Kota Sejar
ii ii LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Daftar Isi
Daftar Isi
Ko
Ko
ta
ta S
Se
e
ja
jara
rah y
h yang T
ang T
e
e
rp
rpinggirka
inggirkan Zam
n Zam
an
an
Farchan Noor Rachman |
Farchan Noor Rachman | DiDian Rustyan Rustyawawatiati
Ari Murdiya
Ari Murdiyanto | nto | Yus MeYus Mei Safitri Safitri | i | NNoeoerarazhkazhka
Fahmi Anhar |
Fahmi Anhar | NNennenny Wy Wulandaulandari | ri | Budhi SetyBudhi Setyawawanan
dipersem
dipersembahkan oleh bahkan oleh ::
Fokmas L
Fokmas Laseasemm
Rembang Heri
Rembang Heritage tage SocietySociety
BPI
BPI RegionaRegional Bandungl Bandung
|
|
LASEMLASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. 1. LasLasemem, Se, Sebubuah Pah Pererspspekektitif f 2. 2. LaLasesem dam dalalam Lim Lini Mni Masasaa 3.3. LawLawatan atan ke Ske Situitus Les Leran ran dan dan BinBinangangunun
4. 4. HaHarmrmonionisasasi Isi Indndah aah ala Lla Lasasemem 5. 5. WiWisasata Zta Ziaiararah di Kh di Kaumauman Laan Lasesemm 6 6.. BBaattiik k L aL asseemm 7. 7. KeKesesengngsesem Kom Kopi Lpi Lelelet et 8. 8. GauGaung Lang Lasesem yam yang Tng Tak Teak Terdrdenengagar r 9.
9. GaleGaleri ri KecKecil il dardari Ti Tioniongkogkok Kk Keciecill
1 1 3 3 9 9 13 13 19 19 23 23 27 27 31 31 37 37
|
|
Lasem, walaupun di masa lalu pernah
Lasem, walaupun di masa lalu pernah
menjadi kota besar dan penuh gegap
menjadi kota besar dan penuh gegap
gempita. Sekarang perannya
gempita. Sekarang perannya
terreduksi tak lebih hanya sebuah
terreduksi tak lebih hanya sebuah
kota kecamatan kecil di Jalur
kota kecamatan kecil di Jalur
Pantura Jawa Tengah. Di tengah riuh
Pantura Jawa Tengah. Di tengah riuh
lalu lalang bis yang melaju kesetanan
lalu lalang bis yang melaju kesetanan
atau truk-truk besar enam roda yang
atau truk-truk besar enam roda yang
berjalan perlahan, Lasem terjebak
berjalan perlahan, Lasem terjebak
dalam memori puluhan tahun lalu,
dalam memori puluhan tahun lalu,
seolah tak bergerak melaju mengikuti
seolah tak bergerak melaju mengikuti
garis waktu.
garis waktu.
Saya bicara soal bangunan-bangunan
Saya bicara soal bangunan-bangunan
tua yang utuh tegak berdiri, seolah
tua yang utuh tegak berdiri, seolah
angkuh bercerita tentang kejayaan
angkuh bercerita tentang kejayaan
Lasem di masa lalu yang mungkin
Lasem di masa lalu yang mungkin
sudah hilang sekarang. Tapi kita tidak
sudah hilang sekarang. Tapi kita tidak
bisa tidak mencintai Lasem, tanpa
bisa tidak mencintai Lasem, tanpa
perlu bertanya apapun, kita bisa
perlu bertanya apapun, kita bisa
melihat torehan maestro pada setiap
melihat torehan maestro pada setiap
detail bangunan yang melampaui
detail bangunan yang melampaui
zaman di masanya, pada setiap
zaman di masanya, pada setiap
goresan dinding dan ukiran kayu
goresan dinding dan ukiran kayu
yang membelalakkan mata.
yang membelalakkan mata.
Mari kita menikmati Lasem dari sisi lain, dari sisi orang-orang
Mari kita menikmati Lasem dari sisi lain, dari sisi orang-orang tua yang sudahtua yang sudah
berdekade tumbuh di Lasem, dari obrolan para bapak di warung kopi dan dari
berdekade tumbuh di Lasem, dari obrolan para bapak di warung kopi dan dari
anak-anak yang belajar tentang akulturasi dari kehidupan
anak-anak yang belajar tentang akulturasi dari kehidupan sehari-hari. Sebagai sehari-hari. Sebagai
kota yang telah ada dan tumbuh sejak ratusan tahun lalu, Lasem adalah
kota yang telah ada dan tumbuh sejak ratusan tahun lalu, Lasem adalah
laboratorium sejarah yang akan tetap lestari.
laboratorium sejarah yang akan tetap lestari.
Tabik.
Tabik.
Lasem, Sebuah Perspektif
Lasem, Sebuah Perspektif
oleh : Farchan Noor Rachman
oleh : Farchan Noor Rachman
2 2 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
1
4 4 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Sebelum benar-benar berangkat ke Lasem, ekspektasi saya menjelajahinya adalah
Sebelum benar-benar berangkat ke Lasem, ekspektasi saya menjelajahinya adalah
menjumpai deretan bangunan-bangunan lama, serta beberapa pasang Engkong –
menjumpai deretan bangunan-bangunan lama, serta beberapa pasang Engkong –
Emak yang memilih menua dalam sahaja disana. Namun,
Emak yang memilih menua dalam sahaja disana. Namun, siapa nyana jika ternyatasiapa nyana jika ternyata
yang saya dapatkan jauh lebih banyak dari apa yang saya bayangkan di hari-hari
yang saya dapatkan jauh lebih banyak dari apa yang saya bayangkan di hari-hari
sebelumnya.. Tak perlu menunggu lama sejak saya menginjakkan kaki di depan
sebelumnya.. Tak perlu menunggu lama sejak saya menginjakkan kaki di depan
Terminal Lasem. Mas Pop – Rembang Heritage Society dan Mas Danang – Forum
Terminal Lasem. Mas Pop – Rembang Heritage Society dan Mas Danang – Forum
Komunikasi Masyarakat Sejarah *keduanya merupakan penggiat heritage movement
Komunikasi Masyarakat Sejarah *keduanya merupakan penggiat heritage movement
di Lasem* menyambut saya dan teman-teman dengan sangat hangat. Bukan hanya
di Lasem* menyambut saya dan teman-teman dengan sangat hangat. Bukan hanya
dengan ucapan selamat datang, namun kami langsung disuguhi serentetan cerita
dengan ucapan selamat datang, namun kami langsung disuguhi serentetan cerita
yang membuat saya ternganga ..
yang membuat saya ternganga ..
Lasem, sebuah kecamatan seluas 45 km2 yang berada di bawah wilayah
Lasem, sebuah kecamatan seluas 45 km2 yang berada di bawah wilayah
administratif Kabupaten Rembang ini disebut-sebut layak menyandang istilah
administratif Kabupaten Rembang ini disebut-sebut layak menyandang istilah
Saujana, sebab ia memiliki gabungan pusaka alam *natural heritage* dan pusaka
Saujana, sebab ia memiliki gabungan pusaka alam *natural heritage* dan pusaka
budaya *cultural heritage*. Pada sisi pusaka alam, Lasem memiliki bentang alam
budaya *cultural heritage*. Pada sisi pusaka alam, Lasem memiliki bentang alam
yang lengkap, mulai dari laut, pantai, dataran rendah hingga dataran
yang lengkap, mulai dari laut, pantai, dataran rendah hingga dataran
tinggi.Uniknya, pada masing-masing titik tersebut terdapat kegiatan masyarakat
tinggi.Uniknya, pada masing-masing titik tersebut terdapat kegiatan masyarakat
yang aktif.Sementara, pada sisi pusaka budaya, Lasem menyimpannya dalam
yang aktif.Sementara, pada sisi pusaka budaya, Lasem menyimpannya dalam
rentang sejarah yang sangat panjang.Penemuan kerangka manusia purba penutur
rentang sejarah yang sangat panjang.Penemuan kerangka manusia purba penutur
ras Austromelanosid di Desa Plawangan dan Desa Lerang mengawali kisah
ras Austromelanosid di Desa Plawangan dan Desa Lerang mengawali kisah
peradaban Lasem. Situs Plawangan memiliki ciri khas yang sama dengan Situs Anyer
peradaban Lasem. Situs Plawangan memiliki ciri khas yang sama dengan Situs Anyer
dan Situs Gilimanuk, yaitu penguburan menggunakan tempayan. Sementara Situs
dan Situs Gilimanuk, yaitu penguburan menggunakan tempayan. Sementara Situs
Lerang diyakini sebagai kuburan purba terbesar di Indonesia ..
Lerang diyakini sebagai kuburan purba terbesar di Indonesia ..
Ketika mendengar cerita pertama ini, saya begitu takjub.Telinga tidak berhenti
Ketika mendengar cerita pertama ini, saya begitu takjub.Telinga tidak berhenti
mendengar, tangan tidak berhenti mencatat. Seawal itu kah peradaban yang pernah
mendengar, tangan tidak berhenti mencatat. Seawal itu kah peradaban yang pernah
eksis di Lasem ?!Wow !!
eksis di Lasem ?!Wow !!
Penuturan Mas Pop dan Mas Danang berlanjut ..
Penuturan Mas Pop dan Mas Danang berlanjut ..
Di penghujung abad 13, sebuah kecemerlangan muncul dari arah Timur : Majapahit.
Di penghujung abad 13, sebuah kecemerlangan muncul dari arah Timur : Majapahit.
