• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM JII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM JII"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

51 A. Bursa Efek Indonesia (BEI)

1. Pengertian Bursa Efek

Banyak istilah yang digunakan dalam pemberian arti mengenai pasar modal. Untuk istilah pasar sendiri digunakan beberapa istilah yang lain seperti, bursa, exchange, market. Untuk istilah modal juga sering digunakan istilah yang lain, seperti efek, securities, stock. Indonesia menggunakan istilah Bursa efek untuk menyatakan pasar modal, seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang terdapat di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang terdapat di Surabaya.1

Bursa efek adalah lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem pasar untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antara berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dalam tujuan memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di bursa efek.2

Bursa efek menurut Pasal 1 Ayat (4) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli

1

Subagyo, et,al., Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1999), hlm. 115

2Muhammad Sholahuddin, Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan, dan Bisnis Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm. 28

(2)

efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.3

Menurut E.A Keotin sebagaimana dikutip Agus Stiyono, Bursa Efek adalah suatu tempat yang menjual dan membeli surat-surat berharga efek serta sistem menjalankannya. Sedangkan menurut Suad Husnan yang dikutip Agus Stiyono, bursa efek merupakan perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan di pasar sekunder.4

Sedangkan menurut Dahlan Siamat dalam Soemitra: 2009, Bursa efek atau Stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakil.5

Secara umum pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.6

3

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 109

4Dani Aristya, “Pengaruh Working Capital Turnover dan Gross Working Capital Terhadap Likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII)”, Skripsi Program Studi Ekonomi Syariah Jurusan Syariah STAIN Pekalongan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2011), hlm. 21

5Andri Soemitra, Op. Cit, hlm. 110

6Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 43

(3)

Dalam arti sempit pasar modal adalah bursa efek (stock exchange) yang mempertemukan penjual dan pembeli efek secara terorganisasi dengan dukungan lembaga-lembaga penunjang pasar modal.7

2. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa efek di Indonesia dikenal Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES). Belakangan, tanggal 30 Oktober 2007 BES dan BEJ sudah dimerger dangan nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga dengan demikian hanya ada satu pelaksana bursa efek di Indonesia, yaitu BEI.8

Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau Bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.9

Berikut perkembangan Bursa efek di Indonesia :10 Tabel 3.1

Perkembangan Bursa Efek di Indonesia

Tahun Perkembangan

14 Desember 1912 Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia-Belanda 1914-1918 Bursa efek di Batavia ditutup selama Perang

Dunia I

1925-1942 Bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan bursa efek di Semarang dan Surabaya Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) bursa efek

di Semarang dan Surabaya ditutup

7Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 105

8Andri Soemitra, Op. Cit., hlm. 109-110 9Ibid,hlm. 114

(4)

1942-1952 Bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

1952

Bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumenyang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)

1956 Program Nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin tidak aktif

1956-1977 Perdagangan di bursa efek vakum

10 Agustus 1977

Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

1977-1987

Perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.

1987

Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAK-DES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

1988-1990

Paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktifitas bursa terlihat meningkat. 2 Juni 1988

Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

Desember 1988

Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1988 (PAKDES’88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

16 Juni 1989

Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.

(5)

13 Juli 1992

Swastanisasi BEJ, Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

22 Mei 1995

Sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

10 November 1995

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

3 Juli 1997 Lahir danareksa Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management

2000

Sistem Pedagangan Tanpa Warkat (scripless

trading) mulai diaplikasikan di pasar modal

Indonesia.

3 Juli 2000

Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah

2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) .

4 Maret 2003

Pasar modal syariah diresmikan oleh Menteri Keuangan Boediono didampingi ketua Bapepam Herwidayatmo, wakil dari MUI, wakil dari DSN pada direksi, direksi perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku, dan asosiasi profesi di pasar modal.

2007

Penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan RUPSLB pada tanggal 30 Oktober 2007 yang kemudian dituangkan dalam Akta Penggabungan dan berganti nama menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) yang resmi beroperasi sejak tanggal 1 Nopember 2007 2 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru

PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

3. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia VISI

(6)

MISI

Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.

4. Tujuan Bursa Efek Indonesia

Bursa efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.

5. Manfaat Bursa Efek Indonesia

1) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan terciptanya alokasi sumber dana secara optimal.

2) Memberikan wahana investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan adanya upaya diversifikasi portofolio investasi. 3) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai ke lapisan masyarakat

menengah.

