• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN KERAJINAN KAYU JATI DI KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN KERAJINAN KAYU JATI DI KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO JAWA TIMUR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

109

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN

KERAJINAN KAYU JATI DI KECAMATAN KASIMAN

KABUPATEN BOJONEGORO JAWA TIMUR

Sudarti1, Sri Budi Cantika Yuli2

1Universitas Muhammadiyah Malang, sudarti_68@yahoo.co.id 2 Universitas Muhammadiyah Malang, cantikayuli@gmail.com

ABSTRAK:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja, pengaruh nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja dan strategi pengembangan usaha pengolahan kerajinan kayu jati di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Populasi penelitian ini adalah pemilik usaha kerajinan kayu jati yang ada di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro sebanyak 725 pengusaha. Dengan menggunakan teknik simple random sampling diambil 88 pemilik usaha sebagai sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Upah tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dengan nilai signifikansi 0.28; 2) Nilai produksi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dengan nilai signifikansi 0.00; 3) Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh pemilik usaha pengolahan kerajinan kayu jati adalah strategi integrasi vertikal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi diversifikasi.

Kata Kunci: Pengembangan usaha, Upah, Tenaga kerja, Nilai produksi

ABSTRACT:

This research aims to analyze the effect of wages on employment, the effect of production value on employment and business development strategy of Teak Wood Crafts in Kasiman District Bojonegoro Regency East Java. This research using primary and secondary data. The population of this research is owners of Teak Wood Crafts that existed in Kasiman District Bojonegoro Regency amount 725 entrepreneurs. Using simple random sampling taken 88 owners as a sample. Method of data collection used questionnaires, interviews, and documentation. Analysis tool used regression analysis. The results showed that: 1) no effect on Wage on Employment, value of significance is 0.28; 2) Production values affect employment, value of significance is 0.00; 3) Business Development Strategies are strategy of vertical integration, market penetration, market development, product development and diversification strategies.

Keywords: Business development, Wages, Labor, Production value

PENDAHULUAN

Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh Pemerintah. Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan.

Seiring dengan berkembang pesatnya industrialisasi serta didukung kebijakan dari pemerintah dalam mempermudah masuknya modal asing ke Indonesia maka sektor manufaktur mengalami peningkatan. Strategi industrialisasi yang banyak mengandalkan akumulasi modal dan teknologi tinggi telah menimbulkan polarisasi dan dualisme dalam proses pembangunan. Dualisme dalam sektor manufaktur terjadi antara industri kecil

(2)

110

dan kerajinan rumah tangga yang berdampingan dengan industri menengah dan besar (Kuncoro, 2007).

Industri kecil memiliki peranan yang besar dalam mendorong pembangunan di daerah. Pembangunan di daerah tidak terlepas dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi daerah dan aspirasi daerah. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah bertujuan meningkatkan jenis dan peluang kerja.

Industri kecil dan rumah tangga masih bertahan dalam struktur ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu dengan berbagai tantangan seperti kekurangan modal, pemasaran, keahlian tenaga kerja tetapi masih tetap menunjukkan tingkat perkembangan yang baik. Dalam perkembangannya, industri kecil masih belum menjalankan fungsi dan peranannya secara maksimal karena menghadapi berbagai kendala seperti masalah keterbatasan modal, teknik produksi, bahan baku, pemasaran, manajemen dan teknologi. Selain itu hambatan yang dihadapi industri kecil adalah keterbatasan mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan pasar, keterbatasan jaringan kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis.

Menurut Kuncoro (2007) Pengembangan industri kecil adalah cara yang dinilai besar peranannya dalam pengembangan industri manufaktur. Pengembangan industri kecil akan membantu mengatasi masalah pengangguran, karena teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang pada gilirannya mendorong pembangunan daerah dan kawasan pedesaan. Sejalan dengan hal tersebut, maka peran sektor industri pengolahan semakin penting, sehingga sektor industri pengolahan mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin ( Leading Sector) di sektor industri secara umum. Keadaan tersebut juga

berlaku di Kabupaten Bojonegoro.

Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak potensi usaha yang menjadi sumber mata pencarian utama penduduk di sekitarnya. Mulai dari industri makanan, industri kerajinan, industri tekstil, dan industri agrobisnis. Semua jenis industri berkembang pesat dan menghasilkan produk komoditas yang memiliki nilai jual cukup tinggi. Dengan luas wilayah sekitar 230.706 Ha, Kabupaten Bojonegoro memiliki jumlah penduduk kurang lebih 1.176.386 jiwa yang setiap tahunnya diperkirakan mengalami peningkatan cukup signifikan.