Nah, tidak sedikit pun saya
Nah, tidak sedikit pun saya menyangka bahwa Lasem mempunyai keterikatan erat menyangka bahwa Lasem mempunyai keterikatan erat
dengan kerajaan yang lahir dari tengah Hutan Tarik tersebut. Medio abad 14,
dengan kerajaan yang lahir dari tengah Hutan Tarik tersebut. Medio abad 14,
kerajaan kecil yang merupakan pendukung kejayaan Kerajaan Majapahit tumbuh di
kerajaan kecil yang merupakan pendukung kejayaan Kerajaan Majapahit tumbuh di
Lasem, namanya Bhre Lasem ..
Lasem, namanya Bhre Lasem ..
Benar-benar ajaib! Baru sebulan sebelumnya saya
Benar-benar ajaib! Baru sebulan sebelumnya saya menyaksikan sisa-sisa peradabanmenyaksikan sisa-sisa peradaban
Majapahit di Trowulan, lalu tiba-tiba dikejutkan dengan a
Majapahit di Trowulan, lalu tiba-tiba dikejutkan dengan adanya keterkaitan antaradanya keterkaitan antara
Majapahit dan Lasem. Bahkan, kalau boleh berseloroh lebay, saya akan berkata, ”
Majapahit dan Lasem. Bahkan, kalau boleh berseloroh lebay, saya akan berkata, ”
Tuhan memang merestui ketertarikan saya pada sejarah,
Tuhan memang merestui ketertarikan saya pada sejarah, buktinya Dia menjadikanbuktinya Dia menjadikan
segala sesuatunya berkaitan seperti ini .. “. Hehehe ..
segala sesuatunya berkaitan seperti ini .. “. Hehehe ..
Abad
Abad 16, 16, terdapat terdapat 2 2 hal hal penting penting dalam dalam catatan catatan sejarah sejarah Lasem Lasem di di sepanjang sepanjang abad abad ini ini ..
Yang pertama, munculnya kompleks perumahan Tionghoa pertama, yaitu di Desa
Yang pertama, munculnya kompleks perumahan Tionghoa pertama, yaitu di Desa
Galangan, tepi Sungai Bagan atau Sungai Lasem. Seperti halnya peradaban yang
Galangan, tepi Sungai Bagan atau Sungai Lasem. Seperti halnya peradaban yang
berkembang di banyak tempat, tepian sungai merupakan salah
berkembang di banyak tempat, tepian sungai merupakan salah satu tempat favorit satu tempat favorit
untuk mengembangkan kehidupan, karena aliran sungai memicu aktifitas
untuk mengembangkan kehidupan, karena aliran sungai memicu aktifitas
perdagangan dan transportasi masyarakat ..
perdagangan dan transportasi masyarakat ..
Yang kedua, Tejokusumo, Adipati Lasem kala itu, membangun sebuah
Yang kedua, Tejokusumo, Adipati Lasem kala itu, membangun sebuah masjid di Desamasjid di Desa
Karangturi. Ia tak sendiri, Sam Hwa Smarakandi *oleh masyarakat setempat,
Karangturi. Ia tak sendiri, Sam Hwa Smarakandi *oleh masyarakat setempat,
dikenal dengan sebutan Mbah Sambu*, seorang India, turut membantu
dikenal dengan sebutan Mbah Sambu*, seorang India, turut membantu
pembangunan tempat ibadah yang masih dapa
pembangunan tempat ibadah yang masih dapat dijumpai hingga kini : Masjid Jami’t dijumpai hingga kini : Masjid Jami’
Lasem ..
Lasem ..
Bergeser ke tahun 1740-an, di Batavia terjadi tragedi pembantaian etnis Tionghoa
Bergeser ke tahun 1740-an, di Batavia terjadi tragedi pembantaian etnis Tionghoa
secara besar-besaran, yang dikenal dengan istilah Geger Pecinan. Pada masa itu,
secara besar-besaran, yang dikenal dengan istilah Geger Pecinan. Pada masa itu,
VOC memberlakukan politik pengurangan etnis Tionghoa, karena jumlahnya telah
VOC memberlakukan politik pengurangan etnis Tionghoa, karena jumlahnya telah
melebihi jumlah serdadu VOC. Peristiwa itu memaksa para Tionghoa
melebihi jumlah serdadu VOC. Peristiwa itu memaksa para Tionghoa yang selamat yang selamat
dari serangan VOC untuk keluar dari Batavia. Lasem lah tujuan mereka ..
dari serangan VOC untuk keluar dari Batavia. Lasem lah tujuan mereka ..
Lasem dalam Lini Masa
Lasem dalam Lini Masa
oleh : Noerazhka
oleh : Noerazhka
3
6 6 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
disemayamkan di Desa Krueng, lereng Gunung
disemayamkan di Desa Krueng, lereng Gunung Kendil. Memang benar, Santikusuma,Kendil. Memang benar, Santikusuma,
nama kecil Sunan Kalijaga, pernah mendalami ajaran Islam di Tuban dan
nama kecil Sunan Kalijaga, pernah mendalami ajaran Islam di Tuban dan
mendapatkan gelar Raden Said. Namun, setelah 19 tahun merantau ke Tuban,
mendapatkan gelar Raden Said. Namun, setelah 19 tahun merantau ke Tuban,
Raden Said kembali pulang ke Lasem. Di kampung halaman inilah, ia bertemu Madun
Raden Said kembali pulang ke Lasem. Di kampung halaman inilah, ia bertemu Madun
Ibrahim atau Sunan Bonang, kepadanya lah Raden Said belajar ilmu ma’rifat.
Ibrahim atau Sunan Bonang, kepadanya lah Raden Said belajar ilmu ma’rifat.
Sementara, lokasi petilasan Sunan Kalijaga masih terus diteliti oleh para penggiat
Sementara, lokasi petilasan Sunan Kalijaga masih terus diteliti oleh para penggiat
heritage movement di Lasem ..
heritage movement di Lasem ..
Sementara, makam dan petilasan Sunan Bonang sendiri berada di Desa Bonang,
Sementara, makam dan petilasan Sunan Bonang sendiri berada di Desa Bonang,
yang berjarak 5 km dari pusat keramaian Lasem ..
yang berjarak 5 km dari pusat keramaian Lasem ..
Satu lagi, jangan lupakan Batik Tulis Lasem yang sangat legendaris.Motif dan
Satu lagi, jangan lupakan Batik Tulis Lasem yang sangat legendaris.Motif dan
warna-warni khasnya, merupakan harmonisasi ideal antara budaya Jawa yang klasik dan
warni khasnya, merupakan harmonisasi ideal antara budaya Jawa yang klasik dan
budaya pendatang yang meriah.Sekarjagad, Gunung Ringgit dan Batik Tiga Negeri
budaya pendatang yang meriah.Sekarjagad, Gunung Ringgit dan Batik Tiga Negeri
adalah sebutan bagi lembaran-lembaran Batik Tulis Lasem. Indah, maka jangan
adalah sebutan bagi lembaran-lembaran Batik Tulis Lasem. Indah, maka jangan
heran jika harganya pun “indah” ..
heran jika harganya pun “indah” ..
Etnis Tionghoa pendatang tersebut membangun pemukiman baru di Desa
Etnis Tionghoa pendatang tersebut membangun pemukiman baru di Desa
Karangturi ..
Karangturi ..
Kondisi serupa terulang pada tahun 1830-an, di Ngawi, terjadi pertikaian intern
Kondisi serupa terulang pada tahun 1830-an, di Ngawi, terjadi pertikaian intern
antara etnis Tionghoa dengan penduduk
antara etnis Tionghoa dengan penduduk lokal.Kerusuhan tersebut berlatar belakanglokal.Kerusuhan tersebut berlatar belakang
masalah ketimpangan ekonomi di antara 2 golongan, bersamaan dengan gejolak
masalah ketimpangan ekonomi di antara 2 golongan, bersamaan dengan gejolak
politik yang terjadi di Cina. Etnis Tionghoa terdesak, mereka pun
politik yang terjadi di Cina. Etnis Tionghoa terdesak, mereka pun keluar dari Jawakeluar dari Jawa
Timur dan membangun hidup baru di Lasem, tepatnya di De
Timur dan membangun hidup baru di Lasem, tepatnya di Desa Babakan ..sa Babakan ..
Hmm, ternyata kedatangan etnis Tionghoa di Lasem dan hidup menetap disana
Hmm, ternyata kedatangan etnis Tionghoa di Lasem dan hidup menetap disana
terjadi bertahap, pun dilatarbelakangi peristiwa-peristiwa besar. Lagi-lagi, siapa
terjadi bertahap, pun dilatarbelakangi peristiwa-peristiwa besar. Lagi-lagi, siapa
sangka ?
sangka ?
Selain hal-hal yang telah saya sebutkan diatas, masih ada beberapa sejarah penting
Selain hal-hal yang telah saya sebutkan diatas, masih ada beberapa sejarah penting
negeri ini yang melibatkan Lasem ..
negeri ini yang melibatkan Lasem ..
