• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - EFEKTIVITAS METODE BERPIKIR BERPASANGAN BERBAGI (THINK PAIR SHARE) BAGI PENINGKATAN PENGUASAAN TATA BAHASA DALAM MENULIS NARASI EKSPOSITORIS (KUASI-EKSPERIMEN PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 PURWOKERTO) -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - EFEKTIVITAS METODE BERPIKIR BERPASANGAN BERBAGI (THINK PAIR SHARE) BAGI PENINGKATAN PENGUASAAN TATA BAHASA DALAM MENULIS NARASI EKSPOSITORIS (KUASI-EKSPERIMEN PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 PURWOKERTO) -"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menegaskan bahwa tugas

guru adalah membelajarkan peserta didik, bukan mengajar. Pemberlakuan

Kurikulum 2006, menghendaki terwujudnya suasana belajar dan proses

pembelajaran yang mengarahkan agar peserta didik mampu mengembangkan

potensi dirinya. Pengembangan potensi peserta didik dalam standar kompetensi

mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat

pembelajaran bahasa, yaitu belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan

belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya

(Depdiknas 2003a:2). Standar Kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia SMP dan

MTs meliputi:

(1) mampu mendengarkan dan memahami beraneka ragam wacana lisan, baik sastra maupun nonsastra; (2) mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan secara lisan; (3) mampu membaca dan memahami suatu teks bacaan sastra dan nonsastra dengan kecepatan yang memadai; (4) mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan; (5) mampu mengapresiasi berbagai ragam sastra (Depdiknas 2003b:4).

Salah satu Standar Kompetensi adalah mampu mengekspresikan berbagai

pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan.

Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kehidupan,

baik dalam kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

(2)

gagasan atau pendapat, perasaan, persetujuan, pemikiran, dan kemampuan dalam

memperluas wawasan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir

dan kreativitas peserta didik (Badudu, 1994:3).

Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2004:179) mengungkapkan dalam

bukunya yang berjudul Quantum Learning, menulis adalah aktivitas seluruh otak

yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika)

dan tak satupun belahan otak itu bekerja secara sempurna tanpa adanya

rangsangan atau dorongan dari bagian yang lain.

Menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan

cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Kegiatan menulis

sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi

secara tidak langsung dan sebagai keterampilan seseorang untuk mengungkapkan

ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu

keterampilan yang produktif. Menulis tidak bisa terlepas dari keterampilan

produktif lainnya yakni berbicara serta keterampilan reseptif yakni membaca dan

menyimak juga tentang pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, dan

penggunaan ejaan.

Keterampilan menulis juga berkaitan erat dengan keterpelajaran seseorang.

Mengingat status keterpelajaran seseorang akan semakin tampak manakala

mampu mengungkapkan pengetahuan dan pengalamannya dengan baik. Sehingga

mampu mengomunikasikan dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai

bahasa itu (Putrayasa, 2009:1). Maka sangatlah penting peserta didik mampu

mengungkapkannya melalui tulisan dengan cara yang tepat yakni menulis narasi

(3)

yang berdasarkan pada pengalaman seseorang. Namun, tidaklah mudah untuk bisa

menulis karena keterampilan ini harus dilakukan dengan berlatih secara terus

menerus.

Keterampilan menulis adalah merupakan (a) pemindahan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa (b) kemampuan menggunakan tata bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan (c) mencakup berbagai kemampuan: menguasai gagasan yang dikemukakan, menggunakan unsur-unsur bahasa, menggunakan gaya, dan menggunakan ejaan dan tanda baca. Juga diungkapkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis memerlukan usaha sadar dalam menuliskan kalimat, mempertimbangkan cara mengomunikasikan, dan mengatur ( Byrne, 1988 dalam Depdiknas, 2005:8).

Pernyataan-pernyataan di atas menandai bahwa keterampilan menulis perlu

pendampingan dan keseriusan penanganannya agar peserta didik benar-benar

mampu berkomunikasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar. Namun suatu kenyataan, bahwa pembelajaran menulis pada

peserta didik SMP yang dilaksanakan selama ini kurang efektif. Guru pada

umumnya membelajarkan materi yang tertera pada kompetensi dasar dalam

kurikulum terutama yang terkait dengan Standar Kelulusan dalam Ujian Nasional.