Saat ini sedikitnya terdapat 725 pelaku industri kecil pengolahan kerajinan kayu jati yang tersebar di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Dari 725 pelaku usaha, rata-rata memiliki tenaga kerja 2-3 orang dengan penghasilan perbulan tenaga kerja sudah bisa dikatakan masuk dalam kategori upah minimum regional (UMR).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja, pengaruh nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja dan strategi pengembangan usaha pengolahan kerajinan kayu jati di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.

TINJAUAN LITERATUR Penelitian Terdahulu

Prihartanti (2007) melakukan penelitian tentang tenaga kerja Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Bogor. Berdasarkan hasil pembahasan menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

(3)

111

tenaga kerja adalah upah riil, investasi rill, PDRB rill, jumlah unit usaha serta dummy krisis telah memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5%.

Setiyadi (2008) melakukan penelitian tentang Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Konveksi (Studi Kasus Desa Sendang Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara) dengan menggunakan variabel dependen yaitu tenaga kerja dan variabel independen upah, biaya bahan baku dan nilai produksi. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa variabel independen upah dan biaya bahan baku tidak elastis atau mempunyai pengaruh negative pada penyerapan tenaga kerja yang dapat mengurangi penyerapan tenaga kerja sebesar 0,526 untuk upah dan 0,729 untuk biaya bahan baku jika terjadi kenaikan tingkat upah dan biaya bahan baku sebesar 1%, sedangkan untuk variabel independen nilai produksi elastis atau mempunyai pengaruh positif pada penyerapan tenaga kerja pada industry kecil yang dapat menaikkan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,548 apabila nilai produksi naik sebesar 1%.

Industri Kecil

Menurut BPS, industri kecil adalah industri yang menggunakan tenaga kerja antara 5 – 19 orang. Disperindag mendefinisikan industri kecil sebagai suatu kegiatan usaha industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan 200juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha (Kep Memperindag No.254/MPP/Kep/97, tanggal 28 Juli 1997).

Industri kecil selain memiliki ciri khas menambah pendapatan masyarakat dan mempekerjakan sedikit orang dan teknologi sederhaha, juga mempunyai karakteristik : Kegiatan cenderung tidak formal dan jarang memiliki rencana usaha; Struktur organisasi sederhana; Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang terbatas; Kebanyakan tidak memisahkan kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan; Sistem akuntansi kurang baik bahkan tidak memilika sama sekali; Skala ekonomi sangat kecil sehingga sulit menekan biaya; Kemampuan pemasaran yang terbatas; Marjin keuntungan sangat terbatas.

Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh industri kecil adalah : Umumnya industri kecil memulai usahanya dengan bermodalkan sedikit dana dan keterampilan yang dimiliki pengusaha; Terbatasnya sumber-sumber dana yang dapat mereka manfaatkan untuk membantu kelancaran usahanya; Kemampuan untuk memperoleh kredit dari bank relatif susah.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan pekerjaan. Pengertian umum tersebut sesuai dengan pengertian tenaga kerja yang dimuat dalam Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 yaitu “Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.”

Sumber daya manusia mengandung dua pengertian (Sudarsono, 2000) pertama, bahwa sumber daya manusia adalah kualitas atau karakteristik yang perlu dimiliki oleh seseorang untuk menghasilkan barang dan jasa; kedua, bahwa sumber daya manusia menyangkut kelompok masyarakat yang mampu bekerja dan memberi kontribusi terhadap perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian pengertian sumber daya

(4)

112

manusia mencakup aspek kuantitas dan kualitas atau karakteristik manusia itu sendiri untuk melaksanakan proses itu sendiri.

Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk yang berumur 10 tahun keatas,

mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga. Menurut BPS (2001) yang dinamakan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab, seperti pegawai sedang cuti. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari atau mengharap pekerjaan juga termasuk dalam angkatan kerja. Sedangkan yang dimaksud bukan angkatan kerja adalah kelompok penduduk yang selama seminggu yang lalu mempunyai kegiatan yang tidak termasuk dalam angkatan kerja.

Upah

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut :

Naiknya tingkat upah akan menaikan biaya produksi perusahaan, selanjutnya akan meningkatkan pula harga per unit yang diproduksi . Biasanya para konsumen akan memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang yaitu dengan mengurangi konsumsi atau bahkan tidak membeli sama sekali. Akibatnya banyak hasil produksi yang tidak terjual dan terpaksa produsen mengurangi jumlah produksinya. Turunnya target produksi akan mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan karena turunnya pengaruh skala produksi yang disebut dengan efek skala produksi atau Scale Efect Product.