4) Memberikan kesempatan memiki perusahaan yang sehat dan prospektif.

5) Menciptakan iklim usaha yang sehat, terbuka, dan profesional. 6) Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.11

11Iswi Hariyani dan Serfianto Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal: Strategi tepat investasi saham, obligasi, waran, right, opsi, reksadana, dan produk pasar modal syariah, (Jakarta: Visimedia, 2010), hlm. 12

(7)

6. Struktur Bursa Efek Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia menggambarkan mekanisme kerja dalam sistem pasar modal di Indonesia. Berikut ini skema struktur Pasar Modal Indonesia.

Gambar 3.1

Struktur Pasar Modal Indonesia12

12Ibid,hlm. 14 Agen Penjual Reksadana WAPERD Perusahaan Pemeringkat Efek

Pemerintah cq Menteri Keuangan

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM-LK)

Lembaga Kliring & Penjaminan (LKP) Lembaga Penyimpanan & Penyelesaian (LPP) Perusahaan Efek Penjamin Emisi Perantara Pedagang Efek Manajer Investasi

Wakil Perusahaan Efek WPEE, WPPE, WMI

Profesi Penunjang

Akuntan, Penilai, Notaris, Konsultan, Hukum, dan Profesi

lain sesuai PP

Lembaga Penunjang

Biro Administrasi Efek Kusodian Wali Amanat

Pemodal / Investor Domestik / Asing Penasihat Investasi Perseorangan / Perusahaan Emiten Perusahaan Publik Reksadana Bursa Efek Indonesia (BEI)

(8)

B. Jakarta Islamic Index (JII) 1. Sejarah Berdirinya JII

Indeks syariah atau JII (Jakarta Islamic Index) yaitu indeks yang terdiri atas 30 saham yang mengakomodasi syariat investasi dalam islam atau indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam.13

Kalangan pengembang pasar modal pun menyadari potensi penghimpunan dana umat Islam. Cukup besar dan perlu di investasikan di tempat yang benar. Dalam rangka itu, Bapepam meluncurkan pasar modal syariah pada tanggal 14-15 Maret 2003 sekaligus melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).14

Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai denan dikeluarkannya Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli

13

Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 130

14Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah, (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 9

(9)

2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah.15

2. Tujuan Dibentuknya JII

Jakarta Islamic Index (JII) dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (Benchmark) guna mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuitas secara syariah.16

3. Kriteria Emiten JII

Kriteria Emiten yang masuk dalam kelompok Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII) ini adalah sebagai berikut :

a. Tidak melakukan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi

b. Tidak melakukan usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional

c. Tidak melakukan usaha yang memproduksi, mendistribusi, menyediakan dan memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram

15 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 47

(10)

d. Tidak melakukan usaha yang memproduksi, mendistribusi dan memperdagangkan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang dapat merusak moral.17

4. Kriteria Saham JII

Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Invesment Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam perhitungan JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut :

1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam10 kapitalisasi besar)

2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%

3) Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir

4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.18

Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap

17

Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan: Prosedur, Ide dan Kontrol, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm. 179

18Jakarta Islamic Index.

(11)

tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.19

Perhitungan JII dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang telah ditetapkan Bursa Efek Jakarta, yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar (market cap weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-penyesuaian (adjusment) akibat berubahnya data emiten yang disebabkan oleh aksi korporasi.20

5. Perusahaan Yang Terdaftar Di JII Periode 2009-2011

1) PT. Astra Agro Lestari Tbk (AALI)21

PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan 3 Oktober 1988 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 9 Desember 1997.

Astra Agro Lestari merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi perkebunan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan perkebunan. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO) terbesar di Indonesia.

19Ibid

20Ibid

21

http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2013/04/usaha-kelapa-sawit-dari-pt-astra-agro.html. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

(12)

AALItercatat di Bursa Efek Indonesia dengan Astra International sebagai pemegang saham utama sebesar 79,7%.

Pada tahun 2010, Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp2,02 triliun, meningkat sebesar 21,4% dibandingkan dengan Rp1,66 triliun di tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2011, laba bersih Perseroan mencapai Rp2,41 triliun, meningkat 19,3% dibandingkan pada tahun 2010. Total Aset Perseroan ditahun 2010 meningkat 16,1% menjadi Rp879 triliun, dibandingkan dengan Rp7,57 triliun pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2011 Perseroan membukukan total aset sebesar Rp10,20 triliun, meningkat 16,1% dibandingkan total aset pada tahun 2010.

2) PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM)22

PT Aneka Tambang Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Pada tahun 1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia.

ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara.

22

http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=2. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

(13)

ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia.

Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit.

ANTAM berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis.

Antam membukukan laba bersih sebesar Rp1,68 triliun pada tahun 2010, naik 179% jika dibandingkan laba bersih tahun 2009 sebesar Rp604 miliar. Sedangkan pada tahun 2011 laba bersih Perseroan sebesar Rp1,93 triliun. Jumlah aktiva Antam pada tahun

(14)

2010 sebesar Rp12,31 triliun, meningkat dari 9,93 triliun di tahun 2009, dan pada tahun 2011 meningkat lagi manjadi Rp15,2 triliun.

3) PT. Astra Internasional Tbk. (ASII)23

Astra pertama kali didirikan sebagai perusahaan perdagangan di sebuah ruang kecil di Jakarta pada tahun 1957. Di usia yang ke-55 tahun saat ini, Astra telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang diperkuat dengan 185.580 orang karyawan di 170 perusahaan termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Sejak tahun 1990 perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Ketekunan dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai perusahaan ternama di mancanegara telah mengantarkan banyak peluang bagi Astra untuk melayani berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui 6 bidang usahanya, yang terdiri dari: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur.

Laba bersih Perseroan pada tahun 2011 mencapai Rp17,8 triliun, meningkat dari tahun 2010 yang hanya sebesar Rp14,4 triliun, dan tahun 2009 sebesar Rp10 triliun. Sedangkan nilai total aset 2011 mencapai Rp153,5 triliun, meningkat dari tahun 2010 yang hanya sebesar Rp112,9 triliun dan tahun 2009 sebesar Rp88,9 triliun.

23

http://www.astra.co.id/index.php/profile/detail/2. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

(15)

4) PT. Vale Internasional Tbk. (INCO)24

Perseroan didirikan pada bulan juli 1968 sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Vale inco limited dari kanada (semula inco limited, “Vale inco”). Sekarang berganti nama menjadi PT Vale Indonesia Tbk, dan dikenal sebagai PT Vale. Perseroan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Mei 1990, dengan kode saham “INCO”.

PTi membukukan laba bersih sebesar AS$437,4 juta pada tahun 2010 yang merupakan peningkatan 157% dari AS$170,4 juta pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2011 sedikit menurun, dengan perolehan sebesar AS$333,8 juta. PTi memiliki total aset sebesar AS$2,421,4 juta di tahun 2011, meningkat dari tahun 2010 sebesar AS$2,190,2 juta dan tahun 2009 sebesar AS$2,027,6 juta.

5) PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (INTP)25

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau “Perseroan”) adalah perusahaan yang memproduksi semen, yang juga memiliki beberapa anak perusahaan yang memproduksi beton siap-pakai (Ready-Mix Concrete/RMC) serta mengelola tambang agregat dan trass. Berdiri sejak 16 Januari 1985, Perseroan merupakan penggabungan dari enam perusahaan semen yang saat itu memiliki delapan pabrik.

24

http://www.vale.com/indonesia/BH/aboutvale/Pages/default.aspx. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

25http://www.indocement.co.id/aspx/content.aspx?id=68. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

(16)

Pabrik pertama Indocement resmi beroperasi sejak 4 Agustus 1975. Selama 37 tahun pabrik beroperasi, Indocement terus meningkatkan kapasitas produksinya dan merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia.Indocement terus menambah jumlah pabrik hingga saat ini mencapai 12 pabrik, yang sebagian besar berada di Jawa. Sembilan pabrik berada di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dan merupakan salah satu kompleks pabrik semen terbesar di dunia. Dua pabrik berada di Kompleks Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Indocement pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode transaksi “INTP” pada 5 Desember 1989. Sejak 2001, mayoritas saham Perseroan dimiliki oleh HeidelbergCement Group yang berbasis di Jerman.

Pada tahun 2009 laba bersih yang diperoleh Indocement sebesar Rp2.747 miliar, pada tahun 2010 meningkat manjadi Rp3.225 miliar, dan pada tahun 2011 menjadi Rp3.597. Total aset Indocement pada tahun 2009 sebesar Rp13.277 miliar, dan pada tahun 2010 tumbuh 18,3% dari Rp15.346 miliar menjadi Rp18.151 miliar pada tahun 2011.

