• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kasus Pidana II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Kasus Pidana II"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi:

Daftar Isi:

D

Daftar aftar Isi...Isi...1...1

Ringkasan kasus: Pembunuhan artis sinetron Hanny Wahab terungkap...2

Ringkasan kasus: Pembunuhan artis sinetron Hanny Wahab terungkap...2

Pembahasan kasus...5

Pembahasan kasus...5

I. I. Penggolongan dan unsur- unsurnya...5Penggolongan dan unsur- unsurnya...5

II. II. Pidana dan Pemidanaan...11Pidana dan Pemidanaan...11

III. III. DDasar penghapus pidana...15asar penghapus pidana...15

IV. IV. DDasar peringan dan pemberat pidana...17asar peringan dan pemberat pidana...17

V. V. Gabungan tindak pidana...20Gabungan tindak pidana...20

VI. VI. Penyertaan...28Penyertaan...28

VII. VII. Gugurnya hak jaksa untuk menuntut tindak pidaGugurnya hak jaksa untuk menuntut tindak pidana dan kewajiban terpidanana dan kewajiban terpidana untuk menjalani pidana... untuk menjalani pidana...31...31

D Daftar Pustaka...aftar Pustaka...36...36

(2)

ingkasan Kasus

ingkasan Kasus

Sumber:

Sumber:

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/65331/7/5/Pembunuhan_Artis_Sinetron_Hann http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/65331/7/5/Pembunuhan_Artis_Sinetron_Hann y_Wahab_Terungkap diakses oleh Rantie Septianti pada tanggal 2 Mei 2009 pukul 08.44 WIB y_Wahab_Terungkap diakses oleh Rantie Septianti pada tanggal 2 Mei 2009 pukul 08.44 WIB

Pembunuhan Artis Sinetron Hanny Wahab Terungkap

Pembunuhan Artis Sinetron Hanny Wahab Terungkap

JAKA

JAKAR R TA--MI:TA--MI: Polres Jakarta Barat, Selasa (17/3), mengungkap pembunuhan artis sinetronPolres Jakarta Barat, Selasa (17/3), mengungkap pembunuhan artis sinetron Hanny Wahab, atau Nurh

Hanny Wahab, atau Nurheny Wahab, 53 eny Wahab, 53 yang tewas yang tewas dibunuh di rumahnya (11/3) ldibunuh di rumahnya (11/3) lalu. Polisialu. Polisi menangkap dua tersangka pelaku pembunuhan di Segara Anten, Sukabumi, Jawa Barat, tempat menangkap dua tersangka pelaku pembunuhan di Segara Anten, Sukabumi, Jawa Barat, tempat kerabat pelaku. Wakil Kepala Polres Jakarta Barat Kombes Yazid Fanani mengatakan, pelaku kerabat pelaku. Wakil Kepala Polres Jakarta Barat Kombes Yazid Fanani mengatakan, pelaku utama berinisial HS (Hendi Lesmana), 22 yang dibantu oleh teman sekampungnya, RM utama berinisial HS (Hendi Lesmana), 22 yang dibantu oleh teman sekampungnya, RM (Rahmatullah), 21. Keduanya merupakan warga Kampung Sukawening, Kelurahan Sukakerta (Rahmatullah), 21. Keduanya merupakan warga Kampung Sukawening, Kelurahan Sukakerta Kecamatan Kadupandak Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kecamatan Kadupandak Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Hendi adalah mantan pembantu rumah tangga korban yang telah berhenti beberapa bulan "Hendi adalah mantan pembantu rumah tangga korban yang telah berhenti beberapa bulan sebelumnya," ujar Fanani. Ia mengatakan, motif pembunuhan adalah pencurian atas dasar  sebelumnya," ujar Fanani. Ia mengatakan, motif pembunuhan adalah pencurian atas dasar  dendam. Saat masih bekerja sebagai pembantu, tersangka mengaku sering dimarahi oleh korban. dendam. Saat masih bekerja sebagai pembantu, tersangka mengaku sering dimarahi oleh korban.

Fanani kemudian memaparkan kronologis pembunuhan tersebut. Berawal pada Selasa, (10/3), Fanani kemudian memaparkan kronologis pembunuhan tersebut. Berawal pada Selasa, (10/3), kedua tersangka bertemu di kawasan Angke, Jakbar untuk merencanakan perampokan di rumah kedua tersangka bertemu di kawasan Angke, Jakbar untuk merencanakan perampokan di rumah korban. Keduanya lalu menumpang Kereta dari Stasiun Angke ke Stasiun Rawa Buaya, menuju korban. Keduanya lalu menumpang Kereta dari Stasiun Angke ke Stasiun Rawa Buaya, menuju rumah korban di Perumahan Inter Kota Blok B 5 No 24-25,

rumah korban di Perumahan Inter Kota Blok B 5 No 24-25, DDuri Kosambi Jakbar. Saat itu diuri Kosambi Jakbar. Saat itu di rumah korban masih ada tamu, sehingga Hendi menunggu sementara Rahmat kembali ke Stasiun rumah korban masih ada tamu, sehingga Hendi menunggu sementara Rahmat kembali ke Stasiun Rawa Buaya.

Rawa Buaya.

Setelah tamu pulang, Hendi menyelinap ke salah satu kamar kos (paviliun) di dalam rumah Setelah tamu pulang, Hendi menyelinap ke salah satu kamar kos (paviliun) di dalam rumah korban. Karena sudah menguasai medan, tanpa menemui kesulitan Hendi berhasil menyelinap korban. Karena sudah menguasai medan, tanpa menemui kesulitan Hendi berhasil menyelinap masuk dan bersembunyi di salah satu ruangan tanpa diketahui siapapun. masuk dan bersembunyi di salah satu ruangan tanpa diketahui siapapun. Setelah Amir, pembantu kebersihan korban keluar dari rumah korban untuk pulang Hendi Setelah Amir, pembantu kebersihan korban keluar dari rumah korban untuk pulang Hendi

(3)

ingkasan Kasus

ingkasan Kasus

Sumber:

Sumber:

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/65331/7/5/Pembunuhan_Artis_Sinetron_Hann http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/65331/7/5/Pembunuhan_Artis_Sinetron_Hann y_Wahab_Terungkap diakses oleh Rantie Septianti pada tanggal 2 Mei 2009 pukul 08.44 WIB y_Wahab_Terungkap diakses oleh Rantie Septianti pada tanggal 2 Mei 2009 pukul 08.44 WIB

Pembunuhan Artis Sinetron Hanny Wahab Terungkap

Pembunuhan Artis Sinetron Hanny Wahab Terungkap

JAKA

JAKAR R TA--MI:TA--MI: Polres Jakarta Barat, Selasa (17/3), mengungkap pembunuhan artis sinetronPolres Jakarta Barat, Selasa (17/3), mengungkap pembunuhan artis sinetron Hanny Wahab, atau Nurh

Hanny Wahab, atau Nurheny Wahab, 53 eny Wahab, 53 yang tewas yang tewas dibunuh di rumahnya (11/3) ldibunuh di rumahnya (11/3) lalu. Polisialu. Polisi menangkap dua tersangka pelaku pembunuhan di Segara Anten, Sukabumi, Jawa Barat, tempat menangkap dua tersangka pelaku pembunuhan di Segara Anten, Sukabumi, Jawa Barat, tempat kerabat pelaku. Wakil Kepala Polres Jakarta Barat Kombes Yazid Fanani mengatakan, pelaku kerabat pelaku. Wakil Kepala Polres Jakarta Barat Kombes Yazid Fanani mengatakan, pelaku utama berinisial HS (Hendi Lesmana), 22 yang dibantu oleh teman sekampungnya, RM utama berinisial HS (Hendi Lesmana), 22 yang dibantu oleh teman sekampungnya, RM (Rahmatullah), 21. Keduanya merupakan warga Kampung Sukawening, Kelurahan Sukakerta (Rahmatullah), 21. Keduanya merupakan warga Kampung Sukawening, Kelurahan Sukakerta Kecamatan Kadupandak Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kecamatan Kadupandak Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Hendi adalah mantan pembantu rumah tangga korban yang telah berhenti beberapa bulan "Hendi adalah mantan pembantu rumah tangga korban yang telah berhenti beberapa bulan sebelumnya," ujar Fanani. Ia mengatakan, motif pembunuhan adalah pencurian atas dasar  sebelumnya," ujar Fanani. Ia mengatakan, motif pembunuhan adalah pencurian atas dasar  dendam. Saat masih bekerja sebagai pembantu, tersangka mengaku sering dimarahi oleh korban. dendam. Saat masih bekerja sebagai pembantu, tersangka mengaku sering dimarahi oleh korban.

Fanani kemudian memaparkan kronologis pembunuhan tersebut. Berawal pada Selasa, (10/3), Fanani kemudian memaparkan kronologis pembunuhan tersebut. Berawal pada Selasa, (10/3), kedua tersangka bertemu di kawasan Angke, Jakbar untuk merencanakan perampokan di rumah kedua tersangka bertemu di kawasan Angke, Jakbar untuk merencanakan perampokan di rumah korban. Keduanya lalu menumpang Kereta dari Stasiun Angke ke Stasiun Rawa Buaya, menuju korban. Keduanya lalu menumpang Kereta dari Stasiun Angke ke Stasiun Rawa Buaya, menuju rumah korban di Perumahan Inter Kota Blok B 5 No 24-25,

rumah korban di Perumahan Inter Kota Blok B 5 No 24-25, DDuri Kosambi Jakbar. Saat itu diuri Kosambi Jakbar. Saat itu di rumah korban masih ada tamu, sehingga Hendi menunggu sementara Rahmat kembali ke Stasiun rumah korban masih ada tamu, sehingga Hendi menunggu sementara Rahmat kembali ke Stasiun Rawa Buaya.