Apabila upah naik (asumsi harga dari barang-barang modal lainnya tidak berubah), maka pengusaha akan lebih suka dengan menggunakan teknologi padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang-barang modal sepeti mesin dan lain-lain. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya penggantian atau penambahan penggunaan mesin-mesin ini disebut efek subsitusi atau substitution effect . Baik efek skala atau efek

subsitusi akan menghasilkan suatu bentuk kurva permintaan tenaga kerja yang mempunyai slope negatif.

Produksi

Produksi adalah transformasi atau perubahan menjadi barang produk atau proses dimana masukan (input) diubah menjadi keluaran (output). Dalam suatu produksi

diusahakan untuk mencapai efisiensi produksi, yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang paling rendah untuk mendapatkan hasil yang optimum. Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang lebih luas daripada pengolahan, karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi.

Dalam menggambarkan hubungan diantara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja dan jumlah modal yang digunakan dengan jumlah produksi yang dicapai (Sadono, 2002).

(5)

113

Di dalam sebuah fungsi produksi perusahaan terdapat tiga konsep produksi yang penting, yaitu produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata. Produksi total (Total Product, TP) adalah total output yang dihasilkan dalam unit fisik. Produksi

marjinal (Marginal Product, MP) dari suatu input merupakan tambahan produk atau

output yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input tersebut (yang bersifat variabel), dengan menganggap input lainnya konstan.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya upah berpengaruh negative dalam penyerapan tenaga kerja

b. Total Nilai produksi yang tinggi berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja.

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Jenis dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan untuk analisis penelitian ini meliputi : Jumlah tenaga kerja yang terserap, Modal yang dibutuhkan, Upah tenaga kerja tiap unit usaha, Nilai Produksi yang dihasilkan tiap unit usaha, Biaya bahan baku tiap unit usaha, Banyaknya unit usaha, Jumlah produksi yang dihasilkan dan data primer lainnya seperti data responden tentang usia, tingkat pendidikan,pengalaman berusaha yang secara kualitatif merupakan data pelengkap dalam penelitian ini.

Data sekunder meliputi data PDRB Kabupaten Bojonegoro, Jumlah industri kecil pengolahan di Kabupaten Bojonegoro, Jumlah industri kecil pengolahan kerajinan kayu jati di Kecamatan Kasiman, semua data di peroleh dari BPS.

Upah

Total Nilai

Produksi

Penyerapan

Tenaga Kerja

(6)

114

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini populasi adalah pengusaha kerajinan kayu jati yang ada di kecamatan kasiman kabupaten Bojonegoro. Jumlah Pengusaha kerajinan kayu jati yang ada di kecamatan kasiman kabupaten Bojonegoro sebanyak 725 pengusaha.

Dari 725 pengusaha kerajinan kayu jati di Kecamatan Kasiman penelitian ini menggunakan 88 sampel. Pengambilan unit usaha sebagai sampel dari total unit usaha ditentukan dengan metode Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang

memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk diambil sebagai sampel.

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini menggunakan : Kuesioner; Wawancara dan Dokumentasi

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis model fungsi frontier. Selain menggunakan analisis model fungsi frontier, untuk menghitung penyerapan tenaga kerja pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Kabupaten Bojonegoro terletak pada posisi 112º25' - 112º09' Bujur Timur dan Lintang Selatan : 6º59' - 7º37'. Disebelah selatan perbatasan dengan Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Ngawi. Disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, sedangkan Kabupaten Tuban merupakan Kabupaten tetangga yang berbatasan dari sisi utara. Dari sisi Barat berhadapan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah, tepatnya kabupaten Blora. Kecamatan Kasiman berjarak sejauh 39km dari Ibukota Kabupaten Bojonegoro.

Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Bojonegoro tahun 2010 sebesar 1.209.973, dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 598.365 dan perempuan sebesar 611.608. Sehingga sex rtio di Kabupaten Bojonegoro sebesar 97,83%

Kecamatan Kasiman terbagi menjadi 10 desa / kelurahan dan terhitung dari tahun 2010 jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan BPS Kabupaten Bojonegoro tercacat sebanyak 13.919 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 14.307 penduduk berjenis kelamin perempuan.

