• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASIEKSKLUSIF TERHADAP MOTIVASI PEMBERIAN ASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASIEKSKLUSIF TERHADAP MOTIVASI PEMBERIAN ASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASIEKSKLUSIF TERHADAP MOTIVASI PEMBERIAN ASI

Sulami1, Pipi Anonyma2 AKPER Patria Husada Surakarta.

JalanSumpahPemuda No. 50 MojosongoJebres Surakarta. 57127. Email : amiksulami77@gmail.com

p.anonyma@gmail.com Abstrak

Latar Belakang : ASI merupakan jenis makanan yang mencukupi kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual. Pemberian ASI eksklusif selain dipengaruhi oleh pengetahuan juga dipengaruhi oleh pendidikan dan sikap ibu menyusui tersebut yaitu pendidikan yang tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang positif sehingga cenderung akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Bila seorang Ibu hamil mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif maka Ibu akan memilih untuk memberikan yang terbaik untuk bayinya dengan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Ada beberapa ibu kurang mengetahui pentingnya ASI Eksklusif.

Tujuan : Meneliti hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap motivasi pemberian ASI.

Metode Penelitian:Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Rancangan penelitian Cross Sectional. Pengambilan sampel dengan Accidental Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Sampel penelitian sebanyak 32responden. Analisis data menggunakan uji statistic kendall tau.

Hasil: Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusifsebanyak 65,6% mempunyai pengetahuan yang sedang, 28,1% mempunyai pengetahuan yang tinggi, dan sebanyak 6,3% mempunyai pengetahuan yang rendah.Sedangkan hasil motivasi pemberian ASI sebanyak 40,6%) mempunyai motivasi tinggi, sebanyak 28.1% mempunyai motivasi tinggi, sebanyak 31,3% dengan motivasi rendah. Hasil uji statistic diperoleh nilai  = 0,306 dengan p = 0,026 pada signifikan5%.

Kesimpulan : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif dengan motivasi Pemberian ASI.

Kata kunci: ASI Eksklusif, Motivasi, Pengetahuan

A. P

PENDAHULUAN

Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat dan petugas kesehatan mengenai manfaatdan pentingnya ASI eksklusif, adanya promosi dan

pemasaran yang begitu intensif terkait susu formula yang sulit dikendalikan serta masih banyak Rumah Sakit (RS) yang belum mendukung pemberian ASI eksklusif yang ditandai dengan belum melakukan rawat gabungan tara ibu dan bayinya, belum/masih rendahnya melakukan IMD dan masih beredarnya

(2)

susu formula di lingkungan RS. Cakupan pemberian ASI ekskusif secara nasional berfluktuasi selama 3 tahun terakhir. Cakupan pemberian ASI ekskusif sampai 6 bulan turun dari 28,6 % pada tahun 2007 menjadi 24,3 pada tahun 2008 dan naik lagi menjadi 34,4 % pada tahun 2009 (Depkes, 2010).

Pentingnya motivasi ibu dalam menyusui biasanya diperoleh jika ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menyusui. Salah satu kekaguman kita tetang cinta Tuhan kepada umat-Nya dapat kita rasakan ketika ibu mulai menyusui bayinya dengan ASI (air susu ibu). ASI dikatakan sebagai mukjizat.Hal ini dapat kita pahami dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada makanan di dunia ini yang sesempurna ASI (Hubertin, 2003).

Berdasarkan study pendahuluan di Puskesmas Masaran II didapatkan data jumlah ibuhamil bulanJuli-Desember 2012 sebanyak 162 orang. Dari sekian jumlah ibu hami lmasih ada beberapa ibu hamil yang kurang mengetahui pentingnya ASI Eksklusif bagi calon bayi. Sehingga Peneliti ingin mengetahui “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif dengan Motivasi Pemberian ASI di Wilayah Puskesmas Masaran II Sragen”

Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif dengan Motivasi Pemberian ASI di Wilayah Puskesmas Masaran II Sragen.

