DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU
SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI
GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
S K R I P S I
OLEH:
N IM :
11404058
SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU
SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI
GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
S K R I P S I
(Diajukan untukJMemenufii Tugas
Dan MeCeng^api Syarat guna MemperoCeh
geCarSarjana cCaCam Kmu (Tar6iya/i
O L E H :
y r w v w r j w f
N I M : 11404058
SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 (satu) naskah Salatiga, 27 Agustus 2006
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama
HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN
AQIDAH AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT
SISWA KEPADA GURU SISWA KELAS VI MI
KENTENGSARIKEDUNGJATIGROBOGAN TAHUN
PELAJARAN 2005/2006.
Untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Wassalam ’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
/ f a
-Drs. KH. Nasafi
Judul
Nama
N IM
Program Studi
: HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN AQIDAH
AKHLAQ DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA
GURU SISWA KELAS VI MI KENTENGSARI KEDUNGJATI
GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006
: ST Nuriyah
: 11404058
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 27 Agustus 2006
Dewan Penguji,
Drs. Badwan, M.Ag NIP.150198743
Penguji II
Maha Penyayang, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya.
Sholawat serta salam sejahtera, peneliti haturkan kepada Beliau Rasulullah
SAW, selaku pembawa panji - panji Islam dan sebagai penuntun dari jalan
kesesatan dan kegelapan menuju jalan kebenaran.
Dengan pertolongan Allah SWT, Alhamdulillah peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditentukan, dengan judul
“Hubungan Antara Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Sikap
Hormat Siswa Kepada Guru Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati
Grobogan
Peneliti menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan dan kelemahan
dalam penyusunan Skripsi ini baik penyusunan kata - kata maupun isinya.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi penyempumaan
skripsi ini. Tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar -
besamya kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. K.H. Nasafi selaku dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi.
3. Keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan dan motivasi demi
terselesaikannya skripsi ini.
4. Semua pihak yang telah menyumbangkan pikirannya dalam pembuatan
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal dan budi baik mereka mendapatkan balasan yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Akhimya kami berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
^uuaJ
s ' *
(jUaJalj j) (J ^-2k Vi ^QJ V CLux j Ld
Artinya: “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempumakan akhlak yang
luhur” (H.R. Ahmad)
Artinya: “Belajarlah karena sesungguhnya ilmu itu akan menjadikan perhiasan
bagi empunya”
s^ j 5
'£? i£lS£S ^ J j
-Artinya : “ Niscaya Allah akan meninggikan orang - orang yang beriman
diantaramu dan orang - orang yang diberi pengetahuan beberapa
derajat”.(Al Mujadilah: 11)
ST Nuriyah, 2006: Hubungan Antara Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
dengan Sikap Hormat Siswa Kepada Guru, Siswa Kelas
VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran
2005/2006. Skripsi, Jurusan Tarbiyah, STAIN Salatiga
2006. Pembimbing : Drs. H. Nasafi
Kata Kunci : Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antara
Penggunaan Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan Sikap Hormat
Siswa Kepada Guru, Siswa kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan
Tahun Pelajaran 2005/2006.
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester II Tahun Pelajaran 2005/2006 di
MI Kentengsari Kedungjati Grobogan dengan penelitian konkret dengan siswa
kelas VI sebagai obyek penelitian. Karena Jumlah siswa kurang dari 100 maka
seluruh populasi menjadi obyek penelitian, dengan teknik sampling total
sampling. Dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan
menggunakan beberapa metode angket, metode wawancara atau interview.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data dianalisis dengan
menggunakan rumus korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan Sikap Hormat Siswa
Kepada Guru Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan Tahun
Pelajaran 2005/2006.
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibuku yang telah banyak berkorban demi kesuksesan
pendidikan dan masa depan kami.
2. Adik - adikku tercinta yang selalu memberi motivasi demi
terselesaikannya skripsi ini.
3. Semua Dosen Pengajar dan Pembimbing skripsi dari STAIN Salatiga
yang telah mengajarkan ilmu tanpa kenal lelah.
4. Semua teman yang telah membantu dalam segala kesulitan.
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang
kondisi dan situasi dimana proses pendidikan Islam akan lebih terarah
kepada tujuan yang hendak dicapai karena segala sesuatunya telah
direncanakan secara matang. Itulah sebabnya pendidikan disini
memerlukan strategi atau metode yang menyangkut pada masalah
bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan
dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, juga bagaimana agar dalam
proses tersebut tidak terdapat hambatan serta gangguan baik gangguan
yang berasal dari internal maupun berasal dari ekstemal. Karena dengan
penggunaan metode yang tepat maka sudah dapat dipastikan tujuan dari
proses kegiatan belajar mengajar tersebut akan tercapai.
Dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar tersebut tentu banyak
tujuan yang hendak dicapai oleh seorang guru, karena kegiatan mengajar
disini adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam
proses belajar mengajar tersebut seorang guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi murid-
murid. Sehingga sangat jelas di sini bahwa peran seorang guru telah
meningkat dari sebagai pengajar menjadi direktur pengarah belajar
Bab IV : ANALISIS DATA. 42
Bab V : KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan 59
B. Saran 60
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup Penulis
Tabel Halaman
A. Deskripsi Data
1. Tabel I.
Daftar Hasil Perolehan Angket Metode Pembelajaran Aqidah
Akhlaq 44
2. Tabel II
Daftar Hasil Angket Metode Pembelajaran Aqidah
Akhlaq 46
3. Tabel III
Prosentase Hasil Angket Metode Pembelajaran
Aqidah Akhlaq 48
4. Tabel IV
Daftar Hasil Perolehan Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
Siswa Kelas VI MI Kenetengsari Kedungjati Grobogan ... 49
5. Tabel V
Daftar Hasil Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan... 51
6. Tabel VI
Prosentase Hasil Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
B. Pengujian Hipotesis ... 55
Halaman Pengajuan Skripsi ...ii
Halaman Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Lembar Motto ... v
Halaman Persembahan ... vi
Abstrak ... vii
Daftar Isi viii DaftarTabel ... x
Bab I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 8
F. Hipotesis 10 G. Metode Penelitian ... 11
H. Sistematika Penulisan ... 19
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
I. Telaah Teoretik 22
(director o f learning), yang mana tugas dan tanggung jawabnya menjadi
lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai
perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, sebagai
motivator belajar dan sebagai pembimbing.
Namun tugas dan tanggung jawab seorang guru terhadap muridnya
tidak hanya sebatas itu, ada tugas lain yang tidak kalah pentingnya yakni
penciptaan moral perilaku murid-murid di sekolah. Karena dewasa ini tidak
jarang ditemui masih banyak murid-murid yang berperilaku kurang sopan
terhadap gurunya.
Dalam ungkapan Jawa berbunyi “Guru iku wong sing kern digugu lan
ditiru ’’(guru itu orang yang bisa dipercaya dan dicontoh)1. Jadi sebagai
seorang guru yang harus dapat memberi contoh yang baik dalam perkataan
dan perbuatan, terus-menerus bertindak sebagai pendidik moral,
mengajarkan pada murid-murid tentang apa yang harus dilakukan, menilai
perilaku mereka di sekolah, dan memantau relasi sosial mereka di dalam
kelas.2 Karena pendidikan moral tidak hanya berasal dari lingkimgan
keluarga saja, namun lingkungan sekolah juga turut berperan.