Rawa Buaya.

Setelah tamu pulang, Hendi menyelinap ke salah satu kamar kos (paviliun) di dalam rumah Setelah tamu pulang, Hendi menyelinap ke salah satu kamar kos (paviliun) di dalam rumah korban. Karena sudah menguasai medan, tanpa menemui kesulitan Hendi berhasil menyelinap korban. Karena sudah menguasai medan, tanpa menemui kesulitan Hendi berhasil menyelinap masuk dan bersembunyi di salah satu ruangan tanpa diketahui siapapun. masuk dan bersembunyi di salah satu ruangan tanpa diketahui siapapun. Setelah Amir, pembantu kebersihan korban keluar dari rumah korban untuk pulang Hendi Setelah Amir, pembantu kebersihan korban keluar dari rumah korban untuk pulang Hendi

(4)

kemudian masuk ke dapur dan ruang makan serta mengambil Playstation yang langsung ia kemudian masuk ke dapur dan ruang makan serta mengambil Playstation yang langsung ia simpan di paviliun. Setelah itu, Hendi membuka pintu kamar korban dan melihat Hanny tengah simpan di paviliun. Setelah itu, Hendi membuka pintu kamar korban dan melihat Hanny tengah tidur dalam posisi terlentang. Ia kemudian mengambil empat unit telepon seluler dan tas korban tidur dalam posisi terlentang. Ia kemudian mengambil empat unit telepon seluler dan tas korban yang berisi uang tunai sebesar Rp 1,511 juta dan beberapa surat-surat. yang berisi uang tunai sebesar Rp 1,511 juta dan beberapa surat-surat.

Setelah menyimpan barang curiannya di paviliun, Hendi kembali ke dapur mengambil sarung Setelah menyimpan barang curiannya di paviliun, Hendi kembali ke dapur mengambil sarung tangan yang ia pakai

tangan yang ia pakai dan Alu (kayu) dan Alu (kayu) kira-kira sepanjang 50 kira-kira sepanjang 50 cm cm yang ia gunakan untuk myang ia gunakan untuk memukulemukul korban di bagian dada, kepala belakang dan dagu korban hingga korban bersimbah darah. korban di bagian dada, kepala belakang dan dagu korban hingga korban bersimbah darah. Setelah itu ia membekap muka korban dengan bantal hingga korban tidak bergerak lagi. Setelah itu ia membekap muka korban dengan bantal hingga korban tidak bergerak lagi.

Aksi Hendi tidak sampai disitu, tubuh korban yang sudah tidak bergerak ia foto menggunakan Aksi Hendi tidak sampai disitu, tubuh korban yang sudah tidak bergerak ia foto menggunakan kamera telepon seluler milik korban sebanyak tiga kali termasuk bagian kemaluannya. Aksi kamera telepon seluler milik korban sebanyak tiga kali termasuk bagian kemaluannya. Aksi  bejatnya berlanjut, ia menyetubuhi ko

 bejatnya berlanjut, ia menyetubuhi korbannya.rbannya.

"Hal ini diakui tersangka, serta terbukti dari visum yang memperlihatkan terdapat cairan sperma "Hal ini diakui tersangka, serta terbukti dari visum yang memperlihatkan terdapat cairan sperma di kemaluan korban," papar Wakapolres Jakbar. Selesai melakukan tindakan biadabnya, Hendi di kemaluan korban," papar Wakapolres Jakbar. Selesai melakukan tindakan biadabnya, Hendi menemui Rahmat di Stasiun Rawa Buaya, mereka kemudian melarikan diri ke Cirebon menemui Rahmat di Stasiun Rawa Buaya, mereka kemudian melarikan diri ke Cirebon kemudian ke Sukabumi. Pada saat pelarian selama lima hari, Hendi membagi hasil kejahatannya kemudian ke Sukabumi. Pada saat pelarian selama lima hari, Hendi membagi hasil kejahatannya   berupa telepon genggam

  berupa telepon genggam dan dan uang uang tunai tunai Rp Rp 200 200 ribu ribu kepada kepada Rahmat.Rahmat.

Setelah melakukan pencarian selama lima hari, polisi berhasil membekuk kedua tersangka di Setelah melakukan pencarian selama lima hari, polisi berhasil membekuk kedua tersangka di Segara Anten, Sukabumi.

Segara Anten, Sukabumi. DDari pelaku, polisi menyita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rpari pelaku, polisi menyita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp 793.200, satu lembar mata uang

793.200, satu lembar mata uang real, dua unit telepon selreal, dua unit telepon seluler Nokia 5000 dan N70, dan uler Nokia 5000 dan N70, dan alualu terbuat dari kayu yang digunakan untuk memukul kepala korban hingga tewas. Sementara dari terbuat dari kayu yang digunakan untuk memukul kepala korban hingga tewas. Sementara dari TKP polisi menyita sebuah bantal bernoda darah, selembar karpet, daster batik dan celana dalam TKP polisi menyita sebuah bantal bernoda darah, selembar karpet, daster batik dan celana dalam korban.

korban.

Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan melakukan Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan melakukan   pengembangan kasus. "Pelaku utama, Hendi dapat dikenai pasal berlapis 340, 365 dan 285   pengembangan kasus. "Pelaku utama, Hendi dapat dikenai pasal berlapis 340, 365 dan 285

tentang

tentang pembunuhan berencana, pencurian pembunuhan berencana, pencurian dengan kekerasan, serta pemdengan kekerasan, serta pemerkosaan," papar erkosaan," papar  Fanani. Ia terancam

(5)

dapat dikenai pasal 55 yaitu turut serta dalam pencurian dengan kekerasan.

Kepada wartawan, Hendi mengaku dendam karena sering dimarahi Hanny. Alasan yang disebutkan Hendi terlihat janggal dan terlalu ringan jika sampai harus membunuh Hanny. "Saya sering dipaksa masak, padahal saya t idak bisa," sebutnya.

Hendi mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga Hanny pada tahun 2007. Setelah empat   bulan bekerja ia berhenti. Pada awal 2009 ia kembali bekerja di tempat Hanny tetapi hanya  bertahan satu minggu. (Jui/OL-03)

(6)

Pembahasan Kasus

I.

Penggolongan dan unsur-unsurnya:

JAKAR TA--MI: Polres Jakarta Barat, Selasa (17/3), mengungkap pembunuhan artis sinetron Hanny Wahab, atau Nurheny Wahab, 53 yang tewas dibunuh di rumahnya (11/3) lalu. Polisi menangkap dua tersangka pelaku pembunuhan di Segara Anten, Sukabumi, Jawa Barat, tempat kerabat pelaku. Wakil Kepala Polres Jakarta Barat Kombes Yazid Fanani mengatakan, pelaku utama berinisial HS (Hendi Lesmana), 22 yang dibantu oleh teman sekampungnya, RM (Rahmatullah), 21. Pelaku HS adalah mantan pembantu rumah tangga korban yang telah berhenti  beberapa bulan sebelumnya. Motif pembunuhan adalah pencurian atas dasar dendam. Kronologis   pembunuhan berawal pada Selasa, (10/3), kedua tersangka bertemu di kawasan Angke, Jakbar 

untuk merencanakan perampokan di rumah korban. Keduanya lalu menumpang Kereta dari Stasiun Angke ke Stasiun Rawa Buaya, menuju rumah korban di Perumahan Inter Kota Blok B 5  No 24-25,Duri Kosambi Jakbar. Karena telah mengetahui medan rumah korban, pelaku dengan mudah melakukan pencurian barang- barang yang milik korban seperti, playstation, empat unit telepon seluler, tas korban yang berisi uang sebesar Rp 1,511 juta dan beberapa surat- surat. Lalu, pelaku HS mengambil sarung tangan yang ia pakai dan Alu (kayu) kira-kira sepanjang 50 cm yang ia gunakan untuk memukul korban di bagian dada, kepala belakang dan dagu korban hingga korban bersimbah darah. Setelah itu ia membekap muka korban dengan bantal hingga korban tidak bergerak lagi. Aksi Hendi tidak sampai disitu, tubuh korban yang sudah tidak   bergerak ia foto menggunakan kamera telepon seluler milik korban sebanyak tiga kali termasuk    bagian kemaluannya. Aksi bejatnya berlanjut, ia menyetubuhi korbannya. Selesai melakukan tindakan biadabnya, Hendi menemui Rahmat di Stasiun Rawa Buaya, mereka kemudian melarikan diri ke Cirebon kemudian ke Sukabumi. Saat ini pihak kepolisian masih melakukan   pemeriksaan terhadap tersangka dan melakukan pengembangan kasus. "Pelaku utama, Hendi

dapat dikenai pasal berlapis 340, 365 dan 285 tentang pembunuhan berencana, pencurian dengan kekerasan, serta pemerkosaan," papar Fanani. Ia terancam hukuman penjara maksimal seumur hidup. Sementara rekannya Rahmat dapat dikenai pasal 55 yaitu turut serta dalam  pencurian dengan kekerasan.

(7)

Pasal 340 KUHP: 

³Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur  hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.´

Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 340 KUHP:

1. Barangsiapa

Setiap orang pengemban hak dan kewajiban dalam hukum dan dapat dimintai  pertanggungjawaban.

Dalam kasus ini terdakwa pelaku pembunuhan yang disertai dengan pencurian terhadap artis cantik Hanny Wahab alias Nurhenny Wahab, 53 tahun, yaitu Hendi Lesmana, 22 tahun karena tidak memilki dasar pembenar dan dasar pemaaf.

