BAB 3
PERUSAHAAN DAN PROSES PRODUKSI
3.1. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Pusaka Prima Mandiri bergerak dalam bidang industri pembuatan kertas rokok (cigarette paper) yang diproduksi dalam bentuk bobbin dan ream Produk bobbin merupakan kertas rokok dalam bentuk gulungan sedangkan produk ream dalam bentuk lembaran kertas rokok dipasarkan kepada pabrik rokok yang ada di Sumatera Utara sebanyak 25% dan pulau Jawa sebanyak 75% Spesifikasi dari produk bobbin dan ream PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kertas Rokok yang Diproduksi
Sumber: PT Pusaka Prima Mandiri
3.2. Lokasi Perusahaan
Lokoasi PT. Pusaka Prima Mandiri berada di Jalan Brigdjen Zein Hamid Km 6,9 Titi Kuning Medan, Sumatera Utara Luas area PT. Pusaka Prima Mandiri adalah 49.997 m2 yang merupakan luas lantai yang digunakan untuk kegiatan produksi dan perkantoran adalah 12.291,2 m2
Selain itu, lokasi perusahaan juga telah memperoleh layanan jaringan telekomunikasi yang memudahkan perusahaan dalam melakukan hubungan . Kawasan PT. Pusaka Prima Mandiri cukup strategis karena prasarana transportasi yang tersedia telah memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Kawasan berdirinya PT. Pusaka Prima Mandiri mrmiliki infrastrktur jalan yang baik sehingga dapat dilalui kendaeaan roda empat dan roda dua. Angkutan umum untuk karyawan pabrik juga mudah diperoleh, seperti angkutan kota, bus, dan lain sebagainya.
No Kertas Rokok Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) Jumlah Warna 1 Bobbin (gulungan) 5500-6000 24-29 0,005 1 gulungan Putih
komunikasi dengan pelanggannya dan para vendor. Lokasi perusahaan juga berada dekat dengan sungai deli dan air sungai tersebut diolah atau diproses sendiri oleh perusahaan untuk digunakan pada proses produksi sebagai pengadaan air bersih.
3.3. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran kertas rokok yang diproduksi oleh PT. Pusaka Prima Mandiri adalah pulau Jawa dan Sumatera. Kuantitas pemasaran untuk pulau Jawa lebih besar dibandingkan untuk pulau Sumatera dengan presentasi sebanyak 25% untuk Sumatera Utara dan sebanyak 75% untuk pulau Jawa karena pabrik rokok yang ada di Indonesia lebih terkonsentrasi di pulau Jawa. Beberapa pabrik rokok yang merupakan konsumen tetap PT. Pusaka Prima Mandiri antara lain:
1. Filtrona Group di Surabaya. 2. PT. Bentoel Group di Malang. 3. PT. Nojorono di Kudus. 4. PT. Pagi Tobacco di Medan.
5. MV. Sumatera Tobacco Trading Company Siantar. 6. PT. Sampoerna di Surabaya.
Kertas rokok yang telah dipesan oleh perusahaan ke pabrik-pabrik rokok dikirim dengan menggunakan alat transportasi berupa truk ke pulau Sumatera dan melalui kapal untuk menuju pulau Jawa. Distributor produk PT. Pusaka Prima Mandiri adalah PT. Duta Mendut yang berlokasi di Bekasi dan PT. Mega Citra Sarana yang berlokasi di Surabaya PT. Pusaka Prima Mandiri juga melakukan pengiriman produk dengan pesawat cargo untuk situasi tertentu yang dinilai penting, seperti antisipasi keterlambatan pengiriman ke konsumen pengiriman langkah terakhir adalah berupa aktivitas pengiriman (shipping) dan pendistribusian produksi langsung ke konsumen yang memerlukan atau menyimpan produk tersebut di dalam gudang sebagai persediaan (inventory). Maksud dari pada pengendalian persediaan di sini adalah untuk memberi jaminan agar produk selalu tersedia setiap saat untuk memenuhi permintaan konsumennya. Departemen pemasaran dan penjualan dari
sebuah perusahaan. Hal ini akan direalisasikan melalui Castomer (pelanggan) akan memesan untuk dibuatkan suatu rancangan produk sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya. Pesanan harus sesuai dan tepat waktunya sampai ke pelanggan atau konsumen mendapat kepuasan dari PT. Pusaka Priman Mandiri.
3.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan PT. Pusaka Prima Mandirimerupakan struktur organisasifunsional dimana tugas dan tanggung jawab berjalan secaravertical menurut garis lurus antara atasan dan bawahan juga dengan saling mengatasi dan memberikan saran antara staf yang satu dengan staf yang lainyastruktur organisasi betguna untuk kejelasan informasi bagi karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Struktur oganisasi di PT. Pusaka Prima Mandiri adalah seperti pada Gambar 3.1.
3.5. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada PT. Pusaka Primaman dirisebagai berikut:
1. Presiden Director
a. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar baik pihak pemerintah maupun pihak swasta. Mengambil keputusan dan tindakan tepat demi kepentingan dan kelangsungan jalannya perusahaan. Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari.
2. Finance Manager
a. Merencanakan dan mengawasi keuangan perusahaan.
b. Memeriksa dan menganalisa data, laporan aliran dana dan biaya perusahan.
c. Menyetujui kontrak dengan pihak costumer luar. 3. Mill Operation Manager
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelasanaan kegiatan produksi. b. Mengawasi dan mengevaluasi kegitan produksi untuk mendeteksi
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. 4. QA-PD Manager
a. Memeriksa kegiatan interen perusahaan baik di kantor maupun dipabrik agar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
b. Bertanggung jawab atas pengendalian kualitas.
c. Bekerja sama dengan pihak produksi untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu dari produk.
5. Engineering Supervisor
a. Melakukan pengawasan terhadap mesin-mesin produksi yang ada di lantai pabrik.
b. Mengkordinir dan mengarahkan setiap bawahannya.
c. Melakukan pengawasan terhadap peralatan atau fasilitas pendukungnya agar produksi dapat berjalan dengan baik.
d. Merawat dan memperbaiki mesin-mesin atau peralatan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
6. Procurement Manager
a. Mengadakan hubungan dengan pihak supplier baik untuk bahan baku maupun bahan penting lainnya.
b. Membuat jadwal ordering bahan baku berdasarkan permintaan dari bagian produksi.
c. Menyetujui kontrak pembelian bahan dari pihak supplier. 7. HR & GA Manager
a. Melaksanakan pemeriksaan administrasi personalia secara keseluruhan. b. Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan. c. Mengadakan hubungan keluar dengan perusahaan lain dan pejabat yang
menangani ketenaga kerjaan. 8. Accounting and Tax Operator
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam penyaluran informasi.
b. Membuat saluran LAN (Lokal Area Netwok) yang menghubungkan setiap bagian dalam Perusahaan.
9. Sales Manager
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran produk.
10. EHS Manager
a. Mengadakan hubungan dan kerjasama pihak luar baik itu pihak pemerintah maupun pihak lainnya.
b. Menangani hal-hal yang berhubungan dengan import. 11. Warehouse Supervisor
a. Memeriksa ketersediaan atau sisa stok produk jadi.
b. Mengontrol dan mencatat setiap produk yang masuk dari bagian produksi dan keluar untuk dikirim kepada konsumen.
a. Mengamati setiap aktivitas dalam produksi dan mengawasi setiap proses produksi.
13. CP Production Manager
a. Mengatasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk kemudian disampaikan kepada mill operation manager.
14. Staf/karyawan
a. Mengerjakan segala pekerjaan yang diberikan oleh setiap atasan yang mengkoordinir pekerjaannya.
b. Memeriksa ketersediaan atau sisa stok produk jadi, mengotrol dan mencatat setiap produk yang masuk dari bagian produksi dan keluar untuk dikirim kepada konsumen atau pelanggan.
c. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan segala-tugas-tugas yang diberikan.mengamati setiap aktivitas dalam produksi dan mengawasi setiap proses produksi.
3.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 3.6.1. Tenaga Kerja
PT. Pusaka Prima Mandiri memiliki tenaga kerja sebanyak 160 orang yang terdiri atas 144 orang laki-laki dan 16 orang wanita. Tenaga kerja dapat digolongkan atas staf dan karyawan Staf adalah pekerja pada tingkat direktur, kepala bagian, dan pekerja yang tidak bekerja pada bagian produksi. Sedangkan keryawan adalah pekerja yang bekerja pada bagian produksi dan satpam.