Tentang Candu atau Ophium, yang kala itu pun telah menjadi barang terlarang,
Tentang Candu atau Ophium, yang kala itu pun telah menjadi barang terlarang,
meski ironisnya peredarannya di Jawa begitu membabi buta.Lasem merupakan titik
meski ironisnya peredarannya di Jawa begitu membabi buta.Lasem merupakan titik
masuk utama penyelundupan Candu, selain Semarang, sementara peredarannya
masuk utama penyelundupan Candu, selain Semarang, sementara peredarannya
terpusat di Magelang dan Parakan. Omah Lawang Amba, milik Kapten Liem,
terpusat di Magelang dan Parakan. Omah Lawang Amba, milik Kapten Liem,
merupakan bukti nyata bahwa Candu marak diselundupkan disini. Rumah yang
merupakan bukti nyata bahwa Candu marak diselundupkan disini. Rumah yang
termasuk jajaran rumah megah pada masa itu, memiliki sebuah lubang berdiameter
termasuk jajaran rumah megah pada masa itu, memiliki sebuah lubang berdiameter
3 meter *meski sekarang telah disusutkan menjadi 1 meter saja*
3 meter *meski sekarang telah disusutkan menjadi 1 meter saja* yang berujung di yang berujung di
tepi Sungai Bagan atau Sungai Lasem.Ya, lubang tersebut merupakan jalan masuk
tepi Sungai Bagan atau Sungai Lasem.Ya, lubang tersebut merupakan jalan masuk
ilegal bagi Candu untuk kemudian diedarkan ke seluruh Pulau Jawa. Sebab itulah
ilegal bagi Candu untuk kemudian diedarkan ke seluruh Pulau Jawa. Sebab itulah
Omah Lawang Amba disebut juga Rumah Candu *penamaan ini hanya semacam
Omah Lawang Amba disebut juga Rumah Candu *penamaan ini hanya semacam
simbolisasi, karena hampir semua rumah di tepian Sungai Bagan atau
simbolisasi, karena hampir semua rumah di tepian Sungai Bagan atau Sungai LasemSungai Lasem
memiliki lubang Candu* ..
memiliki lubang Candu* ..
Melompat ke bagian dari sejarah syi’ar Islam di Pulau Jawa, Lasem pun berperan
Melompat ke bagian dari sejarah syi’ar Islam di Pulau Jawa, Lasem pun berperan
besar ..
besar ..
Menurut kisah yang dipercaya oleh masyarakat dan penggiat heritage movement di
Menurut kisah yang dipercaya oleh masyarakat dan penggiat heritage movement di
Lasem, Sunan Kalijaga merupakan tokoh yang bertumbuh
Lasem, Sunan Kalijaga merupakan tokoh yang bertumbuh disana.Ayahnya bernamadisana.Ayahnya bernama
Santibadra, Adipati Lasem yang beragama Budha, yang abu jasadnya
Santibadra, Adipati Lasem yang beragama Budha, yang abu jasadnya
5
8 8 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Subhanallah ..
Subhanallah ..
Saya hanya bisa berdecak kagum pada realitas yang ada. Berkali-kali terlontar
Saya hanya bisa berdecak kagum pada realitas yang ada. Berkali-kali terlontar
celetukan tak sadar, ” Ternyata ..Ternyata .. “, sebab banyak hal tak terduga yang
celetukan tak sadar, ” Ternyata ..Ternyata .. “, sebab banyak hal tak terduga yang
saya dapati. Berdasarkan seluruh kisah rangkaian sejarah yang saya dengar dan
saya dapati. Berdasarkan seluruh kisah rangkaian sejarah yang saya dengar dan
semua hal yang saya saksikan, maka ijinkan saya menyimpulkan bahwa pusaka
semua hal yang saya saksikan, maka ijinkan saya menyimpulkan bahwa pusaka
budaya Lasem terbangun dari 3 kekuatan besar, yaitu :
budaya Lasem terbangun dari 3 kekuatan besar, yaitu :
1. Peradaban Cina
1. Peradaban Cina
2. Peradaban Jawa Pribumi
2. Peradaban Jawa Pribumi
3. Peradaban Islam
3. Peradaban Islam
Inilah linimasa peradaban agung Lasem, dipenuhi kisah tak terduga dan disesaki
Inilah linimasa peradaban agung Lasem, dipenuhi kisah tak terduga dan disesaki
situs-situs tak tersangka-sangka. Satu pertanyaan besar yang menggantung di
situs-situs tak tersangka-sangka. Satu pertanyaan besar yang menggantung di
benak saya, mengapa Lasem tak terjamah di deretan sejarah Nusantara ?
benak saya, mengapa Lasem tak terjamah di deretan sejarah Nusantara ?
Ah, Lasem
Ah, Lasem tetap tetap menggeliat menggeliat dan dan bertumbuh bertumbuh besar, besar, meski meski tetap tetap sunyi, sunyi, sederhana sederhana dandan
terabaikan dari keriuhan jalur utama Jawa bernama Pantura. Mari peduli, Kawan ..
terabaikan dari keriuhan jalur utama Jawa bernama Pantura. Mari peduli, Kawan ..
7
1
100
LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Komunikasi Masyarakat Sejarah (FOKMAS) Lasem dan Rembang Heritage Society
Komunikasi Masyarakat Sejarah (FOKMAS) Lasem dan Rembang Heritage Society
baru melakukan eskavasi pada 23 November - 2 Desember 2012
baru melakukan eskavasi pada 23 November - 2 Desember 2012..
Situs Leran ini berupa daratan di pinggir laut seperti tebing yang memiliki
Situs Leran ini berupa daratan di pinggir laut seperti tebing yang memiliki
tinggisekitar 2 - 3 meter di atas permukaan laut.Saya mengikuti Mas Pop turun di
tinggisekitar 2 - 3 meter di atas permukaan laut.Saya mengikuti Mas Pop turun di
pantai."Di sini saya ikut meng-eskavasi sebuah tengkorak manusia purba", Mas Pop
pantai."Di sini saya ikut meng-eskavasi sebuah tengkorak manusia purba", Mas Pop
menjelaskan sambil menunjuk lapisan tanah yang dipenuhi dengan a
menjelaskan sambil menunjuk lapisan tanah yang dipenuhi dengan akar tumbuhankar tumbuhan
yang menjuntai. Bukan hanya tengkorak yang sudah dieskavasi itu saja harta karun
yang menjuntai. Bukan hanya tengkorak yang sudah dieskavasi itu saja harta karun
di situs Leran ini. Secara kasat mata pun tampak.Mengamati lapisan tanah di
di situs Leran ini. Secara kasat mata pun tampak.Mengamati lapisan tanah di
Leranini, beberapa kali saya menemukan penampakan tulang belulang manusia
Leranini, beberapa kali saya menemukan penampakan tulang belulang manusia
masih terkubur di tanah, berwarna putih mbladus. Saya mengamati
masih terkubur di tanah, berwarna putih mbladus. Saya mengamati
bibirpantai.Terlihat benda berwarna gading berbentuk gilig dengan panjang sekitar
bibirpantai.Terlihat benda berwarna gading berbentuk gilig dengan panjang sekitar
15 cm dihempas ombak laut.Saya mengambilnya.Benar dugaan saya, benda itu
15 cm dihempas ombak laut.Saya mengambilnya.Benar dugaan saya, benda itu
adalah tulang.Terletak di pinggir laut, situs Leran ini memang rawan abrasi .Pasti
adalah tulang.Terletak di pinggir laut, situs Leran ini memang rawan abrasi .Pasti
sudah banyak peninggalan purba yang terbawa air laut.Pak Wardiyo mengisahkan
sudah banyak peninggalan purba yang terbawa air laut.Pak Wardiyo mengisahkan
dulunya bibir pantai ini masih jauh ke arah laut. Ah, saying sekali, situs yang baru
dulunya bibir pantai ini masih jauh ke arah laut. Ah, saying sekali, situs yang baru
ditemukan ini terancam sirna dikikis air laut.
ditemukan ini terancam sirna dikikis air laut.
Tidak lama saya berada di situs Leran. Belum ada satu
Tidak lama saya berada di situs Leran. Belum ada satu jam di sana, sudah terkumpuljam di sana, sudah terkumpul
beberapa tulang yang saya perkirakan adalah tulang panggul, tulang kering, dan
beberapa tulang yang saya perkirakan adalah tulang panggul, tulang kering, dan
tulang paha. Selain beberapa tulang itu, saya juga menemukan bermacam potongan
tulang paha. Selain beberapa tulang itu, saya juga menemukan bermacam potongan
peralatan gerabah tembikar seperti keramik dan kuali.Sepertinya memang
peralatan gerabah tembikar seperti keramik dan kuali.Sepertinya memang
peradaban besar pernah ada di sini pada masa lalu.
peradaban besar pernah ada di sini pada masa lalu.
L a w a t a n k e S i t u s L e r a n d a n B i n a n g u n
L a w a t a n k e S i t u s L e r a n d a n B i n a n g u n
Saya pernah terpukau dengan koleksi fosil situs purbakala Pati Ayam.Saya pun masih
Saya pernah terpukau dengan koleksi fosil situs purbakala Pati Ayam.Saya pun masih
memimpikan suatu saat bisa berkunjung ke situs purbakala Sangiran.Tapi
memimpikan suatu saat bisa berkunjung ke situs purbakala Sangiran.Tapi saya taksaya tak
menyangka sebelumnya bisa melawat sejenak kedua buah situs purbakala lain yang
menyangka sebelumnya bisa melawat sejenak kedua buah situs purbakala lain yang
masih bisa dibilang baru. Leran dan Binangun namanya.
masih bisa dibilang baru. Leran dan Binangun namanya.
Berkat #LasemTrip bersama beberapa teman pejalan, ditemani oleh Mas Pop dari
Berkat #LasemTrip bersama beberapa teman pejalan, ditemani oleh Mas Pop dari
Rembang Heritage Society, saya bisa melawat kedua situs purbakala itu.Saya belum
Rembang Heritage Society, saya bisa melawat kedua situs purbakala itu.Saya belum
pernah mendengar tentang dua situs itu sebelumnya.Dari cerita Mas Pop
pernah mendengar tentang dua situs itu sebelumnya.Dari cerita Mas Pop
lahsayatahu. "Mbak Mei, setelah ini kita berkunjung kesitusLerand anB inangun ya",
lahsayatahu. "Mbak Mei, setelah ini kita berkunjung kesitusLerand anB inangun ya",
Mas Pop mengajak MbakYusmei, salah seorang teman p
Mas Pop mengajak MbakYusmei, salah seorang teman pejalan yang masih tinggal di ejalan yang masih tinggal di
Lasem, setelah sore itu hamper semua anggota rombongan kami sudahberanjak
Lasem, setelah sore itu hamper semua anggota rombongan kami sudahberanjak
pulang.Saya yang sebenarnya sudah mau pulang juga, urung.Saya tidak mau
pulang.Saya yang sebenarnya sudah mau pulang juga, urung.Saya tidak mau
melewatkan berkunjung kesitus purbakala itu.
melewatkan berkunjung kesitus purbakala itu.