2. Sengaja

Unsur kesengajaan terdiri atas 2 unsur, yaitu menghendaki (willens) dan mengetahui (wetens) akibatnya. Kesengajaan (opzet) juga terdiri atas 3 macam bentuk:

- Kesengajaan sebagai tujuan

- Kesengajaan keinsyafan kepastian - Kesengajaan keinsyafan kemungkinan

Dalam kasus ini terdapat unsur kesengajaan karena terdakwa Hendi Lesmana menghendaki dan mengetahui akibat dari perbuatan pembunuhannya. Bentuk    pembunuhan berencana yang dilakukan Hendi Lesmana adalah kesengajaan sebagai

tujuan karena pelaku telah memiliki niat dan tujuan awal untuk membunuh korban setelah melakukan pencurian sejumlah barang- barang yang ada di rumah korban Hanny Wahab.

3. Dengan rencana lebih dahulu

Ada tenggang waktu yang cukup antara niat dengan perbuatan (pelaksanaan delik).

Dalam kasus ini pelaku sudah ada niat untuk melakukan pembunuhan dan   pelaksanaannya ketika waktu setelah adanya niat tersebut, jadi tidak seketika. Niat

tersebut dibuktikan dengan situasi yaitu, pada Selasa, 10 Maret 2009, kedua terdakwa Hendi Lesmana beserta Rahmatullah bertemu di kawasan Angke, Jakarta Barat untuk 

(8)

merencanakan pencurian dan pembunuhan di rumah korban pada Rabu, 11 Maret 2009. Pembunuhan berencana dilakukan karena terdakwa Hendi Lesmana merasa kesal sering dimarahi oleh korban Hanny Wahab.

4. Merampas nyawa orang lain Yaitu menyebabkan matinya orang.

Dalam kasus ini, korban Hanny Wahab alias Nurheny Wahab meninggal dunia.

Karena semua unsur dari Pasal 340 KUHP telah terpenuhi maka pelaku dapat dipidana  berdasarkan Pasal 340 KUHP, delik pembunuhan berencana.

Pasal 362 KUHP: 

´ Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan  pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah.´

1. Barangsiapa

Setiap orang pengemban hak dan kewajiban dalam hukum dan dapat dimintai  pertanggungjawaban.

Dalam kasus ini terdakwa pelaku pencurian yang disertai dengan pembunuhan secara   berencana terhadap artis cantik Hanny Wahab alias Nurhenny Wahab, 53 tahun, yaitu

Hendi Lesmana, 22 tahun karena tidak memilki dasar pembenar dan dasar pemaaf. 2. Mengambil

Mengambil untuk dikuasainya, maksudnya waktu pencuri mengambil barang itu, barang tersebut belum ada dalam kekuasaannya. Apabila waktu memiliki itu barangnya sudah ada di tangannya maka perbuatan itu bukan pencurian tapi penggelapan.

Dalam kasus ini terdakwa Hendi Lesmana mengambil barang milik korban Hanny Wahab berupa Playstation, empat unit telepon seluler dan tas korban yang berisi uang tunai sebesar Rp 1,511 juta dan beberapa surat-surat untuk dikuasainya.

3. Barang sesuatu

Segala sesuatu yang berwujud termasuk pula binatang (manusia tidak termasuk) misalnya, uang, baju, kalung, dan sebagainya.Dalam pengertian barang masuk pula daya listrik dan gas meskipun tidak berwujud, akan tetapi dialirkan di kawat atau pipa. Barang ini tidak perlu mempunyai harga ekonomis.

(9)

Dalam kasus ini terdakwa Hendi Lesmana mengambil barang milik korban Hanny Wahab berupa Playstation, empat unit telepon seluler dan tas korban yang berisi uang tunai sebesar Rp 1,511 juta dan beberapa surat-surat untuk dikuasainya.

4. Yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain

Dalam kasus ini terdakwa Hendi Lesmana mengambil barang- barang milik korban Hanny Wahab, bukan miliknya.

5. Dengan maksud

Unsur kesengajaan terdiri atas 2 unsur, yaitu menghendaki (willens) dan mengetahui (wetens) akibatnya. Kesengajaan (opzet) juga terdiri atas 3 macam bentuk:

- Kesengajaan sebagai tujuan

- Kesengajaan keinsyafan kepastian - Kesengajaan keinsyafan kemungkinan

Dalam kasus ini terdapat unsur kesengajaan karena terdakwa Hendi Lesmana menghendaki dan mengetahui akibat dari perbuatan pencurian. Bentuk pencurian yang dilakukan Hendi Lesmana adalah kesengajaan sebagai tujuan karena pelaku telah memiliki niat dan tujuan awal untuk mencuri barang- barang milik korban di rumah korban Hanny Wahab.

6. Untuk dimiliki

Dalam kasus ini barang- barang yang diambil milik korban Hanny Wahab oleh Hendi Lesmana dengan tujuan dimilikinya sehingga menjadi hak terdakwa.

7. Secara melawan hukum

Melawan hukum adalah tanpa hak sendiri, bertentangan dengan hak orang lain, tanpa alasan yang wajar, dan bertentangan dengan hukum positif.

Dalam kasus ini terdakwa Hendi Lesmana melakukan pencurian yang bukan merupakan haknya, bertentangan dengan hak korban Hanny Wahab, tanpa alasan yang wajar yaitu dendam terhadap korban, dan bertentangan dengan hukum positif di negara ini yaitu  berdasarkan KUHP.

8. Diancam karena pencurian

Apabila barang tersebut sudah berpindah tempat.

Dalam kasus ini barang- barang yang diambil oleh terdakwa Hendi Lesmana telah  berpindah tempat ke tangan ia dan temannya Rahmatullah

(10)

Karena semua unsur pada Pasal 362 KUHP telah terpenuhi maka pelaku dapat dipidana  berdasarkan Pasal 362 KUHP, delik tentang pencurian.

Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP: 

³ (1) Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan pidana:

ke-1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan  perbuatan;´

Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP: 1. Dipidana sebagai pelaku tindak pidana

Para pelaku lain selain pelaku langsung (dader ), dihukum selayaknya dader . Aturan ini dibuat untuk dapat menghukum orang-orang yang sebagai otak kejahatan.

Dalam kasus ini, terdakwa Hendi Lesmana yang memenuhi unsur sebagai pelaku langsung (dader ).

2. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan.

Dalam kasus ini, terdakwa Hendi Lesmana yang melakukan tindak pidana pembunuhan  berencana dan pencurian dengan terhadap korban Hanny Wahab. Jadi, menurut Pasal 55

ayat (1) ke-1 KUHP yang dapat dipidana adalah: 1. Mereka yang melakukan (pleger)

Dalam kasus ini, Hendi Lesmana sebagai pleger melaksanakan tindak pidana  pembunuhan berencana dan pencurian.

2. Menyuruh lakukan (doen pleger) 3. Turut melakukan (medepleger) 4. Menggerakkan melakukan (uitlokker)

Karena semua unsur telah terpenuhi maka terdakwa Hendi Lesmana dapat dijerat dengan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

(11)

³Dipidana sebagai pembantu (medeplichtige) sesuatu kejahatan:

ke- 1. mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan;

ke- 2. mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.´

Unsur yang terdapat dalam Pasal 56 KUHP:

1. Dipidana sebagai pembantu (medeplichtige) segala kejahatan

Membantu melakukan jika ia sengaja memberikan bantuan tersebut pada waktu atau sebelum kejahatan itu dilakukan. Bila bantuan itu diberikan sesudah kejahatan itu dilakukan maka orang salah melakukan perbuatan sekongkol atau tadah (heling) melanggar Pasal 480 KUHP atau dalam pasal 221 KUHP.

1. Membantu sebelum delik dilakukan

Sarana, kesempatan, daya, upaya (alat), dan keterangan yang terbatas. 2. Membantu saat delik dilakukan

Sarananya dapat berupa apa saja.

 Hanya yang membantu melakukan kejahatan yang dapat dipidana (Pasal 56 dan 57 KUHP)

 Ancaman pidana maksimal bagi seorang pembantu adalah pidana bagi pelaku kejahatan dikurangi sepertiganya

Dalam kasus ini terdakwa Rahmatullah telah melakukan pembantuan terhadap tindak   pidana yang dilakukan oleh Hendi Lesmana pada sebelum delik dilakukan.

2. Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan

Dilakukan dengan sengaja, tidak ada niat untuk melakukan tindak pidana, tidak ada kepentingan lebih lanjut, hanya sekedar membantu saja. Kejahatan harus ditujukan untuk  mewujudkan suatu kejahatan tertentu. Ini tidak berarti bahwa pembantu harus mengetahui pula cara bagaimana bantuan yang diberikannya dimanfaatkan, kapan, dan dimana dimanfaatkan atau siapa yang dirugikan oleh pelaku utama. Cukup kalau ia mengetahui bahwa bantuan yang diberikannya misalnya pencurian. Jelasnya macam kejahatan yang sedang atau akan terjadi yang dikehendaki petindak harus diketahui oleh

(12)

  pembantu. Untuk melakukan kejahatan tertentu yang diketahuinya itulah kesengajaan ditujukan.1

Dalam kasus ini Rahmatullah dengan sengaja mewujudkan suatu kejahatan pencurian walaupun ia tidak mengetahui cara bagaimana bantuan dimanfaatkan, kapan, dan dimana dimanfaatkan atau siapa yang dirugikan oleh Hendi Lesmana.

3. Mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk 

melakukan kejahatan

Penyertaan dalam bentuk pembantuan telah dibatasi secara limitatif dalam hal kesempatan, sarana atu keterangan untuk melakukan kejahatan.

Dalam kasus ini Rahmatullah telah memberikan sarana dengan mengantarkan Hendi Lesmana dengan mengguakan sepeda motor ke rumah korban Hanny Wahab di Perumahan Inter Kota Blok B 5 No 24-25,Duri Kosambi Jakarta Barat.

