• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Sektor Publik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akuntansi Sektor Publik"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Persekutuan Perdata Persekutuan Perdata

Dasar Hukum: PS.1618 ± 1652 KUH PER. Dasar Hukum: PS.1618 ± 1652 KUH PER. Definisi

Definisi

Suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengik

Suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengik atkan diri untuk memasukan sesuatu dalamatkan diri untuk memasukan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi k

persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi k arenanyaarenanya.. Maksud Perseroan

Maksud Perseroan Harus bersifat

Harus bersifat kebendaan.kebendaan.PP Harus memperoleh k

Harus memperoleh keuntungan.euntungan.PP Keuntungan itu harus dibagi

Keuntungan itu harus dibagi bagikan antara para bagikan antara para anggota-anggoanggota-anggotanya.tanya.PP Harus mempunyai sifat yang baik dan

Harus mempunyai sifat yang baik dan dapat diizinkan.dapat diizinkan.PP

Dalam Pasal 1 huruf (b) UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar  Dalam Pasal 1 huruf (b) UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar 

Perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk

Perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha yangusaha yang

menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang

didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia, untuk didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia, untuk

tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Menurut pendapat Kansil (2001 :

Menurut pendapat Kansil (2001 : 2) definisi atau pengertian perus2) definisi atau pengertian perus ahaan adalah setiap bentuk badan usaha yangahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta

menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara indonesia untuk

berkedudukan dalam wilayah negara indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Sumber:

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/management/2195095-pengertian- http://id.shvoong.com/business-management/management/2195095-pengertian-perusahaan/#ixzz1ceRzLwNK

perusahaan/#ixzz1ceRzLwNK

Menurut pendapat Swastha dan Sukotjo (2002 :

Menurut pendapat Swastha dan Sukotjo (2002 : 12) definisi at12) definisi at au pengeau pengertrtian perusahaan adalah adalah suatuian perusahaan adalah adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.

Sumber:

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/management/2195095-pengertian- http://id.shvoong.com/business-management/management/2195095-pengertian-perusahaan/#ixzz1ceS75f20

perusahaan/#ixzz1ceS75f20

REFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: MEWUJUDKAN PELAYANAN REFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG LEBIH BAIK MELALUI PELAPORAN KEUANGAN

PUBLIK YANG LEBIH BAIK MELALUI PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHA

PEMERINTAHAN N YANG AKUNTABELYANG AKUNTABEL

Abstract Abstract

Janji akan perbaikan kulitas layanan public di era reformasi tidak kunjung t

Janji akan perbaikan kulitas layanan public di era reformasi tidak kunjung terpenuhi. Paper inierpenuhi. Paper ini membahas tentang peran reformasi akuntansi sektor

membahas tentang peran reformasi akuntansi sektor publik dalam upaya mewujudkanpublik dalam upaya mewujudkan  peningkatan pelayanan publik. Pelaporan keuangan sebagai output a

 peningkatan pelayanan publik. Pelaporan keuangan sebagai output akuntansi yang saat ini kuntansi yang saat ini didi Indonesia telah melalui berbagai tahap r

Indonesia telah melalui berbagai tahap reformaeformasi, tsi, terakherakhir keberadaan Standar Akuntansiir keberadaan Standar Akuntansi Pemerintahan dipercaya mampu member manfaat tidak hanya

Pemerintahan dipercaya mampu member manfaat tidak hanya untuk meningkatkan pelayananuntuk meningkatkan pelayanan  publik namun ju

 publik namun juga akan mampu berperan dalam memberantas korupsi. Dengan dga akan mampu berperan dalam memberantas korupsi. Dengan demikian terjadiemikian terjadi  percepatan pencapaian spirit reformasi akuntansi sektor publik

 percepatan pencapaian spirit reformasi akuntansi sektor publik yaitu menciptakan goodyaitu menciptakan good governance government bagi pemerintah Indonesia.

governance government bagi pemerintah Indonesia.

Key words: akuntansi sektor publik, pelaporan sektor publik, pelayanan publik  Key words: akuntansi sektor publik, pelaporan sektor publik, pelayanan publik  PENDAHULUAN

PENDAHULUAN T

(2)
(3)

ilmu ekonomi, sektor publik

ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungandapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang

dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka dan pelayanan publik dalam rangka memenuhimemenuhi kebutuhan dan hak publik (Ulum, 2004). Organisasi sektor publik

kebutuhan dan hak publik (Ulum, 2004). Organisasi sektor publik yang sering diidentikkanyang sering diidentikkan dengan pemerintahan atau badan usaha yang

dengan pemerintahan atau badan usaha yang mayoritas kepemilikannya berada di tanganmayoritas kepemilikannya berada di tangan  pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan publik untuk memenuhi publik   pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan publik untuk memenuhi publik 

welfare di berbagai bidang kehidupan s

welfare di berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian, keamanan,eperti pendidikan, kesehatan, perekonomian, keamanan, kebebasan beragama dan beberapa hal lainnya.

kebebasan beragama dan beberapa hal lainnya.

Di Indonesia, pelayanan publik dirasakan masih belum memadai. Reformasi pelayanan publik  Di Indonesia, pelayanan publik dirasakan masih belum memadai. Reformasi pelayanan publik  masih ketinggalan dibandingkan reformasi dibidang l

masih ketinggalan dibandingkan reformasi dibidang lainnya (Worldbank, 1993). Bahkan Rusli,ainnya (Worldbank, 1993). Bahkan Rusli, 2004, menambahkan bahwa pelayanan publik di era

2004, menambahkan bahwa pelayanan publik di era

reformasi dinilai berjalan di tempat kalau tidak dikatakan setback . Sering muncul

reformasi dinilai berjalan di tempat kalau tidak dikatakan setback . Sering muncul berbagaiberbagai keluhan bahkan beberapa aksi demonstrasi

keluhan bahkan beberapa aksi demonstrasi mencermmencerminkan rendahnya pelayanan publik sinkan rendahnya pelayanan publik sepertieperti aksi buruh maupun aksi penolakan Free Port di Irian

aksi buruh maupun aksi penolakan Free Port di Irian Jaya.Jaya.

Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan pelayan publiknya, terlebih

Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan pelayan publiknya, terlebih di era reformasi.di era reformasi. Berbagai upaya dilakukan baik

Berbagai upaya dilakukan baik dari sisi hukum dari sisi hukum ketatanegaraketatanegaraan, politik, peraturan pan, politik, peraturan perundanganerundangan,,  perekonomian maupun manajemen pengelolaan keuangan Negara. Spirit berbagai perubahan  perekonomian maupun manajemen pengelolaan keuangan Negara. Spirit berbagai perubahan

tersebut adalah untuk

tersebut adalah untuk membenmembentuk a tuk a good government governance of Indonesia.good government governance of Indonesia. T

Tahun 2006 adalah momentum bagi bangsa Indonesia karena pada tahun inilah akan tahun 2006 adalah momentum bagi bangsa Indonesia karena pada tahun inilah akan terbiterbit laporan keuangan pemerintah yang

laporan keuangan pemerintah yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan. Memang, pada bulan Juni 2005, telah dit

Memang, pada bulan Juni 2005, telah ditetapkan PP 24 yang menyatakan bahwa Laporanetapkan PP 24 yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah baik Pusat

Keuangan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah harus disusun berdasarkan Standar Akuntansimaupun Daerah harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku untuk Laporan Keuangan

Pemerintahan yang berlaku untuk Laporan Keuangan TTahun Anggaran 2005. Bagi masyarakatahun Anggaran 2005. Bagi masyarakat akuntansi, PP 24/2005 ini dianggap sebagai tonggak sejarah karena sektor pemerintahan belum akuntansi, PP 24/2005 ini dianggap sebagai tonggak sejarah karena sektor pemerintahan belum mempunyai standar akuntansi sejak Indonesia merdeka.

mempunyai standar akuntansi sejak Indonesia merdeka. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apa

Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apa manfaat laporan keuangan yang susah payahmanfaat laporan keuangan yang susah payah disusun berdasarkan SAP? Apakah pelaporan keuangan tersebut mampu

disusun berdasarkan SAP? Apakah pelaporan keuangan tersebut mampu menunjukkan kinerjamenunjukkan kinerja  pemerintahan sebenarnya?A

 pemerintahan sebenarnya?Apakah pelaporan pakah pelaporan keuangan tersebut mampu keuangan tersebut mampu mewujudkan keinginanmewujudkan keinginan masyarakat untuk kesejahteraan mereka, apakah mampu mewujudkan pelayanan publik yang masyarakat untuk kesejahteraan mereka, apakah mampu mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik?

lebih baik?

