• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN DASAR PARTAI REPUBLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANGGARAN DASAR PARTAI REPUBLIK"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 Anggaran Dasar REPUBLIK

ANGGARAN DASAR

PARTAI REPUBLIK

(2)

2 Anggaran Dasar REPUBLIK

ANGGARAN DASAR

PARTAI REPUBLIK

Di Bawah Ridlo dan Ampunan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

Bahwa pembangunan adalah keseluruhan upaya untuk membangkitkan, menguatkan dan membela tumbuhnya prakarsa, peran serta dan swadaya Rakyat agar mampu membangun diri sendiri, menolong diri sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan bersamanya. Oleh sebab itu pembangunan manusia pembangun merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan.

Bahwa prinsip perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah meraih kembali nilai dan semangat religius-nasionalis guna memantapkan nasionalisme kebangsaan dan nasionalisme pembangunan untuk kejayaan Bangsa dan Negara yang sejahtera dan demokratis, adil dan makmur, tertib dan aman, stabil dan utuh, bersatu dan berdaulat dari Sabang sampai Merauke.

Bahwa semangat sejarah Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah berpegang teguh pada nilai budaya-Nusantara, menjaga kesinambungan pembangunan dari masa ke masa, serta mengembangkan konvergensi (meramu) berbagai pendekatan dan model pembangunan yang baik dan benar, serta yang selaras dengan semangat zaman.

Bahwa prioritas perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah pengentasan kemiskinan dan pengatasan pengangguran, serta pengembangan sosial-ekonomi sebagai sektor pembangunan perekonomian nasional, di samping peranan sektor usaha swasta, sektor pemerintahan dan badan usaha milik negara. Struktur perekonomian nasional perlu didorong tumbuh dalam bidang pembikinan (industrial manufacturing) dan perdagangan (trading-distribution) secara efesien dan saling melengkapi, dengan mengedepankan peranan sektor sosial-ekonomi kerakyatan.

Bahwa proses perubahan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia musti mencakup sistem nilai (pranata), struktur dan kelembagaan (pratata) dan tingkah laku (kertata) masyarakat secara menyeluruh dan utuh, dalam rentang ruang dan waktu yang luas dan panjang, serta massif, sehingga memenuhi kualifikasi sebagai gerakan peradaban dan kebudayaan.

Atas dasar pemikiran ini dan dalam rangka mewujudkan semangat kekhalifahan dalam rangka memakmurkan bumi, guna berperan serta menuntaskan kebangkitan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan ini bangkit PARTAI REPUBLIK.

BAB I

NAMA, DASAR , NILAI DAN TUJUAN

Pasal 1

Partai ini bernama PARTAI REPUBLIK atau disingkat REPUBLIK. Pasal 2

(3)

3 Anggaran Dasar REPUBLIK

Pasal 3

Sistem nilai PARTAI REPUBLIK adalah nilai-nilai luhur yang bersendikan ajaran agama, di antaranya diwujudkan dalam nilai mono-duolis syahadatain :

a. Nilai kemakhlukan, yaitu : Kesadaran bahwa manusia diciptakan oleh al-Khaliq, dengan kewajiban beribadah dan menyelaraskan dengan iradahNya;

b. Nilai kekhalifahan, yaitu : Kesadaran bahwa tanggung jawab manusia dalam hidup di dunia adalah memakmurkan bumi dan menciptakan kemaslahatan bagi sesama.

Pasal 4

1. Tujuan PARTAI REPUBLIK :

a. Mewujudkan cita – cita proklamsi 17 Agustus 1945 sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 45 Indonesia yang sejahtera dan demokratis, adil dan makmur, tertib dan aman, stabil dan utuh, bersatu dan berdaulat dari Sabang sampai Merauke, serta maju dan berkembang secara berkelanjutan pada era transparansi global dalam rangka memajukan kebudayaan dan peradaban Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, di bawah ampunan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

b. Membangkitkan, menguatkan dan membela tumbuhnya prakarsa, peran serta dan swadaya masyarakat, agar masyarakat mampu membangun diri sendiri, menolong diri sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan bersamanya.

BAB II

WAKTU, TEMPAT DAN DAERAH KERJA

Pasal 5

PARTAI REPUBLIK didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1998 untuk waktu yang belum ditentukan berakhirnya.

Pasal 6

1. DPP PARTAI REPUBLIK berkedudukan di ibukota Negara;

2. Daerah kerja PARTAI REPUBLIK meliputi seluruh wilayah Administrasi NKRI yang terstruktur sesuai dengan Administrasi Pemerintahan dan wilayah perwakilan.

BAB III

VISI DAN MISI, ETOS DAN ETIKA

Pasal 7

1. Visi PARTAI REPUBLIK adalah terwujudnya pembangunan yang berpihak kepada kepentingan rakyat untuk kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, dari oleh dan untuk rakyat

2. Misi PARTAI REPUBLIK adalah pengentasan kemiskinan, pengatasan pengangguran, serta penguatan dan pengembangan sosial-ekonomi kerakyatan sebagai sektoral pembangunan perekonomian nasional, di samping sektor usaha swasta besar, sektor pemerintahan dan badan usaha milik Negara.

Pasal 8 Etos pembangunan PARTAI REPUBLIK :

a. PARTAI REPUBLIK memperjuangkan dan membela kepentingan nasional dalam memenangkan persaingan global.