(7)

115

Hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut : Tabel 1

Hasil Analisis Regresi Linear berganda

Variabel Independent Formulasi Koefisien Regresi t- hit Signifikansi Upah

Total Nilai Produksi Constanta R2 F hit Signifikansi Durbin Watson N Ln U Ln TNP -1.412 0.992 5244.778 0.000 0.937 88 -0.796 0.962 -10.047 -2.230 41.439 0.28 0.00 0.00

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17 menghasilkan nilai olah data persamaan regresi sebagai berikut :

LTK = -1.412 -0.796lu+0.962ltnp

Model persamaan regresi tersebut dapat diinterpresentasikan sebagai berikut :

Besarnya koefisien regresi variabel upah sebesar -0.796 yang artinya apabila upah bertambah 1% maka penyerapan tenaga kerja turun 0.796 % dengan asumsi variabel – variabel lain konstan. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel upah berpengaruh negative pada penyerapan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena untuk menghindari kerugian dalam usahanya pengusaha memutuskan untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja karena adanya factor-faktor lain seperti biaya bahan baku mengalami kenaikan, sehingga pengusaha memutuskan dengan pengurangan tenaga kerja untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan bahan baku dalam proses produksi

Besarnya koefisien regresi variabel total nilai produksi sebesar 0.962 yang artinya apabila total produksi bertambah 1% maka tenaga kerja akan naik sebesar 0.962% dengan asumsi variabel – variabel konstan. Hasil ini menunjukkan bahwa total produksi mempunyai pengaruh positif pada penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan apabila pengusaha memperoleh total nilai produksi yang tinggi bisa dipastikan bahwa pengusaha mendapatkan keuntungan yang besar, sehingga pengusaha juga berfikir untuk mendapatkan total nilai produksi yang tinggi maka pengussaha harus menjual jumlah produksi barang dalam sekala besar sehingga pengusaha harus menambah tenaga kerja untuk memenuhi target produksi barang yang diinginkan.

Pembahasan

Pengaruh total nilai produksi signifikan dengan penyerapan tenaga kerja karena jika total nilai penjualan produk meningkat maka pengusaha berpeluang mendapatkan keuntungan yang semakin banyak dengan demikian pengusaha harus menjual produk lebih banyak lagi agar wilayah penjualan produk yang dijangkau semakin besar sehingga untuk dapat memenuhi permintaan produksi barang maka pengusaha akan menambah tenaga kerja hal ini menyebabkan penyerapan tenaga kerja semakin banyak.

Dalam hal ini peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk dapat membantu memasarkan produk industri kecil pengolahan kerajinan kayu jati ke seluruh wilayah Indonesia dan jika berpeluang memasuki pasar ekspor maka pemerintah juga harus dapat membantu memfasilitasi pengusaha dalam penjualan produk di pasar luar negeri.

(8)

116

Pemerintah juga bisa membantu menciptakan pengusaha-pengusaha baru yang mempunyai skill yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain, maka pemerintah dapat

membantu dengan mempermudah pinjaman modal terhadap pengusaha yang memiliki kekurangan modal dalam industri kecil pengolahan kerajinan kayu jati.

Strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh pemilik usaha pengolahan kerajinan kayu jati adalah strategi integrasi vertikal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi diversifikasi.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Kesimpulan

Pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan kerajinan kayu jati tidak elastis. Artinya jika ada kenaikan 1 persen upah akan ada penurunan sebesar 0,796 persen tenaga kerja yang terserap pada industri kecil pengolahan kerajinan kayu jati dengan asumsi faktor lainnya konstan. Dengan turunnya upah berarti ada tambahan kesempatan tenaga kerja, sehingga akan membuat permintaan tenaga kerja semakin tinggi atau meningkat

Total nilai produksi elastis terhadap penyerapan tenaga kerja, artinya jika ada kenaikan 1 persen nilai produksi akan ada kenaikan sebesar 0,962 persen tenaga yang terserap di industri pengolahan kayu jati dengan asumsi faktor lainnya konstan. Bertambahnya jumlah total nilai produksi akan menambah jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri kecil pengolahan kayu jati.

Implikasi

Untuk meningkatkan permintaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan unit usaha yang ada atau juga dapat mengembangkan usaha yang telah ada, hal ini sangat membantu dalam penyerapan tenaga kerja

Dalam menentukan upah seharusnya pihak perusahaan lebih memperhatikan akan keadaan yang sedang terjadi terutama akan kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Dan apabila pihak perusahaan menambah jumlah pekerja tidak sewenang-wenang dalam pemberian upah, diharapkan setiap perusahaan meskipun berskala kecil memiliki serikat pekerja yang mampu berperan aktif dalam melindungi hak-hak tenaga kerja.