(17)

6) PT. Indo Tambangraya Tbk. (ITMG)26

Didirikan pada tahun 1987, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) adalah perusahaan pemasok batubara terkemuka Indonesia untuk pasar energi dunia. Perusahaan berupaya menetapkan baku tertinggi dalam tata kelola perusahaan, kepatuhan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Seluruh kegiatan ITM dilaksanakan dengan kerja sama yang erat dengan masyarakat setempat dan pemangku kepentingan lainnya. Sejak berdiri, ITM telah dikenal sebagai produsen utama batubara dan telah membangun basis pelanggan yang beraneka ragam.

Indo Tambangraya Megah berdiri pada tahun 1987 sebagai Perseroan Terbatas, kemudian pada tahun 2007 diakuisisi oleh Grup Banpu Thailand dan selanjutnya pada bulan Desember 2007 menjadi perusahaan terbuka. Banpu melalui PT Centralink Wisesa International memiliki 77,60% saham, PT Sigma Buana Cemerlang 2,40% dan selebihnya merupakan saham masyarakat.

Pada tahun 2008, saham PT Centralink Wisesa International dialihkan ke Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd. Sebesar 73,72% dan porsi saham publik menjadi 26,28%. Pada tahun 2010, Banpu Minerals (Singapore) PTe. Ltd. Menjual sahamnya sebesar 8,72% kepada publik dan mempertahankan kepemilikan mayoritas sebesar

26

http://www.itmg.co.id/id/page/media-center/news. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

(18)

65% dan selebihnya dimiliki masyarakat dengan jumlah rendah lebih dari 5% masing-masing.

Pada tahun 2011 laba bersih ITM mencapai US$546,1 juta, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu, US$204,2 juta di tahun 2010, dan US$335,6 juta di tahun 2009. Total aset ITM meningkat sebesar US$1.578,5 juta pada tahun 2011 dari US$1.089,7 juta di tahun 2010, sedangkan di tahun 2009 sebesar US$1.198,6 juta.

7) PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)27

Kalbe didirikan pada tahun 1966. Pada tahun 1991, Kalbe terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan publik. Kalbe telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Saat ini Kalbe telah menjadi perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar USD 3,9 miliar dan omset penjualan Rp 10,91 triliun pada akhir tahun 2011.

Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi, yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, serta divisi distribusi dan logistik. Saat ini Kalbe didukung lebih dari 15.000 karyawan termasuk 4.000 tenaga pemasaran dan penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga Kalbe mampu menjangkau 70%

27

http://id.kalbe.co.id/TentangKami/SekilasKalbe.aspx. akses pada tanggal 01-12-2014 pukul 16:45

(19)

dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek untuk pasar obat-obat resep serta 80% untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi.

Laba bersih yang diperoleh Kalbe pada tahun 2009 sebesar Rp929 miliar, pada tahun 2010 sebesar Rp1.286 miliar dan pada tahun 2011 sebesar 1.482 miliar. Sedangkan total aset yang dibukukan pada tahun 2009 sebesar Rp6.482 miliar, pada tahun 2010 sebesar Rp7.032 miliar dan pada tahun 2011 sebesar Rp8.274 miliar.

8) PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP)28

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk berawal lebih dari satu abad yang lalu di tahun 1906 dengan kiprah Harrisons & Crossfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London-Sumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama "Lonsum", berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, memiliki hampir 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, teh dan kakao yang tertanam di empat pulau terbesar di Indonesia.

Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi tanaman karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih memfokuskan usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi kelapa sawit di era 1980. Pada akhir

28

http://www.londonsumatra.com/main.aspx?lang=id. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

(20)

dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet sebagai komoditas utama Perseroan.

Pada tahun 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd, anak perusahan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia, yaitu PT Salim Ivomas Pratama.

Pada tahun 2009 Lonsum memperoleh laba bersih sebesar Rp707,5 miliar, pada tahun 2010 sebesar Rp1,03 triliun dan pada tahun 2011 sebesar Rp1,70 triliun. Sedangkan total aset Lonsum pada tahun 2009 sebesar Rp4,85 triliun, pada tahun 2010 sebesar Rp5,56 triliun dan pada tahun 2011 mencapai Rp6,79 triliun.

9) PT. Bukit Asam Tbk. (PTBA)29

PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), resmi berubah status menjadi Pereroan Terbatas pada tahun 1981 yang selanjutnya disebut Perseroan. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA.”

