• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAFSIRAN ROMA 12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAFSIRAN ROMA 12"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Bobby Kurnia Putrawan Kelas : Teologi

M K : Eksposisi Perjanjian Lama (Kitab Roma) ROMA 12:1-8 I. Analisa Terjemahan

TL TB NKJV RSV NIV

1 Sebab itu, hai

saudara-saudaraku, aku mintalah kamu, oleh sebab segala rahmat Allah, mempersembahka n tubuhmu menjadi korban yang hidup lagi kudus dan yang berkenan kepada Allah, maka itulah ibadatmu yang patut. 2 Dan janganlah kamu menurut teladan orang dunia ini, melainkan ubahkanlah rupamu dengan pembaharuan hatimu, supaya kamu dapat mengenal apa kehendak Allah, yaitu akan hal yang baik dan yang berkenan dan yang sempurna.

3 Karena oleh sebab anugerah yang dikaruniakan kepadaku, maka aku berkata kepada tiap-tiap orang yang ada di antara kamu: Janganlah

menyangkakan dirinya berlebih-lebih daripada sangka yang patut, melainkan hendaklah ia menyangka dengan pikiran yang sempurna, sekadar bahagian iman yang dibahagikan Allah kepada masing-masing. 4 Karena sama seperti kita menaruh di dalam satu tubuh banyak

1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. 4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak 1 I beseech you therefore, brethren, by the mercies of God, that you present your bodies a living sacrifice, holy, acceptable to God, which is your reasonable service. 2 And do not be conformed to this world, but be transformed by the renewing of your mind, that you may prove what is that good and acceptable and perfect will of God. 3 For I say, through the grace given to me, to everyone who is among you, not to think of himself more highly than he ought to think, but to think soberly, as God has dealt to each one a measure of faith. 4 For as we have many members in one 1 I appeal to you therefore, brethren, by the mercies of God, to present your bodies as a living sacrifice, holy and acceptable to God, which is your spiritual worship. 2 Do not be conformed to this world but be transformed by the renewal of your mind, that you may prove what is the will of God, what is good and acceptable and perfect.

3 For by the grace given to me I bid every one among you not to think of himself more highly than he ought to think, but to think with sober judgment, each according to the measure of faith which God has assigned him.

4 For as in one body we have many members, and all the

1 Therefore, I urge you, brothers, in view of God's mercy, to offer your bodies as living sacrifices, holy and pleasing to God-this is your spiritual act of worship. 2 Do not conform any longer to the pattern of this world, but be transformed by the renewing of your mind. Then you will be able to test and approve what God's will is-his good, pleasing and perfect will. 3 For by the grace given me I say to every one of you: Do not think of yourself more highly than you ought, but rather think of yourself with sober judgment, in accordance with the measure of faith God has given you.

4 Just as each of us has one body with many members, and

(2)

anggota, tetapi semua anggota itu bukannya

memegang serupa pekerjaan,

5 demikianlah juga kita yang banyak ini menjadi satu tubuh di dalam Kristus, tetapi masing-masing anggota beranggotakan yang lain. 6 Sedangkan kita menaruh karunia yang berlain-lainan menurut kadar anugerah yang dikaruniakan kepada kita itu: Jikalau nubuat, lakukanlah atas kadar iman; 7 jikalau layanan, lakukanlah atas jalan melayani; jikalau yang mengajar, lakukanlah atas jalan pengajaran; 8 jikalau yang menasehatkan, lakukanlah atas jalan nasehat; dan yang memberi, hendaklah dengan kemurahan; dan yang memerintahkan, hendaklah dengan usaha; dan yang menunjukkan belas kasihan, hendaklah dengan

sukacitanya.

anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. 6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita

melakukannya sesuai dengan iman kita. 7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,

hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

body, but all the members do not have the same function,

5 so we, being many, are one body in Christ, and individually members of one another. 6 Having then gifts differing according to the grace that is given to us, let us use them: if prophecy, let us prophesy in proportion to our faith; 7 or ministry, let us use it in our ministering; he who teaches, in teaching; 8 he who exhorts, in exhortation; he who gives, with liberality; he who leads, with diligence; he who shows mercy, with cheerfulness. members do not have the same function,

5 so we, though many, are one body in Christ, and individually

members one of another.

6 Having gifts that differ according to the grace given to us, let us use them: if prophecy, in proportion to our faith; 7 if service, in our serving; he who teaches, in his teaching; 8 he who exhorts, in his exhortation; he who contributes, in liberality; he who gives aid, with zeal; he who does acts of mercy, with cheerfulness.

these members do not all have the same function,

5 so in Christ we who are many form one body, and each member belongs to all the others.

6 We have different gifts, according to the grace given us. If a man's gift is prophesying, let him use it in proportion to his faith. 7 If it is serving, let him serve; if it is teaching, let him teach; 8 if it is encouraging, let him encourage; if it is contributing to the needs of others, let him give generously; if it is leadership, let him govern diligently; if it is showing mercy, let him do it cheerfully.

II. EKSPOSISI KITAB ROMA 12:1-8 Pendahuluan

Pasal 1-11, Paulus berkali-kali telah menegaskan bahwa pembenaran orang berdosa oleh iman tidak memberi orang kebebasan untuk berdosa terus. Demikianlah jawabannya terhadap tuduhan yang dilancarkan dalam pasal 3:7. Dalam pasal 6 dijelaskan hubungan antara karya Kristus, yaitu dalam baptisan, ia bangkit pula untuk menempuh kehidupan bersama Kristus. Lalu dalam pasal 8 ditunjukkannya bagaimana kehidupan baru itu merupakan hasil kehadiran Roh Kudus di dalam diri orang-orang

(3)

percaya. Kalau orang ada ‘di dalam Kristus’, Roh Kudus ada ‘di dalam dia’, dan mengerjakan segala sesuatu yang berkenan kepada Allah. Dengan demikian pasal 3-8 menerangkan asas kehidupan orang Kristen. Bagian ini bukan merupakan sesuatu yang baru karena hal ini sudah dikatakan dalam pasal 6-8. Dalam pasal 9-11 orang-orang bukan Yahudi didorong supaya mereka mau menerapkan kebenaran dengan segala kerendahan hati. Dalam bagian ini tema yang sama dilanjutkan.

Struktur Roma pasal 12:1-8 dapat dibagi dalam 2 bagian. Pertama, pasal 12:1-2 menjelaskan perihal “persembahan yang benar” dari umat Allah. Kedua, pasal 12:3-8 merupakan nasihat rasul Paulus yang menyajikan rincian yang muncul pada ayat 1-2. Ayat 3 memuat alamat dan rumus umumnya, ayat 4-5 dasarnya, dan ayat 6-8 mengandung artinya yang kongkret bagi masing-masing anggota jemaat.

Namun kehidupan Kristen itu bukan hanya soal ‘asa’. Kehidupan itu harus ditempuh di tengah pergaulan masyarakat. Kehidupan seorang Kristen harus menyatakan diri dalam perkataan dan perbuatan, dalam perbuatan, dalam pergaulan dengan lawan dan kawan. Perbuatan itu tidak menjadikan orang Kristen benar. Tetapi, orang yang karena imannya dibenarkan oleh Allah, dia mengerjakan perbuatan yang benar, sebagaimana bukan buah yang baik yang menjadikan pohonnya baik tetapi pohon yang baik menghasilkan buah yang baik. Dalam pada itu dalam diri orang-orang Kristen sendiri kuasa dosa belum punah. Oleh karena itu, orang Kristen perlu diajak dan diajar, agar mereka tidak mengendur, dan agar mereka melihat jalan yang harus ditempuh dalam keadaan yang tertentu. Ajakan dan ajaran itulah yang dikemukakan Paulus dalam pasal 12-15, tegasnya 12:1 samapai 15:3.

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah?