Terletak sekitar 10 km dari kota Lasem, DesaLeran ini
Terletak sekitar 10 km dari kota Lasem, DesaLeran ini sebenarnya sudah masuk kesebenarnya sudah masuk ke
wilayah Kecamatan Sluke. Pantura Jawa Tengah bagian timur ini bisa dibilang
wilayah Kecamatan Sluke. Pantura Jawa Tengah bagian timur ini bisa dibilang
sangat khas karena jalan raya pos yang dibangun pada masa
sangat khas karena jalan raya pos yang dibangun pada masa
pemerintahanGubernur-Jenderal Willem Daendels pada tahun 1808 ini melewati
pemerintahanGubernur-Jenderal Willem Daendels pada tahun 1808 ini melewati
wilayah Kabupaten Rembang tepat di pinggir pantai utara. Tida
wilayah Kabupaten Rembang tepat di pinggir pantai utara. Tidak jauh dari jalan rayak jauh dari jalan raya
itulah situs Leran berada.
itulah situs Leran berada.
"Belum ada tengkorak lain yang ditemukan di sini Mas", Pak
"Belum ada tengkorak lain yang ditemukan di sini Mas", Pak Wardiyo, pemilik lahanWardiyo, pemilik lahan
di situs Leran, menyambut kami. Selain berprofesi sebagai nelayan, Pak Wardiyo juga
di situs Leran, menyambut kami. Selain berprofesi sebagai nelayan, Pak Wardiyo juga
seorang petani. Sore itu Pak Wardiyo sedang bersih-bersih lahannya.Dari Pak
seorang petani. Sore itu Pak Wardiyo sedang bersih-bersih lahannya.Dari Pak
Wardiyo-lah saya tahu kalau jauh sebelum ditemukannya kerangka manusia pada
Wardiyo-lah saya tahu kalau jauh sebelum ditemukannya kerangka manusia pada
tahun 2010, Pak Wardiyo sering menemukan potongan tulang manusia di sana
tahun 2010, Pak Wardiyo sering menemukan potongan tulang manusia di sana
sejakt ahun 2007. Walaupun laporan oleh warga kepada pihak berwajib dilakukan
sejakt ahun 2007. Walaupun laporan oleh warga kepada pihak berwajib dilakukan
pada 2010, tetapi tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta yang dibantu Forum
pada 2010, tetapi tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta yang dibantu Forum
Lawatan ke Situs Leran dan
Lawatan ke Situs Leran dan
Binangun
Binangun
oleh : Ari Murdiyanto
oleh : Ari Murdiyanto
L a w a t a n k e S i t u s L e r a n d a n B i n a n g u n
L a w a t a n k e S i t u s L e r a n d a n B i n a n g u n
9
1 122 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Melihat banyaknya tulang yang berserakan di situs Leran, saya bertanya kepada Pak
Melihat banyaknya tulang yang berserakan di situs Leran, saya bertanya kepada Pak
Wardiyo, apakah di situs ini pernah diketahui sebelumnya ada areal
Wardiyo, apakah di situs ini pernah diketahui sebelumnya ada areal
perkuburan."Saya sejak kecil tinggal di sini tidak pernah tahu ada areal
perkuburan."Saya sejak kecil tinggal di sini tidak pernah tahu ada areal
perkuburan.Bahkan ketika saya Tanya ke para tetua di
perkuburan.Bahkan ketika saya Tanya ke para tetua di kampong juga tidak pernahkampong juga tidak pernah
ada areal kuburan di sini.Dari dulu ini ya pantai", Pak Wardiyo menjelaskan.Saat
ada areal kuburan di sini.Dari dulu ini ya pantai", Pak Wardiyo menjelaskan.Saat
melihat potongan keramik terkubur di lapisan tanah, saya pun teringat dengan
melihat potongan keramik terkubur di lapisan tanah, saya pun teringat dengan
kebiasaan orang China yang mengubur harta bendanya bersama jasa ketika
kebiasaan orang China yang mengubur harta bendanya bersama jasa ketika
meninggal Mungkinkah pemilik tulang belulang ini adalah nenek moyang yang
meninggal Mungkinkah pemilik tulang belulang ini adalah nenek moyang yang
berasal dari China? Pertanyaan itu menggelitik pikiran saya.
berasal dari China? Pertanyaan itu menggelitik pikiran saya.
Usai lawatan ke Leran, dalam perjalanan pulang, kami mampir di Binangun. Desa
Usai lawatan ke Leran, dalam perjalanan pulang, kami mampir di Binangun. Desa
Binangun ini masih masuk dalam wilayah Kecamatan Lasem dan terletak tidak jauh
Binangun ini masih masuk dalam wilayah Kecamatan Lasem dan terletak tidak jauh
dari Desa Bonang, tempat peristirahatan terakhir salah satu Wali Songo,
dari Desa Bonang, tempat peristirahatan terakhir salah satu Wali Songo,
SunanBonang.Kalau di situs Leran hanya bisa melihat cuilan tulang belulang, di situs
SunanBonang.Kalau di situs Leran hanya bisa melihat cuilan tulang belulang, di situs
Binangun ini terdapat kerangka manusia utuh yang
Binangun ini terdapat kerangka manusia utuh yang terbaring di tanah dan dikelilingi terbaring di tanah dan dikelilingi
oleh kotak semen dengan penutup kaca tebal.Seperti situs Leran, situs Binangun ini
oleh kotak semen dengan penutup kaca tebal.Seperti situs Leran, situs Binangun ini
juga
juga berada berada di di pinggir pinggir laut.Namun, laut.Namun, situs situs Binangun Binangun ini ini berada berada sekitar sekitar 15 15 meter meter di di atasatas
permukaan laut, lebih cocok disebut tebing sayakira.Kerangka manusia berjenis
permukaan laut, lebih cocok disebut tebing sayakira.Kerangka manusia berjenis
kelamin laki-laki ini membujur dari utara ke selatan dan
kelamin laki-laki ini membujur dari utara ke selatan dan memiliki keunikan di bagianmemiliki keunikan di bagian
gigi.Bentuk gigi
gigi.Bentuk gigi serinya serinya dipasah dipasah atau atau dipangur dipangur sehingga sehingga berbentuk berbentuk mirip mirip kuncupkuncup
bunga melati, bentuk yang acap ditemukan pada manusia jaman
bunga melati, bentuk yang acap ditemukan pada manusia jaman
Neolitikum.Menurut beberapa referensi yang saya kumpulkan, berdasarkan arah
Neolitikum.Menurut beberapa referensi yang saya kumpulkan, berdasarkan arah
membujurnya kerangka ini, disimpulkan bahwa manusia ini dikubur kandengan
membujurnya kerangka ini, disimpulkan bahwa manusia ini dikubur kandengan
berorientasi pada laut. Nenek moyang terdahulu percaya bahwa manusia yang
berorientasi pada laut. Nenek moyang terdahulu percaya bahwa manusia yang
berasal dari seberang laut akan menuju laut apabila meninggal.
berasal dari seberang laut akan menuju laut apabila meninggal.
Sejarah mencatat, sepanjang pantai utara memang pernah menjadi jalur migrasi
Sejarah mencatat, sepanjang pantai utara memang pernah menjadi jalur migrasi
manusia penutur bahasa Austronesia.Sebarannya berawal dari daerah utara, sekitar
manusia penutur bahasa Austronesia.Sebarannya berawal dari daerah utara, sekitar
Taiwan, menuju kepulauan Indonesia, bahkan sampai Australia. Namun kapan dan
Taiwan, menuju kepulauan Indonesia, bahkan sampai Australia. Namun kapan dan
darimana manusia purba ini sampai ke Pulau Jawa masih menjadi misteri karena
darimana manusia purba ini sampai ke Pulau Jawa masih menjadi misteri karena
Lasem memang kaya akan sejarah dan budaya. Bukan hanya identik dengan budaya
Lasem memang kaya akan sejarah dan budaya. Bukan hanya identik dengan budaya
batik.Lasem tidak hanya memiliki sejarah tua pecinan. Lasem juga bukan hanya
batik.Lasem tidak hanya memiliki sejarah tua pecinan. Lasem juga bukan hanya
menjadi kota penting penyebaran islam di Pulau Jawa. Tapi jauh sebelum itu, Lasem
menjadi kota penting penyebaran islam di Pulau Jawa. Tapi jauh sebelum itu, Lasem
sudah menjadi tempat dimana peradaban besar pernah ada.Situs Leran dan
sudah menjadi tempat dimana peradaban besar pernah ada.Situs Leran dan
Binangun ini buktinya.
Binangun ini buktinya.
