• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN VIDEO SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN INOVASI PERTANIAN 1. Pera Nurfathiyah, Armen Mara, Ratnawaty Siata, Aulia Farida dan Aprollita 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN VIDEO SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN INOVASI PERTANIAN 1. Pera Nurfathiyah, Armen Mara, Ratnawaty Siata, Aulia Farida dan Aprollita 2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN VIDEO SEBAGAI MEDIA

PENYEBARAN INOVASI PERTANIAN

1

Pera Nurfathiyah, Armen Mara, Ratnawaty Siata,

Aulia Farida dan Aprollita

2

ABSTRAK

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi tentang pemanfaatan video sebagai media penyebaran inovasi pertanian, memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan menggunakan metode penyuluhan berupa ceramah, diskusi dan praktek. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa. Mahasiswa diharapkan mampu membuat video yang berfungsi sebagai media untuk menyebarluaskan inovasi pertanian kepada petani dan penyuluh, sehingga terjadi peningkatan produksi pertanian baik secara kualitas maupun kuantitas.

Kata kunci: Video, teknik pengambilan gambar, inovasi pertanian.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Video merupakan media elektronik yang mampu menggabungkan teknologi audio dan visual secara bersama sehingga menghasilkan suatu tayangan yang dinamis dan menarik. Video dapat dikemas dalam bentuk VCD dan DVD sehingga mudah dibawa kemana-mana, mudah digunakan, dapat menjangkau audiens yang luas dan menarik untuk ditayangkan.

Media video memiliki fungsi sebagai media pembelajaran yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris (Arsyad 2002). Fungsi atensi yaitu media video dapat menarik perhatian dan mengarahkan konsentrasi audiens pada materi video. Fungsi afektif yaitu media video mampu menggugah emosi dan sikap audiens. Fungsi kognitif dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan atau informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang. Sedangkan fungsi kompensatoris adalah memberikan konteks kepada audiens yang kemampuannya lemah dalam mengorgani-sasikan dan mengingat kembali informasi yang telah diperoleh. Dengan demikian media video dapat membantu audiens yaitu petani yang lemah dan lambat menangkap suatu pesan menjadi mudah dalam menerima dan memahami inovasi yang disampaikan, hal ini disebabkan karena video mampu mengkombinasikan antara visual (gambar) dengan audio (suara).

Pemilihan video sebagai media penyebarluasan inovasi selain mampu mengkombi-nasikan visual dengan audio juga dapat dikemas dengan berbagai bentuk, misalnya mengga-bungkan antara komunikasi tatap muka dengan komunikasi kelompok, menggunakan teks, audio dan musik. Menurut Sudjana dan Rivai (1992) manfaat media video yaitu: (1) dapat menumbuhkan motivasi; (2) makna pesan akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami oleh petani dan memungkinkan terjadinya penguasaan dan pencapaian tujuan penyampaian

1

Dibiayai Dana Sendiri Tahun 2011 2

(2)

informasi; (3) Metode penyuluhan akan bervariasi tidak semata-mata melalui komunikasi ceramah; (4) Audiens akan lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar tidak hanya mendengar tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung dan memerankan.

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi sebagai kaum intelektual yang merupakan bagian dari masyarakat luas memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan inovasi atau pengetahuan yang mereka peroleh dibangku kuliah dengan menggunakan alat bantu media. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa tentang pemanfaatan video sebagai media penyebaran inovasi pertanian. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan alat untuk edit video pada matakuliah teknologi informasi dan multimedia yang masih terbatas padahal mahasiswa diharapkan berperan aktif dalam menyampaikan inovasi pertanian melalui penyelesaian tugas seperti penelitian, praktek karya mahasiswa, pembuatan laporan, membantu dosen untuk melengkapi hasil penelitian dengan membuat dokumen dalam bentuk video dan mengikuti perlombaan festival video penyuluhan yang direncakanan akan dilaksanakan setahun sekali oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang ada pada latar belakang yaitu diperlukan media penyuluhan yang mampu menyampaikan pesan-pesan tentang inovasi pertanian, maka mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang nantinya akan turun ke masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang pemanfaatan video sebagai media untuk menyebarluaskan inovasi pertanian kepada masyarakat luas terutama petani.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi tentang pemanfaatan video sebagai media penyebaran inovasi pertanian kepada masyarakat luas terutama petani. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi kepada mahasiswa untuk dapat menciptakan video penyuluhan yang lebih baik dari yang telah mereka buat sewaktu diperkuliahan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa tentang teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video.

