• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK IDENTIFIKASI WILAYAH POTENSIAL TAMBAK UDANG DI KABUPATEN BREBES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK IDENTIFIKASI WILAYAH POTENSIAL TAMBAK UDANG DI KABUPATEN BREBES"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK IDENTIFIKASI WILAYAH

POTENSIAL TAMBAK UDANG DI KABUPATEN BREBES

(

Utilization of Quickbird Imagery to Identify Shrimp Pond Area in Determining Potential

Location in Brebes District)

Giri Bayuaji, Astrid Damayanti, Tuty Handayani

Departemen Geografi FMIPA UI

Gedung H, Kampus UI Depok E-mail: giribayuaji78@gmail.com

ABSTRAK

Budidaya udang merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat produktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyrakat pesisir di Kabupaten Brebes. Pada wilayah pesisir Kabupaten Brebes banyak terdapat budidaya tambak udang yang belum optimal. Banyak budidaya tambak intensif yang produktivitasnya setiap tahun menurun karena budidaya tambak tersebut belum memenuhi persyaratan lokasi teknis, fisik dan ekologis yang sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan wilayah potensi tambak udang di Kecamatan Pesisir Kabupaten Brebes. Lokasi potensi budidaya tambak udang tersebut didapatkan dengan menggunakan teknik pemodelan spasial dari Sistem Informasi Geografi (SIG). Analisis spasial dengan menggunakan metode overlay dipilih untuk mendapatkan hasil yang komprehensif. Parameter-parameter yang digunakan adalah: Jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari laut, jarak dari pasar, jarak dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan penggunaan tanah di sekitar tambak. Hasil dari analisis tersebut akan memberikan informasi wilayah yang berpotensi tinggi, berpotensi sedang, berpotensi rendah di Kabupaten Brebes. Dalam pemilihan lokasi dengan metode tersebut, dapat dihasilkan juga luasan wilayah potensi yang dapat dikembangkan. Lokasi yang berpotensi untuk budidaya tambak udang adalah kecamatan Losari, Kecamatan Bulakamba, dan Kecamatan Brebes karena memiliki nilai total potensi yang tinggi. Sedangkan untuk kecamatan Wanasari memiliki nilai potensi yang sedang dan Kecamatan Tanjung memiliki nilai potensi yang rendah.

Kata kunci : SIG, tambak udang, wilayah potensial

ABSTRACT

Shrimp farming is one of the most productive economic activities in improving the welfare of coastal communities in Brebes Regency. Many intensive pond cultivation whose productivity decreases every year because the pond culture has not met the appropriate technical, physical and ecological location requirements. This study was conducted to determine the potential area of shrimp ponds in the coastal district of Brebes regency. The location of shrimp farming potential is obtained by using spatial modeling technique from Geographic Information System (GIS). Spatial analysis using overlay method is selected to obtain comprehensive results. The parameters used are: The distance from the road, the distance from the river, the distance from the sea, the distance from the market, the distance from the TPI, and the use of the land around the pond. The results of the analysis will provide high potential, potentially moderate, potentially low-potential region information in Brebes District. In the selection of locations with these methods, can also be generated area of potential that can be developed, so as to optimize the productivity of shrimp ponds in Brebes Regency. From these parameters the potential locations for shrimp farming are Losari, Bulakamba, and Brebes sub-districts because they have a high total potential value. While for Wanasari district has a potential value that is and Tanjung District has a low potential value.

Keywords: GIS, shrimp pond, potential areas

PENDAHULUAN

Budidaya udang merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat produktif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi sentra budidaya udang dunia. Luas area tambak di Indonesia saat ini sekitar 344.759 ha dengan produksi sebesar 421.510 ton atau sekitar 39,78% dari potensi lahan yang tersedia, yaitu seluas 866.550 ha dan tersebar di 26 provinsi. (Aljufrizal, 2007) Budidaya tambak di Indonesia

(2)

bila dibandingkan dengan sektor usaha lain pada perekonomian indonesia. Sektor perikanan memberikan andil paling besar dalam peningkatan pendapatan negara. Hal tersebut yang memacu pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tambak udang Indonesia. Pemerintah melalui Direktorat Jendral Perikanan Budidaya telah mencanangkan program peningkatan ekspor hasil budidaya yang dikenal dengan nama Gema Protekan (BPS, 2017).

