• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007: KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007: KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DISERTASI

ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007:

KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN

INGGRIS-INDONESIA

AGUS DARMA YOGA PRATAMA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(2)

ii

DISERTASI

ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007:

KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN

INGGRIS-INDONESIA

AGUS DARMA YOGA PRATAMA NIM 1290171001

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007:

KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN

INGGRIS-INDONESIA

Disertasi untuk memperoleh Gelar Doktor

pada Program Doktor, Program Studi Linguistik

Program Pascasarjana Universitas Udayana

AGUS DARMA YOGA PRATAMA NIM 1290171001

PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI LINGUISTIK

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016

(4)

iv

Lembar Pengesahan

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 11 JANUARI 2016

Promotor,

Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. NIP 195610241983031002

Kopromotor I, Kopromotor II,

Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M.A. Dr. Made Sri Satyawati, SS., M.Hum. NIP 195212251979031004 NIP 197103181994032001

Mengetahui,

Ketua Program Doktor (S3) Linguistik Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M. A Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K) NIP 195407311979111001 NIP 195902151985102001

(5)

v

Disertasi Ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup Tanggal 11 Januari 2016

Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor : 0145/ UN.14.4/ HK/ 2016

Ketua : Prof. Dr. Aron Meko Mbete Anggota :

1. Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. (Promotor)

2. Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A. (Kopromotor I) 3. Dr. Made Sri Satyawati, M.Hum. (Kopromotor II)

4. Prof. Dr. Aron Meko Mbete

5. Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum. 6. Prof. Dr. I Nyoman Kardana, M.Hum. 7. Dr. Dra. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum. 8. Dr. A.A Putu Putra, M.Hum.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agus Darma Yoga Pratama NIM : 1290171001

Jurusan/ Prodi : Linguistik

Fakultas/ Program : Program Doktor (S3) Pascasarjana Universitas Udayana

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Disertasi ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Maret 2016 Saya yang membuat pernyataan,

(7)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena disertasi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu di tengah berbagai kendala yang sempat dihadapi. Disertasi ini berupa kajian linguistik terjemahan, yakni alih bahasa film James Bond 007 yang berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

Proses yang cukup panjang dan cukup melelahkan telah dilewati, berawal dari pemilihan judul, penyusunan proposal, pengumpulan data, penelitian, proses bimbingan berkali-kali, presentasi penelitian sampai pada tahap ujian, baik ujian kualifikasi, ujian proposal, seminar hasil, ujian tertutup, dan ujian terbuka. Semuanya bisa berjalan dengan baik berkat dukungan baik moril maupun materiil, serta semangat dari keluarga, institusi serta beberapa pihak sehingga tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik walaupun masih ada beberapa kekurangan. Beberapa pihak tersebut adalah sebagai berikut.

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD KEMD, selaku Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program Doktor Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K), selaku Ketua Program Pascasarjana Universitas Udayana, Asisten Direktur I Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., Asisten Direktur II Prof. Made Sudiana Mahendra, PhD., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa dan menyelesaikan pendidikan pada Program Doktor Linguistik Universitas

(8)

viii

Udayana. Rektor Universitas Warmadewa beserta Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh pendidikan Doktor di Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana beserta Sekretaris, Kaprodi Magister Linguistik beserta Sekretaris, para Dosen dan staf di lingkungan Program Studi Magister S2 Linguistik Universitas Warmadewa, yang sudah memberikan dukungan, motivasi, dan juga kesempatan untuk menyelesaikan tulisan ini. Dekan Fakultas Sastra Universitas Warmadewa yang sudah memberikan motivasi, bimbingan, dan semangat dalam menyelesaikan tulisan ini.

Prof. Dr. Ketut Artawa, M.A. sebagai Promotor beserta keluarga, yang dengan tekun dan sabar mengarahkan serta memberikan bimbingan dalam penyusunan tulisan ini. Prof. Dr. Drs. I. B. Putra Yadnya, M.A. sebagai Kopromotor I yang dengan penuh pengertian dan kesabaran menyempurnakan tulisan ini. Dr. Made Sri Satyawati, SS., M.Hum sebagai Kopromotor II yang juga dengan sabar dan tekun disela-sela kesibukannya untuk membimbing tulisan ini agar menjadi lebih baik lagi. Para Penguji: Prof. Dr. Aron Meko Mbete, Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum, Prof. Dr. I Nyoman Kardana, M.Hum., dan Dr. Ida Ayu Made Puspani, M.Hum., Dr. A.A. Putu Putra, M.Hum., yang telah mengkritisi dengan teliti dan sabar tulisan ini.

Almarhumah nenek penulis Ni Ngesil, yang sudah memberi dukungan penuh selama studi dan proses penulisan. Almarhum Ayahanda penulis Dr. Drs. I Ketut Yudha, M.Hum., yang selalu memberikan arahan, tuntunan, dukungan moral dan finansial, ibunda penulis Ni Wayan Yanik, yang juga selalu dengan sabar mendampingi dan memberi motivasi dalam penulisan, serta kakak-kakak tercinta Ni

(9)

ix

Wayan Cahya Ayu Pratami, S.E.,Ak., Ni Made Lestariani, S.E.,Ak., Ni Nyoman Muryantini, S.H. yang ikut serta memberi dukungan penuh dan perhatian dalam penulisan ini.

Drs. Puspayoga (Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia) beserta Ibu Bintang Puspayoga, yang telah dari awal memotivasi penulis, sejak awal studi hingga menyelesaikan tulisan ini. Semua rekan-rekan mahasiswa Program Doktor Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana angkatan 2012, yang telah saling memberi dukungan sampai menyelesaikan tulisan ini. Keluarga besar Duta Pariwisata Kota Denpasar DPD. Teruna Teruni Denpasar, Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali, Keluarga Besar PT. Bali Ranadha Televisi (Bali TV), dan seluruh rekan-rekan organisasi yang telah mendukung selama masa studi dan penelitian ini.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama di bidang linguistik walaupun masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki lagi. Oleh karena itu, kritik dan masukan sangat diharapkan untuk menyempurnakan disertasi ini.

Denpasar, Maret 2016 Penulis

(10)

x

ABSTRAK

ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007: KAJIAN LINGUISTIK DALAM TERJEMAHAN

INGGRIS-INDONESIA

Penelitian ini menjelaskan penyampaian makna dari penggabungan empat komposisi semiotik, yaitu dialog, musik, teks alih bahasa, dan gambar yang mencakup makna secara verbal (tersurat) dan nonverbal (tersirat) dalam penerjemahan film. Analisis aspek legibilitas, aspek keterbacaan atau kehematan, pengeditan teks target, dan bahasa nonverbal menunjukkan kualitas dari penerjemahan film sekaligus dapat menjelaskan bagaimana penyampaian makna dari empat komposisi semiotik dalam sebuah film.

Dengan dukungan teori penerjemahan film (teori utama) dan teori lainnya, yaitu sintaksis serta semiotik melalui metode deskriptif kualitatif, penelitian ini merumuskan temuan (1) definisi teks alih bahasa adalah teks tertulis yang terletak di bawah layar, di atas, dan di kedua posisi tersebut sekaligus yang mengacu pada dialog para pemain dengan memerhatikan aspek linguistic seperti kesan visual dan kesan suara; (2) adanya jumlah karakter yang pendek (kurang dari 35) dan jumlah karakter yang panjang (lebih dari 40) dan durasi yang tidak berdasarkan jumlah karakter, tetapi bergantung pada konteks dari dialog aktor dan aktris tersebut; (3) kesesuaian teks alih bahasa dengan gambar dipengaruhi oleh kronologi atau urutan cerita pada film; (4) strategi penerjemahan peminjaman adalah startegi yang tepat digunakan untuk istilah atau terminologi yang tidak dapat diterjemahkan secara singkat pada bahasa sasaran, misalnya istilah ilmiah, teknologi, dan istilah poker; (5) penerjemahan bahasa tabu dilakukan pada fungsi penyampaian kekesalan atau kemarahan dengan penggunaan bahasa umpatan pada bahasa sasaran, sedangkan bahasa tabu untuk menekankan informasi tidak perlu diterjemahkan; (6) penyederhanaan aspek sintaksis dapat mendukung aspek kehematan dengan penghapusan (kata hubung, subjek, gapping, ekspresi atau seruan, dan repetisi) serta perubahan struktur (kalimat aktif ke pasif, kalimat negatif ke positif, perubahan kalimat kompleks, dan terjemahan sesuai modus kalimat); (7) kohesi dalam penerjemahan film dengan penggunaan referensi, subtitusi, elipsis, konjungsi, dan leksikal, sedangkan koherensi ditemukan adanya penggabungan makna audio-visual, yaitu teks alih bahasa dengan gambar untuk penyampaian makna secara implisit; dan (8) bahasa nonverbal yang berupa aspek gambar dari para aktor dan aktris dapat berfungsi untuk menambah makna dan juga untuk memperkuat makna pada teks alih bahasa; (9) Film James Bond adalah film iklan yang mempromosikan berbagai barang-barang mewah melalui ikon dengan menggunakan pencitraan seorang aktor yang ganteng, pintar, dan berkelas.