2. Apa yang dimaksud dengan berubah oleh pembaharuan budi?

3. Apa tujuan dan bagaimana karunia-karunia Tuhan diberikan kepada jemaat Tuhan?

Tafsiran

12:1 Karena itu,1 saudara-saudara,2 demi kemurahan Allah aku menasihatkan3 kamu,

supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.4

Pemakaian kata karena itu menyatakan bahwa dorongan ini mempunyai dasar dalam kemurahan Allah seperti yang sudah diuraikan Paulus pada pasal 11:25-32, yang merupakan puncak dari seluruh diskusi teologi surat Roma. Maka secara langsung istilah karena itu menunjuk pada pasal 11:25-32, dan secara tidak langsung istilah itu menunjuk pada segala sesuatu yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam surat Roma pasal 1-11, yang menjadi dasar bagi dorongan-dorongan dalam bagian ini. Ajakan dan ajaran Paulus mengenai kehidupan Kristen dibukanya dengan berkata saudara-saudara… aku menasihatkan kamu … Kata-kata pembukaan yang sama kita temuakan pula dalam 1 Korintus 1:10; 2 Korintus 10:1; Efesus 4:1. Sapaan saudara-saudara biasa dipakai Paulus bila mulai membicarakan perkara yang dianggapnya pentingnya (band. 10:1; 11:25;

1 Pembuka pasal 12:1 dalam bahasa Yunaninya menggunakan ο υ ν /oun. Jadi ayat ini merujuk pada

pokok pembahasan sebelumnya yang tercakup pada pasal 1-11 perihal respon orang kafir dan Yahudi pada umumnya (umat percaya).

2 Kata kerja Yunani paraklein muncul dengan arti yang berbeda-beda, yaitu memohon (2 Korintus 12:8),

‘mendorong untuk bertobat’ (Kis 2:40), ‘menasihatkan’ (1 Kor 1:10; band. Roma 12:8), ‘menghibur’ (2 Kor 1:4, 6).

3 Istilah π α τ α κ α λ ε ω (baca: parakaleo) dipakai lebih dari 100 kali dalam Perjanjian Baru, dapat

diartikan “meminta dengan sangat”, “menasihatkan secara mendesak dengan otoritas”, dan “menghibur”.

4 Istilah logikos disenangi oleh para filsuf sejak zaman Aristoteles mengenai pola hidup yang benar, yang

sesuai dengan filsafat mereka. Istilah ini juga dipakai oleh orang Yahudi yang berbahasa Yunani mengenai sikap hati yang benar dalam penyembahan. Istilah ini tidak dipakai dalam LXX, dan hanya dipakai dua kali dalam seluruh Perjanjian Baru, yaitu dalam ayat ini dan 1 Petrus 2:2. Dari segi pemakaiannya di lingkungan filsafat, tampaknya istilah ini menunjuk pada keadaab batin yang benar, maka dalam beberapa terjemahan kita membaca “ibadahmu yang rohani”. Dari segi akar kata, yaitu λ ο γ ο σ (baca:logos), istilah ini tampaknya menekankan akal. Walaupun biasanya pemakaian kata jauh lebih berbobot dari pada akar kata, tetapi dalam kasus ini beberapa teologi menerima arti masuk akal karena dalam konteks Roma 12:1-2 bukan batin yang ditekankan, tetapi tubuh jasmani. Juga, dalam konteks ini terjemahan masuk akal sesuai dengan perkembangan pikiran Paulus, karena ibadah seperti apa yang diceritakan sesuai dengan ajaran yang telah diuraikan maka ibadah seperti itu masuk akal.

(4)

15:30). Kalau kita dinasihati Tuhan, atas nama Tuhan, hal itu menyatakan pemeliharaan Tuhan atas kita. Ia hendak mendirikan kita kalau kita jatuh ke dalam dosa dan hendak membimbing kita bila dikelilingi godaan-godaan. Dengan demikian, nasihat itu menjadi hiburan bagi kita. Begitu pula, bila menasihati kita, secara langsung atau dengan perantaraan seorang manusia, Tuhan tidaklah memaksa kita. Kita diminta-Nya untuk berdiri dan untuk berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.

Demi kemurahan Allah aku menasihatkan. Inilah dasar motivasi dan dorongan yang bersifat kristiani. Di luar Kristus orang mendorong dengan ancaman, terutama ancaman hukuman kekal. Yang lain lagi mendorong para pengikutnya dengan kuasa kebencian, tetapi Allah kita mendorong kita dengan kuasa kasih. Pemakaian istilah menasihatkan dalam ayat ini tidak berarti bahwa ini hanya bersifat nasihat untuk ‘memperingatkan’ dimana Tuhan meneguhkan hak-Nya atas ciptaan-Nya. Istilah ini menunjuk pada suatu panggilan pada ketaatan yang berakar dalam Injil Kristus sehingga “nasihat” yang dimaksudkan mempunyai wibawa yang sangat kuat.5

Agar kamu mempersembahkan tubuhmu. Penjelasan ini seperti apa yang sudah dikatakan dalam pasal 6:13, 16, dan 19.6 Menurut Bruce,7 Paulus sekarang menjelaskan secara detail apa yang melibatkan mereka dalam mempersembahkan diri mereka sendiri pada Allah yang menggunakannya dalam melayani-Nya. Kita diimbaukan untuk menyerahkan atau mempersembahkan diri kita pada kehendak Allah. Penyerahan atau persembahan hidup kita bukan merupakan sesuatu yang hanya dilakukan sekali saja dalam proses pendewasaan Kristen. Yang dimaksudkan adalah hidup dalam ketaatan karena iman yang bertumbuh, sama seperti penyerahan uang diuraikan dalam pasal 6, di mana kita, anggota tubuh kita harus menjadi “alat-alat kebenaran”, dan kita “hidup dalam pembaharuan hidup”.

Tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Kalau kita membaca pasal 6-8, maka menjadi jelas bagi kita bahwa istilah hidup tidak dipakai di sini secara kebetulan. Kematian tubuh kita adalah masalah yang didiskusikan dalam pasal 7-8, terutama dalam pasal 7:23-25 dan 8:10-11. Dari ayat ini, kita mengerti bahwa Roh Allah yang dapat menghidupkan “tubuh maut” kita supaya kita dapat melakukan kehendak Allah. Bruce8 di sini menjelaskan bahwa in imerupakan persembahan yang baru, yang mana tidak berisi dalam keidupan lain, seperti binatang sebagai korban pada masa lalu. Dalam ibadah PL tubuh binatang yang hidup dimatikan untuk dipersembahkan di mezbah Allah, sedangkan dalam ibadah kita, tubuh-tubuh kita yang mati dipersembahkan sebagai persembahan yang hidup oleh karena kuasa Roh Allah. Bukankah kontras antara ibadah dalah hukum Taurat dan ibadah kita dalam kasih karunia Allah mencerminkan tema surat Roma, yaitu bahwa orang yang dibenarkan karena iman akan hidup? Dalam ibadah di luar Kristus, segala macam persembahan yang mati dipersembahkan kepada Allah. Dalam Kristus, tubuh kita yangmati dihidupkan-Nya, dan itu menjadi persembahan kita. Dan kalau tubuh kita sudah dihidupkan oleh Roh Kudus sesuai dengan Roma 7-8 maka tubuh kita sudah menjadi kudus dan berkenan kepada Allah.9

Itu adalah ibadahmu yang sejati. Bruce10 menyebutkan, kata ini mengandung arti ‘penyembahan rohanimu’, ‘penyembahan yang keluar dari pikiran dan hati bukan dari tingkah laku saja. Penyerahan anggota-anggota tubuh kita merupakan ibadah.. yang sejati (akal). Sebagai imamat yang rajani, kita menjalankan ibadah dalam hidup kita sehari-hari. Kalau dulu, pelayanan atau ibadah imamat Lewi dijalankan di Bait Allah,

5 Van den End, Surat Roma, Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet. 1, 1995, hlm. 563. dalam hal ini Tuhan telah

menyelamatkan orang berdosa serta meneguhkan kembali hak-Nya atas ciptaan-Nya. Bilamana, melalui seorang rasul-Nya, orang berdosa itu diminta-Nya agar untuk memenuhi atau tidak memenuhi permintaan itu. Sebab, kalau tidak memenuhinya, ia akan kembali ke tempatnya yang semula, yaitu kedudukan sebagai musuh Tuhan. Bila memenuhi kehendak-Nya maka ia menjadi umat-Nya yang telah dilepaskan dari kuasa maut dan hidup di dalam-Nya (bdn. Mat 18:21-35).

