dan Pengkajian Pendidikan yang dibantu oleh Seksi Pengembangan Pembelajaran. b. Subdirektorat Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaan

Kuliah Bersama yang dibantu oleh Seksi Pengelolaan Kuliah Bersama.

Seksi Pengembangan Pembelajaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdirektorat Pengembangan dan Pengkajian Pendidikan. Seksi Pengembangan Pembelajaran memiliki tugas melakukan penyusunan bahan perumusan kebijakan, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan untuk pengembangan pembelajaran[20]. Dimana pengembangan pembelajaran di ITS juga merupakan salah satu tugas dari Seksi Pengembangan Pembelajaran. Untuk melakukan tugasnya tersebut, Seksi Pengembangan Pembelajaran memiliki program yaitu pengembangan e-learning . Dalam mengoptimalisasi penggunaan e-learning ITS yaitu Share ITS, Seksi Pengembangan Pembelajaran juga memiliki program kerja yaitu pengembangan e-learning . Pada program kerja ini dilakukan aktivitas kegiatan pengembangan berupa pelatihan ataupun sosialisasi terkait penggunaan Share ITS.

2.2.5. Massive Online Open Course

2.2.7.1. Definisi dan Sejarah MOOC

Massive Online Open Course atau MOOC merupakan salah satu media e-learning yang saat ini mulai banyak diminati oleh berbagai perusahaan atau perguruan tinggi. MOOC dapat diartikan sebagai kursus online dengan pilihan pendaftaran gratis dan terbuka, kurikulum publik, dan hasil terbuka[21]. Kaplan(2016) mengungkapkan bahwa MOOC merupakan suatu kursus online akses terbuka yang memungkinkan partisipasi tak terbatas[22].

(45)

Sejarah MOOC dimulai pada tahun 2008 saat Stephen Downes, dan George Siemens, yang membuat kursus online Connectivism and Connective Knowledge di tahun 2008 yang kemudian secara luas dianggap sebagai MOOC pertama[23].

2.2.7.2. Perkembangan MOOC

Dalam sebuah survei yang dilakukan Class Central, jumlah peserta MOOC pada tahun 2016 mencapai 58 juta pengguna. Jumlah pengguna tersebut berasal lebih dari 700 universitas. Pada tahun 2016, jumlah kursus yang tercatat dalam MOOC mencapai 6850. Pada tahun ini sebanyak 2600 lebih kursus baru dibuka, jumlah ini meningkat sangat drastic dari tahun sebelumnya yang hanya membuka 1600 kursus baru[24]. Perkembangan jumlah kursus MOOC dapat dilihat pada

Gambar 2. 2 berikut.

Berikut ini merupakan 5 platform MOOC terbesar dengan pengguna teregistrasi terbanyak:

1. Coursera – 23 juta pengguna 2. EdX – 10 juta pengguna 3. XuetangX – 6 juta pengguna 4. Future Learn – 5.3 juta pengguna 5. Udacity – 4 juta pengguna

Pertumbuhan Kursus MOOC

(46)

2.2.7.3. Jenis MOOC

Dengan perkembangan yang ada MOOC saat ini memiliki berbagai macam bentuk. Beberapa bentuk MOOC saat ini diantaranya

a. Network-based MOOCs (cMOOC): MOOC ini didasarkan pada pedagogi yang membangun, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan media sosial dan partisipatif. Peserta didorong untuk menggunakan berbagai teknologi; untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan berinteraksi dengan orang lain. Contoh dari jenis MOOC ini yaitu kursus David Wiley’s dalam ‘Open Education’, ‘Personal Learning Environments and Networks (CCK11)’, dan ‘Learning Analytics (LAK12).[25]

b. Content-based MOOCs (xMOOC): MOOC didasarkan pada media interaktif, seperti penjelasan pengajar, video dan teks. xMOOC mengadopsi pendekatan pedagogis yang lebih behavioris, dengan penekanan pada pembelajaran individual, daripada belajar melalui teman sebaya. Contoh MOOC ini: Audacity, EdX, dan Coursera. [25]

c. Task-based MOOCs (tMOOC): MOOC ini didasarkan pada tugas yang ditentukan untuk dipelajari oleh peserta didik, dengan konten dan komunitas sebagai dukungan[26].

