• Tidak ada hasil yang ditemukan

Khusnul Khotimah Subyek: Balita, Diare, Dehidrasi Sedang. Description

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Khusnul Khotimah Subyek: Balita, Diare, Dehidrasi Sedang. Description"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA An.A USIA 13 BULAN DENGAN DIARE DEHIDRASI SEDANG DI RSU DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO

KOTA MOJOKERTO

Khusnul Khotimah

1211010114

Subyek: Balita, Diare, Dehidrasi Sedang

Description

Kejadian diare di Indonesia masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Tingginya angka kesakitan yang menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luarbiasa (KLB) dimana bila tidak diatasi lebih lanjut maka akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Balita “A” Usia 13 bulan dengan diare dehidrasi sedang di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

Metode penelitian yang digunakan adalah teknik 5 langkah SOAP dengan proses manajemen asuhan kebidanan yaitu pengkajian data Asuhan Kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan dan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.

Pengkajian pada balita “A” usia 13 bulan dengan diare dehidrasi sedang diperoleh data subyektif pasien rewel, gelisah, buang air besar empat kali, buang air kecil satu kali, demam dan muntah sekali. Data obyektif keadaan umum lemah, berat badan turun, ubun-ubun cekung, mata cekung, bibir kering dan turgor kulit kembali lambat. Data yang di dapatkan anak mengalami masalah gangguan rasa nyaman serta kekurangan volume cairan dan elektrolit. Langkah yang sesuai pada asuhan kebidanan yaitu dilakukan intervensi, setelah itu dilakukan perencanaan, kemudian dievaluasi.

Penulis menemukan ketidaksesuaian antara kasus dan teori yang ada yaitu pada tahap perumusan diagnosis masalah utama pasien An. A mengalami gangguan rasa nyaman dan kebutuhan cairan dan elektrolit hal ini kurang sesuai dengan teori yang mengatakan masalah yang dapat terjadi pada pasien diare antara lain kekurangan volume cairan, perubahan pola nutrisi, perubahan integritas kulit, gangguan rasa nyaman. Bidan diharapkan mampu bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain seperti perawat dan dokter sehingga mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan diare dehidrasi sedang.

(2)

ABSTRACT

The incidence of diarrhea in Indonesia remained one of the major public health problem, the high morbidity rate, which caused many deaths, especially in infants and toddlers, and often lead to extraordinary events (KLB) which if not treated, it would cause the further dehydration resulting in death. This study aimed to implement midwifery care in toddlers "A" age 13 months with moderate dehydration diarhea in RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

The study method used a 5-step technique of SOAP with midwifery care management process namely the assessment of midwifery care data. determination of midwifery diagnosis, midwifery care plan, the implementation of midwifery care and midwifery care evaluation and documentation by used of SOAP.

Assessment of the toddler "A" age 13 months with moderate dehydration diarhea were obtained subjective data and objective data. Problems derived from the data that has been obtained that the child had a comfortable interference of comfortable sense problems and lack of fluid and electrolyte volume,based on the data appropriate steps in midwifery care was intervention then do the steps as planned, and then evaluated.

The researcher found some incompatibility between cases and theories, that were at the stage of formulating a diagnosis, it is expected that midwifery services are able in cooperating with health services so that they could implement midwifery care with moderate dehydration diarrhea.

CONTRIBUTOR :

Contributor : 1. Ika Yuni Susanti, S.SiT., S.KM., MPH. 2. Erfiani Mail, S.ST., S.KM.