6 Di mana istilah ini diterjemahkan dengan kata “menyerahkan”. Hodges cenderung menerima terjemahan

“menyerahkan” karena kaitan yang erat antara ayat ini dengan pasal 6-8, sedangkan Cranfiled cenderung menerima terjemahan “mempersembahjkan”, terutama karena istilah ini adalah istilah yang biasa untuk menceritakan bagaimana orang mempersembahkan persembahan. Sebenarnya dua terjemahan ini menjadi satu dalam konteks ini karena hidup kita yang diserahkan juga menjadi persembahan, “ibadah” yang tepat.

7 F. F. Bruce, The Epistle of Paul to the Romans: Tyndale New Testament Commentaries, Grand Rapids:

Wb. M. Eerdmans Publishing, Cet. 1, 1963, hlm. 225.

8 F. F. Bruce, The Epistle of Paul to the Romans: Tyndale New Testament Commentaries, hlm. 226. 9 Dave Hagelberg, Tafsiran Roma, hlm. 236.

(5)

tetapi kita menjalankan “persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah”.

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa11 dengan dunia12 ini, tetapi berubahlah13 oleh

pembaharuan budimu,14 sehingga kamu dapat membedakan15 manakah kehendak

Allah: apa yang baik, yang berkenan16 kepada Allah17 dan yang sempurna.18

Menurut Nygren19 mengatakan, bahwa Roma 12:2 merupakan “pedoman yang paling mendasar dari etika Paulus”. Kalau tidak berjaga-jaga maka kita menjadi serupa dengan α ι ο ν /aion ini. Kalau kita mau hidup sesuai dengan keadaan kita dalam α ι ο ν /aion baru maka kuasa Roh Allah disediakan untuk mengubahkan kita. Sebagai orang percaya, hanya ada dua alternative bagi kita. Kita dapat tunduk pada seruan dunia ini untuk disesuaikan, sehingga kita tidfak menonjol lagi. Atau kita dapat disesuaikan pada dunia yangakan datang sehingga kita tidak betah di dunia ini. Setiap manusia pasti tetap berubah dan berkembang, hanya arahnya dapat ditentukan. Ada yang berkembang kearah dunia yang akan dating dan ada yang akan menjadi semakin serupa dengan dunia ini. Surat Roma menceritakan bagimana orang percaya dapat berseru kepada nama Tuhan Yesus untuk mengatasi kuasa dunia ini sehingga “diselamatkan” dari belenggu murka Allah, kuasa dosa, hukum Taurat, dan kuasa maut (pasal 5-8).

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini. Kata ‘zaman ini’ (aion), seperti dalam 1 Kor 1:20; 2:6; 3:18; 2 Kor 4:4; Gal 1:4, ini membedakan dari ‘zaman yang akan datang’ seperti Efesus 1:21. Kata ini mengandung makna tidak hanya ‘zaman ini’. Yang mana itu juga disebut ‘zaman yang datang’ (Gal 1:4) yang biasa juga disebut ‘zaman yang jahat ini’ dan didominasi oleh ‘ilah zaman ini’ yang membutakan pikiran orang yang tidak percaya kepada Kristus.20 Tekanan dari dunia dan dari dalam diri sendiri untuk tetap menyatu dengan dunia tidak berkurang dalam proses kedewasaan Kristen. Tetapi sekarang ada harapan yang sejati bagi kita, sesuai dengan segala sesuatu yang telah diuraikan dalam pasal 8.

Tetapi jadilah berubahlah oleh pembaharuan budimu. Ada jalan lain bagi kita. Roh Allah mau mengubahkan kita sehingga diri kita disesuaikan dengan α ι ο ν /aion

11 Dalam bahasa Yunani umum, skhema ( berarti ‘kerangka’, ‘pola’, yang menekankan sifat lahiriah. Di

mana kata ini merupakan kata dasar dari σ υ σ χ η µ α τ ι ξ ε σ θ ε /susxematisheste. Kata “menjadi serupa” oleh Dave Hagelberg ditambah dengan kata “tetap” karena ia menjelaskan bahwa kata kerja “menjadi serupa” memakai bentuk Present Imperative, sehingga ada kesan bahwa apa yang dilarang (di depan kata σ υ σ χ η µ α τ ι ξ ε σ θ ε /susxematisheste ada µ η /me berarti hentikanlah) dalam kalimat ini sedang dilakukan oleh para pembaca. Jadi kata ini dapat diterjemahkan dengan “hentikanlah menjadi tetap serupa”.

12α ι ω ν (baca: aion) dapat diterjemahkan dunia, yang mengandung unsur “zaman”.

13 Istilah Metamorfousthe adalah bentuk Passive Imperative dari kata metamorfoo, “berubah rupa”. Jadi

dapat diterjemahkannya “jadilah diubahkan”. Pemakaian bentuk Passive (diubahkan) menunjuk pada karya Roh Kudus yang dapat mjengubah kita. Menurut Cranfiled (hlm. 605-607) menuliskan bahwa menjelaskan istilah menjadi serupa dan istilah jadilah diubahkan tidak jauh berbeda, dan seringkali dipakai secara sejajar. Menurut Dave kata “berubahlah” diterjemahkan dengan “jadilah tetapi berubah” sehingga ada kesan bahwa apa yang diperintahkan dengan kata kerja tersebut memang sedang dilaksanakan oleh pembaca surat ini. Kedua proses ini, baik yang dilarang maupun yang diperintahkan, sedang terjadi di dalam jemaat Roma. Bruce mengomentari bahwa kata metamorfoo dapat dilihat dalam Matius 17:2 dan Markus 9:2. Hanya di tempat lain di mana ini muncul dalam PB di 2 Korintus 3:18, yaitu orang percaya berubah seperti Kristus ‘dari kemuliaan satu ke lainnya’ yang dikerjakan oleh Tuhan melalui Roh Kudus (F. F. Bruce, The Epistle of Paul to the Romans: Tyndale New Testament Commentaries, hlm. 227).

,

Charles Hodges, Commentary on the Epistle to the Romans, Grand Rapids: Wm. B. Eerdrmans Publishing, 1886, hlm. 118.

14 Istilah memakai kata ν ο υ s/Nous dalam bahasa Yunani, yang menunjuk pada pikiran, pusat manusia

yang berpikir. Dalam konteks pasal 12:2b tampaknya terjemahan “budi” juga tepat, tetapi sesuai dengan penjelasan Cranfield (hlm. 609) adalah, lebih baik istilah ν ο υ s/nous diterjemahkan pikiran, karena kata terjemahan ini mencakup hal “budi”.

15 Kata dokimadso dalam ayat ini berarti membedakan, tetapi istilah ini biasanya mengandung unsur

“menguji” seperti dalam Lukas 14:19; 1 Korintus 3:13; dan 1 Yohanes 4:1, seingga di sini ada kesan bahwa apa yang ditentukan sebagai kehendak Allah juga dilaksanakan sehingga kehendak Allah dicoba, diuji.

16 Walaupun istilah β ε ρ κ ε ν α ν tidak diikuti dengan istilah “kepada Allah” dalam naskah aslinya,

tetapi kita mengerti bahwa memang demikianlah maaksudnya, karena hampir setiap kali istilah berkenan ( ε υ α ρ ε σ τ ο s /euarestos) dipakai, kata “kepada Allah” atau “kepada Kristus” tersirat di dalamnya.

17 Kata kepada Allah dalam naskah bahasa Yunaninya sebenarnya tidak ada, tetapi dalam hal ini LAI ingin

menjelaskan lebih detail.