Kata Kunci: legibilitas, kehematan atau keterbacaan, nonverbal, bahasa sumber, bahasa sasaran.

(11)

xi

ABSTRACT

SUBTITLING IN JAMES BOND 007 LINGUISTIC ANALYSIS IN TRANSLATION

ENGLISH-INDONESIAN

This research explains about the transfer of meaning from the collaboration of four semiotic compositions: dialog, music, subtitle, and picture that compose the verbal and nonverbal meaning in a film. Legibility aspect, readability or simplicity aspect, target text editing, and nonverbal language show the quality of subtitling and also explain how the meaning transfer of the four semiotic composition in a film.

With the support of subtitling theory (main theory) and other theories such as syntax and semiotic through descriptive qualitative method, this research formulates the finding (1) new definition of subtitle is a text that is located at the bottom of the screen, on the top of the screen, and both positions that referring to the dialog of the actors and actress which put attention to linguistic aspects such as sound effects and visual effects; (2) the existence of short amount of characters (less than 35) and long amount of characters (more than 40) and the duration that is not based on the amount of characters but depends on the context of the actor‟s and the actress‟ dialogs; (3) the suitability of the subtitle text with the image is affected by the chronology or the list of the stories in a movie; (4) borrowing subtitling strategy is a strategy that is precisely used for terms that cant be simply translated to the targeted language, such as scientific terms, technology term, and poker terms; (5) subtitling taboo language is done on the function of anger and vexation delivery with the usage of swear words in the targeted language, while taboo language is to emphasize on information that does not need translating; (6) simplifying syntax aspect can support frugality aspect with the deletion (conjunctions, subject, gapping, expression, and repetition) and the changing of structure (active into passive sentences, negative to positive sentences, the changing of complex sentence, and translation corresponding to the modus of the sentence; (7) cohesion in movie translation with the usage of reference, substitution, ellipsis, conjunction, and lexical while coherence found the existence of the audio-visual meaning merger, which are: subtitle text with images to express meaning implicitly; (8) nonverbal language which are image aspects of the actors and actresses can function to add meaning and also to strengthen the meaning of subtitle text; (9) James Bond is a commercial movie that promotes several luxury items through icon by using the image of a handsome spy, classy and smart.

Keyword: legibility, simplicity or readability, nonverbal, source language, target

(12)

xii

RINGKASAN

ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007: KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN

INGGRIS-INDONESIA

I. Pendahuluan

Dalam penerjemahan film (subtitling), makna mencakup kajian yang luas dan tidak hanya mengacu pada hal-hal yang tersurat, tetapi juga yang tersirat. Makna yang tersurat dapat dikaji langsung dengan bahasa verbal, yaitu dialog yang merupakan ujaran dari para aktor dan aktris film serta dalam bentuk teks alih bahasa (subtitle) yang muncul pada bawah layar. Makna yang tersirat dapat dikaji melalui bentuk bahasa nonverbal yang terdapat pada gambar dan juga musik.

Sehubungan dengan itu, Delabasita (1989) menyatakan bahwa dunia audiovisual merupakan kombinasi dari musik (audio) dan gambar (visual), menyangkut komunikasi verbal dan nonverbal yang membentuk empat aspek semiotik, seperti (1) akustik-verbal yaitu: dialog, monolog, lagu-lagu, dan pengisi suara; (2) akustik-nonverbal yaitu: musik, efek suara, dan bentuk suara lainnya; (3) visual-nonverbal yaitu: lambang, foto atau gambar, dan gerak tubuh; (4) visual-verbal yaitu: penyisipan kata, tulisan pada sebuah media promosi, surat-surat, dan pesan pada layar komputer, topik utama surat kabar. Hal tersebut juga didukung oleh Baker (1998;245) yang menyatakan bahwa film adalah komposisi semiotik dari empat aspek, seperti dialog, musik, teks alih bahasa, dan gambar. Hal inilah yang

(13)

xiii

menyebabkan analisis makna dalam penerjemahan film mencakup kajian yang luas, baik secara verbal (tersurat) maupun nonverbal (tersirat) yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa keempat aspek semiotik tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam penerjemahan sebuah film. Keempat aspek semiotik tersebut memiliki peranan dalam penyampaian makna sehingga mempengaruhi kualitas sebuah film dan kualitas sebuah film salah satunya dipengaruhi oleh kualitas terjemahan teks alih bahasa. Ivarsson and Caroll (2008) menyatakan bahwa kualitas sebuah terjemahan film bergantung pada dua aspek, yaitu aspek legibilitas dan aspek keterbacaan atau kehematan. Aspek legibilitas mencakup kaidah-kaidah teknis teks alih bahasa yang meliputi: posisi, jumlah baris, jumlah karakter, tipe huruf, warna dan latar, durasi untuk kemunculan tiap baris serta dua barisnya, jeda antara satu dengan yang lainnya, serta kesesuaian teks dengan gambar. Aspek keterbacaan atau kehematan mencakup penggunaan tanda baca serta strategi yang digunakan dalam menerjemahkan. Selain dua aspek di atas yang harus dipahami dan diterapkan oleh penerjemah, menurut Karamitroglou (1997) terdapat kaidah-kaidah yang harus diterapkan pada saat pengeditan teks target alih bahasa untuk menyempurnakan aspek legibilitas dan aspek keterbacaan atau kehematan tersebut. Pengeditan teks alih bahasa target tersebut meliputi: pemenggalan teks alih bahasa, segmentasi panjang baris, penyederhanaan aspek sintaksis, penghapusan informasi, kesesuaian ujaran dengan teks alih bahasa, penggunaan akronim, penggunaan apostrof atau tanda penyingkat, penggunaan

(14)

xiv

angka, penggunaan simbol, penggunaan bahasa tabu, penggunaan bahasa slang, dan penggunaan istilah atau terminologi permainan poker.

Selain kualitas terjemahan teks alih bahasa film, ada pentingnya juga penerjemah memperhatikan aspek semiotik lainnya, yaitu bahasa nonverbal yang memiliki makna tersirat dalam film. Bahasa nonverbal tersebut adalah bahasa tubuh dari para aktor dan aktris pada gambar sebuah film, yang meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, dan juga gerakan tubuh. Analisis bahasa tubuh tersebut menggunakan teori semiotik pada tubuh dari Winfried (2006), yang didukung juga dengan bantuan kamus bahasa nonverbal (Givens;2002). Dalam melihat hubungan antara bahasa nonverbal dan konteks makna film James Bond digunakan teori semiotik dari Peirce (1878) tentang ikon, indeks, dan simbol. Dengan demikian dapat diketahui bahwa bahasa nonverbal menunjukkan korelasinya terhadap makna dari teks alih bahasa film; mendukung makna, menambahkan makna, memperkuat makna, atau justru bertentangan dengan makna. Musik dan efek suara dalam film digunakan sebagai media tambahan untuk membuat penonton terpengaruh situasi dan kondisi yang dibuat oleh seorang sutradara sebuah film, penonton merasakan amarah, sedih, takut atau cemas.

Film James Bond dipilih menjadi data penelitian karena dalam film James Bond terdapat variasi tampilan teks alih bahasa yang didukung dengan aspek semiotik yang menarik untuk dianalisis. Film James Bond 007 ini merupakan film yang memiliki seri terpanjang dalam sejarah, yaitu dari tahun 1962 dan memiliki banyak penggemar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Berikut adalah beberapa

(15)

xv

film James Bond yang pernah ditayangkan dan sekaligus pemeran utamanya, yaitu Sean Connery dalam film Dr. No (1962), George Lazenby dalam film On Her Majesty’s Secret Service (1969), Sean Connery dalam film Diamonds Are Forever (1971), Roger Moore dalam film Live and Let Die (1973), Roger Moore dalam film A View to a Kill (1985), Timothy Dalton dalam film The Living Daylights (1987), Timothy Dalton dalam film Licence to Kill (1989), Pierce Brosnan dalam film Golden Eye (1995), Pierce Brosnan dalam film Die Another Day (2002), Daniel Craig dalam film Casino Royale (2006), Quantum of Solace (2008), dan Skyfall (2012). Dari sekian film James Bond tersebut, hanya diambil tiga film sebagai data penelitian yaitu tiga film James Bond yang dibintangi oleh Daniel Craig; Casino Royale (2006), Quantum of Solace (2008), dan Skyfall (2012). Film James Bond menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sumbernya dan menggunakan beberapa pilihan bahasa lainnya sebagai terjemahannya, seperti bahasa Indonesia, bahasa Potugis, bahasa Spanyol, bahasa Korea, bahasa Mandarin, bahasa Thailand, bahasa Malaysia, bahasa Kanton, dan bahasa Vietnam. Dari sekian pilihan terjemahan teks alih bahasa tersebut, yang dijadikan data penelitian adalah teks alih bahasa Inggris sebagai bahasa sumber dan teks alih bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, ada empat masalah pokok yang dibahas dan menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Keempat masalah tersebut adalah:

1) Bagaimanakah aspek legibilitas teks alih bahasa Inggris-Indonesia film James Bond 007?

(16)

xvi

2) Bagaimanakah aspek keterbacaan atau kehematan teks alih bahasa Inggris-Indonesia film James Bond 007?