Jumlah staf dan karyawan sebagai berkut: 1. Jumlah staf : 110 orang 2. Jumlah karyawan : 50 orang
3.6.2. Jam Kerja
Jumlah jam kerja staf PT. Pusaka Prima Mandiri pada hari senin sampai jumat adalah 8 jam. Jadwal kerja staf dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jadwal Kerja Staf
No Pukul Aktivitas
1 08.30 – 12.00 Wib Bekerja
2 12.00 – 12.30 Wib Istirahat
3 12.30 – 17.00 Wib Bekerja
Sedangkan jumlah jam kerja karyawan. PT. Pusaka Prma Mandiri pada hari senin sampai minggu 8 jam dimana jam kerja dibagi ke dalam 3 shift Jadwal kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Jadwal Kerja Karyawan dan Satpam
Shift Pukul Aktivitas
07.00 – 12.00 Wib Bekerja I 12.00 – 12.30 Wib Istirahat 12.30 – 15.00 Wib Bekerja 15.00 – 19.00 Wib Bekerja II 19.00 – 19.30 Wib Istirahat 19.30 – 23.00 Wib Bekerja 23.00 –03.00 Wib Bekerja
III 03.00 – 03.30 Wib Istirahat
03.30 – 07.00 Wib Bekerja
3.6.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada perusahaan PT. Pusaka Prima Mandiri adalahupah bulanan dimana upah yang diberikan kepada karyawan tetap sebesar upah yang ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah, seperti manager, kepada bagian, dan superviser PT. Pusaka Prima Mandiri memiliki sistem penilaian terhadap karyawan untuk menentukan kinerja dan kenaikan gaji atau upah terhadap keryawan dengan
menetapkan sistem PMDS (Perfrmance Management & Development System) yang terdiri dari 4 bagian lain:
1. Part (Accountabilitie, Responsibilines and Project)
Karyawan diharuskan untuk mengisi form tentang tugas dan tanggung jawabnya dan menilai pekerjaan yang telah dilakukannya selama pekerjaan periode 1 tahun apakah execeed expectation (tercapai penuh), meet expectation (tercapai), partially expectation (sebagian tercapai), atau not expectation (tidak tercapai) project atau rencana yang telah dilakukannya dan membuat sebuah rencana ke depan terhadap pekerjaannya agar dapat meningkatkan kinerja karyawan. Akan tetapi penilaian akan tetap berada di tangan manajer HR dan GA pada PT. Pusaka Prima Mandiri.
2. Part II (Additional Contribution)
Penilaian dilakukan terhadap keaktifan karyawan dalam hal penambahan aktivitas luar kegiantan pokok perusahaan tetapi tetap berkaitan dengan PT. Pusaka Prima Mandiri seperti pengurus koperasi dan serikat pekerja seluruh Indonesia.
3. Part III (Competencies)
Penilitian dilakukan terharap kompetensi karyawan yang dimilki. 4. Part IV (Development Objectives)
Penilaian dilakukan terhadap karyawan yang memiliki ke cemerlang yang berguna untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
3.6.4. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan spesifik komponen yang dimaksud adalah konponen pengendali. Pada PT. Pusaka Prima Mandiri aliran informasi yang penting adalah dari bagian produksi kepada bagian dimana bagian produksi memjliki laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan dan data yang diberikan kepada bagian
kantor adalah berupa laporan bulanan. Penyerahan laporan bulanan dilakukan oleh supervisor bagian produksi dan disampaikan kepada Direktor.
3.7. Proses Produksi
Proses prduksi merupakan suatu kegiatan organisasi melakukan proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output), Melalui proses transfortasi tersebut input yang diolah akan menjadi output yang memiliki nilai tambah baik secara fungsional maupun ekonomis. Proses produksi di PT. Pusaka Prima Mandiri dibagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Pengolahan bahan baku menjadi buburan yang diolah dalam stock preparation.
2. Pembuatan kertas rokok dengan paper machine.
3. Pencetakan logo, pengemasan dan pengiriman pada bagian converting.
3.7.1. Standar Mutu Bahan/Produk
PT. Pusaka Prima Mandiri standar mutu terhadap bahan/produk kertas rokok (cigarette papar) yang dinilai dari tiga unsur, antara lain:
1. Kertas berwarna putih dan bersih.
2. Daya bakar kertas, meliputi asap, abu dan rasa.
3. Daya tahan kertas, dimana kertas tidak mudah putus yang diproduksi dengan kecepatan tinggi.
Pelaksanaan quality control terhadap bahan/produk di PT. Pusaka Prima Mandiri sebagai berikut:
1. Dynamic control meliputi departemen pemeriksaan dan analisa pada departemen slitter.
2. Static control meliputi kegiatan pengujian sifat-sifat kertas pada sample yang diambil.
PT. Pusaka Prima Mandiri mempunyai pengendalian kualitas yang sangat baik. Adapun pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT. Pusaka Prima Mandiri antara lain:
1. Baris Weight
Basis Weight yang ditentukan adalah 25 gr/m2
2. Tensile Strenght
Basis weight merupakan parameter pada basis weight maka semua parameter lain juga akan berubah.
Tensile strength yang menjadi parameter sebesar 3 KgF Pengujian dilakukan pada sample kertas untuk mengetahui daya tahan maksimum kertas.
3. Porosity
Porosity diukur dengan satuan 4 H20 cm2 10WG Penetuan Porosity dilakukan pada sample kertas 20 cm2
4. Filler
dengan perbedaan tekanan 10 cm WG.
Persentasi filler yang ditentukan sebesar 6-7% Hal ini bertujuan untuk menentukan banyaknya CaCO3
5. Opacity
yang ditambahkan pada kertas untuk meninggikan opacity atau porosity atau kedua-duanya.
Persentase opacity yang ditentukan sebesar 9-10% Opacity merupakan pengujian daya tembus kertas dalam menahan sinar terang.
6. Brighness
Persentase Brighness yang ditentukan sebesar 2-3% Brighness merupakan penentuan tingkat keputihan kertas (16 lipatan) dengan sinar terang.
7. Formstion
Formstion merupakan tindakan pemeriksaan secara visual terhadap susunan serat kertas.
3.7.2. Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Pusaka Prima Mandiri diuraikan sebagai berikut:
a. Bahan baku utama b. Bahan penolong c. Bahan tambahan
A. Bahan baku Utama
Bahan baku utama adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu produk dimana komponen-kmponennya sangat jelas terlihat pada produk jadinya tersebut Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan kertas okk di PT. Pusaka Prima Mandiri adalah:
1. Pulp serat panjang ( Needle Bleached Kraft Pulp) Pulp serat panjang ini disebut juga dengan Softwood. Jenis pulp serat panjang (Needle Bleached Kraft Pulp NBKP) caribou.
2. Pulp Serat Pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp)
Pulp Serat Pendek ini disebut juga dengan Hardwood Jenis – jenis pulp serat pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp/LBKP) ini adalah LBKP yang berasal dari afrika selatan dan disebut LBKP baysell.
3. Kertas Bekas (Broke)
Kertas bekas (Broke) merupakan kertas-kertas output Paper Machine yang tidak layak jual disebabkan karena adanya kerusakan pada kertas seperti terdapat noda, wrinkle sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan Jenis-jenis kertas bekas (broke) adalah:
a. Wet Broke
Wet broke merupakan kertas yang belum memasuki proses drying atau berasal dari treaming pada saat pressing.
b. Dry Brooke
Dry Brooke merupakan broke yang telah kering atau telah memasuki drying namun putus dengan sendirinya.
4. Kalsium karbonat (CaCO3
Kalsium karbonat (CaCO )
3
a. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik.
) digunakan sebagai filler (bahan pengisi) kertas dan memutihkan kertas (whiteness) Jenis-jenis kalsium karbonat yang dipakai antara lain PC 700, TP 131, Precarb 100 dan Precarb 200 Guna filler antara lain:
b. Meningkatkan tekstur agar permukaannya lebih halus dan komposisinya lebih seragam.
c. Meningkatkan opacity (daya tahan terhadap sinar) pada kertas. d. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.
B. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan dalam prosesproduksi dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk tersebut bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi kettas rokok antara lain: 1. Catiopnic Retention Aid (CRA), digunakan untuk menghasilkan buburan
pulp yang homogeny dan menambah kekuatan kertas sewaktu basah maupun kering Jenisnya adalah Polygail.
2. Anti Foam (Deformer), digunakan untuk mencegah buih-buih agar tidak masuk kedalam kertas Jenis-jenis anti foam (deformer) yang digunakan antara lain bellawoid dan foammaster.
3. Pencegah Bakteri (biocide). Digunakan sebagai pembunuh bakteri untuk mencegah penggumpalan bakteri (slime pot) Biocde yang digunakan adalah natrium hypochlorite.
4. Potasium Hydroxide (KOH), digunakan untuk menetralisir citric acid sebelum diaplikasikan ke mesin distribusi.
5. Bahan penggumpul (coagulant), digunakan dalam pengolahan air sungai (water treatment). Jenis-jenis coagulant yang digunakan adalah Poly Aluminium Chloride (PAC).
6. Air, digunakan dalam proses produksi berfungsi sebagai media dan pelarut.
C. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam produk yang diproduksi sehingga dapat meningkatkan mutu dari produk kertas rokok antara lain:
1. Kertas pembungkus digunakan untuk membungkus kertas rokok dalam ukuran ream.
2. Core, digunakan sebagai inti dari gulungan kertas rokok selama proses penggulungan baik di Paper Machine maupun di bagian finishing.
