• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT

Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 2 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen merupakan wakil dari setiap kelompok. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secar homogen dari segi akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara.

Guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan sosial yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka. Seperti halnya dengan Student Teams Achievement Divisions (STAD), TGT juga membagi siswa dalam tim

(2)

belajar yang beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (Slavin: 1994). Dalam metode Teams Games Tournaments (TGT), siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

Dalam pembelajaran ini kinerja siswa tidak dinilai dengan kuis individual, melainkan dengan cara turnamen perbaikan akademik. Siswa mewakili timnya berlomba dengan anggota tim lainnya yang setara dengan kinerja akademiknya berdasarkan hasil penilaian sebelumnya. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai peluang yang sama dalam menyumbang poin bagi timnya.

2.1.2 Komponen Utama TGT

Menurut Ismail (2002:15) Ada lima komponen utama dalam TGT yaitu: 2.1.2.1 Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2.1.2.2 Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 2 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal.

2.1.2.3 Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertayaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor inilah yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

(3)

2.1.2.4 Turnament

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa berikutnya pada meja II dan begitu seterusnya.

2.1.2.5 Team Recognize (penghargaan kelompok)

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “ super Team: jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good team” apabila rata-ratanya 30-40.

2.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Model TGT

Slavi (1994 : 34) Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat pembelajaran TGT adalah sebagai berikut :

1) Siswa dibentuk 4 kelompok secara heterogen yang beranggotakan 4 anggota dan 5 anggota.

2) Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang akan diajarkan.

3) Guru menyampaikan atau membacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim, pada saat kelompok sudah terbentuk.

4) Bila tiba saatnya kuis, bagikan kuis itu atau bentuk evaluasi yang lain dan berikan waktu yang cukup. Jangan mengizinkan siswa untuk bekerja sama pada saat mengerjakan kuis tersebut, sebab mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu. 5) Buatlah skor tim dan skor individual.

6) Berilah pengakuan dan penghargaan kepada prestasi tim. 7) Berilah permainan matematika untuk semua tim.

2.1.4

Pembelajaran Matematika

Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan belajar membelajarkan. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi yang edukatif antara kedua pihak yaitu siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Menurut Eggen & Kauchak (2009), ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

(4)

1) Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. 2) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran.

3) Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.

4) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi. 5) Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir

serta.

6) Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang wajib untuk dipelajari di sekolah dari mulai tingkat dasar sampai tingkat tinggi, karena Matematika itu sangat berguna, yaitu dapat membantu memecahkan permasalahan bidang ilmu yang lain. Maksudnya ialah Matematika itu tidak bergantung pada bidang studi yang lain. Agar bahasa Matematika dapat dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbol dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama. Matematika itu adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi genera-lisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif.

Pembelajaran Matematika sangat penting adanya di sekolah karena Matematika sangat berguna bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan belajar Matematika orang mampu melakukan perhitungan-perhitungan lainnya, yang memiliki persyaratan untuk belajar bidang studi lain, dan dengan belajar Matematika diharapkan dapat menjadi manusia yang tekun, kritis, logis, bertanggung jawab, serta mampu menyelesaikan permasalahan. Karena Matematika itu memegang peranan penting dalam pendidikan masyarakat, baik sebagai objek langsung (fakta, keterampilan, konsep, prinsipel) maupun obyek tak langsung.

Untuk melaksanakan pembelajaran Matematika guru dapat melakukan berbagai metode mengajar yang dapat merangsang interaksi siswa. Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara penyampaian materi pelajaran atau bidang studi. Sedangkan teknik mengajar ialah cara

(5)

mengajar yang memerlukan keahlian khusus. Berdasarkan uraian tersebut, suatu pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa agar siswa membangun pengalaman belajar secara mandiri.

2.1.5 Model Pembelajaran Team Game Tournament

Sebagai salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang menuntut kerja sama antar siswa , maka model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) memiliki 5 prinsip pokok yaitu :

1) Teacher Presentation ( Presentasi oleh Guru )

Kegiatan pembelajaran dimulai dari penjelasan , informasi atau keterangan terlebih dahulu dari guru . Penjelasan ini dimaksudkan sebagai bekal atau modal awal siswa dalam melakanakan tugas selanjutnya .

2) Teams study ( Kelompok Belajar )

Pembentukan kelompok sebagai wadah belajar bersama – sama . yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kelompok adalah banyak anggotanya dan komposisinya. Kelompok efektif beranggotakan 4-5 orang .