“ ..Walaupun pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan suatu persiapan pertama yang baik sekali bagi kehidupan moral anak, namun kegunaannya cukup terbatas terutama dalam hal semangat disiplin. Hal yang
'Aries Muthohar, Tata Krama di rumah, sekolah dan masyarakat, Surabaya, cet.l 2001, him. 56.
esensial bagi semangat disiplin yakni rasa hormat terhadap peraturan, nyaris tidak pemah berkembang dalam keluarga. Karena keluarga merupakan kelompok orang yang sangat kecil, dan seorang anak harus belajar mengeijakan tugasnya sebab itulah kewajibannya. Masa belajar inL.menjadi tanggung jawab sekolah..” 3
Salah satu pendidikan moral yang lakukan oleh guru disekolah adalah
dengan diberikaxmya pembelajaran aqidah akhlaq kepada murid-murid.
Karena dengan adanya pembelajaran aqidah akhlaq akan menciptakan atau
membentuk manusia (dalam hal ini adalah murid-murid) yang berakhlaq
mulia sesuai dengan ajar an Islam.4
Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq adalah salah satu bagian dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan sebagai wahana
pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar
dapat memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajar an Islam, serta
bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari - hari.5
Kemampuan dasar yang diberikan kepada siswa tentang ajar an Islam
untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi muslim
yang tidak hanya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT tetapi juga
3Ibid, him. 120
^Nasrun Rusli, Materi Pokok Aqidah Akhlaq I, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, Jakarta, 1992, hlm.2.
5Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam Garis - garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Madrasah lbtidaiyah (MI), Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Jakarta, 1994, him. 43.
berakhlaq mulia sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat dan sebagai
warga negara.6
Sedangkan tujuan dari pendidikan akhlaq menurut Ibnu Maskawaih
adalah tenvujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan
untuk terwujudnya sikap yang bemilai baik.7
Maksud dari berakhlaq mulia disini adalah sikap hormat dan takzim
kepada guru. Karena sebagaimana diketahui seorang guru adalah seorang
yang paling beijasa dalam kehidupan kita karena telah memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada kita sehingga kita lebih memiliki
wawasan dan mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak kita ketahui (
baik IPTEK maupun IMTAQ). Selain itu guru adalah pengganti peran
orang tua disekolah sehingga sudah seharusnya jika seorang murid
menaruh hormat dan takzim kepada gurunya sebagaimana mereka menaruh
hormat dan takzim kepada orang tuanya di rumah.
Sehingga tidak akan lagi kita jumpai seorang murid yang bertemu
gurunya di jalan mengucapkan :”Hallo Bu !”. Tetapi hati kita akan
tersentuh ketika murid - murid mengucapkan :”Assalamu’alaikum Bu !,
Selamat siang Bu !, Sugeng sonten Bu !, Bade tindakpundi Bu !”.
Pandangan umum menyatakan bahwa sikap hormat dan takzim murid
kepada guru disini juga dipengaruhi oleh metode yang digunakan dalam
6Ibid, him 43.
7Rindang No. 07 TH. XXX Februari 2005, Metode Pendidikan Akhlak Ibnu Maskawaih,
proses pembelajaran. Pandangan tersebut dinilai masih perlu di buktikan
terlebih dahulu kebenarannya melalui penelitian yang berkesinambungan
dan mencakup berbagai aspek yang terkait di dalamnya. Jadi tujuan yang
hendak dicapai seorang guru terhadap muridnya dalam konteks pengajaran
Islam tentunya adalah menjadikan muridnya sebagai orang yang terbentuk
pribadi muslim yang bertakwa serta terbentuk moral dan akhlaqnya sedari
dini untuk menjamin kehidupan masa depan melalui proses tingkah laku
pembelajaran baik dari lingkungan keluarga terlebih dulu, lingkungan
sekolah sampai pada lingkimgan masyarakat. Penanaman dan pembiasaan
ini perlu dilakukan sejak dini karena anak adalah amanat yang sangat
berharga, apa yang diajarkan dan dibiasakan sejak kecil akan tertanam dan
o
tertancap kuat dan meresap dalam jiwanya. Hingga pada akhimya
terbentuklah moral dan akhlaq bangsa yang terpuji melalui rasa hormat dan
takzim yang sejak dini telah diajarkan oleh guru.
Oleh karena itu pentingnya tujuan yang ingin dicapai guru terhadap
para muridnya harus dilakukan dengan metode proses pembelajaran yang
sangat rinci, maka guru hendaknya mencari suatu bahan yang berwawasan
luas dan tidak keluar dari konteks pembentukan moral dan akhlak yang
akan digunakan untuk proses pembelajaran yang berdaya guna dan
bermanfaat bagi masa depan dan bagi generasi penerusnya. 8
Dalam konteks tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah akhlaq
dengan sikap hormat siswa pada guru. Siswa yang dipilih untuk dijadikan
khalayak sasaran adalah siswa kelas VI MI Kentengsari Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006, alasannya
adalah karena siswa kelas VI dinilai sudah memiliki kemampuan untuk
menganalisa materi pelajaran khususnya mengenai aqidah akhlaq yang
diberikan oleh guru.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, maka dapat ditarik sebuah
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang dipakai di
kelas VI MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006 ?
2. Bagaimanakah sikap hormat siswa kelas VI MI Kentengsari Tahun
Ajaran 2005/2006 terhadap gurunya ?
3. Bagaimanakah hubungan antara penggunaan metode pembelajaran
Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kelas VI pada guru di MI
Kentengsari Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2005/2006 ?”
Agar dapat memberikan gambaran konkret serta arah yang jelas dal am
pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak di
capai yakni untuk mengetahui:
1. Mengetahui metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang di pakai di kelas
VI MI Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006 .
2. Mengetahui sikap hormat siswa kelas VI MI Kentengsari Tahun
Pelajaran 2005/2006.
3. Mengetahui tingkat hubungan antara metode pembelajaran Aqidah
Akhlaq dengan sikap hormat siswa kelas VI pada Guru di MI
Kentengsari Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2005/2006.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang jelas
tentang ada tidaknya hubungan antara penggunaan metode pembelajaran
Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa pada guru. Dari informasi
tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat teoretik mapun secara
praktis, yaitu:
1. Secara Teoretik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat
memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari
2. Secara Praktis, apabila ada hubungannya, hal ini berarti bagi guru
agama khususnya dapat memperoleh pemahaman tentang arti
pentingnya penggunaan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang
temyata mempunyai pengaruh terhadap sikap hormat siswa pada guru.
Selanjutnya dari pemahaman tersebut guru agama dapat menggunakan
metode yang tepat dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq.
E. Definisi Operasional
Sebelum membahas tentang definisi operasional, maka perlu diketahui
tentang variabel penelitian, yang dalam hal ini terdapat dua variabel, yakni
variabel X dan variabel Y, untuk variabel X adalah “Metode pembelajaran
Aqidah Akhlaq” sedangkan variabel Y adalah “Sikap hormat siswa pada
guru ” dengan demikian bahasan tentang definisi operasionalnya
didasarkan pada dua variabel tersebut.
1. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Metode pembelajaran Aqidah Akhlaq sebagai variabel X
dioperasionalkan sebagai teknik atau cara yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlaq agar tujuan yang hendak dicapai yaitu
menumbuhkan dan membiasakan sikap hormat siswa pada guru dapat
terwujud.
Metode pembelajaran Aqidah Akhlaq yang ajarkan oleh guru di
a. Metode yang dipakai untuk membiasakan siswa berkata baik atau
t
sopan.
b. Metode yang dipakai agar anak mematuhi perintah guru.
c. Metode yang dipakai agar siswa berpakaian yang baik sesuai dengan
peraturan.
d. Metode yang dipakai agar siswa bertingkah laku baik di lingkungan
sekolah.
e. Metode yang dipakai agar siswa bertingkah baik di luar lingkungan
sekolah.
2. Sikap Hormat Siswa Pada Guru
Sedangkan mengenai sikap hormat siswa pada guru dioperasionalkan
sebagai hasil pengaruh (efek) komunikasi setelah diberikan metode
pembelajaran Aqidah Akhlaq oleh guru di sekolah.Adapun indikator dari
sikap hormat siswa pada guru disini adalah meliputi:
a. Mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan atau diperintahkan
guru.
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang berikan oleh guru.
c. Tidak berbicara tanpa seijin oleh guru.
d. Tidak menggunakan kata-kata kasar dan tidak sopan saat
berbicara dengan guru.
e. Tidak duduk di tempat duduk guru.
g. Tidak keluar dan masuk kelas tanpa seijin guru.
h. Mengucap salam saat bertemu dengan guru.
i. Tidak melakukan perbuatan yang membuat guru marah.
j . Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
3. Siswa Kelas VI MI Kentengsari
Definisi dari siswa kelas VI MI Kentengsari dalam penelitian ini adalah
siswa yang bersekolah atau mengenyam pendidikan di MI Kentengsari,
siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas VI.Hal ini dikarenakan
siswa kelas VI dinilai sudah mampu menganalisa semua pelajaran
khususnya mengenai materi pelajaran Aqidah Akhlaq yang diberikan oleh
guru, selain itu siswa kelas VI sudah mampu untuk berpikir secara rasional.
F. Hipotesis
Istilah hipotesa disini sebenamya adalah kata majemuk, berasal dari
kata hipo dan tesa. Hipo berasal dari kata Yunani yakni hupo yang berarti
di bawah, kurang atau lemah. Sedangkan tesa berasal dari thesis, yang
mempunyai arti teori atau proporsi yang disajikan sebagai bukti. Jadi yang
dimaksud hipotesa adalah pemyataan yang masih lemah kebenarannya dan
masih perlu untuk dibuktikan kembali kenyataan atau kebenarannya.9
Dalam penelitian ini di rumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Altematif (Ha)
’Sutrisno Hadi, Statistik, Andi, Yogyakarta, Ed. 1, cet.18,2000, him. 257.
Ada hubungan positif antara metode pembelajaran Aqidah Akhlaq
dengan sikap hormat siswa kelas VI pada guru di MI Kentengsari
Tahun Pelajaran 2005/2006.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada hubungan antara metode pembelajaran Aqidah Akhlaq
dengan sikap hormat siswa kelas VI pada guru di MI Kentengsari
Tahun Pelajaran 2005/2006.
G. Metode Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.10 Sedangkan Sutrisno
Hadi berpendapat yang dimaksud dengan populasi adalah “seluruh
penduduk yang dimaksudkan untuk di selidiki. Populasi di batasi sebagai
sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang
sama.11
Berdasarkan dua pendapat tersebut seluruh penduduk atau individu
dal am wilayah penelitian, yang nantinya akan dikenai hasil penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VI MI
Kentengsari Tahun Pelajaran 2005/2006 yang beijumlah 21 siswa.
2.Sampel Penelitian
10Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, him. 115. 11 Sutrisno Hadi, op.cit, him. 220.
Menurut Suharsimi Arikimto yang maksud dengan sampel disini adalah
sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.12 13 Sedangkan menurut
Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari 1 "2
populasi.
Berdasarkan dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan
wakil dari keseluruhan subyek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel
tidak ada ketentuan, tetapi semakin besar sampel yang diambil maka
kesimpulan yang diambil semakin baik.
Karena jumlah siswa kelas VI MI Kentengsari kurang dari 100 anak,
maka seluruh sampel diambil sehingga merupakan penelitian populasi
(total sampling).
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian data yang digunakan adalah :
a. Metode Pokok
1). Metode angket
Angket sering dikenal dengan kuisioner. Pada dasamya kuisioner
adalah daftar pertanyaan yang hams diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Dengan kuisioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan
atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan lain-lain.
Tentang jenis kuesioner,dapat ditinjau dari beberapa segi:
a) . Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka a d a:
( 1) . Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirim dan
diisi langsung oleh orang yang dimintai jawaban tentang dirinya.
( 2) . Kuesioner tidak langsung
Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan
diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya. Kuesioner
tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi
tentang bawahan, anak, saudara, tetangga dan sebagainya.
b) . Ditinjau dari segi cara menjawab
Ditinjau dari segi cara menjawab maka dibedakan atas :
(1 ). Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisian hanya
tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
(2 ). Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian
rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.
Kuesioner terbuka disusim apabila macam jawaban pengisian
ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin
diberikan dengan cara memilih pilihan jawaban yang disediakan.
Kuesioner terbuka juga digunakan untuk meminta pendapat
seseorang.
(3 ). Daftar cocok ( check list)
Yang dimaksud dengan daftar cocok ( check list) adalah deretan
pemyataan ( yang biasanya singkat - singkat), dimana responden
yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( V) di tempat
yang sudah disediakan.
Metode angket ini mempunyai kelebihan dan kekurangan,
kelebihannya adalah : angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data
pada responden dal am jumlah banyak, adanya pertanyaan yang seragam
dan adanya kebebasan dalam menjawab. Sedangkan kekurangannya adalah
: belum menjamin adanya jawaban yang tepat, pemberian angket terbatas
pada yang bisa membaca dan menulis, serta kadang - kadang angket tidak
dijawab atau dikembalikan.
Metode angket ini yang dipakai untuk mendapatkan data tentang
metode yang dipakai dalam pembelajaran aqidah akhlaq dan bagaimana
sikap hormat siswa pada guru di MI Kentengsari. Penyusunan dan
penggunaan angket dalam penelitian ini menggunakan langkah - langkah
sebagai berikut:
Penyusunan kisi - kis item angket ini mengungkap aspek metode yang
dipakai dalam pembelajaran aqidah akhlaq dan sikap hormat siswa pada
guru. Adapun metode yang dipakai dalam pembelajaran aqidah akhlaq
yang akan diungkap meliputi lima indikator yaitu : membiasakan berkata
yang baik, agar anak mematuhi perintah guru, agar anak berpakaian yang
baik sesuai dengan peraturan, agar anak bertingkah laku yang baik
disekolah, agar anak bertingkah laku yang baik di luar sekolah.