MATERI DAN METODE

Pengabdian ini dilaksanakan Aula Rektorat Lantai 3 Kampus Mendalo Darat pada tanggal 29 Oktober 2011, yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Univeristas Jambi yang telah mengontrak mata kuliah teknologi informasi dan multimedia. Materi kegiatan terdiri dari: fungsi, peranan, pemanfaatan video sebagai media penyebaran inovasi pertanian dan teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video. Selanjutnya mahasiswa dilatih mengenai teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Video merupakan salah satu media massa jenis elektronik yang berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada audiens sasaran agar terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan (Kuswadi 1996). Terdapat beberapa unsur penting dalam media massa yaitu: (1) adanya sumber informasi; (2) isi pesan; (3) saluran informasi (media); (4) audiens sasaran (masyarakat); (5) umpan balik audiens sasaran (Karlinah 1996).

(3)

Video berfungsi untuk merekam informasi gambar dan suara dari sumber-sumber sinyal video kedalam pulsa-pulsa pita magnetik berlapis oksida kemudian informasi yang telah direkam dikonversi kembali kedalam bentuk gambar nyata pada layar monitor (Gozali 1986).

Perkembangan pada bidang teknologi video menyebabkan pemakaian medium ini semakin meluas. Video telah mengalami perubahan bentuk menjadi CD atau DVD yang mampu menampilkan pesan menggunakan gambar, suara, musik dan teks. Video mempunyai keunggulan sebagai media penyebaran inovasi pertanian yaitu: (1) memperlihatkan gerak; (2) memperpendek jarak dan waktu; (3) memperlihatkan fenomena yang tidak dapat dilihat dengan mata; (4) mengkomunikasikan pesan kepada pemirsa (audiens) yang spesifik; (5) dapat digunakan berulang-ulang kali; (6) dapat mengurangi sequence secara akurat; (7) mampu memancing emosi; (8) berisi visualisasi dan suara (Pribadi 2003).

Video sebagai media penyebaran inovasi pertanian merupakan upaya seorang ahli untuk menyampaikan pesan sehingga terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan audiens yang menyaksikan tayangan video. Pengambilan gambar untuk dijadikan tayangan dalam video berorientasi pada tujuan pembuatan video, karakteristik audiens, sarana dan prasarana yang digunakan. Tujuan pembuatan video yaitu aspek perubahan apa yang dikehendaki oleh audiens setelah menyaksikan tayangan video yang terdiri dari aspek perubahan kognitif, afektif dan konatif. Karakteristik audiens yaitu sifat-sifat yang melekat pada audiens yang menjadi sasaran pembuatan video misalnya tingkat pendidikan, minat, pengalaman, umur dan pekerjaan. Sedangkan sarana dan prasarana yaitu kelengkapan yang digunakan ketika melakukan pengambilan gambar yang terdiri dari kamera, objek yang akan diambil, software yang digunakan untuk mengedit video dan sumber daya manusia yang digunakan pada waktu pengambilan gambar dan editing. Tayangan video yang menarik memerlukan pengetahuan, keterampilan dan seni untuk memadukan gambar menjadi kumpulan tayangan yang menarik sehingga mampu merubah pengetahuan audiens dari tidak tahu menjadi tahu, merubah sikap audiens dari tidak berminat menjadi minat dan merubah keterampilan audiens dari tidak terampil menjadi terampil.

Teknik pengambilan gambar untuk pembuatan video dimulai dengan mengenali dan memahami kamera yang digunakan dan rekaman video yang layak untuk dilihat dan disimpan sesuai dengan tujuan pembuatan video dengan memenuhi kaidah-kaidah: (1) Keseimbangan, frame dan komposisi; (2) Sudut pengambilan gambar; (3) Tipe pengambilan gambar; (4) Pergerakan kamera; (5) Sudut pengambilan gambar; Pengambilan gambar oleh kamera; (6) Jangkauan kamera.

Rekaman video yang siap untuk diedit menjadi sebuah video melewati tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) Pra produksi: meliputi proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan audiens sasaran yang terdiri dari persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif (riset, penulisan outline, skenario, storyboard); (2) Produksi: meliputi proses pengambilan gambar dilapangan (shooting); (3) Pasca produksi: meliputi diseminasi media (Pribadi 2003).