18 Kata “sempurna”, Yunaninya dipakai τ ε λ ε ο ι s/teleois, berarti sempurna, “lengkap”, “dewasa”. 19 Anders Nygren, Commentary on Romans, Philadelphia: Fortress Press, 1949, hlm. 237.

(6)

yang akan datang. Oleh karena penyerahan di atas merupakan “ibadah … yang masuk akal” maka Paulus menekankan pentingnya pembaharuan pikiran sebagai jalan penyerahan tubuh. Hodges21 menjelaskan, bahwa perhatian kita harus terarah pada kehidupan rohani pada urusan Kristus. Ini suatu proses yang dikerjakan dengan sengaja dan kesadaran yang penuh dimana firman Allah menjangkau setiap segi dari hidup umat percaya, dan Roh Allah menghidupkan kita.

Sehingga kamu dapat membedakan. Tujuan “pembaharuan budi” dijelasksan dalam ayat ini, yaitu supaya kehendak Allah dapat dimengerti dan dilakukan. Dari ayat ini ditemukan dua hal yang dapat dimengerti. Pertama, Kalau belum diperbaharui, pikiran orang percaya tidak sanggup membedakan kehendak Allah. Kedua, setiap orang percaya, siapapun, yang menyerahkan tubuhnya kepada Tuhan, yang pikirannya dibaharui, dapat mengerti kehendak Allah untuk pelayananannya kepada Allah.22

Manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan23 kepada Allah dan

yang sempurna. Menurut Cranfield24 menjelaskan, penjelasan singkat ini dicatat supaya mereka yang berasal dari latar belakang mistisisme tidak berpikir bahwa “kehendak Allah” menunjuk pada hubungan dengan Allah, yang tidak terhalang pada permasalahan etis. Allah yang kita kasihi adalah Allah yang baik, sehingga barangsiapa yangmau melakukan kehendak-Nya harus melakukan apa yang baik ,yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

12:3 Berdasarkan25 kasih karunia26 yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada

setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan27 hal-hal yang lebih

tinggi28 dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu

rupa,29 sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman,30 yang dikaruniakan

Allah kepada kamu masing-masing.

Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu. Janganlah kamu menganggap dirimu sendiri31 tinggi

21 Charles Hodges, Commentary on the Epistle to the Romans, Grand Rapids: Wm. B. Eerdrmans

Publishing, 1886, hlm. 118.

22 C. E. B. Cranfield, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the Romans, The

International Critical Commentary, Edinburgh: T and T Clark Limited, 1975, hlm. 609-610.

23 Walaupun istilah β ε ρ κ ε ν α ν tidak diikuti dengan istilah “kepada Allah” dalam naskah aslinya,

tetapi kita mengerti bahwa memang demikianlah maqksudnya, karena hampir setiap kali istilah berkenan ( ε υ α ρ ε σ τ ο s /euarestos) dipakai, kata “kepada Allah” atau “kepada Kristus” tersirat di dalamnya.

24 C. E. B. Cranfield, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the Romans, The

International Critical Commentary, hlm. 610.

25 Kata yang membuka ayat ini adalah γ α ρ /gar yang disusul dengan kata δ ι α /Dia dapat

diterjemahkan ‘secara’, ‘menurut’ (bdn. Kis 15:27). Di sini LAI menerjemahkan dengan kata ‘berdasarkan’ (sesuai 15:15; ‘karena’) yang mengandung makna menetapkan hubungan antara ayat 3 dan ayat 1-2, namun hubungan itu tidak bersifat sebab-akibat.

26 Kata Yunani yang dipakai adalah Χ α ρ ι σ τ ο s/charistos yang berasal dari kata

Χ α ρ ι σ µ α /charisma diterjemahkan ‘kasih karunia’, (lihat Roma 1:5), yaitu sesuatu yang diberikan Allah kepada manusia yang ia sendiri tidak mampu memperoleh atau mencapainya dengan kekuatannya sendiri.

27 Artinya adalah menganggap diri, menilai diri. Jikta kita ingin menempuh hidup gereja yang tepat, hal

pertama yang harus runtuhkan adalah penilaian yang tinggi terhadap diri sendiri, supaya kita bias melihat dengan jernih dan tepat. Ini memerlukan pikiran kita diperbaharui dengan membiarkan semua unsur negative di dalamnya ditelan oleh hayat Kristus. Kemudian, kita akan menilai diri kita sendiri sesuai dengan iman yang Allah takarkan bagi kita, yaitu sesuai dengan ukuran unsuir Allah yang telah disalurkan di dalam kita.

28 Pada ayat ini terdapat pemakaian kata ganda, yaitu huperfronein-fronein, fronein-sofreinen. Fronein

berarti berpikir, menaruh perhatian. Dalam menerjemahkan permainan kata ini, LAI bertolak dari fronein, sehingga mengartikan huperfronein sebagai ‘berpikir yang tinggi-tinggi’. Tetapi sebenarnya arti fronein denagn bertolak huperfronein, yang memang berarti ’berbesar hati’, ‘sombong’. Dari sudut bahasa, keduanya dapar dipertahankan, tetapi penulis lebih setuju dengan pendapat kedua.

29 Kata Sofrenein berarti ‘bersikap bijaksana’, ‘bersikap sopan’, dari situ juga dapat diterjemahkan

‘menahan diri’ (LAI: menguasai diri). Bagian kedua permainan kata tersebut tidak nampak dalam LAI; terjemahan harfiahnya adalah ‘hendaklah kamu berpikir menuju kebijaksanaan (kesopanan)’.

30 Lebih baik kiranya kalau kita tafsirkan ‘ukuran iman’ di sini sesuai dengan ungkapan dalam ayat 12:6b

yang dalam terjemahan LAI berbunyi ‘sesuai dengan iman’. Di sini iman menjadi kaidah, maka ‘ukuran’ tidak berarti ‘jumlah’, melainkan ‘kaidah’, ‘tolak ukur’. Dengan demikian, makna kata-kata ‘menurut ukuran iman’ adalah dalam berpikir (LAI) atau menilai dirinya dan orang lain’, hendaknya iman menjadi tolak ukur.

31 Dalam bahasa asli dan terjemahan LAI tidak terdapat kata dirimu sendiri, tetapi dapat sebagai

(7)

daripada yang patut kamu anggap, tetapi anggaplah dirimu biasa-biasa saja, sebagaimana Allah telah membagi ukuran iman kepada kamu masing-masing. Paulus menjelaskan pentingnya sikap dan cita-cita yang layak ‘sesuai’/’menurut’ kasih anugerah Allah (ayat 3 merupakan penegasan hubungan dari ayat 1-2).

Janganlah kamu memikirkan32 hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut

kamu pikirkan. Perintah ini mendahului semua perintah yang bersifat spesifik dalam seluruh bagian ini. Jangan tinggi hati. Sesungguhnya perintah ini berdasarkan dalam teologi yang diuraikan dalam Roma 1-11. Menurut surat Roma kita tidak dapat membenarkan diri kita, tetapi kita mengalami kemurahan Allah. Kalau kita menganggap kesombongan hanya sebagai masalah ucapan yang tidak patut atau sikap secara luar yang tidak sesuai, maka kita mempunyai suatu tanggapan yang berbahaya. Kesombongan yang dilarang Alkitab adalah sikap hati yang sombong, dan bukan hanya sikap secara luar yang tidak sopan atau baik. Paulus mengingatkan agar memiliki sikap yang tidak memandang diri lebih tinggi dari orang lain.33 Dengan demikian yang diharapkan bukan ‘menguasai diri’ atau ‘kebijaksanaan’ dalam arti hikmat, melainkan kesederhanaan, kebijaksanaan dalam arti kesopanan terhadap sesama orang Kristen.34

Tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa. Ayat ini mengimbangi larangan yang disebut di atas karena Paulus tidak mau kalau kita memiliki sikap yang berlebihan. Jangan kita menjadi “terjebak” dalam kebiasaan di mana kita selalu menganggap diri kita rendah (memberikan gambaran yang negative terhadap diri sendiri), tetapi berpikirlah terhadap diri sendiri dalam porsinya.

Sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Sikap diri kita harus sesuai dengan tingkat iman yang dibagikan Allah kepada masing-masing kita. Sebenarnya ayat ini menjadi peralihan pada diskusi mengenai karunia-karunia rohani dalam pasal 12:4-8. Pandangan kita terhadap diri sendiri yang patut harus diwarnai dengan pengertian mengenai peranan kita masing-masing dalam tubuh Kristus. Kalau kita diberi karunia rohani, baiklah kita berfungsi dalam karunia-karunia rohani yang diberikan secara maksimal.35 Iman yang menjadi tolak ukur, masing-masing orang akan memahami bahwa mereka adalah orang berdosa yang layak mengalami hukuman Allah, dan bahwa mereka diselamatkan dari hukuman itu hanyalah kasih anugerah Allah dalam Yesus Kristus. Kesadaran itu akan menimbulkan dalam diri mereka kerendahan hati, yang menganggap yang lain lebih utama dari dirinya sendiri (Fil 2:3), dan jemaat akan menjadi ‘sehati-sepikir’, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan Fil 2:2). Hal itulah yang dijelaskan lebih lanjut dalam ayat-ayat berikut.36

12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak

semua anggota itu mempunyai tugas37 yang sama,

12:5 demikian38 juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi

kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

kata-kata lain yang memakai kata ϕ ρ ο ν ε ω /froneo sebagai dasar. Tidak mustahil bahwa terjemahan LAI (“jangalah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi …”) merupakan terjemahan yang tepat, tetapi Cranfield dan Dunn menjelaskan bahwa kemungkinan “besar” terjemahan yang dipakai lebih tepat. Adalah dengan menggunakan kata dirimu sendiri (Cranfield, hlm. 613, dan Dunn, hlm. 719-720). Firman Allah tidak melarang kita untki mengupayakan pelayanan yang luar biasa, malah pelayanan yang besar diharapkan (Yoh 14:12 dan Ef 4:12-16), tetapi pelayanan yang luar biasa yang menjadi cita-cita umat percaya harus sesuai dengan karunia rohani yang diberikan Allah kepada masing-masing.

32 Artinya adalah menganggap diri, menilai diri. Jikta kita ingin menempuh hidup gereja yang tepat, hal

pertama yang harus runtuhkan adalah penilaian yang tinggi terhadap diri sendiri, supaya kita bias melihat dengan jernih dan tepat. Ini memerlukan pikiran kita diperbaharui dengan membiarkan semua unsur negative di dalamnya ditelan oleh hayat Kristus. Kemudian, kita akan menilai diri kita sendiri sesuai dengan iman yang Allah takarkan bagi kita, yaitu sesuai dengan ukuran unsuir Allah yang telah disalurkan di dalam kita.

33 Dave Hagelberg, Tafsiran Roma, hlm. 240.

34 Van den End, Surat Roma, hlm. 570. Ini dapat dilihat teguran Paulus terhadap orang-orang Yahudi,

Roma 11:17 tetapi di sini sikap orang Kristen terhadap sesama umat percaya.

35 Dave Hagelberg, Tafsiran Roma, hlm. 241. 36 Van den End, Surat Roma, hlm. 572.

37 Semua terjemahan Indonesia menggunakan kata ‘tugas’ sebagai terjemahan π ρ α ξ ι ν /praxis.

Akantetapi sesungguhnya praxis berarti ‘kegiatan’, ‘perbuatan’, dan dari situ berarti ‘fungsi’, ‘faal’. Jadi dalam kata lain digunakan “fungsi”. Fungsi adalah untuk pelayanan dalam tubuh Kristus (ayat 1). Untuk menunaikan fungsi, umat percaya harus memiliki hayat, hayat ilahi untuk ekspresi ilahi.

38 Kata ο υ τ ω s/outos diterjemahkan dengan kata demikian, atau dengan kata lain ‘jadi’ (Ingg: so). Ini

(8)

Ayat ini dimulai dengan kata ‘sebab’ sebagai bentuk penjelasan ayat 3, Paulus memakai perumpamaan tentang tubuh manusia. Paulus di sini membandungkan jemaat Kristen dengan tubuh manusia sebab dalam ayat 5 dikatakan ‘demikian juga kita … adalah satu tubuh di dalam Kristus’. Kesatuan dalam kepelbagian yang menandai kehidupan jemaat Kristen tidak sekedar perbandingan dengan tubuh manusia. Dalam hal jemaat (gereja), perbandingan itu mendapat dasar lebih kokoh. Anggota-anggota jemaat dapat disebut ‘anggota satu tubuh’, bukan karena susunan jemaat mirip dengan susunan tubuh manusia. Tetapi mereka disebut anggota ‘satu tubuh’, karena rahmat Allah melalui Kristus telah menyatukan mereka dalam satu persekutuan (bdn. 8:2, 39). Kesatuan inilah yang mengundang perbandingan dengan tubuh manusia.39

Haldane menjelaskan setiap orang percaya menjadi kesatuan di dalam Kristus, orang percaya menjadi anggota dari yang lainnya, bahwa mereka adalah kesatuan pada setiap orang percaya yang lain, seperti semua anggota (semua orang percaya) dalam tubuh sebagai kesatuan. Setiap orang percaya saling terkendali dalam kesatuan dari kesatuan mereka di dalam tubuh.40 Sikap terhadap diri sendiri yang ‘biasa-biasa saja’ adalah sikap yang didasari pengertian mengenai peranan kita masing-masing dalam jemaat Kristus. Dalam pasal 12:4-5 tubuh jasmani manusia dipakai sebagau gambaran untuk menjelaskan kesatuan dan keanekaragaman yang dimiliki jemaat Kristus dan anggotanya. Gambaran yang sama dipakai juga dalam 1 Korintus 12:27. Gambaran ini menolong kita untuk memiliki sikap yang benar mengenai diri kita. Ada orang yang melihat orang lain yang pandai menggembalakan, dan oleh karena ia tidak mempunyai karunia yang sama, maka ia merasa kecil hati atau menjadi iri hati. Pandangan tersebut tidak benar. Seseorang yang pandai mengajar sesuatu (contohnya: Yunani), dan ia meremehkan pelayanan orang lain yang tidak mengerti Yunani, maka sebenarnya ia tidak mengerti apa yang diajarkannya (Yunani).41

12:6 Demikianlah kita mempunyai42 karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia

yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya43 sesuai dengan iman kita.44

Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Ayat ini mengemukakan inti dan kunci dari pelaksanaan pelayanan menurut rasul Paulus.45 Pentingnya peranan karunia-karunia rohani dalam pelayanan jemaat harus ditekankan. Jemaat Kristus dibentuk sedemikian rupa sehingga orang percaya memiliki karunia rohani tertentu, yang berlain-lainan. Pengertian mengenai diri kita sendiri yang “bersikap sedang” harus termasuk pengertian mengenai karunia rohani yang kita miliki. Tentunya, karunia-karunia rohani memberikan berkat, kekuatan, dan berguna untuk pelayanan yang mana semua itu untuk Tuhan dan kerajaan-Nya. Suasana ini mengembangkan sikap kasih dan kerendahan hati yang sungguh diperlukan dalam jemaat Kristus.46

39 Van den End, Surat Roma, hlm. 573.

40 Robert Haldane, An Exposition of the Epistle to the Romans, McLean, Virginia: Mac Donald Publishing,

1958, hlm. 560.

41 Dave Hagelberg, Tafsiran Roma, hlm. 241.

42 Di sini dicatat bahwa dalam naskah Yunani ayat 6-8 merupakan satu kalimat yang panjang.

Ε χ ο ν τ ε s/Ekhontes (kita mempunyai) merupakan partisipium, sehingga sebaiknya diterjemahkan ‘karena kita mempunyai …’.

