• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syahruni Risnawati. Prodi Matematika, FST-UINAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Syahruni Risnawati. Prodi Matematika, FST-UINAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW PROYEK (PERT) DAN CRITICAL PATH METHOD (CPM)

“Studi Kasus pada Proyek Renovasi Gedung Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Tengah”

Syahruni Risnawati

Prodi Matematika, FST-UINAM Info:

Jurnal MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli – Desember 2014 Artikel No.: 8

Halaman: 57 - 63 ISSN: 2355-083X

Prodi Matematika UINAM

ABSTRAK

The project is an activity which has a period of time in the process of completion a project undertaken with careful planning so that the project can be completed with in the time specified. Project Evaluation and Review Technique (PERT) and Critical Path Method (CPM) is a method for optimizing the implementation of the project so it can be known the time and cost of project completion. In this thesis purpose to analyzing the optimal target time of the project implementation agency renovation office building Institution of Social Security employment. And analyzing the total cost of the project office renovation Institution of Social Security employment based on the optimal time target

Kata Kunci: PERT method, CPM method , acceleration , networks , critical path

1. PENDAHULUAN

Proyek adalah suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu dalam penyelesaiannya. Suatu proyek dikerjakan dengan perencanaan yang matang agar proyek selesai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam al-Qur’an dijelaskan tentang pentingnya perencanaan untuk melakukan suatu kegiatan seperti yang terdapat pada Q.S Al-Hasyr/ 59: 18.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Pelaksanaan proyek sering kali ditemukan adanya ketidak tepatan antara jadwal pelaksanaan proyek yang telah direncanakan dengan kenyataan pelaksanaan yang ada di lapangan. Apabila hal ini terus dibiarkan akan

dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan jadwal yang tepat dan efektif. Untuk itu diperlukan analisis optimalisasi pelaksanaan proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut dilesaikan dan mencari kemungkinan adanya percepatan waktu proyek dengan metode evaluasi dan review proyek (PERT) dan critical path method (CPM) pada proyek renovasi gedung kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

2. TINJAUAN PUSTAKA Teori Probabilitas

PERT, melalui distribusi beta, menggunakan pendekatan-pendekatan waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik. Tiga macam pendekatan waktu yang digunakan oleh PERT adalah a (waktu optimistik), b (waktu pesimistik), dan m (waktu realistik). Gambar 2.1 berikut adalah

(2)

gambar kedudukan tiga macam pendekatan waktu penyelesaian pada distribusi beta yang diterapkan pada PERT.

Gambar 2.1: Tiga macam pendekatan waktu pada distribusi beta yang diterapkan pada PERT. Proyek

Suatu proyek dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat awal dilaksanakan serta diselesaikan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berbentuk pembangunan gedung, pembuatan jalan raya, irigasi, bendungan, penelitian dan sebagainya.

Teori Jaringan Kerja

Jaringan kerja merupakan cara grafis untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan dan kejadian yang diperlukan untuk mencapai harapan-harapan proyek. 3 buah symbol yang digunakan dalam menggambar suatu jaringan kerja, yaitu: 1. Anak panah = arrow

2. Lingkaran kecil = node 3. Anak panah terputus-putus

Waktu Pegerjaan Proyek dan Jalur Kritis Waktu pengerjaan proyek dapat dicari menggunakan pendekatan kejadian (lingkaran). Pendekatan ini dilakukan dengan membagi lingkaran menjadi tiga bagian, seperti Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2: Lingkaran kejadian penentuan waktu kegiatan

Suatu jalur kritis (critical path) adalah jalur yang menunjukkan kegiatan kritis dari awal

kegiatan sampai dengan akhir kegiatan. Suatu kegiatan disebut dengan kegiatan kritis bila penundaan waktu di kegiatan ini akan mempengaruhi waktu penyelesaian keseluruhan dari proyek. Pencarian jalur kritis dilakukan dengan dua pendekatan:

1. Pendekatan kejadian (slack/S). Slack merupakan waktu yang dapat dihemat penggunaannya, waktu ini menunjukkan adanya kegiatan yang dapat ditunda tanpa mengganggu penyelesaian kegiatan lainnya. Rumus untuk mencari slack adalah

S = TL − TE

Dengan S = Slack

TL = Waktu terlama TE = Waktu tercepat

Apabila nilai S = 0, berarti pada kejadian tersebut adalah jalur kritis.