Paper ini bertujuan spesifik mengupas peran reformasi dalam akuntansi sektor publik untuk  Paper ini bertujuan spesifik mengupas peran reformasi dalam akuntansi sektor publik untuk  mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik. Output akuntansi adalah

mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik. Output akuntansi adalah informasi keuangan dan non

informasi keuangan dan non keuangan yang digunakan oleh seluruh stkeuangan yang digunakan oleh seluruh stakeholder dalamakeholder dalam

 pengambilan keputusan maupun pertanggungjawaban. Dengan demikian jelas bahwa informasi  pengambilan keputusan maupun pertanggungjawaban. Dengan demikian jelas bahwa informasi

yang akurat dan akuntabel dapat

yang akurat dan akuntabel dapat digunakan pemerintah untuk memperbaiki pelayanan publiknya.digunakan pemerintah untuk memperbaiki pelayanan publiknya. Pelajaran dari Selandia Baru menyebutkan bahwa there is a link between the state sektor reforms Pelajaran dari Selandia Baru menyebutkan bahwa there is a link between the state sektor reforms and the performance of the New Zealand economy and the quality of

and the performance of the New Zealand economy and the quality of life in its life in its society ( Fallot insociety ( Fallot in OECD Journal, 2001)

OECD Journal, 2001)

Oleh karena itu sistematika dalam paper ini akan diawali o

Oleh karena itu sistematika dalam paper ini akan diawali oleh perkembangan reformasi akuntanleh perkembangan reformasi akuntansisi sektor publik baik secara internasional maupun di Indonesia sendiri. Selanjutnya, dibahas detil sektor publik baik secara internasional maupun di Indonesia sendiri. Selanjutnya, dibahas detil tentang peran pelaporan yang akuntabel d

tentang peran pelaporan yang akuntabel dengan pelayanan publik dan engan pelayanan publik dan hubungan akuntabilitashubungan akuntabilitas dengan korupsi, kendala yang dihadapi dalam reformasi akuntansi sektor publik dan diakhiri dengan korupsi, kendala yang dihadapi dalam reformasi akuntansi sektor publik dan diakhiri dengan saran untuk

dengan saran untuk mengurangmengurangi kendala i kendala dan hambatan yang terjadi.dan hambatan yang terjadi. REFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 

(4)

Reformasi Akuntansi Sektor Publik

Reformasi Akuntansi Sektor Publik InternasionalInternasional Reformasi akuntansi sektor publik, yang dalam hal i

Reformasi akuntansi sektor publik, yang dalam hal ini dimaksudkan adalah reformasi akuntansini dimaksudkan adalah reformasi akuntansi  pemerintahan di Indonesia disebabkan oleh pengaruh eksternal

 pemerintahan di Indonesia disebabkan oleh pengaruh eksternal dan internal. Faktor eksternaldan internal. Faktor eksternal diakibatkan oleh pengaruh globalisasi yang demikian kuat. Reformasi akuntansi sektor publik  diakibatkan oleh pengaruh globalisasi yang demikian kuat. Reformasi akuntansi sektor publik  dalam dunia internasional terjadi di banyak negara. Buruknya kinerja pemerintahan di banyak  dalam dunia internasional terjadi di banyak negara. Buruknya kinerja pemerintahan di banyak  negara pada masa lalu s

negara pada masa lalu seperti semakin meningkatnya hutang negara, pemborosan,eperti semakin meningkatnya hutang negara, pemborosan, ketidakefisienan

ketidakefisienan, buruknya pelayanan publik , buruknya pelayanan publik mendorong reformasi sektor publik, berbagai istilahmendorong reformasi sektor publik, berbagai istilah  pada tahun 1990-an

 pada tahun 1990-an mencerminkanmencerminkan

adanya perubahan di sektor publik seperti reenventing government, value for money, good adanya perubahan di sektor publik seperti reenventing government, value for money, good governance dan new publik management.

governance dan new publik management.

Pada umumnya reformasi akuntansi sektor publik di negara-negara dunia, bermula dari fase Pada umumnya reformasi akuntansi sektor publik di negara-negara dunia, bermula dari fase akuntansi tradisional menuju akuntansi mo

akuntansi tradisional menuju akuntansi modern. Pada awalnya pembukuan akuntansidern. Pada awalnya pembukuan akuntansi  pemerintahan secara tradisional menganut basis akuntansi kas

 pemerintahan secara tradisional menganut basis akuntansi kas dengan pencatatan single entry.dengan pencatatan single entry. Reformasi menuju akuntansi modern merubah cash basis menjadi accrual basis. Accrual Reformasi menuju akuntansi modern merubah cash basis menjadi accrual basis. Accrual accounting dianggap mampu menyajikan informasi akuntansi lebih akurat dan informative accounting dianggap mampu menyajikan informasi akuntansi lebih akurat dan informative (Simanjuntan, 2002). Berikut beberapa Negara yang menggunakan accrual accounting. (Simanjuntan, 2002). Berikut beberapa Negara yang menggunakan accrual accounting.

akuntansi sektor publik dapat dikelompokkan dalam dua model. Model

akuntansi sektor publik dapat dikelompokkan dalam dua model. Model Anglo-American danAnglo-American dan Model Continental European.

Model Continental European.TThe anglo-american model is rooted in thhe anglo-american model is rooted in the English traditions ande English traditions and has its modern manifestation in Great Britai

has its modern manifestation in Great Britain itself, the United States, New Zealand and amongn itself, the United States, New Zealand and among others.

others.TThe Continental-European model appears have two variants: the ³Latin´ version ishe Continental-European model appears have two variants: the ³Latin´ version is  practiced in France, Italy and Spai

 practiced in France, Italy and Spain, and perhaps elsewhere and the n, and perhaps elsewhere and the ³German´ version, for ³German´ version, for  example Germany, Switzerland and perhaps the Nederlands. Mo

example Germany, Switzerland and perhaps the Nederlands. Model Continental percaya bahwadel Continental percaya bahwa akuntabilitas eksekutif terhadap parlemen adalah cukup, sedangkan

akuntabilitas eksekutif terhadap parlemen adalah cukup, sedangkan model Anglo-Americanmodel Anglo-American menekankan akuntabilitas dilakukan baik eksekutif maupun p

menekankan akuntabilitas dilakukan baik eksekutif maupun parlemen kepada publik.arlemen kepada publik.

Sebelas paper yang menggambarkan perjalanan reformasi sebelas Negara pada konferesi Beijing Sebelas paper yang menggambarkan perjalanan reformasi sebelas Negara pada konferesi Beijing tersebut selalu berbicara bahwa akuntabilitas pelaporan sebagai tujuan r

tersebut selalu berbicara bahwa akuntabilitas pelaporan sebagai tujuan reformasi akuntansi sektor eformasi akuntansi sektor   publik. Menurut Simanjuntak, Akuntabilitas,

 publik. Menurut Simanjuntak, Akuntabilitas, disamping partisipasi dan transparansi adalah ciridisamping partisipasi dan transparansi adalah ciri utama dari konsep good

utama dari konsep good governance. Akuntansi pada hakekatnya adalah proses pencatatan secaragovernance. Akuntansi pada hakekatnya adalah proses pencatatan secara sistematis atas

sistematis atas transaktransaksi si keuangan yang bermuara pada pelaporan untuk dapat keuangan yang bermuara pada pelaporan untuk dapat dimanfaadimanfaatkan olehtkan oleh  para pemakai untuk berbagai k

 para pemakai untuk berbagai kebutuhanebutuhan. Partisipasi, . Partisipasi, transparansi dan akuntabilitas akan semakintransparansi dan akuntabilitas akan semakin membaik apabila didukung oleh suatu sistem a

membaik apabila didukung oleh suatu sistem akuntansi yang menghasilkan informasi tepat waktukuntansi yang menghasilkan informasi tepat waktu dan tidak menyesatkan. Sebaliknya sistem akuntansi yang usang, tidak informative, tidak akurat dan tidak menyesatkan. Sebaliknya sistem akuntansi yang usang, tidak informative, tidak akurat dan menyesatkan akan menghancurkan sendi-sendi partisipasi

dan menyesatkan akan menghancurkan sendi-sendi partisipasi masyarakamasyarakat, tt, transparansi danransparansi dan akuntabilitas

akuntabilitas

Isu reformasi akuntansi dan penganggaran sektor publik di era 2000-an saat ini

Isu reformasi akuntansi dan penganggaran sektor publik di era 2000-an saat ini mengedepankamengedepankann  pada masalah kualitas p

 pada masalah kualitas pelaelaporan, yang dporan, yang diistilahkan dengan sustainability reporting.iistilahkan dengan sustainability reporting. TThe Charteredhe Chartered Institute of Publik