(4)

4 Anggaran Dasar REPUBLIK

BAB IV KEANGGOTAAN

Pasal 9 Yang dapat menjadi Anggota PARTAI REPUBLIK adalah: 1. Warga Negara Indonesia;

2. Berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau telah menikah;

3. Bersedia mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan partai lainnya; dan,

4. Bersedia menyatakan diri menjadi Anggota; Pasal 10

1. Anggota adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengguna, pemikir, pengurus dan pelaksana tugas yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pelatihan (Diklat) dan Bimbingan Teknis (Bintek) adalah proses terus-menerus dalam rangka mendewasakan, memandirikan dan mengakarkan PARTAI REPUBLIK dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

3. Ketentuan mengenai Pelatihan (Diklat) dan Bimbingan Teknis (Bintek) akan diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 11 1. Setiap anggota mempunyai hak :

a. Memperoleh perlakuan yang sama dari PARTAI REPUBLIK.

b. Memperoleh perlindungan, Pembelaan, Pendidikan, Pelatihan dan Diklat serta Bimbingan dan Pembinaan dari PARTAI REPUBLIK.

c. Mengeluarkan Pendapat, Saran, Usul yang bersifat Konstruktif dan Positif baik secara lisan maupun tertulis.

d. Dipilih dan memilih. e. Membela diri.

f. Terkecuali untuk memilih dan menjadi pimpinan, harus mematuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan PARTAI REPUBLIK.

2. Setiap anggota berkewajiban :

a. Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta peraturan PARTAI REPUBLIK.

b. Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan PARTAI REPUBLIK.

c. Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi PARTAI REPUBLIK. d. Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap PARTAI REPUBLIK.

e. Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra PARTAI REPUBLIK. f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh PARTAI REPUBLIK.

(5)

5 Anggaran Dasar REPUBLIK

g. Menghadiri acara dan kegiatan yang diselenggarakan oleh PARTAI REPUBLIK. h. Khusus bagi pimpinan, wajib menghadiri setiap acara PARTAI REPUBLIK. i. Membayar iuran wajib anggota.

j. Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan PARTAI REPUBLIK.

BAB VI

SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA

Pasal 12

1. Sanksi terhadap anggota atau unsur pimpinan terdiri dari : a. Teguran lisan

b. Teguran bertulis

c. Pemberhentian sementara d. Pemecatan

2. Sanksi yang berupa teguran lisan dan teguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Dewan Pengurus di setiap jenjang dan tingkatan PARTAI REPUBLIK.

3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan PARTAI REPUBLIK oleh Dewan Pengurus Nasional atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh kepemimpinan sesuai tingkatannya.

Pasal 13 Anggota dinyatakan berhenti apabila :

1. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis; 2. Diberhentikan;

3. Meninggal dunia;

4. Anggota diberhentikan karena :

1. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota; 2. Menjadi Anggota partai politik lain;

3. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan atau Keputusan Musyawarah Nasional, dan atau Rapat Pimpinan Nasional;

4. Melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan keputusan atau kebijakan Partai;

5. Ketentuan lebih lanjut tentang pemberhentian dan pembelaan diri Anggota diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VII ORGANISASI

Pasal 14 1. Struktur PARTAI REPUBLIK terdiri 5 (lima) tingkat, yaitu :

a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) tingkat nasional b. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) tingkat provinsi c. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat kabupaten/kota a. Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) tingkat kecamatan b. Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan (DPD/K) tingkat desa/kelurahan

(6)

6 Anggaran Dasar REPUBLIK

Pasal 15 Struktur DPP terdiri dari :

1. DEWAN PIMPINAN PUSAT :

1) Pimpinan tertinggi organisasi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok kegiatan PARTAI REPUBLIK.

2) Memimpin atau mengendalikan jajaran PARTAI REPUBLIK dalam melaksanakan kegiatan pokok untuk mencapai tujuan dan pengembangan organisasi.

3) Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya PARTAI POLITIK khususnya dalam memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan atau pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

4) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam kelangsungan PARTAI REPUBLIK.

5) Mengesahkan komposisi personalia Dewan Pertimbangan dan Mahkamah Partai.

6) Menetapkan dan mengesahkan pimpinan pengurus di tingkat Provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan berdasarkan rekomendasi atau usulan pengurus pada jenjang di bawahnya dan atau melakukan penetapan dan pengesahan secara langsung.

Pasal 16 2.. DEWAN PIMPINAN WILAYAH PROVINSI

1) Menentukan kebijakan tingkat Provinsi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional maupun tingkat Provinsi, serta Peraturan Organisasi PARTAI REPUBLIK.

2) Mengesahkan Komposisi Personalia Dewan Pertimbangan/Pembina DPW PARTAI REPUBLIK Provinsi;

3) Mengusulkan Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota kepada Dewan Pimpinan Pusat

4) Menyelesaikan perselisihan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota; Pasal 17

3. DEWAN PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

1) Menentukan kebijakan tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat

Provinsi, maupun tingkat Kabupaten/Kota, serta Peraturan Organisasi PARTAI REPUBLIK.

2) Mengesahkan Komposisi Personalia Dewan Pertimbangan/Pembina DPD PARTAI REPUBLIK Kabupaten/Kota;

3) Mengusulkan Komposisi dan Personalia Pimpinan Kecamatan kepada Dewan Pimpinan Pusat

4) Menyelesaikan perselisihan kepengurusan Pimpinan Kecamatan; Pasal 18

(7)

7 Anggaran Dasar REPUBLIK

4. DEWAN PIMPINAN KECAMATAN

1. Menentukan kebijakan tingkat Kecamatan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, maupun tingkat Kecamatan, serta Peraturan Organisasi PARTAI REPUBLIK;

2. Mengesahkan Komposisi Personalia Dewan Pertimbangan/Pembina Pimpinan Kecamatan PARTAI REPUBLIK;

3. Mengusulkan Komposisi dan Personalia Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain kepada Dewan Pimpinan Pusat;

4. Menyelesaikan perselisihan kepengurusan Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain. Pasal 19

5. DEWAN PIMPINAN DESA/KELURAHAN

1) Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain adalah badan pelaksana partai yang bersifat kolektif di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain;

2) Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain berwenang menentukan kebijakan tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah dan Rapat, baik tingkat Nasional, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Kecamatan maupun tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain, serta Peraturan Organisasi PARTAI REPUBLIK

BAB VIII

STRUKTUR DAN KEDUDUKAN KEPENGURUSAN

Pasal 20 Susunan Dewan Pimpinan Pusat Partai, terdiri atas :