3) Bagaimanakah pengeditan teks target alih bahasa Inggris-Indonesia film James Bond 007?

4) Bagaimanakah penyampaian makna bahasa nonverbal dalam film James Bond 007?

Tujuan penelitian ini adalah: pertama, untuk mengembangkan penelitian-penelitian penerjemahan film sebelumnya karena penelitian-penelitian ini menggunakan teori penerjemahan film yang didukung dengan teori linguistik lainnya, seperti sintaksis dan semiotik. Kedua, untuk menemukan standar yang tepat dalam menerjemahkan film, baik dari aspek legibilitas maupun dari aspek keterbacaan atau kehematan sebuah film. Ketiga, untuk mengetahui pengeditan teks alih bahasa film, hal ini penting dilakukan sebagai proses evaluasi terjemahan teks alih bahasa film. Sementara itu, manfaat penelitian ini adalah: pertama, dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya, terutama di bidang penerjemahan film yang menggunakan kombinasi teori, linguistik mikro (sintaksis dan semiotik) dan makro (terjemahan). Kedua, dapat memperkaya teori-teori penerjemahan film sebelumnya terfokus pada ilmu terjemahan. Ketiga, dapat menyediakan kebutuhan data bagi peneliti lainnya yang ingin melanjutkan analisis terjemahan film laga. Data penelitian ini diambil dari tiga film James Bond yang berbeda, yaitu Casino Royale, Quantum of

(17)

xvii

Solace, dan Skyfall, sehingga dapat memberikan variasi data alih bahasa film untuk dianalisis sesuai dengan kebutuhan.

II. Kajian Pustaka, Konsep, Kerangka Teori, dan Model Penelitian

Paramarta (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerjemahan Istilah Budaya Spesifik dalam Subtitling Film Memoirs of a Geisha (MOG)membahas penggunaan istilah-istilah budaya Jepang dalam terjemahan film dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Penelitiannya tergolong penelitian deskriptif kualitatif yang mengkaji beberapa aspek, yaitu istilah-istilah budaya spesifik dalam film MOG, strategi penerjemahan, dan juga tingkat akurasinya. Ditemukan lima belas istilah budaya spesifik dalam film MOG, yaitu geisha, okea, kimono, danna, maiko, sake, sumo, hataki-comi, ekubo, sakura tree, tatsumura silk, misuage, hanamachi, onesan, dan okasan. Strategi penerjemahan yang digunakan adalah: 1) menerjemahkan dengan menggunakan kata pinjaman, 2) kata pinjaman dengan penjelasan, 3) substitusi budaya, dan 4) ilustrasi. Akurasi terjemahan lima belas istilah budaya tersebut secara umum adalah tinggi, hal itu ditunjukkan dengan keberhasilan penyampaian makna bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan memanfaatkan film sebagai komposisi semiotik, yaitu perpaduan antara dialog (Verbal Auditory Channel (VAC)), musik (Nonverbal Auditory Channel (NAC)), subtitling (Verbal Visual Channel (VVC)), dan gambar (Nonverbal Visual Channel (NVC)).

(18)

xviii

Khoirun (2011) pada penelitiannya yang berjudul “Analisis Teknik Penerjemahan Subtitle Film Beckham Unwrapped dan Dampaknya pada Kualitas Terjemahan” mengidentifikasi teknik, metode, ideology, dan kualitas terjemahan film Beckham Unwrapped. Jenis penelitian ini juga tergolong penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan sumber data yang berupa dokumen (teks alih bahasa film Beckham Unwrapped beserta terjemahannya) dan juga informan (responden). Sumber data yang berupa dokumen adalah satuan lingual, kata, frasa, klausa, dan kalimat dalam bentuk narasi yang mengandung teknik penerjemahan dalam teks alih bahasa film Beckham Unwrapped beserta terjemahannya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode etnografi yang diusulkan oleh Spradley. Hasil analisis 178 data, ditemukan 12 macam teknik penerjemahan dengan frekuensi penggunaan total sebanyak 621 kali. Teknik-teknik tersebut antara lain: (1) transposisi sebanyak 136 kali (21,90%), (2) reduksi sebanyak 104 kali (17,04%), (3) peminjaman alamiah sebanyak 72 kali (11,59%), (4) amplifikasi sebanyak 71 kali (11,43%), (5) peminjaman murni sebanyak 59 kali (9,50%), (6) kalke sebanyak 56 kali (9,02%), (7) padanan lazim sebanyak 46 kali (7,41%), (8) penerjemahan harfiah sebanyak 37 kali (5,96%), (9) modulasi sebanyak 14 kali (2,25%), (10) generalisasi sebanyak 13 kali (2,09%), (11) partikularisasi sebanyak 7 kali (1,13%), dan (12) kreasi diskursif sebanyak 6 kali (0,97%). Metode dan ideologi yang diterapkan adalah metode penerjemahan komunikatif dengan ideologi domestikasi. Tingkat keakuratan dari 178 data, terdapat 106 data atau 59,55% yang diterjemahkan secara akurat, 70 data atau 39,33% yang diterjemahkan dengan kurang akurat, dan 2 data atau 1,12%

(19)

xix

yang tidak akurat. Untuk aspek keberterimaan dari 178 data, terdapat 100 data atau 56,18% terjemahannya berterima, 76 data atau 42,96% terjemahannya kurang berterima, dan sebanyak 2 data atau 1,12% tidak berterima. Tingkat keterbacaan teks subtitle film Beckham Unwrapped tergolong tinggi dan dari 178 data, 175 data atau 97,19% memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan 5 data atau 2,81% memiliki tingkat keterbacaan yang sedang. Berdasarkan ketiga aspek penentu kualitas terjemahan didapatkan hasil bahwa tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan teks alih bahasa film Beckham Unwrapped tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas terjemahan teks alih bahasa film Beckham Unwrapped adalah akurat, berterima, dan mudah dipahami. Secara keseluruhan terjemahan teks alih bahasa film Beckham Unwrapped memiliki kualitas yang baik.

Dari penelitian di atas dapat dilihat bahwa masih banyak peneliti yang terfokus pada teori terjemahan umum untuk menganalisis sebuah kasus penerjemahan film. Pembahasannya masih mengenai strategi penerjemahan dan persentase kemunculannya, tanpa adanya analisis aspek semiotik lainnya, seperti musik dan gambar. Sesungguhnya, teori terjemahan film sudah berkembang pesat dan sangat bermanfaat jika diterapkan dalam praktiknya. Penelitian penerjemahan film James Bond adalah penelitian yang membahas lebih mendalam terjemahan dengan teori makrolinguistik (teori penerjemahan) dan mikrolinguistik (teori sintaksis dan semiotik). Dari metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebelumnya, masih terlihat penggunaan teknik simak dan catat yang sudah semestinya tidak digunakan lagi demi efisiensi waktu dan tenaga. Dengan

(20)

xx

menggunakan software AVS.Video-Re-Marker23 maka peneliti langsung mendapatkan data penelitian teks alih bahasa dan durasi dengan waktu yang singkat. Penelitian ini juga mengajak para peneliti penerjemahan film untuk ikut menggunakan software ini dalam metode penelitiannya (cf.Agus;2015).

Ada beberapa pemahaman yang dikemukakan terkait dengan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut. 1) Alih bahasa (Subtitling)

Diaz Cintas (2009) mendefinisikan alih bahasa (subtitling) sebagai sebuah penerjemahan film yang berupa teks tertulis yang terletak di bawah layar televisi yang mengacu pada pergantian dialog dari para pemain dengan memperhatikan aspek linguistik, seperti kesan visual dan kesan suara. Definisi alih bahasa tersebut sangat sesuai dengan penelitian “Alih Bahasa Film James Bond 007: Kajian Linguistik Terjemahan Inggris-Indonesia” karena mencakup analisis visual (gambar) dan juga suara (dialog) yang mengacu pada teks alih bahasa.

2) Teks alih bahasa (Subtitle)

Sesuai dengan penjelasan di atas yang terangkum dalam definisi alih bahasa (subtitling) dari Diaz Cintas (2009), yaitu teks tertulis yang terletak di bawah layar televisi yang mengacu pada pergantian dialog dari para pemain dengan memperhatikan aspek linguitik, seperti kesan visual dan kesan suara, maka dapat disimpulkan bahwa teks alih bahasa (subtitle) dalam penelitian ini adalah teks tertulis yang terletak di bawah layar televisi. Teks tersebut menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sumber dan bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran. Teks tertulis

(21)

xxi

inilah yang merupakan rangkuman dari dialog para aktor dan aktris yang diteliti dengan kajian linguistik sehingga nantinya diharapkan mampu merekonstruksi sebuah teori baru dalam bidang penerjemahan film khususnya alih bahasa.