43 Kata baiklah kita melakukannya dalam naskah aslinya sebenarnya tidak ada, tetapi ini dilakukan LAI

untuk melengkapi penjelasan kata yang dimaksud kita mempunyai.

44 Dalam bahasa aslinya ayat ini lebih singkat dan padat. Menurut Dave, terjemahan harfiah dari pasal

12:66 adalah “jika nubuatan, menurut ukuran imannya”. Dalam pengalaman keselamatan, bertobat, dan percaya dalam Kristus tidak dapat dipisahkan. Keduanya muncul sekaligus. Jika tidak ada iman kepada Allah, tidak ada pertobatan yang sesungguhnya. Iman juga tidak bisa diberl;akukan tanpa sekaligus pertobatan atas dosa. Seseorang tidak bisa ada (exist) tnapa hal lainnya. Iman kepada keselamatan dirembesai pertobatan, dan pertobatan adalah sebuah pengalaman kepercayaan. Iman dan pertobatan mendahului pengampunan dosa (Kis. 5:31; 10:43; 13:39), namun dalam pengalaman, iman dan pertobatan kepada keselamatan saling terkait (11:21). Menurut French L. Arringtin (hlm 199-200), sebuah bacaan dalam Perjanjian Lama menjukkan tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu peranan iman: adalah sarana anugerah keselamatan Allah yang tepat dalam Kristus; tujuan iman: adalah Yesus Kristus sendiri; hakikat iman: sebagai pengetahuan, kepercayaan, janji dan ketaatan.

45 Bandingkan Efesus 4 dengan Roma 12. Hal itu sangat menarik karena sama seperti Roma 1-11

menguraikan teologinya, kemudian Roma 12-16 menjelaskan penerapan teologi tersebut secara praktis dalam hidup kita; demikian juga Efesus 1-3 menguraikan teologinya, dan Efesus 4-6 penerapan hasilnya secara praktis. Juga hal pertama yang dibicarakan baik dalam Roma 12 maupun Efesus 4 adalah peranan karunia-karunia rohani yang harus disertai dengan kerendahan hati dan kasih.

(9)

Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Dalam pasal 12:6a suatu prinsip disampaikan, dan dalam pasal 12:6b-8 prinsip tersebut dijelaskan melalui beberapa contoh. Karunia bernubuat adalah karunia rohani pertama yang disebut dalam ayat ini, sesuai dengan pentingnya karunia rohani ini dalam suart-surat lain, misalnya 1 Kor 12:28; 14:1, 39; Efesus 4:11; dan 1 Tes 5:19-20.47 Pada dasarnya nubuat adalah ucapan Allah mengenai manusia. Sering ucapan itu mengenai masa depan, tetapi unsur itu bukanlah yang pokok. Ada nubuatan mengenai masa lampau dan juga masa sekarang.

Menurut James Dunn,48 sesuai dengan iman kita memperluas pengertian “menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita”. Juga ungkapan ini hamper sama dengan “ukuran iman” dalam pasal 12:3. Pengamatan ini menguatkan kesatuan pasal 12:3-8 sebagai ayat yang menjelaskan bagaimana caranya kita dapat melakukan “kehendak Allah”, yaitu dengan rendah hati kita menentukan karunia rohani yang kita miliki, dan kita memakainya sesuai dengan tingkat iman yangdianugerahkan oleh setiap kita. Lebih dari karunia rohani yang lain, karunia untuk bernubuat memerlukan iman, dan harus dilakukan sesuai dengan iman yang dimiliki oleh orang yang bernubuat.

12:7 Jika karunia untuk melayani,49 baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;50

Jika karunia untuk melayani. Kata “jika” membuka ayat 17, menunjukkan adanya hubungan “sebab-akibat” (dampak yang seharusnya ada). Apa yang menjadi hubungan sebab akibat, penyebabnya adalah karunia untuk melayani maka tentunya dampak yang harus dilakukan adalah melayani. Kata “pelayanan” (δ ι κ α ο ν ι α ) berarti hanya melayani (Ingg: service), lihat pasal 15:31, tetapi itu telah pada cara datangnya aturan secara teknis. Itu merupakan hal yang mungkin untuk menemukan sumbangan yang tepat, tetapi kemungkinan melayani pada kebutuhan merupakan artinya. Untuk kata “pelayanan” dalam Perjanjian Baru lihatlah Roma 16:1; 1 Kor 3:5; 2 Kor 3:6; 6:4; Efesus 3:7; 6:21; Fil 1:1; Kol 1:7, 23, 25; 4:7 1 Tim 3:8, 12; 4:6.51 Hal ini nampaknya juga diakui oleh End,52 agaknya ‘pelayanan’ di sini mengandung arti khusus, yaitu penunaian berbagai tugas di bidang organisatoris dan amal dalam lingkungan jemaat. Dengan demikian perkataan Yunani diakonia di sini artinya “jabatan seorang diaken’. Istilah diakonia dalam arti khusus ini dipakai dalam hubungan dengan kolekte yangdiadakan Paulus demi jemaat di Yerusalem (2 Kor 8:4; band. Roma 15:25; dan 1 Petrus 4:11).

Kata baiklah kita melayani merupakan terjemahan bebas; terjemahan harfiahnya akan berbunyi ‘dalam pelayanan’. Kita dapat menganggap kata-kata tambahan ini tidak perlu. Akan tetapi, dalam bahasa Yunani ada kata sandang yang memberi warna lebih kongkret pada ‘pelayanan’ kedua ini. Dengan demikian, dapat diterjemahkan ‘dan kalau (karunia) pelayanan, dalam (perbuatan) pelayanan’. Penjelasan ini berlaku juga berhubungan dengan ‘dalam pengajaran’ dalam 7b dan ‘dalam nasihat’ dalam 8a. Dalam merenungkan makna kata ‘melayani’ baiklah kita perhatikan bahwa dalam dunia Yunani-Romawi ‘melayani’ itu merupakan tugas kaum budak. Seorang merdeka tidaklah ‘melayani’. Tetapi ‘dilayani’. Lain halnya dalam jemaat Kristen. Gereja Purba sama sekali tidak merupakan kekuatan revolusioner, namun di dalamnya keadaan masyarakat pada asasnya dirombak.

Dalam ayat 7b disebut karunia yang ketiga: jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengakar. Statemen ini sama dengan kalimat sebelumnya yang menunjukkan hubungan sebab akibat (dampak yang seharusnya ada). Pada kata sebelumnya yang menjadi sorotan adalah melayani, sedangkan pada kata berikutnya adalah mengajar. Secara harfiah ‘orang yang mengajar, dalam pengajaran’. Agaknya dalam jemaat purba,

47 James D. G. Dunn, World Biblical Commentary Volume 38-B: Romans 9-16, Dallas: Word Book, 1988,

hlm. 727.

48 James D. G. Dunn, World Biblical Commentary Volume 38-B: Romans 9-16, hlm. 727-728.

49 Istilah δ ι α κ ο ν ι α /diakonia mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian sempit dan pengertian

luas. Pengertian sempitnya adalah pelayanan praktis bagi orang yang memiliki kebutuhan jasmani (Mat. 25:44; Kis 6:1-2; dan Roma 15:25), dan arti yang lebih luas adalah “pelayanan” (Roma 11:13; Kis 20:24; 21:19; dan 2 Korintus 4:1; 5:18).

50 Istilah “pengajaran” (δ ι δ α σ κ α λ ι α /didaskalia) terdapat juga dalam surat-surat kepada

Timotius dan Titus, dalam arti ‘ajaran’ (jadi, bukan lagi kegiatan mengajar, melainkan isi yang diajarkan, ajaran gereja. Dave berpandapat bahwa terjemahan harfiah dari pasal 12:7 adalah, “Jika pelayaan, dalam pelayanannya; jika ia yang mengajar, dalam pengajarannya”.

51 C. K. Barret, The Epistle to the Romans, London: Adam and Charles Black, cet. 4, 1971, hlm. 238. 52 Van den End, Surat Roma, hlm. 577.