Kabupaten Brebes terletak di utara Provinsi Jawa Tengah, memiliki panjang pantai ±53 km yang sebagian besar wilayahnya digunakan untuk usaha pertambakan. Hal tersebut merupakan potensi besar untuk mengembangkan usaha budidaya tambak udang sehingga menjadi wilayah sentra budidaya tambak terbesar di Pulau Jawa. Produksi udang di sepanjang wilayah pantai utara Jawa diperkirakan mencapai 12.726 kg/ha. Kabupaten Brebes berperan dalam produksi tambak di wilayah pantura jawa dengan produksi mencapai 1.897 Kg/Hektar. Produksi terbesar adalah udang vannamei (Litopenaeusvannamei) dan udang windu/Penaeus monodon (DJPB, 2017). Hal tersebut merupakan potensi besar untuk mengembangkan budidaya tambak udang sehingga menjadi wilayah sentra budidaya tambak udang.

Metode yang dapat digunakan dalam menganalisis wilayah potensi tambak udang menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografi. Keuntungan dalam menggunakan teknologi ini adalah dapat dilakukan analisis wilayah potensial dalam waktu yang relatif cepat dengan cakupan wilayah yang relatif luas serta biaya yang relatif murah (Ahmad, 2014). Di wilayah pesisir Kabupaten Brebes banyak terdapat budidaya tambak udang yang belum optimal karena lokasi yang digunakan tidak sesuai dengan persyaratan lokasi dari segi teknis, fisik dan ekologinya. Penelitian ini menghasilkan informasi berupa wilayah yang berpotensi dijadikan budidaya tambak udang di Kabupaten Brebes. Untuk membedakan tambak udang, tambak garam dan tambak ikan dapat dilakukan menggunakan teknik interpretasi citra seperti yang telah dilakukan oleh Hardjowigeno. Pemanfaatan citra Quickbird untuk pengelolaan wilayah pesisir dapat dilakukan melalui analisis kewilayahan. Pemanfaatan teknik penginderaan jauh ini sesuai untuk analisis kewilayahan pada daerah-daerah pesisir tambak udang (Hardjowigeno, 2007).

Setiap daerah memiliki area potensi yang berbeda-beda. Analisis Sistem Informasi Georafi pemetaan wilayah pesisir bertujuan untuk mengoptimalkan produktifitas udang dengan pemilihan lokasi yang sesuai. Hanya sebagian besar wilayah pesisir di Indonesia yang dimanfaatkan secara optimal. Di Kabupaten Brebes banyak budidaya tambak yang belum memanfaatkan Sistem Informasi Geografi untuk menentukan lokasi yang berpotensi. Citra Quickbird berperan dalam pemilihan lokasi berpotensi budidaya tambak udang tersebut yang diperlukan untuk memaksimalkan produktifitas udang di Kabupaten Brebes (Bappeda, 2012). Parameter penggunaan tanah, jarak dari pasar, jarak dari TPI, jarak dari pantai, jarak dari sungai, jarak dari jalan digunakan dalam penentuan lokasi budidaya tambak udang dalam menentukan lokasi yang berpotensi.

METODE

Lokasi penelitian berada di Kecamatan Pesisir, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Secara keseluruhan lokasi penelitian berada di jalur pantura, yang terletak antara 6°44’-7°21’ LS dan antara 108°41’- 109°11’ BT. Sebelah Utara Kabupaten Brebes berbatasan langsung dengan Laut Jawa, meliputi Kecamatan Losari, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Bulakamba, Kecamatan Wanasari dan Kecamatan Brebes.

Variabel yang dipakai untuk menentukan wilayah berpotensi tambak udang meliputi: penggunaan tanah, jarak dari TPI, jarak dari pasar, jarak dari sungai, jarak dari jalan, jarak dari pantai. Semua variabel tersebut diperoleh dari digitasi on screen dan interpretasi citra quickbird 2015 skala 1:250.000 serta menggunakan ArcGIS 10.3. Interpretasi lahan tambak udang, tambak ikan dan tambak garam dilakukan secara visual dengan menggunakan unsur interpretasi citra untuk mengenali objek yang terdiri atas: rona dan warna; bentuk dan ukuran; pola; dan bayangan. Selanjutnya dibuat buffer untuk jarak sungai adalah 500 m, 1000 m, dan 2000 m.