3) Kajian linguistik

Kajian linguistik dalam terjemahan adalah kajian yang menganalisis penerjemahan makna dari teori mikrolinguistik (sintaksis dan semiotik) dan makrolinguistik (terjemahan). Empat teori linguistik tersebut memiliki masing-masing fokus penelitian, yaitu alih bahasa (penerjemahan film), struktur kalimat dan perubahannya (sintaksis), dan bahasa tubuh (semiotik). Terjemahan adalah kajian makrolinguistik yang terfokus pada penerjemahan film (subtitling), yaitu terjemahan teks alih bahasa film James Bond dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Beberapa aspek yang ditekankan adalah aspek legibilitas, aspek keterbacaan atau kehematan, serta pengeditan teks alih bahasa target. Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat (Verhaar;2010). Kajian sintaksis dalam penelitian ini adalah kajian mikrolinguistik yang membedah data penelitian teks alih bahasa berupa perubahan struktur kalimat setelah diterjemahkan, penyederhanaan aspek sintaksis, dan pemenggalan teks alih bahasa. Kajian semiotik adalah kajian mikrolinguistik yang memiliki keterkaitan dengan tubuh manusia yang mengandung sebuah makna yang dapat dianalisis. Lebih lanjut, Winfried (2006) menjelaskan bahwa gerak tubuh yang berupa kontak mata, ekspresi wajah, gerakan tangan, dan lainnya memiliki makna tertentu yang dapat dianalisis dengan semiotik. Berdasarkan definisi di atas, kajian semiotik dalam penelitian ini adalah kajian

(22)

xxii

linguistik yang mengkaji penerjemahan film dari bahasa tubuh yang berupa mimik wajah dan ekspresi para aktor dan aktris pada film James Bond. Selain itu, penggunaan tanda berupa ikon, indeks, dan simbol juga dibahas dalam penelitian ini.

Teori penerjemahan film yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori alih bahasa film dari Ivarsson dan Carol (2008) yang membagi dua aspek penting dalam penerjemahan film, yaitu aspek legibilitas dan aspek keterbacaan atau kehematan. Aspek legibilitas berupa kaidah-kaidah teks alih bahasa yang harus digunakan dan dipahami yang berupa: posisi, jumlah baris, jumlah karakter, tipe huruf, warna dan latar, durasi maksimum per kata, durasi tiap baris dan dua barisnya, durasi kemunculan, durasi menghilangnya, serta kesesuaian teks alih bahasa dengan gambar. Aspek ini lebih terfokus pada aspek teknis dalam penerjemahan film, yang dikaji dengan menggunakan teori Karamitroglou (1997) yang merinci secara lengkap kaidah-kaidah tersebut. Aspek keterbacaan atau kehematan meliputi: strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan teori Tomaszkiewicz (1993), serta pemakaian tanda baca yang digunakan dalam film dengan teori Karamitroglou (1997). Selain itu, pengeditan teks target dari film tersebut juga dianalisis yang mencakup: pemenggalan teks alih bahasa, segmentasi panjang baris, penyederhanaan aspek sintaksis, penghapusan informasi, kesesuaian ujaran dengan teks alih bahasa, penggunaan akronim, penggunaan apostrof atau tanda penyingkat, penggunaan angka, penggunaan simbol, penggunaan bahasa tabu, penggunaan bahasa slang, dan penggunaan istilah atau terminologi permainan poker. Analisis bahasa nonverbal yang berupa ekspresi wajah,

(23)

xxiii

gerakan tangan, dan bahasa tubuh secara keseluruhan dari para aktor ataupun aktris saat berdialog digunakan teori semiotik dari Winfried (2006), yang didukung dengan bantuan kamus bahasa nonverbal (Givens;2002). Selain itu, analisis ikon, indeks, dan simbol juga dibahas dalam penelitian film James Bond dengan teori Peirce (1878).

(24)

xxiv

MODEL PENELITIAN

ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007:

KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA

Teks Bahasa Inggris dan Teks Alih Bahasa Indonesia Film James Bond 007

Film James Bond 007 Penerjemahan Film

Metode Kualitatif: Pendekatan Deskriptif

Alih Bahasa Film James Bond 007 Kajian Linguistik Terjemahan Inggris-Indonesia

Film James Bond 007 Pengumpulan Data

Wawancara & Kuesioner 1.Teks Alih Bahasa: AVS.Video-Re-Marker 23 2.Visual: Program Capture 2.Visual: Program Capture

Identifikasi Data Klasifikasi Data Verifikasi Data

Teori Terjemahan Film: 1.Legibilitas:

Kaidah Teks Alih Bahasa 2.Keterbacaan atau Kehematan

Tanda Baca dan Strategi Penerjemahan 3.Pengeditan Teks Target

4. Analisis Bahasa Nonverbal & Semiotik

1.Teori Sintaksis:Jenis-Jenis Kalimat, Pemenggalan dan Perubahan Kalimat 2.Teori Semiotik: Bahasa Tubuh Ikon, Indeks, Simbol 3. Kamus Bahasa Nonverbal

Kamus Oxford (1998, 2010) Pokerzone.com

Analisis Data

(25)

xxv

III. Metode Penelitian

Penelitian alih bahasa film James Bond adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Dalam penelitian deskriptif-kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti sebagai instrumen harus benar-benar menguasai wawasan bidang ilmu yang diteliti dan memang sudah siap untuk memasuki objek penelitian tersebut. Penelitian difokuskan pada data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kata-kata tertulis atau lisan tersebut berupa teks alih bahasa film James Bond yang menggunakan bahasa Inggris (sumber) dan bahasa Indonesia (target).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan survei. Metode observasi merupakan metode yang paling penting dalam penelitian deskriptif-kualitatif. Observasi adalah pengamatan film secara detail, yaitu menonton berulang-ulang, dengan harapan untuk dapat mengerti alur cerita ketiga film tersebut, dan untuk melihat keempat aspek semiotik film James Bond, seperti dialog, teks alih bahasa, musik, dan juga gambar. Teknik yang digunakan adalah observasi partisipatif, yaitu pengamatan melalui hasil kerja pancaindra. Metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari tiga buah film James Bond. Setelah mengamati secara detail semua aspek pendukung film tersebut, maka peneliti selanjutnya mengumpulkan data dengan mengumpulkan foto beberapa adegan yang dianggap menjadi bagian penting dari penelitian. Secara teknis DVD original dari film James Bond di-Rip menggunakan software

(26)

AVS.Video-Re-xxvi

Marker23, kemudian subtitle di-Rip dengan Sub-Rip 1.5B4 dan dilanjutkan sampai proses pembuatan database untuk software film tersebut dan penyimpananya dalam bentuk PAL (25 frame per-second). Setelah melalui proses tersebut, barulah teks bahasa sumber (bahasa Inggris) dan bahasa sasaran (bahasa Indonesia) serta durasi waktunya dapat diperoleh. Metode survei dilakukan dengan tujuan untuk mencari data dan informasi yang diperlukan, baik berupa pendapat maupun perilaku, atau yang lain. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menyebarkan kuesioner dan juga melakukan wawancara. Teknik kuesioner dilakukan dengan menyebarkan beberapa pertanyaan tertulis kepada para penonton film James Bond untuk mendapatkan tanggapan, saran, dan komentar khususnya mengenai teks alih bahasa film tersebut dan aspek-aspek lain pendukungnya. Teknik wawancara juga dipilih untuk melengkapi keperluan data sebagai pendukung dari analisis data penelitian. Responden atau informan yang dipilih adalah orang yang pernah menonton ketiga film James Bond dan memiliki kemampuan, baik secara lisan maupun tertulis pada kedua bahasa tersebut, fasih bahasa Inggris dan juga bahasa Indonesia.

Tahapan teknik analisis data penelitian dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tahapan pengelompokan, tahapan deskripsi, dan tahapan analisis data penelitian. Tahapan pengelompokan, yaitu semua teks alih bahasa dari tiga film (Casino Royale 2006, Quantum of Solace 2008 dan Sky Fall 2012) tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel terpisah antara bahasa sumber (Inggris) dan bahasa sasaran (Indonesia) dengan

(27)

xxvii

bantuan software srt.editor. Tahapan deskripsi adalah tahapan yang meliputi penjelasan deskriptif mengenai fenomena terjemahan yang terjadi dalam teks alih bahasa film tersebut. Tahapan analisis, yaitu tahapan yang paling penting dalam sebuah penelitian. Tahapan ini adalah tahapan yang menganalisis data penelitian dengan menggunakan teori-teori pendukung yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah atau mencari solusi.

IV. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini meliputi empat kajian, yaitu analisis aspek legibilitas, analisis aspek keterbacaan atau kehematan, analisis pengeditan teks target, dan analisis bahasa nonverbal.