Karena semua unsur telah terpenuhi maka terdakwa Rahmatullah dapat dijerat dengan Pasal 56 KUHP.

II.

Pidana dan Pemidanaan

Pidana adalah nestapa atau derita, yang dijatuhkan dengan sengaja oleh negara melalui   pengadilan, dikenakan pada seseorang, yang secara sah telah melanggar hukum pidana, dan

melaui proses peradilan pidana. Unsur- unsur atau ciri- ciri pidana:

y Merupakan suatu pengenaan penderitaan atau nestapa atau akibat- akibat lain yang tidak 

menyenangkan

y Diberikan dengan sengaja oleh badan yang memiliki kekuasaan (berwenang)

y Dikenakan pada seseorang penanggung jawab peristiwa pidana menurut UU (orang yang

memenui perumusan delik atau pasal)

1E. Y. kanter dan sianturi, Asa s- Asa s Hukum Pidana d i I ndone sia danenerapannya, (Jakarta: Alumni

(13)

Pemidanaan adalah penjatuhan hukuman (sentencing), yaitu upaya yang sah, dilandasi oleh hukum, untuk mengenakan nestapa penderitaan, pada seseorang yang melalui proses peradilan  pidana, terbukti secara sah dan meyakinkan, dan bersalah melakukan suatu tindak pidana.

Dasar- dasar hukuman pidana:

- Hukum pidana sebagai suatu sanksi yang bersifat istimewa dimana terkadang dikatakan melanggar HAM. Seperti hal melakukan perampasan terhadap harta kekayaan (pidana denda), pembatasan kebebasan bergerak atau kemerdekaan orang (pidana kurungan atau  penjara), dan perampasan terhadap nyawa (hukuman mati)

- Merupakan ultimum remedium (senjata pamungkas, jalan terakhir, jalan satu- satunya, atau tiada jalan lain)

Alasan pemidanaan dapat digolong-golongkan dalam tiga golongan pokok, yaitu sebagai termasuk golongan teori pembalasan, teori tujuan, dan teori gabungan. Pembahasannya yaitu :

1. Teori pembalasan/ absolut/ retributif (lex talionis)

Teori ini membenarkan pemidanaan karena seseorang telah melakukan suatu tindak pidana dimana sebagai suatu konsekuensi dalam melakukan kejahatan. Terhadap pelaku tindak pidana mutlak harus diadakan pembalasan yang berupa   pidana. Orang yang salah harus dihukum. Tidak dipersoalkan akibat dari   pemidanaan bagi terpidana. Bahan pertimbangan untuk pemidanaan hanyalah

masa lampau, maksudnya masa terjadinya tindak pidana itu. Masa datang yang  bermaksud memperbaiki pelaku tindak pidana tidak dipersoalkan.

2. Teori tujuan/ relatif (utilitarian)

Teori ini membenarkan pemidanaan berdasarkan pada tujuan pemidanaan, yaitu untuk perlindungan masyarakat atau pencegahan terjadinya kejahatan dan bukan hanya sekedar sebagai pembalasan. Teori ini mempersoalkan akibat-akibat dari   pemidanaan kepada penjahat atau kepada kepentingan masyarakat.

Dipertimbangkan juga pencegahan untuk masa mendatang. Hukuman pada umumnya bersifat menakutkan dan seyogyanya hukuman bersifat memperbaiki atau merehabilitasi.

(14)

y Prevensi umum, sebagai contoh pada masyarakat luas agar tidak meniru perbuatan atau

kejahatan yang telah dilakukan

y Prevensi khusus, ditujukan bagi pelaku sendiri agar jera dan tidak mengulangi perbuatan

kejahatan yang serupa atau kejahatan lain dengan tujuan deference atau menakut- nakuti dan perlindungan masyarakat luas

3. Teori Gabungan

Teori ini berdasarkan hukuman pada tujuan (multifungsi) retributif atau   pembalasan dan relatif atu tujuan. Oleh karena itu, pidana ditujukan untuk    pembalasan (membuat pelaku menderita), upaya prevensi (pencegahan tindak   pidana), merehabilitasi pelaku, dan melindungi masyarakat. Teori ini mengatakan   bahwa baik teori pembalasan maupun teori tujuan masing-masing memiliki

kelemahan.

Terhadap teori pembalasan :

y Sukar menentukan berat/ringannya pidana atau ukuran pembalasan yang

tidak jelas.

y Diragukan adanya hak negara untuk menjatuhkan pidana sebagai

 pembalasan.

y Hukuman pidana sebagai pembalasan tidak bermanfaat bagi masyarakat.

Terhadap teori tujuan :

y Pidana hanya ditujukan untuk mencegah kejahatan, sehingga dijatuhkan

  pidana yang berat baik oleh teori pencegahan umum maupun teori  pencegahan khusus.

y Jika ternyata kejahatan itu ringan, maka penjatuhan pidana yang berat

tidak akan memenuhi rasa keadilan.

y Bukan hanya masyarakat yang harus diberi kepuasan, tetapi juga kepada

 penjahat itu sendiri.

(15)

Berdasarkan Pasal 10 KUHP tentang pidana, terdiri atas:

a. Pidana pokok, yaitu pidana mati, pidana penjara, kurungan, dan denda

 b. Pidana tambahan, yaitu pencabutan hak- hak tertentu, perampasan barang- barang tertentu, dan pengumuman putusan hakim

Hukuman atau pidana mati: (Pasal 11 jo Pasal 10 KUHP) Tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati

a. Dalam KUHP

- Pembunuhan berencana

- Kejahatan terhadap keamanan negara - Pencurian dengan pemberatan

- Pembajakan di laut dengan pemberatan  b. Luar KUHP

- Terorisme -  Narkoba

- Pelanggaran HAM berat: kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida yang dilakukan secara meluas dan sistematis

Kaitannya dengan kasus pidana

Berapapun hukuman penjara yang akan dijatuhkan kepada Hendi Lesmana sebagai pelaku yang melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan pencurian terhadap korban Hanny Wahab dan kepada Rahmatullah yang melakukan pembantuan dalam tindak pidana tersebut; dalam hubungannya dengan teori pembalasan maka hukuman mati/ penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun (berdasarkan pasal 340 KUHP) yang dijatuhkan kepada Hendi Lesmana dianggap sebagai ganjaran terhadap perbuatan mereka dan hukuman  penjara selama 3 tahun 4 bulan (berdasarkan Pasal 57 ayat (1) KUHP tentang pembantuan maka   pidana pokok delik pencurian yaitu 5 tahun dikurangi sepertiga) kepada Rahmatullah. Masa

depan mereka tidak begitu d iperhitungkan dalam teori ini.

Dalam hubungannya dengan teori tujuan, hukuman mati/ penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun yang dijatuhkan kepada mereka (berdasarkan Pasal 340 KUHP) kepada Hendi Lesmana dan hukuman penjara 3 tahun 4 bulan kepada Rahmatullah dimaksudkan untuk pencegahan terjadinya suatu kejahatan dengan mengadakan ancaman pidana

(16)

yang cukup berat untuk menakuti calon-calon penjahat lain yang bermaksud untuk melakukan kegiatan yang serupa; pendidikan untuk penjahat sehingga kelak dapat kembali ke lingkungan masyarakat dalam keadaan mental yang lebih baik dan berguna; dan menjamin ketertiban hukum.

Teori gabungan mengharapkan gabungan efek dari dua teori sebelumnya. Pidana ditujukan untuk    pembalasan (membuat pelaku menderita), upaya prevensi (pencegahan tindak pidana),

merehabilitasi pelaku, dan melindungi masyarakat.

III. Dasar Penghapus Pidana

Dasar atau alasan penghapus pidana adalah hal- hal atau keadaan yang dapat mengakibatkan tidak dijatuhkannya pidana pada seseorang yang telah melakukan perbuatan yang dengan tegas dilarang dan diancam dengan sanksi pidana oleh UU. Terdiri dari dasar-dasar pembenar dan dasar-dasar pemaaf, baik yang terdapat di dalam KUHP maupun di luar KUHP.

Dasar Penghapus Pidana di dalam KUHP berdasarkan keberlakuan, yaitu :

Bersifat umum (Pasal 44 KUHP ± Pasal 51 KUHP)

y Pasal44 KUHP adalah dasar pemaaf (mengenai gangguan jiwa/ idiot/ imbisil) y Pasal 48 KUHP adalah dasar pembenar (mengenai keadaan darurat/

noodtoestand) dan pemaaf (mengenai overmacht), tergantung dari sudut pandang melihatnya

  Noodtoestand adalah dorongan/ paksaan/ kekuatan dari luar yang membuat seseorang terjepit sehingga terpaksa melakukan suatu delik karena terjadi pertentangan antar kepentingan hukum,   pertentangan antar kewajiban hukum, dan pertentangan antara kepentingan hukum dengan

kewajiban hukum.

Overmacht adalah dorongan/ kekuatan/ paksaan (absolut dimana pelaku hanya sebagai alat   belaka atau relatif berupa psikis diatur dalam Pasal 48 KUHP) yang tidak bisa dilawan, baik   psikis maupun fisik dari manusia.

Harus memenuhi asas subsidiaritas (tiada jalan lain) dan proporsionalitas (keseimbangan antara kepentingan/ kewajiban yang dilindungi dengan kepentingan/ kewajiban yang dikorbankan).