Buffer pada pantai adalah 300 m, 500 m, dan 4000 m. Buffer pada pasar & Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah 500 m, 1000 m, dan 2000 m. Buffer pada jalan yang dipakai adalah 500 m, 1000 m, 200 m.

(3)

Selanjutnya dibuat nilai potensi wilayah tambak udang disusun dalam sebuah matriks. Matriks tersebut mengandung kriteria-kriteria untuk menentukan skor potensi wilayah tambak udang. Sistem pemberian skor untuk kriteria potensi tinggi adalah 3, untuk potensi sedang adalah 2 dan potensi rendah adalah 1. Matriks potensial tambak udang terdiri atas 6 variabel (lihat Tabel 1). Skor pada setiap parameter diperoleh dengan metode overlay. Pembobotan parameter penggunaan tanah, jarak dari sungai, jarak dari pantai ditentukan (Syaugy dkk., 2012), sedangkan bobot jarak dari pantai, pasar, TPI, dan jalan merupakan modifikasi peneliti. Nilai potensi lokasi merupakan hasil penjumlahan dari perkalian antara skor dengan bobot setiap parameter. Berikutnya dibuat kelas interval untuk setiap unit analisis (kecamatan) dengan perhitungan matematis sebagai berikut:

Nilai / = − n ... (1)

Tabel 1. Matriks parameter potensi lahan tambak udang

Parameter Bobot Potensi Tinggi Skor Potensi

sedang Skor Rendah Potensi Skor Penggunaan Tanah Jarak dari sungai Jarak dari pantai Jarak dari Pasar Jarak dari TPI Jarak dari jalan 20* 20* 15* 15** 15** 15** Tambak,Sawah,Hutan Pantai 0 -500 m 300 – 500 m 0 – 500 m 0 – 500 m 0 – 500 m 3 3 3 3 3 3 Kebun,Hutan, Mangrove 500 – 1000 m 500 – 4000 m 500 – 1000 m 500 – 1000 m 500 – 1000 m 2 2 2 2 2 2 Tambang, Hutan Lindung 1000 m – 2000 m >4000 m 1000 – 2000 m 1000-2000 m 1000-2000 m 1000-2000 m 1 1 1 1 1 1 Sumber: Hasil Pengolahan penulis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Interpretasi dan Identifikasi Tambak

Objek wilayah pesisir di Kabupaten Brebes umumnya terdiri atas tambak, vegetasi magrove, sawah dan permukiman. Tambak-tambak di wilayah pesisir dapat diidentifikasi berdasarkan data citra Quickbird tahun 2015 menjadi 3 jenis yaitu tambak ikan, tambak udang dan tambak garam. Ketiga tambak ini memiliki karakteristik spektral yang berbeda jika dilihat dari sudut pandang kunci-kunci interpretasi penginderaan jauh (Pantjara dkk., 2008).

Tambak ikan memiliki bentuk persegi dangan ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan tambak udang dan tambak garam. Tambak udang berbentuk persegi dengan ukuran sedang dan biasanya tersusun rapi. Tambak garam berbentuk persegi berukuran lebih kecil dengan kenampakan tekstur kasar berwarna putih karena mengandung mineral garam. Dari segi warna ketiga jenis tambak tersebut juga dapat diidentifikasi dan diinterpretasi. Tambak ikan berwana biru sampai biru asin atau cyan, tambak udang berwarna biru sampai hitam dan tambak garam berwana abu-abu sampai putih. Kenampakan perbedaan warna ketiga tambak ini dapat disebabkan oleh kadar garam air atau kedalaman air (lihat Gambar 1).

(4)

Tambak Ikan Tambak Udang Tambak Garam Gambar 1. Identifikasi dan interpretasi tambak.

Penggunaan Tanah di Wilayah Pesisir Kabupaten Brebes

Semua wilayah utara Kabupaten Brebes yang berbatasan dengan pantai digunakan sebagai tambak. Pemukiman desa tersebar secara merata di bagian selatannya yang mencakup lima kecamatan. Sawah dan tegalan lebih mendominasi di bagian selatan Kabupaten Brebes (lihat

Gambar 2). Lokasi yang sudah menjadi tambak udang di wilayah ini sebesar 0,54 km² dari luas tambak keseluruhan sebesar 2,26 km² (lihat Gambar 2).