Referensi:
Referensi:
http://mataairradio.n
http://mataairradio.net/berita-rembang/et/berita-rembang/tengkorak-austrtengkorak-austronesia-neolitikum-
onesia-neolitikum-remban
remban
1
1 144 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Harmonisasi Indah ala Lasem
Harmonisasi Indah ala Lasem
oleh : Yus Mei Safitri
oleh : Yus Mei Safitri
“Saya ini lebih Jawa dari istri saya.”Sepenggal kalimat pendek tersebut meluncur
“Saya ini lebih Jawa dari istri saya.”Sepenggal kalimat pendek tersebut meluncur
dari bibir Pak Sigit Witjaksono, seorang pria ramah dan berkharisma yang saya
dari bibir Pak Sigit Witjaksono, seorang pria ramah dan berkharisma yang saya
jumpai dalam
jumpai dalam sebuah kunjungan sebuah kunjungan singkat singkat ke ke Lasem, pertengahan Lasem, pertengahan Maret Maret lalu.Pak Sigit lalu.Pak Sigit
kemudian memamerkan kotak berisi koleksi VCD dan DVD wayang kulit
kemudian memamerkan kotak berisi koleksi VCD dan DVD wayang kulit
miliknya.Koleksinya sangat lengkap, terutama untuk ukuran orang Jawa seperti saya
miliknya.Koleksinya sangat lengkap, terutama untuk ukuran orang Jawa seperti saya
yang kurang akrab dengan pertunjukan wayang kulit.Ada Ki Anom Suroto, Ki
yang kurang akrab dengan pertunjukan wayang kulit.Ada Ki Anom Suroto, Ki
Manteb, Ki Narto Sabdo, Ki Enthus Susmono dan dalang-dalang kondang lainnya.
Manteb, Ki Narto Sabdo, Ki Enthus Susmono dan dalang-dalang kondang lainnya.
“Saya paling
“Saya paling suka dengan Bsuka dengan Bayu Aji, anaknyayu Aji, anaknya Anom Suroto. a Anom Suroto. Sabetannya mantapSabetannya mantap
sekali.Dulu setiap malam Minggu saya sering menyempatkan nonton pertunjukan
sekali.Dulu setiap malam Minggu saya sering menyempatkan nonton pertunjukan
wayang kulit.Beberapa kali saya juga sempat nonton pertunjungan wayang orang di
wayang kulit.Beberapa kali saya juga sempat nonton pertunjungan wayang orang di
Taman Sriwedari Solo.Kalau malam saya juga suka mendengarkan siaran wayang
Taman Sriwedari Solo.Kalau malam saya juga suka mendengarkan siaran wayang
kulit di radio.Tapi nyetelnya gak berani keras-keras, soalnya istri saya tidak suka
kulit di radio.Tapi nyetelnya gak berani keras-keras, soalnya istri saya tidak suka
wayang. Makanya saya tadi bilang, saya ini malah lebih Jawa dari istri saya,”
wayang. Makanya saya tadi bilang, saya ini malah lebih Jawa dari istri saya,”
urainya.
urainya.
Saya menyimak dengan seksama setiap penggal cerita Pak Sigit dalam percakapan
Saya menyimak dengan seksama setiap penggal cerita Pak Sigit dalam percakapan di di
beranda rumahnya yang klasik.Kami tak cuma ngobrol berdua, ada juga Nia,
beranda rumahnya yang klasik.Kami tak cuma ngobrol berdua, ada juga Nia, seorangseorang
mahasiswi UGM yang tengah melakukan penelitian di Lasem.Sesekali terselip
mahasiswi UGM yang tengah melakukan penelitian di Lasem.Sesekali terselip
parikan-parikan Jawa dalam cerita Pak Sigit.Dalam hati saya merasa kagum
parikan-parikan Jawa dalam cerita Pak Sigit.Dalam hati saya merasa kagum
sekaligus malu.Bagaimana tidak, kisah-kisah wayang dan parikan Jawa itu
sekaligus malu.Bagaimana tidak, kisah-kisah wayang dan parikan Jawa itu meluncur meluncur
dari seorang pria Tionghoa yang tak mempunyai darah Jawa dalam tubuhnya.Saya
dari seorang pria Tionghoa yang tak mempunyai darah Jawa dalam tubuhnya.Saya
yang asli Jawa pun kalah.Pak Sigit adalah salah seorang sesepuh Tionghoa yang
yang asli Jawa pun kalah.Pak Sigit adalah salah seorang sesepuh Tionghoa yang
disegani di Lasem.Usianya sudah senja, menginjak 84 tahun.Pendengarannya pun
disegani di Lasem.Usianya sudah senja, menginjak 84 tahun.Pendengarannya pun
sudah tak terlalu tajam.Namun, semangatnya belum meredup.Wajahnya selalu
sudah tak terlalu tajam.Namun, semangatnya belum meredup.Wajahnya selalu
berbinar saat mengisahkan lika-liku perjalanan hidupnya.
berbinar saat mengisahkan lika-liku perjalanan hidupnya.
Saat ini Pak Sigit menghabiskan hari tua di
Saat ini Pak Sigit menghabiskan hari tua di Lasem bersama istri tercintanya seorangLasem bersama istri tercintanya seorang
1 133
wanita berdarah Jawa yang masih cantik di usianya yang sudah senja, Bu Marpat.
wanita berdarah Jawa yang masih cantik di usianya yang sudah senja, Bu Marpat.
Mereka adalah salah satu perajin batik ternama di kota kecil yang masuk wilayah
Mereka adalah salah satu perajin batik ternama di kota kecil yang masuk wilayah
Rembang itu. Pernikahan beda etnis tersebut melahirkan tiga putri dan seorang
Rembang itu. Pernikahan beda etnis tersebut melahirkan tiga putri dan seorang
putra. Keempat buah hati dan 10 cucu mereka semuanya tinggal di luar
putra. Keempat buah hati dan 10 cucu mereka semuanya tinggal di luar
Lasem.Hari-hari Pak Sigit dan Bu Marpat pun dihabiskan untuk mengurus usaha batik mereka.
hari Pak Sigit dan Bu Marpat pun dihabiskan untuk mengurus usaha batik mereka.
Tak seperti Pak Sigit yang sangat terbuka, Bu Marpat cenderung tertutup dan
Tak seperti Pak Sigit yang sangat terbuka, Bu Marpat cenderung tertutup dan
kurang nyaman saat diajak bercengkerama.Beliau enggan bercerita banyak ketika
kurang nyaman saat diajak bercengkerama.Beliau enggan bercerita banyak ketika
ditanyai Nia tentang awal perkenalannya dengan Pak Sigit dan sikap kelua
ditanyai Nia tentang awal perkenalannya dengan Pak Sigit dan sikap keluarganya di rganya di
awal pernikahan mereka. Jawabannya pendek-pendek.Beliau kemudian memilih
awal pernikahan mereka. Jawabannya pendek-pendek.Beliau kemudian memilih
undur diri dan menyibukkan diri di dapu
undur diri dan menyibukkan diri di dapur. Menurut Pak Sigit, sejak dulu Bu r. Menurut Pak Sigit, sejak dulu Bu Marpat Marpat
memang pemalu. Tapi justru itulah yang membuat Pak Sigit jatuh cinta.
memang pemalu. Tapi justru itulah yang membuat Pak Sigit jatuh cinta.
Kisah cinta dua sejoli beda etnis itu mekar di Kota Pahlawan Surabaya. Semenjak
Kisah cinta dua sejoli beda etnis itu mekar di Kota Pahlawan Surabaya. Semenjak
lulus SMA, Pak Sigit memang merantau ke Surabaya untuk menuntut ilmu di
lulus SMA, Pak Sigit memang merantau ke Surabaya untuk menuntut ilmu di
Universitas Airlangga.Kos-kosan Pak Sigit hanya berjarak enam rumah dari
Universitas Airlangga.Kos-kosan Pak Sigit hanya berjarak enam rumah dari
kediaman Bu Marpat, di Jalan Diponegoro Surabaya. Seperti kata pepatah “Witing
kediaman Bu Marpat, di Jalan Diponegoro Surabaya. Seperti kata pepatah “Witing
tresno jalaran seko kulino,”. Pak Sigit akhirnya jatuh hati dengan
tresno jalaran seko kulino,”. Pak Sigit akhirnya jatuh hati dengan bidan yang berusiabidan yang berusia
13 tahun di bawahnya yang setiap hari lewat di
13 tahun di bawahnya yang setiap hari lewat di depan kos-kosannya. Namun, ketikadepan kos-kosannya. Namun, ketika
dua sejoli itu berniat mengikatkan diri dalam janji pernikahan, cobaan pun
dua sejoli itu berniat mengikatkan diri dalam janji pernikahan, cobaan pun
datang.Perbedaan jadi penghalang. Keluarga Bu Marpat yang masih keturunan
datang.Perbedaan jadi penghalang. Keluarga Bu Marpat yang masih keturunan
priyayi Jawa menentang keras hubungan beda etnis tersebut. Alhasil,
priyayi Jawa menentang keras hubungan beda etnis tersebut. Alhasil, tak ada satutak ada satu
pun keluarga Bu Marpat yang datang ke pernikahan mereka pada tahun
pun keluarga Bu Marpat yang datang ke pernikahan mereka pada tahun 1961.Saat 1961.Saat
itu Pak Sigit berusia 33 tahun, sedangkan Bu Marpat baru 20 tahu
itu Pak Sigit berusia 33 tahun, sedangkan Bu Marpat baru 20 tahun.Delapan tahunn.Delapan tahun
LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
1 166 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
1 155
berselang, Pak Sigit dan Bu Marpat pindah dan menetap ke Lasem hingga
berselang, Pak Sigit dan Bu Marpat pindah dan menetap ke Lasem hingga
sekarang.Di tempat itulah mereka menemukan ketentraman, di mana orang Jawa
sekarang.Di tempat itulah mereka menemukan ketentraman, di mana orang Jawa
dan keturunan Tionghoa bisa hidup berdampingan dengan damai.Kebahagiaan
dan keturunan Tionghoa bisa hidup berdampingan dengan damai.Kebahagiaan
mereka makin lengkap karena restu orangtua Bu Marpat akhirnya datang seiring
mereka makin lengkap karena restu orangtua Bu Marpat akhirnya datang seiring
berjalannya waktu.Cinta memang selalu menemukan jalannya. Kesungguhan Pak
berjalannya waktu.Cinta memang selalu menemukan jalannya. Kesungguhan Pak
Sigit mencintai dan menjaga istrinya berhasil meluluhkan hati orangtua
Sigit mencintai dan menjaga istrinya berhasil meluluhkan hati orangtua Bu Marpat,Bu Marpat,
terutama sang ayah yang awalnya mati-matian menentang perkawinan tersebut.
terutama sang ayah yang awalnya mati-matian menentang perkawinan tersebut.