1. Seorang Ketua Umum

2. Seorang atau lebih Wakil Ketua 3. Seorang Sekretaris Jenderal

4. Seorang Wakil Sekretaris Jenderal atau lebih 5. Seorang Bendahara Umum

6. Seorang Wakil Bendahara Umum atau lebih 7. Ketua-ketua Bidang

Pasal 21 Susunan Dewan Pimpinan Wilayah tingkat Provinsi, terdiri atas:

1. Seorang Ketua

2. Seorang atau lebih Wakil Ketua 3. Seorang Sekretaris

(8)

8 Anggaran Dasar REPUBLIK

4. Seorang Wakil Sekretaris atau lebih 5. Seorang Bendahara

6. Seorang Wakil Bendahara atau lebih 7. Ketua-ketua Bidang

Pasal 22

Susunan Dewan Pimpinan Daerah tingkat Kabupaten/Kota, terdiri atas : 1. Seorang Ketua

2. Seorang atau lebih Wakil Ketua 3. Seorang Sekretaris

4. Seorang Wakil Sekretaris atau lebih 5. Seorang Bendahara

6. Seorang Wakil Bendahara atau lebih 7. Ketua-ketua Bidang

Pasal 23

Susunan Dewan Pimpinan Kecamatan tingkat Kecamatan, terdiri atas : 1. Seorang Ketua

2. Seorang atau lebih Wakil Ketua 3. Seorang Sekretaris

4. Seorang Wakil Sekretaris atau lebih 5. Seorang Bendahara

6. Seorang Wakil Bendahara atau lebih 7. Ketua-ketua Bidang

Pasal 24

Susunan Dewan Pimpinan Desa/Kelurahan tingkat Desa/Kelurahan, terdiri atas : 1. Seorang Ketua

2. Seorang atau lebih Wakil Ketua 3. Seorang Sekretaris

4. Seorang Wakil Sekretaris atau lebih 5. Seorang Bendahara

6. Seorang Wakil Bendahara atau lebih 7. Ketua-ketua Bidang

Pasal 25

1. Kedudukan PARTAI REPUBLIK di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut :

a. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.

(9)

9 Anggaran Dasar REPUBLIK

b. Tingkat Provinsi berkedudukan di Ibukota Provinsi dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi.

c. Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.

2. Perangkat Organisasi PARTAI REPUBLIK di tingkat nasional terdiri atas : a. Dewan Pertimbangan/Pembina

b. Mahkamah Partai c. Dewan Pimpinan Pusat

3. Perangkat Organisasi PARTAI REPUBLIK di tingkat provinsi terdiri atas : a. Dewan Pertimbangan/Pembina

b. Dewan Pimpinan Wilayah

4. Perangkat Organisasi PARTAI REPUBLIK di tingkat kabupaten/kota terdiri atas : a. Dewan Pertimbangan/Pembina

b. Dewan Pimpinan Daerah

5. Perangkat Organisasi PARTAI REPUBLIK di tingkat kecamatan terdiri atas : a. Dewan Pimpinan Kecamatan

6. Perangkat Organisasi PARTAI REPUBLIK di tingkat desa/kelurahan terdiri atas : a. Dewan Pimpinan Kelurahan/Desa

BAB IX

DEWAN PERTIMBANGAN/PEMBINA

Pasal 26

1. PARTAI REPUBLIK memiliki Dewan Pertimbangan/Pembina yang berfungsi memberi saran, nasehat, dan pertimbangan kepada Dewan Pimpinan/Pimpinan PARTAI REPUBLIK sesuai dengan tingkatannya;

2. Dewan Pertimbangan/Pembina memberi saran, nasehat, dan pertimbangan atas kebijakan-kebijakan organisasi yang bersifat strategis, baik internal maupun eksternal, yang akan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan/Pimpinan Partai sesuai dengan tingkatannya;

3. Ketua Dewan Pertimbangan/Pembina ditetapkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal melalui jalan musyawarah

4. Susunan dan personalia Dewan Pertimbangan /Pembina ditetapkan oleh Ketua Dewan Pertimbangan /Pembina bersama Ketua Umum/Ketua Dewan Pimpinan/ Pimpinan Partai sesuai tingkatannya;

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai Dewan Pertimbangan/Pembina diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X

MAHKAMAH PARTAI

Pasal 27 1. Menjaga dan menegakkan norma dan disiplin organisasi

(10)

10 Anggaran Dasar REPUBLIK

2. Setelah mempertimbangkan segala sesuatunya secara luas dan mendalam, mengambil keputusan terhadap pengurus dan kader yang secara meyakinkan terbukti melakukan pelanggaran terhadap AD, ART dan Peraturan Organisasi.

3. Menyelesaikan perselisihan partai.

4. Ketua Mahkamah Partai ditetapkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal melalui jalan musyawarah

BAB XI

ORGANISASI OTONOM DAN ORGANISASI SAYAP

Pasal 28

Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi ekstra organisasi menjadi wewenang Dewan Pimpinan Pusat yang dikoordinasikan kepada Lembaga dan Badan Otonom sesuai tingkatannya :

1. Menyangkut program internal Lembaga dan Badan Otonom dapat melakukan koordinasi dan kemitraan dengan Dewan Pimpinan Pusat sesuai dengan tingkatannya.

2. Dewan Pimpinan Pusat berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan Otonom dapat mengancam atau merugikan organisasi.

3. Badan Otonom yang berbadan hukum keberadaannya ditetapkan dengan surat penetapan. 4. Lembaga/Badan Pelaksana Tugas Khusus ditetapkan dengan surat keputusan.

Pasal 29

1. Kepengurusan pada semua tingkat dapat menjalin kerja sama jaringan dengan pihak-pihak lain sebagai organisasi sayap, asal selaras dengan AD/ART, serta tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

2. Kerja sama organisasi sayap dengan pihak-pihak lain secara institusional atau aliansi perlu memperoleh Izin Prinsip dari DPP, Izin Operasional dari SDPN dan Izin Tetap dari Kongres. 3. Kerja sama dengan pihak-pihak lain dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan terbatas hanya untuk

itu, atau hanya secara tematik, atau dalam batas berlaku secara fungsional, cukup memberitahukan kepada Satuan Kepengurusan di atasnya agar segera bisa dilaksanakan.