B. T

INJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, peciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengideraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga(Notoatmodjo,2003).

Tinggi rendahnya pengetahuan tentang ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang responden peroleh. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, maka wawasan yang dimilikinya akan semakin luas sehingga pengetahuan pun juga akan meningkat, sebaliknya rendahnya pendidikan seorang ibu, akan mempersempit wawasan sehingga akan menurunkan pengetahuan. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan cenderung memiliki wawasan yang luas serta mudah dalam menerima informasi dari luar. Pentingnya pendidikan bagi seorang ibu ini akan sangat bermanfaat bagi bayinya, sehingga dengan tingginya tingkat pendidikan akan semakin meningkatkan pengetahuan serta mampu merubah sikapnya menuju arah yang lebih baik. (Notoatmojo, 2007). Motivasi adalah merupakan pengertian yang melingkupi penggerak atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Untuk mengerti dan memahami tingkah laku manusia dengan lebih sempurna, patutlah kita pahami dan mengerti terlebih dahulu apa dan bagaimana motif-motifnya daripada tingkah lakunya (Sobur, 2011).

Secara etimologis, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasaldari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi, istilah motif erat berkaitan dengan gerak, yaknierakan yang dilakukan oleh manusia, atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti dorongan, atau pembangkit bagi

(3)

terjadinya suatu tingkah laku (Sobur, 2011).

Air Susu Ibu (ASI) adalah “makanan terbaik dan paling sempurna bagibayi, mudah dicerna dan diserap, dapat mencegah penyakit infeksi dan mencegah alergi” (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif adalah “pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberiakan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur 2 tahun” (Hubertin, 2004).

ASI mengandung nutrisi, hormon, unsure kekebalan factor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. Unsur ini mencakup hidrat arang, lemak, protein, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang proporsional. Kandungan hormon ASI jumlahnya sedikit, tetapi sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan dan system metabolisme, antara lain hormon GKF, GnRH, kalsitonin, insulin, neurotensin, oksitosin, steroid ovarium, prolactin, relaksin, somastotatmin, triiodotironin, tiroksin, TRH, TSH, steroid adrenal, dan factor pertumbuhan (epidermal growth factor, human milk growth factors I, II, III, mammary derived growth factor I, nerve growth factor, transforming growth factor, colony stimulating factor, dan bifidus growth factor).

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel dengan Accidental Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner. Sampel penelitian sebanyak 32 responden. Analisis data menggunakan uji statistic kendall tau.

D. HASIL PENELITIAN Umur

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur F % 20-25 tahun 9 28.1 26-30 tahun 16 50.0 31-35 tahun 7 21.9 Total 32 100.0 Daritabel 1 diketahui 28,1% responden berumur antara 20-25 tahun, 50,0 % berumur antara 26-30 tahun, dan 21,9% berumur antara 31-35 tahun.

Pendidikan

Tabel 2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan F % SMP 5 15.6 SMA 12 37.5 Diploma 4 12.5 Sarjana 11 34.4 Total 32 100.0

Dari tabel 2 diketahui 15,6% responden berpendidikan SMP, 37,5% SMA, 12,5% Diploma, dan 34,4% Sarjana.

Pekerjaan

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan F %

Ibu Rumah Tangga 15 46.9

Buruh 8 25.0

Karyawati 8 25.0

Guru 1 3.1

(4)

Dari tabel 3 diketahui 46,9% responden sebagai ibu rumah tangga, 25% sebagai buruh, 25% sebagai karyawati, 3,1 sebagai guru.