2.2.7.4. Manfaat MOOC

Sejak dikembangkan pertama kali, MOOC menjadi sangat berkemang baik dari segi jenis maupun pesertanya. Hal ini tidak lepas dari manfaat yang diperoleh apabila menggunaan MOOC. Kaplan(2016) menyampaikan kelebihan MOOC[22] diantaranya :

1. Memperbaiki rasio pembiayaan/keuntungan

Membangun sebuah MOOC tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, dengan MOOC bisa dilakukan

(47)

penghematan biaya misalnya penyelenggaraan kuliah. MOOC juga MOOC juga dapat menciptakan potensi pendapatan baru, misalnya, jika Anda mengenakan biaya kuliah untuk kursus atau biaya sertifikat jika institusi lain menggunakan MOOC Anda untuk pengajaran mereka sendiri.

2. Membangun ekuitas merek (brand equity) dan pengetahuan terhadap brand (brand awareness)

Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan pada produk dan layanan, yang dapat tercermin dalam cara konsumen, berpikir, merasakan, dan bertindak berkenaan dengan merek dari suatu perusahaan[27]. Menurut Rangkuti(2002), brand awareness artinya kesanggupan seorang calon pembeli mengenali atau mengingat kembali suatu nama merek yang merupakan bagian dari kategor produk tertentu[28].

Implementasi MOOC yang tepat dapat membantu menempatkan institusi pada kondisi atau bagian dan membedakannya dari institutsi lain, misalnya dengan kampanye pemasaran viral ke masyarakat. Sehingga masyrakat menjadi tahu atau bahkan tertarik dengan kursus yang ditawarkan pada MOOC.

3. Menyediakan fleksibilitas dan pilihan

Biasanya penyelenggaraan MOOC dilakukan dengan mengikuti kursus yang disediakan oleh institusi lain. Beberapa universitas memilih untuk menggunakan model ini daripada melakukan penyelenggaraan kuliah secara tradisional.

Selain itu, MOOC juga bisa memberikan fleksibilitas kepada peserta untuk mengikuti kursus yang diinginkan, dan bahkan tanpa prasyarat tertentu seperti pada beberapa kasus pengambilan kursus yang memiliki prasyarat.

4. Membangun inovasi pedagogi

Model pembelajaran jarak jauh merupakan kunci dari bentuk pengembangan pembelajaran modern. Hal ini ditunjukkan dari penyebaran pengetahuan yang dilakukan secara online dan waktu di kelas digunakan untuk diskusi.

(48)

Anant Agarwal dari edX, misalnya, berpendapat bahwa gelar sarjana empat tahun standar dapat diganti di masa depan dengan kursus online satu tahun, diikuti oleh dua tahun studi lebih lanjut di tempat, dan diselesaikan pada tahun keempat berdasarkan pembelajaran campuran di mana siswa menggabungkan kursus online dan fisik di tempat untuk memungkinkan mereka bekerja paruh waktu di perusahaan. 5. Perluasan pendidikan dan menyebarkan pengetahuan Sebuah argumen dalam pers yang dimunculkan bahwa MOOC dapat menyediakan pembelajaran tingkat atas bagi setiap orang. Dengan adanya MOOC menjadi sebuah hal sangat menarik bagi negara-negara di mana terdapat kesenjangan yang signifikan antara pengembangan infrastruktur teknologi dan ketersediaan ruang secara fisik di institusi pendidikan.

2.2.7.5. Karakteristik MOOC

Sebuah e-learning saat ini dikatakan sebagai sebuah MOOC apabila memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik. Karakteristik ini berguna sebagi penanda untuk membedakan MOOC dengan jenis elearning lainnya. MOOC pada umumnya dicirikan memiliki karakteristik reusable, remixing, kolaborasi dan sharing pada lingkungan yang dapat diakses secara bebas[29].

2.2.7.6. Platform MOOC

Dalam implementasinya. MOOC disajikan dalam sebuah platform yang bisa diakses oleh pengguna MOOC. Beberapa platform MOOC yang terkenal diantaranya adalah EdX, Coursera, Future Learn dan lain-lain.

2.2.6. EMMA Framework

EMMA (European Multiple MOOC Aggregation) Framework merupakan sebuah kerangka kerja yang berisi cara untuk menggambarkan siklus penuh penciptaan dan pengiriman MOOC[30]. EMMA Framework dapat digunakan sebagai alat penunjang pembuatan keputusan dari tiga perspektif[8], diantaranya:

(49)

1. Kelembagaan(Institutional), membantu pemangku kepentingan tingkat senior dan pengambil keputusan dalam mendukung penerapan MOOC sebagai strategi, termasuk masalah administratif dan logistik.