(17)

y Pasal 49 ayat (1) KUHP adalah dasar pembenar (mengenai bela paksa/

noodweer)

Syarat ancaman serangan adalah melawan hukum, seketika/ langsung, ditujukan pada diri sendiri/ orang lain, dan terhadap badan/ tubuh, nyawa, kehormatan seksual, dan harta benda. Syarat pembelaan adalah seketika/ langsung dan memenuhi unsur subsidiaritas dan  proporsionalitas.

y Pasal 49 ayat (2) KUHP adalah dasar pemaaf (mengenai bela paksa lampau

 batas/ noodweer excess)

Pembelaan tidak memenuhi asas subsidaritas dan/ at au proporsionalitas

Yang harus dibuktikan adalah pembelaan lampau batas terjadi karena goncangan jiwa dan goncangan tersebut terjadi karena serangan/ ancaman serangan.

y Pasal50 KUHP adalah dasar pembenar (menjalankan undang-undang)

Contohnya adalah algojo, eksekutor hukuman mati, dsb.

y Pasal 51 ayat (1) KUHP adalah dasar pembenar (menjalankan jabatan sah dan

 berwenang)

y Pasal 51 ayat (2) KUHP adalah dasar pemaaf (menjalankan perintah jabatan

tidak sah dengan itikad baik)

Bersifat khusus (Pasal 166 KUHP dan Pasal 221 ayat (2) KUHP)

Hanya berlaku untuk delik tertentu dan orang-orang tertentu yang ditunjuk dalam perumusan delik tersebut.

Dasar Penghapus Pidana yang diatur di luar UU berdasarkan keberlakuan, yaitu:

Bersifat khusus:

y Hak mengawas dan mendidik  y Hak jabatan: dokter 

y Ijin korban: olahraga bela diri seperti tinju, karate; pasien yang dioperasi

Bersifat umum:

y Tiada sifat melawan hukum dalam arti mater iil y Tiada kesalahan dalam arti materiil (AVAS)

(18)

y Dasar pembenar, maksudnya adalah dalam hal ini perbuatannya dianggap tidak melawan

hukum, walaupun perbuatannya itu dilarang dan diancam hukuman oleh UU/ KUHP. Jadi dalam hal ini, perbuatan pelaku dibenarkan/ dibolehkan.

y Dasar pemaaf. Dalam hal ini perbuatan pelaku tetap dianggap melawan hukum namun

unsur kesalahannya dihapuskan (dimaafkan).

Kaitannya dengan kasus pidana

Bagi Hendi Lesmana dan Rahmatullah sang pelaku yang melakukan seluruh tindak pidana  pembunuhan berencana dan pencurian tersebut, tidak ada dasar pembenar maupun dasar pemaaf 

yang dapat menghapus tindak pidananya. Hendi Lesmana merupakan orang yang berjiwa normal atau tidak cacat dalam tumbuhnya atau terganggu karena penyakit, tidak dalam keadaan   pengaruh daya paksa atau overmacht, tidak dalam keadaan darurat atau noodtoestand, tidak 

dalam keadaan pembelaan terpaksa atau noodweer, tidak dalam keadaan pembelaan terpaksa yang melampaui batas atau noodweer excess, tidak melaksanakan ketentuan UU, dan tidak  dalam perintah jabatan. Oleh karena itu, Hendi Lesmana (22) adalah pribadi yang dewasa dan karena semua orang dianggap mengetahui hukum maka Hendi Lesmana pun dapat diancamkan sesuai dengan apa yang tertera di dalam KUHP. Hal yang sama berlaku bagi Rahmatullah (21 tahun) dan tidak ada dasar pembenar maupun dasar pemaaf yang dapat membenarkan maupun memaafkan tindak pidana yang telah dibuatnya.

IV. Dasar Peringan dan Pemberat Pidana

Dasar Peringan Pidana 1. Umum

- Usia belum dewasa

- Diatur dalam UU No. 3/ 1997 t entang Pengadilan Anak mengganti Pasal 45- 47 KUHP - Asas- asas umum dan aturan- aturan lain dalam KUHP serta KUHAP tetap dipergunakan

sepanjang tidak diatur secara khusus oleh UU No.3/ 1997 2. Khusus

(19)

Terdapat berbagai batasan usia anak dalam kategori masih di bawah umur:

y UU No. 23/ 2002 tentang Perlindungan Anak < 18 tahun termasuk anak dalam

kandungan

Khusus untuk anak yang melakukan tindak pidana berlaku UU No. 3/ 1997 tentang Pengadilan Anak 

y Mereka yang berusia 8- < 18 tahun dan belum pernah kawin dapat diajukan ke sidang

anak 

y Jika melakukan tindak pidana < 18 tahun tapi telah kawin maka tunduk pada KUHP

Dasar-dasar yang memperingan pidana ditentukan secara umum dalam pasal 45, 47, 53, 56, dan 57 KUHP.

Pasal 45 dan 47 KUHP mengenai anak-anak di bawah umur / belum dewasa. Batas usia dewasa menurut KUHP adalah 16 tahun. Hukumannya dapat berupa:

1. Dikembalikan kepada orangtuanya tanpa pidana apapun

2. Diserahkan kepada pemerintah sampai batas anak berumur 18 tahun 3. Dipidana dengan maksimum pidana pokok dikurangi sepertiga

Pasal 53 KUHP mengenai poging dimana ancaman pidana pokoknya dikurangi sepertiga dan jika ancaman pidana pokoknya adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup, maka untuk poging diubah menjadi ancaman pidana lima belas tahun penjara.

Pasal 56 dan 57 KUHP mengenai pembantuan dalam tindak pidana dimana intensitas pelaku   pembantuan dalam melakukan tindak pidana dianggap lebih rendah atau kurang. Ancaman  pidana pokoknya dikurangi sepertiga dan jika ancaman pidana pokoknya adalah hukuman mati

atau penjara seumur hidup maka ancamannya untuk pembantuan diubah menjadi lima belas tahun penjara.

Ada juga hal khusus yang memperingan pidana, yaitu delik yang diprevilisir. Contohnya adalah  pasal 308 KUHP, yaitu seorang ibu yang membuang anaknya dalam keadaan-keadaan tertentu.

(20)

Bagi Hendi Lesmana sang eksekutor pembunuhan berencana dan pencurian terhadap korban Hanny Wahab dan Rahmatullah yang melakukan pembantuan tidak dapat diberikan dasar   pembenar oleh pasal 45, 47, 53, 56, dan 57 KUHP.

Andaikan kedua pelaku tindak pidana merupakan anak-anak di bawah umur / belum dewasa dimana batas usia dewasa menurut KUHP adalah 16 tahun maka hukumannya dapat diperingan   berupa dikembalikan kepada orangtuanya tanpa pidana apapun, diserahkan kepada pemerintah

sampai batas anak berumur 18 tahun, dan dipidana dengan maksimum pidana pokok dikurangi sepertiga.

Andaikan Hendi Lesmana dan Rahmatullah belum menyelesaikan delik dengan sempurna/  poging maka ancaman pidana pokoknya dikurangi sepertiga dan jika ancaman pidana pokoknya

adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup maka untuk poging diubah menjadi ancaman  pidana lima belas tahun penjara.

Andaikan salah satu diantara keduanya hanya melakukan pembantuan dalam tindak pidana dimana intensitas pelaku pembantuan lebih rendah atau kurang maka ncaman pidana pokoknya dikurangi sepertiga dan jika ancaman pidana pokoknya adalah hukuman mati atau penjara seumur hidup maka ancamannya untuk pembantuan diubah menjadi lima belas tahun penjara.

Dasar Pemberat Pidana

Dasar/ alasan yang menyebabkan pidana yang diancamkan terhadap seseorang menjadi lebih  berat dibandingkan dengan pidana yang diancamkan pada umumnya (pada orang lainnya).

Dasar- dasar pemberat pidana dalam KUHP, yaitu: (UU, alasan yurisis) 1. Recidive atau pengulangan tindak pidana

Recidive terjadi dalam hal seseorang yang telah melakukan suatu tindak pidana dan yang telah dijatuhi pidana dengan suatu putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap, kemudian melakukan suatu tindak pidana lagi. Pada recidive sudah ada putusan hakim pada pelaku,  baru kemudian pelaku mengulangi tindak pidananya (jenisnya diatur secara limitatif).

Menurut doktrin terdapat dua sistem pemberat pidana berdasarkan recidive, yaitu :

y Umum (setiap pengulangan tindak pidana apapun dan dilakukan kapanpun)

- Setiap pengulangan tindak pidana dalam Pasal 486, 487, dan 488 KUHP

- Pada waktu melakukan tindak pidana menyalahgunakan kewenangan yang diperoleh karena jabatan (abuse of power) dalam Pasal 52 KUHP

(21)

- Pada waktu melakukan tindak pidana menggunakan bendera kebangsaan dalam Pasal 52a KUHP (ditambahkan dalam KUHP berdasarkan UU No. 73/ 1958)

y Khusus (pengulangan tindak pidana tertentu dan dalam tenggang waktu tertentu pula)

- Pengulangan tindak pidana tertentu dan dalam tenggang waktu tertentu dalam Pasal 374 KUHP

- Delik- delik yang dikualifisir/ diperberat

Contoh pasal 356, 349, 351 ayat (2), 365 ayat (4) KUHP

Dasar- dasar pemberat pidana di luar KUHP, yaitu: (alasan non- yuridis)

y Tidak memperberat ancaman pidana

y Ancaman pidana tidak bertambah berat tetapi pidana yang dijatuhkan relatif berat

KUHP menganut ditengah-tengah dari dua sistem tersebut. Tindak pidananya bersifat limitatif, yaitu yang tertera dalam ketentuan pasal 486, 487, dan 488 KUHP. Rentang waktunya ialah lima tahun setelah pelaku dikeluarkan dari penjara dan hukumannya ditambah sepertiganya.