Institute of Publik Finance and Accountancy (CIPFA), 2004Finance and Accountancy (CIPFA), 2004

mendefinisikan sustainability reporting sebagai a publik account of an organisation¶s mendefinisikan sustainability reporting sebagai a publik account of an organisation¶s sustainability performance achieved through a combination

sustainability performance achieved through a combination of: leadership; strategic partenering;of: leadership; strategic partenering; stakeholder engageme

stakeholder engagement; policy outnt; policy outcomes; and tha managemencomes; and tha management t of the organisation¶s impacts onof the organisation¶s impacts on the local environment, social well being and economic prosperity.

the local environment, social well being and economic prosperity.

Reformasi Akuntansi Sektor Publik di I

(5)

Krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, diikuti oleh era reformasi tahun 1998, pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999 sering disebut-sebut sebagai trigger dari reformasi keuangan dan akuntansi pemerintahan. Mahmudi dalam Bastian, 20 06 menyebutkan bahwa perjalanan manajemen keuangan Negara/daerah di Indonesia dapat dibagi dalam tiga fase yaitu: 1) era sebelum otonomi daerah, 2) era transisi otonomi (reformasi tahap 1) dan 3) era pascatransisi (reformasi tahap 2). Perubahan dalam tiap fase ini jelas t erlihat dalam perkembangan perundang-undangan keuangan Negara/daerah, nampak pada tab le berikut:

Lebih spesifik, Simanjuntak, menyebutkan beberapa factor penting yang menjadi pendorong tumbuh pesatnya akuntansi pemerintahan diIndonesia adalah:

1. Ditetapkannya tiga paket UU yang mengatur Keuangan Negara Pasal 32 (1) UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban

 pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan yang disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

2. Ditetapkannya UU tentang pemerintahan daerah dan UU tentang perimbangan antara keuangan  pemerintah pusat dan daerah. Pasal 184 ayat (1) UU N o. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah menyebutkan bahwa laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar  Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

3. Profesi akuntansi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah lama menginginkan adanya standar  akuntansi di sektor publik sebagai hal yang paralel dengan telah adanya lebih dahulu standar  akuntansi di sektor komersil.

4. Birokrasi. Pemerintahan merupakan penyusun dan s ekaligus pemakai yang sangat

 berkepentingan akan adanya suatu akuntansi pemerintahan yang handal. Dengan diundangkannya tiga paket keuangan negara maupun undang-undang yang terkait dengan pemerintahan daerah mendorong instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk s ecara serius menyiapkan sumber  daya dalam pengembangan dan penyusunan laporan keuangan p emerintah..

5. Masyarakat (LSM dan wakil rakyat). Masyarakat melalui LSM dan wakil rakyat di DPR, DPD, dan DPRD juga menaruh perhatian terhadap praktik good governance pada pemerintahan di Indonesia.

6. Sektor Swasta. Perhatian dari sektor swasta mungkin tidak terlalu signifikan karena akuntansi  pemerintahan tidak terlalu berdampak secara langsung atas kegiatan dari sektor swasta. Namun,  penggunaan teknologi informasi dan pengembangan sistem informasi berbasis akuntansi akan

mendorong sebagian pelaku bisnis di sektor s wasta untuk ikut menekuninya.

7. Akademisi. Akademisi terutama di sektor akuntansi menaruh p erhatian yang cukup besar atas  perkembangan pengetahuan di bidang akuntansi pemerintahan. Perhatian ini sangat erat kaitannya

dengan penyiapan SDM yang menguasai kemampuan di bidang akuntansi pemerintahan untuk  memenuhi kebutuhan tenaga operasional dan manajer akuntansi di pemerintahan..

8. Dunia Internasional (lender dan investor). World Bank, ADB, dan JBIC, merupakan lembaga internasional (lender), yang ikut b erkepentingan untuk berkembangnya akuntansi sektor publik  yang baik di Indonesia. Perkembangan akuntansi tadi diharapkan dapat meningkatkan

transparansi dan akuntanbilitas dari pr oyek pembangunan yang didanai oleh l embaga tersebut. 9. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). UU No. 17 tahun 2003 dan UU No. 15 tahun 2004 menyebutkan bahwa Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD diperiksa oleh BPK. Untuk dapat memberikan opininya, BPK memerlukan suatu standar akuntansi pemerintahan yang diterima secara umum.

(6)

merupakan auditor intern pemerintah yang berperan untuk membantu pimpinan untuk  terwujudnya sistem pengendalian intern yang bai k sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja instansi pemerintah sekaligus mencegah praktik-praktik KKN. Akuntansi pemerintahan sangat erat kaitan dan dampaknya terhadap sistem pengendalian intern sehingga auditor intern mau tidak mau harus memiliki

kemampuan di bidang akuntansi pemerintahan sehingga dapat berperan untuk mendorong  penerapan akutansi pemerintahan yang s edang dikembangkan.

Setelah paket perundangan keuangan negara yaitu UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan  Negara, UU No. 1Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 1 tahun 2004

diundangkan, langkah panjang reformasi masih terus bergulir untuk tahap implementasi. PP 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang mewajibkan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005 disusun berdasarkan Standar Akuntansi P emerintahan tidak dengan mudah dapat diterapkan.

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN

Pelaporan keuangan pemerintahan adalah mutlak, sesuai dengan karakteristiknya s ebagai organisasi sektor publik, yang banyak menggunakan dana publik maka pertanggungjawaban  publik, melaporkan kembali dana yang diterima dari publik adalah sangat penting. Hal i ni penting

untuk menjaga kepercayaan publik.

Mardiasmo, 2002 menyebutkan bahwa secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah:

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accountability) dan pengelolaan

(stewardship);

2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.

Secara khusus, tujuan penyajian laporan keuangan oleh p emerintah daerah adalah:

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah;

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya;

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan  perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;

4. Memberikan informasi untuk per encanaan dan penganggaran, serta untuk memprediksi  pengaruh pemilikan dan pembelanjaan sumber daya ekonomi terhadap pencapaian tujuan

operasional;

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional:

a. untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja  periode-periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain;

 b. untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di unit pemerintah;

(7)

 pencapaian tujuan dan target;

d. untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equity).

PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAN PELAYANAN PUBLIK 

Pemerintah memiliki kewajiban untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik. Hal ini s esuai dengan pandangan bahwa yang berhak mengelola p ublic goods adalah pemerintah.

Ketidakpuasan atas kinerja pemerintah, pelayanan yang berbelit-belit, memakan waktu, mahal seringkali muncul di tengah masyarakat. Era reformasi membawa harapan akan pelayanan publik  yang lebih baik. Spirit otonomi da erahpun sebenarnya bertujuan untuk lebih mendekatkan diri  pada masyarakat untuk lebih mengetahui lebih dekat kebutuhan mereka sehingga pelayanan

kepada masyarakat menjadi lebih optimal. Pada dasarnya pelayanan publik di era r eformasi diharapkan lebih baik dan efisien karena besarnya kewenangan yang diberikan kepada

 pemerintah kota/kabupaten untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah, dan dianggap lebih memahami persoalan dan budaya masyarakat setempat

 Namun demikian, sampai saat inipun harapan tersebut belum juga t erwujud. Beberapa penyebab sering disebut-sebut seperti rendahnya remunerasi pegawai negeri, budaya feodal dan paternal yang masih mengakar kuat.