(10)

‘pengajar’ merupakan kedudukan tersendiri (band. 1 Kor 12:28; 14:6 dan Efesus 4:11; Didache 15:1), yang agaknya serupa dengan kedudukan kaum ahli Taurat dalam sinagoge (band. 2:20). Di atas (ayat 6b), kita telah melihat perbedaan antara seorang nabi dan seorang pengajar. Sang pengajar memberi pengajarannya secara sistematis, dengan menimba dari Kitab Suci (Perjanjian Lama), dari kata-kata Yesus yang diserahkan secara lisan, dan dari bahan-bahan yang beredar dalam jemaat Kristen. Dalam 1 Kor 12:28 mereka menduduki tempat ketiga dalam daftar karunia, sesudah rasul dan nabi. Dalam Efesus 4:11, mereka digabungkan erat dengan kaum ‘gembala’.53 Hodges54 menjelaskan bahwa pelayanan kita harus bersumber dari karunia rohani yang kita miliki. Dan karunia rohani yang kita miliki berasal dari kasih karunia Allah. Pasal 12:2-8 dapat diringkas dengan perkataan bahwa “kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna” bagi seseorang adalah supaya dengan rendah hati umat percaya mengembangkan karunia rohani dan iman yang dianugerahkan kepadanya. Lebih lanjut Haldane55 mengatakan, bahwa mereka yang menerima karunia mengajar baiklah mereka mengajar dengan rajin.

12:8 jika karunia untuk menasihati,56 baiklah kita menasihati. Siapa yang

membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas;57 siapa yang memberi pimpinan,58 hendaklah ia melakukannya dengan rajin;59 siapa yang

menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.60

Ayat ini masih mengikuti gaya ayat sebelumnya (12:7). Agaknya di sini arti ‘menasihati’ dan ‘menghibur’ (memberi semangat) dapat digabungkan. Yang dimaksud Paulus ialah karunia khusus yang bukan bernubuat, bukan juga mengajar, yaitu apa yang biasanya kita sebut ‘prenggembalaan’. Dari pengalaman kita tahu bahwa orang yang cocok untuk menggembalakan jiwa belum tentu cocok untuk mengajar, dan sebaliknya. Dalam penggembalaan tercakup baik unsur ‘menasihati’ maupun unsur ‘memberi semangat’, ‘menghibur’.

Yang membagi-bagikan sesuatu bisa mengambilnya dari harta milik sendiri atau dari harta yang dikumpulkan oleh jemaat. Berdasarkan perkataan Yunani yang dipakai di sini, kita tidak dapat menentukan pilihan. Kalau pertama yang dimaksud, arti tambahan dengan hati yang ikhlas ialah sesuai Mat 6:3, yaitu bahwa tangan kiri tidak boleh mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanan. Dengan perkataan lain, orang tidak boleh bersikap sombong atau menuntut kedudukan istimewa berdasarkan pembian hartanya. Sebaliknya, kalau dimaksud adalah pembagian harta yang telah dikumpulkan jemaat, ‘ikhlas’ berarti ‘tulus’. Petugas yang demikian tidak boleh ‘memminjam’ sebagai hasil pengumpulan itu demi kebutuhan dirinya sendiri atau kebutuhan kaum keluarganya. Ia juga harus mengadakan admisnitrasi yang teliti supaya sewaktu-waktu dapat memberi

53 Van den End, Surat Roma, hlm. 577.

54 Charles Hodges, Commentary on the Epistle to the Romans, Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans

Publishing, 1886, hlm. 120.

55 Robert Haldane, An Exposition of the Epistle to the Romans, hlm. 562.

56 Parakalein dapat mengandung arti ‘memohon’, mis. Mat 8:5. Tetapi juga mengandung arti ‘mengajak’

(untuk percaya), dalam 2 Kor 5:20; 1 Tes 2:3, dan dan ‘menasihati’ (orang yang sudah menjadi percaya’, seperti dalam 12:1, Fil 2:1. Nasihat itu dapat juga diberikan oleh orang-orang Kristen satu sama lain. Tetapi orang Kristen dapat saling menghibur, dengan kata lain ‘memberi semangat’ (bdn. 2 Kor 2:7; 1 Tes 4:18; Kol 4:8; Flm 7).

57 Kata ini memakai istilah α π λ ο τ η s/haplotes yang serumpun dengan kata α π λ ο s/haplos yang

secara harfiah berarti ‘yang dilipat hanya satu kali’. Dari situ pengertian ‘kesederhanaan’, ‘ketulusan’, dan ‘keikhlasan’ yang suka memberi banyak dengan segenap hati.

58 Istilah dari kata ini adalah π ρ ο ι σ τ α µ ε ν ο s/proistamenos berbentuk nominative singular

maskulin present middle participle dari akar kata π ρ ο ι σ τ η µ ι /proistemi terdiri dari dua kata π ρ ο + ι σ τ η µ , ι , yng dapat berarti “melindungi”, tetapi kata ini lebih tepat diterjemahkan “memimpin”.

59 Kata kerja Yunani prohistanai dapat mengandung arti ‘menolong, melindungi’. Di kota Athena ada tokoh

prostates yang bertugas menjadi pelindung orang asing yang berkediaman di kota itu. Dalam Roma 16:2 bentuk feminism prostates menjadi gelar Febe, yang dalam 16:1 disebut ‘diaken jemaat Kengkrea’. Dalam 1 Clemens 61:3, Yesus Kristus disebut ‘Imam Agung dan Pelindung (Yunani: prostates) jiwa-jiwa kita’, band. Juga 1 Clemens 64:1.

60 Menarik untuk diketahui bahwa secara etimologis, perkataan Yunani ι λ α ρ ο s/hilaros= ‘riang hati’

serumpun dengan ε λ ε ρ ο s/eleros= ‘murah hati’. Menurut Dave, terjemahan harfiah dari pasal 12:8 adalah, “Jika ia yang menasihati, dalam nasihatnya; ia yang memberi, dalam keikhlasannya; ia yang memimpin, dengan rajin; ia yang menunjukkan kemurahan, dengan sukacita (Dave Hagelberg, Tafsiran Roma, hlm. 243 ) dan ini dapat dilengakapi dengan tulisan Bruce yang mengatakan ‘jika menolong orang lain ini dilakukan dengan kesadaran (F. F. Bruce, The Epistle of Paul to the Romans: Tyndale New Testament Commentaries, hlm. 228).

(11)

pertanggungjawaban atas harta yang dipercayakan kepadanya. Perkataan yang dipakai di sini dapat juga diartikan sebagai ‘bertujuan tunggal’. Mereka yang melayani orang-orang berkebutuhan hanya bermaksud hendak melayani; hanya kebutuhan itulah yang mereka perhatikan.61

Siapa yang memberi pimpinan merupakan istilah yang sangat umum. Maka, ada penafsir yang mengartikan sebagai ‘yang mengetuai’. Maka, kita dapat menerjemahkan ‘penatua’ atau ‘uskup’. Kalau penafsiran ini kita hubungkan dengan 1 Tes 5:12 dan khususnya dengan 1 Tim 5:7, kita dapat memandangnya sebagai ketua jemaat-rumah. Tetapi belum tentu itulah yang dimaksud di sini. Dalam nas ini, ‘yang memberi pimpinan digabungkan dengan ‘yang membagi-bagikan’ dan ‘yang menunjukkan kemurahan’. Oleh karena itu, ada pula penafsir yang memandangnya sebagai ‘penata usaha’ karya gereja di bidang diakonial. Lain lagi pendapat yangmengartikan sebagai ‘pelindung orang lemah’, seperti janda, yatim piatu, budak, dan orang asing. Tetapi apapun cara kita mengartikannya, dengan rajin atau ‘sungguh-sungguh’ memang jelas maknanya. Unsur yang kita temukan dalam 1 Tes 5:12, di mana ‘memimpin’ dikaitkan dengan ‘bekerja keras’. Kedudukan seperti itu menuntut usaha yang tak mengenal lelah. Pemimpin yang terlatih ddi gereja sebagao kebenaran dari karunia rohani seperti yang telah disebutkan pada karunia yang lain (bernubuat, melayani, mengajar, menasihati, membagi, kemurahan).62