BAB XII

KONGRES DAN RAPAT-RAPAT Bagian Kesatu

Kongres dan Rapat-Rapat Tingkat Nasional

Pasal 30

1. Kongres dan Rapat-Rapat Tingkat Nasional terdiri atas : 1. Kongres

2. Kongres Luar Biasa 3. Rapat Pimpinan Nasional; 4. Rapat Kerja Nasional;

(11)

11 Anggaran Dasar REPUBLIK

5. Rapat DPP; 2. Kongres :

1. Kongres adalah pemegang kekuasaan tertinggi partai yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun;

2. Kongres berwenang:

1. Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai;

2. Menetapkan Program Umum Partai;

3. Menilai Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat;

4. Memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal 5. Menetapkan Dewan Pimpinan Pusat;

6. Menetapkan Dewan Pertimbangan/Pembina DPP PARTAI REPUBLIK; 7. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya;

3. Kongres Luar Biasa :

1. Kongres Luar Biasa adalah Kongres yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan dan/atau persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 Dewan Pimpinan Wilayah disebabkan:

1. Partai dalam keadaan terancam atau menghadapi hal ihwal kegentingan yang memaksa;

2. Dewan Pimpinan Pusat melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, atau Dewan Pimpinan Pusat tidak dapat melaksanakan Amanat Kongres sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya; 2. Kongres Luar Biasa diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat sementara yang

dibentuk oleh Pimpinan Wilayah

3. Kongres Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Kongres

4. Dewan Pimpinan Pusat wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya Kongres tersebut;

4. Rapat Pimpinan Nasional :

1. Rapat Pimpinan Nasional adalah rapat pengambilan keputusan tertinggi di bawah Kongres

2. Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Pusat;

5. Rapat Kerja Nasional :

1. Rapat Kerja Nasional adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi program kerja hasil Kongres

2. Rapat Kerja Nasional dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode kepengurusan;

6. Rapat Konsultasi Nasional adalah rapat yang diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk membahas masalah-masalah aktual dan sosialisasi kebijakan partai.

Bagian Kedua

Konferensi Wilayah dan Rapat-Rapat Tingkat Provinsi

Pasal 31

(12)

12 Anggaran Dasar REPUBLIK

2. Konferensi Wilayah Provinsi atau dapat disebut Musyawarah Wilayah 3. Konferensi Wilayah Luar Biasa Provinsi;

4. Rapat Pimpinan Daerah Provinsi; 5. Rapat Kerja Wilayah Provinsi; 6. Konferensi Wilayah Provinsi :

1. Konferensi Wilayah Provinsi adalah pemegang kekuasaan partai di tingkat provinsi yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun;

2. Konferensi Wilayah Provinsi berwenang : 1. Menetapkan Program Kerja Provinsi;

2. Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah Provinsi; 3. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi; 4. Menetapkan Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi;

5. Menetapkan keputusan-keputusan lain; 7. Konferensi Wilayah Luar Biasa Provinsi :

1. Konferensi Wilayah Luar Biasa Provinsi adalah Konferensi wilayah yang

diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya 2/3 Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Pusat, disebabkan:

1. Kepemimpinan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi dalam keadaan terancam;

2. Dewan Pimpinan Provinsi melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, atau Dewan Pimpinan Daerah Provinsi tidak dapat melaksanakan Amanat Musyawarah Daerah Provinsi sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

2. Konferensi Wilayah Luar Biasa Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat;

3. Konferensi Wilayah Luar Biasa Provinsi mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Konferensi Wilayah Provinsi;

4. Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi wajib memberikan pertanggung-jawaban atas diadakannya Musyawarah Daerah Luar Biasa tersebut;

8. Rapat Pimpinan Wilayah Provinsi :

1. Rapat Pimpinan WilayahProvinsi adalah rapat pengambilan keputusan dibawah Musyawarah Daerah Provinsi;

2. Rapat Pimpinan Wilayah Provinsi berwenang mengambil keputusan-keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Daerah Provinsi;

3. Rapat Pimpinan Wilayah Provinsi diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi;

9. Rapat Kerja Wilayah Provinsi :

1. Rapat Kerja Daerah Provinsi adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi program kerja hasil Konferensi Wilayah Provinsi;

2. Rapat Kerja Wilayah Provinsi dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode kepengurusan.

Bagian Ketiga

Konferensi Derah dan Rapat-Rapat Tingkat Kabupaten/Kota

(13)

13 Anggaran Dasar REPUBLIK

1. Konferensi Daerah dan Rapat-rapat Tingkat Kabupaten/Kota terdiri atas : 1. Konferensi Daerah Kabupaten/Kota atau d disebut Musyawarah Daerah 2. Konferensi Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota;

3. Rapat Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota; 4. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota; 2. Konferensi Daerah Kabupaten/Kota :

1. Konferensi Daerah Kabupaten/Kota adalah pemegang kekuasaan Partai di tingkat Kabupaten/Kota yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun;

2. Konferensi Daerah Kabupaten/Kota berwenang : A. Menetapkan Program Kerja Kabupaten/Kota;

1. Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/ Kota; 2. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota; B. Menetapkan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota;

C. Menetapkan Ketua Dewan Pertimbangan DPD PARTAI REPUBLIK Kabupaten/Kota; D. Menetapkan keputusan-keputusan lain;

3. Konferensi Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota :

1. Konferensi Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota adalah Musyawarah Daerah yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya 2/3 Pimpinan Kecamatan dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi, disebabkan :

1. Kepemimpinan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota dalam keadaan terancam;

2. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, atau Dewan Pimpinan Daerah

Kabupaten/Kota tidak dapat melaksanakan Amanat Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;

2. Konferensi Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Provinsi;

3. Konferensi Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota;

4. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya Musyawarah Daerah Luar Biasa Kabupaten/Kota tersebut; 4. Rapat Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota :

1. Rapat Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota adalah rapat pengambilan keputusan dibawah Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota;

2. Rapat Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota berwenang mengambil keputusan-keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota; 3. Rapat Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya sekali

dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota; 5. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota :

(14)

14 Anggaran Dasar REPUBLIK

1. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi program kerja hasil Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota; 2. Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota dilaksanakan pada awal dan pertengahan

periode kepengurusan.