Bahkan kini keluarga besar Bu Marpat kadang datang merayakan Lebaran di Lasem.
Bahkan kini keluarga besar Bu Marpat kadang datang merayakan Lebaran di Lasem.
“Saya sampai sekarang menganut Konghuchu, sedangkan istri saya masih
“Saya sampai sekarang menganut Konghuchu, sedangkan istri saya masih
Islam.Anak saya tiga orang Katolik, sedangkan yang satu menikah dengan orang
Islam.Anak saya tiga orang Katolik, sedangkan yang satu menikah dengan orang
Jawa dan
Jawa dan memeluk Islam.Cucu memeluk Islam.Cucu saya ada saya ada yang mau yang mau masuk Pondok masuk Pondok Gontor. Ada Gontor. Ada jugajuga
cucu yang lain mau menikah dengan orang Sunda.
cucu yang lain mau menikah dengan orang Sunda. Semuanya tinggal di luar Lasem,Semuanya tinggal di luar Lasem,
ada di Jakarta dan Surabaya.Jadi tinggal kami berdua di sini. Kami betah di Lasem,
ada di Jakarta dan Surabaya.Jadi tinggal kami berdua di sini. Kami betah di Lasem,
di sini belum pernah terjadi insiden sara. Sejak dulu saya juga banyak berteman
di sini belum pernah terjadi insiden sara. Sejak dulu saya juga banyak berteman
dengan orang Jawa.Orang Tionghoa dan Jawa hidup berdampingan damai, tidak
dengan orang Jawa.Orang Tionghoa dan Jawa hidup berdampingan damai, tidak
ada yang saling mengganggu,” ujar Pak Sigit membeberkan keragaman dalam
ada yang saling mengganggu,” ujar Pak Sigit membeberkan keragaman dalam
keluarganya dan kecintaannya terhadap Lasem.
keluarganya dan kecintaannya terhadap Lasem.
Sejarah mencatat hubungan Lasem dan harmonisasi Tionghoa-Jawa memang cukup
Sejarah mencatat hubungan Lasem dan harmonisasi Tionghoa-Jawa memang cukup
mesra. Pernikahan beda etnis seperti Pak Sigit-Bu Marpat juga sudah lazim dijumpai
mesra. Pernikahan beda etnis seperti Pak Sigit-Bu Marpat juga sudah lazim dijumpai
di Lasem sejak zaman dulu. Kota kecamatan di pesisir pantai utara Pulau Jawa ini
di Lasem sejak zaman dulu. Kota kecamatan di pesisir pantai utara Pulau Jawa ini
diyakini menjadi salah satu pintu masuk migrasi awal orang Tionghoa ke Jawa.
diyakini menjadi salah satu pintu masuk migrasi awal orang Tionghoa ke Jawa.
Jejak-jejak
Jejak-jejak peninggalan peninggalan Tionghoa Tionghoa bertebaran bertebaran di di sudut sudut kota kota kecil kecil ini. ini. Akulturasi Akulturasi
Tionghoa-Jawa di Lasem juga sudah berlangsung sangat lama.Salah satu bukti nyata
Tionghoa-Jawa di Lasem juga sudah berlangsung sangat lama.Salah satu bukti nyata
harmonisasi itu adalah keberadaan patung Panji Margono, seorang tokoh dan
harmonisasi itu adalah keberadaan patung Panji Margono, seorang tokoh dan
pahlawan Lasem berdarah Jawa, di Kelenteng Gie Yong Bio, Lasem.Penghormatan
pahlawan Lasem berdarah Jawa, di Kelenteng Gie Yong Bio, Lasem.Penghormatan
ini jelas sangat luar biasa.Orang Tionghoa
ini jelas sangat luar biasa.Orang Tionghoa biasanya hanya memberi posisi istimewabiasanya hanya memberi posisi istimewa
kepada dewa atau leluhur mereka.Tapi Panji Margono berhasil mendobrak garis
kepada dewa atau leluhur mereka.Tapi Panji Margono berhasil mendobrak garis
batas dan dianggap menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas Tionghoa di
batas dan dianggap menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas Tionghoa di
Lasem.
Lasem.
Siapakah Panji Margono? Saya
Siapakah Panji Margono? Saya
mendapat penjelasan gamblang soal ini
mendapat penjelasan gamblang soal ini
saat bertukar cerita dengan Pak Yono
saat bertukar cerita dengan Pak Yono
dan Pak Toro. Mereka adalah motor
dan Pak Toro. Mereka adalah motor
dari Forum Komunikasi Masyarakat
dari Forum Komunikasi Masyarakat
Sejarah (Fokmas) Lasem.Panji Margono
Sejarah (Fokmas) Lasem.Panji Margono
adalah seorang ningrat keturunan
adalah seorang ningrat keturunan
Adipati Tejakusuma V. Pada
Adipati Tejakusuma V. Pada 1727 dia1727 dia
menolak menggantikan ayahnya
menolak menggantikan ayahnya
menjadi Adipati Lasem. Beliau
menjadi Adipati Lasem. Beliau
memberikan tanggung jawab itu
memberikan tanggung jawab itu
kepada sahabatnya, seorang Tionghoa,
kepada sahabatnya, seorang Tionghoa,
Ue Ing Kiat, yang kemudian bergelar
Ue Ing Kiat, yang kemudian bergelar
Raden Widyoningrat.Keduanya juga
Raden Widyoningrat.Keduanya juga
bersahabat erat dengan Tan Ke Wei.
bersahabat erat dengan Tan Ke Wei.
Persahabatan ketiganya dianggap
Persahabatan ketiganya dianggap
sebagai salah satu akar kuat mengapa
sebagai salah satu akar kuat mengapa
masyarakat Jawa dan Tionghoa di
masyarakat Jawa dan Tionghoa di
Lasem bisa hidup berdampingan nyaris
Lasem bisa hidup berdampingan nyaris
tanpa riak-riak masalah. Tentu saja
tanpa riak-riak masalah. Tentu saja
sebelum era itu, harmonisasi
sebelum era itu, harmonisasi
Jawa-Tionghoa sudah terpupuk, namun
Tionghoa sudah terpupuk, namun
semakin kuat berkat ketiga tokoh
semakin kuat berkat ketiga tokoh
tersebut.
tersebut.
Ketiga sahabat tersebut juga bersatu
Ketiga sahabat tersebut juga bersatu
melawan VOC setelah terjadi
melawan VOC setelah terjadi
pembantaian besar-besaran warga
pembantaian besar-besaran warga
Tionghoa di Batavia pada 1740-an.
Tionghoa di Batavia pada 1740-an.
Mereka juga dibantu seorang tokoh
Mereka juga dibantu seorang tokoh
Islam,
Islam, Kyai Ali Kyai Ali Baidowi. Sebagian Baidowi. Sebagian orangorang
Tionghoa di Batavia melarikan diri,
Tionghoa di Batavia melarikan diri,
sembari memicu pemberontakan
sembari memicu pemberontakan
terhadap Belanda di sejumlah wilayah,
terhadap Belanda di sejumlah wilayah,
termasuk Lasem. Nah, keempat tokoh
termasuk Lasem. Nah, keempat tokoh
LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
1 188 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
1 177
Lasem tersebut bahu membahu ikut berjuang dalam perang
Lasem tersebut bahu membahu ikut berjuang dalam perang
tersebut. Kemudian Panji Margono, Oey Ing Kiat dan Tan Kee
tersebut. Kemudian Panji Margono, Oey Ing Kiat dan Tan Kee
Wie terbunuh dalam sebuah pertempuran. Kisah perjuangan
Wie terbunuh dalam sebuah pertempuran. Kisah perjuangan
lintas etnis inilah yang diyakini menumbuhkan pondasi yang
lintas etnis inilah yang diyakini menumbuhkan pondasi yang
kuat terhadap harmonisasi yang terjadi di Lasem.
kuat terhadap harmonisasi yang terjadi di Lasem.