Pengembangan Pesan Pada Video

Pengembanagan pesan pada video bertujuan agar alur cerita yang ditayangkan dalam video dapat menciptakan suasana yang menarik dan memiliki pengaruh yang positif bagi perkembangan audiens untuk menerima inovasi. Pesan yang akan ditayangkan melalui video dimulai dengan: (1) tahap pengembangan ide yang meliputi pengumpulan materi pesan,

(4)

penyeleksian dan penyusunan pesan kedalam medium yang telah ditetapkan; (2) tahap penetapan tujuan yang akan dicapai yaitu apakah pesan yang akan dikembangkan akan mempengaruhi aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan; (3) tahap analisa audiens yaitu menyangkut karakteristik audiens yang dituju. Pengembangan pesan dapat efektif sesuai dengan sasaran yang dituju jika sebelum dilakukan pengembangan pesan terlebih dahulu mempelajari karakteristik sasaran yaitu pendidikan, umur, pekerjaan dan saluran komunikasi yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik audiens akan menentukan isi pesan yang akan disampaikan. Lionberger and Gwin (1982) mengemukakan beberapa karakteristik individu yang berpengaruh terhadap kesiapan untuk mengadopsi inovasi yaitu umur, tingkat pendidikan dan psikologis.

Teknik Pengambilan Gambar

Teknik pengambilan gambar pada video memperhatikan sudut pengambilan gambar (camera angle). Sudut pengambilan gambar adalah sudut penempatan kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Pengambilan gambar dengan sudut tertentu dapat menghasilkan gambar yang menarik, perspektif yang unik dan menciptakan kesan tertentu pada gambar yang disajikan. Sudut pengambilan gambar terdiri dari.

1. Sudut pengambilan gambar secara normal (Normal Angle)

Pada posisi normal angle, kamera ditempatkan kira-kira setinggi mata subyek. Pengambilan gambar secara normal angle sangat tergantung pada tinggi subyek yang diambil, contoh apabila kita merekam kelompok anak-anak kecil yang sedang bermain, normal angle untuk orang dewasa tentu saja terlalu tinggi, maka kamera harus diturunkan setinggi mata anak. Pada program wawancara, bilamana semua pemain pada posisi duduk di kursi, kita bisa pasang level untuk menaikkan setting/kursi, dengan demikian juru kamera bisa mengambil gambar tanpa harus membungkukkan badan selama produksi berlangsung.

(5)

Posisi kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga kamera harus menunduk untuk mengambil subyeknya. High Camera Angle sangat berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta obyek-obyeknya. Posisi high camera angle ini dapat menciptakan kesan obyek nampak kecil, rendah, hina, perasaan kesepian, kurang gairah, kehilangan dominasi.

3. Sudut Pengabilan Gambar dari Bawah (Low Camera Angle)

Posisi kamera di bawah ketinggian mata, sehingga kamera harus mendongak untuk merekam gambar subyek. Posisi ini memberikan kesan cenderung menambah ukuran tinggi obyek, memberikan kesan kuat, dominan dan dinamis.

3. Mata Elang (Bird Eye View)

Kamera mengambil subyek dari atas, seperti burung elang yang mencari mangsa.

4. Sudut Pengambilan Gambar Berdasarkan Karakter Gambar

(Subjective Camera Angle)

Kamera diletakkan di tempat seorang karakter (tokoh) yang tidak nampak dalam layar dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter tersebut.

5. Sudut Pengambilan Gambar Berdasarkan Objek

(Objective Camera Angle)

Kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya. Selain itu terdapat 3 jenis pengambilan gambar yang terdiri dari: longshot, middle shot dan close up. Pengambilan gambar dengan longshot yaitu mengambil gambar objek secara penuh atau utuh misalnya gambar orang diambil dimulai dari kepala, badan dan kaki. Middle shot adalah pengambilan gambar objek hanya sebagian saja misalnya gambar orang diambil mulai dari kepala hingga kebagian badan. Sedangkan close up adalah pengambilan gambar pada bagian tertentu,

(6)

misalnya gambar orang diambil bagian kepala saja. http://www.ds7multimedia.com/sudut-pengambilan-gambar-teknik-dasar-fotografi-dan-videografi/

Gambar gerak yang ada pada video berfungsi untuk mendukung dan memperjelas informasi yang disajikan sehingga dapat membuat subjek menjadi menarik dan memikat perhatian (Jahi 2003). Hal penelitian menunjukkan gambar gerak yang digunakan pada video berfungsi: (1) dapat merangsang minat dan perhatian orang yang menyaksikan; (2) dapat meningkatkan pemahaman dan mempertinggi pesan yang disampaikan; (3) sebagai media yang efektif dalam mengajarkan pesan dalam bentuk keterampilan.