Bagian Keempat

Konferensi Kecamatan dan Rapat-Rapat Kecamatan

Pasal 33

1. Konferensi Kecamatan dan Rapat-Rapat Kecamatan terdiri atas : 2. Konferensi Kecamatan atau dapat disebut Musyawarah Kecamatan 3. Konferensi Kecamatan Luar Biasa Kecamatan;

4. Rapat Pimpinan Kecamatan; 5. Konferensi Kecamatan :

1. Konferensi Kecamatan adalah pemegang kekuasaan Partai di tingkat Kecamatan yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun;

2. Konferensi Kecamatan berwenang :

1. Menetapkan Program Kerja Kecamatan;

2. Menilai pertanggungjawaban Pimpinan Kecamatan; 3. Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Kecamatan; 4. Menetapkan Pimpinan Kecamatan;

5. Menetapkan Ketua Dewan Pertimbangan Pimpinan Kecamatan PARTAI REPUBLIK Menetapkan keputusan-keputusan lain;

6. Konferensi Luar Biasa Kecamatan :

1. Konferensi Luar Biasa Kecamatan adalah Konferensi Kecamatan yang

diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya 2/3 Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, disebabkan :

1. Pimpinan Kecamatan dalam keadaan terancam;

2. Pimpinan Kecamatan melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, atau Pimpinan Kecamatan tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Kecamatan sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;

2. Konferensi Luar Biasa Kecamatan diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota;

3. Konferensi Luar Biasa Kecamatan mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Konferensi Kecamatan;

4. Pimpinan Kecamatan wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya Konferensi Luar Biasa Kecamatan tersebut;

7. Rapat Pimpinan Kecamatan :

1. Rapat Pimpinan Kecamatan adalah rapat pengambilan keputusan dibawah Musyawarah Kecamatan;

2. Rapat Pimpinan Kecamatan berwenang menyelesaikan masalah-masalah dan mengambil keputusan-keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Kecamatan;

(15)

15 Anggaran Dasar REPUBLIK

3. Rapat Pimpinan Kecamatan diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, dan diselenggarakan oleh Pimpinan Kecamatan.

Bagian Kelima

Konferensi/Musyawarah Desa dan Rapat-Rapat Desa/Kelurahan atau sebutan lain

Pasal 34

1. Konferensi Desa/Musyawarah dan Rapat-rapat Desa/Kelurahan atau sebutan lain terdiri atas:

2. Konferensi Desa/Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lain; 3. Musyawarah Luar Biasa Desa/Kelurahan atau sebutan lain; 4. Rapat Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain;

5. Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lain:

1. Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lain adalah pemegang kekuasaan Partai di tingkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun;

2. Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lain berwenang :

1. Menetapkan Program Kerja Desa/Kelurahan atau sebutan lain;

2. Menilai pertanggungjawaban Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain; 3. Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan

lain;

4. Menyusun Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain;

5. Menetapkan Ketua Dewan Pertimbangan Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain PARTAI REPUBLIK;

6. Menetapkan keputusan-keputusan lain; 6. Musyawarah Luar Biasa Desa/Kelurahan atau sebutan lain :

1. Musyawarah Luar Biasa Desa/Kelurahan atau sebutan lain adalah Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lain yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota dan disetujui oleh Pimpinan Kecamatan, disebabkan :

1. Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain dalam keadaan terancam; 2. Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain melanggar Anggaran

Dasar/Anggaran Rumah Tangga, atau Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah

Desa/Kelurahan atau sebutan lain sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya;

2. Musyawarah Luar Biasa Desa/Kelurahan atau sebutan lain diselenggarakan oleh Pimpinan Kecamatan;

3. Musyawarah Luar Biasa Desa/Kelurahan atau sebutan lain mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Musyawarah Desa/ Kelurahan atau sebutan lain;

4. Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain wajib memberikan

pertanggungjawaban atas diadakannya Musyawarah Luar Biasa Desa/Kelurahan atau sebutan lain tersebut;

(16)

16 Anggaran Dasar REPUBLIK

1. Rapat Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain adalah rapat pengambilan keputusan dibawah Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lain;

2. Rapat Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain berwenang menyelesaikan masalah-masalah dan mengambil keputusan-keputusan selain yang menjadi wewenang Musyawarah Desa/Kelurahan atau sebutan lain;

3. Rapat Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, dan diselenggarakan oleh Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lain.

BAB XIII KEUANGAN

Pasal 35 Keuangan diperoleh dari :

1. Iuran Anggota;

2. Sumbangan yang sah dan tidak mengikat; 3. Usaha-usaha lain yang sah.

BAB XIV

LAMBANG DAN BENDERA

Pasal 36 Lambang REPUBLIK :

Pasal 37 Makna lambang REPUBLIK :

Rajawali Merah Putih

Melambangkan negara Republik Indonesia yang kuat, tangguh dan perkasa dalam membangun Bangsa dan Negara.

Mahkota

Melambangkan kekuasaan dan kejayaan agar Partai Republik berkuasa dan berjaya serta senantiasa memelihara dan menjaga kekuasaannya dengan perilaku, sikap, ucapan dan budi pekerti terbaik untuk membangun negeri yang lebih sejahtera

(17)

17 Anggaran Dasar REPUBLIK

Bintang di atas perisai

Melambangkan agar kader Partai Republik tetap teguh berjuang menjaga Pancasila sebagai azas dan dasar negara Republik Indonesia dan melaksanakan amar makruf nahi munkar, senantiasa mengagungkan Tuhan YME dan menjadi rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin). Padi, Kapas, Jagung dan Cakra dengan ujung pensil dalam genggaman burung Rajawali Melambangkan bangsa ini harus memiliki semangat juang, gigih dan pantang menyerah, mau bekerja keras, giat memperjuangkan kualitas hidup, cukup dan kuat sandang, pangan, papan, dengan sadar membangun budaya baca-tulis, agar tercapai peradaban baru yang lebih mulia, adil dan sejahtera, gemah ripa loh jinawi, baldatun tayyibatun warobbun ghofur.