Date : 18 Juni2015 Type Material : Laporan Penelitian Right : Open Document Summary

Latar Belakang

Kejadian diare di Indonesia masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, tingginya angka kesakitan yang menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luarbiasa (KLB). Penyakit diare sering menyerang bayi (kurang dari 12 bulan) dan balita (kurang dari 5 tahun), bila tidak diatasi lebih lanjut maka akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian (Adisasmito,2007). Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan insiden diare (kurang dari 2 minggu terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala pada seluruh kelompok umur sebesar3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada balita sebesar6,7% (kisaran provinsi 3,3%-10,2%). Komplikasi yang sering terjadi pada diare adalah dehidrasi sehingga pengobatan yang sesuai untuk mengatasi diare yaitu dengan memberikan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi, dietetik (cara pemberian makanan) untuk mengatasi dehidrasi yang telah ada,terapi suportif untuk mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare, dan edukasi yakni untuk mengurangi lama dan berat serta berulangnya episode diare, dengan memberikan suplemen zinc. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada balita “A” usia 13 bulan dengan diare dehidrasi sedang (Maryunani, 2010).

(3)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah teknik 5 langkah SOAP dengan proses manajemen asuhan kebidanan yaitu pengkajian data Asuhan Kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan dan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengkajian pada balita “A” usia 13 bulan dengan diare dehidrasi sedang diperoleh data subyektif yakni Ibu mengatakan anaknya rewel, gelisah dan buang air besar cair 4 kali dalam sehari, buang air kecil hanya 1 kali dalam sehari disertai demam dan muntah sekali dan data obyektif diperoleh keadaan umum anak lemah kesadaran apatis suhu 38 C, nadi 126 x/menit, pernafasan 35 x/menit dan pada pemeriksaan fisik diperoleh ubun-ubun cekung, mata cekung, bibir kering, kulit turgor kembali lambat.

Masalah yang didapatkan dari data yang sudah diperoleh bahwa anak mengalami masalah gangguan rasa nyaman karena anak merasa rewel dan gelisah serta kekurangan volume cairan dan elektrolit dari data pemeriksaan fisik yang menunjukan anak “A” mengalami dehidrasi dan pada langkah intervensi diperoleh tujuan jangka pendek yaitu setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An.A usia 13 bulan dengan diare dehidrasi sedang selama 1x24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman tidak terjadi dengan kriteria hasil pasien tidak gelisah dan pasien merasa nyaman dan tujuan jangka panjang yaitu setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada An.A usia 13 bulan dengan diare dehidrasi sedang selama 4x24 jam diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kriteria hasil kesadaran composmentis, kelopak mata tidak cekung, ubun-ubun besar tidak cekung, turgor kulit normal, BAK normal 3-4 kali dalam sehari warna kuning jernih dan BAB normal 1-2 kali dalam seharikonsistensi lunak warna kuning.

Perencanaan yang diberikan pada An. A disesuaikan dengan masalah dan kebutuhan yaitu menyingkirkan pemandangan yang tidak menyenangkan dan bau tidak sedap, monitoring TTV setiap 4 jam, observasi muntah BAB dan BAK setiap 4 jam, pantau intake dan output, memberikan kompres dingin, berikan banyak minum ASI dan PASI, pemberian diet yang tepat dan pemberian terapi yang tepat.

Langkah pelaksanaan ini An.A tidak diberikan oralit tetapi dokter memilih untuk memberikan infus KAEN 4B dikarenakan antara cairan tersebut dengan oralit sama-sama mengandung NaCl, kalium dan glukosa, dan dokter memilih memberikan cairan lewat infus dikarenakan An.A mengalami muntah dan dikhawatirkan nutrisi tidak terpenuhi maka dokter mengambil keputusan tersebut dan dokter memberikan infus KAEN 4B sebanyak 800 ml sedangkan kebutuhan cairan An.A sebanyak 687 ml hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien secara optimal, pasien mendapatkan tablet zink dengan dosis 1x1 tab hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan pasien diare mermerlukan tablet zink untuk menambah sistem kekebalan tubuh dan dosis untuk anak usia lebih dari 6 bulan sebanyak 1 tablet setiap hari selama 10 hari. Pasien mendapatkan diet nasi lunak menu (tempe, hati) serta pasien juga sudah mendapatkan ASI yang cukup dari ibu, dokter memberikan antibiotik cotrimoxazole karena dalam pemeriksaan feses positif terdapat bakteri, dan untuk terapi panas dokter memberikan terapi injeksi antrain agar panas segera turun dan kompres dingin, injeksi dexamethason juga

(4)

diberikan karena pasien mengalami muntah serta pasien mendapatkan terapi lacto B sebagai probiotik untuk melawan kuman pada saluran pencernaan.