Pengambilan gambar perlu memperhatikan cahaya yang ada disekitar objek untuk mendapatkan komposisi yang tepat. Perpindahan gambar akan mempengaruhi cahaya yang mengenai objek, untuk itu diperlukan teknik agar gambar terlihat lebih dinamis dan hidup. Perpindahan gambar satu ke gambar lainnya menggunakan teknik Fade out dan Fade in. Teknik Fade out dan Fade in sebagai perpindahan dari satu bingkai ke bingkai lainnya menggunakan efek transitions yaitu blend (efek campuran), wipe (sapuan/menghapus) dan door (pintu). Teknik Fade out dimulai dari pengambilan gambar secara keseluruhan kemudian pencahayaan pada gambar mulai berkurang sehingga gambar menjadi tidak tampak lagi. Sedangkan teknik Fade in dimulai dari pengambilan gambar dari terang menjadi gelap. Pengaturan pencahayaan pada setiap bingkai tergantung pada program editing video yang digunakan (Fraunhofer IIS Thompson 2000).

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat ditarik kesimpulan: (1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi sebagai peserta memberikan respon positif, hal ini terbukti dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan dan manfaat yang mereka peroleh yaitu mendapat pengetahuan tentang pembuatan media video; (2) Meningkatkan kerjasama antara Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan dinas terkait seperti dinas pertanian tanaman pangan, Balai penyuluhan teknologi pertanian (BPTP) dan media massa; (3) Membantu Fakultas Pertanian Universitas Jambi dalam upaya mendapatkan video penyuluhan sebagai bahan penyuluhan di daerah binaan.

Saran

Disarankan materi kegiatan penyuluhan ini dapat dikemas dalam modul pembelajaran yang dapat memperkaya silabus pada mata kuliah teknologi informasi dan multimedia. Selain itu diperlukan kerjasama antara Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan instansi terkait dalam rangka membantu penyediaan materi pesan video yang disesuaikan dengan program pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2002. Media Pengajaran. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Fraunhofer IIS, Thompson, 2000. Adobe Primiere 6.0. User Guide. United States: Microsoft Corporation.

Gozali, T. 1986. Visual Primacy, Realty and the Implying Image in Motion Pictures and TV Instuctional Media 12 (83 – 89).

(7)

Jahi, 2003. Desain Pesan di dalam materi Pelatihan Penulisan Naskah TV/Video Instuksional. Kerjasama antara PKSDM, DIKTI, Seomeo- Seamolec, PPSDMAT Fakultas Kedokteran Hewan, IPB., Bogor.

Karlinah, S. 2000. Komunikasi Massa. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Kuswandi, W. 1996. Komunikasi Massa. Sebuah Analisis Media Televisi. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Lionberger, H.F and Gwin P.H. 1982. Communication Strategies a Guide for Agriculture Change Agent. Danville illionis. The Interstate Printers and Publishers, Inc.

Pribadi, B. 2003. Teori Produksi Film dan Video. Materi Pelatihan Penulisan Naskah TV/Video Instruksional. Kerjasama antara PKSDM, Dikti, Seomeo-Seamolec. PPSDMAT Fakultas Kedokteran hewan, IPB. Bogor.

Sudjana dan Rivai, 1992. Video Sebagai Media Penyebaran Inovasi Pertanian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

http://www.ds7multimedia.com/sudut-pengambilan-gambar-teknik-dasar-fotografi-dan-videografi/

Referensi

Dokumen terkait

Pasar kuok beroperasi setiap hari Selasa. Pasar ini sekarang terlihat berada di sisi kanan dan kiri jalan raya Pekanbaru Bangkinang di daerah Kuok. Pasar yang ada sekarang

Gill dan Obradovich (2012) meneliti pengaruh variabel dualitas CEO, ukuran dewan, komite audit, efek pengungkit keuangan, ukuran perusahaan, pengembalian aset, tata

Rongga mulut pada kelinci (Lepus nigricollis) dibentuk oleh atap dan dasar, atap terdiri atas palatum durun yang berupa langit- langit keras disebelah anterior dan palatum

Hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil Tabel 4 menunjukkan hasil analisis hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian

perpindahan sikap politik memiliki faktor yang sifatnya dinamis. Faktor- faktor tersebut pada masing-masing subyek masih berada dalam wilayah abstrak, sehingga

Semua dosen dan staf Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu dalam kelancaran studi penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik

• Kemampuan untuk berinteraksi dengan baik terhadap teman sebaya, guru dan orang dewasa lain. • Kemampuan untuk menunjukkan pemahaman, mengidentifikasi, dan menyampaikan perasaannya

Karena pemasang iklan loyal yang sudah cukup banyak dimiliki oleh Radio Maja ini maka Radio Maja ini perlu untuk menjaga agar keloyalan konsumen tidak berkurang seperti dengan