Gambar 2. Peta penggunaan tanah Kecamatan Losari,Tanjung, Bulakamba, Wanasari, Brebes.

Pada Gambar 2 menunjukkan jenis penggunaan tanah yang beragam di wilayah pesisir Kabupaten Brebes. Jenis tanah yang terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Brebes adalah podsolik (Map, 2017). Jenis tanah podsolik merupakan salah satu syarat fisik yang sesuai untuk wilayah budidaya tambak. Kecamatan Losari memiliki luas wilayah 97.018 km². Bagian utaranya didominasi oleh tambak ikan. Pemukiman desa di kecamatan tersebut tersebar merata sepanjang aliran DAS Pemali, sedangkan ladang/tegalan mendominasi penggunaan tanah di bagian selatan.

Kecamatan Tanjung memiliki luas wilayah 97.193 km². Tambak udang mendominasi sebagian besar kecamatan tersebut. Pemukiman di kecamatan tersebut tersebar mengikuti jalan raya

(5)

pantura. Di bagian selatan Kecamatan Tanjung terdapat jenis penggunaan tanah ladang/tegalan dan kebun campuran. Lokasi Pasar Cigedog dan Pasar Kersana terletak di pemukiman bagian selatan kecamatan tersebut dekat dengan jalan utama Margasari - Jatibarang. Kecamatan Bulakamba memiliki luas wilayah sebesar 12.035 km², bagian barat laut juga didominasi oleh tambak udang, sedangkan di bagian timur pesisir didominasi oleh tambak ikan dan udang. Sawah dan kebun campuran mendominasi jenis penggunaan tanah. Di Kecamatan Bulakamba, terdapat TPI Kluwut dan TPI Mina Sari yang letaknya berada di selatan kecamatan tersebut, dekat dengan pemukiman dan sungai.

Kecamatan Wanasari memiliki luas wilayah sebesar 75.406 km². Wilayah utaranya didominasi oleh tambak udang sedangkan tambak ikan dan garam hanya sebagian kecil saja. Pemukiman terletak di wilayah utara yang jaraknya dekat dari lokasi tambak. TPI Sawojajar terletak di wilayah pemukiman bagian utara Kecamatan Brebes sedangkan Pasar Sitanggal terletak di pemukiman bagian selatan Kecamatan Wanasari. Kecamatan Brebes memiliki luas wilayah sebesar 97.641 km². Jenis tambak yang mendominasi di kecamatan ini adalah tambak garam. Pemukiman tersebar mengikuti jaringan jalan raya pantura. Ladang dan sawah mendominasi kecamatan tersebut.

Jarak sebagai parameter wilayah potensial untuk tambak udang

Jarak dari sungai

Semua kecamatan di wilayah penelitian merupakan bagian dari wilayah DAS Brebes dan DAS Pemali. Aliran Sungai Brebes dan Pemali tersebut melintasi wilayah pemukiman, sawah dan tambak. Jarak rata-rata tambak udang terhadap sungai di Kecamatan Losari adalah 87 m; di Kecamatan Tanjung adalah 382 m; di Kecamatan Bulakamba adalah 760 m; di Kecamatan Wanasari adalah 714 m dan di Kecamatan Brebes adalah 852 m.

Jarak dari jalan

Terdapat dua ruas jalan yang melintasi wilayah penelitian. Jalan utama pantura raya melintasi lima kecamatan wilayah pesisir Kabupaten Brebes di bagian utara, sedangkan Jalan Margasari - Jatibarang melintasi wilayah selatan Kabupaten Brebes dari Kecamatan Losari sampai Kecamatan Jatibarang. Jarak rata-rata tambak udang tehadap jaringan jalan di Kecamatan Losari adalah 120 m; di Kecamatan Tanjung adalah 105 m; di Kecamatan Bulakamba adalah 1.024 m; di Kecamatan Wanasari adalah 3.177 m dan di Kecamatan Brebes adalah 1.024 m.