Kaitannya dengan kasus pidana

Dalam kasus ini, kedua terdakwa tidak dapat dijerat dengan dasar-dasar pemberat pidana karena tidak ada unsur yang terpenuhi oleh mereka. Tindak pidana pembunuhan dan pencurian yang dilakukan oleh mereka adalah hal yang umum karena bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang jabatan yang melekat pada diri mereka, mereka bukan sebagai recidive dimana telah adanya keputusan hakim tetap, belum lewat 5 tahun sebelum hukuman dijalankan, dan tindak    pidana yang dilakukan adalah bukan termasuk tindak pidana segolongan pada Pasal 486, 487,

dan 488 KUHP dan tidak mempergunakan bendera kebangsaan negara.

V.

Tentang Gabungan Tindak Pidana (Concursus/ Samenloop)

Gabungan/ perbarengan tindak pidana adalah seseorang yang melakukan satu perbuatan/  beberapa perbuatan yang melanggar satu aturan pidana/ beberapa aturan pidana dan perbuatan-  perbuatan itu belum ada yang pernah dijatuhi pidana dan akan diadili sekaligus.

(22)

1. Absorbsi Murni

Apabila lebih dari satu pidana yang diancamkan maka maksimal pidana yang dapat dijatuhkan adalah satu pidana saja, yaitu yang terberat di antara pidana- pidana tersebut. 2. AbsorbsiDipertajam/Diperberat

Apabila lebih dari satu pidana yang diancamkan maka maksimal pidana yang dapat dijatuhkan adalah satu pidana saja, yaitu yang terberat di antara pidana- pidana tersebut ditambah 1/3 nya

3. Kumulasi Murni

Apabila lebih dari satu pidana yang diancamkan maka maksimal pidana yang dapat dijatuhkan adalah jumlah semua pidana yang diancamkan

4. Kumulasi Terbatas

Apabila lebih dari satu pidana yang diancamkan maka maksimal pidana yang dapat dijatuhkan adalah jumlah semua pidana yang diancamkan tetapi tidak boleh lebih berat daripada yang terberat diantara pidana- pidana yang diancamkan ditambah 1/3 nya

Jenis gabungan, yaitu:

1. Eendaadsche Samenloop / gabungan berupa sat uperbuat an/ concursusidealis

Yaitu tindak pidana yang sekali perbuatan tersebut dilakukan melanggar lebih dari satu ketentuan yang berlaku.

Hal ini diatur dalam Pasal 63 KUHP yang berbunyi sebagai berikut : (1) Jika suatu perbuatan termasuk dalam lebih dari satu norma pidana, yang dipakai hanya salah satu dari norma pidana itu ; jika hukumannya berlainan, yang dipakai adalah norma  pidana yang diancam pidananya yang terberat.

(2) Jika bagi suatu perbuatan yang termasuk dalam norma pidana umum, ada suatu norma  pidana khusus, norma pidana k husus ini saja yang harus dipakai.

Berdasarkan rumusan Pasal 63 KUHP tersebut, para pakar berusaha membuat pengertian tentang perbuatan (feit) Prof. Mr. Hazewinkel-Suringa menjelaskan arti perbuatan yang dimuat dalam pasal 63 KUHP sebagai berikut:

³Perbuatan yang dimaksud adalah suatu perbuatan yang berguna menurut hukum pidana, yang karena cara melakukan, atau karena tempatnya, atau karena orang yang melakukannya,

(23)

atau karena objek yang ditujunya, juga merusak kepentingan hukum, yang telah dilindungi oleh undang-undang lain.´

HOGE RAAD menyatakan pendapatnya mengenai concursus idealis. Yakni satu perbuatan melanggar beberapa norma pidana, dalam hal yang demikian yang diterapkan hanya satu norma pidana yakni yang ancaman hukumannya terberat. Hal tersebut dimaksudkan guna memenuhi rasa keadilan.

Contoh: menggunakan surat palsu untuk menipu

2. MeerdaadscheSamenloop/ gabungan beberapaperbuaan/ concursus realis Yaitu tindak pidana yang berlaku lebih dari sekali dan perbuatan tersebut bediri sendiri serta ada selang waktu antara satu tindak pidana yang dilakukan dengan yang lainnya.

Dengan catatan bahwa diantara perbuatan-perbuatan yang dilakukan pada concursus realis dan perbuatan berlanjut harus belum ada putusan Hakim atau Vonis. Hal ini diatur dalam Pasal 65, 66, dan 67 KUHP. Untuk mencermati hal ini, masing-masing pasal perlu diamati secara seksama. Pada Pasal 65 dan 66 KUHP menganut sistem kumulasi sedang dan Pasal 70 KUHP disebut menganut sistem absorpsi yang di perkeras. Adapun pelanggaran dengan  pelanggaran disebut kumulasi murni. Pada penerapan kumulasi murni terhadap pelanggaran- pelanggaran, selain berpedoman pada pasal 70 juga harus diperhatikan pasal 30 ayat 6 KUHP

yang berbunyi:

³Hukuman kurungan sekali-kali tidak boleh lebih dari 8 bulan.´

Contoh: mengendarai motor tanpa lampu di malam hari dan dalam keadaan mabuk  3. Vorgezett eandeling/ perbuaan beranju

Yaitu tindak pidana yang berlangsung beberapa kali secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Paling mudah contohnya ditemukan dalam bentuk korupsi yang dilakukan oleh oknum tertentu dengan beberapa jalan yang menggunakan kekuasaan jabatannya.

Terjadi apabila seseorang melakukan perbuatan yang sama beberapa kali, dan diantara   perbuatan-perbuatan itu terdapat hubungan yang sedemikian eratnya sehingga rangkaian  perbuatan itu harus dianggap sebagai perbuatan lanjutan.Dalam hal ini diatur di dalam Pasal

64 KUHP. Dalam MvT, hubungan itu harus memenuhi 3 ( tiga ) syarat:

a. beberapa perbuatan yang dilakukan itu harus timbul dari suat keputusan kehendak yang terlarang

(24)

 b. antara perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu tidak boleh melampaui jangka waktu yang terlalu lama

c. beberapa perbuatan yang dilakukan itu harus sejenis

Penjelasan pasal yang terkait dengan materi gabungan tindak pidana:

Pasal 63 KUHP: sistem absorpsi dan lex specialis derogate lex genera lis (ayat 2).

Pasal 64 KUHP: (perbuatan berlanjut)

seseorang melakukan beberapa perbuatan yang masing- masing merupakan kejahatan/  pelanggaran dimana antara perbuatan- perbuatan itu ada hubungan sedemikian rupa sehingga

harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut. Berlaku sistem pemidanaan absorpsi. Menurut MvT, syarat suatu hubungan dikatakan berlanjut antara lain, harus ada satu keputusan kehendak, masing- masing perbuatan harus sejenis, dan tenggat waktu antara  perbuatan- perbuatan itu tidak terlalu lama.

Pasal 65 KUHP: kejahatan dan kejahatan, diancam pidana pokok yang sejenis, dan sistem kumulasi terbatas.

Pasal 66 KUHP: kejahatan dan kejahatan, diancam pidana pokok tidak sejenis, dan sistem kumulasi terbatas.

Pasal 70 KUHP:

- Kejahatan dan pelanggaran

- Pelanggaran dan pelanggaran: sistem kumulasi murni

Pasal 70 bis KUHP: - Concursus realis

- Kejahatan- kejahatan ringan seperti Pasal 302 ayat (1), 352, 364, 373, 379, 482 - Dianggap sebagai pelanggaran

- Jika dijatuhkan pidana penjara maksimal 8 bulan

Pasal 71 KUHP: (delik yang tertinggal)

Pidana maksimal untuk tindak pidana yang diketahui belakangan (P2) = pidana maksimal  jika diadili sekaligus (Ps) ± pidana yang t elah dijatuhkan (P1)

Pasal Jenis Gabungan

Stelsel Pemidanaan

Contoh dan Dasar Hukum

Berapa Pidananya

(25)

Pasal 63 (1)

Eendaadse Samenloop

Absorbsi Murni

Pria memperkosa wanita di muka umum. Berarti

melanggar pasal 281 KUHP tentang kesusilaan dan pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan. Pasal 285 KUHP yang dijatuhkan karena merupakan pidana pokoknya. Pasal 281 KUHP ancamannya 2 tahun 8 bulan penjara atau denda Rp 500,-Pasal 285 KUHP ancamannya 12 tahun penjara Maka yang digunakan adalah hukuman dengan ancaman 12 tahun penjara Pasal 63 (2) Eendaadse Samenloop Absorbsi Murni

Seorang ibu membunuh anaknya sendiri.

Pembunuhan termasuk dalam pasal 338 KUHP dan pembunuhan

berencana dalam pasal 340 KUHP.

Lex specialis derogat lex generalis.

Ada pasal khusus mengenai pembunuhan oleh seorang ibu kepada anaknya, yang :

- tanpa

direncanakan,

diatur dalam pasal 341 KUHP

- direncanakan,

diatur dalam pasal 342 KUHP Pasal 341 KUHP ancamannya 7 tahun penjara Pasal 342 KUHP ancamannya 9 tahun penjara *tergantung situasi

Pasal Vorgezette Absorbsi Murni

Seseorang pembantu ingin mencuri uang majikannya sebesar satu juta rupiah. Pencurian tidak dilakukan langsung tetapi dilakukan

Dikenakan pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.