BAB XV

PERATURAN PELAKSANAAN

Pasal 38

1. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar maupun Anggaran Rumah Tangga akan diatur kemudian oleh Dewan Pengurus Pusat melalui ketetapan dan keputusan yang mengacu pada ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar.

2. Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga akan diatur dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

PERATURAN PERALIHAN

1. Dalam hal demi kepentingan organisasi, Ketua Umum diberi hak istimewa untuk melakukan

pembenahan organisasi, mengganti dan mengangkat pengurus pusat, wilayah, daerah, kecamatan dan desa serta keputusan-keputusan lain baik yang sudah diatur dalam Anggaran ini maupun yang belum diatur, serta dapat melaksanakan agenda-agenda dan rapat-rapat, kongres, konferensi Wilayah, konferensi Derah, konferensi kecamatan, dan konferensi/musyawrah desa/kelurahan Partai Republik dan memiliki hak diskresial. yang selanjutnya dipertanggungjawabkan dalam Kongres.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur kemudian dalam Anggaran

Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Kerja Nasional.

3. Segala peraturan Lembaga dinyatakan tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan

tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga.

PENUTUP

Anggaran Dasar Partai Republik ditetapkan berdasarkan Keputusan Kongres V, tanggal 24 September 2016, nomor RI.05.KONGRES.0916 tentang Penetapan Hasil Kongres V Partai Republik

(18)

1 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PARTAI REPUBLIK

(19)

2 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I

KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 1

1. Kongres adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang diadakan sekali dalam waktu 5 tahun dan berwenang untuk :

a. Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Menetapkan garis-garis besar haluan organisasi dan kegiatan pokok organisasi c. Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat

d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dan Sekretaris Jenderal. e. Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecatan atau merehabilitasi anggota

yang terkena sanksi pemberhentian sementara.

f. Menetapkan Badan Verifikasi Keuangan dan Kekayaan PARTAI REPUBLIK

g. Menetapkan kebijakan dan pemikiran PARTAI REPUBLIK dalam menghadapi persoalan nasional/internasional.

2. Kongres dihadiri oleh : a. Dewan Pertimbangan b. Mahkamah Partai c. Dewan Pimpinan Pusat d. Dewan Pimpinan Wilayah

e. Perwakilan Dewan Pimpinan Daerah

f. Undangan lainya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat 3. Penyelenggaraan Kongres dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

4. Bahan acara dan tata tertib Kongres dipersiapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk dimajukan ke Kongres.

5. Dewan Pimpinan Pusat memberikan pertanggung jawabannya kepada Kongres dan disampaikan oleh atau Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat.

6. Kongres dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.

7. Tempat Kongres ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 2

1. Kongres Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan hal-hal lain terkait masalah-masalah yang dianggap penting dan mendesak.

2. Kongres luar biasa diselenggarakan atas dasar Rekomendasi Rapat Pimpinan Paripurna Dewan Pimpinan Pusat dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar.

(20)

3 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

b. Sebagai Permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Wilayah dan atau ½ (setengah) ditambah 1 (satu) Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 3

1. Konferensi Wilayah Provinsi adalah pemegang kuasa tertinggi di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun dan berwenang :

a. Menetapkan Kegiatan Dewan Pimpinan Wilayah dalam waktu pelaksanaan Kegiatan Pokok PARTAI REPUBLIK.

b. Menilai dan menetapkan laporan pertanggunganjawaban Dewan Pimpinan Wilayah. c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah

d. Menentukan sikap organisasi di tingkat provinsi dalam menghadapi atau menyikapi persoalan di wilayah provinsi.

e. Mengesahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah diberhentikan sementara oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

2. Konferensi Wilayah Provinsi dihadiri oleh : a. Dewan Pimpinan Pusat

b. Dewan Pimpinan Wilayah c. Dewan Pimpinan Daerah d. Dewan Penasehat Provinsi e. Dewan Pengarah Provinsi

f. Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah

3. Konferensi Wiayah Luar Biasa Provinsi mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Konferensi Wilayah Provinsi.

4. Konferensi Wilayah Luar Biasa Provinsi diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi Dewan Pimpinan Pusat apabaila kelngsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena hal-hal mendasar yang mendesak dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Permintaan Dewan Pimpinan Pusat

B. Permintaan 2/3 Dewan Pimpinan Daerah di satu wilayah.

Pasal 4

1. Konferensi Daerah Kabupaten/Kota Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Kabupaten/Kota.

2. Konferensi Daerah Kabupaten/Kota Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi Dewan Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena hal-hal mendasar yang mendesak dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Sebagai Permintaan Dewan Pimpinan Pusat. b. Sebagai Permintaan Dewan Pimpinan Wilayah.

c. Sebagai Permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Kecamatan di satu daerah Kabupaten/Kota.

(21)

4 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

1. Rapat Kerja Nasional yang akan merekomendasi Kongres Luar Biasa adalah forum rapat tertinggi tingkat nasional yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Dewan Pimpinan Pusat, apabila :

a. Ketua umum berhalangan tetap dan atau meninggal dunia, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya sehingga mengganggu atau mengancam kelangsungan hidup PARTAI REPUBLIK.

b. PARTAI REPUBLIK mengalami keadaan genting yang memaksa. c. Rekomendasi Dewan Pertimbangan.

2. Rapat Kerja Nasional adalah forum rapat tertinggi lembaga ditingkat nasional hanya mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi dan keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan wewenang Kongres Luar Biasa.