Jarak dari pantai

Garis pantai di sepanjang Kabupaten Brebes membentang di lima kecamatan. Panjang garis pantai di wilayah penelitian adalah ± 53 km. Jarak tambak udang tehadap garis pantai di Kecamatan Losari rata-rata adalah 109 m; di Kecamatan Tanjung adalah 101 m; di Kecamatan Bulakamba adalah 760 m; di Kecamatan Wanasari adalah 114 m; di Kecamatan Brebes adalah 152 m.

Jarak dari Pasar

Tidak semua kecamatan di wilayah penelitian memiliki pasar. Pasar hanya terdapat di tiga kecamatan. Di Kecamatan Tanjung terdapat dua pasar yaitu, Pasar Kersana dan Pasar Cigedog; Di Kecamatan Bulakamba terdapat Pasar Bulakamba dan di Kecamatan Brebes memiliki Pasar induk kota brebes. Jarak tambak udang tehadap pasar di Kecamatan Losari adalah 7.05 km, Kecamatan Tanjung: 6,13 km, Kecamatan Bulakamba: 3,43 km, Kecamatan Wanasari: 6,25 km dan Kecamatan Brebes: 1,76 km.

Jarak dari TPI

Semua kecamatan wilayah pesisir di Kecamatan Brebes memiliki TPI. Pada Kecamatan Losari terdapat TPI Prapag Kidul; di Kecamatan Tanjung terdapat TPI Krakahan; di Kecamatan Bulakamba terdapat TPI Mina Saya Sari, TPI Kluwut dan TPI Pulogading. Jarak tambak udang terhadap TPI di Losari adalah 7,05 km; di Kecamatan Tanjung adalah 6,12 km; di Kecamatan Bulakamba adalah 3,42 km; di Kecamatan Wanasari adalah 6,25 km; di Kecamatan Brebes adalah 1,77 km.

(6)

Wilayah potensial tambak udang di Kabupaten Brebes

Tabel 1. Wilayah potensi tambak udang di Kecamatan Pesisir Kabupaten Brebes.

Kecamatan Wilayah potensi Luas Wilayah Keseluruhan

(Ha) (ha) % Kecamatan Tanjung 230 2% 9.719 Kecamatan Losari 571 6% 9.701 Kecamatan Bulukamba 1.418 13% 10.616 Kecamatan Wonosari 2.963 39% 7.540 Kecamatan Brebes 4.463 46% 9.764

Total Luas Potensi 9.645

Total Luas Kecamatan pesisir 47.340

Berdasarkan Tabel 1. Kecamatan Pesisir di Kabupaten Brebes mempunyai nilai potensi wilayah yang berbeda-beda. Tabel 1 dapat menjelaskan informasi berupa luas wilayah potensi yang dapat dikembangkan sebagai tambak udang di Kecamatan Pesisir Kabupaten Brebes. Berdasarkan perhitungan, skoring x nilai bobot parameter menghasilkan nilai total suatu wilayah. Nilai total maksimum (Nmaks) yang diperoleh sebesar 2,25 dan nilai minimum (Nmin) sebesar 0,85.

Gambar 3. Wilayah potensi tambak udang di Kecamatan Pesisir Kabupaten Brebes

Interval nilai diperlukan untuk membagi kelas kedalam jumlah kelas yang telah ditentukan. Klasifikasi nilai total untuk wilayah potensial lahan tambak udang dibagi kedalam tiga kategori, meliputi: Potensi tinggi, dengan rentang nilai 1,36 – 2,25; Potensi sedang, dengan rentang nilai 0,86 – 1,35; Potensi rendah, dengan rentang nilai 0,00 – 0,85. Ketiga klasifikasi tersebut juga dilakukan kategorisasi warna untuk menunjukkan perbedaan wilayah potensinya masing-masing. Warna hijau digunakan untuk menunjukkan wilayah berpotensi tinggi, warna kuning digunakan untuk menunjukkan wilayah potensi sedang, dan warna merah digunakan untuk menunjukkan wilayah potensi tinggi, seperti pada Gambar 3.