3. Kotak karton, digunakan untuk mengepak hasil produksi.
4. Label, digunakan sebagai pengenal perusahaan yang ditempel pada kertas pembungkus produk.
5. Kayu pallet, digunakan untuk membuat pallet sehingga lebih memudahkan diangkut menggunakan forklift.
3.7.3.Uraian Proses
Proses produksi kertas rokok pada PT. Pusaka Prima Mandiri meliputi beberapa tahapan seperti ditunjukkan pada blok diagram pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Blok diagram proses produksi kertas rokok pada Pabrik PT. Pusaka Prima Mandiri
A. Tahap Persiapan (Stock Preparation)
Bahan baku yang akan diolah menjadi kertas harus dipersiapkan terlebih dahulu pada bagian yang disebut stock Preparatin Bahan baku yang digunakan yaitu pulp NBKP, LBKP, dan CaCO
1. Penghancuran Bahan Baku
3.
Bahan baku yang diproses dimasukkan ke tempat-tempat yang berbeda yaitu:
a. NBKP (pulp serat panjang) dipotong-potong dan dihancurkan di hydra pulper agar diperoleh serat yang lebih pendek.
b. LBKP (pulp serat pendek) dimasukkan ke deflaker untuk diuraikan karena pada bahan ini tidak perlu lagi dihancurkan seperti NBKP. c. Broke (kertas bekas/kertas hasil produksi yang cacat) dihancurkan
kembali di hydra pulper.
d. Kalsium karbonat dihomogenkan di dalam tangki CaCO3. 2. Pelarutan Bahan Baku
a. NBKP sebanyak dua bal dilarutkan dalam air selama 25 menit untuk mendapatkan konsistensi 50-55 gr/ltr di dalam hydra pulper Pelarut yang digunakan adalah air yang dipompakan dari sungai. Kemudian larutan berikut dipompakan ke dalam dump chest dan selama di dalam dump chest tersebut larutan tetap diaduk agar tidak mengendap.
b. LBKP sebanyak 1,5 bal juga dilarutkan selama 15 menit untuk mendapatkan konsistensi 38 – 40 gr/ltr. Pelarutannya juga dilakukan di hydra pulper yang dilakukan bergantian dengan NBKP, tetapi tidak ada penghancuran. Kemudian larutan dipompakan ke storage chest yang fungsinya sama dengan wood dump chest yaitu sebagai penampungan sementara.
c. Broke juga dilarutkan selama 20 menit di hydra pulper dengan memakai air, dan hasil larutannya dipompakan ke dalam broke dump chest.
d. Kalsium karbonat dilarutkan sesuai dengan kebutuhan dan biasanya setiap 100 kg dicampur dengan 2000 liter air. Karena air juga mengandung.
e. Kalsium karbonat maka diharapkan larutan memiliki konsisten sekitar 6 – 7%. Kemudian hasil larutan ini disaring dengan fibrating screen. 3. Penghalusan Bahan Baku
a. NBKP dari wood dump chest dipompakan ke twin hydra disc refiner untuk dihaluskan sampai konsistensi 43 – 45 gr/hr. Dalam proses penghalusan tersebut ditambahkan CRA untuk mendapatkan larutan yang homogen dan akan menambah kekuatan kertas. Setelah itu larutan kembali dipompakan ke wood refiner chest sebagai penampungan sementara.
b. LBKP tidak dihaluskan lagi karena serat pulp sudah halus, tetapi tetap diberi CRA agar larutan homogen dan menambah kekuatan kertas. c. Broke melalui Dezurick dihaluskan di super fibrator sehingga
konsistensinya bervariasi dan biasanya pada konsistensi 24 – 30 gr/ltr akan dipompakan ke dalam broke storage chest.
4. Pencampuran Bahan Baku
Bahan baku NBKP. LBKP dan broke yang sudah dihaluskan kemudian dicampur di dalam mixing chest dengan komponen yang berlainan sesuai dengan grade kertas rokok yang diinginkan oleh pihak konsumen. Selama proses pencampuran akan timbul buih karena adanya oksigen dan ditambahkan deformer untuk menhilangkan buih tersebut. Setelah dari mixing chest campuran tersebut kemudian dipindahkan dan ditampung pada machine chest serta dimasukkan larutan kalsium karbonat dan siap diolah di paper machine.
B.Tahapan Proses Pembuatan Kestas di Paper Machine
Pembuatan kertas di paper machine memerlukan beberapa tahapan dalam pemprosesan. Adapun tahapan proses pembuatan kertas di paper machine adalah
Sebagai berikut:
a. Pembersihan Bubur Kertas
Larutan pulp dari machine chest dibersihkan kotorannya melaluicenti clearer agar endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga benda-benda padatan lainnya, batu kerikil yang kontamin berat.Kemudian larutan digiling kembali dan dihaluskan melalui stock master refiner sehingga konsistensinya tinggal 24 – 28 gr/ltr. Dan kemudian buburan dimasukkan melalui high pressure screen ke fourdinier.
b. Fourdinier
Buburan dari high pressure screen dimasukkan ke dalam head box untuk dibagi rata di atas wire yang berjalan. Buburan di atas wire tersebut diayak dan dialur sedemikian rupa agar berat dasar (basis weight) kertas diproleh. Berat dasar kertas pada pembuatan kertas rokok merupakan elemen/paramer yang terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan. Kemudian buburan digiling lagi dengan dendy roll agar merata dan menjadi homogen. Setelah itu oleh dandy roll buburan akan dibentuk menjadi lembaran-lembaran. Proses fourdinier ini menghasilkan waste berupa white water.
c. Pressing
Lembaran (sheet) kemudian ditarik oleh pick-kup press untuk mengeluarkan air yang masih dikandungnya berupa white. Walupun masih basah kertas tersebut sudah cukup kuat untuk ditarik. Kandungan air sesudah proses ini diharapkan menjadi sekitar 60-65%.
Setelah di press maka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal (verge marking). Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas melewati roll yang sudah di set sesuai garis yang diinginkan.
e. Pengeringan I
Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada dryer I pengeringan ini dilakukan pada roll dryer yang berjumlah sepuluh roll. Dimana lembaran tersebut secara bergantian melewati roll dan panas sekitar 57 – 63 dari roll tersebut akan mengeringkan kertas.
f. Pemberian Zat Kimia
Kertas yang sudah dikeringkan kemudian menuju ke dalam size press, dimana pada size press ini ditambahkan zat kimia pada kertas dengan menyentuhkan kertas pada roll yang berputar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat pembaran kertas rokok (combustibility).
g. Pengeringan II
Kertas yang ditambahkan zat kimia akan kembali basah sehingga dilakukan pengeringan kembali melalui dryer IIdimana dryer tersebut berbentuk roll sebanyak lima buah. Suhu yang diberikaqn bertahap mulai dari 70o C sampaidengan 100o
h. Penggulungan kertas
C.
Kertas yang sudah kering kemudian digulung dengan on rell sehingga berbentuk gulungan besar atau disebut dengan jumbo rool. Dengan panjang gulungan tersebut adalah 28.000 meter.
C. Tahap Penyelesaian Produk (Converting)
Pada departemen converting dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Pengecekan Logo (Repping)
Jumbo roll dari on rell kemudian diberi logo perusahaan (merek) dari konsumen yang memesan.Jumbo roll ini telah melewati tahapan pemeriksaan bagian pengendalian mutu (laboratorium). Apabila pada proses repping ini masih dijumpai kertas yang tidak memenuhi standar
maka bagian repping harus membuangnya (sebagai broke) setebal 1 cm. Setelah gulungan selesai di repping maka selanjutnya gulungan dibawa ke bagian roll slitter untuk dipotong menjadi roll lebih kecil lagi.
b. Pemotongan kertas
Roll yang lebih kecil dari repping machine kemudian dipotong kembali menjadi roll dengan ukuran sesuai permintaan konsumen pada roll slitter. Dari roll slitter selajutnya dibawa ke mesin ream cutter ataupun bobbin slitter pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali. Pemotong kertas terdiri dari:
1. Ream Cutter
Input ream cutter adalah rol-rol kecil dari mesin roll slitter yang dipotong menjadi lembaran-lembaran (ream) dengan panjang 76-83 cm lebarnya 51 cm. Pemeriksaan dilakukan terhadap lembaran kertas (ream) tersebut meliputi:
a. Cutting, yaitu pemeriksaan terhadap hasil pemotongan kertas, dimana kertas akan dikategrikan broke jika hasil pemotongan kasar.
b. Penampilan fisik, yaitu pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas akan dikatagorikan broke jika kertas kotor.
c. Rectangular, yaitu pemeriksaan terhadap kertas, apakah kertas simetris atau tidak dan akan dikategorikan broke jika ketidak simetrisan telah melebihi standar yang ditetapkan.