End63 mengatakan bahwa dalam kosa kata agama Yahudi, yang menunjukkan kemurahan berarti: yang memberi sedekah. Akan tetapi ‘menunjukkan kemurahan’ dapat juga berarti lebih umum. Setiap bantuan praktis adalah kemurahan (band. Lukas 10:37). Jadi, di sini agaknyayang dimaksud ialah tokoh yang atas nama jemaat memperhatikan orang-orang sakit, orang jompo, orang cacat, dan lainnya. Tambahan dengan sukacita memperkuat kesan bahwa penafsiran imi memang tepat. Sebab ‘sukacita’, atau ‘keriangan hati’ memang diperlukan dalam membantu “orang yang lemah”. Bantuan yang diberikan dengan muka yang masam menjadi pahit bagi yang menerimanya. Setiap jemaat, yang sudah mengalami suasana seperti apa yang sudah disebut di atas, akan menikmati pertumbuhan yang sangat luar biasa, seperti apa yang dijanjikan dalam Efesus 4:12-1564 dan itu dilakukan dengan kondisi kesadaran penuh.65

Kesimpulan:

Jemaat Tuhan diimbau untuk menyerahkan atau mempersembahkan diri kita pada kehendak Allah. Penyerahan atau persembahan hidup kita bukan merupakan sesuatu yang hanya dilakukan sekali saja dalam proses pendewasaan Kristen. Yang dimaksudkan adalah hidup dalam ketaatan karena iman yang bertumbuh, sama seperti penyerahan uang diuraikan dalam pasal 6, di mana kita, anggota tubuh kita harus menjadi “alat-alat kebenaran”, dan kita “hidup dalam pembaharuan hidup”. Kata ini mengandung arti ‘penyembahan rohanimu’, ‘penyembahan yang keluar dari pikiran dan hati bukan dari tingkah laku saja. Penyerahan anggota-anggota tubuh kita merupakan ibadah.. yang sejati (akal).

Roh Allah mau mengubahkan kita sehingga diri kita disesuaikan dengan α ι ο ν /aion yang akan datang. Oleh karena penyerahan di atas merupakan “ibadah … yang masuk akal” maka Paulus menekankan pentingnya pembaharuan pikiran sebagai jalan penyerahan tubuh. Perhatian kita harus terarah pada kehidupan rohani pada urusan Kristus. Ini suatu proses yang dikerjakan dengan sengaja dan kesadaran yang penuh dimana firman Allah menjangkau setiap segi dari hidup umat percaya, dan Roh Allah menghidupkan kita. Dan ini berarti bahwa pemahaman dan iman kita akan Allah mengalami suatu progresifitas. Pemahaman dan iman kepada Allah tidak terbentuk tidak secara langsung tetapi melalui proses. Dengan pemahaman dan iman inilah maka jemaat Tuhan bertindak sesuai dengan pemahaman dan imannya.

Khususnya ayat 6-8 ini, dapat disimpulkan tiga hal. Pertama, tokoh-tokoh yang menunaikan tugas bernubuat, mengajar, menggembalakan dan mengurus pelayanan diakonia diajak untuk masing-masing menekuni bidang sendiri. Mereka harus menyelenggarakan karunia dan tugasnya sendiri. Dengan demikian tidak mungkin terjadi

61 Van den End, Surat Roma, hlm. 576.

62 F. F. Bruce, The Epistle of the Paul to the Romans, hlm. 228. 63 Van den End, Surat Roma, hlm. 579.

64 Dave Hegelberg, Tafsiran Roma, hlm. 244.

(12)

persaingan antar sesama pelayanan. Sebaliknya dalam membantu sesame anggota jemaat yang penting ialah sikap ikhlas, rajin, dan bersuka cita. Dengan demikian orang-orang yang membantu itu akan memenuhi anjuran Yesus, yaitu bahwa sesama yang kebutuhan yang harus dibantu tanpa memperhatikan kepentingan sendiri, supaya jelaslah bahwa melalui manusia yangmembantu itu Tuhanlah yang mengulurkan tangan-Nya.

Kedua, dari tujuah karunia yang disebut di sini, mayoritas, yaitu empat, menyangkut karya pelayanan kepada mereka yang miskin dan lemah. Nampaknya di dalam gereja pada saat itu, tugas ini merupakan hal yang penting. Demikian juga pada saat ini dan yang akan datang, tugas pelayanan gereja adalah membantu mereka yang membutuhkan.

Ketiga, karunia-karunia yang disebut di atas, dianjurkan oleh rasul Paulus untuk melayani, menolong, menghibur, dan menguatkan (membangun) persekutuan dan pembinaan jemaat di dalam Kristus baik jasmani maupun rohani. Sebab ‘karunia’ berarti pelayanan.

Aplikasi:

Pada kehidupan anggota jemaat Tuhan sekarang ini, terjadi fenomena bagaimana mereka mengejar karunia-karunia untuk kepentingan pribadi atau kelompok walaupun itu dikejar dengan untuk pelayanan. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa inilah yang terjadi di dalam anggota jemaat Tuhan bahwa mereka mengejar atau memiliki karunia untuk kepentingan diri atau kelompok. Karunia-karunia Tuhan membuat anggota jemaat Tuhan sombong dan menganggap dirinya lebih baik dari yang lain, merasa dirinya lebih dekat dan berkenan di hadapan Tuhan. Inilah menjadi kesalahan anggota jemaat Tuhan baik itu disadari maupun tidak disadarinya.

Demikian halnya dengan gereja. Gereja sebagai tubuh Kristus tidak berkarya seperti hakikatnya, tetapi gereja satu dengan gereja lain saling bersaing dan membangun kepentingannya sendiri. Bahkan gereja satu menganggap gerejanya lebih baik dari gereja lain. Persaingan dalam gereja ini yang nampak dan hal ini mengakibatkan gereja Tuhan terpecah, bukankah hal ini yang dikehendaki oleh iblis/setan?

Maka Roma 12:1-8 ini mengingatkan kita bahwa karunia yang diterima oleh jemaat Tuhan digunakan untuk melayani di dalam persekutuan jemaat. Karunia-karunia Tuhan bertujuan untuk membangun jemaat Tuhan, tentunya itu semua termaktub dalam Roma 11:36, yaitu segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Inilah inti dari karunia-karunia Tuhan itu, yaitu selain membangun persekutuan jemaat tentunya segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa jemaat dan gereja Tuhan hendaknya bersekutu untuk saling membangun dan melakukan semua itu untuk melayani dan kemuliaan Tuhan. Dan itu semua seiring dengan pemahaman dan iman yang ada pada jemaat dan gereja Tuhan.

Referensi

Dokumen terkait

6 Dari teori ini, peneliti kemudian mencoba mendeskripsikan akulturasi budaya Islam dengan lokal yang ada pada pelaksanaan tradisi Menepas di dalam perkawinan

Tingginya nilai TSS di Stasiun VI sebesar 61,00 mg/l, karena Stasiun VI merupakan bagian sungai paling hilir dan arus relatif tenang sehingga sebagian besar

Kendari, 31 Desember 2014 Gubernur Sulawesi Tenggara.

Segenap Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, yang telah memperkenalkan pada penulis akan luasnya ilmu

Dari de"inisi diatas dapat kita ambil suatu kesimpulan baha kecelakaan dapat terjadi bila timbul keadaan tidak aman dan atau tindakan tidak aman, kedua penyebab

120 | http://www.jurnal.umb.ac.id/index.php/JSAI barang yang sudah mau kadaluarsa yang sudah ditentukan Efficiency - Adanya revisi invoice setelah penerbitan invoice

Hasil penelitian uji T menunjukkan bahwa responden untuk variabel human relation diperoleh t hitung (2,645) > t tabel (1,976), variabel beban kerja diperoleh t hitung (-