Pada aspek legibilitasnya dalam film James Bond 007 ditemukan tiga posisi teks alih bahasa, yaitu posisi di bawah, posisi di atas, dan di kedua posisi tersebut sekaligus. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu penggunaan bahasa asing selain bahasa sumber dan sumber suara atau pesan tersebut, misalnya televisi dan laptop. Jumlah baris teks alih bahasa sudah sesuai dengan kaidah, yaitu satu baris dan dua baris, namun jumlah karakternya bervariasi dari yang pendek (kurang dari 35 karakter) sampai yang panjang (lebih dari 40 karakter). Hal ini merupakan sebuah kondisi yang harus dipahami oleh para penerjemah agar teks alih bahasa yang terlalu panjang tidak menutupi aspek gambar dalam film tersebut dan mengganggu pandangan penonton. Tipe huruf yang digunakan sudah sederhana dan jelas untuk dibaca, sedangkan warna teks alih bahasa dapat dibagi menjadi dua, yaitu warna putih

(28)

xxviii

pucat (penggunaan biasa) dan warna oranye (penggunaan bahasa asing selain bahasa sumber). Durasi atau waktu teks alih bahasa tersebut tidak bisa ditentukan dari banyak sedikitnya jumlah karakter teks alih bahasa karena dalam penelitian ini ditemukan adanya konteks dialog yang mempengaruhi durasi atau waktu tersebut. Kesesuaian gambar dengan teks alih bahasa dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sinkronisasi teks alih bahasa dengan gambar yang tetap dan sinkronisasi teks alih bahasa dengan gambar yang berubah untuk memberi gambaran tentang kronologi kejadian berikutnya. Semua kaidah teknis tersebut penting untuk dipahami dan juga diterapkan untuk mendapatkan kualitas teks alih bahasa film yang baik.

Aspek keterbacaan atau kehematan meliputi: strategi penerjemahan serta penggunaan tanda baca. Dalam penelitian ini dapat ditunjukkan bahwa strategi penerjemahan yang digunakan dalam film James Bond adalah strategi peminjaman, literal atau harfiah, dan modulasi. Beberapa teks alih bahasa masih ada yang menggunakan strategi penerjemahan literal atau harfiah yang menyebabkan teks alih bahasa target menjadi kurang berterima. Hal ini penting untuk diperhatikan karena banyak makna yang tidak tersampaikan dengan baik kepada penonton. Selain itu, penggunaan strategi penerjemahan peminjaman adalah startegi yang tepat digunakan untuk menerjemahkan istilah atau terminologi yang tidak bisa diterjemahkan dengan padanan yang pendek, misalnya pada istilah atau terminologi ilmiah dan permainan poker. Penggunaan tanda baca pada teks alih bahasa sudah sesuai dengan kaidah yang ditentukan, namun ada beberapa yang tidak menaati kaidah-kaidah, misalnya untuk pergantian pembicara digunakan tanda garis miring ( / ) pada film Casino Royale,

(29)

xxix

sedangkan tanda hubung ( - ) digunakan pada film Quantum of Solace. Hendaknya penggunaan tanda baca ini tidak berubah antara film James Bond yang satu dan yang lainnya, dan tentunya harus sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Dalam pengeditan teks alih bahasa pada film James Bond ditemukan empat jenis pemenggalan teks alih bahasa, yaitu pemenggalan frasa nominal, pemenggalan frasa verbal, pemenggalan frasa preposisional, dan pemenggalan kalimat. Pemenggalan tersebut berbeda antara bahasa sumber (Inggris) dan bahasa target (Indonesia). Hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur pada kedua bahasa tersebut. Pemenggalan teks alih bahasa tersebut terkait dengan segmentasi panjangnya baris teks alih bahasa film yang dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu segmentasi baris sintaksis tertinggi, segmentasi baris sintaksis terendah, dan pemenggalan segmentasi baris pada sintaksis yang sama. Untuk kesesuaian ujaran dengan teks alih bahasa, penggunaan akronim, apostrof, angka, dan simbol sudah disesuaikan dengan kaidahnya masing-masing. Penyederhanaan aspek sintaksis untuk menunjang aspek kehematan dapat dilakukan dengan: penghapusan (kata hubung, subjek dan predikat atau gapping, ekspresi atau seruan, dan repetisi) dan perubahan struktur (kalimat aktif ke pasif, kalimat negatif menjadi positif, perubahan kalimat kompleks, dan terjemahan modus kalimat). Penggunaan bahasa tabu dan penggunaan bahasa slang ditemukan dua jenis, yaitu untuk menekankan informasi dan untuk mengekspresikan kemarahan. Bahasa tabu dan bahasa slang yang berfungsi untuk mengekspresikan kemarahan diterjemahkan dalam data penelitian, sedangkan yang menekankan informasi tidak diterjemahkan. Dalam data penelitian juga terdapat penggunaan gaya

(30)

xxx

bahasa atau majas yang sudah diterjemahkan dengan baik pada bahasa sasaran. Analisis kohesi pada penerjemahan film ditemukan dengan penggunaan: referensi, subtitusi, elipsis, repetisi, dan leksikal, sedangkan koherensi ditemukan pada penggabungan makna secara implisit antara aspek gambar dan aspek teks alih bahasa. Analisis bahasa nonverbal ditemukan bahwa terdapat empat jenis aspek semiotik dalam penyampaian makna pada film James Bond, yaitu: (1) akustik-verbal yang berupa dialog, (2) akustik-nonverbal yang berupa musik dan efek suara, (3) nonverbal yang berupa foto atau gambar serta gerak tubuh, dan (4) visual-verbal yang berupa penyisipan kata, tulisan pada sebuah layar komputer dan televisi. Selain itu, analisis juga dilakukan pada ikon, indeks, dan simbol dari James Bond. Dalam analisis ikon ditemukan bahwa film James Bond adalah film iklan yang menggunaan pencitraan seorang agen mata-mata yang tampan, pintar, dan berkelas dalam mempromosikan beberapa barang-barang mahal, seperti: jam tangan, mobil, minuman dan lainnya.

V. Temuan Penelitian

Temuan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu pembaharuan dalam metode penelitian dan temuan dari hasil analisis data film James Bond. Pembaharuan dalam metode penelitian yang dimaksud adalah mulai digunakannya software AVS.Video-Re-Marker23. Pengumpulan data penelitian teks alih bahasa dapat dilakukan lebih cepat, efisien, dan praktis dibandingkan dengan teknik simak dan catat. Data penelitian yang didapat berupa teks alih bahasa sumber

(31)

xxxi

dan bahasa target, yang dilengkapi dengan durasi atau waktunya. Temuan hasil analisis data penelitian film James Bond 007: Casino Royale, Quantum of Solace, dan Skyfall adalah temuan pada aspek legibilitas, temuan pada aspek keterbacaan atau kehematan, temuan pada pengeditan teks target, dan temuan dalam bahasa nonverbal. Pada aspek legibilitas ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, posisi teks alih bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bahasa yang digunakan saat berdialog, pembicaraan dengan topik yang berbeda, dan sumber suara. Tiga faktor tersebut selain memengaruhi posisi teks alih bahasa, juga mempengaruhi warna teks alih bahasa tersebut. Berdasarkan variasi kemunculan posisi teks alih bahasa tersebut, maka definisi teks alih bahasa (subtitle) perlu direkonstruksi dari definisi awal, yaitu teks tertulis yang terletak di bawah layar televisi yang mengacu pada pergantian dialog dari para pemain dengan memerhatikan aspek linguistik seperti kesan visual dan kesan suara (Diaz Cintas:2009) menjadi definisi baru, yaitu teks tertulis yang terletak di bawah layar, di atas layar, serta di kedua posisi tersebut secara sekaligus yang mengacu pada dialog dari para pemain dengan memerhatikan aspek linguistik seperti kesan visual dan kesan suara.

Kedua, jumlah karakter teks alih bahasa tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku, yaitu 35-38 atau 35-40 karena ditemukan jumlah karakter yang kurang dan juga jumlah karakter yang melebihi angka tersebut. Jumlah karakter tersebut tidak memengaruhi durasi atau waktu karena durasi atau waktu tersebut ditentukan oleh konteks adegan dalam film. Ketiga, kesesuaian teks alih bahasa dengan gambar dapat

(32)

xxxii

dibagi menjadi dua, yaitu gambar yang tetap (pemunculan biasa) dan gambar yang berubah (pemunculan sesuai urutan kronologis).

Pada aspek keterbacaan atau kehematan ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, tanda elipsis mengakhiri dan mengawali (…), yang muncul pada teks alih bahasa tidak selalu pada teks yang panjang, sehingga harus dipisahkan menjadi beberapa baris teks alih bahasa karena dalam data penelitian terdapat teks alih bahasa yang pendek menggunakan elipsis tersebut. Tanda elipsis pada teks alih bahasa pendek digunakan pada jeda karena dialog terpotong oleh mitra bicaranya dan pada jeda karena aktor atau aktris masih ragu-ragu, malu-malu dan alasan lainnya untuk melanjutkan dialognya. Kedua, strategi penerjemahan peminjaman adalah startegi yang tepat untuk digunakan pada istilah atau terminologi yang tidak mungkin diterjemahkan dengan padanan kata yang pendek, misalnya istilah atau terminologi ilmiah dan permainan poker.

Pada pengeditan teks alih bahasa ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, segmentasi sintaksis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu segmentasi sintaksis tertinggi, segmentasi sintaksis terendah, dan segmentasi sintaksis yang sama. Kedua, penyederhanaan aspek sintaksis dapat mendukung aspek kehematan dalam penerjemahan film yang berupa: penghapusan (konjungsi, subjek dan predikat atau gapping, ekspresi atau seruan, dan repetisi) dan perubahan struktur (kalimat aktif ke pasif, kalimat negatif ke positif, kalimat kompleks ke kalimat kompleks yang lebih sederhana, dan terjemahan modus kalimat). Penggunaan bahasa tabu dan slang

(33)

xxxiii

memiliki dua fungsi, yaitu untuk menekankan informasi (yang tidak diterjemahkan) dan mengekspresikan kemarahan (yang diterjemahkan).