2. Bobbin Slitter
Input bobbin slitter adalah rol-rol dari mesin slitter yang dipotong menjadi gulungan-gulungan (bobbin) dengan ukuran 24-39 mm nan panjang kertas sekitar 5500-6000 m. Pemeriksaan dilakukan terhadap gulungan-gulungan kertas (bobbin) tersebut meliputi:
a. Cutting yaitu pemeriksaan terhadap hasil pemotongan kertas, dimana kertas akan dikatagrikan broke jika hasil pemotongan kasar.
b. Penampilan fisik, yaitu pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas akan dikatagorikan broke jika kertas kotor.
c. Hasil penggulungan yaitu pemeriksaan terhadap kerapian bobbin yang dipotong dimana kertas akan dikategorikan jika hasil gulungan kurang rapi dan dikirim ke bagian reclamer.
3. Packaging
Produk akhir yang berupa ream atau babbin dibungkus dengan pembungkus, diberilabel kemudian dipindahkan ke gulung barang jadi untuk selanjutnya dikirimkan ke konsumen. Flow Process Chart (FPC) produksi kertas rokok dapat dilihat pada lampiran.
3.8. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang dipakai di PT. Pusaka Prima Mandiri dengan spesifikasi mesin dan peralatan sebagai berikut:
3.8.1. Mesin Produksi
Mesin produksi digunakan dalam proses produksi kertas rokok adalah: 1. Tangki Penampungan
Tanggki penampungan terdiri dari beberapa jenis seperti ditunjukkan pada Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4. Tangki Penampungan
No Name Kapasitas Type Fungsi
1 Wood Dump Chest
20 m Rotary 763
3
Menampung larutan NBKP dari hydra pulper sebelum diproses pada refiner
2 Wood refiner chest
15 m Rotary 763
3
Menampung larutan NBKB dari refiner sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest
3 Storage chest 280 m Rotary
763
3
Menampung larutan LBKB dari hydra pulper sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest 4 Super vibrator
chest
10 m Rotary 763
3
Menampung broke dari super vibrator sebelum dimasukkan ke dalam broke chest
5 Broke Chest 10 m Rotary
763
3
Menampang broke yang sudah dihancurkan pada rotary screen (wet broke) dan super
vibrator chest sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest
6 Mixing chest 10 m CM
7T30/2
3
Mencaampur NBKB, LBKP, dan
Broke menjadi satu sebelum dialirkan ke dalam
machine chest
7 Machine chest 20 m CM
7T30/2
3 Menampung campuran larutan pulp sebelum
2. Tangki pengolah pulp
Tangki pengolahan pulp terdiri dari beberapa jenis seperti ditunjukkan pada Tabel 3.5. berikut ini.
Tabel 3.5. Tangki Pengolah Pulp
No Name Kapsitas Type Fungsi
1 Hydra Pulper 20 m CM 7T30/2
3
Menghancurkan dan melarutkan NBKP dan LBKP menjadi larutan pulp
2 Sydta Pulper 15 m CM 7T30/2
3
Melarutkan broke sebelum dialirkan ke super vibrator 3 Super Vibrator 20 m Enggasu
ngs Tank
3
Menghancurkan dan
menghaluskan broke sebelum dialirkan ke broke chest 4 Twin Hydrolic
Refiner
20 m 3 BDH Menghancurkan dan
menhaluskan NBKB sebelum dialirkan ke refiner chest
5 Pompa 1,5 m 3 Memompakan larutan pulp
melalui pipa-pipam dari satu tangki yang lain
3. Mesin
a. Head of nachine
Fungsinya untuk mengencerkan buburan dan untuk membersihkan serta mengatur laju buburan Bagian –bagian dari mesin ini adalah:
1. Centi cleaner, meruapakan bagian dari head ofmachineyang terdiri dari pipa kerucut untuk memisahkan kototan dari pulp, berjumlah 35 buah.
2. Rotary serene, merupakan bagian dari head of machine untuk menyaring pulp atau serat yang kasar yang dikembalikan ke system. 3. Constant level tank, merupalan bagian dari head of machine untuk
menstabilkan keadaan buburan dilengkapi dengan alat otomatis 1 buah flow meter dan motor rised pulper, dimana flow biuburan 500m3/hr dan flow meter CaCO3 30m3/hr.
b. Four driner
Fungsinya untuk membentuk buburan menjadi lembaran/sheet. Perlengkapan lainnya adalah:
1. Head box yang dilengkapi dengan pressure rise (bertekanan). 2. Vacum box berjumlah 18 buah.
3. Pompa-pompa berjumalah 18 buah.
4. Wereyang memiliki panjang 30 cm, dilengkapi dengan shaker (penggoyang) serta dandy roll yang berfungsi untuk meratakan buburan.
5. Wet felt yang berukuran 16,7 m x 2 m yang berputar membawa kertas yang terdiri dari 2 buah roll yang dilapisi karet berdiameter 60 cm. c. Pick up press
Fungsinya untuk mengeluarkan kandungan air pada lembaran kertas. d. Embosser
Fungsinya untuk mencetak garis-garis horizontal pada kertas.Embossing terdiri atas roll yang berputas terbuat dari stainless steel bergaris yang dilapisi dengan karet (hard rubber).
e. Chemical applicator
Fungsinya untuk meningkatan kualitas kertas dengan penambahan bahan kimia.
f. Dryer
Fungsinya untuk mengeringkan lembaran kertas, meliputi 15 dryer yaitu jenis free dryer dan position dryer. Dryer dilengkapi dengan kain bentangan, selain itu ada juga Madeline yang berfungsi untuk menghembuskan udara panas ke kain felt dan 2 unit exhaust untuk menghisap udara-udara yang seperangkat carier roop untuk membawa kertas dari press ke felt.
g. Roll slitter
Fungsinya untuk memotong jumbo roll menjadi roll yamg lebih kecil. h. Ream cutter
i. Bobbin slitter
Fungsinya untuk memotong rol-rol kecil menjadi gulungan atau bobbin. j. Repping machine
Fungsinya untuk mencetak garis atau pola sesuai dengan permintaan konsumen.
k. Robbin reaclemer
Fungsinya untuk memperbaiki bobbin yang rusak dari bobbin slitter.
3.8.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan (equipment) yang digunakan pada proses pembuatan kertas rokok adalah:
1. Himgved Forklift
Fungsi forklift digunakan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah finishing untuk dipotong pada mesin-masin roll slitter dan mengangkut barang jadi ke gudang barang jadi.
2. Hoist Crane
Fungsi crane digunakan untuk mengangkat jumbo roll ke daerah repping machine.
3.8.3. Utilitas
Utilitas adalah sarana pendukung yang mempengaruhi kelancaran proses produksi Sarana pendukung yang ada di pabrik PT. Pusaka Prima Mandiri antara lain:
1. Listrik
PT. Pusaka Prima Mandiri menggunakan sumber daya listrik Negara (PLN) yang digunakan untuk menggerakan motor listrik. Pompa compressor, mesin bubut, bor las, AC, lampu penerangan sebesar 1700 Kw Bila aliran listrik dari PLN terputus maka PT Pusaka Prima Mandiri telah menyediakan generator sebanyak 3 buah dengan daya 1300 Kw sebagai cadangan agar proses produksi tetap berjalan normal.
PT. Pusaka Prima Madiri memperoleh air dari sungai Deli dengan cara dipompakan dan dilewatkan pada suatu penyaringan agar bahan yang terikut pada air tersebut hilang dengan penambahan Zat kimia. Air berfungsi sebagai media pendingin pada cooler, untuk pencampuran bahan baku dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan air yang diperlukan sekitar 1200 m3
3. Boiler
per hari.
Boiler digunakan untuk mengubah air menjadi uap.Panas diserap dalam boiler untuk menggantikan kehilangan air di dalam boiler yang berubah menjadi uap. Kapasitas boiler yang digunakan adalah 9,5 m3/h dengan tekanan 7 bar.
3.8.4. Safety and Fire Protection
Safety and fire protection pada PT Pusaka Prima Mandiri terdiri dari: 1. Instalasi perawatan dan pencegahan dan peralatannya
a. Setiap panel kendali harus menunjukkan semua deteksi kebakaran listrik dan sistem alarm berjalan dengan normal atau memastikan bahwa segala indikasi kesalahan direkam dan ditangani.
b. Rute penyelamatan, termasuk jalan, koridor, tangga, dan rute eksternal bebas dari segala hambatan, licin atau bahaya sandungan dan tersedia jika dibutuhkan.
c. Semua sistem lampu lampu darurat dan juga isyarat hidup dan setiap kesalahan direkam dan ditangani.
d. Semua pintu yang berada di rute penyelamatan dengan baik, sehingga dapat digunakan tanpa ada hambatan.
e. Semua pintu yang tertutup dengan sendirinya berjalan dengan baik dan tiap perangkap asap dapat berfungsi apabila pintu ditutup
f. Semua pemusnah api berada dalam posisinya masing-masing, dan tidak dalam kondisi kosong dan dengan tekana yang benar serta tidak mengalami kerusakan eksternal.
g. Setiap kerusakan dilaporkan dengan prosedur perusahaan dan diperbaiki atau diganti sesegera mungkin.
h. Berikut ini adalah benda-benda yang tidak boleh berada pada rute penyelamatan.
i. Pemanas portable jenis apapun.