Sedangkan sikap hormat siswa pada guru yang akan diungkap ada sepuluh
indikator yaitu : mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan dan
diperintahkan guru, memberi jawaban atas pertanyaan guru, tidak berbicara
tanpa seijin guru, tidak menggunakan kata - kata kasar dan tidak sopan saat
berbicara dengan guru, tidak duduk di tempat duduk guru, tidak beijalan
tanpa permisi di depan guru, tidak keluar dan masuk kelas tanpa seijin
guru, mengucap salam saat bertemu dengan guru, tidak melakukan
perbuatan yang membuat guru marah, mengeijakan tugas yang diberikan
oleh guru.
2) . Membuat item angket
Item angket dalam penelitian ini responden tinggal memilih dan
melingkari huruf di depan jawaban yang tersedia.
3) . Membuat skore
Dari tiap - tiap angket kemudian disusun dan dibuat altematif
siswa. Dari masing - masing jawaban, lalu ditentukan skala penilaiannya
atau skomya. Adapun tahapan dalam membuat skore dan penilaian tersebut
adalah sebagai berikut:
a) . Menilai jawaban angket menurut ketentuan urutan skore yang telah
ditentukan untuk tiga kategori jawaban adalah sebagai berikut:
- Nilai tertinggi = 3
- Nilai sedang = 2
- Nilai terendah = 1
b) . Menetapkan nilai atau skore yang diperoleh untuk setiap subyek dengan
cara menjumlahkan skore yang diperoleh dari masing - masing item.
Adapun hasil yang akan diperoleh sebagai berikut:
- Angket tentang Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq :
- Skore minimal = 1 x 20 = 20
- Skore maksimal = 3 x 20 = 60
Jadi skore akan bergerak antara 20 - 60
- Angket tentang Sikap Hormat Siswa Kepada G uru:
- Skore minimal = 1 x 20 - 20
- Skore maksimal = 3 x 20 = 60
Jadi skore akan bergerak antara 20 - 60
Pembagian angket atau kuisioner kepada responden setelah mendapat
izin dari Kepala Sekolah. Responden terdiri dari siswa kelas VI MI
2). Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan menginventarisasikan dokumen yang ada. Dokumen
mengandung arti sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya
terdiri dari penjelasan, penilaian terhadap peristiwa serta ditulis dengan
sengaja untuk menyimpan keterangan tentang peristiwa tersebut.
b. Metode Bantu
1). Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik.
Metode Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi
sekolah.
Ada 3 macam observasi:
a) . Obsevasi Partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat
dan pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang
sedang diamati. Observasi Partisipan dilaksanakan sepenuhnya jika
pengamat betul - betul mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya
pura - pura. Dengan demikian, ia dapat menghayati dan merasakan
seperti apa yang dirasakan orang - orang dalam kelompok yang
diamati.
b) . Observasi Sistematik, yaitu observasi dimana faktor - faktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut
observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok. Dengan
demikian maka pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang
melingkungi dirinya.
c). Observasi Eksperimental
Observasi Eksperimental teijadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok. Dalam hal ini dapat mengendalikan unsur - unsur
penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat
diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
Metode Observasi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan,
kelebihannya adalah : merupakan alat langsung untuk menyelidiki
bermacam gejala, kemungkinan pencatatan yang serempak dengan
teijadinya suatu gejala, banyak kejadian penting yang diperoleh dengan
pencatatan langsung. Sedangkan kelemahannya adalah : keadaan yang
sangat pribadi tidak dapat diungkap, akan teijadi manipulasi data bila
respon mengetahuinya dan memakan waktu lama.
3. Metode Wawancara
Wawancara atau interviu ( interview ) adalah suatu metode atau cara
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara
tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek evaluasi.
1) . Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan - patokan yang
telah dibuat oleh subyek evaluasi.
2) . Interview terpimpin yaitu interview yang dilakukan oleh subyek
evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang sudah
disusun terlebih dahulu. Jadi dalam hal ini responden pada waktu
menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan
oleh penanya. Pertanyaan itu kadang - kadang bersifat sebagai yang
memimpin, mengarahkan dan penjawab sudah dipimpin oleh sebuah
daftar cocok, sehingga dalam menuliskan jawaban ia tinggal
membubuhkan tanda cocok ditempat yang sesuai dengan keadaan
responden.
Metode Interview ini mempunyai kelebihan dan kekurangan,
kelebihannya adalah pertanyaan yang kurang jelas dapat dipeijelas, bahasa
yang digunakan dapat disesuaikan denagn keadaan responden. Sedangkan
kekurangannya adalah : memerlukan waktu, tenaga yang banyak,
membutuhkan keahlian khusus.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut:
Halaman Judul
Halaman Pengajuan Skripsi
Halaman Persembahan
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Hipotesis
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Teoretik
B. Telaah Hasil Penelitian
Bab III : LAPORAN PENELITIAN
Bab IV : ANALISIS DATA.
Bab V : KESIMPULAN DAN PENUTUP
Daflar Pustaka
Lampiran
A. Telaah Teoretik
1. Konsep Tentang Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia metode diartikan sebagai
cara keija yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guru untuk mencapai tujuan yang akan di tentukan.1
Ada juga yang berpendapat metode adalah “wasilah” yang berarti
sarana, lantaran. Sebagian ulama’ lain mengatakan bahwa “kaifiyah”berarti
cara, sedangkan “thariqah” bermakna jalan.2
Metode Mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara - cara
mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa baik secara
individu maupim klasikal agar pelajaran dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.3
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat metode mengajar adalah sistem
penggunaan teknik - teknik dalam interaksi dan komunikasi antara guru
‘Tim Pengusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bshasa Indonesi, Balai Pustaka, Jakarta, cet ke -4, 1993, him. 580
2Rohmat, Strategi Belajar Mengajar, STAIN Surakarta, Surakarta, 2000, him. 23. 3Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar, Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, Jakarta, 1998, hlm.142.
dan murid dalam pelaksanaan program belajar mengajar sebagai proses
pendidikan.4
Metode Mengajar ialah teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicemakan oleh anak didik dengan baik.
Metodologi Pengajaran Agama Islam adalah cara yang efektif dan efisien dengan kajian ilmiah yang sistematis dalam menyajikan materi pelajaran agama Islam agar mudah dipahami, dihayati dan dikuasai oleh peserta didik dengan gembira dan menyenangkan.5
Pengertian aqidah adalah keyakinan yang tersimpul kokoh di dalam
hati, bersifat mengikat dan mengandung suatu peijanjian.6
Sedangkan pengertian akhlaq secara etimologi, kata akhlaq berasal dari
bahasa arab ahlakun yang merupakan bentuk jama’ dari mufrod khuluk
yang berarti tingkah laku, perangai, tabi’at, watak, moral, etika atau budi
pekerti.