2. Pendekatan kegiatan (total float/TF). Total float adalah jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Rumus dari TF adalah

TF = TLn− TEn−1− te Dengan

TF = Total float

TLn = Waktu terlama pada kejadian n

TEn-1 = Waktu tercepat pada kejadian

sebelum kejadian n te = Waktu yang diharapkan

Nilai TF = 0, berarti pada jalur tersebut adalah jalur kritis. Apabila TF > 0, berarti terdapat penghematan sebesar angka tersebut.

PERT dan CPM

PERT (Project Evaluation and Review Technique) adalah untuk menghitung waktu penyelesaian dari suatu proyek.

Merode PERT memusatkan waktu penyelesain yang bersifat probabilitas. Untuk mencari waktu yang diharapkan (te) digunakan pendekatan distribusi beta. yaitu:

(3)

Untuk mencari waktu penyelesaian kegiatan yang diharapkan (te) menggunakan pendekatan distribusi beta yaitu sebagai berikut:

te =a + 4m + b 6 Keterangan: a = waktu optimistik b = waktu pesimistik m = waktu realistic

te = waktu yang diharapkan

PERT juga memiliki kemampuan untuk menghitung risiko yang berkaitan dengan proyek. Pengukuran risiko menggunakan variansi yaitu:

Variansi (σ2) = [b − a

6 ]

2

Keterangan:

σ2 = varians dari waktu penyelesaian kegiatan

Untuk mencari probabilitas waktu penyelesaian proyek, digunakan pendekatan distribusi normal yaitu:

𝑍 =𝑋 − te 𝜎

Dengan :

Z = variansi standar normal yang menunjukkan probabilitas penyelesaian proyek

X = waktu penyelesaian yang dijadwalkan

te = waktu penyelesaian yang diharapkan

𝜎 = standar deviasi hanya untuk jalur kritis, 𝜎 =

√∑ 𝜎2(pada jalur kritis)

CPM (Critical Path Method) untuk penentuan biaya yang harus dikeluarkan untuk mempercepat aktivitas agar dapat mengurangi durasi proyek sesuai dengan waktu yang diharapkan. Hubungan waktu dan biaya seperti terlihat pada grafik berikut ini.

Gambar 2.3: Grafik hubungan waktu dan biaya

Keterangan:

C0 = Biaya normal

C1 = Biaya Percepatan (crash)

T0 = Waktu normal

T1 = Waktu percepatan (crash)

Besarnya biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat mempercepat suatu kegiatan tertentu adalah:

Biaya tambahan (incremental cost) =

∆C ∆T =

C1− C0

T0− T1

Biaya tambahan yang digunakan hanya pada jalur kritis dan percepatan suatu kegiatan diprioritaskan terlebih dahulu pada biaya tambahan yang terendah pada kegiatan tersebut. Penambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas persatuan waktu disebut cost slope.

Gambar 2.4: Hubungan Biaya total, Biaya Tak Langsung, Biaya Langsung dan Biaya Optimal

3. Metodologi Penelitian

Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, maka prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan target waktu optimal pelaksanaan proyek dengan langkah-langkah berikut:

a. Mengumpulkan data proyek. b. Membuat jaringan kerja proyek.

c. Menghitung waktu yang diharapkan (te)

dan variansi (σ2) masing masing

(4)

d. Menentukan perhitungan maju (TE/EarliastTime) dan perhitungan mundur (TL/Latest Time).

e. Menentukan jalur kritis.

f. Menentukan waktu penyelesaian proyek dari probabilitas yang diharapkan.

2. Menganalisis total biaya pelaksanaan proyek dengan langkah-langkah berikut:

a. Menentukan kegiatan yang dapat dipercepat.

b. Menentukan alternatif percepatan kegiatan dan biaya percepatan.

c. Menghitung biaya tambahan akibat percepatan.

3. Membahas hasil penjadwalan yang diperoleh dengan metode PERT dan metode CPM. 4. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian

dan memberi saran mengenai penggunaan metode PERT dan CPM.

4. Hasil Dan Pembahasan Hasil

Penelitian dilakukan pada proyek Renovasi Gedung Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Tengah yang terletak di jalan Towua No.51 Palu. Adapun data yang diperoleh dari jadwal pelaksanaan proyek, wawancara dan anggaran biaya proyek sebagai berikut.

Tabel 4.1 Daftar kegiatan pekerjaan dan anggaran biaya Proyek Renovasi Gedung Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Tengah.

Metode PERT

Merode PERT memusatkan waktu penyelesain yang bersifat probabilitas. Untuk mencari waktu yang diharapkan (te) digunakan pendekatan distribusi beta maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Waktu yang diharapkan (te) dan

Variansi

Jaringan kerja proyek berdasarkan pergitungan maju dan perhitungan mundur pada Gambar berikut

(5)

Gambar 4.1 jaringan kerja perhitungan maju dan perhitungan mundur.