Pemanas dengan api telanjang atau radiasi
a. Pemanas permanen yang menggunakan tenaga gas
b. Pemanas dengan tenaga minyak atau boiler dan Alat memasak 2. Peralatan pemadam kebakaran
PT Pusaka Prima Mandiri memiliki pemusnah api dimana isi dari sebuah pemusnah api biasanya dikeluarkan dengan menggunakan tekanan internal, baik yang permanen naupun yang menggunakan gas, Penggunaan peralatan pemadam kebakaran dalam bentuk pemusnahan api dan keran kecil jika terjadi kebakaran untuk menghemat api pada tahapan yang awal sehingga dapat membantu memperkecil resiko kebakaran.
3. Klasifikasi api
Klasifikasi api menurut standar British EN 2 sebagai berikut:
a. Kelas A api yang berkaitan dengan material dimana ledakan biasanya terjadi dengan bentuk meluas.
b. Kelas B api yang termasuk cairan atau padatan yang bias mencair. c. Kelas C api yang terkait dengan gas.
d. Kelas D api yang terkait dengan metal.
Kelas F api yang terkait dengan minyak makan atau lemak.
e. Kelas ^A api yang terkait dengan bahan padat biasanya organic seperti kaya, kertas lain-lain.
f. Kelas ^B api yang terkait dengan cairan dan benda yang mencair seperti cat, minyak dan lemak. Kelas 6C: pemusnah dengan bubuk kering bias digunakan untuk memadamkan api kelas C Perlu dipertimbangkan untuk menghubungkan.
g. tindakan ini dengan menghentikan kebocoran, untuk menghapus ledakan tiba-tiba yang berasal dari gas.
h. Kelas 6D api berhubungan dengan metal seperti aluminium, mangan, sodium atau potassium. Hanya anggota yang terlatih dengan baik menggunakan perlengkapan special nanpu untuk menangani jenis api ini. i. Kelas 6F api yang berhubungan dengan lemak masakan dan minyak
(misalnya, panic dan penggorengan). 3. Pemeriksaan keamanan kebakaran
Pemeriksaan lain yang dilaksanakan dengan tujuan untuk melindungi gedung dari kebakaran saat pabrik sedang tidak beroperasi antara lain:
a. Memastikan bahwa seluruh jendela tertutup.
b. Semua peralatan listrik yang tidak digunakan diisolasi atau dimatikan. c. Bahan yang berasap telah dimusnahkan dan tidak dibiarkan berserakan. d. Semua api yang menyala dinyala dimatikan atau setidaknya ditinggalkan
dengan kondisi yang aman.
e. Semua sampah yang mudah terbakar dibuang ke tempat yang aman dan sesuai.
f. Semua bahan yang mudah terbakar diamankan. g. Semua yang mudah terbakar diamankan. h. Daerah kerja diamankan.
3.8.5.Waste Treatment (Pengolahan Limbah)
PT. Pusaka Prima Mandiri telah membentuk tim pengolahan dan pengendalian lingkungan untuk memenuhi standar mutu lingkungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dimana sasaran yang ingin dicapai oleh tim adalah Lingkungan pabrik yang bebas polusi.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Penelitian diawali dengan pengamatan langsung di perusahaan serta melakukan wawancara dengan pihak perusahaan untuk mengetahui masalah-masalah ada. Kemudian dilakukan pengambilan data baik primer maupun sekunder. Data primer berupa waktu pengamatan tiap operasi yang diproleh dari pengukuran langsung pada perusahaan untuk melihat secara langsung kondisi lantai produksi secara riil, Sedangkan data Sekunder diproleh dari data masalalu perusahaan/catatan perusahaan. Data yang di kumpulkan antara lain jam kerja urutan proses produksi waktu set up mesin. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu job, dan data persanan dan konsumen. Data yang telah didapat kemudian diolah untuk dibuat penjadwalan yang tepat bagi perusahaan kemudian di Analisis. Apakah penjadwalan yang dibuat sudah dapat mengatasi permasalahan
Perusahaann atau belum. Karena itu perlu dilakukan perbandingan antara hasil penjadwalan awal dan hasil penjadwalan usulan.
1. Waktu proses adalah waktu yang diperlukan untuk pengerjaan tiap operasi dalam tiap job termasuk didalamnya waktu set up dan waktu persiapan.
2. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan pekerja dengan kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan secara normal waktu diproleh melalui pengukuran waktu kerja dengan jam henti (Stop watch).
3. Data Permintaan hasil produksi adalah jumlah pemesanan atau permintaan dari konsumen atau pelanggan pada masing-masing tipe job. Data permintaan ini merupakan data sekunder yang diproleh dari perusahaan untuk permintaan tiap-tiap pesanan pada data tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
4. Job pengerjaan data ini diperlukan untuk menghiting total pengerjaan pada waktu untuk masing-masing job.
5. Data waktu pengerjaan job. Data ini merupakan pengolahan dari data waktu baku dan data permintaan bahan baku dan produk jadi. Kerangka konseptual ini terdiri dari aliran proses berpikir sistematis yang diawali dari latar belakang penelitian perumusan masalah, analisis permasalahan serta saran/solusi alternative terhadap masalah tersebut, berdasarkan logika hubungan sebab akibat pada sederhana pada hubungan jalur aliran bahan dan aktivitas.
Contoh:
Pengaruh keterlambatan produksi sampai ke konsumen atau pelanggan terlihat pada Gambar 4.1.dibawah ini.
Gambar 4.1. Kerangka komseptual penjadwalan produksi
Waktu Proses Waktu Selesai Batas Waktu Waktu Proses Produk Jadi Persediaan Bahan Baku Kebijaksanaan Waktu Pemesananan BahanBaku Tingkat Partisipasi Aksesbilita sInformasi Aplikasi Ketersediaan Perangkat Flekssibilitas PENYEBAB DARI KETERLAMBATAN PRODUKSI KERTAS Penjadwalan Produksi Kurang Tepat Sasaran
KETERSEDIAAN KAPASITAS PRODUKSI KERTAS ROKOK KAPASITAS MESIN PRODUKSI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG
PEMBEBANAN PESANAN BERLEBIHAN Membuat Jadwal Kerja Penentuan Waktu Produksi
Jadwal Rencana Produksi Penentuan Waktu Kerja
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) berada di Jalan
Brigdjen Zein Hamid Km 6,9 Titi Kuning Medan. Sumatera Utara. Waktu Penelitian yaitu pada Bulan Juni 2014 hingga Bulan Desember 2014.
4.3. Identifikasi Objek Penelitian
Objek penelitian yang iteliti adalah keterlambatan yang timbul pada
Penjadwalan Produksi kurang tepat sasaran yang dituju oleh perusahaan, maka Proses pengaturan pada proses produksi kertas rokok dialami pada tahun 2013 masukan yang diperlukan dalam pengaturan jadwal kerja disamping rencana produksi adalah masukkan mengenai sumber daya (resources) yang di miliki dalam hal ini adalah waktu kerja yang tersedia dalam kurun perencanaan produksi yang diliput dalam jadwal rencana produksi.
4.4. Penyusunan Kerangka Konseptualuksi
Dalam menggambarkan pola hubungan yang baik dan lengkap, menggaris
bawahi 5 faktor dasar yang sebagai features yang dapat dijadikan pedoman:
a. Semua variabel yang relevan dengan masalah penelitian dependen, Independen, moderator, intervening dan control.
b. Hubungan antar variabel juga harus diidentifikasi dan logika pola hubungan harus diterangkan menurut teori yang didasarinya.
c. Apabila pola hubungan antar variabel telah diidentifikasi sesuai dengan teori yang mendasarinya maka dijelaskan apakah pola hubungan tersebut bersifat positif dan negative.
d. Jaga perlu dijelaskan mengapa dalam penelitian ini pola hubungan tersebut diharapkan akan terjadi.
e. Penggunaan diagram skema dalam menjelaskan kerangka teoritis akan memudahkan pemahaman secara komprehensif terhadap kerangka teoritis tersebut. Rencana Penjadwalan Produksi memanfaatkan waktu secara efiktif dan efisien dalam penyelesaian produksi, mengambil waktu yang terkecil
dalam menyelesaikan pekerjaan, penyusunan penjadwawalan secara tepat dan sesuai dengan pesanan yang diinginkan oleh pelangga atau konsumen.
4.4.1. Populasi dan Sampel
Menurut sugiyono (2004 55). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya populasi dalam penelitian ini adalah waktu kegiatan produksi guna untuk analisis perbaikan penjadwalan produksi agar memperoleh waktu proses yang cepat selesai dan tepat waktu dengan jumlah produksi dapat memenuhi kebutuhan konsumen penentuan ukuran sampel dalam penelitian dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara. Salah satunya adalah berdasarkan pendapat ahli.Model persamaan regresi linear sederhana dalam analisis regresi terlihat pada pers (4.1).
Yi = α + β Xi + €I i = 1,2, ……n………(4.1)
Dengan:
Y = variabel tidak bebas atau variabel terikat (dependent variabel) atau disebut juga variabel respons (response variabel).