Paper ini tidak membahas penyebab rendahnya kualitas pelayanan publik dari sisi kualitas sumberdaya manusia maupun kultur. Paper i ni berfokus untuk menelaah peran pelaporan keuangan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan publik. S eperti pendapat Simanjuntak, menyatakan bahwa perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia sangat lamban unt uk  merespon tuntutan perkembangan jaman. Akuntansi pemerintahan di Indonesia juga belum  berperan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik 

kepada masyarakat. Pada periode lama, pelaporan

keuangan dan akuntansi pemerintahan sering tidak akurat, terlambat dan tidak informatif  sehingga tidak dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana reformasi akuntansi di Indonesia, ma mpukah berperan mewujudkan pelayanan publik  yang lebih baik?Tujuan reformasi akuntansi di Indonesia saat ini adalah untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah yang akuntabel s ehingga stakeholder dapat menilai kinerja  pemerintah daerah sesungguhnya. PP 24 tahun 2005 menegaskan bahwa set laporan keuangan  pemerintah daerah terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan

Catatan atas Laporan Keuangan. Paket l aporan keuangan pemerintahan tersebut harus disusun  berdasarkan sistem akuntansi yang mengacu pada St andar Akuntansi Pemerintahan. Dengan

mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan maka diharapkan laporan keuangan

 pemerintahan akan dapat diperbandingkan, sehingga sangat berguna u ntuk penilaian kinerja  pemerintah daerah. ADB, 2005, lebih lanjut mengatakan bahwa standar sangat penting dalam  penyusunan laporan keuangan karena standar merupakan a common framework to enable review,

analysis and interpretation of financial information across entities, countries and regions, transparent, timely, reliable financial information instills investor confidence.

Saat ini penerapan PP 24 tahun 2005, SAP dengan cash t oward accrual, pemberlakuan accrual accounting baru dilakukan tahun 2008. Masa-masa sekarang adalah masa transisi, yang masih membutuhkan waktu cukup panjang untuk menghasilkan laporan keuangan yang akuntabel. Berbagai kendala timbul di lapangan misalnya kesiapan sumberdaya manusia yang masih minim memahami akuntansi pemerintahan. Kendala melakukan penilaian asset pemerintah dalam

(8)

menentukan neraca

awal karena tidak tertatanya administrasi asset yang baik maupun konflik pemekaran daerah yang menimbulkan masalah dalam pengakuan asset p emerintah daerah.

PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH, AKUNTABILITAS DAN KORUPSI

Pelaporan keuangan pemerintah terlebih dalam era otonomi daerah memiliki peran sangat besar. Semakin besarnya kewenangan pemerintah daerah tentulah disertai dengan semakin

meningkatnya alokasi sumberdana pada pemerintah daerah. Pada akhirnya hal tersebut menuntut  pertanggungjawaban dan akuntabilitas keuangan yang lebih besar.

Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik adalah

melalui penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang komprehensif. Dalam era otonomi daerah, menurut Kepmendagri 29 tahun 2002,, pemerintah daerah diharapkan dapat menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas Laporan Perhitungan APBD (Laporan Realisasi Anggaran),  Nota Perhitungan APBD, Laporan Aliran Kas, dan Neraca. Laporan Keuangan tersebut

mengalami perubahan dengan berlakunya PP 24 yahun 2005, yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan keuangan tersebut merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor   publik dan merupakan salah satu alat ukur kinerja finansial pemerintah daerah. Bagi pihak 

eksternal, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang berisi informasi keuangan daerah akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk 

 pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Sedangkan bagi pihak int ern pemerintah daerah, laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian kinerja.

Pelaporan keuangan pemerintahan saat ini b erhubungan erat dengan akuntabilitas dan korupsi. Menurut Mahmudi, 2006, Reformasi akuntansi keuangan dan majemen keuangan daerah sangat  penting dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan dilakukannya transparansi dan akuntabilitas  publik pemerintah daerah atas pengelolaan uang publik.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan des entralisasi fiskal, tantangan yang dihadapi akuntansi sektor publik adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memonitor  akuntabilitas pemerintah daerah yang meliputi a kuntabilitas finansial (financial accountability), akuntabilitas manajerial (managerial accountability), akuntabilitas hukum (legal accountability), akuntabilitas politik (political accountability), dan akuntabilitas kebijakan (policy accountability). Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Dalam hubungan antara akuntabilitas dan korupsi, Klitgaard et al dalam Halim, 2004, secara sangat jelas menguraikan bahwa korupsi b erbanding terbail dengan akuntabilitas. Semakin akuntabel suatu pelaporan keuangan maka tingat k orupsi akan mengalami penurunan. Seperti terlihat pada persamaan berikut:

K = M + D - A K = korupsi M = monopoli A = akuntabilitas

(9)

tertera di laporan keuangan dan dihasilkan oleh sistem akuntansi yang memadai dengan  pengendalian yang baik akan sangat menentukan akuntabilitas pelaporan itu s endiri.

Angka-angka yang memang mencerminkan transaksi, setiap peristiwa ekonomi yang mengakibatkan  perubahan terhadap suatu entitas. Angka-angka yang mencerminkan kinerja sesungguhnya, angka  ± angka yang menggambarkan peristiwa sesungguhnya. Dengan demikian laporan keuangan

menjadi transparan, relevan, reliabel dan tepat waktu sangat didambakan, yang sangat berguna untuk pemberantasan korupsi.

KESIMPULAN

Masa transisi dalam penerapan PP 24 tahun 2005 s aat ini harus mendapat pendampingan secara serius, baik dari p emerintah, legislatif, KSAP, akademisi maupun masyarakat sendiri.

Suksesnya reformasi akuntansi sektor publik guna menghasilkan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel akan memberi banyak manfaat terutama kaitannya untuk mewujudkan pelayanan  publik maupun untuk pemberantasan korupsi.

Belajar dari pemerintah New Zealand, suksesnya reformasi akuntansi sektor publik 

mengakibatkan membaiknya perekonomian negara sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyrakatnya.

 Asia sudah mengalami krisis keuangan karena kurangnya transparansi kepada public

 yang berhubungan dengan investasi , serta persaingan terlalu terbuka , dan

 berkurangnya kepercayaan terhadap akuntabilitas baik sector ±publik maupun

sector swasta.Sejumlah daerah mengaku adanya indicator korupsi didalam sector

public maupun swasta.Ketika KKN berlindung di bawah peraturan dalam bermain ³

rule of game´ maka akan berbahaya pada lingkungan bisnis sekitarnya.Maka dari itu

korupsi saat ini masih menjadi salah satu masalah besar baik sector public maupun

sector swasta

Para shareholder merasa tidak yakin akan kinerja para akuntan di public maupun

swata.Pengungkapan dan informasi keuangan yang reliable merupakan alat yang

efisien bagi perlindungan shareholder dan corporate governance serta bagi

peningkatan keyakinan investor untuk menanamkan modalnya.Serta merta lepas

dari kesempatan para akuntan-akuntan di sector public maupun di swasta untuk 

melakukan korupsi.

Beberapa hal lain yang sama pentingnya adalah kejelasan regulasi dan standart

sebagai upaya pengendali perilaku shareholder dan eksekutifitas antar perusahaan

tetap terjaga.Dengan diberlakukannya standart report setiap di sektor public maupun

swasta maka akan meratanya kualitas dari analisis invest asi sebuah governance.