Dari Lasem saya memperoleh banyak hal. Selain bertemu
Dari Lasem saya memperoleh banyak hal. Selain bertemu
teman-teman yang hebat dan menyenangkan, saya juga
teman-teman yang hebat dan menyenangkan, saya juga
mendapat bertumpuk pelajaran berharga tentang harmonisasi
mendapat bertumpuk pelajaran berharga tentang harmonisasi
dan cerita sejarah yang tak ternilai. Apalagi saya pernah
dan cerita sejarah yang tak ternilai. Apalagi saya pernah
menjadi saksi hidup kerusuhan hebat di Solo pada Mei 1998
menjadi saksi hidup kerusuhan hebat di Solo pada Mei 1998
yang sangat kental beraroma sara, Jawa-China. Sa
yang sangat kental beraroma sara, Jawa-China. Saat itu sayaat itu saya
menyaksikan dengan mata kepala sendiri ekspresi ketakutan di
menyaksikan dengan mata kepala sendiri ekspresi ketakutan di
wajah orang-orang Tionghoa. Mereka berusaha
wajah orang-orang Tionghoa. Mereka berusaha melindungi diri melindungi diri
dengan berbagai cara, salah satunya memasang label
dengan berbagai cara, salah satunya memasang label “Pribumi”“Pribumi”
di pintu-pintu rumah mereka. Cerita yang berkembang
di pintu-pintu rumah mereka. Cerita yang berkembang
tentang perlakuan mengerikan terhadap etnis Tionghoa
tentang perlakuan mengerikan terhadap etnis Tionghoa
sungguh liar, meski saya juga tidak tahu apakah semuanya
sungguh liar, meski saya juga tidak tahu apakah semuanya
benar.Yang jelas saat itu seperti ada jurang yang sangat dalam
benar.Yang jelas saat itu seperti ada jurang yang sangat dalam
antara etnis Jawa dan Tionghoa. Slogan Bhinneka Tunggal Ika
antara etnis Jawa dan Tionghoa. Slogan Bhinneka Tunggal Ika
seolah lenyap tak berbekas.Solo butuh waktu lama untuk
seolah lenyap tak berbekas.Solo butuh waktu lama untuk
bangkit, mengobati luka dan menghilangkan jarak yang sempat
bangkit, mengobati luka dan menghilangkan jarak yang sempat
terbentang.Kenangan buruk yang semoga tidak terulang
terbentang.Kenangan buruk yang semoga tidak terulang
lagi.Menurut saya, tak ada yang salah dengan perbedaan
lagi.Menurut saya, tak ada yang salah dengan perbedaan
sepanjang kita memandang dan memahaminya dengan
sepanjang kita memandang dan memahaminya dengan
bijak.Bukankah perbedaan itu membuat hidup menjadi lebih
bijak.Bukankah perbedaan itu membuat hidup menjadi lebih
berwarna? Seperti juga saya meyakini bahwa Tuhan
berwarna? Seperti juga saya meyakini bahwa Tuhan
menciptakan perbedaan supaya manusia mengerti apa itu arti
menciptakan perbedaan supaya manusia mengerti apa itu arti
toleransi.
toleransi.
LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
20 20 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Wisata Ziarah di Kauman Lasem
Wisata Ziarah di Kauman Lasem
oleh : Fahmi Anhar
oleh : Fahmi Anhar
1 199
Lasem adalah sebuah kecamatan kecil di
Lasem adalah sebuah kecamatan kecil di
pesisir utara pulau jawa yang masuk ke
pesisir utara pulau jawa yang masuk ke
wilayah Kabupaten Rembang Jawa
wilayah Kabupaten Rembang Jawa
Tengah.Daerah ini menjadi saksi sejarah
Tengah.Daerah ini menjadi saksi sejarah
peradaban manusia sejak ribuan tahun
peradaban manusia sejak ribuan tahun
lalu.Menyusuri gang-gang kampung di
lalu.Menyusuri gang-gang kampung di
sekitar Lasem seolah berjalan menembus
sekitar Lasem seolah berjalan menembus
lorong waktu.Masih terlihat sisa-sisa bekas
lorong waktu.Masih terlihat sisa-sisa bekas
kejayaan masa lalu.Dalam sejarahnya
kejayaan masa lalu.Dalam sejarahnya
(yang hampir terlupakan) daerah Lasem ini terkait erat dengan
(yang hampir terlupakan) daerah Lasem ini terkait erat dengan imperium besar kalaimperium besar kala
itu, kerajaan Majapahit, Pajang, Mataram dan
itu, kerajaan Majapahit, Pajang, Mataram dan Demak.Mulai dari masa pra sejarah,Demak.Mulai dari masa pra sejarah,
Hindu-Budha, masa penyebaran agama Islam hingga jaman penjajahan Belanda dan
Hindu-Budha, masa penyebaran agama Islam hingga jaman penjajahan Belanda dan
Jepang.
Jepang.
Tidak lengkap rasanya ketika berkunjung ke Lasem, kita tidak berziarah
Tidak lengkap rasanya ketika berkunjung ke Lasem, kita tidak berziarah ke makamke makam
Waliullah yang ada di sekitar masjid kauman, sekaligus belajar sejarah.Kawasan
Waliullah yang ada di sekitar masjid kauman, sekaligus belajar sejarah.Kawasan
Kauman inilah yang menjadi center point dari kecamatan kecil di pantura ini. Lokasi
Kauman inilah yang menjadi center point dari kecamatan kecil di pantura ini. Lokasi
Masjid Jami’ Lasem yang berada tepat di samping jalan trans jawa arah
Masjid Jami’ Lasem yang berada tepat di samping jalan trans jawa arah
Semarang-Surabaya yang dibangun oleh Gubernur
Surabaya yang dibangun oleh Gubernur Jendral Herman William Daendels. Terdapat Jendral Herman William Daendels. Terdapat
banyak perubahan setelah Masjid direnovasi.Empat pilar utama berdiri kokoh
banyak perubahan setelah Masjid direnovasi.Empat pilar utama berdiri kokoh
menyangga atap masjid.Kaligrafi ayat-ayat Qur’an terukir indah di pintu, jendela
menyangga atap masjid.Kaligrafi ayat-ayat Qur’an terukir indah di pintu, jendela
dan kusen masjid. Sebuah mimbar bergaya timur
dan kusen masjid. Sebuah mimbar bergaya timur tengah yang biasa digunakan untuktengah yang biasa digunakan untuk
khotbah Jumat juga penuh dengan ukiran yang memberi kesan njawani. Lantai
khotbah Jumat juga penuh dengan ukiran yang memberi kesan njawani. Lantai
marmer yang dingin menjadi alas para jama’ah ketika bersujud kepadaNYA.
marmer yang dingin menjadi alas para jama’ah ketika bersujud kepadaNYA.
Makam-makam kuno para penyebar agama Islam ada di sekitar Masjid Jami’ Lasem.
Makam-makam kuno para penyebar agama Islam ada di sekitar Masjid Jami’ Lasem.
Situs inilah yang menjadi saksi bisu penyebaran Islam di Lasem dari masa ke
Situs inilah yang menjadi saksi bisu penyebaran Islam di Lasem dari masa ke masa.masa.
Berikut beberapa diantaranya:
Berikut beberapa diantaranya:
1.
1. MaMakakam Am Adidipatpati Tei Tejo Kjo Kususumumo 1o 1
Terletak di belakang masjidjami’, dekat dengan kompleks pertokoan dan area parkir
Terletak di belakang masjidjami’, dekat dengan kompleks pertokoan dan area parkir
bus pariwisata. Beliaulah yang pertama kali membangun masijid Jami’ Lasem di
bus pariwisata. Beliaulah yang pertama kali membangun masijid Jami’ Lasem di
sebelah barat alun-alun pada tahun 1588 M. Sang ibu memberikan nama
sebelah barat alun-alun pada tahun 1588 M. Sang ibu memberikan nama
paraban/panggilan: “Bagus Serimpet” dan hingga kini beliau juga dikenal dengan
paraban/panggilan: “Bagus Serimpet” dan hingga kini beliau juga dikenal dengan
nama Pangeran Srimpet. Karena sering bertapa/menyepi di Punthuk (bukit)
nama Pangeran Srimpet. Karena sering bertapa/menyepi di Punthuk (bukit)
Punggur, Adipati Tedjo Kusumo 1 juga mendapat julukan sebagai
Punggur, Adipati Tedjo Kusumo 1 juga mendapat julukan sebagai Ki Ageng Punggur.Ki Ageng Punggur.
Putra dari Santi Wiro ini menikah dengan putri Sultan Pajang dan kemudian
Putra dari Santi Wiro ini menikah dengan putri Sultan Pajang dan kemudian
diangkat menjadi Adipati Lasem pertama pada tahun 1585 M, dibawah
diangkat menjadi Adipati Lasem pertama pada tahun 1585 M, dibawah kekuasaankekuasaan
Kerajaan Pajang yang berkedudukan di Kartasura. Wafat pada usia 77 tahun pada
Kerajaan Pajang yang berkedudukan di Kartasura. Wafat pada usia 77 tahun pada
tahun 1632 M.
tahun 1632 M.
2.
2. MaMakakam m MbMbah ah SaSambmbuu
Akulturasi arsitektural sangat terlihat pada makam Mbah Sambu yang terletak di
Akulturasi arsitektural sangat terlihat pada makam Mbah Sambu yang terletak di
sebelah utara Masjid.Bangunan makam berupa cungkup berbentuk joglo darikayu
sebelah utara Masjid.Bangunan makam berupa cungkup berbentuk joglo darikayu
jati.
jati. Di Di dalamnya dalamnya terdapat terdapat cungkup cungkup (lagi) (lagi) yang yang bentuk bentuk kubahnya kubahnya unik unik layaknyalayaknya
gazebo
gazebo pada pada taman taman peristirahatan peristirahatan ala ala kekaisaran kekaisaran China. China. Mbah Mbah Sambu Sambu memiliki memiliki
nama asli Sayid Abdurrahman Basyaiban atau yang juga
nama asli Sayid Abdurrahman Basyaiban atau yang juga dikenal dengan nama Syekhdikenal dengan nama Syekh
Maulana Sam Bua Samarkandi. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1625 M,
Maulana Sam Bua Samarkandi. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1625 M,
Adipati Tejo Kusumo 1 mengundang beliau dari
Adipati Tejo Kusumo 1 mengundang beliau dari Tuban untuk menyebarkan agamaTuban untuk menyebarkan agama
Islam di Pantura Jawa khususnya
Islam di Pantura Jawa khususnya
daerah Lasem. Akhirnya Syekh Sam
daerah Lasem. Akhirnya Syekh Sam
Bua diambil menantu, dikawinkan
Bua diambil menantu, dikawinkan
dengan putrinya dari garwa/istri selir.
dengan putrinya dari garwa/istri selir.