29

(21)

Perseroan membukukan total aset pada tahun 2009 sebesar Rp8,08 triliun, pada tahun 2010 sebesar Rp8,72 triliun dan pada tahun 2011 sebesar Rp11,51 triliun. Sedangkan laba bersih yang diperoleh Perseroan pada tahun 2009 sebesar Rp2,73 triliun, pada tahun 2010 sebesar Rp1,99 triliun, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebesar Rp3,09 triliun.

10) PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. (SMGR)30

PT Semen Gresik (persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dan pada tanggal 8 Juli 1991 saham Semen Gresik tercatat di Bursa efek Jakarta dan Bursa efek surabaya (kini menjadi Bursa efek indonesia) serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat.

Pada tahun 2009 Perseroan membukukan total aset sebesar Rp12.951 miliar, tahun 2010 sebesar Rp15.563 miliar dan pada tahun 2011 sebesar Rp19.662 miliar. Sedangkan laba bersih yang diperoleh Perseroan pada tahun 2009 sebesar Rp3.326 miliar, tahun 2010 sebesar Rp3.633 miliar dan pada tahun 2011 sebesar Rp3.925 miliar.

30

(22)

11) PT. Telkom Indonesia Tbk. (TLKM)31

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia. Saham Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Public Ofering Without Listing (POWL) di Jepang.

Pada tahun 2009 total aset Perseroan sebesar Rp97.931 miliar, pada tahun 2010 sebesar Rp100.501 miliar dan pada tahun 2011 sebesar Rp103.054 miliar. Sedangkan laba bersih pada tahun 2009 sebesar Rp11.399 miliar, pada tahun 2010 sebesar Rp11.537 miliar dan pada tahun 2011 sebesar Rp10.965 miliar.

12) PT. United Tractors Tbk. (UNTR)32

United Tractors (UT/Perseroan) didirikan pada 13 Oktober 1972 sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada 19 September 1989, Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dengan kode perdagangan UNTR.

Pada tahun 2009 Perseroan membukukan total aset sebesar Rp24,40 triliun, pada tahun 2010 sebesar Rp29,70 triliun dan pada tahun 2011 sebesar Rp46,44 triliun. Sedangkan perolehan laba bersih

31

http://www.telkom.co.id/tentang-telkom. akses pada tanggal 01-08-2014 pukul 16:45

32

(23)

pada tahun 2009 sebesar Rp3,82 triliun, pada tahun 2010 sebesar Rp3,87 triliun dan pada tahun 2011 sebesar Rp5,90 triliun.

13) PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)33

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia. Didirikan pada tanggal 5 Desember 1933, bidang usaha yang dijalankan adalah produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi. Unilever mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari 1982.

Pada tahun 2009 Unilever membukukan total aset sebesar Rp7,5 triliun, pada tahun 2010 sebesar Rp8,7 triliun dan pada tahun 2011 sebesar Rp10,5 triliun. Sedangkan perolehan laba bersih pada tahun 2009 sebesar Rp3,0 triliun, pada tahun 2010 sebesar Rp3,4 triliun dan pada tahun 2011 sebesar Rp4,2 triliun.

33

Referensi

Dokumen terkait

PADA PENANGANAN LIMBAH PADAT, KOTORAN YANG BERASAL DARI KLOSET TIAP LANTAI DISALURKAN MELALUI PIPA LIMBAH PADAT SECARA VERTIKAL MENUJU KE LANTAI DASAR YANG KEMUDIAN

Sementara dalam permasalahan yang dibahas pada skripsi ini, bentuk kemanfaatan yang dimaksud adalah BPOM menjalankan serangkaian tugas, fungsi dan kewenangannya

Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan meningkatkan peran pasar

14 13 Informasi tentang saran bahwa panel surya merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai pengolah sumber energi alternatif ramah lingkungan yang

--- Bahwa dia terdakwa DAPIT SEMBIRING pada tanggal 14 Nopember 2006 dan tanggal 19 Pebruari 2007 atau setidak-tidaknya antara tahun 2006 sampai tahun 2007,

Setelah DJIA memulai awal tahun dengan tidak meyakinkan karena selama 1 minggu lalu DJIA turun -32,94 poin (- 0,2%) di tengah mengecewakannya report Nonfarm

Sementara itu Muchtar (2006:35) berpendapat bahwa yang disebut afiksasi atau pengimbuhan adalah pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada morfem dasar bak

Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham minimal 20% dan tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan