• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Puisi Sajak Putih Karya Chairil Anwar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Puisi Sajak Putih Karya Chairil Anwar"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Anali

Anali

sis Puisi Sajak

sis Puisi Sajak Putih Karya Chairil Anwar

Putih Karya Chairil Anwar

 SA

 SAJJAK AK PUTPUTIIH H 

 Bersandar pada tari warna pel  Bersandar pada tari warna pelangiangi  Kau depanku bertudung sut

 Kau depanku bertudung sutra senjara senja  Di hitam matamu kembang ma

 Di hitam matamu kembang mawar dan melatiwar dan melati  Harum rambutmu mengalun berge

 Harum rambutmu mengalun bergelut sendalut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba  Meriak muka air kolam jiw

 Meriak muka air kolam jiwaa  Dan dalam dadaku memerdu l  Dan dalam dadaku memerdu laguagu  Menarik menari seluruh aku  Menarik menari seluruh aku  Hidup dari hidupku, pintu te  Hidup dari hidupku, pintu terbukarbuka

Selama matamu bagiku menengadah Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Selama kau darah mengalir dari luka  Antara kita Mati datan

 Antara kita Mati datang tidak membelah...g tidak membelah...

 Karya : Chairil Anwar  Karya : Chairil Anwar A. Unsur Intrinsik

A. Unsur Intrinsik Struktur Fisik Puisi Struktur Fisik Puisi

 DiksiDiksi

Diksi merupakan makna kiasan yang harus dipahami secara seksama dan menyeluruh, Diksi merupakan makna kiasan yang harus dipahami secara seksama dan menyeluruh, seperti:

seperti:

Sajak merupakan kiasan suara hati si penyair, suara hati

Sajak merupakan kiasan suara hati si penyair, suara hati si aku. Putih mengiaskansi aku. Putih mengiaskan ketulusan,

ketulusan, kejujurankejujuran, dan keihklasan. Jadi, sajak pu, dan keihklasan. Jadi, sajak putih berarti suara hati si aku yantih berarti suara hati si aku yangg sangat tulus dan jujur.

sangat tulus dan jujur. Pada bait I

Pada bait I 1.

1. “Warna pelangi” adalah gambaran hati seorang pemuda yang sedang s“Warna pelangi” adalah gambaran hati seorang pemuda yang sedang senang;enang; 2.

2. “Bertudung sutra senja” yang dimaksud adalah pada “Bertudung sutra senja” yang dimaksud adalah pada sore hari;sore hari; 3.

3. “Di hitam matamu kembang mawar dan melati” yang di maksud adalah“Di hitam matamu kembang mawar dan melati” yang di maksud adalah bola bola matanya matanya yang yang indah.indah. Pada bait II

Pada bait II 1.

1. “Sepi menyanyi” yang di maksud “Sepi menyanyi” yang di maksud adalah memohon (do’a) kepada Allah;adalah memohon (do’a) kepada Allah; 2.

2. “Muka kolam air jiwa” yang “Muka kolam air jiwa” yang di maksud adalah bersedih hati;di maksud adalah bersedih hati; 3.

3. “Dadaku memerdu lagu” yang di maksud adalah berkata dalam hati;“Dadaku memerdu lagu” yang di maksud adalah berkata dalam hati; 4.

4. “Menari seluruh aku” “Menari seluruh aku” menggambamenggambarkan rasa rkan rasa kegembiraan.kegembiraan. Pada bait III

Pada bait III 1.

1. “Hidup dari hidupku, pintu “Hidup dari hidupku, pintu terbuka” menggambarterbuka” menggambarkan bahwa si kan bahwa si aku merasa hidupnya penuh denganaku merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan dan ada jalan keluar;

(2)

2. “Selama matamu bagiku menengadah” merupakan kiasan bahwa si gadis masih mencintai si aku, mau memandang wajah si aku;

3. “Selama kau darah mengalir dari luka” yang di maksud adalah hidup si aku penuh harapan selama si gadis masih hidup wajar;

4. “Antara kita Mati datang tidak membelah” menggambarkan sampai kematian tiba pun keduanya masih mencintai, dan tidak akan terpisahkan.

 Citraan

Citraan dalam karya sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan imajinatif bagi pembaca melalui ungkapan tidak langsung.

1. Citraan visual (penglihatan) terlihat pada baris kedua dan kedelapan yaitu “Kau depanku dan menarik menari”.

2. Citraan indera (pencium) terlihat pada bait keempat yaitu “Harum rambutmu”. 3. Citraan indera (pendengaran) terlihat pada baris kelima yaitu “Sepi menyayi”.  Kata-kata konkret

Pada puisi ini ditemukan diksi yang berupa kata-kata konkret yang dapat

membangkitkan citraan seperti penglihatan, penciuman, pendengaran. Kata-kata konkret tersebut sangat jelas menunjukan sikap tindakan baik dari penyair maupun dari pembaca. Kata-kata konkret tersebut bertujuan untuk menggambarkan unsur-unsur puisi secara tepat agar pembaca dapat merasakan keadaan yang dirasakan penyair.

 Gaya Bahasa (Majas)

Dalam puisi “Sajak Putih” gaya bahasa (majas) yang muncul yaitu:

1. Pada baris ketiga bait pertama, yaitu “Dihitam matamu kembang mawar dan melati”, merupakan majas metafora yang bersifat membandingkan sesuatu secara langsung. Mawar dan melati yang mekar menggambarkan sesuatu yang indah dan menarik, biasanya mawar itu berwarna merah yang

menggambarka cinta dan melati putih menggambarkan kesucian. Jadi dalam mata si gadis tampak cinta yang tulus, menarik, dan mengikat.

2. Majas repetisi pada baris kesembilan bait ketiga, yaitu terjadi pengulangan kata, “Hidup dari hidupku”, menggambarkan bahwa si aku merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan. 3. Pada baris 1 bait 1 yaitu, “Tari warna pelangi” merupakan bahasa kiasan personifikasi yang

menggambarkan benda mati dapat digambarkan seolah-olah hidup. “Rambutmu mengalun bergelut senda” juga menggunakan bahasa kiasan personifikasi.

4. Dalam bait kedua baris pertama, “Sepi menyanyi” adalah personifikasi karena mereka berdua tidak  berkata-kata, suasana begitu khusuk seperti waktu malam untuk mendoa tiba. Dalam keadaan diam

itu, jiwa si akulah yang berteriak seperti air kolam kena angin.

5. Majas Anatonomasia pada bait kesatu baris kedua yaitu, “Kau depanku bertudung sutra senja” yang menggunakan ciri fisik seseorang sebagai penggantinya.

 Rima dan ritma

Puisi “Sajak Putih” secara keseluruhan didominasi dengan adanya vokal /a/, /i/, dan

(3)

12. Misalnya:

Asonansi vokal (a)

“Kau depanku bertudung sutra senja” (baris kedua bait pertama).

“Harum rambutmu mengalun bergelut senja” (baris keempat bait pertama).

Asonansi vokal (i)

“Bersandar pada tali warna pelangi” (bait pertama baris pertama).

“Dihitam matamu kembang mawar dan melati” (bait pertama baris ketiga).

Dari asonansi vokal diatas dapat disimpulkan bahwa puisi ini mempunyai irama yang tepat dan beraturan yakni irama vokal i i a a.

Struktur Batin Puisi

 Tema

Tema dalam puisi  “Sajak Putih” adalah “Percintaan”. Dalam puisi Sajak Putih

menceritakan seorang gadis yang sangat cantik yang mempunyai cinta yang sangat tulus dan memikat terhadap seorang pria yang membuat pria tersebut merasa terharu dan tertarik terhadapnya. Tetapi kedua insan tersebut belum ada kesiapan untuk saling menyatakan perasaannya masing-masing, mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata yang diucapakn, mereka hanya berbicara didalam hatinya masing–masing, tetapi si pria tersebut mempunyai banyak harapan bahwa gadis tersebut mencintainya. Kedua insan tersebut berjanji bahwa sampai kapanpun mereka tak akan terpisahkan.

 Perasaan

Perasaan yang ditekankan pada puisi ini adalah rasa bahagia karena kedua insan yang tadinya tidak mempunyai keberanian untuk saling menyatakan perasannya, tetapi pada akhirnya mereka mempunyai keberanian untuk saling menyatakaan perasaannya.

Karena cinta yang dimiliki oleh kedua insan tersebut sangat tulus dan suci.

  Nada

Nada yang ditunjukan dalam puisi “Sajak Putih” ini adalah kegembiraan dan

kebahagiaan. Nada gembira dan bahagia ini muncul karena, rasa gembira seorang pria yang memiliki seorang gadis yang mempunyai cinta yang sangat tulus dan suci

terhadapnya yang terlihat pada kata tali warna pelangi, sutra senja, menarik menari. Maka munculah benih-benih cinta diantara mereka. Unsur nada dalam puisi ini adalah optimis, dan kesetiaan.

Unsur nada optimis

 Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah

Unsur nada kesetiaan

Selama kau darah mengalir dari luka  Antara kita Mati datang tidak membelah

(4)

Dalam puisi ini amanat yang disampaikan oleh penyair adalah bahwa jika kita mencintai seseorang harus berani untuk menyatakaan perasaan kita masing-masing, menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan kita, dan berusahalah untuk selalu

mencintai dan ada disisinya sampai hembusan nafas terakhir B. Unsur Ekstrinsik 

Sajak putih adalah sebuah puisi karya Chairil Anwar yang sarat akan nilai-nilai

romantika. Ketulusan, kejujuran dan keikhlasan seorang pujangga dalam romantika cinta tersirat jelas di sini. Puisi ini menggambarkan ungkapan tulus perasaan penulis kepada kekasih yang sangat dipujanya pada pandangan pertama.

Seperti puisi-puisinya yang lain, dalam sajak putih Chairil Anwar ini penulis memilih bersembunyi di balik metafora dan kiasan-kiasan. Dalam puisi ini, Chairil anwar

menggambarkan gelora hati ‘Aku’ terhadap seorang gadis yang mencuri hatinya dengan

keindahan sore yang berpelangi. Begitu indah, menyenangkan namun juga

mencemaskan karena akan berakhir senja yang sepi dan gelap. Perasaan cinta dalam sajak putih Chairil Anwar ini juga disembunyikan dalam kiasan indah. Bagaimana Chairil mengilustrasikan keindahan cinta dengan kembang mawar yang diharapkan bertemu dengan ketulusan hati si gadis yang diilustrasikan dengan melati, sangat indah dan menarik mencari dan menafsirkan teka-teki romantika cinta di balik puisi sajak putih Chairil Anwar ini.

Chairil Anwar selalu menyimpan semangat dan optimisme dalam puisinya, termasuk dalam sajak putih ini. Meski di bagian tengah puisi digambarkan bahwa romantika cinta

antara ‘Aku’ dan si gadis hanya sebatas kekaguman saat melihat satu sama lain, tidak

ada pembicaraan cinta dan rayuan yang terucap, tidak ada janji bertemu di berikan, hanya tatapan mata yang menyiratkan kekaguman yang menjadi pegangan. Namun

 ‘Aku’ tetap optimis bahwa ada masa yang akan mempersatukan mereka dalam kisah

cinta yang suci.

Akan ada harapan, demikian akhir yang dikiaskan oleh Chairil dalam puisi ini. Hal ini sangat terlihat pada cuplikan kalimat berikut “Selama matamu bagiku menengadah”.

Begitulah ciri khas puisi-puisi Chairil Anwar. Selalu melahirkan semangat dan optimisme untuk menggapai harapan. Chairil seakan berpesan pada pembacanya, bahwa selalu ada harapan selama usaha dan doa bersanding dalam langkah kaki kita. C. Makna Puisi“Sajak Putih”

Dalam puisi sajak putih digambarkan gadis si aku pada suatu senja hari yang indah ia duduk dihadapan si aku. Ia besandar yang pada saat itu ada warna pelangi yaitu langit senja yang indah penuh dengan macam-macam warna. Gadis itu bertudung sutra

diwaktu haru sudah senja. Sedangkan rambut gadis itu yang harum ditiup angin tampak seperti sedang bersenda gurau, dan dalam mata gadis yang hitam kelihatan bunga mawar dan melati yang mekar. Mawar dan melati yang mekar menggambarkan sesuatu yang indah dan menarik . Suasana pada saat itu sangat menyenangkan,

menarik dan penuh keindahan yang membuat si aku haru dengan semua itu. Dalam pertemuan kedua insan itu sepi menyanyi, malam dalam doa tiba yang

menggambarkan tidak ada percakapan dari keduanya. Mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata yang diucapkan seperti hanya ketika waktu berdoa. Hanya kata hati yang berkata dan tidak keluar suara. Kesepian itu mengakibatkan jiwa si aku bergerak

seperti hanya permukaan kolam yang terisa air yang beriak tertiup angin. Dalam keadaan diam tanpa kata itu, didalam dada si aku terdengar lagu yang merdu yang menggambarkan kegembiraan. Rasa kegembiraan itu digambarkan dengan menari seluruh aku.

(5)

Hidup dari hidupku, pintu terbuka menggambarkan bahwa si aku merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan dan ada jalan keluar serta masih ada harapan yang pasti bisa diwujudkan selama gadis kekasihnya masih menengadahkan mukanya ke si aku. Ini merupakan kiasan bahwa si gadis masih mencintai si aku, mau memandang kemuka si aku.

Begitu juga hidup si aku penuh harapan selama si gadis masih hidup wajar, dikiaskan dengan darahnya yang masih mengalir dan luka, sampai kematian tiba pun keduanya masih mencintai, dan tidak akan terpisahkan. Sajak merupakan kiasan suara hati si penyair, suara hati si aku. Putih mengiaskan ketulusan kejujuran, dsan keihklasan. Jadi sajak putih berarti suara hati si aku yang sangat tulus dan jujur.

Referensi

Dokumen terkait

Metafora pada Kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar: Sebuah Analisis Metafora Simbol Metafora dan bentuk stilistika adalah hasil karya saya dan dalam

Metafora pada Kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar: Sebuah Analisis Metafora Simbol Metafora dan bentuk stilistika adalah hasil karya saya dan dalam

diungkapkan atau ditulis dalam puisi Chairil Anwar, yang diaktualisasikan lewat gaya bahasa dalam beberapa puisinya sangat menarik untuk dibahas sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk pendeskripsian penggunaan bahasa figuratif dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar. Adapun tujuan khusus dari penelitian

Sajak Putih Karya Chairil Anwar Bersandar pada tali warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut

Persamaan tema puisi Chairil Anwar adalah persamaan kumpulan puisi Chairil Anwar dan Heru Untung Leksono ini yaitu sama-sama menceritakan tema yang berhubungan

Berdasarkan persamaan unsur-unsur puisi “Aku” karya Chairil Anwar dan puisi terjemahan “Moi (Exaltation)” oleh Louis-Charles sebelumnya menunjukkan persamaan amanat

Persamaan Keterangan Puisi “Hati”karya Yun Dong Ju Puisi “Siap-Sedia” karya Chairil Anwar LATAR BELAKANG DARI KEDUA PUISI Diciptakan pada masa penjajahan yang dilakukan oleh