X = variabel bebas (independen variabel) atau disebut juga variabel peramal atau penjelas (explanalry variable).
α = perpotongan garis regresi dengan sumbu tegak atau intersep (intercept).
β = gradien atau kemiringan (slope), besarnya perubahan nilai Y apabila X bertambah satu satuan.
4.5. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu: a. Data Primer
Data primer adalah data yang diukur pada saat penelitian lapangan oleh peneliti pada objek, dimana data diproleh secara langsung diperusahaan PT. Pusaka Prima Mandiri yang sedang diteliti, Dengan observasi melalui teknik observasi ini penulis mengumpulkandata dengan melakukan pengamatan langsung diperusahaan terhadap masing-masing operator pada setiap stasiun kerja.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data diproleh peneliti dengan melakukan pengumpulan data yang telah ada diperusahaan (dokumen Perusahaan).
Data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian di PT. Pusaka Prima Mandiri adalah:
1. Data gambaran umum perusahaan menyangkut sejarah perusahaan, lokosi perusahaan, sarana dan prasarana perusahaan, pemasaran dan jumlah produksi.
2. Data tentang proses produksi di pabrik PT. Pusaka Prima Mandiri.
3. Penjadwalan Produksi tahun 20013 dan tahun 2014 ada terlampir dilampiran.
4. Data tentang organisasi dan manjemen meliputi struktur organisasi perusahaan dan hubungan kerja, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja perusahaan, sistem pengupahan dalam perusahaan.
5. Untuk menyusun distribusi frekuensi data kita membutuhkan jumlah kelas dengan menggunakan rumus : k = 1 + 3,3 log n dan i = jarak/1 + 3,3 log n dan rata – rata hitung x = x1 + x2 … xn
6. Penyelesaian:
/n.
Ho = Hasil produksi telah sesuai dengan target produksi yang telah
H1
α = 0,05. Banyaknya katagori adalah n (bulan) dan tingkat kesalahan adalah 0,05 atau 0,01 maka nilai distribusi Chi – kuadrat:
= Hasil produksi tidak sesuai dengan target produksi yang di tetapkan sebelumnya.
X2 α, k – 1 = X2 0,05, 12 – 1 atau X2 hitung ≤ X2tabel,
Uji hipotesis bagi eksperimen atau penelitian dengan dau atau lebih katagoriUji ini dinamakan uji kecocokan (good ness – of – fit bests)Uji hipotesis tentang table konfingen yang terdiri uji independensi Sebagai contoh, kepuasan pelanggan atau konsumen biasa di bagi menjadi 4 katagori:
maka diterima.
A = Sangat puas = tepat waktu dari pesanannya (100%).
B = Puas = keterlambatan masih bisa ditanggulangi dari persediaan (95 - 85%) C = Kurang puas = keterlabatan ampir tidak dapat ditanggulagi (80 – 65%) D = tidak puas = tidak dapat ditanggulangi (64 – 50%)
4.6. Metode Pengolahan Data
Indentfikasi dan Definisi Variabel. Dapat diidentifikasi variabel – variabel yang berhubungan dengan permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Waktu Proses
Waktu Proses adalah waktu yang diperlukan untuk pengerjaan tiap operasi dalam tiap job, termasuk didalamnya waktu set up dan waktu persiapan. 2. Wakyu Baku
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan pekerja secara normal waktu baku ini diproleh melalui pengukuran waktu kerja dengan jam henti (Stop wath).
3. Data Permintaan
Data permintaan adalah jumlah pesanan atau permintaan dari konsumen pada masing – masing tipe job. Data permintaan ini merupakan data sekunder yang diproleh dari perusahaan untuk permintaan tiap job
pengerjaan, data ini di perlukan untuk menghitung total pengerjaan waktu untuk masing-masing job.
4. Data waktu mengerjakan job.
Data waktu ini merupakan pengolahan dari data waktu baku dan data permintaan.
5. Analisa Data
Untuk menjadwalkan N job M digunakan beberapa metode penjadwalan antara lain adalah:
a. Metode Campbell Dudeck and Smith (CDS) b. Metode Dannenbring (Db)
4.6.1. Hasil dan Pembahasan
Proses pengaturan jadwal kerja pada proses produksi kertas rokok tahun 2013 masukkan yang diperlukan dalam pengaturan jadwal kerja disamping jadwal rencana produksi adalah masukkan mengenai sumber daya (resource) yang memiliki dalam hal ini adalah waktu kerja yang tersedia dalam kurun perencanaan produksi yang diliput dalam jadwal rencana produksi. Prosedur pengaturan jadwal kerja selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.berikut.
Gambar 4.2. Langkah-langkah Perencanaan Tenaga kerja
Jadwal Rencana Produksi Penentuan Waktu Kerja Penentuan Waktu Produksi Penentuan Jumlah Tenaga kerja
4.7. Penjadwalan Produksi kertas rokok
Penjadwalan merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan atau pun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegitan operasi. Tujuan penjadwalan untuk meminimalkan waktu selesai produksi, waktu proses, waktu tunggu, waktu set up waktu absen tenaga kerja waktu tunggu langganan dari tingkat pesediaan dll.
4.8. Rancangan Penjadwalan Produksi kertas rokok
Rancanan penjadwalan produksi kertas rokok memerlukan beberapa. tahapan,
Adapun rancangan produksi adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien dalam penyelesaian produksi kertas rokok
2. Mengambil waktu yang terkecil dalam menyelesaikan pekerjaan
3. Penyusunan penjadwalan secara tepat dan sesuai dengan pesanan yang diinginkan oleh pelanggan atau konsumen.
4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Campbell Dudeck Smith (CDS) pada proses penjadwalan atau penugasan kerja berdasarkan atas waktu kerja yang terkecil di gunakan dalam melakukan produksi.
b. Metode Dannenbring (Db) pada proses penjadwalan antara lain Mengurutkan waktu job terkecil. Membuat peta penjadwalan
4.9. Pengukuran Waktu Kerja
Untuk menghitung waktu kerja yang tersedia dalam 1 tahun atau dalam kurun perencanaan tertentu. Untuk menghitung waktu kerja tersedia diketahui untuk 1 tahun tersedia 250 hari kerja dan 1 hari pabrik bekerja 8 jam, maka waktu kerja adalah 250 x 8 jam = 2000 jam dibagi 12 = 166,6666 jam pada jumlah produksi 460 roll. untuk metode usulan Campbell Dudeck Smith (CDS) dan Metode Usulan Dannenbring, 5 % sampai 10 % waktu absen kerja selebihnya waktu
set up mesin dalam 1 bulan operasi. Makespan Perusahaan yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan (job) yang ada di shop, yang terdiri dari waktu setup antar job dan waktu proses per job (t) Untuk n buah job. Makespan Perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.1. & metode usulan berikut ini.
Tabel. 4.1. Waktu selesai Untuk Usulan Metode CDS dan Db pada tahun 2013
No Jumlah Produksi (Roll) Waktu Proses (Jam) Waktu absen (Jam) Waktu Set up (Jam) Waktu selesai (Jam) 1 460 166,6666 16,6666 12,1874 195,52 2 378 142,9004 14,2700 16,7096 173,90 3 420 166,6666 16,6666 18,3333 183,30 4 227 52,6408 5,2640 35,1550 93,06 5 460 166,6666 16,6666 14,0674 197,40 6 378 142,9004 14,2900 16,7096 173,90 7 420 166,6666 16,6666 9,3668 192,70 8 227 51,0256 5,1025 47,2719 103,40 9 375 142,1065 14,2106 17,5823 173,90 10 460 166,6666 16,6666 14,0674 197,40 11 420 166,6666 16,6666 12,1874 195,52 12 411 166,6666 16,6666 7,0168 190,35
Setelah perbaikan penjadwalan produksi. Maka waktu proses dipecepat, waktu absen 5 % yang hanya diperkenankan untuk mengurangi pemborosan waktu dan waktu dihusahakan diperkecil. bila waktu proses 166,6666 diturumkan jadi = 166 jam, jika waktu proses = 166 jam diturunkan menjadi = 151,1129, jika waktu proses = 152, jam diturunkan menjadi = 129,2000 ini bergantung pada Jumlah produksi yang harus dihasilkan, pada Metode Campbell Dudeck Smith (CDS) dan Metode Dannenbring (Db). Perhitungan ini berlangsung terus dengan ketentuan k = 1,2,3 … (m-1, mengurutkan waktu job terkecil.) yang terlihat pada Tabel 4.2. berikut.