(26)

64 Handeling secara bertahap agar tidak ketahuan, misalnya setiap minggu ia mengambil seratus ribu rupiah dan dilakukan secara belanjut. Pasal 65 Meerdaadse Samenloop Kumulasi Dibatasi

Seseorang dua minggu lalu mencuri barang, lalu satu minggu lalu membunuh, dan minggu ini memperkosa orang. Pencurian dikenakan pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Membunuh dikenakan pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara Memperkosa dikenakan pasal 285 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. Lamanya hukuman maksimum berdasarkan perhitungan kumulasi dibatasi adalah yang ancaman pidananya terberat ditambah sepertiganya. Maka dalam kasus ini yang menjadi acuan adalah ancaman hukuman terhadap pembunuhan, yaitu (berikut perhitungannya) :

(27)

15 tahun + (1/3 x 15 tahun) = 20 tahun Pasal 66 Meerdaadse Samenloop Kumulasi Dibatasi

Minggu lalu seseorang membuat kegaduhan di tempat umum pada malam hari. Lalu selang satu minggu kemudian, orang tersebut mencuri barang milik tetangganya. Pasal 503 KUHP tentang membuat kegaduhan di tempat umum diancam kurungan tiga hari atau denda paling banyak lima belas rupiah. Pasal 362 KUHP tentang pencurian diancam 5 tahun penjara atau denda paling banyak lima puluh rupiah. Lamanya hukuman maksimum berdasarkan perhitungan kumulasi dibatasi adalah yang ancaman pidananya terberat ditambah sepertiganya. Batas maksimum penjara adalah 5 tahun + (1/3 x 5 tahun) = 6,3 tahun. Jadi berdasarkan pasal 362 KUHP, ancaman hukuman yang dijatuhkan adalah 5 tahun penjara dan 3 hari kurungan.

(28)

Pasal 70

Meerdaadse Samenloop

Kumulasi Murni

Seseorang minggu lalu mabok di depan umum lalu minggu ini berulah lagi dengan membuat

kegaduhan pada malam hari.

Pasal 492 ayat 1 ancaman

hukumannya yaitu kurungan paling lama 6 hari atau denda paling banyak 25 rupiah. Pasal 503 kesatu KUHP tentang membuat kegaduhan di tempat umum diancam kurungan tiga hari atau denda paling banyak lima belas rupiah. Batas maksimum kurungan adalah 8 bulan. Maka, kurungannya adalah dikumulasikan, yaitu 6 hari + 3 hari = 9 hari.

Kaitannya dengan kasus pidana

Dalam kasus ini, ada kaitannya dengan meerdaadschesamenloop yaitu, concursus realis heterogenius, yaitu tindak pidana yang berlaku lebih dari sekali dan perbuatan tersebut bediri sendiri serta ada selang waktu antara satu tindak pidana yang dilakukan dengan yang lainnya dan melanggar beberapa ketentuan pidana.

Tindak pidana- tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa Hendi Lemana yaitu pembunuhan   berencana dan pencurian terhadap korban Hanny Wahab di rumah korban di Perumahan Inter 

Kota Blok B 5 No 24-25, Duri Kosambi, Jakarta Barat terkait dengan Pasal 66 KUHP dimana tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa adalah kejahatan dan kejahatan, diancam dengan  pidana pokok yang tidak sejenis (hukuman mati dan penjara), dan menggunakan stelsel kumulasi terbatas. Berdasarkan pasal tersebut bahwa dalam hal perbarengan perbuatan yang

(29)

masing-masing harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri- sendiri sehingga merupakan   beberapa kejahatan diancam dengan pidana pokok yang tidak sejenis maka dijatuhkan pidana

atas tiap- tiap kejahatan tetapi jumlahnya tidak boleh melebihi maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga. Lalu, berdasarkan Pasal 67 ayat (2) KUHP menyatakan bahwa denda dihitung menurut lamanya maksimum kurungan pengganti yang ditentukan untuk perbuatan itu. Oleh karena itu, berdasarkan kasus dimana tindak pidana- tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa Hendi Lesmana diancam dengan pidana pokok yang tidak sejenis dan salah satunya adalah dijatuhi pidana mati atau pidana penjara seumur hidup (delik pembunuhan berencana) maka merujuk pada Pasal 67 KUHP sehingga tidak boleh dijatuhkan pidana lain lagi kecuali   pencabutan hak- hak tertentu, perampasan barang- barang yang telah disita sebelumnya, dan  pengumuman putusan hakim.

Bagi Rahmatullah yang melakukan pembantuan pada delik pencurian yang termasuk ke dalam unsur- unsurnya pada Pasal 56 KUHP. Sehingga tidak terdapat gabungan tindak pidana yang dilakukan Rahmatullah. Ia hanya melakukan pembantuan pada delik pencurian. Berdasarkan Pasal 57 ayat (1) KUHP, dalam hal pembantuan maksimum pidana pokok terhadap kejahatan dikurangi sepertiga. Oleh karena itu, terdakwa Rahmatullah dapat diancam dengan pidana  penjara maksimal 3 tahun 4 bulan.

VI. Tentang Penyertaan/ Deelneming

Adalah terlibatnya lebih dari satu orang dalam satu tindak pidana (sebelum dan atau pada saat delik terjadi ± merupakan syarat yang terpenting).

Penyertaan merupakan dasar memperluas dapat dipidananya seseorang. Penyertaan dipandaang sebagai persoalan pertanggungjawaban pidana, penyertaan bukan merupakan suatu delik karena  bentuknya tak sempurna. (Simons, Van Hatum, Hazewinkel- Suringa)

Penyertaan merupakan dasar dapat dipidananya suatu perbuatan, penyertaan dianggap suatu   bentuk khusus dari tindak pidana, penyertaan merupakan suatu delik yang istimewa. (Pompe,

Mulyatno, Roeslan Saleh)

(30)

a. Pembuat/ dader (Pasal 55 KUHP) adalah barang siapa yang telah meweujudkan/ memenuhi semua unsur- unsur (termasuk unsur subyek) dari sesuatu tindak pidana sebagaimana unsur- unsur itu dirumuskan dalam undang- undang. Yang dapat dipidana sebagai pelaku:

- Yang melakukan/ pelaku (pleger)

Pembuat, pelaku utama, orang- orang yang memenuhi semua unsur delik  - Yang menyuruh lakukan (doen pleger)

Seseorang hendak melakukan tindak pidana tetapi tidak mau melakukannya sendiri melainkan menyuruh orang lain untuk melakukannya.

Yang menyuruh diancam sebagai pelaku dan yang disuruh/ pelaku langsung tidak  diancam pidana karena hilangnya unsur kesalahan (adanya dasar penghapus pidana  berupa dasar pemaaf yaitu pada Pasal 44, 48, 51 ayat (2) KUHP, AVAS, putative).

Yang disuruh atau pelaku perbuatan materiil hanya menjadi alat belaka dan melakukan tindakan itu karena ketidaktahuan/ kekeliruan/ adanya paksaan.

- Yang turut serta (medepleger)

Medepleger diterjemahkan sebagai mereka yang bersama- sama orang lain melakukan suatu tindakan. Subyeknya paling sedikit dua orang. Para pelaku tahu pelaku peserta (medepleger) dipidana sebagai petindak (dader).

Semua dari mereka yang terlibat memenuhi semua unsur, ada yang memenuhi semua, sebagian, dan tidak unsur, dan semua hanya memenuhi sebagian unsur saja.

Syarat turut serta adalah:

y Kerja sama secara sadar, berarti bahwa setiap pelaku peserta saling mengetahui dan

menyadari tindakan dari para pelaku peserta lainnya.

y Kerja sama secara fisik, adanya perbuatan pelaksanaan yang langsung menyebabkan

selesainya suatu delik, berarti bahwa perwujudan dari tindak pidana itu adalah secara langsung sebagai akibat dari tindakan para pelaku peserta itu, dan bukan dengan cara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 56 KUHP.

- Yang menganjurkan/ penggerak/ pembujuk/ pemancing (uitlokker) Syarat:

(31)

y Dengan upaya- upaya yang diatur secara limitatif dalam Pasal 55 ayat (1) butir 2 KUHP,

yaitu pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan, pengaruh, kekerasan, ancaman kekerasan atau tipu daya atau dengan, memberi kesempatan, daya upaya atau keterangan

y Ada yang tergerak untuk melakukan tindak pidana dengan upaya- upaya di atas

y Yang digerakkan dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum pidanaseperti halnya

 penggerak dapat dopidana karena menggerakkan

y Yang menggerakkan bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul

 b. Pembantu/ medeplichtige (Pasal 56 dan 57KUHP), dipidana sebagai pelaku: - Pembantu pada saat kejahatan dilakukan

- Pembantu sebelum kejahatan dilakukan

Persyaratan dalam menentukan membantu melakukan adalah :

 Dilakukan dengan sengaja, tidak ada niat untuk melakukan tindak pidana, tidak ada kepentingan lebih lanjut, hanya sekedar membantu saja

 Ada dua macam pembantuan menurut pasal 56 KUHP yaitu : 3. Membantu sebelum delik dilakukan

Sarana, kesempatan, daya, upaya (alat), dan keterangan yang terbatas. 4. Membantu saat delik dilakukan

Sarananya dapat berupa apa saja.

 Hanya yang membantu melakukan kejahatan yang dapat dipidana (Pasal 56 dan 57 KUHP)

 Ancaman pidana maksimal bagi seorang pembantu adalah pidana bagi pelaku kejahatan dikurangi sepertiganya

Tindakan- tindakan sesudah tindak pidana terjadi: Pasal 221, 223, 480, 481, 482, dan 483 KUHP.

Penyertaan mutlak perlu: Pasal 149, 238, 279, 284, 345 KUHP.

Kaitannya dengan kasus pidana

Hendi Lesmana adalah seorang yang memenuhi unsur- unsur yang melakukan/ pelaku/ pleger. Terdakwa sebagai pembuat, pelaku utama, dan orang yang memenuhi semua unsur delik. Pengertian dari mereka yang melakukan dapat satu orang saja atu lebih. Hendi Lesmana diancam

(32)

dengan pidana berlapis Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP dan Pasal 362 jo Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP.