Pencarian jalur kritis dilakukan dengan pendekatan slack (S) dan total float (TF) dan diperoleh hasil pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 slack (S), total float (TF), dan Jalur kritis

Jalur kritis pekerjaan proyek adalah pekerjaan beton dan beton bertulang (E), pekerjaan kap, atap dan plafon (F) dan pekerjaa pengecetan (H). Nilai variansi (V(σ²)) pada jalur kritis adalah:

V(σ2) = ∑ σ2(pada jalur kritis)

= 336.1 + 11.11 + 28.44 = 375.65

variansi standar normal yang menunjukkan probabilitas penyelesaian proyek menggunakan Persamaan (2.5) berikut: Z =X − te σ Z =240 − 235 √375.65 = 5 19.38 = 0.25 (lihat tabel Z) P(235 ≤ X ≤ 240) = 0.0987

Jadi probabilitas penyelesaian proyek apabila diharapkan selesai dalam waktu maksimum 235 hari adalah 1 − 0.0987 = 0.9013 atau 90.13%. Metode CPM

Dari jaringan kerja dan jalur kritis berdasarkan metode PERT diatas terdapat tiga jenis pekerjaan/kegiatan yang berada pada jalur kritis yaitu pekerjaan beton dan beton bertulang (E), pekerjaan kap, atap dan plafon (F) dan pekerjaa pengecetan (H). Ketiga kegiatan tersebut dipercepat dengan alternatif penambahan tenaga kerja, penambahan tenaga kerja dengan sistem sift, dan penambahan jam kerja (lembur).

Biaya tambahan selama dilakukan percepatan adalah

1. Pekerjaa pengecetan (H) dipercepat dengan alternatif penambahan tenaga kerja adalah Rp. 5.000.000,-

2. Pekerjaan kap, atap dan plafon (F) dipercepat dengan alternatif penambahan jam kerja (lembur) adalah Rp. 3.552.000,-

3. Pekerjaan beton dan beton bertulang (E) dipercepat dengan alternatif penambahan tenaga kerja dengan sistem sift adalah Rp. 30.500.000,-

Besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan perharinya berdasarkan alternatif percepatan tersebut sebagai Tabel 4.4 berikut:

(6)

Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas dengan menggunakan metode PERT, waktu penyelesaian proyek lebih cepat dibandingkan dengan yang ditentukan pada kontrak kerja. Pada kontrak kerja, waktu penyelesaian proyek adalah 240 hari, dengan menggunakan metode PERT waktu tersebut dapat dipercepat menjadi 235 hari. Nilai Z atau peluang yang diperoleh sebesat 0,25 berarti probabilitas penyelesaian proyek apabila diharapkan selesai dalam waktu maksimum 235 hari adalah 90,13%.

Waktu percepatan dan biaya percepatan ditentukan dengan metode CPM. Beberapa alternatif percepatan durasi proyek yang dilakukan untuk mencari waktu dan biaya optimal. Alternatif tersebut adalah penambahan tenaga kerja, penambahan tenaga kerja dengan sistem sift dan penambahan jam kerja. Biaya percepatan pada jalur kritis adalah Rp. 39.052.000.

Berdasarkan percepatan yang telah dilakukan dengan alternatif tersebut diperoleh perbandingan biaya sebelum dan sesudah percepatan.

Tabel 4.5 perbandingan biaya sebelum dan sesudah percepatan

Waktu (Hari) Biaya (Rupiah) Normal Percepatan Normal Percepatan

240 235 Rp 3.730.209.616,40 Rp 3.769.261.616,40

Dengan melakukan percepatan, maka pemilik proyek dapat menyelesaiakan pekerjaan proyek lebih cepat dibandingkan waktu yang ditentukan pada kontrak kerja dan yang terjadi di lapangan, hal ini akan memberikan keuntungan dibandingkan jika tidak dilakukan percepatan karena akan mengakibatkan keterlambatan yang mengakibatkan finalty atau denda sebesar 0,1% atau Rp. 3.730.209,616 per hari. Total biaya keterlambatan yang perusahaan keluarkan akibat keterlambatan pekerjaan selama 19 hari sebesar Rp. 70.873.982,7. Dimana jika dilakukan percepatan proyek dari 240 hari menjadi 235 hari maka akan menambah biaya sebesar Rp.

39.052.000. Dan apabila waktu pengerjaan proyek mundur sampai dengan batas penambahan waktu yang ditentukan oleh pemilik kontrak yakni selama 30 hari maka akan dilakukan cut off atau pemutusan kontrak kerja secara sepihak yang mengakibatkan kerugian yang lebih besar.