Reformasi structural akan berdampak pada reformasi akuntasi membawa pemikiran

pada pentingnya penyusunan dan implementasi system akuntansi keuangan sector

public.Sebagai contoh Negara Malaysia memutuskan untuk melakukan penin gkatan

(10)

manajemen keuangan dengan memperkenalkan ³ Program and performance

Budgeting´.Pada intinya dari rekomendasi tersebut terdapat tiga focus yang harus

diperhatikan didalamnya

1. Klasifikasi penganggaran berdasarkan fungsi,programe,dan aktifitas

2. Pengukuran kinerja

3. Peningkatan system akuntansi

Dengan demikian apabia dilakukan pendekatan terhadap pentingnya system

akuntansi sector public maka dapat dilakukan dan berbagai perspektif d iantaranya

dari sisi pengukurna kinerja suatu organisasi pemerintah.Maka dari itu setiap

organisasi dipublik atau swasta dapat saling membandingakan hasil kinerja dengan

organisasi lainnya. Sebelumnya sudah dikatakan bahwa adanya r eformasi

structural.Agar ada kompetisi peningktan kinerja yang efisien dan produktif.Dan

 yang ambil andil dalam hal ini adalah akuntansi manajemen yang dapat

memutuskan kebijakan-kebijakan yang harus diambil dengan memikirkan ³ core

 business perspective´.Reformasi structural juga menghendaki adanya competitive

neutrality merupakan proses identifikasi dan pemindahan terhadap setiap

keuntungan ( kerugian ) yang mungkin timbul bagi usaha pemerintah secara baik 

pada pemilik usaha pemerintah.Keuntungannya antara lain keuntungan implicit ,

subsidi silang,Namun adanya kekurangan dan kelemahan yang m uncul antara lain

pasar yang terbatas , persyaratan gaji/upah oleh pemerintah dll.

Dengan dibuat reformasi akuntansi keuangan sector public maka diharapkan

pemerintah melalukan investasi secara terbuka dan tranparansi kepada

masyarakat.Karena disektor public pertanggung jawabnya adalah kepada

masyarakat dan ke anggota DPD/DPR.Berbeda dengan disektor swasta akuntansi

harus tranparan kepada pemilik shareholder dan pemilik perusahaan serta

pemegang saham.Dengan keterbukaan dan tranparansi yang masih dikatakan wajar

dan masih ada batas-batas private dari pada klien maka para akuntan akan lepas

dari kesempatan untuk melakukan korupsi di dunia akuntan sector public

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

 Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor  swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.

Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan pemerintahan (Pemerintah Pusat dan Daerah serta unit kerja pemerintah), perusahaan milik negara dan

(11)

daerah (BUMN dan BUMD), yayasan, universitas, organisasi politik dan organisasi massa, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Jika dilihat dari variabel lingkungan, sektor publik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor  ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti politik, sosial, budaya, dan historis, yang menimbulkan perbedaan dalam pengertian, cara pandang, dan definisi. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai entitas yang aktivitasnya menghasilkan barang dan layanan publik dalam memenuhi kebutuhan dan hak publik.

  American Accounting Association(1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah memberikan informasi yang diperlukan agar  dapat mengelola suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi secara tepat, efisien, dan ekonomis, serta memberikan informasi untuk melaporkan pertanggung-jawaban pelaksanaan pengelolaan tersebut serta melaporkan hasil operasi dan penggunaan dana publik. Dengan demikian, akuntansi sek tor publik terkait dengan penyediaan informasi untuk pengendalian manajemen dan akuntabilitas.

Kerangka transparansi dan akuntabilitas publik dibangun paling tidak atas lima komponen, yaitu sistem perencanaan strategik, sistem pengukuran kinerja, sistem pelaporan keuangan, saluran akuntabilitas publik (channel of public accountability ), dan auditing sektor publik yang dapat diintegrasikan ke dalam tiga bagian akuntansi sektor publik, yaitu:  Akuntansi Manajemen Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Sektor Publik, dan Auditing Sektor Publik. AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen. Fungsi perencanaan meliputi perencanaan strategik, pemberian informasi biaya, penilaian investasi, dan penganggaran, sedangkan fungsi pengendalian meliputi pengukuran kinerja. Informasi yang diberikan meliputi biaya investasi yang dibutuhkan serta identifikasinya, penilaian investasi dengan memperhitungkan biaya dengan manfaat yang diperoleh (cost-benefit analysis), dan penilaian efektivitas biaya (cost-effectiveness analysis), serta jumlah anggaran yang dibutuhkan.

Dalam perkembangannya, kelemahan dan ketertinggalan sektor publik dari sektor  swasta memicu munculnya reformasi pengelolaan sektor publik dengan meninggalkan administrasi tradisional dan beralih ke New Public Management (NPM), yangmemberi perhatian lebih besar terhadap pencapaian kinerja dan akuntabilitas, dengan mengadopsi teknik pengelolaan sektor swasta ke dalam sektor publik.

Penerapan NPM dipandang sebagai suatu bentuk reformasi manajemen, depolitisasi kekuasaan, atau desentralisasi wewenang yang mendorong demokrasi (Pecar, 2002). Perubahan dimulai dari proses rethinking government dan dilanjutkan dengan reinventing  government (termasuk didalamnya reinventing local government ) yang mengubah peran pemerintah, terutama dalam hal hubungan pemerintah dengan masyarakat (Mardiasmo, 2002b; Ho, 2002; Osborne and Gaebler, 1993; dan Hughes, 1998). Perubahan teoritis, misalnya dari administrasi publik ke arah manajemen publik, pemangkasan birokrasi pemerintah, dan penggunaan sistem kontrak telah meluas di seluruh dunia meskipun secara rinci reformasinya bervariasi. Tren di hampir setiap negara mengarah pada penggunaan anggaran berbasis kinerja, manajemen berbasisoutcome (hasil), dan pengunaan akuntansiaccrual meskipun tidak terjadi dalam waktu bersamaan (Hoque, 2002; Heinrich, 2002). Polidano (1999) dan Wallis dan Dollery (2001) menyatakan bahwa NPM merupakan

(12)

fenomena global, akan tetapi penerapannya dapat berbeda-beda tergantung faktor localized  contingencies.

Walaupun penerapan NPM bervariasi, namun mempunyai tujuan yang sama yaitu memperbaiki efisiensi dan efektivitas, meningkatkan responsivitas, dan memperbaiki akuntabilitas manajerial. Pemilihan kebijakannya pun hampir sama, antara lain desentralisasi (devolved management ), pergeseran dari pengendalian input menjadi pengukuranoutput danoutcome,spesifikasi kinerja yang lebih ketat, public service ethic , pemberianreward and punishment , dan meluasnya penggunaan mekanisme contracting-out (Hood, 1991; Boston et al .,1996 dalam Hughes and O¶Neill, 2002; Mulgan, 1997).

NPM memberikan kontribusi positif d alam perbaikan kinerja melalui mekanisme pengukuran yang diorientasikan pada pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas meskipun penerapannya tidak bebas dari kendala dan masalah. Masalah tersebut terutama berakar  dari mental birokrat tradisional, pengetahuan dan ketrampilan yang tidak memadai, dan peraturan perundang-undangan yang tidak memberikan cukup peluang fleksibilitas pembuatan keputusan (Pecar, 2002).

Penerapan NPM seharusnya didukung dengan penerapan Public Expenditure Management (PEM) dalam pengalokasian dan penggunaan sumber daya secara responsif, efektif, dan efisien (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999). PEM tidak hanya dikaitkan dengan pengeluaran, tetapi juga memperhatikan pendapatan sebagai suatu kesatuan, sehingga kooperasi aparat pajak dengan aparat penganggaran untuk berbagai hal seperti budget  forecasting, macroeconomic framework formulation, trade-offs between outright  expenditures, dantax concessionsadalah suatu keharusan.

Dalam kerangka desentralisasi, PEM dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi ekonomi, sosial, dan kemampuan daerah serta memperhatikan local factor endowments, institusi daerah, dan kebutuhan daerah dalam perspektif jangka panjang. Penerapan PEM dilaksanakan untuk mewujudkan agregate fiscal discipline, allocative efficiency , dan operational efficiency (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999; Campos, 2001). Hal tersebut dapat dilaksanakan apabila StrategicManagementAccounting (SM A) diterapkan dalam pemerintahan. SM A membantu penyediaan informasi, pengendalian, dan evaluasi kinerja meskipun lingkungan dan kebutuhan organisasi terus berubah karena SM A menekankancontinual feedback dan orientasi jangka panjang dalam membuat keputusan strategis dan menilai efektivitasnya (Hoque, 2002).