Pemerintah juga harus lebih aktif dalam membantu mengembangkan industri kecil, dengan bantuan dari pemerintah seperti bantuan dalam mempermudah mendapatkan pinjaman modal atau dalam hal memasarkan produk industri kecil, sehingga jika pemasaran produk industri kecil bisa menyebar secara luas, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak permintaan atas produk yang dihasilkan, sehingga untuk dapat memenuhi pemintaan pasar, maka pengusaha menambah tenaga kerja.

(9)

117

DAFTAR PUSTAKA

Azrin, M. (2004). Dampak Ekonomi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor Perdagangan Terhadap Perekonomian Kota Bogor. Tesis. Pascasarjana. Institut

Pertanian Bogor, Bogor

Kuncoro, Haryo. (2002). Upah Sistem Bagi Hasil dan Penerapan Tenaga Kerja,Jurnal

Ekonomi Pembangunan, Vol 7 Nomor 1 : 45-54.

Prihartanti, D. E. (2007). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Bogor. Tesis. Fakultas Ekonomi

Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Setiyadi, Heru. (2008). Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Konveksi (Studi

Kasus Desa Sendang Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara). Tesis.

Universitas Diponegoro Semarang

Sudarsono, (2000). Ekonomi Sumber Daya Manusia, UniversitasTerbuka, Jakarta Sukirno, Sadono. (2002). Mikro Ekonomi , Teori Pengantar, Edisi Ketiga, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta

BIODATA

Sudarti, Lahir di Ngawi 10 September 1968. Menyelesaikan pendidikan S1 bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan lulus tahun 1991 dari Universitas Brawijaya Malang. Tahun 1997 menyelesikan pendidikan S2 bidang Sosiologi Pedesaan (M.Si) dari Universitas Muhammadiyah Malang. Sebagai dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Malang sejak tahun 1993 dan saat ini menjabat sebagai Kepala Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (GI-BEI) Universitas Muhammadiyah Malang. Peneliti aktif mengikuti seminar, workshop, conference di dalam dan luar negeri bidang ekonomi industri, kewirausahaan dan ekonomi pembangunan.

Sri Budi Cantika Yuli, Lahir di Bojonegoro 14 September 1973. Menyelesaikan pendidikan S1 bidang Manajemen Lulus Tahun 1995, meraih gelar Magister Manajemen (S2) dari Universitas Brawijaya Malang Lulus Tahun 1999. Saat ini sedang menyelesaikan studi Doktoral (S3) bidang Ilmu Ekonomi Islam di Universitas Airlangga Surabaya. Sebagai dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Malang sejak tahun 2002 dan saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan (PPEBK). Peneliti aktif mengikuti seminar, workshop, conference di dalam dan luar negeri bidang manajemen, kewirausahaan dan ekonomi Islam.

Gambar

Gambar 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja  pada Industri Kecil

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, keempat subjek dapat meregulasi emosi dengan melakukan beberapa hal seperti menguatkan diri untuk menerima kenyataan, melakukan refleksi, memilih untuk

Periode inkubasi (hsi) diamati pada masing-masing perlakuan sejak sehari setelah inokulasi sampai munculnya gejala pertama layu fusarium pada tanaman uji. oxysporum , yaitu

Namun, penetasan yang dilakukan pada umumnya hanya didasarkan pada suhu mesin tetas dan kelembaban serta pemilihan telur tetas yang baik tanpa memperhitungkan

Faktor demografi yang menjadi latar belakang remaja tersebut dapat memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan seksual yang dilakukan kepada teman wanita atau

Menurut Soehadha masyarakat Jawa atau orang-orang Jawa yang memiliki sikap dan tindakan religious yang cenderung bernuasa kultural, biasa disebut penganut kejawen

Teman-teman Program Profesi Apoteker Periode XLVI Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya serta rekan-rekan seperjuangan PKPA RSUD.. Saiful Anwar dari

Sektor perikanan dan sektor industri pengolahan ini saling berkaitan karena dengan melihat hasil dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Dalam mengukur atau menilai adanya suatu yang akan atau yang telah didirikan, terdapat beberapa kriteria yang digunakan, suatu kriteria baik manfaat (benefit) maupun biaya