Tabel. 4.2. Waktu selesai Untuk Usulan Metode CDS dan Db pada tahun 2014 No Jumlah Produksi (Roll) Waktu Proses (Jam) Waktu absen (Jam) Waktu Set up (Jam) Waktu selesai (Jam) 1 437 151,1129 7,5564 7,3307 166 2 408 129,2000 6,4600 16,3400 152 3 425 142,5520 7,1276 11,3204 161 4 440 110,0000 5,5000 4,5000 120 5 456 158,6500 7,9325 14,0674 167 6 442 144,5708 7,2285 16,7096 157 7 460 158,1250 7,9062 9,3668 165 8 442 116,9458 5,8479 47,2719 127 9 452 147,8416 7,3920 17,5823 157 10 480 158,1750 7,9062 14,0674 167 11 442 152,8583 7,6429 12,1874 166 12 440 150,3333 7,5166 7,0168 164
Analisis, alternative urutan job penjadwalan suatu penjadwalan digambarkan dalam perhitungan diatas dapat dilihat dari jumlah produksi, waktu proses waktu absen waktu set up mesin produksi. dengan tujuan mempercepat waktu selesai. Agar keterlambatan produksi dapat diminimisasi atau dihilangkan. Maka berlakulah konsep yang dapat di gunakan dalam mengidentifikasi pemborosan dalam gerakan ialah nilai kerja yang didefinisikan sebagai berikut (Nicholas J 1998) pada persamaan (4.2).
Nilai Kerja = Kerja ………...…. (4.2)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Pengolahan Data
5.1.1. Pengujian Keseragaman Data Waktu Produksi Kertas Rokok
Keseragaman Data perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan waktu efektif, jumlah pengamatan waktu kegiatan proses produksi kertas rokok di PT. Pusaka Prima Mandiri, dilakukan sebanyak 81 kali pada Tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebanyak 84 kali.
5.1.2. Langkah – Langkah Dalam Pengujian Keseragaman Data
Adapun langkah–langkah dalam pengujian keseragaman data dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata
x
̄
= ∑ xi∑ n ………..….…… ( 5.1 )
Dimana xi
n = Banyaknya pengukuran yang dilakukan.
= Besarnya waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan dilakukan.
b. Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
σ =
�
∑ ( x – x ) N − 1 ..………. ( 5.2)Dimana: N = Jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan X = waktu rata – rata
5.1.3. Menghitung Jumlah Pengukuran yang Sebenarnya
Untuk menentukan jumlah pengukuran waktu kerja yang sebenarnya diperlukan dengan tingkat ketelitian 5 % dan tingkat keyakinan 95 % maka dipergunakan rumus:
N =
�
n ∑ x2 − ( ∑ xi ) 2(∑ xi ) ………….. ( 5.3)
Dimana: N = Jumlah pengukuran yang sebesarnya diperlukan n = Jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data
5.1.4. Memperpendek Waktu Penyiapan
Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu:
1. Fase penyiapan Eksternal
Seperti penyiapan terlebih dahulu tenaga kerja, peralatan dan mesin berikutnya dan bahan yang diperlukan, serta memindahkan peralatan dan bahan baku serta bahan penolong dll.
2. Fase penyiapan Internal
Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya, sementara mesin bekerja dan berhenti.
5.1.5. Tata Letak Proses Produksi
Menurut JIT tata letak proses dan mesin akan disusun untuk melancarkan
aliran produksi. Seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses. Tiap proses harus dikendalikan secara otomatis. Pengendalian ini menjamin bahwa produksi tidak berlangsung dalam kecepatan produksi kurang dari kebutuhan harus di kendalikan dalam keadaan normal sesuai dengan permintaan.
5.2. Menghitung waktu kerja
Menghitung waktu kerja yang tersedia dalam kurun perencanaan tertentu untuk menghitung waktu kerja yang tersedia diketahui untuk satu tahun tersedia 250 hari kerja dan satu hari kerja pabrik bekerja 8 jam, maka waktu kerja yang tersedia adalah 250 x 8 jam = 2000 jam Jadi rata-rata 1 bulan kerja = 2000 dibagi 12 bulan = 166,6666 jam , Makespan Perusahaan riil adalah :
1. Waktu proses produksi kertas rokok = 166,6666 jam 2. Waktu absen operator 5% sampai 10% = 16,6666 jam
3. Waktu Set up Mesin = 32,8662 jam 4. Waktu selesai produksi /Makespan Perusahaan rill = 216 jam 5. Jumlah produksi kertas rokok = 460 roll
Perhitungan proses waktu dalam berkerja yang meliputi makespan perusahaan, waktu proses, waktu absen waktu waktu selesai dan jumlah hasil produksi kertas rokok thn 2013 dapat terlihat pada Tabel 5.1. berikut.
Tabel. 5.1. Makespan Perusahaan ,Waktu Proses, Waktu absenWaktu set up Waktu Selesai dan Jumlah hasil Produksi kertas rokok thn 2013
No Jumlah Produk ( Roll ) Waktu Proses ( Jam ) Waktu absen ( Jam ) Waktu set up ( Jam ) Waktu selesai ( Jam ) 1 460 166,6666 16,6666 32,8668 216,20 2 378 145,5793 14,5579 17,0228 177,16 3 420 152,2239 15,2224 29,9537 197,40 4 227 52,6408 5,2641 48,7851 106,69 5 460 166,6666 16,6666 32,8668 216,20 6 378 145,9901 14,5990 17,0709 177,66 7 420 152,2239 15,2224 29,9537 197,40 8 227 52,6408 5,2641 48,8955 206,80 9 375 143,8695 14,3869 18,2236 176,48 10 460 166,6666 16,6666 32,8668 216,20 11 320 137,3217 13,7321 46,3462 197,40 12 411 148,9129 14,8912 29,3659 193,17
Perhitungan proses waktu dalam berkerja yang meliputi makespan perusahaan, waktu proses, waktu absen waktu waktu selesai dan jumlah hasil produksi kertas rokok thn 2014 dapat terlihat pada Tabel 5.2 berikut.
Tabel. 5.2. Makespan Perusahaan ,Waktu Proses, Waktu absenWaktu set up Waktu Selesai dan Jumlah hasil Produksi kertas rokok thn 2014
No Jumlah Produk ( Roll ) Waktu Proses ( Jam ) Waktu absen ( Jam ) Waktu set up ( Jam ) Waktu selesai ( Jam ) 1 437 158,3333 15,8333 31,2234 205,39 2 408 141,6666 14,1666 35,9168 191,76 3 425 147,5693 14,7569 37,4238 199,75 4 440 152,7777 15,2777 38,7446 206,80 5 456 158,3332 15,8333 39,8535 214,02 6 442 153,4721 15,3472 38,9207 207,74 7 460 166,6666 16,6666 32,8668 216,20 8 442 153,4721 15,3472 38,9207 207,74 9 452 156,9443 15,6944 39,8013 212,44 10 480 166,6666 16,6666 42,2666 225,60 11 442 153,4721 15,3472 38,9207 207,74 12 440 152,7777 15,2777 38,7446 206,80
5.2.1 Diagram Alir Proses Produksi (Big Picture Mapping) Gambaran Besar Metahan.
Dengan aliran proses produksi kertas rokok di Pabrik PT. Pusaka Prima Mandiri diperoleh dengan pengamatan langsung atas kegiatan-kegiatan berlangsung belum optimal karena jadwal produksi dimulai pada 10.00 wib pada tahun 2013, maka diperbaiki pada tahun 2014, mulai produksi jam 07.00 wib sampai tiga siff. Pada tahun 2014 di percepat operasinya dan kecepatannya dinaikan.
Untuk pengurutan penjadwalan produksi dari stasiun kerja 1 tahap persiapan (Stock Preparation) mulai pengancuran bahan baku, pelarutan bahan baku, penghalusan bahan baku, pencampuran bahan baku, menuju ke stasiun kerja 2 tahap proses pembuatan kertas di (Paper Machine) mulai pembersihan bubur kertas, Faurdiner, Prosesing, Entrossi, Pengeringan 1 ,Penggilingan kertas, Pengerongan 2, Pemberian zat kimia, menuju ke stasiun 3 tahap pemyelesaian (Converting) mulai Pencetakan Logo (Reseping) mulai pemotongan kertas, Ream Cutter, Bobbin Sliter, Pachaging, dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut.
STASIUN KERJA – I
STASIUN KERJA - 2
STASIUN KERJA - 3
Gambar 5.1. Diagram Alir Proses Produksi ( Big Picture Mapping )
5.3. Identifikasi keterlambatan. Diakibatkan karena Waktu Proses produksi dan Penjadwalan Produksi yang belum optimum.
Keterlambatan yang sering terjadi selama proses prduksi kertas rokok di Pabrik PT Pusaka Prima Mandiri adalah delay & transportasi dan unnecessary mation. Keterlambatan ini di dapatkan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dan Pengalaman selama bekerja diperusahaan selisih antara waktu porses dengan waktu selesai dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini.
