• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - STUDI IN VITRO DAN IN SILICO CITRULLINE SEBAGAI AGEN KOKEMOTERAPI DOXORUBICIN PADA SEL KANKER PAYUDARA T47D - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - STUDI IN VITRO DAN IN SILICO CITRULLINE SEBAGAI AGEN KOKEMOTERAPI DOXORUBICIN PADA SEL KANKER PAYUDARA T47D - repository perpustakaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara

Kanker pada dasarnya merupakan sel dengan proliferasi yang tidak terkendali akibat kerusakan gen, utamanya pada regulator daur sel (Sherr, 2000). Daur sel suatu sel kanker pada dasarnya sama dengan sel normal. Dapat di lihat pada Gambar 1, yaitu terdapat tiga keadaan: sedang membelah (fase proliferatif), dalam keadaan istirahat (tidak membelah, Go), dan secara permanen tidak membelah. Sel tumor membelah melalui 4 fase, yaitu : fase G1, fase S (Sintesis DNA), fase G2 dan fase M (Foster et al., 2001).

Gambar 1. Siklus sel (Sherr, 2000)

(2)

jam. Fase G2: Pada fase G2, sel mempersiapkan DNA untuk memulai membelah menjadi 2 sel. Fase ini berlangsung dari 2 sampai 10 jam. Fase M (mitosis): Pada fase ini, berlangsung hanya 30 sampai 60 menit, sel sebenarnya terbagi menjadi 2 sel-sel baru (American Cancer Society, 2013).

Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 22.167 kasus, terdiri dari kanker servik 7.715 kasus (34,61%), kanker payudara 11.310 kasus (51,04%), kanker hati 2.130 kasus (9,61%), dan kanker paru-paru 1.006 kasus (4,54%) (Anggorowati, 2013).

Kanker payudara adalah tumor ganas yang berada di sel-sel payudara yang merupakan kumpulan dari sel-sel kanker yang dapat tumbuh dan menyerang ke dalam jaringan sekitarnya atau dapat menyebar ke dalam tubuh lainnya. Pada kebanyakan kanker payudara di mulai pada sel-sel yang melapisi lobulus, sementara sejumlah kecil lainnya di jaringan lain. Pertumbuhan sel kanker berbeda dari pertumbuhan sel normal. Sel-sel kanker terus tumbuh dan membentuk sel baru, yaitu sel-sel yang abnormal. Sel-sel kanker juga dapat menyerang jaringan lain, tumbuh di luar kendali, menyerang, kemudian merusak jaringan lain dan mulai membuat sel-sel kanker (American Cancer Society, 2013).

Kejadian penyakit kanker payudara meningkat dengan bertambahnya umur. Ini juga menjadi salah satu faktor resiko pencetus kanker payudara. Selain itu faktor resiko lain dari penyakit kanker payudara antara lain: faktor endokrin, faktor genetika, faktor lingkungan dan pola hidup (Dipiro et al., 2008).

B. Sel T47D

Sel T47D merupakan cell line yang pertama kali di isolasi dari wanita penderita kanker payudara dengan tumor duktal payudara. Sel ini sering di pakai dalam kanker in vitro oleh karena mudah penanganannya, memiliki kemampuan replikasi yang tidak terbatas, homogenitas yang tinggi, serta mudah diganti dengan stok beku jika terjadi kontaminasi (Burdall et al., 2003). Sel T47D memiliki morfologi seperti sel epitel. Sel ini di kulturkan dalam media DMEM + 10% FBS + 2 mM L-Glutamin, di inkubasi dalam CO2 inkubator 5% dan suhu

(3)

Sel T47D memiliki karakteristik ER (Estrogen Reseptor)/PR (Progesteron Reseptor)-positif. Secara molekular, sel mengalami mutasi pada p53, sehingga sel kehilangan kontrol pada regulasi cell cyclenya (Nurani, 2012). Sel T47D merupakan sel yang sensitif terhadap doxorubicin (Zampieri et al., 2002). Morfologi sel kanker T47D dapat di lihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Morfologi Sel T47D yang diperoleh dari website ATCC (www.atcc.org)

C. Kokemoterapi

Pengobatan penyakit kanker payudara meliputi: operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal, dan terapi target. Salah satu cara pengobatan kanker payudara yang masih menjadi pilihan utama adalah dengan agen kemoterapi. Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan bahan kimia yang mempunyai efek menghambat atau mematikan sel kanker. Namun karena biaya yang tinggi, hasil yang tidak memuaskan, dan multi drugs resistance maka penelitian baru tentang antikanker sangat diperlukan (Suyatno dan Pasaribu, 2010).

(4)

2013). Hingga efek khusus seperti kardiotoksik juga dapat terjadi (Tjay dan Rahardja, 2010).

Pengobatan dengan agen kemoterapi masih menjadi salah satu terapi untuk kanker, namun pasien akan mengalami efek samping obat, inilah yang masih menjadi permasalahan yang tak kunjung tuntas. Dengan melihat prevalensi kanker payudara di Indonesia yang cukup tinggi (Oemiati et al., 2011), menjadikan kanker payudara menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang perlu diprioritaskan untuk ditangani.