Menurut Prof. Dr. Oemar Muhammad A1 - Taumi A1 Syaybany, akhlaq
adalah kebiasaan sikap atau sikap yang mendalam dalam jiwa sehingga
timbul perbuatan - perbuatan dengan mudah .7
Metode Perbaikan Akhlaq menurut Ibnu Maskawaih bermakna
perbaikan dan menuju baik ( berasal dari buruk ). Perbaikan akhlaq antara
4Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, him. 47.
5Hery Setiyatna, Pokok - pokok Umum Metodologi Pengajaran Agama Islam, STAIN Surakarta, Surakarta, 2001, him. 1
6Abdul Qodir Atha, 1993, him. 8.
remaja dan dewasa dipisahkan karena terdapat perbedaan perkembangan
g
Jiwa.
Dari pengertian metode diatas maka diambil kesimpulan yang
dimaksud dengan metode pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah suatu
teknik penyajian yang di kuasai oleh seorang guru untuk mengajar atau
menyajikan materi pelajaran kepada siswa di dalam kelas baik secara
individual maupun secara kelompok atau klasikal agar pelajaran Aqidah
Akhlaq dapat dengan mudah diserap, dipahami dan dimanfaatkan dengan
baik oleh siswa sekaligus dapat menyenangkan siswa. Penanaman akhlaq
ini memang harus ditanamkan semenjak anak masih kecil selain daya ingat
mereka yang masih bagus kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan
terns dilakukan hingga dewasa.
Artinya : “ Menanamkan akhlaq yang luhur dalam pribadi anak dan
menyiram dengan air bimbingan dan nasehat sehingga
menjadi karakter pribadinya, kemudian menumbuhkan 8
keutamaan, kebajikan dan cinta atau kasih beramal demi
kebaikan tanah airnya”.9
Selain itu akhlaq juga lebih mulia dari ilmu dan akal. Hal ini
berdasarkan A1 - Qur’an dan A1 Hadits yang menekankan betapa
pentingnya dan mulianya akhlaq, sebagaimana firman Allah SWT yang
berbunyi:
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar - benar berbudi pekerti yang
luhur “ (Q.S. Al. Qolam : 4)10 11
Sebagai seorang pendidik, guru disini perlu mempertimbangkan
metode apa yang akan digunakan untuk menyajikan pesan pembelajaran,
karena memang tidak semua metode sesuai dan dapat digunakan untuk
setiap bidang studi yang akan diajarkan oleh guru kepada muridnya.
Dalam pemilihan metode juga harus mempertimbangkan tujuan khusus
yang hendak dicapai dan keadaan siswa yang mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
Adapun metode - metode yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran antara lain :
1. Metode dengan menggunakan kata - kata.
9Syekh Mustofa Al Ghulayani, Idhotun Nasiin, Beirut, him. 189.
10,Asjad, Al- Qur’an dan terjemahnyajuz l s / d 30, Sinar Barn Algensindo, Bandung, 1987, him. 451.
Di dalam hal berbicara guru merupakan central komunikasi kelas,
bukan saja ingin dipahami artinya oleh pebelajar, akan tetapi kata -
katanya bahkan perilaku dapat ditiru oleh pebelajar. Sebagaimana
diketahui bahwa pebelajar bukan saja ingin tahu apa yang dikatakan
guru akan tetapi ingin pula menirukan apa dan bagaimana guru berkata,
selain itu juga bagaimana perilaku/pribadi seorang pendidik.
2. Metode Tauladan
Cara - cara mengajar dengan memberikan contoh - contoh yang
baik sangat diperlukan untuk dapat dilakukan oleh semua pendidik.
Rasulullah sebagai pendidik dan pengajar memiliki predikat
“pendidikan dan pengajar agung” yang diberi anugerah predikat oleh
Allah SWT sebagai “uswatun hasanah”. Sebagaimana difirmankan
dalam A1 - Qur’an surat A1 Ahzab ayat 21:
All)
(jls
A
U n ? kArtinya: “ Sesungguhnya, telah ada pada diri Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat
dan yang banyak mengingat Allah”.
Jika I’tiba’ pada Rasulullah SAW maka sebagai pendidik
seharusnya berusaha agar dapat menjadi “uswatun hasanah”. Walaupun
diakui sangat tidak mungkin seperti keadaan Nabi Muhammad SAW.
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Nabi sebagai “uswatun hasanah”
untuk semua manusia yang mengharapkan rahmat Allah dan
mempunyai keyakinan adanya hisab dihari kiamat serta bagi mereka
yang ingat kepada Allah SWT.
Metode ini sangat tepat bila untuk mendidik akhlaq sebab mengajar
akhlaq kepada pengajar sendiri haras berakhlaq supaya tujuan dari
pengajaran akhlaq itu terpenuhi sasarannya, terlebih bagi pendidikan
dasar, mereka masih dal am lingkup pengembangan sifat - sifat
imitasinya. Maksudnya kecenderangan menira tentang yang didengar,
yang dikatakan dan yang diperbuat oleh orang - orang dewasa. Maka
dari itu pendidik haras menempatkan diri sebagai “uswatun hasanah”.
3. Metode Bertanya
Metode ini dapat digunakan untuk setiap anak didik dan pada setiap
pelajaran/bidang studi.
Metode ini diisyaratkan pula didalam A1 - Qur’an dimana Allah
SWT pemah bertanya kepada orang yang beriman lewat Nabi
Muhammad SAW, yakni mengenai perdagangan yang dapat
A. Deskripsi Data
Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul maka digunakan tehnik
analisis stasistik, digunakan tehnik ini karena datanya bersifat kuantitatif.
Adapun tehnik yang digunakan adalah tehnik korelasi Product
Moment dengan rum us:
rxy
S x v - ( Z x H S v ) N
Ex2- ( gx2) } { z y 2- (_ZyL> }
N N
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
xy = Product perkalian antara x dan y
x = Kuadrat deviasi variabel x
y2 = Kuadrat deviasi variabel y
1. Analisa Pertama
Dalam menganalisa data yang terkumpul, maka pertama kali
penulis lakukan adalah analisis pendahuluan dengan langkah - langkah
a). Distribusi Nilai Hasil Angket
Untuk membuktikan hubungan antara metode pembelajaran Aqidah
Akhlaq dengan sikap hormat siswa kepada guru, penulis menyebarkan
angket kepada 21 anak (responden) sebagai populasi yang terdiri dari
indikator:
1) . Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq.
2) . Sikap Hormat Siswa Kepada Guru.
Dari masing - masing pertanyaan terdiri dari tiga alternative
jawaban, dengan penilaian:
1) . Memberi nilai 3 untuk jawaban berkode a.
2) . Memberi nilai 2 untuk jawaban berkode b.
3) . Memberi nilai 1 untuk jawaban berkode c.
b). Tabulasi prosentase seluruh indikator.
Tabel I
Daftar Hasil Perolehan Angket Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
N
0
N A M A
A N A K
N O M O R I T E M
TOTAL
/ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Agus Prastyo 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 55
2 Nu t Muhammad Saefudin 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
3 Zubair A1 Hakim 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 55
4 Muhamad Ansori 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
5 Emawati 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
6 Eli Fitriyah 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
7 Ibnu Hajir 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
8 Muhamad Arivais S 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
9 Muhtarom 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Allah sendiri dengan maksud
untuk mengajarkan hal - hal itu kepada orang - orang mukmin.13
Hal ini dapat disimak pada QS Ash - Shaf ayat 1 0 -1 1 :
Artinya : “Wahai orang - orang yang beriman ! Maukah kamu Aku
tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan
kamu dari azab yang pedih ?(Yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahui. * 14
Metode ini bukan hanya dipilih untuk digunakan oleh pendidik
biasa akan tetapi justru digunakan juga oleh Allah SWT dan Rasul -
Nya. Maka dari itu wajib tentunya bagi seorang pendidik muslim
memahami, mengerti dan mengetahui serta menerapkan dal am kegiatan
penyampaian pesan pembelajaran yang mana metode tersebut
bersumber dari ajaran Islam tidak sedikit jumlahnya bahkan lengkap
berisikan ajaran - ajaran tentang bagaimana mengajar, serta mendidik
dan cara belajar.
4. Metode Latihan
Maksud dari metode ini yaitu supaya anak didik yang dilatih dapat
membentuk kebiasaan - kebiasaan yang bermanfaat dalam melakukan
tugas - tugas dan kewajibannya.
Kebiasaan yang diberikan kepada anak didik akan melekat secara
perlahan - lahan sehingga terlatih sedini mungkin yang akhimya dapat
memperoleh pengalaman belajar yang kuat, baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan baik jasmani maupun rohani (dalam jiwa anak didik).
Menurut Thorndike, latihan memiliki dua hukum yaitu :
1. Law of Use yaitu hubungan - hubungan akan bertambah kuat bila ada latihan - latihan. Dengan kata lain, banyaknya latihan maka banyak pula hubungan pengertian yang saling berkaitan sehingga memperkuat hasil belajar.
2. Law of Disuse yaitu hubungan koneksitas akan menjadi tambah lemah (terlupa) apabila latihan - latihan itu diberhentikan. Dengan kata lain apabila latihan menurun/berkurang/berhenti, maka penguasaan bahan menjadi lemah. Itu sebabnya dalam semua lapangan, latihan memegang peranan penting.15
5. Metode Berangsur - angsur
Metode berangsur - angsur ini pada prinsipnya adalah mengajar dengan
cara menyerahkan bahan - bahan kepada murid dengan jalan sedikit demi
sedikit.
Akan tetapi jika dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru hanya
menggunakan satu metode dikhawatirkan anak didik akan merasa bosan.
Oleh karena itu perlu adanya variasi dari beberapa metode.
Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih
menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang
sama akan membosankan siswa.16
Selain itu dengan variasi metode, bahan pelajaran yang disampaikan
akan mudah diserap dan dipahami oleh anak.17
Dalam proses pembelajaran agama Islam, metode memiliki kedudukan
yang sangat penting dalam upaya untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
Karena tanpa metode sudah dapat dipastikan suatu pesan yang akan
disampaikan tidak akan berproses atau diterima secara efektif dalam
kegiatan belajar mengajar, karena antara guru sebagai komunikator dan
murid sebagai komunikan atau penerima pesan tidak terdapat kesesuaian
sehingga tujuan yang diinginkan pun tidak tercapai. Oleh karena itu agar
tujuan yang hendak dicapai beqalan sesuai dengan apa yang diinginkan,
metode yang digunakan pun harus tepat,berdaya guna dan tidak asal-
asalan.
16Slameto, Belajar dan Faktor - fdktoryang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, him. 94.
Pemilihan metode yang tepat disini adalah jika metode tersebut memuat
nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan pesan pembelajaran yang
secara fimgsional dapat di gunakan untuk merealisasikan nilai-nilai yang
ada dalam tujuan pembelajaran Aqidah Akhlaq.
Selain metode yang di gunakan harus tepat, kurikulum dan tujuan untuk
menopang intemalisasi dan transformasi nilai-nilai akhlaq ke dalam pribadi
siswa juga ikut menunjang atau berperan dalam upaya membentuk pribadi
murid muslim yang bertaqwa dengan akhlaq mulia dan hormat serta
takdzim kepada gurunya.
Dengan kata lain, metode pendidikan yang tidak “tepat guna” akan
menjadi penghalang kelancaran jalannya proses pembelajaran, sehingga
akan banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu,
metode yang diterapkan oleh seorang guru baru akan “berdaya guna” dan
“berhasil guna” jika mampu digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah diterapkan.18
2. Konsep Tentang Sikap Hormat Siswa pada Guru
Hormat disini mempunyai arti menghargai (takdzim, kidmat),
perbuatan yang menandakan rasa kidmat atau takdzim (seperti
menyembah, menunduk, menaruh atau memberi penghargaan).19.
Hormat kepada guru adalah melakukan hal - hal yang membuatnya rela, menjauhkan amarahnya dan menjunjung tinggi perintahnya yang tidak
18Rohmat op.cit, him. 15.
bertentangan dengan agama. Seperti: tidak beijalan di hadapan guru, tidak duduk di tempat duduknya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, tidak berbicara macam - macam di hadapannya dan tidak menanyakan hal - hal yang membosankan.20
Termasuk juga memuliakan guru adalah tidak menipu guru, meminta
maaf jika berkata dan berbuat keliru, memuliakan keluarganya dan juga
memuliakan sahabat karibnya.21
Sedangkan sikap hormat siswa pada guru adalah mematuhi dan
menghargai segala perintah dan larangan yang diberikannya. Karena
seorang guru merupakan simbol “Pahlawan tanpa tandajasa”.
Islam sendiri mengajarkan, seorang murid yang baik hendaknya
menghormati dan memuliakan gurunya. Adapun, sebab-sebab yang
mengharuskan seorang murid haras menghormati dan memuliakan gurunya
antara lain:
1. Guru adalah orang yang sangat mulia
Karena sesuai dengan hadis sebagaimana dikutip oleh M.
Mansyur “bahwa pekerjaan belajar dan mengajar adalah lebih mulia
daripada berdoa
20Aliy As’ad, Bimbingan Bagi Penuntut llmu Pengetahuan (Terjemah Ta ’limul
A/w/’a/Z/mAMenara Kudus, Yogyakarta, 1978, hlm.23.
Artinya: “Adapun mereka dari majelis ibadah mereka sedang
berdo’a kepada Allah. Jika Allah mau , Allah menerima do’a mereka dan jika Allah mau Allah menolak d o ’a mereka. Tetapi mereka yang termasuk dalam majelis pengajaran, mereka sedang mengajar manusia. Sesungguhnya aku diutus Tuhan adalah juga untuk menjadiguru”. 22
2. Guru adalah orang yang sangat besar jasanya
Karena pekeijaan dari seorang guru adalah mengajarkan ilmu yang
didapatkannya, sedangkan ilmu adalah salah satu hal yang memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan ilmu
itulah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya.Dan
orang yang ingin sukses di dunia dan akherat harus dengan ilmu.