Wilayah berpotensi tinggi untuk tambak udang

Wilayah yang berpotensi tinggi untuk dijadikan tambak udang terdapat di wilayah yang dekat dari laut dan dekat dari sungai, hal ini untuk mempermudah perolehan air yang menjadi media hidup bagi udang. Air diperlukan untuk mengatur kapasitas air pada tambak udang. Jarak lokasi

(7)

tambak dari pantai yang berpotensi tinggi adalah 300 – 500 meter untuk mendapatkan air laut. Wilayah yang berpotensi tinggi untuk dibangun tambak adalah 50 – 500 meter dari tepi sungai untuk mendapatkan air sungai. Lokasi tambak yang dekat dengan pasar dan TPI juga memiliki nilai lokasi yang tinggi karena dapat memasarkan hasil budidaya udang secara efektif. Jarak tambak yang paling baik terhadap pasar dan TPI adalah 0 - 500 m dan jarak tambak udang terhadap jaringan jalan yang paling baik adalah 0 – 500 meter.

Wilayah yang berpotensi tinggi untuk tambak udang berada di Kecamatan Losari dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 571 ha dari luas wilayah keseluruhan di kecamatan tersebut sebesar 9.701 ha. Di Kecamatan Bulakamba dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 1.418 ha dari total luas di kecamatan tersebut sebesar 10.616 ha. Di Kecamatan Brebes dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 4.463 ha (46%) dengan luas wilayah keseluruhan di kecamatan tersebut sebesar 9.764 ha. Jenis penggunaan tanah pada kecamatan tersebut juga sangat sesuai yaitu sawah dan tegalan.

Wilayah berpotensi sedang untuk tambak udang

Pada Gambar 3 dari hasil overlay pengolahan SIG tersebut, persebaran lokasi yang potensinya rendah dikarenakan penggunaan tanah di wilayah tersebut di dominasi oleh kebun campuran. Parameter penggunaan tanah tersebut kurang sesuai jika dikonversi menjadi lahan tambak udang karena memiliki faktor fisik yang kurang mendukung seperti yang ditunjukkan warna kuning pada Gambar 3. Wilayah yang borpotensi sedang berada di kecamatan Wanasari. Pada Kecamatan tersebut termasuk wilayah berpotensi sedang karena kondisi fisik yang memungkinkan dilalui DAS Pemali dan DAS Brebes, namun parameter jarak yang mempengaruhi produktivitasnya kurang sesuai. Wilayah yang borpotensi sedang berada di Kecamatan Wanasari dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 2.963 ha (39%) dari luas wilayah keseluruhan kecamatan tersebut sebesar 7.540 ha.

Wilayah berpotensi rendah untuk tambak udang

Area merah menunjukkan wilayah yang berpotensi rendah karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan dilalui aliran DAS Pemali dan DAS Brebes. Juga pada parameter jarak dari pemasarannya yang kurang berpengaruh dalam penentuan wilayah potensi di Kabupaten Brebes. Kecamatan Tanjung dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan hanya 230 ha (2%) dari luas wilayah keseluruhan di kecamatan tersebut sebesar 9719 ha. Di Kecamatan Tanjung jarak lokasi tambak udang dengan laut >4000 meter. Jarak lokasi tambak udang dengan sungai juga >4000m. Dari segi pemasaran produksi jarak tambak udang di Kecamatan Tanjung dengan Pasar dan TPI adalah >2000m. Penggunaan tanah di Kecamatan Tanjung juga didominasi semak belukar sehingga tidak sesuai untuk mengkonversi lahan dengan tambak udang. Dari parameter-parameter tersebut maka pada Gambar 3 lokasi yang cocok untuk budidaya tambak udang adalah kecamatan Losari, Kecamatan Bulakamba, dan Kecamatan Brebes karena memiliki nilai total potensi yang tinggi. Sedangkan untuk kecamatan Wanasari memiliki nilai potensi yang sedang dan Kecamatan Tanjung memiliki nilai potensi yang rendah.