Pada pengobatan kanker sering digunakan beberapa obat. Kombinasi obat tersebut merupakan agen-agen yang memiliki efek sinergis melawan sel kanker namun dengan efek toksik seminimal mungkin sehingga secara klinik akan lebih efisien di dibandingkan dengan agen tunggal. Sampai saat ini belum ada terapi pengobatan untuk kanker payudara yang telah metastasis. Meskipun telah banyak agen sitotoksik yang digunakan dalam pengobatan penyakit ini, tetapi penggunaannya dibatasi oleh adanya efek samping sel kanker terhadap obat. Selain itu, agen kemoterapi sering menimbulkan toksisitas yang tinggi terhadap organ normal seperti efek yang ditimbulkan pada agen kemoterapi doxorubicin pada organ jantung. Oleh karenanya pengembangan cara pengobatan baru bagi kanker payudara sangat diperlukan dengan tujuan meningkatkan sensitivitas, menekan resistensi sel kanker dan mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh agen kemoterapi.

Pada penelitian ini, dilakukan pengujian secara in vitro dengan metode Combination Index (CI) yang merupakan salah satu model uji preklinik untuk mengetahui efek dari suatu kombinasi sebagai usaha pendekatan penerapan kombinasi yang bermanfaat secara klinik. Interaksi yang dihasilkan dari suatu kombinasi dapat berupa efek sinergis (efek kombinasi lebih besar daripada aktivitas aditif yang diperkirakan dari masing-masing agen tunggal), aditif, atau antagonis (kebalikan dari efek sinergis) (Reynolds dan Maurer, 2005).

(5)

yaitu kardiotoksik, yang dapat menyebabkan disfungsi jantung, kardiomiopati, dan akhirnya gagal jantung yang parah dan kematian. Citrulline berpotensi sebagai agen kemopreventif kanker. Dengan penambahan citrulline ini diharapkan dapat menekan efek samping dari doxorubicin karena citrulline dengan bantuan NO dapat memberikan efek rileksasi otot jantung.

D. Doxorubicin

Doxorubicin merupakan obat kemoterapi dari golongan antrasiklin yang diberikan pada berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara dan leukemia. Doxorubicin merupakan salah satu agen kemoterapi yang banyak digunakan dalam terapi kanker. Struktur doxorubicin dapat di lihat pada Gambar 3. Hingga saat ini obat kemoterapi golongan doxorubicin masih merupakan obat pilihan untuk kasus keganasan kelenjar getah bening atau tumor lain. Pemakaian doxorubicin selalu meningkat setiap tahunnya, karena doxorubicin mampu (1) masuk kedalam DNA dan memperbaiki gangguan dari DNA topoisomerase-II yang dimediasi. (2) perusakan pada membran seluler, DNA dan protein sehingga dapat merusak sel-sel kanker (Gewirtz, 1999).

(6)

Doxorubicin dapat menyebabkan terjadinya perubahan kardiovaskular yang disebabkan karena pembebasan radikal bebas pada waktu metabolisme doxorubicin (Bugger et al., 2010). Kardiotoksisitas doxorubicin berhubungan dengan proses oksidasi besi dan formasi radikal bebas (Shi et al., 2011). Terjadinya kardiomiopati pada pemakaian doxorubicin kemungkinan terjadi akibat peningkatan produksi oksidan di jantung. Mitokondria diperkirakan merupakan target utama kardiotoksisitas akibat doxorubicin, elektron tunggal ditransfer ke doxorubicin sehingga menyebabkan peningkatan pembentukan radikal oksigen melalui autooksidasi doxorubicin semiquinon. Hidrogen peroksida merupakan penyebab stres oksidatif dan bertanggungjawab pada induksi apoptosis oleh doxorubicin pada sel endotelial dan sel otot jantung. Mitokondria berperan dalam pengaturan apoptosis melalui pembebasan sitokrom c (Bruton et al., 2005).

Sampai saat ini, belum ditemukan agen kombinasi yang efektif dengan efek toksik pada sel normal yang rendah. Agen kemoterapi tambahan yang diberikan justru menambah efek toksik pada sel normal seperti cardiotoxicity.

(7)

E. Citrulline

Citrulline adalah asam amino non esensial dan antioksidan yang pertama kali di identifikasi dari jus semangka. Ada tiga bentuk NOS yaitu: neuronal NOS (nNOS) dan endotel NOS (eNOS) adalah enzim yang ada di lokasi subsel yang berbeda dalam kardiomiosit, sedangkan inducible NOS (iNOS) tidak ada di jantung yang sehat tetapi ekspresinya diinduksi oleh mediator pro-inflammatory (Visser et al., 2010).