2. Pedagogis(Pedagogy), memberikan panduan untuk merancang dan fasilitasi MOOC untuk guru pendukung, profesor dan perancang pendidikan.

3. Teknis(Technical), panduan teknologi dan pengembang untuk menerapkan dan mengintegrasikan lingkungan belajar.

Target tersebut dapat digambarkan pada Gambar 2. 3 seperti di bawah ini:

Gambar 2. 3 Tiga Perspektif EMMA

EMMA Framework menyediakan tahapan sebagai petunjuk untuk melakukan desain dan implementasi MOOC[8] diantaranya:

1. Decide: Penetapan tujuan dan cakupan keseluruhan MOOC. Berkaitan dengan banyak aspek termasuk masalah hukum, logistik, infrastruktur teknologi, dan keragaman budaya dan bahasa.

2. Design: Berkaitan dengan keputusan mengenai perencanaan MOOC, menangani topik seperti profil peserta yang diharapkan, isi dan struktur kursus, penilaian, interaksi dan fasilitasi.

3. Develop: Fokus pada produksi materi pembelajaran dan integrasi semua media konten dan layanan ke dalam platform MOOC

(50)

4. Deliver: langkah ini membahas fasilitasi pendidik dan dukungan peer-to-peer, bantuan teknis untuk guru dan peserta didik serta pemantauan lanjutan MOOC.

5. Document: Proses mendokumentasikan dan merenungkan keputusan yang diambil sehubungan dengan MOOC dari awal sampai akhir, dengan fokus pada penjaminan mutu dan peningkatan.

Gambar 2. 4 merupakan dari tahapan implementasi EMMA

Framework

Dari gambar tersebut dapat diketahui alur fase pengembangan MOOC. Selain itu dalam EMMA Framework juga telah dilakukan pembagian mengenai pihak yang akan berkontribusi terhadap masing-masing fase.

2.2.7. Project Evaluation Review Technique(PERT) 2.2.7.1. Definisi PERT

Project Evaluation Review Technique(PERT) merupakan sebuah teknik penjadwalan proyek untuk menganalisa dan merepresentasikan tugas atau aktivitas yang ada dalam suatu

(51)

proyek[31]. PERT dikembangkan saat proses desain dan pembuatan kapal selam Polaris di USA pada tahun 1950. Saat ini PERT banyak digunakan dalam proyek sekala besar seperti pengembangan software atau pembangunan bangunan.[32]

2.2.7.2. Penggunaan PERT

Dalam Pendekatan PERT mengasumsikan bahwa estimasi durasi aktivitas telah dilakukan oleh seseorang yang akrab dengan kegiatan tersebut, dan memiliki wawasan yang cukup dalam karakteristik aktivitas. Oleh karena itu, teknik ini membutuhkan tiga perkiraan durasi untuk setiap aktivitas individu, sebagai berikut[32]:

• Estimasi waktu optimistis(a): Merupakan waktu sesingkat mungkin di mana kegiatan dapat diselesaikan, dan mengasumsikan bahwa semuanya harus berjalan sempurna.

• Estimasi waktu realistis(m): Merupakan waktu yang paling mungkin di mana kegiatan dapat diselesaikan dalam keadaan normal.

• Estimasi waktu pesimistis(b): Merupakan waktu paling lama yang mungkin diperlukan suatu aktivitas, dan mengasumsikan skenario terburuk terjadi.

Dalam PERT disumsikan bahwa durasi aktivitas merupakan hasil variable acak antara dua nilai optimistis dan pesimistis dan mengikuti probabilitas beta sepeeti pada Gambar 2. 5 berikut ini.

Gambar 2. 5 Distribusi beta untuk menunjukkan variasi durasi aktivitas dalam PERT

(52)

Dari distribusi beta tersebut selanjutnya dapat ditentukan waktu dari distribusi beta dengan formula sebagai berikut:

𝑡 = 𝑎 + 4𝑚 + 𝑏 6

2.2.7.3. Kelebihan dan Kekurangan PERT

Analisis PERT memungkinkan untuk memberikan informasi berikut[32]:

• Keseluruhan durasi proyek yang diharapkan.