Pada aspek bahasa nonverbal ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, dua fungsi gambar dalam penerjemahan film, yaitu untuk menambah makna dan untuk memperkuat makna. Makna yang belum dapat tersampaikan melalui teks alih bahasa dapat disampaikan melalui aspek gambar. Kedua, kohesi dalam penerjemahan film dengan penggunaan: referensi, subtitusi, elipsis, konjungsi, dan leksikal, sedangkan koherensi dalam bentuk perpaduan makna secara implisit antara aspek gambar dan aspek teks alih bahasa.

Pada aspek bahasan ikon film James Bond ditemukan bahwa film ini merupakan film iklan dari beberapa produk mobil, jam tangan, dan barang-barang mewah lainnya dengan memanfaatkan tokoh James Bond.

VI. Simpulan dan Saran

Simpulan penelitian tentang alih bahasa film James Bond 007 dalam kajian linguistik terjemahan Inggris-Indonesia menyangkut empat hal, yaitu simpulan aspek legibilitas, simpulan aspek keterbacaan atau kehematan, simpulan pengeditan teks target, dan simpulan analisis bahasa nonverbal film. Aspek legibilitas film James Bond sudah disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti posisi, jumlah baris, jumlah karakter, tipe huruf, warna dan latar, durasi maksimum per kata, durasi tiap baris dan dua barisnya, durasi kemunculan, durasi menghilangnya, serta kesesuaian teks alih bahasa dengan gambar. Walaupun ada beberapa yang masih di

(34)

xxxiv

luar kaidah yang berlaku, hendaknya penerapan aspek legibilitas tidak mengganggu penonton. Aspek keterbacaan atau kehematan dalam film itu sudah menekankan strategi penerjemahan serta penggunaan tanda baca yang baik, namun adanya strategi penerjemahan literal atau harfiah membuat beberapa teks alih bahasa kurang berterima pada bahasa sasaran dan hendaknya strategi tersebut tidak digunakan dalam penerjemahan film. Pengeditan teks alih bahasa yang terdiri atas: pemenggalan teks alih bahasa, segmentasi panjang baris, penyederhanaan aspek sintaksis, penghapusan informasi, kesesuaian ujaran dengan teks alih bahasa, penggunaan akronim, penggunaan apostrof atau tanda penyingkat, penggunaan angka, penggunaan simbol, penggunaan bahasa tabu, dan penggunaan bahasa slang sudah diterapkan dengan baik. Untuk penggunaan bahasa nonverbal dari aktor dan aktris film James Bond sangatlah bervariasi. Bahasa nonverbal tersebut tentunya dapat membantu dalam penyampaian makna sesuai dengan konteks dan situasi alur cerita.

Saran untuk penerjemahan film (subtitling) James Bond secara keseluruhan adalah agar penerjemah mampu memahami dan juga menerapkan kaidah teks alih bahasa film yang selalu menekankan aspek kehematan. Penerjemah juga harus memperhatikan perpaduan komposisi empat aspek semiotik (dialog, teks alih bahasa, gambar, musik) dalam penyampaian makna sehingga menghasilkan teks alih bahasa yang berkualitas dan berterima pada bahasa sasaran. Teks alih bahasa yang berkualitas menghasilkan sebuah film yang berkualitas.

(35)

xxxv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR ... i

SAMPUL DALAM ... ii

PRASYARAT GELAR ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

RINGKASAN ... xii

DAFTAR ISI ... xxxv

DAFTAR TABEL………... xlii

DAFTAR BAGAN………. l

DAFTAR GAMBAR………. li

DAFTAR SINGKATAN……… lvii

DAFTAR LAMPIRAN……….. lviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 9 1.3 Tujuan Penelitian ... 10 1.3.1 Tujuan Umum ... 10 1.3.2 Tujuan Khusus ... 11 1.4 Manfaat Penelitian ... 13 1.4.1 Manfaat Teoretis ... 13 1.4.2 Manfaat Praktis ... 15 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 15

(36)

xxxvi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

DAN MODEL PENELITIAN ... 18 2.1 Kajian Pustaka ... 18 2.2 Konsep ... 24 2.2.1 Alih Bahasa ... 24 2.2.2 Teks Alih Bahasa ... 25 2.2.3 Kajian Linguistik ... 25 2.3 Landasan Teori ... 28 2.3.1 Legibilitas ... 29 2.3.1.1 Posisi teks alih bahasa ... 30 2.3.1.2 Jumlah baris teks alih bahasa ... 31 2.3.1.3 Jumlah karakter teks alih bahasa ... 31 2.3.1.4 Tipe huruf teks alih bahasa ... 32 2.3.1.5 Warna dan latar teks alih bahasa ... 33 2.3.1.6 Durasi maksimum per kata pada teks alih bahasa ... 34 2.3.1.7 Durasi tiap baris dan dua barisnya ... 34 2.3.1.8 Durasi kemunculan teks alih bahasa ... 35 2.3.1.9 Durasi menghilangnya teks alih bahasa ... 36 2.3.1.10 Kesesuaian teks alih bahasa dengan gambar ... 36 2.3.2 Keterbacaan/ Kehematan ... 37 2.3.2.1 Penggunaan tanda baca ... 37 2.3.2.2 Strategi penerjemahan teks alih bahasa... 41 2.3.3 Penambahan Makna ... 42 2.3.4 Pengurangan Makna ... 44 2.3.5 Pengeditan Teks Alih Bahasa ... 44 2.3.5.1 Pemenggalan teks alih bahasa ... 45 2.3.5.2 Segmentasi panjang baris ... 52 2.3.5.3 Penyederhanaan aspek sintaksis ... 54 2.3.5.4 Penghapusan informasi ... 56

(37)

xxxvii

2.3.5.5 Kesesuaian ujaran dengan teks alih bahasa ... 57 2.3.5.6 Penggunaan akronim ... 58 2.3.5.7 Penggunaan tanda penyingkat (apostrof) ... 59 2.3.5.8 Penggunaan angka ... 59 2.3.5.9 Penggunaan simbol ... 59 2.3.5.10 Pengunaan bahasa tabu ... 60 2.3.5.11 Penggunaan bahasa slang ... 61 2.3.5.12 Penggunaan istilah atau terminologi poker ... 62 2.3.6 Kalimat dan Terjemahannya ... 62 2.3.6.1 Kata dan terjemahannya ... 62 2.3.6.2 Kalimat dan terjemahannya... 63 2.3.6.3 Jenis-jenis kalimat dan modusnya ... 64 2.3.6.4 Kohesi dan koherensi dalam penerjemahan film ... 64 2.3.7 Semiotika dalam Penerjemahan Film ... 65 2.4 Model Penelitian ... 68

BAB III METODE PENELITIAN ... 72 3.1 Rancangan Penelitian ... 72 3.2 Jenis Penelitian ... 74 3.3 Instrumen Penelitian... 75 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 75 3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 84 3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ... 88 3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ... 89

BAB IV ASPEK LEGIBILITAS ……….……… 91

4.1 Posisi Teks Alih Bahasa ... 91 4.1.1 Posisi Teks Alih Bahasa di Bawah Layar………92 4.1.2 Posisi Teks Alih Bahasa di Atas Layar………...……….95

(38)

xxxviii

4.2 Jumlah Baris Teks Alih Bahasa ... 106 4.3 Jumlah Karakter Per Baris Teks Alih Bahasa ... 108 4.4 Tipe Huruf Teks Alih Bahasa ... 114 4.5 Warna dan Latar Teks Alih Bahasa ... 115 4.6 Durasi Teks Alih Bahasa ... 120 4.6.1 Durasi Maksimum Per Kata ... 120 4.6.2 Durasi Tiap Baris Serta Dua Barisnya ... 145 4.6.3 Waktu Kemunculan Teks Alih Bahasa ... 147 4.6.4 Waktu Menghilangnya Teks Alih Bahasa... 148 4.7 Kesesuaian Teks Alih Bahasa dengan Gambar ... 149 4.8 Temuan Penelitian ... 160

BAB V ASPEK KETERBACAAN/ KEHEMATAN ... 163 5.1 Tanda Baca ... 163 5.1.1 Penggunaan Tanda Elipsis Mengakhiri (…) ... 164 5.1.2 Penggunaan Tanda Elipsis Mengawali (…) ... 169 5.1.3 Penggunaan Tanda Titik ( . ) ... 174 5.1.4 Penggunaan Tanda Pisah ( - ) dan Tanda Hubung ( - ) ... 180 5.1.5 Penggunaan Tanda Tanya ( ? ) dan Tanda Seru ( ! ) ... 192 5.1.6 Penggunaan Tanda Kurung ((…)) dan Kurung Siku ([…]) ... 201 5.1.7 Penggunaan Tanda Kutip Tunggal („…„) ... 202 5.1.8 Penggunaan Tanda Kutip Dua (“…“) ... 203 5.1.9 Penggunaan Tanda Koma ( , ), Titik Dua ( : ), Titik Koma ( ; ) ... 208 5.1.10 Penggunaan Huruf Cetak Miring ... 221 5.1.11 Penggunaan Tanda Petik Dua (“…“) dengan Huruf Miring ... 224 5.1.12 Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Kecil ... 226 5.1.13 Penggunaan Huruf Cetak Tebal dan Garis Bawah ... 228 5.2 Strategi Penerjemahan Teks Alih Bahasa ... 229 5.3 Penambahan Makna ... 255