Arginin merupakan substrat NOS yang dapat menghasilkan NO (Lameu et al., 2012). eNOS yang berada dalam endotel pembuluh jantung secara alamiah memproduksi NO dalam jumlah yang rendah, sehingga apabila eNOS tidak dihambat maka tidak menyebabkan vasokontriksi. Struktur citrulline dapat di lihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur citrulline (National Center for Biotechnology, 2005)

Nitrit Oxide (NO) dihasilkan dari L-arginine/L-citrulline melalui sintesis enzim nitric oxide synthase (eNOS) yang memainkan peran penting dalam produksi NO dan fungsi paru-paru. NO adalah senyawa yang penting bagi jantung dan pembuluh darah, yang menyebabkan vasodilatasi dan relaksasi otot polos pada organ tubuh lain (Sopi et al., 2012). Pada kardiomiosit, aksi dari NO lebih kompleks karena dapat menginduksi aktivasi dari guanylate cyclase dan memiliki efek berlawanan pada fungsi jantung seperti memicu terjadinya apoptosis dan meningkatkan fungsi dari ventrikel kiri ( Umar dan Arnoud, 2010).

(8)

pengobatan.

Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa citrulline dapat digunakan untuk menurunkan toksisitas arginase pada manusia dengan suplemen citrulline pada tikus (Mauldin et al., 2012). Citrulline juga dapat menyembuhkan atherosclerosis pada kelinci (Hayashi et al., 2005).

Gambar 5. Usulan mekanisme peran siklus L-citrulline/L-arginine dalam regulasi fungsi saluran pernafasan (Sopi et al., 2012).

(9)

L-arginine. Garis merah diatas mengindikasikan penghambatan. NO adalah hasil dari L-arginine melalui sintesis NOS. Bioavaibilitas dari L-arginine memainkan peran penting dalam produksi NO dan fungsi paru-paru (Sopi et al., 2012).

Dalam semangka terkandung kalium, magnesium, natrium, zink dan mangan (Janick dan Robert, 2006). Buah semangka mengandung pigmen karotenoid jenis flavonoid yang memberikan warna daging buah merah atau kuning (Prajnanta, 2003). Dalam kulit buah semangka juga terkandung citrulline yang merupakan asam amino non esensial (Lameu et al., 2012). Kandungan citrulline pada kulit buah semangka diketahui dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 (Piatti et al., 2012).

F. soluble Guanylyl Cyclase (sGC)

Guanylyl cyclase (GC) adalah enzim yang mengkatalisis pembentukan guanosine monophosphate (cGMP) dari guanosine triphosphate (GTP). Soluble Guanylyl Cyclase merupakan reseptor dari NO dalam pembuluh darah jantung. NO dapat mengaktivasi soluble Guanylate Cyclase (sGC), yaitu suatu reseptor untuk NO di otot polos pembuluh jantung yang dapat menyebabkan vasodilatasi (Arnold et al., 1997: Namara et al., 1980). NO memainkan peran penting dalam regulasi tonus vaskular dan tekanan darah. Ketika dilepaskan dari endotelium (dapat di lihat pada Gambar 6) dalam menanggapi rangsangan fisiologis, NO mengikat bagian heme dari sGC dan meningkatkan pembentukan cGMP dari GTP sehingga terjadi penurunan kalsium intra seluler dan vasodilatasi (Bobby et al., 2012), seperti yang terlihat pada Gambar 7.

(10)

Gambar 6. Jalur NO (nitric oxide) dalam menstimulasi guanylyl cyclase yang dapat menyebabkan relaksasi otot polos jantung. (Bobby et al., 2012).

(11)

G. Metode Docking

Docking adalah salah satu cakupan dari bioinformatika yang digunakan terutama untuk tujuan penemuan obat dan memprediksikan apakah suatu molekul dapat berikatan dengan reseptor. Protein dan ligan dirancang secara modelling dan dicari interaksi ikatan sehingga perilaku ligan sebagai inhibitor ataupun agonis dapat diketahui.

Gambar

Gambar 1. Siklus sel (Sherr, 2000)
Gambar 2. Morfologi Sel T47D yang diperoleh dari website ATCC (www.atcc.org)
Gambar 3. Struktur doxorubicin (Kostrzewa-Nowak et al., 2005)
Gambar 4. Struktur citrulline (National Center for Biotechnology, 2005)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa item dalam Corporate Social Responsibility Disclosure , untuk mengetahui sejauh mana gambaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2011 adalah tersedianya buku perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten

Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca Salinan Putusan Pengadilan Agama Bekasi a quo, memori banding dan kontra memori banding dan mencermati Berita

Kartu Identitas Penduduk Musiman selanjutnya disebut KIPM adalah Kartu yang memuat data kependudukan setiap tamu yang tinggal lebih dari30 (tiga puluh) hari dan tidak

WIDI RASTI AFANIE, D0214103, MEDIA RELATIONS HUMAS SIPA COMMUNITY (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Media Relations Humas SIPA Community untuk Meningkatkan Publikasi

bleaching akan menghasilkan minyak yang memiliki warna lebih cerah dan stabil. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah suhu, kelembapan, dan

Metode fungsi penalti interior merupakan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimisasi nonlinear berkendala dengan mengubah masalah tersebut menjadi masalah

Penarikan MS-manipulator ke daerah operasi merupakan kunci keberhasilan untuk mengatasi kerusakan booting dan terputusnya mekanisme pada gerakan naik-turun slave arm