KESIMPULAN

Citra Quickbird dapat digunakan untuk mengidentifikasi wilayah tambak udang di Kabupaten Brebes. Dari hasil interpretasi citra tersebut didapatkan wilayah tambak udang, wilayah tambak garam dan wilayah tambak ikan. Hasil interpretasi citra tersebut dilakukan proses overlay berdasarkan parameter-parameter berikut: Penggunaan tanah, jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari pasar, jarak dari TPI dan jarak dari pantai. Parameter jarak dipilih karena memiliki peranan penting dalam proses produktivitas budidaya udang dalam pemasarannya. Pemasaran yang efektif dan biaya produksi yang sedikit sangat menentukan nilai produktivitas budidaya udang. Penentuan lokasi yang berpotensi tinggi, berpotensi sedang dan berotensi rendah terdapat di tiga kecamatan pesisir Kabupaten Brebes. Wilayah yang berpotensi tinggi untuk tambak udang berada di Kecamatan Losari dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 571 ha (6%)

(8)

dari luas wilayah keseluruhan di kecamatan tersebut sebesar 9.701 ha. Di Kecamatan Bulakamba dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 1.418 ha (13%) dari total luas di kecamatan tersebut sebesar 10.616 ha. Di Kecamatan Brebes dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 4.463 ha (46%) dengan luas wilayah keseluruhan di kecamatan tersebut sebesar 9.764 ha. Kemudian, wilayah yang berpotensi sedang berada di kecamatan Wanasari dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan sebesar 2.963 (39%) dari luas wilayah keseluruhan kecamatan tersebut sebesar 7.540 ha. Wilayah yang berpotensi kurang berada di Kecamatan Tanjung dengan luas wilayah yang dapat dikembangkan hanya 230 ha (2%) dari luas wilayah keseluruhan di kecamatan tersebut sebesar 9719 ha.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu menyelesaikan tulisan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang sudah membimbing penyelesaian tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I. (2014). Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Kesesuaian Lokasi Perikanan Budidaya Tambak Ramah Lingkungan di Kabupaten Batang. Semarang: Universitas Diponegoro.

Aljufrizal. (2007). Penentuan Kesesuaian Kawasan Bdidaya Rumput Laut di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung dengan Sistem Informasi Geografis. Nogor: Institut Pertanian Bogor.

Bappeda. (2012). RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2012. Brebes: Badan Pertanahan Daerah.

BPS. (2017). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2013-2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik. DJPB. (2017). Grafik Produsen Utama Udang Windu dan Vuname 2013. Jakarta: DJPB.

Hardjowigeno S, W. (2007). Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Map, H. W. (2017, October 20). Digital Soil Map of the World. Retrieved from

https://worldmap.harvard.edu/data/geonode:DSMW_RdY:

Pantjara, B., Utojo, Aliman, & Mangampa, M. (2008). Kesesuaian Lahan Budidaya Tambak di Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Jurnal Ris Akuakultur, 3(1), 123-135.

Syaugy, A., Siregar, V. P., & Risti, E. A. (2012). Shrimps Farms Suitability Evaluation in Cijulang and Parigi, Ciamis, West Java. Jurnal Perikana dan Kelautan, 3(1), 43-56.

Gambar

Tabel 1. Matriks parameter potensi lahan tambak udang
Gambar 2. Peta penggunaan tanah Kecamatan Losari,Tanjung, Bulakamba, Wanasari, Brebes
Gambar 3. Wilayah potensi tambak udang di Kecamatan Pesisir Kabupaten Brebes

Referensi

Dokumen terkait

İki yabancı Yıldızların altında Akor geçiş çalışmaları.. 4.5.6 Tellerin aşağiya

Agar nilai kapasitor yang diberikan optimal, maka kapasitor yang diberikan harus dipasang paralel dengan beban yang menghasilkan daya reaktif total sama dengan

Tampak jelas sekali kalau Pandan Wangi terkejut mendengar jawaban Rangga barusan Sungguh tidak sempat terpikir kalau Pendekar Rajawali Sakti baru saja bertarung melawan

Selain itu, pihak Kementerian juga tidak akan mempertimbangkan sebarang permohonan lesen yang baru dari agensi pelancongan dan pengembaraan oleh mana-mana

9 Perbedaannya yaitu menganalisa mengenai pemberikan anak dalam perkawinan yang sah kepada orang lain yang dilakukan masyarakat Kelurahan Alalak Utara tanpa

Jurusan Arsitektur FTUP yang terakreditasi BAN dengan nilai B dan dalam lingkup institusi Universitas Pancasila yang juga terakreditasi B, berupaya untuk melakukan pendirian

Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jl. Lapangan Banteng Timur No. Sebagai kelengkapan data, bersama ini kami sampaikan bukti kepemilikan atau penguasaan atas gedung kantor yang

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS DOLAR PLUS dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan Kembali