Dalam perkembangannya, konsep value for money diperluas dengan penerapan best value performance framework yang menunjang reformasi layanan publik. Reformasi layanan publik meliputi empat hal mendasar yaitu adanya standar nasional, keleluasaan dalam menyediakan layanan, fleksibilitas organisasi, dan eksplorasi jenis layanan yang dapat disediakan (ODPM, 2003). Layanan masyarakat seharusnya mempunyai kriteria seperti adanya standar yang tinggi dan responsif terhadap kebutuhan masyarakatnya serta dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. Standar yang tinggi dan responsif merupakan sesuatu yang relatif yang dapat diantisipasi dengan penetapan standar pelayanan minimal (SPM) atau minimum standard level of public  services. Indonesia saat ini sudah mempunyai PP No. 65 Tahun 2005 yang mengatur  tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Tujuan pokok best value adalah memodernisasi penilaian pengelolaan pemerintahan sehingga unit kerja yang berwenang menyediakan layanan yang baik dan responsif  terhadap kebutuhan masyarakat sehingga layanan yang disediakan bukan berdasarkan dana yang tersedia (pelayanan merupakan fungsi pendapatan), tetapi lebih pada apa yang dibutuhkan masyarakat (pelayanan merupakan fungsi kebutuhan). Setiap unit kerja

(13)

menentukan target dan tujuan serta merefleksikannya ke dalam suatu performance  plan yang memberikan informasi mengenai jenis layanan yang disediakan, cara

menyediakan layanan, obyek pemakai layanan, kualitas layanan yang diharapkan, dan tindakan yang diperlukan dalam menyediakan layanan (Jones and Pendlebury, 2000). Best  valuejuga menyelaraskan prioritas dan fokus nasional dengan prioritas dan fokus daerah sehingga pengembangan layanan publik tidak tumpang tindih.

Best value menitikberatkan pada pembangunan yang berkelanjutan, keseimbangan kualitas layanan yang disediakan dengan biaya yang dikeluarkan, dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah dalam menyediakan layanan publik.Best valuemeningkatkan akuntabilitas dengan cara konsultasi dan musyawarah untuk memastikan adanya komunikasi yang efektif dalam komunitas daerah. Selain itu,best valuejuga mensyaratkan adanya evaluasi pada setiap aspek pekerjaan dari berbagai perspektif untuk menilai kinerja unit kerja tersebut. Best value dapat mengadopsi teknik-teknik manajemen sektor privat seperti value planning ,value engineering , danvalue analysis, serta konsepcustomer value. Dengan demikian, best valuedapat dikatakan sebagai konsep pengelolaan yang berfokus pada pelanggan dan kinerja.

Penerapan konsep-konsep di atas seperti value for money , NPM, danbest  value akan lebih nyata apabila sistem manajemen strategik yang berbasis Balanced  Scorecard (BSC). Sistem manajemen strategik tersebut terdiri dari sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategi, sistem penyusunan program, sistem penyusunan anggaran, sistem pengimplementasian, dan sistem pemantauan.

SISTEM PENGUKURAN KINERJA

Setelah suatu sistem pengelolaan keuangan terbentuk, perlu disiapkan suatu alat untuk mengukur kinerja dan mengendalikan pemerintahan agar tidak terjadi KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), tidak adanya kepastian hukum dan stabilitas politik, dan ketidakjelasan arah dan kebijakan pembangunan (Mardiasmo, 2002a).

Pengukuran kinerja memiliki kaitan erat dengan akuntabilitas, seperti halnya akuntabilitas memiliki kaitan erat dengan NPM. Untuk memantapkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan manajemen kinerja yang didalamnya terdapat indikator kinerja dan target kinerja, pelaporan kinerja, dan mekanismereward and punishment (Ormond and Loffler, 2002). Indikator pengukuran kinerja yang baik mempunyai karakteristik relevant, unambiguous, cost-effective, dansimple( Accounts Commission for Scotland, 1998) serta berfungsi sebagai sinyal atau alarm yang menunjukkan bahwa terdapat masalah yang memerlukan tindakan manajemen dan investigasi lebih lanjut (Jackson, 1995).

Fokus pengukuran kinerja terdiri dari tiga hal yaitu produk, proses, dan orang (pegawai dan masyarakat) yang dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dengan wajar (benchmarking ) yang dapat berupa anggaran atau target, atau adanya pembanding dari luar (Hoque, 2002). Hasil pembandingan digunakan untuk mengambil keputusan mengenai kemajuan daerah, perlunya mengambil tindakan alternatif, perlunya mengubah rencana dan target yang sudah ditetapkan apabila terjadi perubahan lingkungan.

Selama ini, sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, dan sumber kebocoran dana. Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikanvalue for money yang mempertimbangkaninput , output , dan outcome secara bersama-sama. Dalam pengukuran kinerja value for money , efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: efisiensi alokasi (efisiensi 1), dan efisiensi teknis atau manajerial (efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis terkait dengan

(14)

kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkatoutput tertentu (dapat dilihat pada Gambar 1). Kedua efisiensi tersebut merupakan alat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat apabila dilaksanakan atas pertimbangan keadilan dan keberpihakan terhadap rakyat (Mardiasmo, 2002a).

Kampanye implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik perlu gencar dilakukan seiring dengan meningkatnya tuntutan akuntabilitas publik dan pelaksanaan good governance. Implementasi konsep tersebut diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor publik dengan meningkatkan efektivitas layanan publik, meningkatkan mutu layanan publik, menurunkan biaya layanan publik karena hilangnya inefisiensi, dan meningkatkan kesadaran akan penggunaan uang publik ( public costs awareness).

Public Sector Scorecard 

Sistem manajemen strategik berbasis BSC yang mengakomodasi konsep-konsep di atas seperti value for money , NPM, danbest value meliputi sistem pengukuran kinerja.Scorecard sektor publik berbeda dengan scorecard sektor swasta, karena sektor  publik lebih berfokus pada pelayanan masyarakat bukan pada profit, tidak mempunyaishareholders, lebih berfokus pada kondisi regional dan nasional, lebih dipengaruhi oleh keadaan politik, dan mempunyaistakeholders yang lebih beragam dibandingkan dengan sektor swasta.

Scorecard merefleksikan ukuran kinerja komprehensif yang mencerminkan lingkungan kompetitif dan strategi yang digunakan. Scorecard berfokus pada strategi yang diterapkan bukan pada pengendalian penerapan scorecard (Hoque, 2002), meskipun pengawasan terhadap scorecard perlu dilakukan mengingat fokus strategi terus berubah seiring dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat ( Accounts Commission for  Scotland, 1998).

Pengukuran kinerja dilakukan dengan mempertimbangkan empat perspektif  BSCyaitu perspektif financial, customer, internal business danlearning and growth (Kaplan and Norton, 1992 dalam Quinlivan, 2000) secara proporsional. Dengan demikian, pemerintah seharusnya tidak hanya diukur dengan kinerja keuangan, tetapi juga kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara ekonomis, efisien, dan tepat sasa ran.

(15)

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

 Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya laporan keuangan eksternal. Tujuan penyajian laporan keuangan adalah memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan, dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasional (IF AC, 2000; G ASB, 1999).

Beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik adalah akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi dana, akuntansi kas, dan akuntansiaccrual . Pada dasarnya kelima teknik tersebut tidak bersifat mutually exclusive.  Artinya, penggunaan salah satu teknik ak untansi tersebut tidak menolak penggunaan teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-beda, maupun menggunakan kelima teknik tersebut secara bersama-sama (Jones and Pendlebury, 2000).

Isu yang muncul dan menjadi perdebatan dalam reformasi akuntansi sektor publik di Indonesia adalah perubahan single entry menjadidouble entry bookkeeping dan perubahan teknik atau sistem akuntansi berbasis kas menjadi berbasis accrual .Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya tuntutan pewujudan good public  governance,perubahan tersebut dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan karena pengaplikasian double entry dapat menghasilkan laporan keuangan yang auditable.

