PERLINDUNGAN MEREK NON-TRADISIONAL
BERBASIS DAYA PEMBEDA
DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana
Indra Rengkengbara Maasawet
NIM: 312013061
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
Motto
“
AKU BERPAKAIAN KEBENARAN
DAN KEADILAN MENUTUPI AKU SEPERTI
JUBAH DAN SERBAN
”
1
Kata Pengatar
Karya ilmiah ini mengangkat judul “Perlindungan Merek Nontradisional Berbasis Daya Pembeda di Indonsia”. Sembari menyelesaikan tulisan ini, Presiden telah mengesahkan yang
semula RUU Merek menjadi UU Merek dan Indikasi Geografis. Terhadap perkembangan tersebut, sepintas Pasal 1 UU Merek dan Indikasi Geografis telah memberikan perlindungan terhadap merek nontradisional. Namun, hal tersebut tidak benar! Tulisan ini mengkritisi bahwa dalam semangat melindungi merek nontradisional diantaranya tanda bunyi, bentuk dan aroma (BBA). Pengaturan pengertian tentang merek seharusnya tidak lah berdasarkan pada “penampilan secara grafis” sebagai hal yang selalu menjadi penghalang perlindungan merek
nontradisional. Melainkan dibutuhkan pengertian yang menekankan eksistensi “daya pembeda”
yang dimiliki tanda. Guna memberikan pengaturan yang tepat dalam perlindungan merek, yaitu tanda dengan “daya pembeda.”
Tulisan ini akan terbagi atas 5 bab, yang sistematikanya adalah sebagai berikut. Bab I akan menguraikan mengenai latar belakang masalah yakni alasan penulis memilih judul dan gambaran mengenai permasalahan penelitian, yaitu berkaitan dengan daya pembeda dalam perlindungan merek nontradisional, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian.
Bab II akan menguraikan hukum merek, yaitu terbagi atas hukum merek di Indonesia dan pemaknaan tanda serta konsep daya pembeda dalam perlindunga merek.
bersifat fungsional melainkan pembeda, yaitu dengan juga menganalisi tentang functionality doktrin. Kemudian juga akan dibahas kedudukan daya pembeda sebagai premis mayor dalam
perlindungan merek.
Bab IV akan membahas tentang bentuk perlindungan merek nontradisional di Indonesia. Sebagamana terdiri dari penelusuran atas eksistensi BBA di Indonesia, perbandingan perlindungan BBA di Amerika, Uni Eropa, dan Australia. Serta memberikan penjelasan atas penempatan perlindungan BBA berbasis hubungan emosional sebagai daya pembeda dalam hukum merek nasional.
Bab V, Penulis akan menguraikan mengenai kesimpulan dan saran.
Salatiga, 20 Januari 2017
Abstrak
Merek adalah tanda yang dapat berupa tradisional dan nontradisional. Jika sebelumnya merek eksis sebagai tanda tradisional saja, dalam tulisan ini akan mengulas merek sebagai tanda nontradisional yaitu melalui pemaknaan bunyi, bentuk dan aroma (BBA) sebagai merek.
Sebagai merek, BBA merupakan tanda yang memiliki daya pembeda. Pembedaan tersebut berisifat fanciful, yaitu pembedaan yang lahir dari hubungan emosional yang tercipta antara BBA dan konsumen terhadap barang dan jasa. Karena daya pembeda bersifat superior dalam perlindungan merek, maka BBA harus dilindungi sebagai merek di Indonesia. Perlindungan demikian dapat dilakukan dengan meletakan pengertian merek yang tepat di Indonesia, dimana sebagai perbandingan dapat melihat pada Amerika Serikat, dan Negara-negara Uni Eropa.
DAFTAR ISI
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Metode Penelitian ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II. HUKUM MEREK A. HUKUM MEREK DI INDONESIA 1. Pengertian, Fungsi dan Jenis Merek ... 12
2. Syarat Perlindungan Merek ... 16
3. Pendaftaran, Perpanjangan, dan Pembatalan Perlindungan Suatu Tanda Sebagai Merek ... 19
3.1. Pendaftaran Dengan Itikad Baik ... 20
3.2. Mekanisme Pendaftaran ... 21
3.3. Jangka Waktu ... 23
4. Tinjauan Umum Perjanjian Internasional ... 25
DALAM PERLINDUNGAN MEREK
BAB III. KAJIAN KONSEP DAYA PEMBEDA DAN KEDUDUKAN -NYA DALAM PERLINDUNGAN BBA SEBAGAI MEREK A. BBA MEMILIKI DAYA PEMBEDA 1. Hubungan Emosional ... 49
1.1. Hubungan Emosional pada Bunyi ... 51
1.2. Hubungan Emosional pada Bentuk ... 52
1.3. Hubungan Emosional pada Aroma ... 53
2. Doktrin Fungsional ... 59
2.1. Fungsional Utilitarian ... 60
2.2. Fungsional Estetis ... 61
B. SUPERIORITAS DAYA PEMBEDA DALAM PERLINDUNGAN BBA SEBAGAI MEREK 1. Daya Pembeda Vs Penampilan Grafis ... 66
2. Daya Pembeda dan Penampilan Membingungankan ... 71
3. Daya Pembeda dan Secondary Meaning ... 73
BAB IV. PERLINDUNGAN BBA SEBAGAI MEREK DI INDONESIA
1. Perlindungan BBA Pada Elemen KI Selain Merek ... 77 2. BBA Sebagai Ranah Eksklusif Hukum Merek ... 82
B. PERBANDINGAN BENTUK PERLINDUNGAN BBA DI BERBAGAI NEGARA
1. Amerika Serikat
1.1. Perlindungan Bunyi ... 83 1.2. Perlindungan Aroma ... 86 1.3. Perlindungan Bentuk ... 88 2. Uni Eropa
2.1. Perlidungan Aroma ... 92 2.2. Perlindungan Bunyi ... 92 2.3. Perlindungan Bentuk ... 94
C. PERLINDUNGAN BBA BERBASIS DAYA PEMBEDA DI INDONESIA
1. Penyebutan Jenis Tanda
1.1. Penyebutan Tanda Secara Explisit dan Implisit ... 99 1.2. Penyebutan Tanda Secara Konteks ... 100 2. Sebab perlindungan ... 101
BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN ... 104
B. SARAN ... 105