(39)

xxxix

5.4 Pengurangan Makna ... 256

5.5 Temuan Penelitian ... 260

BAB VI PENGEDITAN TEKS ALIH BAHASA ... 262

6.1 Pengeditan Teks Target ... 262

6.1.1 Kajian Linguistik ... 262

6.1.1.1 Pemenggalan teks alih bahasa ... 263

6.1.1.2 Segmentasi panjang baris ... 295

6.1.1.3 Penyederhanaan aspek sintaksis ... 304

6.1.1.4 Penghapusan informasi ... 309

6.1.2 Kajian Kaidah-kaidah………. 322

6.1.2.1 Kesesuaian ujaran dengan teks alih bahasa ... 322

6.1.2.2 Penggunaan akronim ... 323

6.1.2.3 Penggunaan apostrof atau tanda penyingkat ... 332

6.1.2.4 Penggunaan angka ... 338

6.1.2.5 Penggunaan simbol ... 346

6.2 Kajian Penggunaan Bahasa ... 348

6.2.1 Kajian Penggunaan Bahasa Tabu ... 348

6.2.2 Kajian Penggunaan Bahasa Slang……...……… 357

6.2.2.2 Bahasa Slang yang Informal……….359

6.2.2.3 Bahasa Informal………364

6.2.3 Kajian Penggunaan Istilah (Terminologi) Poker….……...……… 365

6.3 Temuan Penelitian……….. 381

BAB VII KALIMAT DAN TERJEMAHANNYA ... 383

7.1 Analisis Kata dan Terjemahannya ... 383

7.1.1 Kata Nomina……….383

7.1.2 Verba………386

(40)

xl

7.1.2.2 Kata Kerja Bantu……….. 392

7.1.2.3 Modal………396 7.1.3 Pronomina………400 7.1.4 Abjectiva………..402 7.1.5 Adverbia………...405 7.1.6 Preposisi………....407 7.1.7 Konjungsi……….410 7.1.8 Interjeksi………..412

7.2 Analisis Kalimat dan Terjemahannya ... 413

7.3 Analisis Majas dalam Terjemahan ... 429

7.4 Analisis Kohesi dan Koherensi ... 432

7.5 Temuan Penelitian ... 445

BAB VIII ANALISIS BAHASA NONVERBAL ... 446

8.1 Analisis Makna Akustik-Verbal ... 447

8.2 Analisis Makna Akustik-Nonverbal ... 450

8.3 Analisis Makna Visual-Nonverbal ... 452

8.3.1 Analisis Foto atau Gambar ... 452

8.3.2 Analisis Bahasa Tubuh ... 453

8.3.2.1 Ekspresi wajah ... 454

8.3.2.2 Ekspresi gerakan tangan ... 459

8.3.2.3 Ekspresi gerakan tubuh ... 461

8.4 Analisis Makna Visual-Verbal ... 462

8.5 Penambahan Makna dari Gambar ... 471

8.6 Penguatan Makna dari Gambar ... 477

(41)

xli

BAB IX Kajian Semiotika ... 484

9.1 Kajian Ikon ... 484

9.2 Kajian Indeks ... 492

9.3 Kajian Simbol ... 493

9.4 Temuan Penelitian ... 495

BAB X Simpulan dan Saran ... 496

10.1 Simpulan ... 496

10.2 Saran ... 501

DAFTAR PUSTAKA.………..……. .503 LAMPIRAN

(42)

xlii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Teks Alih Bahasa Casino Royale……… 76

Tabel 2. Teks Alih Bahasa Quantum of Solace………. 77

Tabel 3. Teks Alih Bahasa Skyfall……… 77

Tabel 4. Jumlah Karakter 1-10 Casino Royale……….. 121

Tabel 5. Jumlah Karakter 1-10 Quantum of Solace……….. 122

Tabel 6. Jumlah Karakter 1-10 Skyfall……….. 126

Tabel 7. Durasi Teks Alih Bahasa Kurang dari 1 Detik ……….. 128

Tabel 8. Rata-Rata Durasi Teks Alih Bahasa Casino Royale………...… 129

Tabel 9. Rata-Rata Durasi Teks Alih Bahasa Quantum of Solace……… 130

Tabel 10. Rata-Rata Durasi Teks Alih Bahasa Skyfall………. 131

Tabel 11. Durasi Teks Alih Bahasa Lebih dari 2 Detik……… 132

Tabel 12. Durasi Teks Alih Bahasa dengan 2 Dialog……….. 135

Tabel 13. Jumlah Karakter 11-20 Casino Royale……….. 136

Tabel 14. Jumlah Karakter 11-20 Quantum of Solace……….. 137

Tabel 15. Jumlah Karakter 11-20 Skyfall……….. 138

Tabel 16. Jumlah Karakter 21-30 Casino Royale……….. 140

Tabel 17. Jumlah Karakter 21-30 Quantum of Solace……….. 140

Tabel 18. Jumlah Karakter 21-30 Skyfall……….. 141

Tabel 19. Jumlah Karakter 31-40 Casino Royale……….. 142

Tabel 20. Jumlah Karakter 31-40 Quantum of Solace………...…... 142

Tabel 21. Jumlah Karakter 31-40 Skyfall……….. 143

Tabel 22. Jumlah Karakter Lebih dari 40 Quantum of Solace……….. 144

Tabel 23. Jumlah Karakter Lebih dari 40 Skyfall………. 144

Tabel 24. Durasi Minimum Teks Alih Bahasa Pendek………. 146

Tabel 25. Durasi Maksimum Teks Alih Bahasa Pendek………...………… 146

Tabel 26. Durasi Minimum dan Maksimum Teks Alih Bahasa Panjang……….. 147

Tabel 27. Durasi Minimum dan Maksimum Dua Baris Teks Alih Bahasa …….. 147

Tabel 28. Elipsis Mengakhiri Casino Royale……...………. 164

Tabel 29. Elipsis Mengakhiri Quantum of Solace………. 166

Tabel 30. Elipsis Mengakhiri Skyfall……… 167

Tabel 31. Elipsis Mengawali Casino Royale………. 169

Tabel 32. Elipsis Mengawali Skyfall………. 170

Tabel 33. Elipsis Mengawali pada Teks Alih Bahasa Indonesia Skyfall……….. 172

Tabel 34. Tanda Titik Casino Royale …………..……… 174

Tabel 35. Tanda Titik Quantum of Solace……… 175

Tabel 36. Tanda Titik Skyfall……… 177

Tabel 37. Bentuk Sapaan Casino Royale…...………... 179

(43)

xliii

Tabel 39. Bentuk Sapaan Skyfall……….. 179

Tabel 40. Tanda Titik pada Angka Bilangan Casino Royale……… 179

Tabel 41. Tanda Titik pada Angka Bilangan Quantum of Solace………. 180

Tabel 42. Tanda Pisah Quantum of Solace…...……… 180

Tabel 43. Tanda Pisah Skyfall………...……… 182

Tabel 44. Garis Miring Casino Royale……….. 183

Tabel 45. Tanda Hubung Casino Royale………..……… 185

Tabel 46. Tanda Hubung Quantum of Solace………...……… 186

Tabel 47. Tanda Hubung Skyfall………..……… 187

Tabel 48. Tanda Hubung pada Ejaan Casino Royale……… 188

Tabel 49. Tanda Hubung pada Ejaan Quantum of Solace………. 189

Tabel 50. Tanda Hubung sebagai Hubungan Antar Bagian Casino Royale……. 189

Tabel 51. Tanda Hubung sebagai Hubungan Antar Bagian Quantum of Solace.. 190

Tabel 52. Tanda Hubung pada Kepemilikan Casino Royale……...………. 190

Tabel 53. Tanda Hubung pada Kepemilikan Quantum of Solace………. 191

Tabel 54. Tanda Hubung pada Kepemilikan Skyfall……… 191

Tabel 55. Tanda Hubung pada Nama Wilayah Casino Royale………. 191

Tabel 56. Tanda Tanya Casino Royale……….. 192

Tabel 57. Tanda Tanya Quantum of Solace……….. 194

Tabel 58. Tanda Tanya Skyfall………...…….. 195

Tabel 59. Tanda Seru Casino Royale………...……. 197

Tabel 60. Tanda Seru Quantum of solace………...….. 198

Tabel 61. Tanda Seru Skyfall………...…. 200

Tabel 62. Tanda Kurung dan Kurung Siku………... 202

Tabel 63. Tanda Kutip Tunggal Casino Royale……….... 203

Tabel 64. Tanda Kutip Dua Casino Royale………..… 204

Tabel 65. Tanda Kutip Dua pada Pesan Elektronik Quantum of Solace……….. 204

Tabel 66. Tanda Kutip Dua pada Pemikiran Quantum of Solace………. 205

Tabel 67. Tanda Kutip Dua Skyfall………..… 206

Tabel 68. Tanda Kutip Dua pada Istilah Skyfall………...… 207

Tabel 69. Tanda Koma Casino Royale………... 208

Tabel 70. Tanda Koma Quantum of Solace……….. 209

Tabel 71. Tanda Koma pada Kalimat Setara Casino Royale……… 210

Tabel 72. Tanda Koma pada Kalimat Setara Quantum of Solace………. 210

Tabel 73. Tanda Koma pada Kalimat Setara Skyfall……… 210

Tabel 74. Tanda Koma pada Anak Kalimat Casino Royale………. 211

Tabel 75. Tanda Koma pada Anak Kalimat Quantum of Solace……….. 212

Tabel 76. Tanda Koma pada Anak Kalimat Skyfall………. 213

Tabel 77. Tanda Koma sebagai Penghubung Antar Kalimat Skyfall……… 214

Tabel 78. Tanda Koma pada Ekspresi/ Seruan Casino Royale………. 214

Tabel 79. Tanda Koma pada Ekspresi/ Seruan Quantum of Solace……….. 215

Tabel 80. Tanda Koma pada Ekspresi/ Seruan Skyfall………. 217

(44)