Sementara pembelajaran menulis yang sebenarnya jarang dibahas atau

disampaikan, terutama dalam penerapan tata bahasa dalam tataran morfologi,

sintaksis, dan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik

dalam menulis masih rendah. Padahal kemampuan ini sangat penting, karena

menulis merupakan kemampuan berbahasa yang paling sulit. Hal ini disebabkan

peserta didik harus memahami tentang tata kata, tata kalimat, dan penerapan

ejaan.

(4)

struktur bahasa, dan kosa kata sehingga informasi yang disampaikan berterima oleh orang lain. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus (Tarigan 1986:3-4).

Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini, alokasi waktu pembelajaran

menulis di SMP, relatif sedikit, sehingga keterampilan menulis peserta didik

masih memprihatinkan. Tulisan/ karangan mereka masih kurang dalam aturan

penulisan, baik dari segi ekspresi maupun bahasa: tata kata, tata kalimat maupun

ejaan. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis di sekolah perlu mendapat perhatian

(http://www.scribd.com/ Pembelajaran-Menulis di SMP). Hal ini berdampak pada

keterampilan menulis mereka belum maksimal sehingga dikhawatirkan setelah

para peserta didik menamatkan jenjang sekolah, belum mampu menggunakan

keterampilan berbahasa secara baik dan benar.

Melalui observasi di kelas, peneliti menemukan fenomena bahwa peserta

didik pada saat diberi kesempatan menulis teks bentuk apapun kurang

memperhatikan penggunaan tata kata, tata kalimat maupun ejaan sehingga

mempengaruhi keefektivan kalimat, terlebih memadukan kalimat dalam suatu

paragraf. Mereka lebih mementingkan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan

gurunya dan terselesaikan dengan cepat. Dan berdasarkan dialog dengan sesama

guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Negeri 1 Purwokerto

Kabupaten Banyumas tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini kondisi kemampuan

menulis teks peserta didik masih rendah. Adapun rendahnya kemampuan tersebut

salah satunya disebabkan kurang memahami penggunaan tata bahasa dalam

menulis. Sedangkan hasil observasi sementara dengan peserta didik SMP Negeri

1 Purwokerto Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2011/2012 diperoleh

(5)

memperhatikan aturan-aturan tata bahasa. Karena kekurangpahaman tata bahasa

dalam penerapannya menyebabkan nilai peserta didik kurang memuaskan atau

jarang yang memperoleh nilai tinggi, sehingga semakin tidak termotivasi untuk

menulis teks dengan serius. Dengan demikian, keterampilan menulis teks narasi

ekspositoris peserta didik di SMP Negeri 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas

perlu ditingkatkan.

Atas dasar kenyataan di atas, maka peneliti bermaksud meneliti untuk

meningkatkan penguasaan tata bahasa dalam menulis teks narasi ekspositoris

melalui pengefektivan metode berpikir berpasangan berbagi berpikir berpasangan

berbagi (think pair share). Metode berpikir berpasangan berbagi berpikir

berpasangan berbagi (think pair share) merupakan jenis pembelajaran kooperatif

yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. Metode berpikir

berpasangan berbagi menghendaki peserta didik bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif,

daripada penghargaan individual (Ibrahim dkk: 2007:26). Melalui metode berpikir

berpasangan berbagi (think pair share) memberi waktu kepada peserta didik untuk

berfikir dan merespon serta saling membantu yang lain. Guru menciptakan

interaksi peserta didik yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba,

bersikap mandiri, dan ingin maju. Terutama untuk penguasaan tata bahasa dalam

keterampilan menulis, dengan harapan peserta didik mampu menulis teks yang

baik, benar, dan utuh. Maka berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini

penulis memberi judul “ Efektivitas Metode Berpikir Berpasangan Berbagi (think

pair share) bagi Peningkatan Penguasaan Tata Bahasa dalam Menulis Teks

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: “Apakah metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share)

efektif bagi peningkatan penguasaan tata bahasa dalam menulis teks narasi

ekspositoris peserta didik SMP Negeri 1 Purwokerto?”