• Probabilitas untuk menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditentukan.

• Tenggat waktu sebelum proyek dapat diselesaikan dengan pasti kemungkinan.

2.2.8. Work Breakdown Structure

2.2.7.1. Pengertian Work Breakdown Structure

Dalam PMBOK dijelaskan bahwa WBS merupakan sebuah hirarki dekomposisi dari keseluruhan ruang lingkup pekerjaan tim proyek untuk melengkapi tujuan proyek dan deliverables yang dibutuhkan[15].

2.2.7.2. Manfaat Work Breakdown Structure

WBS memiliki sejumlah manfaat selain mendefinisikan dan mengatur pekerjaan proyek. Anggaran proyek dapat dialokasikan ke tingkat atas struktur rincian pekerjaan, dan anggaran departemen dapat dihitung dengan cepat berdasarkan struktur rincian pekerjaan masing-masing proyek. Dengan mengalokasikan perkiraan waktu dan biaya dari struktur rincian pekerjaan, jadwal dan anggaran proyek dapat dikembangkan dengan cepat[33].

WBS proyek juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko dalam proyek tertentu. Jika struktur rincian

(53)

pekerjaan memiliki bagian yang tidak didefinisikan dengan baik maka itu merupakan risiko dalam mendefiniskan ruang lingkup. Risiko ini harus diidentifikasi dalam log proyek dan ditinjau saat proyek dijalankan. Dengan mengintegrasikan WBS dengan struktur rincian organisasi, manajer proyek juga dapat mengidentifikasi titik-titik komunikasi dan merumuskan rencana komunikasi di seluruh organisasi proyek[33].

2.2.7.3. Work Breakdown Structure dalam PMBOK

Didalam PMBOK WBS termasuk dalam bagian Project Scope Management. Gambar 2. 6 berikut ini merupakan tahapan input, proses, dan output dari pembuatan WBS pada PMBOK.

Dari tahapan tersebut dapat dijelaskan pembuatan WBS seperti Tabel 2. 10 dibawah ini.

Input

•Rencana Manajemen Ruang Lingkup •Pernyataan ruang lingkup proyek •Kebutuhan dokumentasi •Faktor lingkungan perusahaan •Aset proses organisasi

Proses

•Dekomposisi •Penilaian Expert

Output

• Dasaran ruang lingkup • Update dokumen proyek

(54)

Tabel 2. 10 Penjelasan dari proses pembuatan WBS No Keterangan Input Scope Management Plan

Rencana manajemen ruang lingkup merupakan komponen dalam perencanaan suatu proyek yang berisi penjelasan pendefinisan ruang lingkup, dikembangkan, dimonitor, dikontrol serta diverfikasi. Rencana manajemen ruang lingkup merupakan input utama dalam mengembangkan proses rencana manajemen proyek dan proeses manajemen ruang lingkup lainnya. Project

Menentukan ruang lingkup

Pernyataan ruang lingkup proyek berisikan penjelasan ruang lingkup produk dan karakteristik produk yang mungkin berpengaruh terhadap pengurutan aktivitas. Requirements

Documentation

Kebutuhan dokumentasi menjelaskan bagaimana suatu kebutuhan proyek sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Enterprise Environmental Factor

Faktor lingkungan perusahaan

Organizational Process Assets

Aset proses organisasi dapat berupa rencana, proses, kebijakan, prosedur, dan basis pengetahuan khusus yang digunakan oleh organisasi untuk melakukan atau mengatur proyek.

(55)

No Keterangan Tools and

Techniques

Decomposition Dekomposisi merupakan teknik yang digunakan untuk membagi dan membagi ruang lingkup proyek dan hasil luaran (deliverables) menjadi lebih kecil, dan lebih mudah dikelola.

Expert Judgment

Penilaian ahli sering digunakan untuk menganalisi informasi yang dibutuhkan untuk menguraikan hasil luaran menjadi bagian-bagian kecil dalam rangka untuk menciptakan WBS yang efektif. Penilaian diterapkan untuk rincian teknis proyek.