Rapat Kerja Nasional berwenang merekomendasi pemikiran kebijakan PARTAI REPUBLIK yang akan dibahas dalam Kongres atau Kongres Luar Biasa.

3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh : a. Dewan Pertimbangan

b. Mahkamah Partai c. Dewan Pimpinan Pusat d. Dewan Pimpinan Wilayah

e. Undangan lainya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat PASAL 6

1. Rapat Kerja Nasional adalah forum rapat kerja ditingkat nasional yang diadakan minimal sekali dalam 2 (dua) tahun.

2. Rapat Kerja Nasional dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat. PASAL 7

1. Rapat Kerja Provinsi adalah forum rapat kerja organisasi ditingkat Provinsi yang diadakan minimal sekali dalam 2 (dua) tahun, untuk mengevaluasi dan mencanangkan progam kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Wilayah.

2. Rapat Kerja Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah. 3. Rapat Kerja Provinsi dihadiri oleh :

a. Dewan Pimpinan Wilayah b. Dewan Pimpinan Daerah

c. Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah PASAL 8

1. Rapat Kerja Kabupaten/Kota adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Kabupaten/Kota yang diadakan minimal sekali dalam 2 (dua) tahun, untuk mengevaluasi dan mencanangkan progam kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Daerah. 2. Rapat Kerja Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

(22)

5 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

a. Dewan Pimpinan Daerah b. Dewan Pimpinan Kecamatan

c. Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah PASAL 9

Rapat Pleno Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan adalah forum rapat internal di masing-masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh :

1. Unsur Dewan Pertimbangan, Mahkamah Partai, Dewan Pimpinan. 2. Undangan yang diperlukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

PASAL 10

Rapat Harian Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di masing-masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh :

1. Unsur Dewan Pimpinan

2. Undangan yang diperlukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

BAB II

HAK BICARA DAN HAK SUARA

PASAL 11

Pelaksanaan hak bicara dan hak suara para utusan musyawarah dan rapat-rapat yang diatur dalam Bab V Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan tata tertib persidangan.

BAB III

WEWENANG DAN TUGAS POKOK

Pasal 12 Wewenang Dewan Pimpinan Pusat adalah :

1. Pimpinan tertinggi organisasi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok kegiatan PARTAI REPUBLIK.

2. Memimpin atau mengendalikan jajaran PARTAI REPUBLIK dalam melaksanakan kegiatan pokok untuk mencapai tujuan dan pengembangan organisasi.

3. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya PARTAI REPUBLIK khususnya dalam memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan atau pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

4. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam kelangsungan PARTAI REPUBLIK.

Pasal 13 Wewenang Dewan Pimpinan Wilayah adalah :

(23)

6 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

1. Pimpinan tertinggi organisasi di tingkat Provinsi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan kegiatan pokok PARTAI REPUBLIK.

2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman PARTAI REPUBLIK di tingkat Provinsi sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.

3. Memimpin dan mengendalikan jajaran PARTAI REPUBLIK di tingkat Provinsi dalam melaksanakan pokok-pokok kebijakan serta tindakan yang dipandang perlu untuk mencari tujuan dan pengembangan organisasi.

4. Mengkoordinasikan Kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat Provinsi, khususnya dalam hal memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintahan provinsi, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan bahan-bahan atau pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

Pasal 14 Wewenang Dewan Pimpinan Daerah adalah :

1. Pimpinan tertinggi organisasi di tingkat Kabupaten/Kota dalam mencapai tujuan dan melaksanakan kegiatan pokok PARTAI REPUBLIK.

2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman PARTAI REPUBLIK di tingkat Kabupaten/Kota sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi. 3. Memimpin dan mengendalikan jajaran PARTAI REPUBLIK di tingkat Kabupaten/Kota dalam

melaksanakan pokok-pokok kebijakan serta tindakan yang dipandang perlu untuk pencapaian tujuan dan pengembangan organisasi.

4. Mengkoordinasikan Kebijakan dan upaya-upaya Lembaga di tingkat Kabupaten/Kota, khususnya dalam hal memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintahan Kabupaten/Kota, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan bahan-bahan atau pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

Pasal 15 Dewan Pimpinan Pusat memiliki tugas pokok :

1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Kongres, Rapat Kerja Nasional, Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Nasional, Rapat Pleno, Rapat Harian dan peraturan organisasi.

2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian visi dan misi organisasi.

3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan dan Pertimbanganan terhadap Pimpinan Provinsi maupun Lembaga atau Badan Otonom ditingkat nasional.

4. Menjalin hubungan yang serasi/kemitraan dengan pemerintah, lembaga tinggi dan tertinggi negara, TNI, POLRI maupun badan-badan atau pihak-pihak eksternal organisasi lainnya yang saling mendukung dan bermanfaat.

5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran lembaga guna mengembangkan, meningkatkan, menetapkan keseimbangan dan keberadaan organisasi.

6. Melantik Dewan Pimpinan Wilayah.

(24)

7 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

8. Merencanakan dan menggali sumber-sumber keuangan organisasi 9. Membuat peraturan organisasi

10. Memberikan Pertanggung jawaban dalam Kongres

Pasal 16 Dewan Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok :

1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Kongres, Rapat Kerja Nasional, Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Nasional, Musyawarah Provinsi, Rapat Kerja Provinsi, Rapat Pleno, Rapat Harian dan peraturan organisasi.

2. Melaksanakan keputusan, ketetapan dan arahan Dewan Pimpinan Pusat.

3. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan PARTAI REPUBLIK ditingkat provinsi.

4. Memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan dan Pertimbanganan terhadap Pimpinan Kabupaten/Kota atau Lembaga/Badan Otonom ditingkat Provinsi.

5. Menjalin hubungan yang serasi dengan Pemerintah, lembaga tinggi dan tertinggi Negara, TNI, POLRI maupun badan-badan atau pihak-pihak eksternal organisasi lainnya ditingkat provinsi yang saling mendukung dan bermanfaat.

6. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, menetapkan keseimbangan dan keberadaan organisasi.

7. Melantik Dewan Pimpinan Daerah.

8. Menjalankan usaha-usaha, pendidikan dan pengembangan organisasi ditingkat Provinsi. 9. Merencanakan dan menggali sumber-sumber keuangan organisasi.

10. Memberikan pertanggungjawaban dalam Musyawarah Provinsi. Pasal 17

Dewan Pimpinan Daerah memiliki tugas pokok :

1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Kongres, Rapat Kerja Nasional, Musyawarah Propinsi, Rapat Kerja Propinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota, Rapat Kerja Kabupaten/Kota, Keputusan Dewan Pimpinan Pusat, Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, Rapat Pleno, Rapat Harian dan Peraturan Organisasi.

2. Melaksanakan keputusan, ketetapan dan arahan Dewan Pimpinan Wilayah.

3. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan PARTAI REPUBLIK di tingkat Kabupaten/Kota.

4. Menjalin hubungan yang serasi dengan Pemerintah, lembaga tinggi dan tertinggi Negara, TNI, POLRI maupun badan-badan atau pihak-pihak eksternal organisasi lainnya di tingkat provinsi yang saling mendukung dan bermanfaat.

5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, menetapkan keseimbangan dan keberadaan organisasi.

6. Menjalankan usaha-usaha, pendidikan dan pengembangan organisasi di tingkat Kabupaten/Kota. 7. Merencanakan dan menggali sumber-sumber keuangan organisasi.

(25)

8 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

8. Memberikan pertanggungjawaban dalam Musyawarah Kabupaten/Kota. Pasal 18

1. Dewan Pertimbangan sebagai wahana konsultatif organisasi memiliki hak tugas :

a. Memberikan pertimbangan, saran dan nasehat yang bersifat konstruktif, positif, baik diminta maupun tidak diminta.

b. Apabila dianggap perlu Dewan Pertimbangan dapat meminta Dewan Pimpinan Daerah di setiap tingkatan untuk berdialog.

c. Dewan Pertimbangan berhak meminta penjelasan secara tertulis maupun tidak tertulis kepada Pimpinan Daerah terkait keputusan Pimpinan Daerah di setiap tingkatan.

d. Dewan Pertimbangan berhak menerima atau menolak program kerja dan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat secara tertulis.

e. Dewan Pertimbangan berhak mengeluarkan surat peringatan kepada Dewan Pimpinan Pusat jika dipandang telah menyimpang dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan GBHP untuk batas waktu yang ditentukan oleh Dewan Pertimbangan.

f. Setelah minimal dua kali surat peringatan, Dewan Pertimbangan berhak mengeluarkan ketetapan yang wajib dijalankan oleh Dewan Pimpinan Daerah di setiap tingkatan.

g. Dewan Pertimbangan berhak mengadakan Kongres Luar Biasa bila dianggap perlu, tanpa harus memenuhi syarat diadakannya musyawarah tersebut.

h. Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam mengembangkan tugas-tugasnya.

i. Penyusunan pertimbangan, saran dan nasehat Dewan Pertimbangan yang diatur dalam mekanisme Rapat Dewan Pertimbangan.

j. Mengadakan rapat sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

2. Dewan Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan, dan keharmonisan organisasi.

3. Mekanisme pemilihan dan penetapan Dewan Pertimbangan diserahkan kepada Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 19 Fungsi dan tugas pokok Lembaga atau Badan Otonom :

1. Sebagai pelaksana kegiatan yang bersifat khusus atau sektoral. 2. Sebagai media atau sarana pendukung perjuangan organisasi. 3. Melaksanakan kegiatan khusus yang berkesinambungan.

BAB IV MASA BAKTI

(26)

9 Anggaran Rumah Tangga REPUBLIK

1. Masa Bakti Dewan Pimpinan Daerah secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut :

a. Dewan Pimpinan Pusat 5 (lima) Tahun. b. Dewan Pimpinan Wilayah 5 (lima) Tahun. c. Dewan Pimpinan Daerah 5 (lima) Tahun.

2. Masa Bakti Dewan Pertimbangan, Dewan Penasehat, Dewan Pengarah dan Lembaga/Badan Otonom diserahkan kepada keputusan yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah sesuai tingkatannya.

BAB V

LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 21

Susunan ruang lingkup keberadaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Lembaga dan Badan Otonom diatur dalam peraturan organisasi.

BAB VI

KETENTUAN KHUSUS

Pasal 22

1. Ketua Umum Diberi wewenang melakukan pergantian posisi personalia Dewan Pimpinan Pusat Lembaga/Badan Otonom, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah.

2. Untuk daerah tertentu, kedudukan Dewan Pimpinan Wilayah/Daerah dapat berada diluar ibukota provinsi/ibukota Kabupaten/Kota.

BAB VII PENUTUP

Pasal 23

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan adanya perubahan lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Verifikasi adalah proses membandingkan sebuah sampel biometrik terhadap sebuah referensi dari seorang pengguna untuk memastikan identitas seseorang yang berhubungan dengan akses

Penulis menyarankan kepada pemerintah untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan ekstrak kombinasi daun sirsak dengan buah mengkudu terhadap

makanya sebelum acara dimulai Jasa Raharja memberikan statement dari ini untuk program kemitraan diberikan kepada pengusaha kecil ee yang ada kriteria, modalnya ada

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi berjudul “ Sistem Informasi

Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau

Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah membuat model perlindungan hukum dengan memperhatikan sejumlah aspek diantaranya, aturan hukum, kelembagaan

kepemilikan barang mewah bagi seluruh anggota Polri - Dokumen penyempurnaan rancangan (draft) Peraturan Kapolri tentang pengendalian kepemilikan barang mewah bagi

Tabel 3.1 Klasifikasi Curah Hujan Menurut Standar Internasional WMO 13 Tabel 5.1 Rekapitulasi Data Hujan Stasiun Kalibawang 24 Tabel 5.2 Rekapitulasi Data Hujan Stasiun Godean