C. Hipotesis

Berlandaskan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, peneliti

mengambil hipotesis sebagai berikut:

H1 : Metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share) lebih efektif

dibandingkan dengan metode yang lain dalam pembelajaran peningkatan

kemampuan penguasaan tata bahasa dalam menulis teks narasi ekspositoris.

H0 : Metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share) sama

efektifnya dengan metode lainnya dalam pembelajaran peningkatan penguasaan

tata bahasa dalam menulis teks narasi ekspositoris.

Untuk menentukan perbedaan kemampuan penguasaan tata bahasa dalam

menulis teks narasi eskpositoris pada siswa kelas VII yang mendapatkan

perlakuan pembelajaran menggunakan metode berpikir berpasangan berbagi

(think pair share) dan yang tidak menggunakan metode berpikir berpasangan

berbagi (think pair share), digunakan uji-t. Hipotesis dinyatakan diterima apabila

thitung lebih besar daripada ttabel. Hipotesis ditolak apabila thitung lebih rendah

daripada ttabel. Sedangkan untuk mengetahui signifikasi perbedaan kemampuan

penguasaan tata bahasa dalam menulis teks narasi eskpositoris pada siswa kelas

(7)

berbagi (think pair share) dan yang tidak menggunakan metode berpikir

berpasangan berbagi (think pair share), digunakan uji scheffe.

D. Tujuan Penelitian

Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mengungkap efektivitas metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share)

bagi peningkatan penguasaan tata bahasa dalam menulis teks narasi ekspositoris

peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Purwokerto.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat teoretis

dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan di

bidang teori penerapan tata bahasa dalam menulis teks untuk siswa SMP,

serta bagi pengembangan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

di tingkat SMP Pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pengembangan

pemetaan standar kompetensi keterampilan menulis dengan mencermati

materi kebahasaan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Secara praktis penelitian ini untuk memacu guru Bahasa Indonesia di

(8)

terus meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan pemetaan

silabus/kurikulum terutama kajian kebahasaan dalam pembelajaran

menulis, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia akan bermanfaat dan

bermakna bagi siswa.

b. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengambil

kebijakan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui

perbaikan pemahaman materi dan metode yang dianggap relevan dengan

peserta didik dan karakteristik pelajaran.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

1. Asumsi Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat

diidentifikasi adalah (1) peserta didik kurang terlibat aktif dalam

pembelajaran; (2) prestasi keterampilan menulis teks narasi ekspositoris

kurang; (3) suasana belajar yang kurang menyenangkan; (4) kurangnya

penguasaan tata bahasa peserta didik dalam keterampilan menulis; (5)

kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran menulis teks narasi

ekspositoris.

Hal tersebut menandai bahwa proses penggunaan tata bahasa dalam

keterampilan menulis ada kendala bagi peserta didik, dalam proses

pembelajaran, maupun bagi guru itu sendiri. Oleh karena itu, guru

(9)

upaya peningkatan kemampuan penggunaan tata bahasa dalam keterampilan

menulis peserta didik.

Banyak peneliti telah melakukan penelitian tentang penguasaan tata

bahasa dalam menulis, hal tersebut dapat dijadikan salah satu bukti bahwa

keterampilan menulis di sekolah-sekolah menarik untuk diteliti. Oleh karena

itu, peneliti menganggap perlu pula untuk melakukan penelitian penguasaan

tata bahasa dalam menulis. Dengan berdasarkan pada peneliti terdahulu

ternyata penelitian untuk meningkatkan penguasaan tata bahasa dalam

menulis narasi ekspositoris dengan mengefektifkan metode berpikir

berpasangan berbagi (think pair share) belum banyak dilakukan oleh orang

lain. Untuk itulah, peneliti akan melakukan penelitian tentang Efektivitas

Metode Berpikir Berpasangan Berbagi (think pair share) untuk

Meningkatkan Penguasaan Tata Bahasa dalam Menulis Teks Narasi

Ekspositoris Peserta Didik SMP Negeri 1 Purwokerto.