Rahmatullah adalah seorang yang memenuhi unsur-unsur pembantuan pada Pasal 56 KUHP. Rahmatullah melakukan pembantuan pada saat sebelum kejahatan pencurian dilakukan. Pembantuan dilakukan dengan sengaja, tidak ada niat untuk melakukan tindak pidana, tidak ada kepentingan lebih lanjut, hanya sekedar membantu dengan ketentuan yang telah ditentukan secara limitatif menurut Pasal 56 ke- 2 KUHP berupa sarana, kesempatan, daya, upaya (alat), dan keterangan yang terbatas. Rahmatullah diancam dengan pidana Pasal 362 jo Pasal 56 KUHP.

VII. Gugurnya Hak Jaksa Untuk Menuntut Tindak Pidana dan

Kewajiban Terpidana untuk Menjalani Pidana

Hal- hal yang menyebabkan hapusnya kewenangan menuntut pidana

Suatu penuntutan pada seseorang yang dituduh melakukan tindak pidana dapat dilakukan terus menerus atau tidak ada akhirnya. Pada suatu saat penuntutan harus berhenti karena gugurnya hak  untuk menuntut pidananya. Gugurnya hak menuntut diatur:

DaamKUHP: 

y Tidak adanya Pengaduan PadaDelik-Delik Aduan (Psl. 72-75 KUHP) y  Ne bis in Idem (psl. 76 KUHP)

Seseorang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya berdasarkan suatu perbuatan apabila untuk perbuatan tersebut telah ada putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap. Syarat Ne bis in Idem adalah

1. Perbuatannya adalah satu perbuatan tertentu 2. Orangnya adalah satu orang tertentu

3. Sudah ada putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap

y Matinya Tersangka/Terdakwa (Psl. 77 KUHP)

Pada dasarnya pidana bersifat pribadi sehingga bila tersangka/ terdakwa mati maka  pidana itu tidak dapat diwariskan.

(33)

Tidak dapat dilakukan penuntutan terhadap seseorang karena telah dilampauinya jangka waktu tertentu untuk melakukan penuntutan (Pasal 78 KUHP).

Tenggang waktu daluwarsa penuntutan:

Mulai dihitung sejak keesokan hari setelah perbuatan dilakukan, kecuali yaitu 1. Pemalsuan atau Perusakan Uang

2. Psl. 328, 329, 330, 333 KUHP 3. Psl. 556 s.d. 558a KUHP Pencegahan (stuiting) daluwarsa:

1. Tindakan penuntutan menghentikan daluwarsa 2. Mulai tenggang daluwarsa yang baru

Penundaan (schorsing) daluwarsa: 1. Perselisihan pra- yudisial

2. Selama ditunda, perhitungan tenggang waktu daluwarsa berhenti untuk sementara waktu

y Penyelesaian di luar sidang (psl. 82 KUHP)

Pasal ini memberikan kemungkinan untuk menyelesaikan perkara di luar sidang. Syaratnya adalah hanya berlaku bagi pelanggaran yang semata- mata diancam dengan   pidana denda, yaitu dengan cara membayar denda tertinggi yang ditentukan bagi  pelanggaran tersebut kepada Pejabat Berwenagn (JPU).

Luar KUHP: 

y Abolisi

Abolisi adalah hak yang diberikan kepada Presiden untuk menghapus hak penuntutan dari Penuntut Umum dan penghentian penuntutan apabila sudah dimulai terhadap pelaku-  pelaku tindak pidana tertentu, yang diberikan Presiden dengan UU, berdasarkan UU/

merupakan hak preogratif Presiden (Pasal 14 UUD 1945).

y Amnesti

Amnesti adalah hak yang diberikan kepada Presiden untuk menghapus hak penuntutan dari penuntut umum dan penghentiannya serta sekaligus penghapusan hak/ wewenang

(34)

melaksanakan pidana dari penuntut umum/ menghapus kewajiban menjalankan pidana  bagi pelaku tindak pidana.

Dasar hukumnya adalah Psl. 14 UUD 1945

Hal- hal yang menyebabkan hapusnya kewenangan menjalankan

pidana

DaamKUHP: 

1. Matinya terdakwa/ terpidana (Pasal 83 KUHP) 2. Daluwarsa (Pasal 84 dan 85 KUHP)

Lewatnya tenggang waktu tertentu untuk menjalankan pidana sehingga kewenangan  jaksa untuk menjalankannya menjadi hapus.

Pencegahan (stuiting):

1. Terpidana melarikan diri ketika menjalani pidana, tenggang daluwarsa baru dihitung pada keesokan hari setelah melarikan diri.

2. Pelepasan bersyarat dicabut, keesokan hari setelah dicabut mulai tenggang waktu daluwarsa baru.

Penundaan (schorsing):

1. Penjalanan pidana ditunda menurut UU

2. Selama terpidana dirampas kemerdekaannya (ada dalam tahanan)

Luar KUHP: 

1. Amnesti 2. Grasi

Pengampuan berupa perubahan, peringanan, pegurangan, atau penghapusan pelaksanaan  pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden

Diatur dalam UU No. 22 tahun 2002. Putusan pemidanaan yang dapat dimohonkan grasi adalah pidana mati, penjara sumur hidup, dan penjara paling rendah 2 tahun.

(35)

Kaitannya dengan kasus pidana

Dalam kasus ini terdakwa Hendi Lesmana sebagai pelaku tindak pidana dan Rahmatullah sebagai melakukan pembantuan terhadap korban Hanny Wahab terkait dengan delik    pembunuhan berencana dan pencurian tidak dapat digugurkan dakwaannya. Hak jaksa untuk 

melakukan penuntutan tetap dapat terlaksana sehingga terdakwa wajib melaksanakan sanksi  pidana yang telah diperbuatnya.

Kategori- kategori pengguguran hak untuk menuntut seperti tidak adanya pengaduan pada delik- delik aduan, Ne bis in Idem (seseorang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya  berdasarkan suatu perbuatan apabila untuk perbuatan tersebut telah ada putusan hakim yang telah   berkekuatan hukum tetap), matinya tersangka/ terdakwa, daluwarsa/ verjaring, penyelesaian di

luar sidang, amnesti, serta abolisi tidak terpenuhi.

Terhadap Hendi Lesmana dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun: jika berdasarkan daluwarsa penuntutan  pidana maka terkait dengan Pasal 78 ayat (1) ke- 4 KUHP jo Pasal 79 ayat (1) KUHP dimana daluwarsa setelah jangka waktu sesudah delapan belas tahun dan tenggang daluwarsa mulai  berlaku pada hari sesudah perbuatan dilakukan. Oleh karena itu, terdakwa masih dapat dituntut  berdasarkan tindak pidana yang telah dilakukannya sampai 12 Maret 2027.

Terhadap Rahmatullah dengan ancaman pidana penjara 3 tahun 4 bulan: jika berdasarkan daluwarsa penuntutan pidana maka terkait dengan Pasal 78 ayat (1) ke- 3 KUHP jo Pasal 79 ayat (1) KUHP dimana daluwarsa setelah jangka waktu sesudah dua belas tahun dan tenggang daluwarsa mulai berlaku pada hari sesudah perbuatan dilakukan. Oleh karena itu, terdakwa masih dapat dituntut berdasarkan tindak pidana yang telah dilakukannya sampai 12 Maret 2021.

Kategori- kategori pengguguran hak menjalani pidana, yaitu matinya terdakwa, daluwarsa, amnesti, dan grasi juga tidak tercakup dalam kasus yang dilakukan oleh Hendi Lesmana dan Rahmatullah terkait dengan delik pembunuhan berencana dan pencurian.

(36)

Terhadap Hendi Lesmana: jika berdasarkan daluwarsa penjalanan pidana maka terkait dengan Pasal 84 ayat (4) KUHP jo Pasal 85 ayat (1) KUHP dimana wewenang menjalankan pidana mati tidak mungkin daluwarsa.

Terhadap Rahmatullah: jika berdasarkan daluwarsa penjalanan pidana maka terkait dengan Pasal 84 ayat (2) KUHP jo Pasal 85 ayat (1) KUHP dimana wewenang menjalankan pidana penjara 3 tahun 4 bulan adalah daluwarsa penuntutan pidana mengenai kejahatan yang diancam dengan  pidana penjara lebih dari tiga tahun sesudah dua belas tahun ditambah sepertiga (16 tahun) pada

Referensi

Dokumen terkait

Hukuman penjara selama waktu tertentu boleh dijatuhkan untuk 20 tahun berturut turut dalam hal kejahatan yang dapat dihukum dengan hukuman mati, hukuman

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana turut serta (medepleger) dalam melakukan pembunuhan berencana pada

itu dilarang namun dengan perbuatan-perbuatan itu, ia bermaksud menghilangkan nyawa korban. Jadi, untuk mengategorikan seseorang sebagai pelaku tindak pembunuhan secara

1. Dengan demikian, hukuman qishas tidak dapat dijatuhkan terhadap anak yang belum baliq dan orang gila. Pelaku melakukan pembunuhan sengaja menurut jumhur

kasus dibandingkan dengan tahun sebelum qanun jinayat disahkan (diterapakan). 3) Jumlah Hukuman yang dijatuhkan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Maisir. Putusan pengadilan yang berupa

Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana Penjara Seumur Hidup terhadap Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Berencana , Jurnal Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya

Penerapan pidana penjara tidak berlaku terhadap pelaku tindak pidana pencurian ikan yang dilakukan oleh Nelayan asing di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) sebagaimana

Di dalam hukum pidana islam, jika pelaku melakukan suatu tindak pidana pembunuhan, penganiayaan, pencurian namun keluarga korban telah memaafkan maka pelaku akan terbebas dari hukuman