Cash basis mempunyai kelebihan antara lain mencerminkan informasi yang riil dan obyektif. Sedangkan kelemahannya antara lain kurang mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Teknik akuntansi berbasis accrual dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan. Pengaplikasianaccrual basislebih ditujukan pada penentuan biaya layanan dan harga yang dibebankan kepada publik, sehingga memungkinkan pemerintah menyediakan layanan publik yang optimal dan sustainable.

Pengaplikasianaccrual basis memberikan gambaran kondisi keuangan secara menyeluruh (full picture), yang meliputi manajemen sumber daya (resource management ) dan manajemen utang (liability management ), dan menyediakan indikasi kekuatan fiskal  jangka panjang dalam reformasi manajemen keuangan dan reformasi manajemen lainnya

(Mellor, 1996).

Penekanan penggunaan accrual basisjuga disyaratkan dalam G ASB (1999) dan diterapkan bersama-sama dengan asumsi dasar lainnya seperti going concern, consistency  of presentation, materiality and aggregation untuk mewujudkan comparative information(IF AC, 2000). Namun demikian, accrual accounting mempunyai beberapa kelemahan antara lain penilaian dan revaluasi aset yang didasarkan atas taksiran dan penggunaan estimasi dalam penghitungan depresiasi (Conn, 1996).

Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor publik mereka, terutama perubahan dari cash basismenjadi accrual basis. New Zealand merupakan contoh sukses dalam menerapkannya. Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus di Italia menunjukkan bahwa perubahan tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap transparansi, efisiensi, dan efektivitas organisasi. Oleh karena itu, dalam mereformasi suatu sistem perlu dilakukan

(16)

analisis mendalam terhadap faktor lingkungan, salah satunya adalah faktor sosiologi masyarakat (Yamamoto, 1997).

Menurut UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2008. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Dipertegas dalam PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar  Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

 AUDITING SEKTOR PUBLIK

Pemberian otonomi daerah berarti pemberian kewenangan dan keleluasaan (diskresi) kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya daerah secara optimal. Agar tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan, pemberian wewenang dan keleluasaan harus diikuti dengan pengawasan dan pengendalian yang kuat, serta pemeriksaan yang efektif. Pengawasan dilakukan oleh pihak luar eksekutif (dalam hal ini DPRD dan masyarakat); pengendalian, yang berupa pengendalian internal dan pengendalian manajemen, berada di bawah kendali eksekutif (pemerintah daerah) dan dilakukan untuk memastikan strategi dijalankan dengan baik sehingga tujuan tercapai; sedangkan pemeriksaan (audit ) dilakukan oleh badan yang memiliki kompetensi dan independensi untuk mengukur apakah kinerja eksekutif sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2001).

Penguatan fungsi pengawasan dapat dilakukan melalui optimalisasi peran DPRD sebagai kekuatan penyeimbang antara eksekutif dengan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan melalui LS M serta organisasi sosial kemasyarakatan di daerah. Perlu dipahami oleh anggota DPRD bahwa pengawasan terhadap eksekutif adalah pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah digariskan, bukan pemeriksaan (audit ). Pemeriksaan tetap harus dilakukan oleh badan atau lembaga yang memiliki otoritas dan keahlian profesional, seperti BPK, BPKP, atau Kantor  Akuntan Publik (K AP) yang selama ini menjalankan fungsinya lebih pada sektor swasta sehingga fungsinya pada sektor  publik perlu ditingkatkan.

Harus disadari bahwa saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam melakukanaudit pemerintah di Indonesia. Kelemahan pertama bersifat inherent sedangkan kelemahan kedua bersifat struktural. Kelemahan pertama adalah tidak tersedianya indikator  kinerja yang memadai sebagai dasar mengukur kinerja pemerintah. Kelemahan kedua adalah masalah kelembagaan audit Pemerintah Pusat dan Daerah yang overlapping satu dengan lainnya, sehingga pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif.

Sehubungan dengan audit pemerintah, terdapat penelitian mandiri mengenai

pengaruhrewards instrumentalitiesdan environmental risk factors terhadap motivasi partner  auditor independen untuk melaksanakan audit pemerintah. Penghargaan (rewards) yang diterima auditor independen pada saat melakukan audit pemerintah dikelompokkan ke dalam dua bagian penghargaan, yaitu penghargaan intrinsik (kenikmatan pribadi dan kesempatan membantu orang lain) dan penghargaan ekstrinsik (peningkatan karir dan status). Sedangkan faktor risiko lingkungan (environmental risk factors) terdiri dari iklim

(17)

politik dan perubahan kewenangan. Rincian lebih lanjut tentang fa ktor penghargaan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Motivasi Auditor Independen dalam Melakukan Audit Pemerintah

Penghargaan Intrinsik Penghargaan Ekstrinsik Kenikmatan Pribadi

1. Pekerjaan yang menarik 2. Stimulasi intelektual

3. Pekerjaan yang menantang (mental)

4. Kesempatan pembangunan dan pengembangan pribadi

5. Kepuasan pribadi

Kesempatan membantu orang lain 1. Pelayanan masyarakat 2. Kesempatan membantu personal klien

3. Kesempatan bertindak sebagai mentor bagi staf audit

Karir 

1. Keamanan/kemapanan kerja yang tinggi

2. Kesempatan karir j angka panjang yang luas

3. Peningkatan Kompensasi

Status

1. Pengakuan positif dari masyarakat 2. Penghormatan dari masyarakat 3. Prestis atau nama baik

4. Meningkatkan status sosial

Sumber: Lowehnson and Collins (2001).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rewards instrumentalities dengan segenap komponennya (penghargaan intrinsik dan ekstrinsik) berpengaruh positif terhadap motivasi partner auditor independen untuk melaksanakan audit pemerintah. K AP melaksanakan audit pemerintah dilandasi keyakinan bahwa dirinya akan memperoleh kenikmatan pribadi. Kenikmatan pribadi yang dimaksud antara lain berupa kenikmatan meningkatkan kemampuan intelektualitas, kenikmatan meningkatkan atau paling tidak membuka kesempatan pengembangan pribadi serta mempertimbangkan bahwa audit pemerintah merupakan suatu pekerjaan yang menarik dan memberikan tantangan mentalitas profesional. Partner juga berkeyakinan bahwa dengan melaksanakan audit dapat meningkatkan karir dalam arti peningkatan kemapanan, kesempatan berkarir secara lebih luas dan terbuka di masa mendatang, serta peningkatan kompensasi atau

penghasilan yang diperoleh. Lebih lanjut, partner berkeyakinan akan memperoleh pengakuan positif, penghormatan, dan nama baik atau prestis dari masyarakat, serta peningkatan status sosial dalam masyarakat (Mardiasmo, 2002c).

Sedangkan, faktor risiko lingkungan tidak berpengaruh negatif terhadap motivasi partner untuk melaksanakan audit pemerintah, meskipun hubungan keduanya negatif. Hasil penelitian memiliki implikasi bahwa banyaknya perubahan peraturan atau regulasi yang memunculkan kewenangan baru pemerintah serta iklim politik yang melingkupi kondisi pemerintahan disikapi secara hati-hati (ragu-ragu) oleh partner ketika akan menerimaaudit pemerintah (Mardiasmo, 2002c).

(18)

Wallace (1986) menyatakan bahwa lembaga pemerintah memiliki suatu dimensi politik dalam pengambilan keputusan yang merupakan bagian integral dari setiap analisis. Persaingan politik terkait dengan persaingan pemilu maupun persaingan antar kelompok yang berkepentingan (Carpenter, 1991) meningkatkan permintaan bagi politisi dan atau kelompok yang berkepentingan atas informasi akuntansi yang sudah diaudit (Baber, 1994) seiring dengan adanya pertentangan politik atau kegiatan masyarakat (Rubin, 1987 dan Baber, 1994) untuk menunjukkan ketepatan janji-janji politik mereka sebelumnya (Baber and Sen, 1984) atau mengungkapkan tindakan kepada pesaingnya (Baber, 1990).