Berdasarkan kenyataan yang ada maka penelitian kali ini berasumsi

penggunaan metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share) akan

memberi solusi pada proses pembelajaran yang dilakukan guru akan lebih

menarik, bervariasi, dan berlangsung menyenangkan. Dengan pembelajaran

yang dilaksanakan menyenangkan akan menarik siswa dalam pembelajaran

yang aktif dan kreaktif sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal.

2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini hendaknya diperhatikan

(10)

tentunya masih memiliki keterbatasan dengan harapannya akan dapat

disempurnakan oleh peneliti selanjutnya. Oleh karena itu, sebelum dikaji

lebih lanjut penelitian ini, perlu lebih dahulu dikemukakan keterbatasan

yang ada. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Peneliti hanya menggambarkan kemampuan siswa dalam pengembangan

teks narasi ekspositoris yang memperhatikan penggunaan tata bahasa

dengan populasi terbatas pada siswa kelas VII SMP N 1 Purwokerto.

Oleh karena itu, generalisasi kesimpulan penelitian hanya dapat

digunakan terhadap populasi yang memiliki kriteria dan karakteristik

yang sama dengan populasi penelitian ini. Hal ini tentunya terjadi

disebabkan keterbatasan waktu, anggaran, dan keterjangkauan peneliti

dalam melakukan penelitian.

b. Pembuatan instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan siswa

dalam penggunaan tata bahasa dalam pengembangan narasi ekspositoris

merupakan instrumen yang belum dijadikan standar, karena instrumen

tersebut disusun oleh peneliti sendiri, dengan memadukan instrumen

penelitian dari para ahli dan peneliti lainnya. Namun, kekurangan dan

keterbatasan instrumen tidak dijadikan sebagai kesimpulan bahwa

penelitian ini tidak valid. Karena peneliti telah berusaha seobjektif

mungkin dan secara cermat dengan tetap mempertimbangkan indikator

(11)

G.Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada peningkatan keterampilan

menulis peserta didik kelas VII terutama dalam menulis teks narasi

ekspositoris dengan memperhatikan penggunaan tata bahasa yang baik dan

benar melalui metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share).

Aspek-aspek yang ditingkatkan adalah aspek kemampuan meningkatkan

penguasaan tata bahasa yang mencakup tata kata, tata kalimat efektif, dan

ejaan, serta aspek kemampuan menulis teks narasi ekspositoris. Dengan

adanya ruang lingkup dalam penelitian ini, diharapkan kinerja peneliti lebih

terfokus pada batasan ruang lingkup tersebut.

H. Definisi Istilah

1. Efektivitas

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih

tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan

menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga

diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan

yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai

dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut

adalah benar atau efektif.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 375), efektif berarti

(12)

dikatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat

berhasil guna.

2. Metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share)

Metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share) sebuah metode

yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja

bersama dengan cara atau proses diskusi, berpasangan, dilanjutkan dengan

diskusi pleno (Lie 2010: 57). Dengan model pembelajaran ini peserta didik

dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan peserta juga belajar

menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau

tujuan pembelajaran. Metode pengajaran tipe berpikir berpasangan berbagi

(think pair share) ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan

dari Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi bahwa metode

resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas

secara keseluruhan. Metode berpikir berpasangan berbagi (think pair share)

memberi waktu kepada para peserta didik untuk berfikir dan merespon serta

saling membantu yang lain.

Metode berpikir, pasangan, dan berbagi adalah teknik pembelajaran

kooperatif yang mendorong partisipasi individu dan berlaku di semua

tingkat kelas maupun ukuran kelas. Langkah metode tersebut adalah sebagai

berikut

a. berpikir/think: Peserta didik berpikir secara mandiri tentang

(13)

b. berpasangan/pair: Peserta didik dikelompokkan dalam pasangan,

berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan

mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.untuk mendiskusikan hasil

pemikiran mereka. Langkah ini memungkinkan siswa untuk

mengartikulasikan ide-ide mereka dan untuk mempertimbangkan hasil

peserta didik lain.

c. berbagi/share: peserta didik melaksanakan pleno kecil, tiap kelompok

mengemukakan hasil diskusinya kemudian berbagi ide mereka dengan

kelompok yang lebih besar, seperti seluruh kelas.