Analisis Univariat Pengetahuan Ibu Hamil

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan F %

Tinggi 9 28.1

Sedang 21 65.6

Rendah 2 6.3

Total 32 100.0

Dari tabel 4 diketahui 65,6% responden mempunyai pengetahuan sedang, 28,1% responden mempunyai pengetahuan tinggi, 6,3% responden mempunyai pengetahuan rendah. MotivasiMemberian ASI Motivasi F % Tinggi 9 28.1 Sedang 13 40.6 Rendah 10 31.3 Total 32 100.0

Tabel5 diketahui 40,6% mempunyai motivasi sedang,28.1% mempunyai motivasi tinggi, 31,3% motivasi rendah. AnalisisBivariat

UjiNormalitas Data

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian dengan Metode Shapiro Wilk

Variabel p Kesimpulan Pengetahuan 0.518 Normal

Motivasi 0.185 Normal Berdasarkan hasil statistik diperoleh nilai p> 0,05 baik pada variabel Pengetahuan tentang ASI eksklusif maupun variabel Motivasi memberi ASI. Namun variabel penelitian telah dilakukan kategorisasi penilaian sehingga data menjadi berskala

ordinal. Oleh Karena itu uji statistic yang digunakan adalah uji korelasi kendall tau UjiHipotesis

Tabel 7. Hasil uji hubungan Hubungan antara Pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan Motivasi memberi ASI

Variabel  p

Pengetahuan - Motivasi

0,306 0.026 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui hasil uji statistic Kendall tau diperoleh nilai  = 0,306 dengan p = 0,026, sehingga keputusan yang diambil adalah Ho ditolak, yang artinya ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif dengan motivasi Pemberian ASI di Wilayah Puskesmas Masaran II Sragen.

Pembahasan Umur

Berdasarkanhasilpenelitiandiketahu i50,0 % berumurantara 26-30 tahun. Umur 26-30 tahun menurut BKKBN (2005) usia ibu antara 20-35 tahun termasuk usia rendah kehamilan dan persalinan. Dengan demikian responden termasuk dalam usia risiko rendah selama masa kehamilan dan setelah persalinan. Menurut Soetjiningsih (2005) menyatakan bahwa jumlah produksi ASI selain dipengaruhi oleh diit ibu, juga dipengaruhi masa laktasi, umur ibu, frekuensi menyusui dan psikis ibu. Ibu dengan umur yang lebih muda akan lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu-ibu yang sudah tua. Umur merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan segala sesuatu termasuk mengetahuai masalah tentang ASI eksklusif dan motivasi untuk memberikan ASI kepada bayinya setelah persalinan.

(5)

Pendidikan

Hasil distribusi pendidikan responden 12 resaponden (37,5%) berpendidikan SMA. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Seorang yang berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan berusaha difikirkan sebaik mungkin dalam menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang berpendidikan cenderung akan mampu berfikir tenang terhadap suatu masalah. Seorang individu akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keahlian dan wawasan yang lebih tinggi (Fuad, 2003).

Pekerjaan

Distribusi pekerjaan responden diketahui 15 responden (46,9%) adalah ibu rumah tangga. Penelitian Julia (2006) menyatakan bahwa ibu yang bekerja mempunyai banyak pilihan. Ada Ibu yang memilih bekerja di luar rumah dan ada ibu yang memilih sebagai ibu rumah tangga. ibu yang memilih bekerja di luar rumah maka harus pandai-pandai mengatur waktu untuk keluarga karena pada hakekatnya seorang ibu mempunyai tugas utama yaitu mengatur urusan rumah tangga, mengatur dan membimbing anak-anak, termasuk memberikan ASI kepada bayinya. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar pengetahuan respoden adalah sedang.Hal ini dipengaruh oleh tingkat pendidikan. Pendidikan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima atau memahami sesuatu pengetahuan, kemudian pemahaman seseorang tersebut berdampak pada sikap terhadap hal yang ada pada pengetahuan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Perry dan Potter (2005) bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Notoatmojo (2007) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. Orang yang memiliki pendidikan yang baik memiliki kemampuan untuk menyerap dan memahami pengetahuan yang diterimanya. Sehingga semakin baik pendidikan seseorang, maka semakin mudah menyerap dan memahami pengetahuan yang diterima. Motivasi

Berdasarkan motivasi responden dalam memberikan ASI diketahui sebagian sedang sudah termotivasi untuk memberikan ASI. Hal ini disebabkan adanya pengetahuan ibu hamil tentang ASI yang cukup baik sehingga termotivasi untuk memberikan ASI kepada bayi. Sobur (2011) menyatakan motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan, termasuk motivasi ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.