Tahap Persiapan ( Stock Preparation) Pengancuran
Bahan baku Bahan Baku Pelarutan Penghalusan Bahan Baku Pencapuran Bahan Baku
Tahap Proses Pembuatan kertas di ( Paper Machine) Pembersihan
Bubur Kertas Fourdinier
Pres sing Embr ossin Pengeringa
Penggulungan kertas Pengeringan II Pemberian Za kimia
Tahap Penyelesaian ( Converting )
Pencetakan Logo (Repping ) Pemotongan kertas
Ream Cutter Bobbin Slitter
Tabel 5.3. Data Urutan Aktivitas Produksi Kertas Rokok dan Waktu Proses No Kegiatan Proses Produksi
Kertas rokok di pabrik PT. Pusaka Prima Madiri
Waktu Proses (detik) Keterangan Man/Mesin P.Produksi Waktu Selesai (detik) Selisih Waktu (detik) Tahap Persiapan (Stock
Preparation )
1 2 3 4
1 Membawa pulp NBKB dan LBKP ke Hydra Pulper Dengan Forklift
255 Operator 300 5
2 Memindahkan pulp NBKP Ke atas Meja dengan Menggunakan crene
225 Operator 300 5
3 Melarutkan pulp NBKP dan LBKP dengan kecepatan 1500 rpm
1800 Mesin 1800 0
4 Memompakan buburan ke Wood Dump Chest
255 Mesin 300 5
5 Mengaduk buburan dalam Wood Dump chest dengan
180 Mesin 180 0 6 Memompakan Larutan ke Twin Hydra 225 Mesin 300 5 7 Menguriakan buburan Dengan kecepatan 980 rpm 180 Mesin 180 0 8 Memompakan buburan ke Refiner Chest 255 Mesin 300 5
9 Mengaduk buburan agar Tidak mengendap dengan Kecepatan 250 rpm 300 Mesin 300 0 10 Memompakan larutan ke Mixixing chest 225 Mesin 300 5 11 Membawa Ca CO3
Pengaduk dengan crane
ke mesin 255 Operator 300 5 12 Mencampurkan buburan NBKP,LBKP dan Ca CO 900 3 Mesin 900 0 13 Memompakan buburan ke Machine Chest 255 Mesin 300 5 14 Mengaduk buburan di Machinee Chest dengan Kecepatan 250 rpm
180 Mesin 180 0
15 Mengalirkan buburan ke Stock Master Refier
115 Mesin 120 5
16 Mengaduk buburan dengan 258 rpm
Tabel 5.3 (Lanjutan) No Kegiatan Proses Produksi
Kertas rokok di pabrik PT. Pusaka Prima Madiri
Waktu Proses (detik) Keterangan Man/Mesin P.Produksi Waktu Selesai (detik) Selisih Waktu (detik) Tahapan Proses (Paper
Machine ) 1 2 3 4 17 Memompakan buburan ke Centi Cleaner 115 Mesin 120 5 18 Menguraikan buburan ke Dengan kecepatan 2855 rpm 240 Mesin 240 0 19 Mengalirkan buburan ke Fourdriner 55 Mesin 60 5
20 Mengayak buburan diatas ban berjalan berukuran 100 mesh dg kecepatan 660 rpm 240 Mesin 240 0 21 Mengalirkan buburan ke Dndy Roll 115 Mesin 120 5 22 Menggiling buburan menjadi lembaran 300 Mesin 300 0
23 Menarik lembaran melalui Pick Up Press
55 Mesin 60 5
24 Mem-press lembaran untuk Mengeluarkan air dengan Kandungan air menjadi 65%
180 Mesin 180 0
25 Mengalirkan lembaran ke Embossing
55 Mesin 60 5
26 Mencetak lembaran dengan garis horizontal 110 Mesin 110 0 27 Mengalirkan lembaran ke Driyer I 25 Mesin 30 5 28 Mengeringkan lembaran dg temperature 50–100 o 300 C Mesin 300 0 29 Mengalirkan lembaran ke Chemical application 55 Mesin 60 5
30 Membawa bahan kimia ke Chemical application dengan Crane
55 Operator 60 5
31 Memberikan bahan kimia Pada lembaran 30 Operator 30 0 32 Mengalirkan lembaran ke Dryer II 25 Mesin 30 5 33 Mengeringkan lembaran dgn temperature 50-100 o 300 C Mesin 300 0
Tabel 5.3 (Lanjutan) No Kegiatan Proses Produksi
Kertas rokok di pabrik PT. Pusaka Prima Madiri
Waktu Proses (detik) Keterangan Man/Mesin P.Produksi Waktu Selesai (detik) Selisih Waktu (detik) Tahap Persiapan (Stock
Preparation ) 1 2 3 4 34 Mengalirkan lembaran ke On Reel 55 Mesin 60 5 35 Menggulung lembaran dengan On Reel menjadi Jumbo Roll
240 Mesin 240 0
36 Meletakkan Jumbo Roll di bagian Caverting
20 Operator 20 0
37 Membawa Jumbo Roll ke Repping
25 Mesin 30 5
38 Membawa logo customer pada Jumbo Roll
600 Mesin 600 0
39 Membawa Jumbo Roll ke Repping Machine dengan Hoist Crane
25 Mesin 30 5
40 Mengatur setting Jumbo Roll pada Roll
600 Operator 600 0
41 Memotong Jumbo Roll Sesuai ukuran
30 Mesin 30 0
42 Memeriksa kualitas Jumbo Roll
10 Operator 10 0
43 Membawa roll-roll kecil ke bagian Finishing dengan forklift
55 Operator 60 5
44 Mengatur setting roll-roll Kecil pada mesin potong
300 Operator 300 0
45 Memotong roll kecil menjadi bobbin
120 Mesin 120 0
46 Membawa bobbin ke tempat Pengepakan dengan hand pallet truck
155 Operator 160 5
47 Mem-packing bobbin 60 Operator 60 0
48 Membawa bobbin ke Warehouse
155 Operator 160 5
49 Meletakkan bobbin Digudang bahan jadi
5 Operator 5 0
Jumlah waktu proses dengan waktu selesai serta selisih
Maka terjadi selisih waktu 10765 – 10265 = 500 detik = 8,3 Menit dalam 1 siklus Kerja dipabrik pada PT. Pusaka Prima Mandiri Tahun 2013 kerlambatan terjadi pada proses produksi kertas rokok. Menghitung waktu yang tersedia dalam 1 atau dalam kurun perencanaan tertentu untuk menghitung waktu kerja yang tersedia 250 hari kerja dan satu hari pabrik bekerja 8 jam, maka waktu kerja yang dalam 1 sklus kerja dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4. Jumlah Aktivitas dan Waktu Kerja dalam 1 Siklus Kerja No Aktivitas Keterangan Jumlah Waktu proses
( Jam ) Waktu selesai ( Jam ) 1 Operation Operator 4 390 390 Mesin 18 6320 6320 2 Delay Operator 1 20 20 3 Transportion Operator 7 1240 1440 Mesin 17 2280 2580 4 5 Storage Inspeksi Operator Operator 1 1 5 10 5 10 Jumlah 49 10265 10765
Realisasi Produksi adalah Q = 416 roll, jika Kapasitas Produksi pada bulan januari 2013 pada lampiran – 1 adalah 17 roll /hari, maka apabila 1 hari 8 jam kerja maka 8 jam / 17 = 0,47 jam kerja. Apabila jumlah produksi 460 roll x 0,47 jam kerja = 216,20 jam kerja dan apabila jumlah produksi 416 roll x 0,47 jam kerja= 195,52 jam kerja. Seterusnya dapat dilihat dalam Tabel 5.5 dibawah ini.
Tabel 5.5. Permintaan.Produksi dan Realisasi Produksi waktu selesai 2013 No Bulan Permintaan Produksi (roll) Realisasi Produksi ( roll ) Permintaan Produksi ( jam ) Realisasi Produksi ( jam ) 1 Januari 460 416 216,20 195,52 2 Februari 378 370 177,66 173,90 3 Maret 420 390 197,40 183,30 4 April 227 198 106,69 93,06 5 Mei 460 420 216,20 197,40 6 Juni 378 370 177,66 173,90 7 Juli 420 410 197,40 192,70 8 Agustus 227 220 106,69 103,40 9 Septerber 375 370 176,48 173,90 10 Oktober 460 420 216,80 197,40 11 Nopember 420 416 197,40 195,52 12 Desember 411 405 193,17 190,35 Jumlah 4636 4405 2179,15 2070,35
Dalam penjadwalan produksi tipe flow shop terdapat metode – metode yang dapat digunakan menyelesaikan masalah penjadwalan produksi tipe ini, metode itu Adalah:
1. Metode Campbell Dudeck & Smith (CDS) dan Metde Dannenbring (DB). Langkah-langkah yang dilakukan dari akhir perhitungan ini yaitu:
a. Mengurutkan waktu job terkecil sampai dengan terbesar pada slopnya. b. Membuat peta penjadwalannya.
c. Menentukan waktu F max yang paling minimum dari beberapa alternative.
d. urutan job nya.
Suatu peta penjadwalan di gambarakan dengan tujuan untuk lebih memperjelas suatu urutan penugasan dan jadwal waktu yang sudah di tentukan secara lengkap berikut ini gambaran urutan pekerjaan yang di tunjukkan dengan peta penjadwalan prduksi yang terlihat pada Gambar 5.2 di bawah ini.
M
E
S A B C I A B C
N A B C
Waktu Proses yang dibutuhkan
Gambar 5.2. Peta Penjadwalan Proses Produksi
Peta penjadwalan dengan urutan job A, job B dan job C. Banyak mesin dari M1.M2...Mn dan seterusnya.