Outputs

Scope Baseline Dasar ruang lingkup merupakan pernyataan ruang lingkup yang telah disetujui. Konten dalam scope baseline diantaranya:

• Pernyataan ruang lingkup proyek (project Menentukan ruang lingkup)

• Work breakdown structure (WBS) • WBS Dictionary Project Document Updates Merupakan dokumen-dokumen yang kemungkinan mengalami perubahan saat penyusun WBS ini

(56)

2.2.7.4. Tipe dan Level WBS

Dalam penyusunannya WBS memiliki beberapa tipe WBS. Jenis atau tipe WBS ini juga akan memberikan pengaruh pada level WBS yang dihasilkan. Secara umum gambaran sebuah level WBS dapat dilihat pada Gambar 2. 7 berikut:

Penyusunan level tersebut dipengaruhi oleh jenis WBS. Department IT Pemerintah Maryland menjelaskan bahwa jenis WBS terbagi menjadi Deliverable-oriented WBS dan Process-centered WBS[34]. Penjelasan terkiat jenis tersebut yaitu:

• Deliverable-oriented WBS

Deliverable-oriented WBS disusun berdasarkan hasil atau deliverables yang diinginkan oleh proyek. Jenis WBS ini memungkinkan memiliki karakteristik level WBS seperti berikut berikut:

▪ Level 2 adalah berisi semua deliverables proyek yang diharapkan dan dibutuhkan sebagai bagian dari kontrak proyek.

▪ Level 3 adalah aktivitas utama yang diperlukan untuk menghasilkan deliverables Level 2.

(57)

▪ Level tambahan digunakan tergantung pada besarnya deliverables dan tingkat detail yang diperlukan untuk memperkirakan biaya dan jadwal yang akurat.

▪ Dalam Deliverable-oriented WBS, semua deliverables diidentifikasi, dan semua pekerjaan atau aktivitas dituliskan juga.

• Process-centered WBS

Process-centered WBS dikembangkan secara bertahap atau fase dalam sebuah proses daripada deliverables. Process-centered WBS biasanya memiliki karakteristik level seperti berikut:

▪ Level 2 adalah tahap atau fase checkpoints/Luaran. Level ini bisa berupa fase SDLC seperti Inisiasi, Perencanaan, dll.

▪ Level 3 adalah aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Level 2 atau Luaran pada level 2. Beberapa tugas disertakan untuk pekerjaan apa pun yang perlu dilakukan dalam beberapa tahap.

▪ Tingkat tambahan digunakan tergantung pada durasi fase atau jadwal dan tingkat detail yang diperlukan untuk memperkirakan biaya dan jadwal yang akurat. ▪ Process-centered WBS, semua deliverables

diidentifikasi, dan semua pekerjaan dituliskan. Kelengkapan ini akan mengurangi risiko aktivitas yang terlewat, yang mungkin berdampak tak terduga terhadap jadwal proyek.

2.2.7.5. Karakteristik WBS

Permasalahan utama yang sering dialami saat penyusunan WBS adalah mengetahui apakah WBS yang disusun sudah baik, efektif, mudah dipahami atau masih belum. Hal ini dikarenakan masih banyaknya petunjuk atau aturan yang memberikan informasi mengenai WBS yang baik[35]. Norman(2016) mengidentifikasi beberapa karakteristik WBS yang baik[35], diantaranya :

Gambar

Tabel dibawah ini merupakan daftar penelitian terdahulu yang  terkait  dengan  topik  penelitian  yang  berkaitan  dengan  tugas  akhir yang akan dilakukan pada Tabel 2
Tabel 2. 2 Penelitian sebelumnya(2)
Tabel 2. 7 Penelitian sebelumnya(7)
Tabel 2. 8 Usulan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan, yaitu berupa 384 data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas tenaga kerja secara langsung di proyek Tunjungan Plaza

Dari hasil penelitian, diperoleh pengaruh reagent berupa natrium kloroasetat yang cukup besar dalam proses pembuatan CMC.. Kata kunci :Alkalisasi, CMC, Enceng

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah sistem informasi manajemen Job Safety Analysis dan Work permit akan mempermudah user dalam membuat

Data hasil penelitian diperoleh dari tes kemampuan penyelesaian soal teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wonosari berdasarkan Taksonomi the Structure of the

Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan, yaitu berupa 384 data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas tenaga kerja secara langsung di proyek Tunjungan Plaza

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berupa data-data dari wawancara, dokumen dan observasi sehingga diperoleh hasil seperti yang telah dibahas pada

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini (sig 0,000 ; r = 0,779) maka dapat disimpulkan terdapat hubungan positif signifikan antara interpersonal attraction dengan

KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa job demands memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement pada