Responden yang mengetahui manfaat yang besar dari kandungan ASI akan lebih termotivasi untuk berusaha memberikan ASI secara ekslusif setidaknya sampai bayi berusia 6 bulan. Hubungan Pengetahuan dengan motivasi memberikan ASI

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui ada hubungan antara Pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif dengan motivasi memberi ASI kepada bayi. Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan berperan penting dalam membentuk perilaku atau tindakan

(6)

seseorang. Pengetahuan ibu dapat diperoleh baik secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari dan eksternal berdasarkan dari orang lain.

Tindakan atau perilaku manusiawi ini di pengaruhi oleh keturunan, lingkungan dan pengetahuan. Dalam tahap proses beraktivitas, setelah individu melakukan pencarian dan pemrosesan informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi informasi yang diterima, apakah individu akan meyakini informasi yang di terima, hal ini berkaitan dengan pengetahuan yang di miliki. Keyakinan-keyakinan atas suatu informasi membentuk sikap individu.

Soetjiningsih (2005) menyatakan sebagai langkah awal orang tua perlu memiliki pengetahuan yang menyeluruh soal pemberian ASI dan cara menyusui yang benar. Dengan bekal pengetahuan yang benar, maka dapat menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

E. Simpulan

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif sebagian besar adalah sedang.

2. Motivasi ibu hamil dalam pemberian ASI eksklusif sebagian besar adalah sedang.

3. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap motivasi pemberian ASI di wilayah Puskesmas Masaran II Sragen.

DAFTAR PUSTAKA

1. DepartemenKesehatanRepublik Indonesia. InformasiTentang ASI.

PenyuluhanKesehatanMasyarakat. Jakarta. 2010.

2. Fuad, SistemPendidikan. Jakarta :RinekaCipta. 2003

3. Hubertin, P. KonsepPenerapan ASI Eksklusif. Jakarta : EGC. 2004. 4. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

5. __________.

IlmuKesehatanMasyarakatPrinsi-prinsipDasar. Jakarta :RinekaCipta. 2007

6. Perry dan Potter. Proses danPraktikKeperawatanDasar. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC. 2005 7. Sobur, A. PsikologiUmum.Bandung :

CV PustakaSetia. 2011.

8. Soetjiningsih,.BukuAjarTumbuhKem bangAnak.Jakarta : EGC. 2005

Gambar

Tabel  1.Distribusi  Frekuensi  Responden  Berdasarkan Umur  Umur  F  %  20-25  tahun  9  28.1  26-30 tahun  16  50.0  31-35 tahun  7  21.9  Total  32       100.0  Daritabel  1  diketahui  28,1%  responden  berumur  antara  20-25  tahun,  50,0  %  berumur

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan pemanfaatan MAPAUD Nyanyian, 2) Mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap program MAPAUD Nyanyian. Pene- litian ini

Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Kenis dalam Damanik (2011), yang menyatakan bahwa umpan balik terhadap sasaran anggaran yang dicapai adalah variabel

Dari Pasal 28 (2) huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tersebut dapat ditafsirkan bahwa terhadap suami istri yang bertindak dengan niat baik dalam arti

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

Nyoman Kutha Ratna, Postkolonialisme Indonesia: Relevansi Sastra , Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm.. merupakan suatu pemandangan yang berulang dan tersebar luas dalam

Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis

• PJAA: Siapkan dana Rp350 miliar untuk pelunasan

Menurut anda, apa aspek yang paling penting dari lembaga kursus bahasa Inggris.. Materi yang up