xliv

Tabel 82. Tanda Koma pada Keterangan Quantum Solace……….. 218

Tabel 83. Tanda Koma pada Keterangan Skyfall……….. 219

Tabel 84. Tanda Titik Dua Casino Royale………...………. 219

Tabel 85. Tanda Titik Koma Skyfall………. 220

Tabel 86. Huruf Cetak Miring Quantum of Solace………...……… 221

Tabel 87. Huruf Cetak Miring Quantum of Solace………...………… 222

Tabel 88. Huruf Cetak Miring Quantum of Solace………..……… 223

Tabel 89. Tanda Petik Dua dengan Huruf Miring Casino Royale……… 224

Tabel 90. Tanda Petik Dua dengan Huruf Miring Skyfall……… 225

Tabel 91. Terjemahan Literal 1………...…….. 230

Tabel 92. Terjemahan Literal 2………...….. 231

Tabel 93. Terjemahan Literal 3……….... 231

Tabel 94. Terjemahan Literal 4………. 232

Tabel 95. Terjemahan Literal 5………. 232

Tabel 96. Terjemahan Literal 6………. 233

Tabel 97. Terjemahan Literal 7………. 234

Tabel 98. Terjemahan Literal 8………. 235

Tabel 99. Terjemahan Literal 9………. 235

Tabel 100. Terjemahan Literal 10………. 236

Tabel 101. Terjemahan Literal 11………. 237

Tabel 102. Terjemahan Literal 12………. 238

Tabel 103. Terjemahan Literal 13………. 239

Tabel 104. Terjemahan Literal 14………. 240

Tabel 105. Terjemahan Literal 15………. 240

Tabel 106. Terjemahan Literal 16………. 241

Tabel 107. Terjemahan Literal 17………. 242

Tabel 108. Terjemahan Literal 18………. 242

Tabel 109. Terjemahan Literal 19………. 243

Tabel 110. Terjemahan Literal 20………. 244

Tabel 111. Terjemahan Literal 21………. 244

Tabel 112. Terjemahan Peminjaman Naturalisasi 1……….. 245

Tabel 113. Terjemahan Peminjaman Naturalisasi 2……….. 246

Tabel 114. Terjemahan Peminjaman Naturalisasi 3……….. 247

Tabel 115. Terjemahan Peminjaman Naturalisasi 4……….. 247

Tabel 116. Terjemahan Peminjaman Naturalisasi 5……….. 248

Tabel 117. Terjemahan Peminjaman Murni……….. 249

Tabel 118. Terjemahan Modulasi 1………... 252

Tabel 119. Terjemahan Modulasi 2……….. 253

Tabel 120. Terjemahan Modulasi 3……….. 253

Tabel 121. Penambahan Makna 1………. 256

Tabel 122. Pengurangan Makna 1………. 257

Tabel 123. Pengurangan Makna 2………. 257

(45)

xlv

Tabel 125. Pengurangan Makna 4………. 259

Tabel 126. Pemenggalan Frasa Nominal Casino Royale Tipe 1………….……. 263

Tabel 127. Pemenggalan Frasa Nominal Casino Royale Tipe 2……….. 265

Tabel 128. Pemenggalan Frasa Nominal Quantum of Solace Tipe 1………..…. 266

Tabel 129. Pemenggalan Frasa Nominal Quantum of Solace Tipe 2……… 268

Tabel 130. Pemenggalan Frasa Nominal Skyfall Tipe 1……….. 270

Tabel 131. Pemenggalan Frasa Nominal Skyfall Tipe 2……….. 271

Tabel 132. Pemenggalan Frasa Preposisional Casino Royale Tipe 1…………... 273

Tabel 133. Pemenggalan Frasa Preposisional Casino Royale Tipe 2…………... 274

Tabel 134. Pemenggalan Frasa Preposisional Quantum of Solace Tipe 1……… 275

Tabel 135. Pemenggalan Frasa Preposisional Quantum of Solace Tipe 2……… 277

Tabel 136. Pemenggalan Frasa Preposisional Skyfall Tipe 1………... 278

Tabel 137. Pemenggalan Frasa Preposisional Skyfall Tipe 2………... 279

Tabel 138. Pemenggalan Frasa Verbal Casino Royale Tipe 1………. 281

Tabel 139. Pemenggalan Frasa Verbal Casino Royale Tipe 2………. 282

Tabel 140. Pemenggalan Frasa Verbal Quantum of Solace Tipe 1……….. 284

Tabel 141. Pemenggalan Frasa Verbal Quantum of Solace Tipe 2……….. 285

Tabel 142. Pemenggalan Frasa Verbal Skyfall Tipe 1………. 286

Tabel 143. Pemenggalan Frasa Verbal Skyfall Tipe 2………. 288

Tabel 144. Pemenggalan Kalimat Casino Royale Tipe 1……….. 289

Tabel 145. Pemenggalan Kalimat Casino Royale Tipe 2……….. 290

Tabel 146. Pemenggalan Kalimat Quantum of Solace Tipe 1……….. 291

Tabel 147. Pemenggalan Kalimat Quantum of Solace Tipe 2………... 291

Tabel 148. Pemenggalan Kalimat Skyfall Tipe 1……….. 293

Tabel 149. Pemenggalan Kalimat Skyfall Tipe 2……….. 293

Tabel 150. Segmentasi Sintaksis Casino Royale Tipe 1………... 295

Tabel 151. Segmentasi Sintaksis Casino Royale Tipe 2………... 297

Tabel 152. Segmentasi Sintaksis Casino Royale Tipe 3………... 298

Tabel 153. Segmentasi Sintaksis Quantum of Solace Tipe 1……… 298

Tabel 154. Segmentasi Sintaksis Quantum of Solace Tipe 2……… 299

Tabel 155. Segmentasi Sintaksis Quantum of Solace Tipe 3……… 300

Tabel 156. Segmentasi Sintaksis Skyfall Tipe 1……….. 301

Tabel 157. Segmentasi Sintaksis Skyfall Tipe 2………... 302

Tabel 158. Segmentasi Sintaksis Skyfall Tipe 3……….. 303

Tabel 159. Kalimat Aktif ke Pasif……..………... 304

Tabel 160. Kalimat Positif dari Negatif……… 305

Tabel 161. Gapping 1……… 307

Tabel 162. Gapping 2……… 308

Tabel 163. Kalimat Berita dari Permintaan Pragmatis Indikatif……….. 309

Tabel 164. Penghapusan Konjungsi 1…….………... 310

Tabel 165. Penghapusan Konjungsi 2……….………... 311

Tabel 166. Penghapusan Konjungsi 3………….….………... 311

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Susanto dan Wijanarko (2004), merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi sehingga dapat

terhadap Fruit Tea- Dari 20 atribut yang di- perkirakan berasosiasi dengan Fruit Tea" ternyata ada 6 asosiasi yang melekat kuat dengan Fruit Tea yaitu aman

Lahan percobaan dan pada umur ratun 3 hari belum diberi perlakuan bioinsektisida ataupun ekstrak kompos menunjukkan bahwa populasi serangga hama lebih tinggi bila

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan intern merupakan suatu kegiatan penilaian yang independen dan objektif, memberikan

Allah SWT memulai surat ini dengan perintah untuk bertaqwa dan anjuran untuk beribadah kepadanya, salah satu perintah itu dalam ayat ini adalah untuk menyambung

Jika sebuah perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa memegang produk yang tidak memenuhi syarat misalnya (kapal yang tidak sesuai peraturan) atau kondisi (disetujui tetapi

Peneliti datang ke Kantor Kementerian agama Kota Palangka Raya pada hari Jum‟at tanggal 15 Februari 2019 serta meminta waktu kepada Bendahara Koperasi untuk melakukan

Main effect analysis is used to determine which musical genre has best effect towards respondents' post treadmill exercise recovery time.. RESULT