Berdasarkan hal-hal di atas dapat dikatakan bahwa metode berpikir

berpasangan berbagi (think pair share) adalah sebuah metode yang

mengajak peserta didik untuk mampu menggunakan kemampuan diri untuk

berpikir, kemudian mampu berbagi dengan peserta didik lain melalui

kelompok.

3. Penguasaan Tata Bahasa

Penguasaan tata bahasa adalah pemahaman atau kesanggupan untuk

menggunakan tata bahasa. Tata bahasa adalah seperangkat aturan atau

kumpulan kaidah tentang stuktur gramatikal yang meliputi fonologi,

morfologi, dan sintaksis (Depdikbud, 2002: 1014) yang mendasari

pemakaian atau penggunaan berbahasa. Dalam berbahasa untuk

mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan baik secara lisan maupun

tertulis harus mampu memilih kata-kata yang tepat serta menyusun dalam

(14)

Indonesia berpedoman pada bahasa baku atau bahasa standar yang telah

ditetapkan. Sehingga para penutur atau penulis dalam menyampaikan

pernyataan atau pertanyaan yang diungkapkan akan mudah dipahami oleh

pembaca atau pendengar.

Jadi penguasaan tata bahasa berarti pemahaman atau kesanggupan

seseorang untuk menggunakan seperangkat aturan untuk mengungkapkan

gagasan, pikiran, atau perasaan baik secara lisan maupun tertulis sesuai

dengan aturan berbahasa.

4. Menulis Teks Narasi Ekspositoris

Menulis merupakan suatu tindakan yang produktif dan ekspresif. Dalam

kegiatan menulis maka seorang penulis harus terampil memanfaatkan

grafologi, stuktur bahasa, dan kosa kata. (Tarigan, 1986:4). Diungkapkan

pula bahwa menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan

belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) dan tak

satupun belahan otak itu bekerja secara sempurna tanpa adanya rangsangan

atau dorongan dari bagian yang lain (De Porter, Hernacki, 2004: 179).

Teks narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran

utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi

sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau bisa

diungkapkan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha

menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa

(15)

Teks narasi ekspositoris adalah paragraf yang ditulis berdasarkan

kenyataan atau pengalaman dengan tujuan untuk menggugah pikiran

pembaca untuk mengetahui apa yang akan dikisahkan. Dengan sasaran

utama rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca setelah

membaca kisah tersebut (Keraf, 2007: 137).

Jadi menulis teks narasi ekspositoris adalah sebuah keterampilan menulis

yang menekankan pada bagaimana peserta didik mampu mengungkapkan

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh dari penggunaan BGA terhadap jenis yang lain seperti campuran AC, walaupun material tersebut tidak dapat

2.Pengaturan hukum mengenai pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Dalam penelitian ini pajak yang akan saya bahas hanya Pajak Air Permukaan, yang dimaksud air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, tidak

Analisis Total Bakteri Dan Total Koliform Dalam Sari Kedelai Selama Proses Penyimpanan Pada Suhu Kamar Dan Hubungannya ” adalah hasil karya saya, dan dalam

Jika seorang ulama itu ikut andil dalam dunia politik, maka tidak lain adalah untuk menjadi figur dan teladan yang baik, baik itu kepada tokoh politikus atau masyarakat

Laporan posisi keuangan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2019, 31 Desember 2018 dan 2017 serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan

Pada saat menggunakan mode otomatis, user tidak perlu memasukkan nilai suhu dan waktu, karena di dalam mikrokontroler sudah ditentukan nilai suhu dan waktu untuk jumlah

Jadi dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan ketepatan alat penilaian atau evaluasi dalam hal ini adalah instrument yang digunakan untuk