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap proyek renovasi gedung kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan cabang Sulawesi Tengah maka dapat disimpulkan

1. Waktu optimal pelaksanaan proyek renovasi gedung kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan cabang Sulawesi Tengah menggunakan metode PERT adalah 235 hari dengan probabilitas penyelesaian proyek 90.13%. 2. Total biaya pelaksanaan proyek renovasi

gedung kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan cabang Sulawesi Tengah berdasarkan dari waktu optimal dengan menggunakan metode CPM adalah Rp 3,769,261,616.40.

6. DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Depok: Pustaka Alfatih, 2009. Dimyati, Tjutju Tarliah dan Ahmad Dimyati. Operations Research Model-model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2006.

Dipohusodo, Istimawan. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Gray, Clive. Dkk. Pengantar Evaluasi Proyek Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007.

Hillier, Frederick S. dan Gerald J. Lieberman. Introduction To Operation Research Eighth Edition. Terj. Parama Kartika Dewa, dkk.,

(7)

Operations Research-Penelitian Operasional. Yogyakarta: Andi, 2008. HM, Jogiyanto. Analisis dan Desain Sistem

Informasi Pendekatan Terstruktur, Teori Dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. 2005.

Mahanavami, Gusti Ayu. “Perencanaan Waktu Pelaksanaan Proyek dengan Metode PERT”, Jurnal. http://stimid enpasarjur nal.com/pho cadownload/ 2008_1/gusti% 20ayu%20 mahan avam i_perencanaan% 20wakt

u%20pelaksana an%20

proyek%20%20denga n%20 metode%20 pert _studikasus%20graha %20miracle %20denpasar.pdf (17 Mei 2014).

Prawirosentono, Suyadi. Riset Operasi dan Ekonofisika (Operations Research and Econophysics). Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Ridho, Muhammad Rizki dan Syahrizal. “Evaluasi Penjadwalan Waktu dan Biaya Proyek dengan Metode PERT dan CPM”, Jurnal. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jts/ article/view/6294/2659 (17 Mei 2014). Siagian, P. Penelitian Operasional Teori dan

Praktek. Jakarta: UI-Press, 1987.

Siswanto. Operation Research Jilid 2. Jakarta: Erlangga., 2007

Wijaya, Andi. Pengantar Riset Operasi (Tujuan, Pengertian dan langkah-langkah pengerjaan, contoh serta latihan soal). Jakarata: Mitra Wacana Media, 2011. Yana, A.A. Gde Agung. “Pengaruh jam Kerja

Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek dengan Time Cost Trade Off Analysis.” Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 10 no. 2 (Juli2006).http://ojs.unud.ac.id/index.php/jit s/article/view/ 3437/2471 (Diakses 17 Mei 2014)

Gambar

Gambar 2.3: Grafik hubungan waktu dan biaya
Tabel  4.1  Daftar  kegiatan  pekerjaan  dan  anggaran biaya Proyek Renovasi Gedung Kantor  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  (BPJS)  Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Tengah
Tabel  4.3    slack  (S),  total  float  (TF),  dan  Jalur  kritis

Referensi

Dokumen terkait

Kata “diselamatkan” memiliki arti “dibebaskan dengan aman dan pasti” (Wiersbe, 2009, p. Yesuslah pintu kepada keselamatan dan kebahagiaan yang kekal. Di dalam Dia ada

Pengolahan secara efektif dan maksimal memang dibutuhkan dalam hal ini, dari hasil eksperimen dan penelitian yang telah dilakukan, dihasilkanlah sebuah produk berupa furniture

Baron dan Richardson (1994, 7) mereka mengusulkan penggunaan istilah agresi untuk mendeskripsikan “segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk

bahwa sebagai amanat dari Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/Menkes/Sk/X/2010 tanggal 20 Oktober 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa Siaga Aktif

Pengembangan pariwisata di kawasan pulau kecil terluar harus mengikuti kaidah-kaidah ekologis, khususnya adalah bahwa tingkat pembangunan secara keseluruhan tidak boleh

 Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabdal: Barang siapa menjalani akan  suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan (ilmu Allah) maka Allah akan

Sedangkan hasil evaluasi kualitas layanan yang kurang baik mendapatkan skor kesenjangan paling tinggi antara layanan yang dirasakan dan harapan minimum pada

Dengan menerapkan suatu “system-wide model of care´ dan mengembangkan kerjasama tim yang didasari tidak saja pada skill, leadership, komunikasi efektif, dan