Evaluasi data perkembangan pada tanggal 19 Mei 2015 menunjukkan pasien sembuh dalam waktu 4 hari, hal ini sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan dimana tujuan jangka panjang diharapkan selama 4x24 jam kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi dan pada perawatan hari ke empat tanggal 19 Mei 2015 menunjukan tujuan jangka panjang sudah terpenuhi dengan hasil bahwa pasien An.A keadaan umum baik, kesadaran composmentis ubun-ubun tidak cekung, mata tidak cekung, bibir lembab, turgor kulit normal kembali dengan cepat, BAB normal 2 kali sehari konsistensi lunak, BAK normal 4 kali dalam sehari warna kuning jernih dan tidak muntah, sehingga data tersebut menunjukkan kebutuhan cairan dan elektrolit An. A sudah terpenuhi. Berdasarkan data evaluasi pada masalah gangguan rasa nyaman dan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit tidak terdapat kesenjangan yakni sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

SIMPULAN

Hasil dari asuhan kebidanan pada An.A usia 13 bulan dengan diare dehidrasi sedang pada langkah pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan dan pelaksanaan tidak terjadi kesenjangan akan tetapi pada masalah utama pasien An. A hanya mengalami gangguan rasa nyaman dan kebutuhan cairan dan elektrolit hal ini tidak sesuai dengan teori dimana dalam teori mengatakan masalah yang dapat terjadi pada pasien diare yaitu kekurangan volume cairan, perubahan pola nutrisi, perubahan integritas kulit, gangguan rasa nyaman.

REKOMENDASI

1. Bagi Lahan Praktik.

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Asuhan pada Balita dan mempertahankan pelayanan Asuhan Kebidanan pada Balita dengan Diare Dehidrasi Sedang khususnya.

2. Bagi Profesi Kesehatan

Masukan yang positif dan baik agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada Balita dengan Diare Dehidrasi Sedang.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan dan perbandingan yang dapat dijadikan bekal praktik yang baik dan benar dilahan praktik dan ikut adil dalam pemecahan masalah

(5)

4. Bagi Peneliti

Dapat menerapkan teori dibangku kuliah dalam praktek dilahan, serta memperoleh pengalaman langsung dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada Balita dengan Dehidrasi Sedang.

Alamat Correspondensi :

Email : khusnulyoochun@yahoo.com No HP : 085791008007

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk kerjasama yang paling ideal adalah dengan Kontrak Bangun (Rehabilitasi) dengan model Bangun Kelola, Alih Milik ( Build Operate dan Transfer ± BTO ), yaitu

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan beton mutu tinggi dapat meningkatkan perilaku hubungan pelat-kolom mengingat struktur flat slab

Fokus Kajian : Meningkatkan Kenyamanan Pengunjung Melalui Sistem Sirkulasi, Kemudahan Aksesbilitas pada Setiap Wahana dan Melalui Teknik Vegetasi pada Tempat

Chapters 5, 6, 7, 10, and 11 extend univariate procedures with one dependent variable (including t -tests, analysis of variance, tests on variances, multiple regression, and

Untuk mengetahui pengaruh pencarian pengecer (retailer search) terhadap perilaku beralih merek (switching behavior) dalam pembelian hand phone. Dengan hasil penelitian ini

Berdasarkan hal-hal tersebut penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul: “Pengaruh Sikap Skeptis, Independensi, Penerapan Kode Etik, Akuntabilitas,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka peneliti menyimpulkan bahwa jenis kesalahan yang cenderung dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tipe Higher Order

Bentuk kebijakan Indonesia dalam melakukan diplomasi dengan menggunakan elemen budaya tercermin dari cara yang ditunjukkan Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia dalam