Sebagaimana hadis Nabi yang dikutip oleh M. Mansyur:
O 1 ^ \ ° ^ /y* O ^ 9 Q/y/ / ^ ^ y / 9
j j A j
AjSka
jl ( j - ® j \jjjl tal
jl (j-Q
9 9 9yyy X 9 . y ^
Ajlxfl
I
a
A
j
)
Artinya: “Barang siapa yang menghendaki dunia, wajib ia mempunyai ilmu. Bar ang siapa yang menghendaki akherat, wajib mempunyai ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki dunia dan akherat
kedua-duanya,wajib juga mempunyai ilmu”. 23
3. Dilihat dari segi usia
Karena apabila dilihat dari sudut usia jelas terlihat jarak yang sangat
jauh. Seorang guru sudah dipastikan memiliki usia yang jauh lebih tua
apabila di bandingkan dengan muridnya. Oleh karena itu, yang muda
wajib menghormati orang yang lebih tua.24
Hal ini sejalan dengan sabda Rasulnllah SAW yang dikutip oleh
Humaidi Tatapangarsa:
u (- aJ"» J J ( J A L u
Artinya : “Bukan dari umatku, orang yang tidaksayang kepada yang lebih muda dan tidak menghargai kehormatan yang lebih tua”.
Selain itu memuliakan dan menghormati guru termasuk salah satu
penntah agama.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang dikutip oleh Moh. Mansyur
Artinya : “Muliakanlah orang yang kamu belajar dari
padanya”.( H.R. Abul Hasan A1 - Mawardi).
Sikap hormat murid pada guru tidak dapat dipaksakan begitu saja
melainkan dengan cara penanaman Akhlaq yang mulia pada diri murid
melalui pembelajaran Aqidah Akhlaq yang diberikan di sekolah. Dengan
penggunaan metode yang tepat maka penanaman Akhlaq tentu akan
tertanam pada diri murid yang bersangkutan. Sehingga tanpa dipaksapun
sikap hormat dan takdzim pada guru akan terbiasa bagi para murid.
3. Siswa Sebagai Penerima Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Siswa sebagai khalayak sasaran atau sebagai penerima metode
pembelajaran Aqidah Akhlaq di sekolah. Karena dengan metode
pembelajaran Aqidah Akhlaq diharapkan siswa dapat menjadi pribadi yang
baik, yang hormat, taat dan takdzim pada orang-orang yang berada di
sekelilingnya. Dalam artian, kalau disekolah siswa tersebut hormat pada
guru, di rumah hormat pada orang tua, dan di lingkungan masyarakat juga
tetap harus hormat dan takdzim pada orang yang lebih tua. Sehingga
metode pembelajaran Aqidah Akhlaq disini dinilai sangat penting dan
sangat bermanfaat sekali karena dapat membuat moral dan akhlaq
muridnya jauh lebih baik.
B. Telaah Hasil Penelitian
Setelah diadakan penelitian kurang lebih selama 60 hari dari tanggal
25 April sampai 25 Juni 2006 dapat dilihat bahwa dengan penggunaan
metode pembelajaran aqidah akhlaq yang tepat dapat menumbuhkan dan
membiasakan agar siswa hormat dan takzim kepada guru. Tentu saja hal ini
didukung oleh perilaku dan ucapan para guru dalam kehidupan sehari hari
dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah (masyarakat). Karena cara
menanamkan akhlaq yang paling mudah adalah dengan memberikan
Jadi hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
penggunaan metode pembelajaran aqidah kahlaq dengan sikap hormat
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan obyek penelitian adalah siswa
kelas VI semester 2 MI Kentengsari Desa Kentengsari Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan.
Dipilihnya MI Kentengsari karena belum pemah ada yang meneliti
tentang hubungan antara metode pembelajaran aqidah akhlaq dengan sikap
hormat siswa kepada guru pada sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 sebelum murid - murid
melaksanakan Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Madrasah
(UAM) tahun pelajaran 2005/2006. Waktu yang dibutuhkan dalam
penelitian selama satu bulan yaitu tanggal 25 April - 25 Juni tahun 2006.
B. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MI Kentengsari
MI Kentengsari berdiri pada tahun 1968 dengan luas wilayahnya 480
m . Tanah seluas 480 m adalah waqaf dari salah seorang warga dusun
Tegal Rejo. Madrasah ini berdiri atas inisiatif dari para Kyai dan guru
ngaji dari beberapa dusun, diantaranya: dari dusim Tegal Rejo
Kyai Suyuti, dari dusun Kedung Kyai Mukibad, dan dusun Culeng Kyai
Zaenuri dan dari desa Kentengsari Bapak Nuriman. Dahulunya para Kyai
tersebut mengajar para murid di dusun masing - masing. Akhimya
teijadi kesepakatan, demi kebaikan dan kemajuan bersama dari masing
- masing madrasah tadi digabung menjadi satu di daerah antara dusun
tersebut yaitu di Desa Kentengsari. ” Madrasah Wajib Belajar ( M W B)”
itulah nama madrasah ini untuk pertama kali sebelum akhimya menjadi
MI Kentengsari. MWB masih sangat sederhana sekali, bangunannya
masih swadaya dari masyarakat dusun sendiri. Para murid belajar dengan
duduk secara lesehan karena terbatasnya sarana belajar yang tersedia.
Jumlah muridnya kurang lebih 70 anak yang dijadikan satu dalam satu
ruang belajar.
Yang menjadi Kepala Madrasah pertama kali Bapak Nuriman,
kemudian Bapak Khudlori, Bapak Ahmadi dan Bapak Hambali hingga
sekarang.
2 Letak Geografis
Batas - batas wilayah MI Kentengsari sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan SD Negeri Kentengsari I.
b) Sebelah Timur berbatasan dengan dusun Tegalrejo.
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Makam dusun Culeng.
1. Struktur Organisasi
Demi kelancaran pendidikan disusunlah struktur organisasi
pengurus sebagai berikut:
4. Keadaan Guru dan Siswa
Tenaga Pengajar di MI Kentengsari ada 8 orang termasuk Kepala
Sekolah. Dari 8 guru tersebut masing - masing 4 orang guru laki - laki
dan 4 orang guru perempuan. Dua guru sudah PNS dan enam guru yang
lain guru tidak tetap (wiyata bakti).
Sedangkan keadaan murid di MI Kentengsari pada Tahun Pelajaran
2005/2006 beijumlah 116 anak. 50 anak laki - laki dan 66 anak
Kelas I : 28 anak
Kelas II : 14 anak
Kelas I I I : 16 anak
Kelas IV : 18 anak
Kelas V : 19 anak
Kelas V I: 21 anak
Jiunlah :116 anak
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah sebagai penunjang suksesnya proses
belajar mengajar.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MI Kentengsari adalah :
a. Sarana Bidang Pendidikan
MI Kentengsari memiliki buku - buku pelajaran yang sudah
mencukupi untuk kegiatan belajar mengajar. Baik buku - buku
pelajaran maupun buku - buku cerita.
Peralatan mengajar sudah tersedia meskipun belum begitu
lengkap, seperti bentuk tiruan tubuh manusia, peta, globe, bentuk
tiruan planet, gambar pahlawan, gambar rumah adat dan juga
peralatan mengajar matematika untuk para guru.
Lapangan yang ada hanya lapangan kecil di depan sekolah.