Deis dan Giroux (1992) menyatakan bahwa politisi yang menghadapi persaingan mungkin mendesak auditor independen untuk mengeluarkan laporan audit yang diinginkan atau mungkin tindakan auditor dimonitor oleh pelaku politik yang berpengalaman daripada yang tidak berpengalaman, sehingga diperkirakan auditor akan menolak lembaga pemerintah yang dibebani politik. Bentuk-bentuk auditing yang berbeda dengan yang diminta cenderung menimbulkan konflik dengan auditeedan menciptakan masalah politis (Power, 1999). Tingginya sorotan media pers terhadap kinerja partner juga memiliki korelasi terhadap motivasi partner melaksanakan audit pemerintah.

Reposisi lembaga pemeriksa diperlukan untuk menciptakan lembaga audit yang efisien dan efektif dengan memisahkan tugas dan fungsi secara jelas ke dalam kategori auditor internal dan eksternal (Mardiasmo, 2003b).  Audit internal dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diperiksa. Sedangkan, audit eksternal dilakukan oleh unit pemeriksa yang berada di luar organisasi yang diperiksa dan bersifat independen. Dalam hal ini yang bertindak sebagai auditor eksternal pemerintah adalah BPK yang merupakan lembaga independen dan merupakan supreme auditor sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003.

MemperkuatV alue For Money (VFM) Audit 

Good governance akan tercapai jika lembaga pemeriksa berfungsi dan tertata dengan baik. Setelah itu, pengembangan pengauditan perlu dilakukan. Salah satunya dengan memperluas cakupan audit , tidak hanyaaudit keuangan (financial audit ) tetapi  juga value for money audit atau sering disebut performance audit . Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar  dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi serta efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan, dan hukum yang berlaku, serta menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan et al ., 1984).

Secara lebih rinci, audit kinerja dibagi menjadi audit ekonomi dan efisiensi (management audit ) dan audit efektivitas ( program audit ) (Herbert, 1979). Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan: (1) apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, dan peralatan kantor) secara hemat (ekonomis) dan efisien, (2) penyebab ketidakhematan dan ketidakefisienan, dan (3) apakah entitas tersebut telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kehematan dan efisiensi. Sedangkan, audit efektivitas bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian hasil program, efektivitas pelaksanaan program, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program (Malan et al ., 1984).

Tujuan memperkuat pelaksanaan VFM audit adalah meningkatkan akuntabilitas sektor publik. Hal ini penting untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan

(19)

desentralisasi fiskal. Nantinya DPR atau DPRD, menteri-menteri dan lembaga-lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, harus memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat, dan akhirnya akuntabilitas publik merupakan bagian penting dari sistem politik dan demokrasi.

PENUTUP

 Akuntansi manajemen harus dapat memberikan informasi yang relevan dan handal melaluistrategic planning ,strategic cost management , danstrategic management  accounting untuk dapat menerapkan NPM, melaksanakan value for money untuk penentuan biaya dan harga layanan publik, serta pengukuran kinerja pengelolaan dalam kerangka best  value performance dan public sector scorecard .

Laporan Keuangan yang dihasilkan organisasi publik, sebagai bentuk akuntabilitas publik, seharusnya mengambarkan kondisi yang komprehensif tentang kegiatan operasional, posisi keuangan, arus kas, dan penjelasan (disclosure) atas pos-pos yang ada di dalam laporan keuangan tersebut. Laporan Keuangan memerlukan perangkat yang berupa standar akuntansi pemerintahan dan sistem akuntansi yang menggunakan sistem pencatatan berpasangan.

 Audit terhadap pertanggungjawaban pengelolaan keuangan seharusnya tidak terbatas pada audit kepatuhan, tetapi juga audit keuangan (agar dapat memberikan pendapat atas kewajaran Laporan Keuangan), dan diperluas lagi dengan audit kinerja.  Audit kinerja tersebut merupakan suatu bentuk evaluasi pertanggungjawaban kinerja sebagai sarana untuk memastikan bahwavalue for money benar-benar telah diaplikasikan.

Dengan demikian, akuntansi sektor publik, yang diartikulasikan melalui akuntansi manajemen, akuntansi keuangan, dan auditing sektor publik sudah sangat mendesak pengembangan dan pengaplikasiannya sebagai alat untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik dalam mencapai good governance.

Pendahuluan

Sesuai amanat Undaundang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Unda ng-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan menerapkan  basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara

paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan Kerangka Konseptual  Akuntansi Pemerintahan dalam Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan (per 04 Februari

2004) adalah dual basis. Yang dimaksud dengan dual basis adalah pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis kas, sedangkan untuk  pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca menggunakan.

Penggunaan dual basis tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pemerintah diwajibkan membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual, sedangkan di sisi lain juga waj ib membuat laporan realisasi anggaran atau yang dulu di kenal dengan nama Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari basis akuntansi mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis akuntansi yang ada dalam praktek, baik pada sektor privat maupun sektor publik termasuk pemerintahan.

(20)

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi y ang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujua n pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini

 berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumn ya ada dua  yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau

modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi  berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis a kuntansi ada 4 macam, yaitu:

1.  Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting);

2. Modifikasi dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting); 3.  Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting);

4. Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of accounting). Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesua tu yang mutlak, dalamGovernment   Financial Statisti c(GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyatakan  bahwa basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaituaccrual basis, due-for-payment 

basis,commit ments basis,dancash basis.  A. Akuntansi Berbasis Kas

Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas ini dapat me ngukur kinerja keuangan pemerintah yaitu untuk mengetahui perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo kas pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). Selain itu perlu dibuat suatu catatan a tas laporan keuangan atau notes to financial statement yang menyajikan secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan keuangan dan informasi tambahan seperti:

1. Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual , seperti aktiva tetap dan utang/pinjaman;

2. Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi b erbasis akrual, seperti komitmen, kontinjensi, dan jaminan;

3. Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan ( forecast ).

Pada praktek akuntansi pemerintahan diIndonesia basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran  berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum Negara/Daerah,

dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Secara rinci pengakuan item-item dalam laporan realisasi anggaran, sesuai dengan Exposure Draft PSAP

Pernyataan No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening K as Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.

(21)

2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya t erjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan

3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan yaitu pada saat dilakukan penyisihan uang untuk  tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat terjadi pencairan Dana Cadangan.

4. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. 5. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah.

 Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana, alokasi dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak 

memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena ti dak terdapat pencatatan secara double entry; tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan(cost of service) sebagai alat untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk k ontrol dan evaluasi kinerja.

 B. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Kas

Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun dalam basis ini pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu (specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (?leaves the books open?).

Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.

Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item tertentu  yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut sangat beragam sesuai

dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas sal do near-cash yang diperlihatkan dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang ya ng akan dibayar selama periode tertentu dan financial assets and liabilities. Sebagai contoh Pemerintah Malaysia menggunakan specified period dalam laporan keuangan tahunan, yang mengungkapkan beberapa catatan (memo) mengenai : aktiva, investasi, kewajiban, utang pemerintah (public debt), jaminan (guarantees), dan notes payable. Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan penelitian di Kecamatan Biau, dimana pakaian pelindung diri yang paling banyak digunakan oleh petugas pengelola sampah yaitu pelindung kaki/sepetu

Berdasarkan hal tersebut, peneliti membuat sebuah skripsi yang berjudul “Penerapan Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dalam Membaca Siswa

Dalam penelitian ini, seleksi mikroba dilakukan menggunakan irradiasi gamma dengan dosis yang bervariasi, hal ini didasarkan bahwa perbedaan resistensi

[r]

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi profesional guru kelas atas di MI Ma’arif NU Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas sudah sesuai dengan

Didalam penelitian ini digunakan 24 ekor kambing Bligon betina dewasa dalam kondisi bunting awal yang dibagi secara acak menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kontrol (K: pakan

Namun demikian, ELA dapat membantu untuk mengidentifikasi daerah yang dimanipulasi jika gambar asli memiliki tingkat kualitas lain dengan daerah disalin, adapun

Jawablah pernyataan-pernyataan pada tabel di bawah ini dengan memberikan tanda centang (  ) jika Upaya Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan oleh Perusahaan