3) Games

Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. 4) Tournament ( Perlombaan )

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5) Team recognition ( Penghargaan Team )

Bentuk penghargaan yang diberikan pada team yang berhasil dimaksutkan sebagai motivasi pada kelompoknya untuk berkembang lebih baik. Sedangkan bentuk penghargaannya bermacam – macam , tergantung kreatifitas dari gurunya. Dapat berupa bintang , benda , nilai dan lain – lain.

(6)

2.1.6 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran TGT

Cooperatif Learning terdiri dari dua kata yaitu kata cooperatif yang berarti bekerja sama , dan kata learning yang berarti pembelajaran. Jadi menurut arti katanya Cooperatif Learning berati pembelajaran dengan cara bekerja sama.

Untuk melaksanakan pembelajaran yang berprinsip pada pendekatan Cooperatif Learning adalah pada siswa adanya kegiatan Interaksi antar siswa

1) Berdiskusi untuk mengemukakan pendapat 2) Kerjasama saling membantu.

Pada Guru melaksanakan kegiatan : 1) Merancang kegiatan

2) Menyiapkan lembar kegiatan siswa (LKS) 3) Memantau kegiatan kelompok

4) Membimbing 5) Memvalidasi

6) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok

Sebagai bentuk pengembangan dari pembelajaran Cooperatif Learning maka lahirlah berbagai macam model pembelajaran , salah satunya adalah model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ).

2.1.7 Penerapan model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) dikelas

Untuk melaksanakan model pembelajaran Team Game Tournament (TTG) di kelas, harus diperhatikan beberapa tahap atau fase pelaksanaannya.

Fase – Fase Model Pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) Fase 1 : Guru presentasi kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran Fase 2 : Guru membagi kelompok

Fase 3 : Kerja kelompok mengerjakan LKS

Fase 4 : Scafolding. Guru mengadakan bimbingan kelompok Fase 5 : Quizzes tournament. Pelaksanaan kuis

Fase 6 : Validation. Guru memvalidasi kunci jawaban Fase 7 : Team recognition (Penghargaan tim)

(7)

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian peningkatan hasil belajar matematika melalui pendekatan team game tournament (TTG) pada siswa kelsa V SD Negeri Gombong Semeseter II tahun 2011/ 2012 dengan jumlah murid 18, siswa laki-laki 10 dan siswa perempuan 8.

Dalam Penelitian ini, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan peningkatan kreativitas guru. Maka peneliti memilih menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ). Dengan menggunakan model pembelajaran TGT yang lebih menekankan aktivitas siswa dalam memahami konsep materi dan pemanfaatan media pembelajaran dengan menuntut kerjasama siswa dalam kelompok belajar diikuti dengan perlombaan serta pemberian penghargaan siswa berprestasi.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam Penelitian ini diharapkan bahwa setelah seorang guru menggunakan pendekatan team game tournament (TTG) maka hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gombong akan meningkat, karena dalam pendekatan ini guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan sosial yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian dari kajian teori dan kerangka berpikir maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut melalui penerapan pembelajaran Team Game Tournament (TGT) maka dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas V SD Negeri Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang.

Referensi

Dokumen terkait

DREAM BEGINS” MOVIE DIRECTED BY DANNY CANNON (2005):AN INDIVIDUAL PSYCHOLOGICAL APPROACH, RESEARCH PAPER, MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA, 2012. This research paper

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup akibat dari kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel penghasil insulin atau juga

Jika dikaji lebih dalam, hal ini dapat terjadi karena kepuasan perkawinan merupakan evaluasi subjektif yang dimiliki oleh pasangan suami isteri terhadap berbagai

Hukum Administrasi Negara adalah hukum tentang pengadministrasian Negara yaitu mengenai pemerintahan dan segala peraturan-peraturan di dalamnya serta bagaiman menjalankan fungsi

Jika sebelumnya merek eksis sebagai tanda tradisional saja, dalam tulisan ini akan mengulas merek sebagai tanda nontradisional yaitu melalui pemaknaan bunyi, bentuk dan

[r]

Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis Jetis oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah STA Jetis yang berada langsung di bawah Dinas Pertanian, Perkebunan, Dan Kehutanan Kabupaten Semarang

ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh lembaga kebahasaan. Berdasarkan undang-undang tersebut, media massa berkewajiban untuk