Perlengkapan olah raga juga sudah memadai seperti bola sepak,
bola volley, bola kasti, perlengkapan bulu tangkis, perlengkapan
tennis meja, juga catur.
c. Sarana Bidang Kepramukaan.
MI Kentengsari juga memiliki peralatan Kepramukaan yang
lengkap sehingga kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dapat
dilaksanakan dengan baik.
d. Sarana bidang Kesehatan
Dibidang kesehatan sudah mulai digalakkan adanya gerakan cuci
tangan. Anak - anak dibiasakan untuk mencuci tangan
menggunakan sabun setelah bersih - bersih atau setelah buang air
besar. Ada dua buah WC, satu WC guru dan satu WC untuk anak
- anak. Setiap WC tersedia sabun untuk cuci tangan. Juga sebuah
Tabel II
Daftar Hasil Angket Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Dari hasil angket Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq diperoleh nilai
tertinggi 60 dan nilai terendah 51. Kemudian ditetapkan menjadi interval
sebanyak:
i= 60 -51 + 1
3
= 3,33
= 4 (dibulatkan)
2. Analisa berdasar skore
Untuk analisa ini digunakan teknis prosentase dengan rumus :
F
P =
--- x i o o %N
1) . Mencari nilai tertinggi, sedang dan terendah :
- Tinggi (kategori A) mencapai 10 anak.
- Sedang (kategori B) mencapai 10 anak.
- Rendah (kategori C) mencapai 1 anak.
2) . Mencari prosentase masing - masing kategori:
- Kategori A = 10_x 100% = 47,619%.
21
- Kategori B = 10 x 100% = 47,619%.
- Kategori C = 1_ x 100% = 4,762%.
21
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
TABELIII
Prosentase Hasil Angket Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq
No Metode Pembelajaran
Aqidah Akhlaq Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi (A) 59-62 10 47,619
2 Sedang (B) 55-58 10 47,619
3 Rendah (C) 51-54 1 4, 762
Jumlah 21 100%
2. Analisa Kedua.
Analisa kedua adalah analisa tentang Sikap Hormat Siswa Kepada Guru,
a). Analisa Data.
Untuk mencari nilai dari jawaban - jawaban angket tentang sikap hormat
siswa kepada guru dengan cara:
1) . Memberi nilai 3 untuk jawaban berkode a.
2) . Memberi nilai 2 untuk jawaban berkode b.
Daftar Hasil Perolehan Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
N
0
N A M A
A N A K
N O M O R I T E M
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Agus Prastyo 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 58
2 Nur Muhammad Saefudin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
3 Zubair A1 Hakim 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 56
4 Muhamad Ansori 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 57
5 Emawati 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
6 Eli Fitriyah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
7 Ibnu Hajir 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 51
8 Muhamad Arivais S 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 58
9 Muhtarom 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 57
TABELV
Daftar Hasil Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan
Berdasarkan nilai hasil angket Sikap Honnat Siswa Kepada Guru, nilai
tertinggi mencapai 60 dan terendah 51, kemudian ditentukan interval:
i = 6 0 - 5 1 + 1
3
= 3,33
= 4 (dibulatkan)
b. Analisa Berdasarkan Skore
Untuk analisis ini digunakan teknis prosentase dengan rumus :
F
P = --- x ioo%
N
Adapun langkah - langkah dalam analisis ini adalah :
1) . Mencari anak yang tergolong mempunyai tingkat hormat A (tinggi), B
(sedang), C (rendah).
V
- Tinggi (Kategori A) mencapai 10 siswa.
- Sedang (Kategori B) mencapai 10 siswa.
- Rendah (Kategori C) mencapai 1 siswa.
2) . Mencari prosentase masing - masing kategori:
10
- Kategori A = --- x 100% = 47,619
- Kategori B = --- x 100% = 47,619
21
1
- Kategori C = --- x 100% = 4,762
21
10
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel:
TABEL VI
Prosentase Hasil Angket Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
No Sikap Hormat Siswa
Kepada Guru Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi (A) 59-62 10 47, 619
2 Sedang (B) 55-58 10 47, 619
3 Rendah (C) 51-54 1 4, 762
Jumlah 21 100%
3. Analisa Ketiga.
Untuk melakukan analisa tentang hubungan antara metode
pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kepada guru pada
siswa kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan, penulis menggunakan
tehnik analisis product moment, dengan alasan :
b. Dengan menggunakan analisis statistik tersebut dapat diperoleh
kesimpulan obyektif antara 2 variabel.
Rumus Korelasi Product Moment:
rxy =
S x y - ( I x ) ( I y ) N
V
/
{ l x 2- („Zx2.) } { l y 2- (S y2 ) }N N
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
xy = Product perkalian antara x dan y
x2 = Kuadrat deviasi variabel x
Dengan Sikap Hormat Siswa Kepada Guru
Siswa Kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan
NO
X
y ?y
x.y10 51 55 2601 3025 2805
11 58 58 3364 3364 3364
12 59 59 3481 3481 3481
13 59 60 3481 3600 3540
14 60 60 3600 3600 3600
15 57 58 3249 3364 3306
16 58 58 3364 3364 3364
17 59 60 3481 3600 3540
18 60 60 3600 3600 3600
19 58 58 3364 3364 3364
20 60 60 3600 3600 3600
21 56 60 3136 3600 3360
(lx )2 = (1212)2
( ly ) 2
=1468944
= (1223)2
=1495729
Dari data tersebut di atas kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi
product moment:
Txy
-Z x v - ( I x H I v ) N
Txy =
l x 2- ( Sx2) } { S y 2- }
N N
70651 - ( 12121 ( 1223 1 21
A 70054- ( 14689441 } {7 1 3 2 5 - H4957291 }
21 21
70651 -70584.5714285
/
66.4285715
V ( 104,2857143 ) (99,8095239)
66.4285715
V
( 10408,7074938)66.4285715 102,02307334
0,65111321709
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diatas, diperoleh r empiris
sebesar 0,65111321709, selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan dengan
tabel r product moment pada N = 21, tabel tersebut menunjukkan taraf
siknifikansi sebagai berikut:
1. Untuk taraf siknifikansi 1% = 0, 549
2. Untuk taraf siknifikansi 5% = 0,433
Temyata r empiris lebih besar dari angka tabel, pembuktian sebagai berikut
0,549 ( 0,65111321709) 0,433.
B. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh angka korelasi atau
r empiris 0,6511321709, selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan dengan
tabel r product moment pada N = 21 , tabel tersebut menunjukkan taraf
siknifikansi sebagai berikut:
1. Untuk taraf siknifikansi 1% = 0, 549
2. Untuk taraf siknifikansi 5% = 0,433
Temyata r empiris lebih besar dari angka tabel, pembuktian sebagai
berikut 0,549 < 0,65111321709 > 0,433.
Dengan demikian hipotesis nihil ditolak dan hipotesis keija yang
diajukan dan berbunyi “ Ada korelasi yang positif antara penggunaan
metode pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan sikap hormat siswa kepada
guru pada murid kelas VI MI Kentengsari Kedungjati Grobogan pada
tahun pelajaran 2005/2006, diterima dan terbukti kebenarannya secara