SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN
ORAL HYGIENE
DI RUANG SERUNI A RSUD Dr. SOETOMO SURABAYAOleh : Kelompok 1C’-2 1. Kusuma Wijaya 010510884B 2. Martina Sidang 010610349B 3. Asri Mas’ulah 010610199b 4. Yeni Anggraeni 010610336B 5. Chairul Huda 010610299B 6. Shilky Khanifa 010610078B 7. Ratih Laksitadevi 010610244B
PROGRAM PROFESI NERS MUDA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR
SURABAYA
2010
PENDIDIKAN PROFESI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DI RUANG SERUNI A RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN
Pokok Bahasan : Oral Hygiene
Sasaran : Keluarga Pasien di Seruni A Tempat : Ruang Seruni A
Hari / Tanggal : Kamis, 25 November 2010 W a k t u : 40 menit
P u k u l : 10.00 WIB
I. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Oral Hygiene selama 40 menit, keluarga pasien di ruang Seruni A dapat memahami tentang Oral Hygiene.
II. Tujuan Khusus :
1. Mampu menjelaskan pengertian Oral Hygiene.
2. Mampu menjelaskan pentingnya Oral Hygiene.
3. Mampu menjelaskan macam – macam masalah pada mulut.
4. Mampu menjelaskan hubungan antara diet dengan pembentukan plak pada gigi. 5. Mampu melaksanakan atau membantu pasien untuk melakukan Oral Hygiene.
Pokok Bahasan :
Oral Hygiene (Materi Terlampir) Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Oral Hygiene.
2. Pentingnya Oral Hygiene.
3. Macam – macam masalah pada mulut
4. Hubungan antara diet dengan pembentukan plak pada gigi 5. Tata cara Oral Hygiene
IV. Metode : 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Diskusi. V. Media / Alat : 1. Leaflet 2. Laptop 3. LCD 4. Manekin Gigi 5. Kapas 6. Pinset 7. Bengkok 8. Cucing 9. Air 10. Betadin kumur
VI. Kegiatan Pembelajaran
No. Tahap Waktu Kegiatan PJ 1. Pembukaan 5 menit Perkenalan
Menyampaikan tujuan Kontrak waktu
Peraturan
MC
2. Isi 15 menit Menggali dan menjelaskan pengetahuan tentang :
- Pengertian Oral Hygiene
- Pentingnya Oral Hygiene
- Macam – macam masalah pada
mulut
- Hubungan antara diet dengan pembentukan plak pada gigi. Mendemonstrasikan tata cara
Oral Hygiene yang benar pada pasien – pasien yang memerlukan bantuan penuh untuk melakukan Oral Hygiene
tersebut.
10 menit Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
Fasilitator 5 menit Menyimpulkan materi bersama
peserta
Moderator 3. Penutupan 10 menit Evaluasi
VII. Pengorganisasian
a. Penyuluh : Shilky Khanifaa b. Moderator dan MC : Ratih Laksita Dewi
c. Observer : Chairul Hudha Al Husna, Kusuma Wijaya Ridi P. d. Fasilitator : Asri Mas’ulah, Yeni A., Martina Sidang
e. Pembimbing : Sudijono, Amd.Kep Upit Natalina, S.Kep. Ns Ni Ketut Alit Armini, S.Kp
Heny Ferdiana, S. Kep. Ns
VIII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur - Semua peserta hadir dalam kegiatan.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan Ruangan Seruni A RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
- Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan. b. Evaluasi Proses
- Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
- Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung. - Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
- Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.
- Jumlah peserta 10-15 orang. d. Alat tes :
a. Apa pengertian Oral Hygiene?
b. Apa pentingnya Oral Hygiene?
c. Apa saja macam – macam masalah pada mulut?
d. Apa hubungannya antara diet dengan pembentukan plak gigi?
e. Keluarga pasien mampu mendemontrasikan ulang cara Oral Hygiene yang benar pada pasien yang butuh bantuan penuh untuk melakukannya.
Sumber Pustaka :
Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Ed 4, vol 2. Jakarta : EGC.
http://www.simplyteeth.com/category/sections/adult/CaringTeethGums/OralHygieneProgram me.asp?category=null§ion=4&page=2 diakses tanggal 22 November 2010 pukul 15.00 WIB.
Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6.
Jakarta : EGC
A. DEFINISI
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.
B. PENTINGNYA ORAL HYGIENE
Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa hal, diantaranya:
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal bagi orang yang berusia 35 sampai 44 tahun;
2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka; 3. Mengurangi prevalensi gingivitis;
4. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35 sampai 44 tahun;
5. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang tidak sadar juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam mulut. Sekresi ini sering terdiri dari bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan pneumonia jika sampai masuk ke paru – paru. Dengan demikian kita harus melindungi mereka dari hambatan dan aspirasi sehingga pembersihan dan pembilasan secara teratur pada rongga mulut adalah mutlak harus dilakukan.
C. MACAM – MACAM MASALAH PADA MULUT
Ada bermacam – macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat kurangnya kebersihan mulut. Masalah – masalah tersebut, diantaranya:
1. Karies gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin, karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang normal yang ditemukan pada mulut.
2. Plak gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang radang, garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gigi dan gusi, serta kehilangan gigi tiba – tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis. Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.
D. HUBUNGAN DIET DENGAN PEMBENTUKAN PLAK PADA GIGI
Untuk mencegah kerusakan gigi, kita harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan. Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan makanan yang manis, kita harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit
setelah makan untuk mengurangi aksi plak. Memakan buah yang mengandung asam (mis. Apel dan makanan berserat seperti sayuran segar) juga dapat mengurangi plak. Kualitas keasaman makanan mengeliminasi bakteri yang membentuk plak pada gigi. Diet yang seimbang sangat baik untuk meningkatkan integritas jaringan mulut.
Untuk wanita hamil, nutrisi yang tepat penting untuk perkembangan gigi utama dari janin dalam kandungan. Jumlah asupan kalsium yang direkomendasikan setiap hari adalah 1200 mg untuk dewasa yang hamil dan 1600 mg untuk remaja yang hamil (Marshall, 1991). Empat hingga enam gelas susu setiap hari memenuhi persyaratan kalsium.