Beliau wafat tahun 1653 M dalam
Beliau wafat tahun 1653 M dalam usiausia
61 tahun.
61 tahun.
LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
22 22 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
21 21
3.
3. MakMakam am MbaMbah Kh Kyai yai Ma’Ma’shoshoem em AhmAhmadad
Beliau adalah salah satu dari dua ulama
Beliau adalah salah satu dari dua ulama besar di Lasem selain Kyai Baidhowi Abdulbesar di Lasem selain Kyai Baidhowi Abdul
Aziz. Memiliki nama asli
Aziz. Memiliki nama asli Muhammadun, lahir pada Muhammadun, lahir pada tahun 1870. Sejak tahun 1870. Sejak kecil Mbahkecil Mbah
Ma’shoem telah dikirim berguru ke pesantren² di penjuru pulau jawa untuk
Ma’shoem telah dikirim berguru ke pesantren² di penjuru pulau jawa untuk
mendalami ilmu agama, termasuk belajar ke ulama yang masyhur Mbah Kholil
mendalami ilmu agama, termasuk belajar ke ulama yang masyhur Mbah Kholil
Bangkalan Madura. Beliau mengasuh pesantren di Lasem dan mengajarkan kitab²
Bangkalan Madura. Beliau mengasuh pesantren di Lasem dan mengajarkan kitab²
salaf seperti Fathul Wahhab, Jurumiyah, Alfiyah, Ihya Ulumuddin, Al-Hikam ibn
salaf seperti Fathul Wahhab, Jurumiyah, Alfiyah, Ihya Ulumuddin, Al-Hikam ibn
Athaillah,
Athaillah, dll. dll. Semasa Semasa hidupnya, hidupnya, Mbah Mbah Ma’shum Ma’shum terkenal terkenal dikaruniai dikaruniai karomah². karomah². BeliauBeliau
wafat pada 28 April 1972 (14 Robiul Awal 1392 H) jam 2 siang, setelah shalat
wafat pada 28 April 1972 (14 Robiul Awal 1392 H) jam 2 siang, setelah shalat
Jum’at. Upacara pemak
Jum’at. Upacara pemakamannya dihadiri amannya dihadiri oleh ribuan oleh ribuan orang, baik orang, baik dari tokoh dari tokoh ulama,ulama,
petinggi partai politik dan pejabat pemerintahan maupun masyarakat awam.
petinggi partai politik dan pejabat pemerintahan maupun masyarakat awam.
LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
24 24 LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman
|
|
Batik lasem
Batik lasem
oleh : Dian Rustyawati
oleh : Dian Rustyawati
23 23
Batik Lasem memiliki sejarah panjang sampai berkembang seperti sekarang. Batik
Batik Lasem memiliki sejarah panjang sampai berkembang seperti sekarang. Batik
Lasem sudah ada sejak lama dan terkenal karena keunikannya. Kedatangan
Lasem sudah ada sejak lama dan terkenal karena keunikannya. Kedatangan
Laksamana Ceng Ho ke tanah Lasem pada abad ke-14, penjajahan Belanda, dan
Laksamana Ceng Ho ke tanah Lasem pada abad ke-14, penjajahan Belanda, dan
keberadaan kerajaan di Solo dan Yogya memberikan pengaruh besar pada
keberadaan kerajaan di Solo dan Yogya memberikan pengaruh besar pada
perkembangan Batik Lasem. Kebudayaan Tionghoa memiliki pengaruh paling besar
perkembangan Batik Lasem. Kebudayaan Tionghoa memiliki pengaruh paling besar
terhadap perkembangan Batik Lasem. Pengaruh ini dapat dilihat pada ciri khas
terhadap perkembangan Batik Lasem. Pengaruh ini dapat dilihat pada ciri khas
warna merah menyala pada Batik Lasem yang merupakan ciri khas Tionghoa.
warna merah menyala pada Batik Lasem yang merupakan ciri khas Tionghoa.
Disamping itu dapat dilihat pada motif Batik Lasem yang berupa Burung Hong dan
Disamping itu dapat dilihat pada motif Batik Lasem yang berupa Burung Hong dan
juga motif bilah pohon
juga motif bilah pohon bambu. Pengaruh Belanda dapat bambu. Pengaruh Belanda dapat dilihat dari adanya motif dilihat dari adanya motif
buketan serta penggunaan warna-warna cerah pada Batik Lasem. Pengaruh corak
buketan serta penggunaan warna-warna cerah pada Batik Lasem. Pengaruh corak
batik Solo dan batik Yogyakarta pada Batik Lasem dapat dilihat
batik Solo dan batik Yogyakarta pada Batik Lasem dapat dilihat dari motif parangdari motif parang
dan beberapa motif klasik lainnya serta penggunaan warna-warna sogan.
dan beberapa motif klasik lainnya serta penggunaan warna-warna sogan.
Proses pembuatan Batik Lasem rata-rata memerlukan waktu lama karena
Proses pembuatan Batik Lasem rata-rata memerlukan waktu lama karena
pengerjaannya dilakukan secara manual mulai dari proses pencantingan, pencelupan
pengerjaannya dilakukan secara manual mulai dari proses pencantingan, pencelupan
warna (beberapa tahap) sampai dengan menjadi batik jadi. Meskipun dalam
warna (beberapa tahap) sampai dengan menjadi batik jadi. Meskipun dalam
perkembangan Batik Lasem banyak mendapat pengaruh dari luar, tetapi dalam
perkembangan Batik Lasem banyak mendapat pengaruh dari luar, tetapi dalam
proses pengerjaannya para pengrajin Batik lasem tetap bertahan dengan cara klasik,
proses pengerjaannya para pengrajin Batik lasem tetap bertahan dengan cara klasik,
mengerjakan semua dengan manual seperti pembuatan batik masa silam agar Batik
mengerjakan semua dengan manual seperti pembuatan batik masa silam agar Batik
Lasem tetap terjaga keunikan dan kekhasannya.
Lasem tetap terjaga keunikan dan kekhasannya.
Penasaran dengan tampilan Batik Lasem ketika masih dalam proses produksi?
Penasaran dengan tampilan Batik Lasem ketika masih dalam proses produksi?
Berikut ini adalah tampilan dari Batik Lasem yang baru saja selesai proses
Berikut ini adalah tampilan dari Batik Lasem yang baru saja selesai proses
penguncian warnanya dan ada beberapa bagian yang ditutup dengan lelehan lilin.
penguncian warnanya dan ada beberapa bagian yang ditutup dengan lelehan lilin.
Semua detail gambar dan isen-isen batik ini digambar langsung dengan
Semua detail gambar dan isen-isen batik ini digambar langsung dengan
menggunakan canting oleh pra pengrajin. Tebal tipis garis pada motif batik berikut
menggunakan canting oleh pra pengrajin. Tebal tipis garis pada motif batik berikut
ditentukan oleh besar kecil ukuran canting yang digunakan.
ditentukan oleh besar kecil ukuran canting yang digunakan.
Pada perkembangannya, motif Batik Lasem memiliki jenis yang beragam. Secara
Pada perkembangannya, motif Batik Lasem memiliki jenis yang beragam. Secara
garis
garis besar, besar, Batik Batik Lasem Lasem dapat dapat dibedakan dibedakan menjadi menjadi batik batik klasik klasik dan dan batikbatik
kontemporer/modern.
kontemporer/modern.
Batik Klasik
Batik Klasik
Batik klasik ini memiliki ciri khas pada warna sogan tetapi tidak meninggalkan
Batik klasik ini memiliki ciri khas pada warna sogan tetapi tidak meninggalkan
warna khas Batik Lasem, yaitu warna merah menyala. Selain itu,
warna khas Batik Lasem, yaitu warna merah menyala. Selain itu, batik klasik ini jugabatik klasik ini juga
bisa dilihat dari motif batiknya. Batik Lasem memiliki beberapa
bisa dilihat dari motif batiknya. Batik Lasem memiliki beberapa motif batik klasik :motif batik klasik :
Gunung Ringgit, Sekar Jagat, Burung Hong, Parang Rusak, Kendoro Kendiri, dan
Gunung Ringgit, Sekar Jagat, Burung Hong, Parang Rusak, Kendoro Kendiri, dan
lain-lain
lain-lain
Selain motif-motif diatas, ternyata Batik 3 Negeri dan 4 Negeri yang kaya akan
Selain motif-motif diatas, ternyata Batik 3 Negeri dan 4 Negeri yang kaya akan
warna juga termasuk kedalam batik klasik karena batik jenis ini sudah
warna juga termasuk kedalam batik klasik karena batik jenis ini sudah ada sejak lamaada sejak lama
dan memiliki keunikan pada proses pembuatannya, khususnya pada pencelupan
dan memiliki keunikan pada proses pembuatannya, khususnya pada pencelupan
warna yang dilakukan pada beberapa tempat sekaligus. Pada perkembangannya,
warna yang dilakukan pada beberapa tempat sekaligus. Pada perkembangannya,
batik klasik ini juga bisa dipadupadankan antar motifnya sehingga menghasilnya
batik klasik ini juga bisa dipadupadankan antar motifnya sehingga menghasilnya
motif baru, seperti batik klasik motif Gunung Ringgit 3 Negeri.
motif baru, seperti batik klasik motif Gunung Ringgit 3 Negeri.
LASEM
LASEM Kota Sejarah yang Terpinggirkan ZamanKota Sejarah yang Terpinggirkan Zaman